PERAN DIVISI CORPORATE COMMUNICATIONS DALAM MENSOSIALISASIKAN CCTG SEBAGAI NILAI ORGANISASI KARYAWAN PT CAKRAWALA ANDALAS TELEVISI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian menurut Soetrisno Hadi adalah studi yang membicarakan

BAB III METODE PENELITIAN. Kualitatif, Menurut Ardianto (2011:60), Metode deskriptif kualitatif

BAB 3 METODE PENELITIAN. merupakan anak dari PT. Star World International. Penelitian akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PENUTUP. organisasi mempunyai peran penting dalam perusahaan karena mempunyai

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif. Metode kualitatif adalah metode penelitian yang

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

pertama di lapangan. Dalam penelitian ini, untuk mengetahui informasi terkait strategi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

BAB III METODE PENELITIAN. Priskwila Sejahtera (PAS) yang terletak di Jln. Swasembada Timur XXII,

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini dimulai dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode dekskriptif kualitatif.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam konteks penelitian ini, penelitian yang dilakukan termasuk jenis

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau proposisi yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena menyajikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Peneliti menguraikan paradigma sebagai berikut:

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan pendekatan konstruktivis dan metodologi riset kualitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 5 PENUTUP. kriteria sebagai media yang efektif dalam menjalankan tugasnya untuk mendukung

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR PUSTAKA. Cutlip Scott M, Allen H Center, Glen M Broom, Effective Public Relations, Eight Edition, Prentice Hall International Inc, 2000.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Deskripsi Latar, Sumber Data, Satuan Kajian. Peneliti melakukan pengamatan secara langsung di PT.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah

BAB III METODE PENELITIAN. yang tidak bisa dijelaskan dan dianalisa melalui data-data statistik sehingga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dipergunakan guna menjawab tujuan penelitian (Soehartono, 1999: 9). Oleh karena itu, pada

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

Saifuddin, Op. Cit., hlm. 5.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, tahapan-tahapan

BAB III METODE PENELITIAN. yang sesuai, dengan unsur-unsur pokok yang harus ditemukan sesuai dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan dan contoh seperti apa seharusnya teknik riset yang baik. 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan yakni kualitatif. Ghony (2012: 89)

penutup, dan melengkapi data-data yang sudah di

BAB III METODE PENELITIAN. tentang apa yang dialami subyek penelitian. 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. PT MNC (Media Nusantara Citra) adalah sebuah perusahaan yang bergerak

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. motivasi, tindakan dan lain secara holistik. 31 Sedangkan disebut deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu kegiatan guna mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. 1

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam proposal ini adalah pendekatan kualitatif. Yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

PERAN DIVISI CORPORATE COMMUNICATIONS DALAM MENSOSIALISASIKAN CCTG SEBAGAI NILAI ORGANISASI KARYAWAN PT CAKRAWALA ANDALAS TELEVISI Hartanti Puspitasari Yuanita Safitri, S.Sos., M.I.Kom Universitas Bina Nusantara Jl. K. H. Syahdan No. 9, Kemanggisan, Palmerah, Jakarta 11480 Indonesia +62 215345830, +62 215350660 hartantipuspita@yahoo.com Abstract Organizational culture has been widely adopted by large enterprises as the foundation of ethics of employees in a company's work environment. One company that instill values within the company is PT Cakrawala Andalas Televisi namely CCTG (Customer Focus, Innovation Creativity, Teamwork and Good Corporate Governance). The aim of research to find out how the role of the Corporate Communications division in disseminating the culture of the organization CCTG as the value of employees and to determine how employees interpret CCTG as values before and after the organizational culture to be disseminated by the division of Corporate Communications. The method used in this research is descriptive qualitative method. From research conducted known that the employee has not been able to understand and interpret the cultural values of the organization. To that end, the organization's culture to be disseminated by the division of Corporate Communications. The conclusion in disseminating CCTG, Corporate Communications division prepared a variety of media socialization so that employees can interpret CCTG as the value of the organization's. (HP) Keywords: Organizational Culture, Organizational Communication, Socialization, Corporate Communications Abstrak Budaya organisasi sudah banyak diterapkan oleh perusahaan besar sebagai landasan etika kerja karyawan di dalam lingkungan kerja suatu perusahaan. Salah satu perusahaan yang menanamkan nilai-nilai di dalam perusahaan adalah PT Cakrawala Andalas Televisi yakni CCTG (Costumer Focus, Creativity Innovation, Teamwork dan Good Corporate Governance). Tujuan penelitian untuk mengetahui bagaimana peran divisi Corporate

