Oleh AT0 SUNARTO F

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh AT0 SUNARTO F

Persembahan untuk : Ibu, Bapak (alm), Mbah kakuny, Mbah Putri, Mas Andy, Dhik Aji

PEPJGAWUH LAMA PENYULINGAN LADA SEGAR XIEHGAN METODA AIR DAW UAP TERWADAP RENDEMEN MlNYAK DAN MUTU LADA PUTlH VAbfG DIHASILKAN

Bunda, Fatia, Mas Hamid dan ayah (almarhum)

Jurnal Bahan Alam Terbarukan

III. METODOLOGI PENELITIAN

MODIFIKASI DAN UJI PERFORMANS! ALAT PENGERING TlPE BAK UNTUK PENGERIHGAH PAPAIN

Nama : Nur Arifin NPM : Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : DR. C. Prapti Mahandari, ST.

EKSTRAKSI MINYAK SEREH DAPUR SEBAGAI BAHAN FLAVOR PANGAN I N T I S A R I

RANCANGAN DAN UJI PERFORMANSI PROTOTIPE ALAT PEMANAS UDARA PENGERING CENGKEH

RANCANGAN DAN UJI PERFORMANSI PROTOTIPE ALAT PEMANAS UDARA PENGERING CENGKEH

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

BAB 1. PENDAHULUAN. Minyak atsiri banyak digunakan dalam industri obat-obatan, flavor, dalam agroindustri minyak atsiri (Laksamanaharja, 2002).

Alat penyuling minyak atsiri - Bagian 1 : Sistem kukus Syarat mutu dan metode uji

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1.2 Rumus Masalah

UJI COBA ALAT PENYULINGAN DAUN CENGKEH MENGGUNAKAN METODE AIR dan UAP KAPASITAS 1 kg

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SIMPULAN UMUM 7.1. OPTIMISASI BIAYA KONSTRUKSI PENGERING ERK

PENDAHULUAN PENGOLAHAN NILAM 1

:!,1G():5kr'W:5. JURnAl EKOlOGI DAn SAlns ISSN : ISSN : VOLUME 01, No: 01. Agustus 2012

BAB I PENDAHULUAN. non kayu diantaranya adalah daun, getah, biji, buah, madu, rempah-rempah, rotan,

For my parents, my brother and sisters, and Jovi ta Sutrisna

For my parents, my brother and sisters, and Jovi ta Sutrisna

BAB III PROSES PERPINDAHAN KALOR DESTILASI DAN ANALISA

METODE DESTILASI AIR MINYAK ATSIRI PADA HERBA SERAI WANGI (Andropogon nardus Linn.) Indri Kusuma Dewi, Titik Lestari Poltekkes Kemenkes Surakarta

UJI PERFORMANSI EKSTRAKSI MINY AK DEDAK SKALA PILOT PLANT

LAPORAN TUGAS AKHIR MODIFIKASI KONDENSOR SISTEM DISTILASI ETANOL DENGAN MENAMBAHKAN SISTEM SIRKULASI AIR PENDINGIN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang potensial sebagai sumber bahan baku

SKRIPSI UJI PERFORMANSI DAN ANALISA TEKNIK ALAT EVAPORATOR VAKUM. Oleh: ASEP SUPRIATNA F

RANCANG BANGUN DAN KAJIAN SISTEM PEMBUANGAN PANAS DARI RUANG PENDINGIN SISTEM TERMOELEKTRIK UNTUK PENDINGINAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae)

III. METODOLOGI. menguji kadar air nilam dengan metode Bindwell-Sterling

METODE PENELITIAN. Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Batch Dryer, timbangan, stopwatch, moisturemeter,dan thermometer.

ANALISIS TEKNIS DAN BIAYA OPERASIONAL ALAT PENYULING NILAM DENGAN SUMBER BAHAN BAKAR KAYU DI ACEH BARAT DAYA

Studi Input Energi pada Proses Penyulingan Minyak Atsiri Nilam dengan Sistem Boiler (Studi Kasus Unit Pengolahan minyak Nilam Kesamben-Blitar)

kd EM,ea"rff'rM APLlKASl TEKNlK E " "4 N~A,H -FC~~ID&$UPERKRITIW UNTUK MaOllgdVAK BUMGA GE#GKEH (syzigium aromaticom L. ) F s.

