SISTEM PEMILU DI JERMAN

dokumen-dokumen yang mirip
PEMILU JERMAN 2017: PARTAI, ISU DAN MASA DEPAN POLITIK JERMAN

NEGARA-NEGARA YANG MELAKUKAN PERUBAHAN SISTEM PEMILU

LEMBAGA PENYELENGGARA PEMILU DI JERMAN

BAB 5 KESIMPULAN. Faktor-faktor kemenangan..., Nilam Nirmala Anggraini, FISIP UI, Universitas 2010 Indonesia

KEMENANGAN KELOMPOK KONSERVATIF DALAM PEMILU DI JERMAN DAN MASA DEPAN UNI EROPA Oleh Dewi Astuti Mudji

DESAIN SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIAL YANG EFEKTIF

BAB I PENDAHULUAN. Pasca reformasi tahun 1998, landasan hukum pemilihan umum (pemilu) berupa Undang-Undang mengalami perubahan besar meskipun terjadi

SISTEM PEMILU DI MEKSIKO

SISTEM PEMILIHAN UMUM

TINJAUAN SINGKAT TENTANG SISTEM PEMILU

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemilihan umum di Jerman ke-18 di tahun 2013 memecahkan rekor, partai

BAB II PEMBAHASAN. A. Pengaturan Mengenai Pengisian Jabatan Presiden dan Wakil Presiden di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini secara tegas dinyatakan dalam Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Dasar

BADAN EKSEKUTIF OLEH: ADIYANA SLAMET. Disampaikan Pada Kuliah Pengantar Ilmu Politik Pertemuan Ke-6 (IK-1,3,4,5)

I. PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) di Negara Indonesia merupakan sarana pelaksanaan

Mengawal Sistem Pemilu Proporsional Terbuka

KLASIFIKASI SISTEM KETATANEGARAAN. Novia Kencana, MPA Universitas Indo Global Mandiri

Suprastruktur Politik, Tenno & Masyarakat serta Sistem Pemilu dan Kepartaian Jepang

Kelebihan dan Kelemahan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia

Sistem Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD Tahun 2014 Oleh Husni Kamil Manik (Ketua KPU RI Periode )

PENINGKATAN NILAI PARTISIPASI PEMILIH

RechtsVinding Online. RUU tentang Penyelenggaraan Pemilu. bersikap untuk tidak ikut ambil bagian. dalam voting tersebut.

Sistem Pemerintahan Republik Federal Jerman. Bundesrepublik Deutschland (Jerman)

Implication, the Application, the system of general election, direct election. By: Bustanuddin, S.H., LL.M. Abstrac

USULAN ASOSIASI ILMU POLITIK INDONESIA (AIPI) TERHADAP RUU PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 1

Sindikasi Pemilu dan Demokrasi Jl. Proklamasi No. 65, Jakarta Pusat

MENGANALISIS SISTEM PEMERINTAHAN DI BERBAGAI NEGARA

RINGKASAN PUTUSAN. 2. Materi pasal yang diuji: a. Nomor 51/PUU-VI/2008: Pasal 9

Ringkasan Putusan.

BAB II TINAJAUAN UMUM TENTANG PEMILU DAN KONSEPS DASAR PEMBENTUKAN PARLIAMENTERY THRESHOLD DI INDONESIA

EKSEKUTIF, LEGISLATIF, DAN YUDIKATIF

BAB II DOMESTIK POLITIK JERMAN. kepala pemerintahan Jerman dipimpin oleh seorang konselir. Bentuk pemerintahan negara ini

PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN BERDASARKAN SISTEM PRESIDENSIL

Cara Menghitung Perolehan Kursi Parpol dan. Penetapan Caleg Terpilih (1)

URGENSI UNDANG-UNDANG PEMILU DAN PEMANTAPAN STABILITAS POLITIK 2014

RINGKASAN PUTUSAN.

PEMILU. Oleh : Nur Hidayah

GBHN = Demokrasi Mayoritas Muchamad Ali Safa at 1

Cara Menghitung Perolehan Kursi Parpol dan. Penetapan Caleg Terpilih (3)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Demokrat Peduli, Serap Aspirasi, dan Beri Solusi Untuk Kesejahteraan Rakyat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum tentang Problematika Penentuan Ambang Batas

Abstract. Keywords: election, the electoral system, and a system of proportional open list

URGENSI MENYEGERAKAN PEMBAHASAN RUU KITAB HUKUM PEMILU Oleh: Achmadudin Rajab * Naskah diterima: 17 Juli 2016; disetujui: 15 September 2016

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan perppu (peraturan pemerintah pengganti undang-undang). 1 Karena

BAB I PENDAHULUAN. dikelola salah satunya dengan mengimplementasikan nilai-nilai demokrasi