Communications dalam mensosialisasikan CCTG sebagai nilai organisasi karyawan dan untuk mengetahui bagaimana karyawan memaknai CCTG sebagai nilai organisasi sebelum dan setelah dilakukan sosialisasi oleh Divisi Corporate Communications. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif-kualitatif. Dari penelitian yang dilakukan diketahui bahwa karyawan belum bisa memahami dan memaknai nilai organisasi. Untuk itu, dilakukan sosialisasi budaya organisasi oleh Divisi Corporate Communications. Kesimpulannya dalam mensosialisasikan CCTG, Divisi Corporate Communications menyiapkan berbagai media sosialisasi sehingga karyawan dapat memaknai CCTG sebagai nilai organisasi. (HP) Kata Kunci: Komunikasi Organisasi, Budaya Organisasi, Sosialisasi, Komunikasi Perusahaan PENDAHULUAN Budaya organisasi sudah banyak diterapkan oleh perusahaan besar sebagai landasan etika kerja karyawan di dalam lingkungan kerja suatu perusahaan. Salah satu perusahaan yang menanamkan nilai-nilai di dalam perusahaan yang menjadi pendukung terbentuknya interaksi, landasan dalam berperilaku dan sebagai salah satu sumber dari keunggulan bersaing dalam menghadapi lingkungan yang terus mengalami perubahan adalah PT Cakrawala Andalas Televisi atau biasa disebut ANTV. ANTV merupakan perusahaan Perseroan di bidang industri pertelevisian di Indonesia. Kemudian untuk mencapai Visi Perseroan dengan menjalankan Misi Perseroan tersebut, ANTV telah menyusun tata nilai yang menjadi panduan bagi karyawan dalam berinteraksi dan berperilaku. Tata nilai tersebut dibangun atas dasar tata empat nilai pokok yang diakui dan dikembangkan bersama, yakni Costumer Focus, Creativity Innovation, Teamwork dan Good Corporate Governance. Dengan adanya Divisi Corporate Communications yang berperan dalam mensosialisasikan CCTG sebagai nilai-nilai organisasi kepada karyawan di PT Cakrawala Andalas Televisi maka akan menuntun seluruh karyawan ANTV untuk memahami nilainilai tersebut sehingga dapat dijadikan landasan dalam berinteraksi dan berperilaku yang akan menciptakan hubungan yang harmonis diantara karyawan. Sehingga mampu memperkuat budaya organisasi yang telah ditetapkan tersebut untuk mendukung tercapainya keberhasilan perusahaan dimasa yang akan datang. Penelitian terdahulu menurut Theresia Kristianingrum, Ike Dewi Sulistyaningtyas yang berjudul Strategi Sosialisasi Budaya Perusahaan di PT Agro Mandiri Semesta Hasil penelitian ini adalah PT Agro Mandiri Semesta mendefinisikan strategi sosialisasi budaya perusahaan sebagai cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan dan strategi sosialisasi yang dipakai adalah strategi sosialisasi komunal. Pada penelitian sebelumnya membahas tentang strategi sosialisasi budaya perusahaan di PT Agro Mandiri Semesta. Sedangkan dalam penelitian ini sama-sama membahas mengenai upaya sosialisasi namun lebih berfokus pada peran dari divisi Corporate Communications dalam mensosialisasikan nilai-nilai sebagai budaya perusahaan. Sedangkan penelitian terdahulu menurut Theodorin Nawang Sari, Dr. Gregoria Arum Yudarwati yang berjudul Pengaruh Tingkat Partisipasi Terhadap Tingkat Pengetahuan Karyawan dalam Program Sosialisasi Nilai Baru Organisasi Hasil penelitian adalah semakin tinggi tingkat partisipasi karyawan dalam program sosialisasi maka semakin tinggi pula tingkat pengetahuan karyawan tentang nilai baru. Pengaruh tingkat partisipasi karyawan dalam program sosialisasi terhadap pengetahuan tentang nilai baru organisasi dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang lebih tinggi dan lama bekerja. Pada penelitian sebelumnya membahas tingkat pengetahuan karyawan dalam program sosialisasi nilai baru organisasi Sedangkan penelitian ini membahas mengenai divisi Corporate Communications yang berperan dalam mensosialisasikan nilai organisasi kepada karyawan.

