KONFLIK & MENGELOLA KONFLIK DALAM ORGANISASI

dokumen-dokumen yang mirip
MENGELOLA KONFLIK ORGANISASI MATERI 12

MENGELOLA KONFLIK ORGANISASI MATERI 12

Def e i f n i i n s i i s Pe P ng n o g r o g r a g ni n s i asia i n

By: IDA NURNIDA. School of Communication &

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Majamenen Konflik Dalam Sebuah Organisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sesuaian antara dua atau lebih anggota-anggota atau kelompok-kelompok

KONFLIK DAN STRES KERJA

Yogi Suwarno, SIP. MA. Disampaikan pada PENINGKATAN KAPASITAS SUPERVISI MANAJER PD PAL JAYA Jakarta, 14 Agustus 2010

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu Pengaruh Konflik Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Atri

MANAJEMEN KONFLIK OLEH : PROF. DR. SADU WASISTIONO, MS

MANAJEMEN KONFLIK DALAM ORGANISASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Proyek Konstruksi. Manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan,

KOMPENSASI / IMBALAN

STREES? STREES KERJA & KONFLIK. Sumber Stress. Dampak Stress 1/3/2012 STRESS PDB M13

KONFLIK DAN NEGOSIASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan individual (Stephen, Timothy

Organizational Theory & Design

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lembaga pendidikan. Pendidikan bermutu di era global dituntut akrab dengan

9. PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI

Pengaruh Sumber Konflik Terhadatl Kineria Karvawan ( Maabula arochrnan )

Organizations & Structures

Kuesioner Variabel Independen

BAB II LANDASAN TEORI

MATERI INISIASI KEEMPAT: BIROKRASI ORGANISASI

PENERAPAN PANCASILA SILA KE-3 DALAM KEHIDUPAN DI MASYARAKAT

1. TERDIRI DARI HUB PEKERJAAN DAN KELOMPOK PEKERJAAN YANG RELATIF TETAP DAN STABIL. 2. KEPUTUSAN MANAJERIAL MENENTUKAN STRUKTUR ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN. situasi persaingan khususnya bagi perusahaan-perusahaan yang sejenis menjadi

MANAJEMEN KONFLIK. Disusun: Ida Yustina, Prof. Dr.

Pengertian Komunikasi

KUESIONER. 1 Apakah perusahaan memiliki struktur organisasi yang jelas dan rinci? V

MANAJEME N KONFLIK. Mury Ririaty, S.KM.,M.Kes. Manajemen Konflik

KONFLIK DALAM KEPEMIMPINAN

School of Communication &

BAB IV EFEKTIVITAS KERJA SAMA KOPERASI SYARIAH BEN IMAN DENGAN YAYASAN YATIM MANDIRI DALAM PROGRAM BUNDA YATIM SEJAHTERA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penulisan

Perilaku Keorganisasian IT

HUBUNGAN SERIKAT KARYAWAN - MANAJEMEN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang positif dari individu yang disebabkan dari penghargaan atas sesuatu

School of Communication & Business Telkom University

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi arus globalisasi sumber daya manusia memegang peranan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Permasalahan Umum yang Sering Terjadi pada Perusahaan

Bab 13. Manajemen Konflik 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

Sedangkan konflik yang optimal terjadi pada kondisi B, di mana tingkat. konflik yang terjadi cukup untuk mencegah adanya stagnasi, mendorong adanya

Tantangan Dasar Desain Organisasi

Mengelola Budaya Organisasi

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Nusantara yang berjumlah 166 karyawan. Berikut karakteristik responden. Tabel 1.Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Organizational Citizenship Behavior. Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi

DAFTAR TABEL. 9. Tanggapan Responden Terhadap Mengenai Diperbolehkan. Memberikan Ide Baru Tanggapan Responden Tentang Manajer Mendukung

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri untuk lebih memperhatikan kepuasan kerja dan pemberian gaji

Komunikasi Organisasi

BAB II LANDASAN TEORI

Suatu proses dimana satu pihak menganggap pihak lain secara negatif, merugikan dan perlu dihindari. Pandangan mengenai konflik:

BAB I PENDAHULUAN. tertentu yang ingin dicapai. Begitu juga dengan organisasi bisnis/jasa, dimana

MODUL HUMAN RELATIONS (3 SKS) Oleh: Wihartantyo Ari Wibowo, ST, MM

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

IKLIM ORGANISASI. Rangkaian Kolom Kluster I, 2012

Desain Struktur Organisasi: Kewenangan dan Pengendalian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I. saling tergantung dengan melakukan tugas-tugas terspesialisasi dalam suatu. pembagian kerja (Friedson 1976; Durkheim 1984). Friedson (1976:310)