Partisipasi Politik dan Pemilihan Umum

BAB II POLITIK PERUBAHAN IKLIM JERMAN : REFLEKSI KONDISI DOMESTIK

RDPU Baleg DPR RI. 14 Juli 2010

Pemilu Serentak 2019 dan Penguatan Demokrasi Presidensial di Indonesia. Oleh Syamsuddin Haris

PEMILIHAN UMUM. R. Herlambang Perdana Wiratraman, SH., MA. Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya, 6 Juni 2008

Camile Giousouf, Muslimah Pertama Partai Demokratik Kristen Jerman

SEJARAH PEMILU DUNIA

Ringkasan Putusan. 1. Pemohon : HABEL RUMBIAK, S.H., SPN. 2. Materi pasal yang diuji:

DIPONEGORO LAW JOURNAL Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017 Website :

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 35/PUU-XII/2014

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 72/PUU-XV/2017

MUNDURNYA YUKIO HATOYAMA SEBAGAI PERDANA MENTERI JEPANG

BAB V PENUTUP. sistem-sistem yang diterapkan dalam penyelenggaraan Pemilu di kedua Pemilu itu

SUSUNAN PEMERINTAHAN VERTIKAL DAN HORIZONTAL MATERI PERKULIAHAN HUKUM TATA NEGARA

NEGARA DAN BENTUK PEMERINTAHAN F I R M A N, S. S O S., M A

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya

PILKADA lewat DPRD?

BAB I PENDAHULUAN. negara di berikan kebebasan untuk berserikat, berkumpul, serta mengeluarkan

Jakarta, 12 Juli 2007

Jurnal Saintech Vol No.02-Juni 2016 ISSN No

Penyelenggara Pemilu Harus Independen

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu

Pengantar Ketua KPU. Assalamu alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

KEBERHASILAN PARTAI HIJAU MENJADI PARTAI BERKUASA DI NEGARA BAGIAN BADEN-WÜRTTEMBERG TAHUN 2011

BAB V KESIMPULAN. European Coal and Steel Community (ECSC), European Economic. Community (EEC), dan European Atomic Community (Euratom), kemudian

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS HUKUM

BAB III PROFIL PEMERINTAHAN INDONESIA

PENGUATAN SISTEM DEMOKRASI PANCASILA MELALUI INSTITUSIONALISASI PARTAI POLITIK Oleh: Muchamad Ali Safa at (Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya)

Tujuan, Metodologi, dan Rekan Survei

I. PARA PEMOHON Deden Rukman Rumaji; Eni Rif ati; Iyong Yatlan Hidayat untuk selanjutnya secara bersama-sama disebut Para Pemohon.

TOPIK. Konsepsi SISTEM PEMILU

BAB I PENDAHULUAN. hampir seluruh organisasi politik memiliki strategi yang berbeda-beda.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 130/PUU-VII/2009 Tentang UU Pemilu Anggota DPR, DPD & DPRD Tata cara penetapan kursi DPRD Provinsi

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

MAKALAH PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA

-2- demokrasi serta menyerap dan memperjuangkan aspirasi rakyat dan daerah sesuai dengan tuntutan perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara. Mesk

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 48 partai politik peserta Pemilu Sistem multipartai ini

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 73/PUU-XII/2014 Kedudukan dan Pemilihan Ketua DPR dan Ketua Alat Kelengkapan Dewan Lainnya

Electoral Law. Electoral Process. Electoral Governance

BUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENCABUTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 6

I.PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD Tahun 1945) menyatakan

KEKUASAAN PEMERINTAH NEGARA MENURUT UUD NRI 1945 PERKEMBANGAN DAN DINAMIKANYA

PEMILU NASIONAL DAN PEMILU DAERAH

DAFTAR INVENTARIS MASALAH RANCANGAN UNDANG-UNDANG PEMILIHAN UMUM DAN MASALAH KETERWAKILAN PEREMPUAN PDIP PPP PD

BAB I PENDAHULUAN. untuk rakyat (Abraham Lincoln). Demokrasi disebut juga pemerintahan rakyat

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 54/PUU-X/2012 Tentang Parliamentary Threshold dan Electoral Threshold

Siaran Pers. Jakarta, 6 November 2016

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 71/PUU-XV/2017. I. PEMOHON 1. Hadar Nafis Gumay (selanjutnya disebut sebagai Pemohon I);

Isu Seputar Partai Politik: Kontroversi Calon Independen Dalam Pemilihan Kepala Daerah

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 51/PUU-X/2012 Tentang Ambang Batas Perolehan Suara

PERBAIKAN RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 26/PUU-VII/2009 Tentang UU Pemilihan Presiden & Wakil Presiden Calon Presiden Perseorangan