RANCANGBANGUN DAN UJI PERFORMANSI UNIT VHT (VAPOR HEAT TREATMENT) UNTUK PENANGANAN PASCAPANEN PEPAYA

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT PENGERING PISANG DENGAN TIPE CABINET DRYER UNTUK KAPASITAS 4,5 kg PER-SIKLUS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PETUNJUK TEKNIS PENANGANAN BAHAN DAN PENYULINGAN MINYAK ATSIRI

III. METODOLOGI 3.1 BAHAN DAN ALAT Ketel Suling

ANALISA PERPINDAHAN KALOR PADA KONDENSOR PT. KRAKATAU DAYA LISTRIK

Ekonomi Penggunakan A7at Pengering Tipe Sirkular di Perkebunan RajamandaTa, PTP XI1 Bandung. Dibawah bimbingan Ir. A Kohar

TINJAUAN PUSTAKA. pada masa yang akan datang akan mampu memberikan peran yang nyata dalam

PEMODELAN SISTEM. Pendekatan Sistem. Analisis Sistem

ALKOHOL TEKNIS : NILAI TAMBAH YANG MENJANJIKAN DARI AREN

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UJI PERFORMANSI EKSTRAKSI MINY AK DEDAK SKALA PILOT PLANT

III. METODE PENELITIAN. Desember 2011 di bengkel Mekanisasi Pertanian Jurusan Teknik Pertanian

BAB I PENDAHULUAN. Nilam (Pogostemon cablin Benth) yang termasuk dalam keluarga Labiatea

PENGARUH LAMA PENGERINGAN BAHAN BAKU DAN METODE PENYULINGAN REBUS DAN UAP TERHADAP KUALITAS MINYAK SEREH WANGI (Cymbopogon nardus L.

HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMILIHAN MATERIAL DALAM PEMBUATAN DAPUR CRUSIBLE PELEBUR ALUMINIUM BERKAPASITAS 50KG DENGAN BAHAN BAKAR PADAT

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT PENGERING KOPRA DENGAN TIPE CABINET DRYER UNTUK KAPASITAS 6 kg PER-SIKLUS

PEMILIHAN BAHAN BAKAR DALAM PEMBUATAN DAPUR CRUCIBLE UNTUK PELEBURAN ALUMINIUM BERKAPASITAS 50KG MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BATU BARA

HALAMAN PENGESAHAN. : Wiendi Antania F NIM : Cengkeh Kering Menggunakan Proses. Distilasi Vakum

LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT

UJICOBA PERALATAN PENYULINGAN MINYAK SEREH WANGI SISTEM UAP PADA IKM I N T I S A R I

ANALISIS FINANSIAL AGROINDUSTRI PENYULINGAN AKAR WANGI DI KABUPATEN GARUT, JAWA BARAT

PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI MINYAK CENGKEH PADA SISTEM PENYULINGAN KONVENSIONAL

BAB IV DESAIN TERMAL

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-93

SKRIPSI PERANCANGAN DAN UJI ALAT PENUKAR PANAS (HEAT EXCHANGER) TIPE COUNTER FLOW

BUDIDAYA SERAI WANGI (Cymbopogon nardus L. Randle)

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas

BAB I PENDAHULUAN. terbang (essential oil, volatile oil) dihasilkan oleh tanaman. Minyak tersebut

Mulai. Perancangan bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Pengukuran bahan yang akan digunakan

-- f MEMPELAJARI KARAKTERISTIK PENGERINGAN LOBAK ( RAPHANUS SATIVUS L. VAR. HORTENSIS BACK) LISTIAWATI SULAIMAN F Oleh

ANALISIS TEKNO-EKONOMI ALAT / MESIN UNTUK PENGOLAHAN BIJI KAKAO (Theobroma cacao L.)