Landasan Konseptual dalam penelitian ini antara lain: Peran Menurut Soerjono Soekanto (2014:210-211) peranan berasal dari kata peran yang merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya, maka dia akan menjalankan suatu peranan. Pembedaan antara kedudukan dengan peranan adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tidak dapat dipisahkan karena yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya. Tidak ada peranan tanpa kedudukan atau kedudukan tanpa peranan. Lebih lanjut Soerjono Soekanto mengemukakan aspek-aspek peranan sebagai berikut : a. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam hal ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan masyarakat. b. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi. c. Peranan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat. (Soekanto:2014:211) Peran divisi Corporate Communications dalam sosialisasi Menurut Silih Agung Wisesa (dalam Primarni, 2014:64-65) peran Public Relations meliputi: a. Mengkomunikasikan kebijaksanaan direksi dan menajemen kepada karyawan. b. Menjelaskan perubahan kebijakan direksi dan manajemen agar karyawan memahami dasar pengambilan keputusan yang diambil. c. Membangun jaringan komunikasi interaktif antara karyawan, manajemen dan direksi d. Membantu proses restrukturisasi, mulai dari sosialisasi kebijakan hingga pelatihan untuk mengurangi dampak buruk restrukturisasi. e. Membantu meningkatan rasa memiliki karyawan terhadap perusahaan. f. Membantu terciptanya budaya perusahaan yang sesuai dengan visi organisasi. Proses Sosialisasi Menurut Robbins (dalam Tika, 2014:56-57) proses sosialisasi budaya organisasi dapat dilakukan melalui tiga tahap sebagai berikut: 1. Sosialisasi Antisipasi (Tahap Kedatangan) Sosialisasi organisasi dimulai sebelum individu benar-benar bergabung dengan organisasi. Informasi sosialisasi lebih dulu datang dari berbagai sumber. Pada tahap ini secara eksplisit diakui bahwa tiap individu tiba dengan seperangkat nilai, sikap, dan harapan. Hal ini mencakup baik kerja yang harus dilakukan maupun kondisi organisasi itu sendiri. Anggota baru akan menjalankan tingkat sosialisasi awal melalui pelatihan. 2. Pertemuan Tahap ini dimulai saat kontrak pekerjaan telah ditandatangani. Banyak perusahaan menggunakan kombinasi program pelatihan dan orientasi untuk mensosialisasikan kepada para karyawan selama tahap pertemuan. a. Pelatihan Program pelatihan sangat diperlukan untuk memperkenalkan budaya organisasi kepada anggota-anggota baru. Melalui pelatihan formal, pegawai baru bisa dideteksi kemampuannya dalam menyerap budaya organisasi. b. Orientasi Pegawai baru biasanya dipersyaratkan untuk mengikuti suatu masa orientasi, di mana mereka perlu diberitahukan bagaimana harus berlaku dan bertindak. Proses sosialisasi ini memastikan seorang karyawan baru

