METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober - November 2012 di Laboratorium

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Januari di Balai Besar Pengembangan Budidaya

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2014 bertempat di Laboratorium

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 sampai 30 juli 2014 bertempat di

Biota kultur yang digunakan dalam penelitian adalah Nannochloropsis sp. yang dikultur pada skala laboratorium di BBPBL Lampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan Pada bulan Februari - Maret 2015 di Balai

III. METODE PENELITIAN

III. METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zooplankton, Balai Besar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober - November 2012 di Balai. Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Hanura -Lampung

III. METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut

III. METODOLOGI. Budidaya Perikanan, Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas

III. BAHAN DAN METODE

IV METODOLOGI PENELITIAN. Bahan penelitian yang akan digunakan adalah S. platensis, pupuk Azolla pinnata,

Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2013

III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian

PENGARUH SALINITAS DAN NITROGEN TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN TOTAL Nannochloropsis sp. ABSTRAK

Modul Praktikum Plankton Budidaya Chlorella

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Aquatik, Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. konsentrasi limbah cair tapioka (10%, 20%, 30%, 40%, 50% dan 0% atau kontrol)

3. BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari hingga bulan Juni 2012

III. METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Chlorella sp. tiap perlakuan. Data di analisa menggunakan statistik One Way

LAMPIRAN. Formulasi :... (1) pengamatan yang dilakukan adalah sebanyak 3 kali pengulangan.

I. METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Januari 2012 di Balai Besar Pengembangan

3. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2009 hingga bulan April

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian. (BBPBAP) Jepara, gulma air Salvinia molesta, pupuk M-Bio, akuades,

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - Februari 2015 di Balai Besar

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli - Nopember 2011, dilakukan di

3. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei Juli 2010 di Laboratorium PT. Suri

KANDUNGAN LEMAK TOTAL Nannochloropsis sp. PADA FOTOPERIODE YANG BERBEDA ABSTRAK

BAB III BAHAN DAN METODE

PEMANFAATAN PUPUK CAIR TNF UNTUK BUDIDAYA Nannochloropsis sp ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode deskriptif kualitatif. Perlakuan dalam penelitian ini diulang

Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Ekstrak Etanol Bayam

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. METODOLOGI. Penelitian dilakukan selama 40 hari dari bulan Februari sampai dengan Maret. Bahan yang digunakan dalam penelitian antara lain:

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM BUDIDAYA MAKANAN ALAMI

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari bulan Desember 2014 sampai dengan Juni 2015 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai bulan Maret sampai Juli 2014 di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

BAB III METODE. 3.1 Lokasi dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

3. METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2015 di Balai Besar

III. METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor

BAB III METODE PERCOBAAN. Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan, yaitu perlakuan jenis

KULTUR JARINGAN TUMBUHAN

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. agar, arang, NaOH, HCl dan akuades. spirtus, timbangan analitik, beker gelas, LAF vertikal.

Modul Praktikum Plankton Budidaya Daphnia sp. Tim Asisten Laboratorium Planktonologi FPIK UNPAD

III. METODE PENELITIAN A.

II. BAHAN DAN METODE 2. 1 Perancangan Percobaan 2. 2 Prosedur Penelitian Persiapan Eksplan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAB 3 BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2012 di Laboratorium

BAB III BAHAN DAN METODE. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Teknologi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan 2 faktor yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitaian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 10 November 2014,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Penelitian Perlak uan Uji Persiapan Alat dan Bahan

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah nata de ipomoea. Objek penelitian ini adalah daya adsorpsi direct red Teknis.

BAB III METODE PENELITIAN. penambahan Chlorella sp. dan waktu kontak) dan empat kali ulangan untuk masingmasing

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan

BAB III METODE PENELITIAN. pendahuluan berupa uji warna untuk mengetahui golongan senyawa metabolit

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan

METODE PENELITIAN. : Nilai pengamatan perlakuan ke-i, ulangan ke-j : Rata-rata umum : Pengaruh perlakuan ke-i. τ i

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas

in. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Fisiologi dan Kultur Jaringan

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2015 selama 50

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tanaman Fakultas

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan mulai bulan Februari sampai April 2015 di. Laboratorium Mikrobiologi Klinik RSUP H.Adam Malik Medan.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

Tabel 1. Kombinasi Perlakuan BAP dan 2,4-D pada Percobaan Induksi Mata Tunas Aksilar Aglaonema Pride of Sumatera Secara In Vitro