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

Uil PENAMPILAN KOLEKTOR PLAT DATAR DENGAN MED[Ih PENVlMPAN AIR UMTUK PENGERlNGAN SELAl PISANG

Uil PENAMPILAN KOLEKTOR PLAT DATAR DENGAN MED[Ih PENVlMPAN AIR UMTUK PENGERlNGAN SELAl PISANG

ANALISIS SENSITIFITAS FINANSIAL SERAIWANGI

ANALISA ISOLATOR PIPA BOILER UNTUK MEMINIMALISIR HEAT LOSS SALURAN PERMUKAAN PIPA UAP PADA BOILER PABRIK KRUPUK YARKASIH

RANCANG BANGUN OVEN UNTUK MENGERINGKAN TOKEK DENGAN SUMBER PANAS UDARA YANG DIPANASKAN KOMPOR LPG

BAB 3 PERANCANGAN ALAT PENGERING

PEWIGERlNG KELAPA PARUT TlPE RAK BERGETAR

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

UJI KINERJA ALAT PENGERING LORONG BERBANTUAN POMPA KALOR UNTUK MENGERINGKAN BIJI KAKAO

Nahar, Metode Pengolahan dan Peningkatan Mutu Minyak Nilam METODE PENGOLAHAN DAN PENINGKATAN MUTU MINYAK NILAM. Nahar* Abstrak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris (Essential oil volatile) yang

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian

PROPOSAL PENELITIAN PENYULINGAN MINYAK ATSIRI DARI NILAM PENELITIAN. Oleh : YULINDA DWI NARULITA

segala kerajaan, dan Dia Haha atas segala sesuatu ".(QS A1 Hulk :1) Kupersemhahkan sebagai baktiku kepada Ayahanda tercinta telah jauh di alam sana,

segala kerajaan, dan Dia Haha atas segala sesuatu ".(QS A1 Hulk :1) Kupersemhahkan sebagai baktiku kepada Ayahanda tercinta telah jauh di alam sana,

PENGARUH PEMUPUKAN TERHADAP PRODUKSI DAN MUTU SERAIWANGI

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Thermodinamika Teknik Mesin

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di

BAB I PENDAHULUAN. Proses pengolahan simplisia di Klaster Biofarmaka Kabupaten Karanganyar I-1

PENYULINGAN MINYAK ATSIRI SEREH DAPUR

V. HASIL UJI UNJUK KERJA

BAB I PENDAHULUAN. serta pemulihan kesehatan. Hal ini disebabkan karena tanaman banyak

TINJAUAN PUSTAKA. Df adalah driving force (kg/kg udara kering), Y s adalah kelembaban

BAB II DASAR TEORI. Tabel 2.1 Daya tumbuh benih kedelai dengan kadar air dan temperatur yang berbeda

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahan bakar minyak disebabkan oleh terjadinya peningkatan

Transkripsi:

Oleh AT0 SUNARTO F 24. 0067 1992 FAKULTAS TEKNOLOGI PEHTANlAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Ato Sunarto. F 240067. Uji Performansi Aiat Penyuling Minyak Atsiri dengan Menggunakan Metode Uap Langsung pada Penyulingan Biji Lada dan Daun Sereh Wangi. Dibawah bim- bingan Atjeng M. Syarief dan Rokhani Hasbullah. RINGKASAN Minyak atsiri merupakan komoditi ekspor non-migas bagi Indonesia. Untuk meningkatkan daya saing.di pasaran dunia maka mutu minyak harus tinggi. Salah satu cara untuk meningkatkan mutu minyak yaitu dengan penyulingan menggunakan metode uap langsung. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan penampilan alat penyuling tipe uap langsung untuk mengetahui performansi dan karakteristiknya. Performansi alat pada penyulingan lada kapasitas 10 kg adalah : a) lama penyulingan 6 jam, b) laju penyulingan rata-rata 10.42 kg/jam, c) konsumsi bahan bakar dan air pendingin rata-rata 2.06 liter/jam dan 340.56 liter/jam, d) efisiensi boiler, ketel suling, kondensor dan penyulingan total rata-rata adalah 56.99 %, 94.63 %, 75.87 % dan 40.92 %. Sedangkan penyulingan lada kapasitas 15 kg memberikan hasil : a) lama penyulingan 6 jam, b) laju penyulingan rata-rata 13.76 kg/jam, c) konsumsi bahan bakar dan air pendingin rata-rata 2.34 liter/jam dan 314.32 liter/jam, d) efisiensi boiler, ketel suling,