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan:

Pertemuan 10 10/9/2016 1

PEDOMAN KERJA BERBASIS STRUKTUR ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu faktor internal yang turut menentukan keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

School of Communication & Business Telkom University

HUBUNGAN SERIKAT KARYAWAN MANAJEMEN PERTEMUAN 13

KEPEMIMPINAN dan KERJA SAMA TIM

BAB I PENDAHULUAN. elektronik menjadi lebih pendek. Digitalisasi mempercepat perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. (Rivai, 2004: 309). Prestasi kerja karyawan akan membawa dampak bagi

ORGANIZATION THEORY AND DESIGN

Penempatan Pegawai. School of Communication & Business Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang No. 9 Tahun 1995 yang dimaksud usaha kecil adalah

Tujuan pembelajaran:

STRES. Adalah respon adaptif terhadap situasi eksternal yang menghasilkan penyimpangan fisik, psikologis, dan atau perilaku pada anggota organisasi.

DESAIN ORGANISASI. Oleh: Retno Dayu Wardhani. BDK Cimahi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT LANJUT (LKTL) LGM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG Tanggal, 10 s/d 12 April 2015 MANAJEMEN KONFLIK

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat melakukan hal tersebut banyak hal yang perlu dilakukan, salah satu diantaranya

I MJLIK PERPUSTAf{AA.N!

DIMENSI STRUKTUR ORGANISASI. Materi : 4

DEFINISI KONFLIK. Pengertian konflik dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, yaitu :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak yang besar bagi rumah sakit, salah satunya adalah rumah sakit

KEGIATAN DAN LINGKUNGAN BISNIS

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Review of Session Two. Copyright Houghton Mifflin Company. All rights reserved. Lecture Outlines, 14 1

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi saat ini, banyak tantangan harus dihadapi oleh

PENGARUH HUMAN RELATIONS DAN GAYA KEPEMIMPINAN DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. SUMBER MULYO KLATEN

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. yang menitik beratkan perhatiannya terhadap masalah yang berhubungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 PERUMUSAN MASALAH

School of Communication &

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan persaingan yang ketat diantara perusahaan-perusahaan untuk

Transkripsi:

KONFLIK & MENGELOLA KONFLIK DALAM ORGANISASI Week-13 By Ida Nurnida

DEFINISI KONFLIK Perilaku anggota organisasi yang dicurahkan untuk beroposisi terhadap anggota yang lain Prosesnya dimulai jika satu pihak merasa bahwa pihak lain telah menghalangi atau akan menghalangi sesuatu yang ada kaitannya dengan dirinya Jika ada kegiatan yang tidak cocok (Robbins, 1994: 451)

PANDANGAN TRADISIONAL Pandangan ini menyatakan bahwa konflik itu hal yang buruk, setiap konflik memiliki dampak negatif terhadap keefektifan organisasi, merugikan, dan harus dihindari. Konflik adalah suatu hasil disfungsional akibat komunikasi yang buruk, kurang kepercayaan dan keterbukaan di antara anggota organisasi, dan kegagalaan manajer untuk tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi karyawan. Tanggung jawab manajemen adalah bahwa konflik tidak terjadi pada organisasi yang dipimpinnya dan apabila terjadi, maka harus bertindak cepat untuk menyelesaikannya.

PANDANGAN INTERACTIONIST Pandangan ini cenderung mendorong suatu kelompok atau organisasi terjadinya konflik. Hal ini disebabkan suatu organisasi yang kooperatif, tenang, damai, dan serasi cenderung menjadi statis, apatis, tidak aspiratif, dan tidak inovatif. Oleh karena itu, menurut pandangan ini, konflik perlu dipertahankan pada tingkat minimum secara berkelanjutan sehingga tiap anggota di dalam kelompok tersebut tetap semangat, kritis diri, dan kreatif.

CONFLICT VS SURVIVAL Conflict Change Adaptation Survival CONFLICT-SURVIVAL MODEL Sumber: Robbins (1994: 454)

Keefektifan organisasi DEFINISI KONFLIK (lanjutan) Tinggi Rendah A. C B.. Rendah Tinggi Tingkat konflik Sumber: Robbins (1994: 454)

SUMBER KONFLIK 1. Saling ketergantungan pekerjaan, 2. Ketergantungan pekerjaan 1 arah, 3. Diferensiasi horisontal yang tinggi, 4. Formalisasi yang rendah, 5. Ketergantungan pada sumber bersama yang langka,

SUMBER KONFLIK (lanjutan) 6. Perbedaan dalam kriteria evaluasi dan sistem imbalan, 7. Pengambilan keputusan partisipatif, 8. Keanekaragaman angggota, 9.Ketidaksesuaian status, 10.Ketakpuasan peran, dan 11.Distorsi komunikasi.