menyaksikan seperti apa sebenarnya organisasi itu dan menghadapi kemungkinan bahwa harapan dan kenyataan dapat berbeda. 3. Perubahan dan Pemahaman yang Bertambah (Tahap Metamorfosis) Penguasaan tugas-tugas utama dan pemecahan konflik menandai mulainya tahap akhir dari proses sosialisasi ini. Pada tahap ini proses sosialisasi mengarahkan karyawan baru untuk menyesuaikan diri dengan kelompok kerjanya. Metamorfosis dan proses sosialisasi saat masuk dianggap selesai apabila anggota baru telah merasa enak dengan organisasi dan pekerjaannya. Ia telah menginternalkan norma-norma organisasi dan kelompok kerjanya dan memahami serta menerima baik norma itu. Anggota baru merasakan diterima baik oleh rekan-rekan sekerjanya sebagai seorang individu yang dipercaya dan dihargai, merasa yakin bahwa mempunyai kompetensi untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan sukses dan memahami sistem itu tidak hanya tugasnya sendiri, tetapi juga aturan, prosedur dan praktik diterima baik secara informal. Budaya Organisasi Menurut Kriyantono (2014:318) menjelaskan bahwa budaya organisasi adalah persepsi dari anggota organisasi mengenai nilai kunci dan konsep bersama yang membentuk citra mereka terhadap organisasi, mencakup faktor iklim positif, pengaruh negatif, kualitas keunggulan, potensi pertumbuhan, unsur-unsur organisasi, organisasi kecil atau tidak matang, dan aktif atau mendorong. Berdasarkan judul diatas, maka peneliti membuat pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana divisi Corporate Communications menjalankan perannya dalam mensosialisasikan CCTG sebagai nilai organisasi karyawan di PT Cakrawala Andalas Televisi? 2. Bagaimana karyawan memaknai CCTG sebagai nilai organisasi sebelum dilakukan sosialisasi oleh divisi Corporate Communications? 3. Bagaimana karyawan memaknai CCTG sebagai nilai organisasi setelah dilakukan sosialisasi oleh divisi Corporate Communications? Tujuan Penelitian ini antara lain: 1. Untuk mendeskripsikan bagaimana divisi Corporate Communications menjalankan perannya dalam mensosialisasikan CCTG sebagai nilai organisasi karyawan di PT Cakrawala Andalas Televisi. 2. Untuk mendeskripsikan bagaimana karyawan memaknai CCTG sebagai nilai organisasi sebelum dilakukan sosialisasi oleh divisi Corporate Communications. 3. Untuk mendeskripsikan bagaimana karyawan memaknai CCTG sebagai nilai organisasi setelah dilakukan sosialisasi oleh divisi Corporate Communications. METODE PENELITIAN Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat interpretif (menggunakan penafsiran) yang melibatkan banyak metode dalam menelaah masalah penelitannya. Penggunaan berbagai metode ini sering disebut triangulasi dimaksudkan agar peneliti memperoleh pemahaman yang komprehensif (holistik) mengenai fenomena yang ia teliti (Mulyana dan Solatun, 2013:5). Pada penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif. Adapun jenis penelitian ini bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Periset sudah memiliki konsep (biasanya satu konsep) dan kerangka konseptual. Melalui kerangka konseptual (landasan teori), periset melakukan operasionalisasi konsep yang akan menghasilkan variabel beserta indikatornya. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan

realitas yang sedang terjadi tanpa menjelaskan hubungan antarvariabel (Kriyantono, 2014:69). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptifkualitatif. Menurut Ardianto (2010:6) metode deskriptif-kualitatif merupakan suatu metode yang menitikberatkan pada observasi dan suasana alamiah (natural setting). Peneliti terjun langsung ke lapangan dan bertindak sebagai pengamat. Ia membuat kategori perilaku, mengamati gejala, dan mencatatnya dalam buku observasi. Ia tidak berusaha untuk memanipulasi variabel. Teknik pengumpulan data dapat digunakan periset untuk mengumpulkan data. Ada beberapa teknik pengumpulan data yang biasanya dilakukan oleh periset. Metode pengumpulan data ini sangat ditentukan oleh metodologi riset, apakah kuantitatif atau kualitatif. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi kualitatif ini adalah wawancara mendalam (intensive/depth interview), observasi (field observations), dan kajian dokumen. Menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2014:247-253) analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus, teknik yang digunakan untuk menganalisis data yaitu: 1. Reduksi Data adalah mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, dan membuang yang tidak perlu. 2. Penyajian Data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Mendisplay data akan memudahkan kita agar memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja lanjutan berdasarkan apa yang telah difahami tersebut. 3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi berarti kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung tahap pengumpulan data berikutnya. Teknik Keabsahan Data atau Trustworthiness adalah menguji kebenaran dan kejujuran subjek dalam mengungkap realitas menurut apa yang dialami, dirasakan atau dibayangkan. Trustworthiness ini mencakup dua hal (Kriyantono, 2014:71-72) : 1. Authenticity, yaitu memperluas konstruksi personal yang dia ungkapkan. Periset memberi kesempatan dan memfasilitasi pengungkapan konstruksi personal yang lebih detail, sehingga memengaruhi mudahnya pemahaman yang lebih mendalam. 2. Analisis Triangulasi, yaitu menganalisis jawaban subjek dengan meneliti kebenarannya dengan data empiris (sumber data lainnya) yang tersedia. Disini jawaban subjek di cross-check dengan dokumen yang ada. Menurut Dwidjowinoto (dalam Kriyantono, 2014:72) ada beberapa macam triangulasi, yaitu : Triangulasi Sumber, Triangulasi Waktu, Triangulasi Teori, Triangulasi Periset, Triangulasi Metode Triangulasi yang digunakan untuk menguji keabsahan penelitian ini adalah triangulasi sumber. Membandingkan atau mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda. Misalnya, membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara, dan membandingkan apa yang dikatakan umum dengan yang dikatakan pribadi. Pengujian dengan triangulasi sumber dilakukan untuk mengoreksi kekeliruan data, menilai kecukupan menyeluruh data yang dikumpulkan, mendukung, serta memantapkan hasil penelitian. HASIL DAN BAHASAN Berdasarkan hasil dan data yang diperoleh dalam penelitian ini, pembahasan akan dimulai dengan Corporate Communications Dalam Sosialisasi CCTG Sebagai Nilai Organisasi, Pemaknaan Karyawan mengenai CCTG Sebagai Nilai organisasi Sebelum Dilakukan Sosialisasi, Pemaknaan Karyawan mengenai CCTG Sebagai Nilai organisasi Setelah Dilakukan Sosialisasi.