kondensor dan penyulingan total rata-rata 56.99 %, 95.78 %, 84.08 % dan 45.87 %. Performansi alat pada penyulingan sereh wangi kapasi- tas 35.5 kg adalah : a) lama penyulingan 4 jam, b) laju penyulingan rata-rata 13.08 kg/jam, c) konsumsi bahan bakar dan air pendingin rata-rata 2.43 liter/jam dan 296.47 liter/jam, d) efisiensi boiler, ketel suling, kondensor dan penyulingan total rata-rata 56.99 %, 95.08 %, 80.53 % dan 43.63 %. Rendemen lada tertinggi didapat pada penyulingan lada kapasitas 15 kg pada tekanan 2.0 kg/cm2 yaitu sebesar 1.67 % (wb), sedangkan rendemen sereh tertinggi didapat pada penyulingan sereh kapasitas 35.5 kg pada tekanan 2.0 kg/cm2 yaitu sebesar 0.98 % (wb). Penyulingan lada kapa- sitas 15 kg menghasilkan rendemen yang lebih baik dibandingkan penyulingan kapasitas 10 kg dan penyulingan dengan bahan baku lada pada alat ini lebih ekonomis dibandingkan penyulingan dengan bahan baku sereh wangi.

UJI PERFORMANSI ALAT PENYULING MINYAK ATSIRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE UAP LANGSUNG PADA PENYULINGAN BIJI LADA DAN DAUN SEREH WANGI Oleh AT0 SUNARTO F 24 0067 SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN pada Jurusan MEKANISASI PERTANIAN Fakultas Teknologi Peytanian, Institut Pertanian Bogor FAKULTAS TEWOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UJI PERFORMANSI ALAT PENYULING MINYAK ATSIRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE UAP LANGSUNG PADA PENYULINGAN BIJI LADA DAN DAUN SEREH WANGI SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN pada Jurusan MEKANISASI PERTANIAN Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor Oleh AT0 SUNARTO F 24 0067 Tanggal lulus : 12 Mei 1992 Ir. - Atjeng M. Syarief Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

XATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat Rahmat-Nya serta Anugerah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan selama 3 bulan di laboratorium Bengkel Mekanisasi Pertanian, jurusan Mekanisasi Pertanian. Penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dr. Ir. Atjeng Muchlis Syarief, MSAE dan Ir. Rokhani Hasbullah yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama penyusunan skripsi ini. 2. Ir. Endah Sri Agustina, MS., sebagai dosen penguji 3. Sdr. Budi Mulyono beserta Kel. Oetomo Djajanegara yang telah banyak memberikan dorongan baik morii maupun material selama penyusunan skripsi ini. 4. Sdr. Aris Racharto, Anang Ghozali, serta rekanrekan "Pattaya" dan "RBF" yang telah banyak membantu selama pelaksanaan penelitian. 6. Semua pihak yang telah membantu selama penulisan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang memerlukan. Bogor, Mei 1992 v i Penulis

DAFTAR IS1 Halaman KATA PENGANTAR... vi DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii DAFTAR SIMBOL... x113... - I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG... 1 B. TUJUAN PENELITIAN... 2 11. TINJAUAN PUSTAKA A. SEREH WANGI... 3 1. Botani... 3 2. Produksi, Pengolahan dan Pemanfaatan... 6 B. LADA... 8 1. Botani... 8 2. Produksi, Pengolahan dan Pemanfaatan... 9 C. MINYAK ATSIRI... 10 D. PENYULINGAN MINYAK ATSIRI... 12 1. Penyulingan Dengan Air... 13 2. Penyulingan Dengan Air dan Uap... 16 3. Penyulingan Dengan Uap... 17

E. ANALISIS PERFORMANSI ALAT PENYULING... 19 1. Energi yang Dihasilkan Bahan Bakar... 19 2. Energi Untuk Menguapkan Air dalam Boiler... 19 3. Laju ALiran Uap Air dan Air Pendingin... 20 4. Kehilangan Panas... 20 5. Efisiensi Penyulingan... 23 F. ANALISIS BIAYA OPERAS1... 23 I11. PENDEKATAN MODIFIKASI RANCANGAN A. FAKTOR-FAKTOR PENDEKATAN... 27 1. Pengaturan Tekanan di dalam Ketel suling... 27 2. Penambahan Boiler... 28 3. Pemasangan Pipa Uap... 28 4. Penambahan Rak... 28 B. RANCANGAN FUNGSIONAL DAN STRUKTURAL... 29 1. Dudukan Ketel suling... 29 2. Ketel suling... 30 3. Tangki Bahan... 30 4. Kondensor... 31 5. Separator... 31 6. Pipa Kohobasi... 32 7. Boiler... 32 8. Kompor... 33 9. Rak Bahan... 33