1. SALING KETERGANTUNGAN PEKERJAAN Ke-saling-tergantungan pekerjaan merujuk kepada sejauh mana dua unit dalam sebuah organisasi saling tergantung satu sama lain pada bantuan, informasi, kerelaan, atau aktivitas koordinasi lain untuk menyelesaikan tugas masing-masing secara efektif.

2. KETERGANTUNGAN PEKERJAAN 1 ARAH Sumber konflik ini berlawanan dengan kesalingtergantungan, ketergantungan satu arah berarti keseimbangan kekuasaan telah bergeser ke salah satu kelompok. Prospek dari munculnya konflik dalam kondisi seperti ini pasti lebih tinggi karena unit yang dominan mempunyai dorongan yang sedikit saja untuk bekerja sama dengan unit yang berbeda di bawahnya.

3. DIFERENSIASI HORISONTAL YANG TINGGI Makin besar perbedaan yang terdapat di antara unit, makin besar pula kemungkinan timbulnya konflik. Jika didiferensiasi dalam unit-unit organisasi tinggi, maka tugas yang dilakukan masing-masing unit dan sub lingkungannya yang ditangani oleh masing-masing sub unit cenderung tidak sama. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya perbedaan internal yang cukup besar diantaranya unit-unit.

4. FORMALISASI YANG RENDAH Peraturan dibuat untuk mengurangi konflik dengan mengurangi perbedaan persepsi. Formalisasi yang tinggi membangun cara-cara yang distandarisasi bagi unit-unit untuk saling bergaul. Penetapan mengenai peran harus jelas sehingga para anggota unit tersebut mengetahui apa yang diharapkan dari yang lain. Sebaliknya, jika formalisasi itu rendah, potensi terjadinya pertikaian mengenai batas-batas kekuasaan akan tinggi.

5. KETERGANTUNGAN PADA SATU SUMBER BERSAMA YANG LANGKA Potensi konflik dipertinggi jika dua unit atau lebih bergantung pada pool sumber yang langka seperti ruang gerak fisik, peralatan, dana operasi, alokasi anggaran modal. Potensi tersebut akan lebih meningkat jika anggota-anggota unit merasakan bahwa kebutuhannya tidak dapat diperolehnya dari pool sumber daya yang tersedia sedangkan unit lain dipernuhi. Jika unit-unit merasakan situasi tersebut, maka terjadi Dzzero-sumdz.

6. PERBEDAAN DALAM KRITERIA EVALUASI DAN SISTEM IMBALAN Makin banyak evaluasi dan imbalan manajemen yang menekankan prestasi setiap departemen secara terpisah-pisah dan tidak secara gabungan, maka makin besar pula konfliknya.

7. PENGAMBILAN KEPUTUSAN PARTISIPATIF Demokrasi dan konflik merupakan dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Dalam situasi seperti itu setiap anggota organisasi mempunyai peluang yang cukup besar untuk diikutkan dalam proses pengambilan keputusan. Proses partisipatif memberi kesempatan yang lebih besar untuk mengutarakan perselisihan yang ada dan untuk menimbulkan kettidaksepakatan. Penelitian menunjukkan bahwa interaksi yang tinggi dalam partisipasi dapat memperkeras perbedaan ketimbang memudahkan koordinasi dan kerja sama. Hasilnya adalah perbedaan opini yang lebih besar serta kesadaran yang lebih besar tentang konflik.

8. KEANEKARAGAMAN ANGGGOTA Makin homogen anggota, makin besar kemungkinan mereka bekerja dengan tenang dan bersama-sama, makin heterogen anggota makin kecil kemungkinan mereka bekerja dengan tenang dan bersama-sama. Heterogenitas bisa berupa latar belakang, nilai-nillai, pendidikan, umur dan pola-pola sosial. Selaras dengan hipotesis diatas, kita dapat menjamin bahwa masa kerja sebuah kelompok akan berhubungan secara terbalik dengan konflik. Artinya, makin lama para anggota menjalin kerja sama, maka makin besar pula kemungkinannya bahwa mereka akan bergaul dengan baik pula.