A. Corporate Communications Dalam Sosialisasi CCTG Sebagai Nilai Organisasi Dalam melakukan sosialisasi mengenai nilai-nilai CCTG tersebut pada dasarnya divisi Coprorate Communications juga turut berkoordinasi dengan salah satu unit kerja lain, yakni Human Capital Development. Menurut Silih Agung Wisesa (dalam Primarni, 2014:64-65) peran Public Relations meliputi mengkomunikasikan kebijaksanaan direksi dan menajemen kepada karyawan; menjelaskan perubahan kebijakan direksi dan manajemen agar karyawan memahami dasar pengambilan keputusan yang diambil; membangun jaringan komunikasi interaktif antara karyawan, manajemen dan direksi; membantu proses restrukturisasi, mulai dari sosialisasi kebijakan hingga pelatihan untuk mengurangi dampak buruk restrukturisasi; membantu meningkatan rasa memiliki karyawan terhadap perusahaan; membantu terciptanya budaya perusahaan yang sesuai dengan visi organisasi. Dalam melakukan upaya sosialisasi CCTG sebagai nilai-nilai organisasi, peran divisi Corporate Communications sangat dibutuhkan untuk dapat mensosialisasikan nilai-nilai organisasi tersebut. Strategi sosialisasi yang dilakukan dengan menyiapkan berbagai media sosialisasi seperti banner, nametag karyawan, email blast, dan event. Dengan adanya upaya sosialisasi yang dilakukan oleh divisi Corporate Communications maka dapat membantu para karyawan ANTV yang baru bergabung agar dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan CCTG sebagai nilai organisasi karyawan dalam suatu perusahaan. Robbin dan Judge (dalam Sunyoto et al., 2015:155) menyatakan bahwa sosialisasi adalah salah satu cara penting untuk menyampaikan budaya organisasi. Sosialisasi merupakan proses untuk mengadaptasi karyawan atau individu dengan budaya organisasi. Ketika karyawan pertama kali bergabung dengan suatu organisasi, mereka belum memahami secara benar budaya organisasi sehingga dapat mengganggu kegiatan organisasi. Oleh sebab itu, organisasi membantu para karyawan baru tersebut agar dapat beradaptasi dengan budaya organisasi melalui sosialisasi. Selain itu, menurut Tika (2014:56) mengemukakan bahwa sosialisasi adalah proses penyesuaian diri anggota-anggota baru terhadap budaya organisasi dalam memasuki suatu organisasi atau perusahaan. Faktor-faktor pembentuk budaya perusahaan antara lain lingkungan bisnis, nilai-nilai, pahlawan, ritual dan jaringan budaya. PT Cakrawala Andalas Televisi memiliki satu faktor dari beberapa faktor pembentuk budaya perusahaan tersebut yakni, nilai-nilai. Nilai-nilai yang dimiliki ANTV adalah CCTG (Costumer Focus, Creativity Innovation, Teamwork, Good Corporate Governance). Dengan adanya tata nilai tersebut diharapkan seluruh karyawan dapat memahaminya dengan baik dan menjadi landasan berinteraksi dan berperilaku guna mencapai visi dan misi perusahaan. Menurut Deal dan Kennedy (dalam Tika, 2014:6) menjelaskan bahwa budaya perusahaan merupakan nilai inti sebagai esensi falsafah perusahaan untuk mencapai kesuksesan yang didukung oleh semua warga organisasi dan memberikan pemahaman bersama tentang arah bersama dan menjadi pedoman perilaku mereka dari hari ke hari. Faktor-faktor pembentuk budaya perusahaan adalah lingkungan bisnis, nilai-nilai, pahlawan atau pelopor ritus dan ritual serta jaringan budaya. B. Pemaknaan Karyawan mengenai CCTG Sebagai Nilai organisasi Sebelum Dilakukan Sosialisasi Sebelum dilakukannya sosialisasi oleh divisi Corporate Communications karyawan PT Cakrawala Andalas Televisi tidak mengetahui nilai-nilai, visi dan misi perusahaan sehingga mereka belum mengalami proses pembelajaran yang dilakukan dalam mempelajari aturan dalam suatu perusahaan untuk diterapkan pada dirinya, baik sebagai individu atau sebagai anggota kelompok dalam rangka untuk mengembangkan potensi dirinya sesuai dengan nilai, norma atau kebiasaan dalam perusahaan. Sosialisasi adalah suatu proses interaksi untuk menanamkan suatu kaidah, norma, ataupun mengenai kehidupan sosial dalam masyarakat. Sosialisasi merupakan proses pembelajaran yang dilakukan oleh seseorang dalam mempelajari kehidupan dalam suatu masyarakat untuk diterapkan pada dirinya, baik sebagai individu atau sebagai anggota kelompok dalam rangka untuk