IV. METODOLOGI PENGUJIAN A. BAHAN DAN ALAT... 34 B. TEMPAT DAN WAKTU PENGUJIAN... 35 C. PARAMETER YANG DIUKUR... 35 D. PROSEDUR PENGUJIAN... 37 1. Perlakuan ah an Sebelum Disuling... 37 2. Pengukuran Parameter Selama Penyulingan... 37 3. Analisis Mutu Minyak Hasil Penyulingan... 41 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KONSTRUKSI ALAT... 42 B. PERFORMANSI ALAT... 45 1. Kapasitas Alat... 51 2. Penyebaran Uap Air... 52 3. Laju Penyulingan... 56 4. Kehilangan Panas... 60 5. Efisiensi Penyulingan... 64 6. Rendemen minyak... 66 C. ANALISIS BIAYA... 69 D. ANALISIS MUTU MINYAK HASIL PENYULINGAN... 70 VI. KESIMPULAN DAN SARAN.... A KESIMPULAN 73 B. SARAN... 74 DAFTAR PUSTAKA... 76 LAMPIRAN... 78

DAFTAR TABEL Halaman Karakteristik tanaman sereh wangi tipe Mahapengiri dan Lenabatu... 4 Karakteristik sereh wangi klon unggul dan lokal... 5 Performansi alat pada penyulingan biji lada hitam kapasitas 10 kg dengan tekanan 1.0, 1.2 dan 1.4 kg/cm2.. 46 Performansi alat pada penyulingan biji lada hitam kapasitas 10 kg dengan tekanan 1.6, 1.'8 dan 2.0 kg/cm2.. 47 Performansi alat pada penyulingan biji lada hitam kapasitas 15 kg dengan tekanan 1.8 dan 2.0 kg/cm2... 48 Performansi alat pada penyulingan daun sereh wangi kapasitas 35.5 kg dengan tekanan 1.0, 1.2 dan 1.4 kg/cm2.. 49 Performansi alat pada penyulingan daun sereh wangi kapasitas 35.5 kg dengan tekanan 1.6, 1.8 dan 2.0 kg/cm2.. 50 Analisis mutu minyak lada hasil penyulingan... 72 Analisis mutu minyak sereh wangi hasil penyulingan... 72

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3. Gambar 4. Gambar 5. Gambar 6. Gambar 7. Gambar 8. Gambar 9. Gambar 10. Gambar 11. Halaman Alat penyuling minyak atsiri dengan metode air... 14 Alat penyuling minyak atsiri dengan metode air dan uap... 16 Alat penyuling minyak atsiri dengan metode uap... 18 Penyebaran suhu dalam ketel suling pada waktu penyulingan lada... 53 Penyebaran suhu dalam ketel suling pada waktu penyulingan sereh wangi... 54 Laju penyulingan lada pada berbagai tingkat tekanan... 57 Laju penyulingan sereh wangi pada berbagai tingkat tekanan... 58 Kehilangan panas pada waktu penyulingan lada pada berbagai tingkat tekanan... 62 Kehilangan panas pada waktu penyulingan sereh wangi pada berbagai tingkat tekanan... 63 Rendemen minyak pada penyulingan lada kapasitas 10 kg dan 15 kg pada berbagai tingkat tekanan... 6 8 Rendemen minyak pada penyulingan sereh wangi kapasitas 35.5 kg pada berbagai tingkat tekanan... 69

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Lampiran 2. Lampiran 3. Lampiran 4. Lampiran 5. Lampiran 6. Lampiran 7. Lampiran 8. Lampiran 9. Lampiran 10. Lampiran 11. Halaman Panas laten penguapan air... 78 Sifat fisik udara... 79 Proyeksi konstruksi alat penyuling tipe uap... 80 Tampak samping alat penyuling tipe uap... 81 Detail alat penyuling tipe uap... 82 Perhitungan energi. kehilangan panas dan efisiensi alat penyuling... 83 Perhitungan kapasitas alat penyuling... 105 Perhitungan analisis biaya penyulingan... 107 Prosedur analisis mutu... 131 Standar mutu minyak lada... 134 Standar mutu minyak sereh wangi... 135 xii

