KANDUNGAN MERKURI (Hg) PADA IKAN KAKAP MERAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Logam berat merupakan salah satu komponen pencemar lingkungan, baik

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam arti (toksisitas) yang tinggi, biasanya senyawa kimia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PEDAHULUAN. banyak terdapat ternak sapi adalah di TPA Suwung Denpasar. Sekitar 300 ekor sapi

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengaruh menurunkan kualitas lingkungan atau menurunkan nilai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari sumber pencemar yang sangat berbahaya, Peristiwa keracunan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber pencemar bagi lingkungan (air, udara dan tanah). Bahan

I. PENDAHULUAN. serbaguna bagi kehidupan mahluk hidup (Yani, 2010). Air sungai saat ini banyak

BAB I PENDAHULUAN. ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan

Dampak Pencemaran Pantai Dan Laut Terhadap Kesehatan Manusia

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan kualitas lingkungan dan derajat kesehatan masyarakat disebabkan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

mendirikan pabrik bertujuan untuk membantu kemudahan manusia. Namun, hal

PENDAHULUAN. adalah Timbal (Pb). Timbal merupakan logam berat yang banyak digunakan

BAB I PENDAHULUAN. sampah di TPA umumnya masih menggunakan metode open dumping, seperti pada

BAB I PENDAHULUAN. udara, air dan tanah berupa kegiatan industri dan pertambangan.

BAB I PENDAHULUAN. yang maju identik dengan tingkat kehidupan yang lebih baik. Jadi, kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. besar. Total produksi selama tahun adalah sebesar ,73 kg,

Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Tulabolo adalah bagian dari wilayah Kecamatan Suwawa Timur,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian laut seakan-akan merupakan sabuk pengaman kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan hidup adalah satu kesatuan ruang dengan kesemua benda, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang

ANALISIS KANDUNGAN MERKURI (Hg) PADA TANAH SAWAH DI DESA TALUDUYUNU KECAMATAN BUNTULIA KABUPATEN POHUWATO. Yunita Miu Nim :

I. PENDAHULUAN. manusia, akan tetapi pembangunan di bidang industri ini juga memberikan. berat dalam proses produksinya (Palar, 1994).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT MERKURI (Hg) DAN TIMBAL (Pb) PADA IKAN NIKE (Awaous melanocephalus) DI MUARA SUNGAI BONE KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. kualitas hidup manusia dengan meningkatnya pendapatan masyaraka Di sisi lain,

PENDAHULUAN. banyak efek buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup manusia. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan industri pertambangan yang berasaskan manfaat serta kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. buang tanpa adanya pengolahan limbah yang efesien dan terbuang mengikuti arus

BAB I PENDAHULUAN. Makanan pinggir jalan adalah salah satu contoh bahan yang beresiko

tanah apabila melebihi kemampuan tanah dalam mencerna limbah akan

PENDAHULUAN. laut, walaupun jumlahnya sangat terbatas. Dalam kondisi normal, beberapa macam

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan alam, semakin menambah kepekatan udara (Yuantari, 2009).

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Logam berat merupakan salah satu bahan pencemar perairan.

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu sumber kehidupan manusia. Apabila air akan

BAB I PENDAHULUAN. Laut dan kehidupan di dalamnya merupakan bagian apa yang disebut

BAB I. Logam berat adalah unsur kimia yang termasuk dalam kelompok logam yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penambangan Emas Desa Hulawa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia. Selain untuk dikonsumsi air juga digunakan hampir

BAB I PENDAHULUAN. 51' 30 BT perairan tersebut penting di Sumatera Utara. Selain terletak di bibir Selat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada kerak bumi. Merkuri sangat jarang dijumpai sebagai logam murni (native mercury) dan

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan industri (Singh, 2001). Hal ini juga menyebabkan limbah

ANALISIS KADAR MERKURI (Hg) Gracilaria sp. DI TAMBAK DESA KUPANG SIDOARJO

I. PENDAHULUAN. Pada saat ini masyarakat modem tengah menghadapi banyak masalah. lingkungan dan pendekatan secara biologi mulai banyak dilakukan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai Mei 2013 yang

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran lingkungan perairan yang disebabkan oleh logam-logam berat

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan, khususnya lingkungan perairan, dan memiliki toksisitas yang tinggi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. masalah yang sangat krusial bagi negara maju dan sedang berkembang. Terjadinya

merupakan campuran dari beragam senyawa kimia, beberapa terbuat dari sumbersumber alami dan kebanyakan dari bahan sintetis (BPOM RI, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan industri adalah limbah bahan berbahaya dan beracun. Penanganan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagian besar permukaan bumi terdiri atas air, luas daratan memang lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi

I. PENDAHULUAN. Pesisir pantai kota Bandar Lampung merupakan salah satu lokasi yang telah

ANALISIS LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA IKAN LELE (Clarias sp.) YANG DIBUDIDAYAKAN DI KOTA PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mengandung sejumlah mikroba yang bermanfaat, serta memiliki rasa dan bau

I. PENDAHULUAN. akibatnya air mengalami penurunan akan kualitasnya. maka batas pencemaran untuk berbagai jenis air juga berbeda-beda.