mengembangkan potensi dirinya sesuai dengan nilai, norma atau kebiasaan dalam masyarakat (Murdiyatmoko, 2007:111). C. Pemaknaan Karyawan mengenai CCTG Sebagai Nilai organisasi Setelah Dilakukan Sosialisasi Dalam penelitian yang dilakukan, PT Cakrawala Andalas Televisi memiliki nilai-nilai CCTG sebagai budaya organisasi diciptakan dari persepsi anggota organisasi mengenai nilai kunci dan konsep bersama yang membentuk citra mereka terhadap organisasi. Karyawan memiliki pedoman mengenai akan segala sesuatu yang penting untuk dilakukan seperti cara kerja perusahaan dan membantu pengembangan rasa memiliki jati diri bagi karyawan. Menurut Kriyantono (2014:318) menjelaskan bahwa budaya organisasi adalah persepsi dari anggota organisasi mengenai nilai kunci dan konsep bersama yang membentuk citra mereka terhadap organisasi, mencakup faktor iklim positif, pengaruh negatif, kualitas keunggulan, potensi pertumbuhan, unsur-unsur organisasi, organisasi kecil atau tidak matang, dan aktif atau mendorong. Selain itu, menurut Wheelen dan Hunger menyatakan bahwa jika dilihat dari sudut pandang karyawan, budaya memberikan pedoman bagi karyawan akan segala sesuatu yang penting untuk dilakukan. Sejumlah peran penting yang dimainkan oleh budaya perusahaan adalah membantu pengembangan rasa memiliki jati diri bagi karyawan, dipakai untuk mengembangkan keterkaitan pribadi dengan organisasi, membantu stabilitas organisasi sebagai suatu sistem sosial, menyajikan pedoman perilaku sebagai basil dan norma perilaku yang sudah dibentuk (Romli, 2014:195). PT Cakrawala Andalas Televisi memiliki tata nilai perusahaan yaitu, CCTG (Costumer Focus, Creativity Innovation, Teamwork, Good Corporate Governance) sebagai budaya organisasi perusahaan yang menjadi landasan seluruh karyawan ANTV dalam berinteraksi dan berperilaku untuk mencapai visi dan misi perusahaan. Menurut Talizuduhu Ndraha (dalam Tika, 2014:9) membagi budaya organisasi berdasarkan tujuannya, yaitu: 1. Budaya Organisasi Perusahaan; 2. Budaya Organisasi Publik; 3. Budaya Organisasi Sosial; PT Cakrawala Andalas Televisi memiliki CCTG (Costumer Focus, Creativity Innovation, Teamwork, Good Corporate Governance) sebagai budaya organisasi yang berfungsi sebagai identitas perusahaan yang tidak dimiliki oleh perusahaan lain. Karyawan merapkan CCTG tersebut kedalam divisinya masingmasing dikarenakan para karyawan mempunyai rasa memiliki, partisipasi, dan rasa tanggung jawab atas kemajuan perusahaannya. Selain itu, dimaksudkan agar para karyawan dapat memahami bagaimana mencapai tujuan perusahaan dan sebagai alat komunikasi antara atasan dan bawahan atau sebaliknya, serta antaranggota organisasi. Menurut Tika (2014:14-16) fungsi utama budaya organisasi adalah sebagai berikut: 1. Sebagai batas pembeda terhadap lingkungan, organisasi maupun kelompok lain. 2. Sebagai perekat bagi karyawan dalam suatu organisasi. 3. Mempromosikan stabilitas sistem sosial. 4. Sebagai mekanisme kontrol dalam memadu dan membentuk sikap serta perilaku karyawan. 5. Sebagai integrator. 6. Membentuk perilaku bagi para karyawan. 7. Sebagai sarana untuk menyelesaikan masalah-masalah pokok organisasi. 8. Sebagai acuan dalam menyusun perencanaan perusahaan. 9. Sebagai alat komunikasi.