Transkripsi:

16 III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober - November 2012 di Laboratorium Fitoplankton Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung. 3.2. Materi penelitian 3.2.1. Biota Uji Biota uji yang digunakan dalam penelitian adalah Nannochloropsis sp. yang dikultur pada skala laboratorium di BBPBL dengan kepadatan awal 1,1 x 10 6 sel/ml dan volume air 2 l. 3.2.2. Media Uji Media yang dipergunakan dalam kultur Nannochloropsis sp. berbentuk cair atau larutan yang tersusun dari senyawa kimia (pupuk) yang merupakan sumber nutrien untuk keperluan hidup. Pupuk yang akan digunakan dalam penelitian adalah conwy dengan komposisi bahan kimia pada Tabel 1.

17 Tabel 1. Komposisi pupuk Conwy untuk fitoplankton skala laboratorium (1 liter) No Bahan kimia 1 NaEDTA 2 FeCl 3. 6H 2 O 3 H 2 BO 3 4 NaHPO 4 5 NaNO 3 6 7 8 Vitamin Trace metal * Aquadest Komposisi 45 gram 1,3 gram 33,6 gram 20 gram 100 gram (sumber nitrogen 100%) 50 gram (sumber nitrogen 50 %) 1 ml 1 cc Hingga 1 liter Tabel 2. Larutan Trace metal solution No. Bahan Kimia 1 (NH 4 ) M 7 O 24 2 CuSO 4.5H 2 O 3 ZnCl 2 4 CoCl 2.6H 2 O 5 Aquabides Komposisi 0,9 gram 2 gram 2,1 gram 2 gram 100 ml 3.2.3. Alat dan Bahan Tabel 3. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian No. Alat dan bahan 1 Toples 10 buah 2 Selang dan batu aerasi 3 Haemocytometer 4 Mikroskop 5 ph meter 6 DO meter 7 Pipet tetes 8 Lampu TL 9 Panci 10 Kompor 11 Palnktonet 12 Sinar UV 13 Ozonizer 14 Alumunium foil 15 16 17 18 Nannochloropsis sp. Air Laut Steril Alkohol 70% Pupuk Conwy Kegunaan Wadah media kultur Nannochloropsis sp. Perangkat sirkulasi aerasi media Penghitungan kepadatan Nannochloropsis sp. Pengamatan Nannochloropsis sp. Pengamatan ph Pengamatan DO Pengambilan sampel Sumber cahaya Alat untuk sterilisasi air laut sebagai media kultut Nannochloropsis sp. Penutup media kultur setelah disterilkan, sebelum dipergunakan Biota Uji Air media kultur Sterilisasi untuk alat berbahan kaca Pupuk bagi Nannochloropsis sp. pada media kultur

18 3.3. Rancangan Penelitian Penelitian terdiri dari 3 perlakuan dan 1 kontrol yang masing-masing diulang 3 kali. Perlakuan tersebut sebagai berikut: Perlakuan A : kultur Nannochloropsis sp. pada salinitas 30-34 ppt dan NaNO 3 100 gr/l. Perlakuan B : kultur Nannochloropsis sp. pada salinitas 30-34 ppt dan NaNO 3 50 gr/l. Perlakuan C : kultur Nannochloropsis sp. pada salinitas 35-38 ppt dan NaNO 3 100 gr/l. Perlakuan D : kultur Nannochloropsis sp. pada salinitas 35-38 ppt dan NaNO 3 50 gr/l. Tabel 4. Kontingensi perlakuan salinitas dan nitrogen NaNO Perlakuan 3 (gr/l) Total 100 50 30-34 Perlakuan A Perlakuan B A+B Salinitas (ppt) 35-38 Perlakuan C Perlakuan D C+D Total A+C B+D N 3.4. Prosedur Penelitian 3.4.1. Persiapan Penelitian a. Sterilisasi Alat Sterilisasi alat seperti toples direndam kaporit 100 ppm selama 24 jam, dicuci dengan air bersih dan dibilas hingga bersih dengan air tawar. Setelah bersih disemprotkan alkohol 70%. Alat-alat seperti selang, batu aerasi, serta yang