DAFTAR SIMBOL = Luas total permukaan dinding ketel suling, m 2 = Luas total permukaan tutup, m 2 = Bobot basah = Bobot kering = Biaya penyulingan, Rp/kg = Total biaya tetap, Rp/kg = Total biaya tidak tetap, Rp/jam = Kapasitas penyulingan, jam/kg = Panas jenis air, kj/kgsc = Biaya penyusutan, Rp/th = Diameter tutup ketel suling, m = Diameter pipa uap, m = Efisiensi boiler, % = Efisiensi ketel suling, = Efisiensi kondensor, % = Efisiensi penyulingan total, % = Bilangan Grashof = Koefisien konveksi udara lingkungan, w/m2-c = Panas laten penguapan air, kj/kg = Tingkat bunga modal tiap tahun, % = Biaya bunga modal, Rp/th = Total jam kerja tiap tahun, kg/jam = Konduktivitas panas udara lingkungan, W/m"C = kadar air, % xiii

L m mt mu N Nu P Pr = Tinggi dinding ketel suling, m = Laju aliran uap/air pendingin, lt/jam = Jumlah pemakaian bahan bakar, it = Jumlah air yang diuapkan, it = Umur ekonomi alat, th = Bilangan Nusselt = Biaya pembuatan alat, Rp = Bilangan Prandtl Qa = Energi yang diserap oleh air pendingin, kj Qb = Energi yang dihasilkaddilepaskan bahan bakar, kj Qd = Kehilangan panas melalui dinding ketel suling, kj Q1 = Energi yang dilepas ketika pengemb"nan uap dalam kondensor, kj Qnl = Energi yang masuk ketel suling setelah dikurangi kehilangan panas melalui pipa uap, kj Qn2 = Energi yang masuk kondensor dikurangi kehilangan panas melalui dinding dan tutup ketel suling, kj Qp = Panas yang hilang melalui pipa uap, kj Qt = Panas yang hilang melalui tutup, kj Qu = Energi untuk menguapkan air, kj S t Td Ta T To = Nilai akhir alat, Rp = Lama penyulingan, jam = Titik didih air dalam boiler, 'C = Suhu air awal. dalam boiler, 'C = Suhu udara lingkungan, 'C = Suhu dinding luar pipa, 'C Tod = Suhu dinding luar ketel suling, "C

Tot = Suhu bagian luar tutup ketel suling, 'C U W = Nilai panas bahan bakar, kj/lt = Jumlah uap/air pendingin yang dikeluarkan oleh boiler/tangki air, it

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Minyak atsiri merupakan komoditi ekspor nonmigas bagi Indonesia. Diperkirakan di Indonesia terdapat 40 jenis tanaman penghasil minyak atsiri. Untuk beberapa macam minyak atsiri seperti minyak nilam, minyak pala, minyak akarwangi, minyak daun cengkeh dan minyak kenanga, Indonesia merupakan produsen yang besar peranannya bahkan untuk minyak kenanga, Indonesia merupa- kan produsen satu-satunya di dunia. Namun demikian ekspor minyak atsiri Indonesia tahun demi tahun cenderung turun (Tjiptadi, 1985). Kecenderungan tersebut antara lain disebabkan oleh masalah yang melekat pada usaha minyak atsiri seperti kontinuitas penyediaan, fluktuasi harga, mutu yang tidak menentu dan untuk beberapa macam minyak atsiri warna yang terlalu gelap. Masalah-masalah tersebut mendorong industri flavor sebagai konsumen minyak atsiri mencari bahan pengganti yang lebih man- tap sifatnya. Akibatnya penggunaan minyak atsiri relatif tetap meskipun jumlah penduduk dunia bertambah. Karena hampir seluruh minyak atsiri Indonesia untuk diekspor, maka untuk meningkatkan daya saing di pasaran dunia mutunya harus cukup tinggi.