Kajian Dokumen contoh: pemasangan banner dan nametag karyawan SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil uraian penelitian yang telah dilakukan pada divisi Corporate Communications PT Cakrawala Andalas Televisi, dapat disimpulkan bahwa : 1. Terkait peran divisi Corporate Communications dalam mensosialisasikan CCTG sebagai nilai organisasi karyawan di PT Cakrawala Andalas Televisi : a. Divisi Corporate Communications berperan dalam mensosialisasikan CCTG sebagai nilai organisasi ditujukan kepada publik internal perusahaan yakni karyawan ANTV. b. Dalam mensosialisasikan CCTG, divisi Corporate Communications menyiapkan berbagai media sosialisasi seperti nametag karyawan, pemasangan banner yang berisi informasi mengenai tata nilai, visi dan misi perusahaan, email blast, dan event. c. Proses sosialisasi CCTG sebagai nilai organisasi melalui tiga tahapan yaitu sosialisasi antisipasi (tahap kedatangan), pertemuan dan perubahan dan pemahaman yang bertambah (tahap metamorfosis). Pada tahap kedatangan calon karyawannya PT Cakrawala Andalas Televisi mendapatkan sosialisasi tentang budaya perusahaannya melalui berbagai cara seperti wawancara, meeting, pertemuan personal yang dilakukan oleh pihak ANTV yang dipercaya untuk membimbing calon karyawan pada saat pelatihan. Selain itu, karyawan baru biasanya dipersyaratkan untuk mengikuti suatu masa orientasi di mana mereka perlu diberitahukan bagaimana harus berlaku dan bertindak, setelah itu, tahap terakhir dari strategi sosialisasi dengan mengarahkan karyawan baru untuk menyesuaikan diri dengan kelompok kerjanya sehingga mereka dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan sukses.