19 berbahan plastik dilakukan dengan perendaman kaporit 100 ppm selama 24 jam. Dibersihkan dengan air tawar, lalu dilakukan perebusan selama 20 menit. b. Sterilisasi Media (Air) Air laut dialirkan ke UV sterilizer dan diberi ozon menggunakan Ozon sterilizer. Selanjutnya direbus hingga mendidih. Air laut diukur salinitasnya menggunakan refraktometer, kemudian dilakukan perebusan berulang kali hingga mendapatkan stok air laut salinitas yang diinginkan yaitu air laut salinitas 30-34 ppt dan air laut salinitas 35-38 ppt. Kemudian disaring dengan menggunakan plankton net mesh size 15 mikron. c. Pembuatan Pupuk Conwy Pupuk yang digunakan pada kultur Nannochloropsis sp. yaitu pupuk Conwy. Komposisi pupuk Conwy adalah NaEDTA 45 gram, FeCl 3. 6H 2 O 1,3 gram, H 2 BO 3 33,6 gram, NaHPO 4 20 gram, NaNO 3 100 gram dan 1 Liter aquades (Tabel. 1). Pembuatan pupuk Conwy dilakukan dengan cara mencampurkan bahan-bahan, kemudian ditambahkan trace metal 1cc yang terdiri dari ZnCl 2 2.1 gr, CoCl 2.6H 2 O 2 gr, CuSO 4.5H 2 O 2 gr, dan (NH 4 ) M 7 O 24 0.9 gr (Tabel 2) yang masing-masing telah dicairkan dengan aqubides 100 ml. Pupuk kultur Nannochlropsis sp. perlakuan pengurangan kadar nitrogen hingga 50% tidak dilakukan dengan mengencerkan larutan pupuk kultur Conwy stok. Pembuatan pupuk kultur perlakuan pengurangan kadar nitrogen hingga 50% dibuat dengan cara mengurangi penggunaan NaNO 3 hingga 50% dari kebutuhan standar NaNO 3 pada pupuk Conwy yaitu sebesar NaNO 3 50 gr/l.

20 3.4.2. Pelaksanaan Penelitian Mikroalga Nannochloropsis sp. dikultur pada toples 2 liter dengan kepadatan 11 x 10 6 sel/ml masing-masing pada 12 (4 perlakuan x 3 ulangan) toples. Pupuk Conwy diberikan sebanyak 1 ml/liter kultur, dilakukan pengukuran kualitas air setelah biota dibiakkan. Media kultur disusun di rak kultur dan diberi aerasi kuat pada pencahayaan lampu TL 38 W. Kepadatan Nannochlopsis sp. diamati pada mikroskop setiap 6 jam sekali pada tiap media kultur. Setelah mencapai fase akhir eksponensial atau pada fase awal stasioner (waktu panen), dilakukan pengukuran kualitas air kembali. Kemudian Nannochloropsis sp. dipanen secara total dengan cara dibuat natan menggunakan larutan NaOH. Larutan tersebut dimasukkan kedalam kultur sedikit demi sedikit sambil diaduk searah jarum jam. Setelah cukup homogen, putar arah adukan secara berlawanan hingga larutan terasa mengental. Larutan didiamkan hingga biakan mengendap. Kemudian masingmasing biakan dimasukkan ke dalam botol sampel yang telah dibersihkan dan disemprot alkohol, dan disimpan dalam lemari pendingin. Langkah terakhir yang dilakukan yaitu sampel yang telah disimpan dalam botol sampel dibawa untuk dilakukan uji proksimat.

21 3.5. Parameter 3.5.1. Penghitungan Kepadatan Nannochloropsis sp. Penghitungan kepadatan Nannochloropsis sp. dengan cara Nannochloropsis sp. pada media kultur diambil sebanyak 1 ml dengan pipet, kemudian diamati dengan Haemacytometer dibawah mikroskop dengan pembesaran 10 x 10 dengan menggunakan rumus yang dikembangkan oleh BBPBL: Keterangan : N = Kepadatan n = Jumlah kotak hitungan Ki = Kepadatan plankton ke-i K1-K5 = jumlah Nannochloropsis sp. dalam lapang pandang (kotak) hitungan ke 1 hingga 5 3.5.2. Uji Proksimat Protein Uji proksimat protein pada Nannochloropsis sp. dengan menggunakan metoda Gunning di laboratorium Politeknik Lampung (Lampiran 3). 3.5.3. Kualitas air (oksigen terlarut, ph, dan suhu media kultur) Pengukuran oksigen terlarut, ph, dan suhu media kultur menggunakan DO meter, ph meter, dan termometer. Pengukuran parameter kualitas air dilakukan 2 kali, yaitu 24 jam sejak Nannochloropsis sp. di tempatkan di media kultur dan beberapa saat sebelum panen dilakukan.