9. KETIDAKSESUAIAN STATUS Konflik terstimulus jika terjadi ketaksesuaian dalam penilaian status atau karena adanya perubahan dalam hirarki status. Jhon A. Seiler (1963 :32) menemukan, peningkatan konflik ditemukan jika tingkat dimana status pribadi, atau bagaimana orang melihat pribadinya sendiri, dan tingkat dari perwakilan dari departemen berbeda dalam urutan tingkatan dimensi status. Dimensi tersebut antara lain lamanya masa kerja, umur, pendidikan, dan upah.

10. KETIDAKPUASAN PERAN Yang dekat dengan ketaksesuaian status adalah ketakpuasan peran.. Jika seseorang merasa bahwa ia berhak mendapatkan promosi untuk mencerminkan rekor keberhasilannya, maka ia menderita ketakpuasan peran maupun ketaksesuaian status yang dipersepsikan. Namun, pada bagian ini, kami ingin menekankan bahwa cara orang mempersepsikan dirinya sendiri dalam posisi masing-masing dapat cukup mempengaruhi prestasi mereka dan dengan demikian potensi bagi timbulnya konflik antara mereka dengan teman sejawatnya dalam unit mereka dan unit-unit yang berdampingan.

11. DISTORSI/PENYIMPANGAN KOMUNIKASI Salah satu sumber konflik yang sering dikemukakan adalah kesukaran dalam komunikasi. Kasus yang jelas adalah komunikasi vertikal dan horizontal, yang mana dalam proses komunikasi tersebut sering terjadi kedwiartian dan distorsi. Disamping itu kesukaran semantik seringkali menjadi masalah dalam organisasi. Kesukaran itu menghalangi komunikasi yang penting bagi uasaha kerja sama diantara unit-unit. Kesukaran semantik dapat disebabkan oleh pendidikan, latar belakang dan proses sosialisasi yang dilalui para anggota unit yang berbeda-beda.

TEKNIK RESOLUSI 1. Tujuan superordinate 2. Mengurangi kesalingtergantungan antar unit 3. Perluasan sumber daya 4. Pemecahan masalah bersama 5. Sistem naik banding 6. Wewenang formal 7. Interaksi yg makin bertambah 8. Kriteria evaluasi untuk seluruh organisasi & sistem pemberian imbalan 9. Membaurkan unit yg berkonflik

1. TUJUAN SUPERORDINATE Adalah tujuan bersama yang dianut oleh dua unit atau lebih yang memaksakan dan sangat menarik dan yang tidak dapat dicapai dengan sumbersumber dari sembarang unit secara terpisah. Teknik resolusi ini dimulai dengan sebuah definisi dari tujuan yang dipunyai bersama dan pengakuan bahwa tanpa bantuan dari pihak-pihak yang saling bertentangan maka tujuan itu tidak dapat dicapai.

2. MENGURANGI KESALING- TERGANTUNGAN ANTAR UNIT Teknik ini pada umumnya digunakan jika konflik bersumber dari saling ketergantungan mutual dan satu arah. Penyangga (buffer), misalnya, dapat diperkenalkan untuk mengurangi saling ketergantungan tersebut. Jika output dari unit A adalah input untuk unit B, maka B bergantung pada unit A. jika A terlambat maka B juga akan terganggu. Salah satu solusinya adalah dengan membuat suatu persediaan (inventory) dari output A sebagai suatu penyangga.

3. PERLUASAN SUMBER DAYA Jika konflik muncul karena kelangkaan sumber daya, maka cara termudah untuk memecahkan konflik tersebut adalah adalah melalui perluasan sumber daya yang tersedia. Hal ini mungkin tidak diinginkan oleh pihak lain yang berada di luar konflik, tetapi kekuatan terbesarnya sebagai sarana untuk memecahkan masalah adalah dalam kemampuannya untuk memungkinkan masing-masing pihak yang berkonflik untuk memperoleh kemenangan.

3. PERLUASAN SUMBER DAYA (cont d) Memperluas sumber daya sebagai suatu penyelesaian konflik akan sangat berhasil karena membuat pihak-pihak yang berkonflik puas. Namun kegunaannya dibatasi oleh sifat dari keterbatasan yang terdapat didalamnya, sumber daya organisasi jarang sekali terdapat dalam jumlah yang dapat diperluas dengan mudah.

4. PEMECAHAN MASALAH BERSAMA Teknik ini menuntut pihak-pihak yang berkonflik untuk saling bertemu dan mencari penyebab yang menjadi dasar dari konflik mereka dan bertanggung jawab bersama untuk keberhasilan resolusinya. Metode ini telah dinyatakan sebagai metode yang paling sehat untuk memecahkan konflik antar kelompok. Pemecahan masalah, dengan metode ini mencoba untuk menekankan yang positif dengan menonjolkan pandangan yang sama dari piha dzyang berkonflik. Karena hampir setiap masalah selalu terdapat celah yang memungkinkan pihak yang berselisih bersepakat. Hal ini yang sering dilupakan oleh pihak-pihak yang berkonflik.