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki pabrik dan

BAB I PENDAHULUAN. maupun gas dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Lingkungan

perubahan kondisi tata lingkungan (tanah, udara dan air) yang tidak menguntungkan (merusak dan merugikan kehidupan manusia, binatang dan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tingkat keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi sehingga disebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri yang pesat ternyata membawa dampak bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Chemoautotropic Eubacteria

BAB I PENDAHULUAN. kesinambungan pembangunan. Dengan meningkatnya pembangunan akan. dan derajat kesehatan masyarakat disebabkan adanya pencemaran.

I. PENDAHULUAN. berbagai sektor seperti bidang ekonomi, sosial dan budaya. Momentum pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TOKSISITAS MERKURI (Hg) TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP, PERTUMBUHAN, GAMBARAN DARAH DAN KERUSAKAN PADA IKAN NILA Oreochromis niloticus

BAB 1 PENDAHULUAN. Volume rata-rata kebutuhan air setiap individu per hari adalah liter atau

Felmawati Mundeng, Dian Saraswati, Ramly Abudi 1. Kata Kunci: Mercury (Hg), Hulu dan Hilir Air Sungai

BAB I PENDAHULUAN. kondisi tersebut. Penurunan kualitas air sungai dapat disebabkan oleh masuknya

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan salah satu hasil kekayaan alam yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia untuk dijadikan

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak ditemukan di lingkungan (WHO, 2010). Logam plumbum disebut non

BAB I PENDAHULUAN. 2004). Menurut Palar (1994) pencemaran adalah suatu kondisi yang telah

PENGARUH PERENDAMAN DENGAN KERTAS KORAN DALAM AIR PANAS TERHADAP KADAR TIMBAL (Pb) PADA IKAN ASIN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS HISTOFISIOLOGIS IKAN BAUNG (Hemibagrus nemurus Blkr.) PADA ALIRAN SUNGAI BATANG OMBILIN, SUMATERA BARAT YANG TERKENA DAMPAK PENCEMARAN

TEORI JOHN GORDON CHAPTER: CHEMICAL AGENTS. Oleh: SURATMAN, S.KM, M.Kes Staf Pengajar Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed)

UJI KADAR MERKURI (Hg) PADA AIR DAN SEDIMEN SUNGAI TULABOLO KECAMATAN SUWAWA TIMUR TAHUN 2013 SUMMARY. Fitrianti Palinto NIM

BAB I PENDAHULUAN. dengan menggunakan merkuri (Hg) (Widodo, 2008). Merkuri (Hg) merupakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran logam berat yang berlebihan di lingkungan akibat dari

I. PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air. Salah satu faktor terpenting

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsentrasi Logam Berat Merkuri (Hg) Penelitian kandungan Hg dilakukan pada ikan kakap merah yang berasal dari tiga pasar tradisional, yaitu pasar Bilungala, pasar Mupuya dan pasar Tombililato. Berdasarkan penelitiian didapatkan hasil konsentrasi tertinggi Hg sebesar 0,165 mg/kg dari stasiun II (pasar Mupuya) dan untuk konsentrasi terendah sebesar 0,095 mg/kg dari stasiun III (pasar Tombililato), stasiun I (pasar bilungala) 0,125 mg/kg seperti terlihat pada Gambar.13 KANDUNGAN MERKURI (Hg) PADA IKAN KAKAP MERAH konsentrasi Hg (mg/kg) 0,18 0,16 0,14 0,12 0,1 0,08 0,06 0,04 0,02 0 0,165 0,125 0,095 pasar bilungala pasar mupuya pasar tombililato stasiun/lokasi pengambilan sampel Gambar.13 Kandungan Hg pada kakap merah di tiga pasar tradisional Konsentrasi Hg yang disajikan pada Gambar.13 terlihat bahwa ikan yang dijual dari tiga pasar tradisional Bone Bolango mengandung Hg, hal tersebut karena adanya kontaminasi Hg pada perairan. Menurut Widowati et al, (2008) menyatakan bahwa kadar Hg pada ikan yang diizinkan dan boleh dikonsumsi adalah 0,1 mg/kg, sedangkan