2. Terkait pemaknaan karyawan mengenai CCTG sebagai nilai organisasi sebelum dilakukan sosialisasi oleh divisi Corporate Communications a. Sebelum dilakukan sosialisasi oleh divisi Corporate Communications karyawan tidak mengetahui nilai-nilai, visi dan misi. 3. Terkait pemaknaan karyawan mengenai CCTG sebagai nilai organisasi setelah dilakukan sosialisasi oleh divisi Corporate Communications a. Setelah dilakukannya sosialisasi oleh divisi Corporate Communications karyawan menjadi tahu apa yang mereka bisa lakukan untuk perusahaan. b. Karyawan memaknai CCTG sebagai C (Customer Focus) mengutamakan kebutuhan customer; C (Creativity Innovation) menghasilkan program dan hal-hal baru yang kreatif; T (Teamwork) semua hasil kerja merupakan kerja sama tim hasil tim secara bersama semuanya terkoordinasi semuanya bekerja keras untuk mendapatkan hasil yang diinginkan jadi apa yang didapat adalah hasil bersama; G (Good Corporate Governance) setiap internal stakeholder harus paham bahwa dalam bekerja harus mengutamakan kejujuran, transparansi sehingga dapat menjaga nama baik perusahaan. Setelah penelitian dilakukan dan didapatkan hasil serta kesimpulan dari penelitian ini, maka disertakan juga beberapa masukan-masukan yang ingin diberikan untuk kemajuan dalam penelitian selanjutnya, masukan praktis bagi perusahaan dan juga untuk masyarakat luas. Berikut masukan yang diberikan dalam penelitian ini : Saran Akademis 1. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan dapat lebih mencari teori yang kurang dalam penelitian ini. Khususnya mengenai sosialisasi dari suatu buaya organisasi untuk dapat digunakan sebagai bahan referensi agar topik yang dibahas lebih terfokus. 2. Untuk mata kuliah Professional Image and Acting, karena dalam penelitian ini membahas mengenai sosialisasi budaya organisasi, maka sangat penting untuk mempelajari lebih dalam tentang ilmu citra professional karena cukup sulit menemukan buku mengenai mata kuliah tersebut. Saran Praktis Pada dasarnya peran divisi Corporate Communications dalam mensosialisasikan CCTG sebagai nilai organisasi kepada seluruh karyawan sudah berjalan dengan baik. Akan tetapi, sebaiknya mengacu kepada pelaksanaan sosialisasi yang dijalankan tersebut, PT Cakrawala Andalas Televisi khususnya divisi Corporate Communications selaku unit kerja yang mengelola pelaksanaan sosialisasi untuk memperbaiki strategi sosialisasi yang selama ini dijalankan. Misalnya dengan memastikan seluruh karyawan dapat mengikuti kegiatan sosialisasi khususnya sosialisasi bagi karyawan lama harus sering dilakukan tidak hanya dengan pemasangan tulisan nilai-nilai budaya perusahaan. Sebaiknya manager berinteraksi dan berperilaku yang baik sehingga dapat dijadikan panutan oleh karyawan, lebih sering memantau perilaku karyawan, dan melakukan pendekatan secara personal dapat dilakukan oleh manager agar karyawan lebih berani berkomunikasi dengan atasan mereka agar keingin tahuan mereka dapat terjawab. Selain itu, membuat konsep sosialisasi yang lebih menarik dan kreatif seperti pemutaran film yang berisi tentang nilai-nilai perusahaan dan aturan-aturan yang berlaku didalam perusahaan yang dapat dilakukan selama program pelatihan karyawan dikarenakan audiovisual memiliki kekuatan untuk diterima oleh karyawan. Selanjutnya, divisi Corporate Communications mengadakan kuesioner dalam rangka evaluasi efektivitas sosialisasi CCTG untuk mengetahui sejauh apa karyawan sudah mengetahui dan memahami makna dari tata nilai perusahaan. REFERENSI Ardianto, E. (2010). Metodologi Penelitian Untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Bungin, B. (2013). Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Cutlip, Scott M. et al. (2011). Effective Public Relations Edisi Kesembilan. Jakarta: Kencana. Danandjadja. (2011). Peranan Humas Dalam Perusahaan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Gunawan, I. (2013). Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara. Kriyantono, R. (2014). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana.. (2012). Public Relations Writing. Jakarta: Kencana. Mulayana, Deddy dan Solatun. (2013). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Murdiyatmoko, J. (2007). Sosiologi: Memahami dan Mengkaji Masyarakat. Bandung: Grafindo Media Pratama. Morissan, M.A. (2010). Manajemen Public Relations. Jakarta: Kencana. Primarni, A. (2014). Introduction To Public Relations. Jakarta: Lentera Ilmu. Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge. (2008). Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat. Romli, K. (2014). Komunikasi Organisasi Lengkap Edisi Revisi. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA. Sunyoto, D. dan Burhanudin. (2015). Teori Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta: CAPS. Susanto, A.B. et al. (2008). Corporate Culture and Organization Culture. Jakarta: The Jakarta Consulting Group. Sobirin, A. (2009). Budaya Organisasi pengetian, makna dan aplikasinya dalam kehidupan organisasi. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Soekanto, S. (2014). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers. Tika, M.P. (2014). Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jakarta: Bumi Aksara. Thoha, M. (2012). Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pers. West, Richard dan Lynn H. Turner. (2012). Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika. RIWAYAT PENULIS Hartanti Puspitasari lahir di Jakarta pada tanggal 16 Juli 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Marketing Communication Public Relations pada tahun 2015.