Penyuling~n dengan uap mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan dengan air atau uap dan air terutama untuk bahan baku berupa biji, akar dan kayu yang mengandung minyak yang mempunyai titik didih tinggi. Juga pada penyulingan dengan uap, tekanan dalam ketel suling bisa diatur disesuaikan dengan sifat bahan yang alran disuling, sehingga mutu minyak yang dihasilkan umumnya baik. Beberapa penelitian mengenai penyulingan daun sereh dan biji lada telah dilakukan, terutama dikaitkan dengan perlakuan bahan sebelum disuling dan cara penyulingan untuk mendapatkan rendemen minyak yang optimum Menurut Guenther (1949), semakin tinggi tekanan yang digunakan, maka akan semakin besar pula minyak atsiri yang dihasilkan. Berdasarkan masalah tersebut diatas, pada pengujian alat ini dicoba penyulingan biji lada dan daun sereh pada berbagai tingkat tekanan. B. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menentukan penam- pilan alat penyuling tipe uap langsung untuk mengeta- hui performansi dan karakteristiknya.

11. TINJAUAN PUSTAKA A. SEREH WANGI 1. Botani Tanaman sereh wangi termasuk dalam famili Graminae. Di Indonesia sereh wangi terdiri dari dua tipe, yaitu Cymbopogon nardus Rendle atau disebut juga dengan jenis Lenabatu (Andropogon nardus Ceylon de jong) dan Cymbopogon winterianus jowitt, atau disebut dengan Mahapengiri (Andropogon nardus java de jong). Menurut Mansur dan Laksmanahardja (1987) sereh wangi tipe Mahapengiri mudah dibedakan dengan tipe Lenabatu, ha1 ini dapat dilihat pada Tabel 1. Klon tanaman yang memberikan hasil dan mutu baik adalah Mahapengiri yang banyak terdapat di pulau Jawa dan dianggap asli Indonesia. Hal ini berdasarkan kandungan geranial dan kandungan sitronellal Mahapengiri lebih besar dibandingkan dengan Lenabatu. Pada saat ini di Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) Bogor terdapat koleksi lebih dari 127 klon' tanaman sereh wangi termasuk tipe Mahapengiri maupun t ipe Lenabatu. Diantaranya jenis GI, G2 dan G3 yang merupakan klon unggul

Tabel 1. Karakteristik tanaman sereh wangi tipe Mahapengiri dan Lenabatu (Mansur dan Laksmanahardja, 1987) Karakteristik Mahapengiri Lenabatu Bentuk rumpun Pendek dan kecil Tinggi besar Tinggi rumpun 40-70 cm 100-200 cm batang semu (pelepah daun a. Warna Kuning kehijauan campuran warna merah keunguan Hi jau b. Bentuk pangkal Membesar Ramping c. Daun 1. Warna Hi jau Hijau muda 2. Tekstur Lemas, agak patah Kaku, agak mudah patah 3. bentuk Lebih pendek dan Lebih panjang lebih besar dan kecil Produksi basah (ton/ha/tahun) 30-40 Rendemen minyak (%u/b daun segar) 0.8-1.0 0.4-0.6 Kadar geraniol total (% b/b) 80-97 55-65 Kadar sitronellal (% b/b) 30-45

yang menghasilkan minyak dengan karakteristik yang baik. Pada tabel 2 dapat dilihat karakteristik sereh wangi klon unggul dan lokal. Tabel 2. Karakteristik sereh wangi klon unggul dan lokal (Rusli et al., 1985) - Karakteristik Klon unggul Klon lokal Kadar minyak 0.8-0.9 0.9-1.0 0.9-1.0 0.6-0.8 (%) Bobot jenis 25/25"C 0.8787 0.8739 0.8785 0.8766 Indeks bias ( nz5 ) 1.4592 1.4597 1.4595 1.4694 Sitronelal (%) 44.83 46.92 46.86 39.64 Total geraniol (%) 90.32 90.08 90.68 86.32 Pertumbuhan tanaman sereh wangi dipengaruhi oleh kesuburan tanah, tinggi tempat di atas permukaan laut dan iklim. Tanaman sereh dapat tumbuh di dataran rendah sampai 1000 meter dari permukaan laut dengan tinggi optimum 250 meter dari permukaan laut., Untuk pertumbuhan daun yang baik diperlukan iklim yang lembab. Pada musim kemarau.pertumbuhan daun agak lambat. Tanaman pelindung mempunyai