menurut SNI (2006) batas maksimum Hg untuk ikan segar bagian I spesifikasi tentang persyaratan mutu dan keamanan pangan yaitu 0,5 mg/kg, artinya konsentrasi Hg di Kabupaten Bone Bolango masih di bawah ambang batas SNI (2006). Menurut Suhandi dan Sabanto (2005) menyatakan bahwa kontaminasi logam berat merkuri (Hg) dalam sedimen sungai dapat terjadi akibat proses alamiah (pelapukan batuan terminerilisasi), proses pengolahan emas secara tradisional (amalgamasi), maupun proses industri yang menggunakan bahan baku yang mengandung logam berat merkuri (Hg). Menurut Ratmini (2005) menyatakan bahwa sumber merkuri diperkirakan 80% disebabkan oleh aktivitas manusia, elemen merkuri dilepaskan ke udara terutama hasil pembakaran bensin, 15% dilepaskan kedalam tanah akibat pemupukan dan fungsida, sampah baterai, thermometer dan skalar listrik, dan 5% adalah terlepas dari limbah industri kedalam lingkungan air. Kontaminasi Hg pada perairan sekitar lokasi penangkapan ikan kakap merah Bone Bolango dikarenakan akibat kegiatan penambangan emas yang ada di Desa Mupuya Kecamatan Bulawa Kabupaten Bone Bolango. Kegiatan penambangan emas di daerah tersebut berlasung intensif sejak tahun 2010. Pengolahan emas dengan proses amalgamasi yaitu menggunakan merkuri sebagai media untuk menangkap emas mempunyi potensi untuk terbuang ke lingkungan sekitar. Jika kondisi tersebut berlangsung secara terus menerus, maka konsentrasi Hg pada ikan kakap merah akan melebihi nilai ambang batas yang ditetapkan oleh SNI (0,5 mg/kg). Menurut Suhandi dan Sabanto (2005) proses terbuangnya merkuri pada kegiatan pengolahan emas terutama dapat terjadi pada tahapan kegiatan pengambilan amalgam, penanganan tailing, pembakaran amalgam dan pendulangan konsentrat.

Kandungan Hg pada ikan kakap masih di bawah standar karena Menurut SNI (2006) batas maksimum cemaran logam berat merkuri untuk ikan segar bagian I spesifikasi tentang persyaratan mutu dan keamanan pangan yaitu 0,5 mg/kg. SK Dirjen POM No.03725/B/SK/VII/89 yaitu sebesar 0,5 mg/kg (Hikmawati dan Sulistyorini, 2006). Walaupun kadarnya tidak melebihi standar yang ditetapkan, tetapi apabila dikonsumsi terus menerus dalam waktu yang lama maka, terjadinya keracunan tetap harus diwaspadai karena logam berat merkuri (Hg) bersifat bioakumulatif (Ratmini,2005). Menurut Palar (1994) dalam Widowati et al (2008) menyatakan bahwa bentuk senyawa Hg menentukan tingkat toksisitas misalnya HgCl 2 dosis 29 mg/kg berat badan, Hgl 2 dosis 357 mg/kg berat badan, Hg(CN) 2 sebesar 10 mg/kg berat badan, yang bisa menyebabkan kematian. Untuk menurunkan kandungan Hg pada ikan dapat dilakukan metode pemasakan yaitu perebusan (Sulistyorini dan Hikmawati, 2006). Mekanisme toksisitas Hg dalam tubuh manusia dapat melalui makanan, pernapasan dan permukaan kulit. Menurut Palar (2008) pada saat terpapar Hg melalui pernapasan, Hg akan terserap oleh alveoli paru-paru dan jalur-jalur pernapasan untuk kemudian ditrasfer ke dalam darah. Dalam darah akan mengalami proses oksidasi, yang dilakukan oleh enzim hidrokarbon peroksida katalese sehingga berubah menjadi Hg 2+. Ion merkuri ini selanjutnya dibawa ke seluruh tubuh bersama dengan peredaran darah. Efek toksisitas Hg pada manusia dapat menyebabkan neurologis berupa rasa sakit pada bibir dan lidah, halusinasi, gangguan tidur, hilang ingatan, kemunduran cara berpikir, pendengaran rusak, emosi labil bahkan sampai pada kematian.