22 3.6. Analisis Data 3.6.1. Uji Chi Square (χ 2 ) Analisis data yang digunakan untuk menguji hasil perlakuan adalah uji Chi square (χ 2 ). Uji Chi square (χ 2 ) merupakan teknik nonparametrik yang berguna untuk menganilisis data yang terpisah bila kedua sampel bebas. Uji tersebut dipakai apabila nilai-nilai yang didapat dari dua sampel acak bebas semuanya masuk dalam salah satu dari dua kelas yang berbeda satu sama lain. Setiap subyek dalam kedua kelompok tersebut mendapatkan satu dari dua nilai yang mungkin. Nilainilai tersebut dipresentrasikan dalam frekuensi-frekuensi suatu tabel kontingensi (Siegel, 1985) (Tabel 4). Siegel (1985) menyatakan bahwa perhitungan data dengan uji chi square (χ 2 ) menggunakan dua pendekatan berdasarkan jumlah data (N) pada penelitian: a. Jika kepadatan Nannochloropsis sp. berjumlah N > 40 maka rumus yang digunakan: ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) A B A+B (i.1) C D C+D (i.2) A+C (j.1) B+D (j.2) N Keterangan: N = jumlah total nilai data A = Kepadatan Nannochloropsis sp. perlakuan A B = Kepadatan Nannochloropsis sp. perlakuan B C = Kepadatan Nannochloropsis sp. perlakuan C D = Kepadatan Nannochloropsis sp. perlakuan D

23 b. Jika kandungan protein total Nannocholropsis sp. berjumlah N < 20 maka rumus yang digunakan: ( ) Keterangan : O ij = frekuensi pengamatan ke-ij E ij = frekuensi harapan ke-ij i = jumlah baris j = jumlah kolom ( ) ( ) i n = jumlah data pada baris ke-n j n = jumlah data pada kolom ke-n Jika nilai dari χ 2 lebih besar dari pada χ 2 tabel pada taraf nyata 0,05, maka diputuskan untuk menolak H 0. Jika nilai dari χ 2 lebih kecil dari pada χ 2 tabel pada taraf nyata 0,05, maka diputuskan untuk menerima H 0 (Gaspersz, 1991). 3.6.2. Regresi dan Korelasi Analisis regresi dan korelasi digunakan untuk mempelajari hubungan antara dua variabel atau lebih. Hubungan antar variabel tersebut dapat dipergunakan untuk memperkirakan besarnya dampak kuantitatif yang terjadi dari perubahan satu kejadian terhadap kejadian lainnya. Regresi linier merupakan model hubungan antara dua variable berdasarkan persamaan garis linier (Supangat, 2007). Model regresi yang dipergunakan adalah: Keterangan: Y = kandungan protein Nannochlropsis sp.

24 X = kepadatan Nannochlropsis sp. = titik potong Y, nilai perkiraan bagi Y ketika X = 0 = kemiringan garis atau perubahan rata-rata pada Y untuk setiap satu unit perubahan (naik atau turun) pada variabel bebas X Koefisen korelasi merupakan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Korelasi merupakan ukuran atau besaran yang menyatakan ada atau tidaknya hubungan diantara variabel-variabel yang bersangkutan dinyatakan dengan notasi (r). Nilai korelasi (r) dapat diartikan sebagai tingkat kekuatan hubungan amtara dua variabel atau lebih (besarnya kontribusi yang diberikan oleh variabel yang mempengaruhi), baik secara langsung maupun tidak langsung. Tingkat korelasi bernilai antara -1 < r < 1. Jika nilai r berada pada kisaran -1 < r < 0, maka korelasi cenderung bersifat korelasi negatif. Jika nilai r berada pada kisaran 0 < r < 1, maka korelasi cenderung bersifat positif. Penentuan nilai korelasi menggunakan persamaan berikut (Supangat, 2007): ( ) ( )( ) [ ( ) ( ) ][ ( ) ( ) ] Keterangan: r = nilai korelasi n = jumlah sampel X = data kepadatan Nannochloropsis sp. Y = data protein total Nannochloropsis sp. Koefisiensi determinasi (R 2 ) merupakan ukuran (besar) untuk menyatakan tingkat kekuatan hubungan dalam bentuk persentasi (%). Koefisien tersebut dihitung dengan mengkuadratkan koefisensi korelasi, sebagai berikut (Supangat, 2007) :