5. SISTEM NAIK BANDING Resolusi konflik dapat ditangani dengan menciptakan saluran formal agar keluhan dapat di dengar dan ditanggapi. Organisasi yang mempunyai serikat pekerja merupakan contoh yang sangat baik untuk teknik naik banding untuk mengatasi masalah antara pekerja dan manajemen dengan membawa permasalahan ketingkat manajemen yang lebih tinggi. Namun dalam kondisi tertentu, dalam upaya naik banding dan permasalahan belum terselesaikan maka upaya penyelesaannya pada umumnya memerlukan pihak ketiga yang bisa bersikap netral. Bahkan organisasi tertentu menciptakan posisi untuk seorang ombudsman (seorang yang diangkat perusahaan untuk menangani perselisihan).

6. WEWENANG FORMAL Wewenang yang dipunyai supervisor terhadap pihak yang berkonflik cukup penting dan penggunaannya demikian meluas sehingga dapat dianggap sebagai sebuah teknik resolusi tersendiri. Individu dalam organisasi, dengan sedikit pengecualian, mengakui dan menerima wewenang dari atasan mereka sebagai cara yang dapat diterima untuk memecahkan konflik. Meskipun mereka mungkin tidak sepakat dengan keputusan tersebut, namun mereka tunduk kepadanya.

7. INTERAKSI YANG MAKIN BERTAMBAH Interaksi yang terus menerus akan mengurangi konflik, karena dengan berinteraksi mereka akan menemukan kepentingan dan ikatan yang sama yang dapat memudahkan kerja sama.

8. KRITERIA EVALUASI UNTUK SELURUH ORGANISASI & SISTEM PEMBERIAN IMBALAN Jika pemisahan evaluasi dan imbalan menciptakan konflik, manajemen harus mempertimbangkan ukuran prestasi yang mengevaluasi dan memberi imbalan kepada unit-unit yang bekerja sama. Penghapusan situasi zero-sum dapat menguntungkan. Dengan memastikan, misalnya, bahwa kendali mutu, auditing, dan fungsi kebijaksanaan lainnya dievaluasi untuk kontribusi pencegahan dalam menemukan kesalahan akan mengurangi konflik. Selain itu, pelembagaan seluruh organisasi, pembagian keuntungan atau perencanaan pemberian bonus akan membantu meningkatkan orang bahwa perhatian utama organisasi adalah pada keefektifan keseluruhan sistem, bukan pada salah satu unit saja.

9. MEMBAURKAN UNIT YANG BERKONFLIK Teknik ini menawarkan solusi dengan menyarankan salah satu fihak yang berkonflik memperluas batas-batasnya dan menyerap sumber kejengkelannya, atau mereka meng-coopt pihak lawan / pengkritik dengan membaurkan mereka ke dalam sistem itu. Misalnya, bagaimana sistem sekolah dasar dan menengah menggunakan teknik yang sama jika mereka mengizinkan orang-orang yang kritis terhadap kurikulum untuk turut serta dalam meninjau kembali dan mengevaluasi program dan kebijaksanaan tersebut.

TEKNIK STIMULASI 1. Komunikasi, 2. Keanekaragaman, 3. Persaingan,

KOMUNIKASI Para manajer dapat memanipulasi pesan sedemikian rupa, sehingga mendorong terjadinya konflik, Pesan pemicu konflik dapat disampaikan melalui hierarkhi kekuasaan formal atau melalui saluran informal, Pesan pemicu konflik harus benar-benar terseleksi, sehingga efek yang ditimbulkan benar-benar positif. Contoh: Manajemen mengisyukan perusahaan terpaksa harus ditutup kalau kinerja tidak meningkat.

KEANEKARAGAMAN Salah satu upaya untuk membangkitkan semangat kerja atau produktivitas suatu unit organisasi, adalah dengan menambahkan seorang atau beberapa orang yang latar belakangnya, pengalamannya, atau nilai-nilai orang tersebut berbeda secara mencolok dengan orang-orang yang sudah berada dalam organisasi.

PERSAINGAN Manajemen dapat merangsang konflik dengan menciptakan rangsangan persaingan di antara unit-unit. Rangsangan persaingan yang paling umum adalah melalui perlombaan atau kompetisi. Contoh: Gaji yang diberikan perusahaan adalah sesuai pencapaian kinerja unit.

Terima Kasih