Mekanisme toksisitas Hg dalam tubuh ikan terutama melaui jalur insang, dimana air memasuki insang dan memfasilitasi pertukaran gas dan mempertahankan proses osmosis. Senyawa Hg yang terkandung dalam air masuk ke jaringan internal ikan melalui epitel insang selama berlangsungnya respirasi. Selanjutnya Hg terakumulasi sementara di dalam insang untuk masuk ke dalam jaringan tubuh lainnya, pada insang mengalami gangguan-gangguan pengaturan ion sehingga menyebabkan kematian pada ikan (Suseno et al, 2010). 4.3 Hasil analisis one way anova Analisis One way anova dilakukan untuk mengetahui apakah konsentrasi Hg di ikan yang berasal dari tiga pasar tradisional kabupaten Bone Bolango melebihi ambang batas SNI atau tidak. Dari hasil analisis varian satu variabel diketahui bahwa konsentrasi Hg pada ikan kakap merah yang berasal dari tiga pasar tradisional Kabupaten Bone Bolango tidak melebihi ambang batas SNI 2006. Tabel 3. di bawah ini menunjukan Hasil one-way anova merkuri (Hg) pada ikan kakap merah di tiga pasar tradisional. Tabel 3. Hasil one-way anova merkuri (Hg) pada ikan kakap merah ditiga pasar tradisional Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F Tabel F hitung keragaman bebas kuadrat tengah 5 % 1% Perlakuan 2 0,026 0,013 2,17 3,59 6,11 Galat 3 0,018 0,006 jumlah 5 0,044 0,019 Berdasarkan hasil analisis one-way anova yang tersaji pada Tebel 3. Terlihat bahwa nilai yang diperoleh yaitu F hitung (2,17) lebih kecil dari F tabel (6,11). Hal ini menunjukan bahwa tidak ada perbedaan konsentrasi Hg pada ikan kakap merah di

masing-maasing pasar, dimana konsentrasi tersebut di bawah ambang batas SNI. Konsentrasi Hg demikian karena jenis ikan dan lokasi penangkapan yang sama. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi logam berat dalam tubuh organisme adalah: jenis ikan, aktifitas ikan, jenis organ tubuh dan tempat hidup. Menurut Azizah (2009) dalam penelitiannya menyatakan bahwa konsentrasi merkuri pada bagian akar purun tikus lebih tinggi jika dibandingkan dengan bagian batang. Hal ini terjadi karena adanya proses aliran massa atau difusi oleh akar tumbuhan yang menyerap kation terutama Ca 2+ dan Mg 2+ sedangkan merkuri akan tertinggal dipermukaan akar karena tidak diperlukan oleh tumbuhan. Menurut Ratmini (2009) akumulasi biologi dapat terjadi melalui absorbsi langsung terhadap logam berat yang terdapat dalam badan air, sehingga organisme air yang hidup dalam perairan tercemar berat oleh logam berat, jaringan tubuhnya akan mengandung kadar logam berat yang tinggi juga. Merkuri akan masuk dalam tubuh ikan melalui proses bioakumulasi dan biomagnifikasi. Secara fisiologis ikan kakap lebih banyak minum air laut, hal tersebut dikarenakan oleh tekanan osmosis air laut lebih tinggi daripada cairah tubuh. Menurut Eujaya (2004) dalam Batara (2008) tekanan osmosis air laut lebih tinggi daripada cairan tubuh, sehingga secara alami air akan mengalir dari dalam tubuh ikan kakap merah ke lingkungan secara osmosis melewati ginjal, insang dan kulit. Sebaliknya, garam-garam akan masuk ke dalam tubuh melalui proses difusi dan untuk mempertahankan konsentrasi garam dan air dalam tubuh, ikan kakap merah memperbanyak minum air laut. Akibat dari memperbanyak minum air laut maka kehilangan air dalam tubuh ikan dapat diganti, bersamaan dengan itu

sejumlah besar garam akan ikut masuk ke dalam tubuh dan garam tersebut harus segera dikeluarkan kembali. Faktor pendukung adanya kandungan Hg pada ikan adalah lokasi penangkapan. Jika lokasi penangkapan ikan tercemar, maka ikan yang hidup pada perairan tersebut terkontaminasi Hg. Saat ini kondisi perairan sekitar lokasi penangkapan ikan kakap merah Kabupaten Bone Bolango sudah terpapar Hg yang diduga akibat kegiatan penambangan emas melihat nilai Hg pada ikan kakap mencapai 0,165 mg/kg. Hal ini sesuai dengan pernyataan Widowati et al, (2008) menyatakan bahwa kadar Hg pada ikan yang diizinkan dan boleh dikonsumsi adalah 0,1 mg/kg. Untuk mengurangi pencemaran limbah logam berat merkuri (Hg) di daerah pertambangan emas dapat dilakukan berbagai cara seperti: memilih teknik penggalian yang ramah lingkungan (menerapkan sistem pertambangan tertutup sehingga memperkecil keluarnya Hg dari dalam tanah), menggunakan teknologi pemrosesan bantuan tambang yang tidak menggunakan Hg, tetapi diganti dengan menggunakan bioteknologi (proses pencucian menggunakan mikroba Thiobacillus feroxidans).