1. Jelaskan pengertian pemerintahan : Jawab: a. Dalam arti luas b. Dalam arti sempit 2. Jelaskan pengertian pemerintahan menurut Utrecht : Jawab:

Transkripsi:

SISTEM PEMILU DI JERMAN Jerman merupakan demokrasi parlementer berbentuk negara federasi. Organ konstitusi yang sangat dikenal masyarakat adalah Parlemen Federal, Bundestag. Anggotanya dipilih langsung setiap empat tahun oleh warga yang berhak pilih. Tugas parlemen terpenting adalah pembuatan undang-undang serta pengawasan pekerjaan pemerintah. Bundestag memilih kanselir federal yang akan memimpin pemerintah federal selama masa legislasinya. Kanselir berwenang menentukan garis besar kebijakan politik yang bersifat mengikat. Kanselir juga mengangkat para menteri federal serta wakil kanselir yang dipilihnya di antara para menteri. Namun dalam kenyataannya yang menjatuhkan pilihan adalah partai-partai yang terwakili dalam kabinet. Atas dasar keputusan mengenai pembagian kursi menteri dalam negosiasi pembentukan pemerintahan koalisi, mereka menentukan anggotanya yang menjadi menteri di resor jatahnya. Bila koalisi pecah, kanselir bisa jatuh sebelum masa legislasi berakhir, karena parlemen berhak menarik mandat kepala pemerintahan setiap saat. Dalam hal ini parlemen harus memilih pengganti kanselir melalui apa yang disebut mosi tidak percaya konstruktif. Tidak mungkin terjadi masa lowong dengan tidak adanya pemerintahan terpilih. 1 Setelah penggunaan mayoritas mutlak Sistem Dua Putaran (Two Round System/TRS) di Kekaisaran Jerman, dan penggunaan sistem perwakilan proporsional murni pada masa Republik Weimar, sistem pemilu baru dibentuk oleh Dewan Parlemen (Parliamentary Council) pada tahun 1949. Sistem ini diciptakan oleh Hukum Dasar (Basic Law) Republik Federal Jerman Konstitusi Jerman Barat. Hal ini merupakan hasil tawar menawar antar partai di antara kekuatan-kekuatan demokrasi di Jerman Barat. Sebagaimana Hukum Dasar, pada mulanya hal ini dipandang sementara, namun pada dasarnya tetap tidak berubah sejak 1949. 1 Fakta Mengenai Jerman, https://www.tatsachen-ueberdeutschland.de/id/system/files/download/tatsachen_2015_ind.pdf

Sistem pemilu Jerman diklasifikasikan sebagai sistem proporsional yang dipersonalisasi ("Personalisierte Verhältniswahl") atau, sebagaimana dikenal di Selandia Baru sebagai sistem Mixed Member Proportional (MMP). Pada hakikatnya sistem ini adalah cara yang menggabungkan suara personal di distrik berwakil tunggal dengan prinsip perwakilan proporsional. 2 Menurut International IDEA, MMP adalah sebuah sistem campuran di mana semua pemilih menggunakan sistem pemilu pertama, biasanya sistem pluralitas/mayoritas untuk memilih beberapa perwakilan dalam suatu badan terpilih, selanjutnya sisa kursi dialokasikan kepada partai-partai dan kelompok-kelompok menggunakan sistem pemilu kedua, biasanya daftar PR (List Proportional Representation) sebagai kompensasi bagi disproporsionalitas dalam representasi mereka yang dihasilkan sistem pemilu pertama. Dalam sistem MMP, kursi-kursi Proportional Representative (PR) diberikan sebagai kompensasi bagi setiap disproporsionalitas. 3 Parlemen Jerman, Bundestag, dipilih setiap empat tahun sekali secara bebas, rahasia, dan secara langsung oleh para warga mulai usia 18 tahun yang memiliki hak pilih (7 negara bagian telah menurunkan usia pemilih menjadi 16 tahun) 4. Di Parlemen Jerman (Bundestag) terdapat 598 kursi, 299 kursi diperebutkan melalui sistem pemilihan langsung, selebihnya melalui sistem pemilihan proporsional berdasarkan daftar kandidat. Setiap pemilih di Jerman memilih dua kali di atas satu surat suara. Dengan suara pertama, dia memilih nama seorang kandidat (pemilihan langsung). Kandidat dengan suara terbanyak di suatu daerah pemilihan akan masuk parlemen. Sistem ini disebut sebagai sistem pemilihan mayoritas. Dengan suara kedua, pemilih memilih nama satu partai. Jumlah perolehan suara satu partai akan menentukan jumlah kursi yang direbut di parlemen. Ini adalah pemilihan tidak langsung. Siapa yang menjadi anggota parlemen ditentukan oleh partai, 2 http://aceproject.org/ace-en/topics/es/esy/esy_de. 3 International IDEA, Desain Sistem Pemilu: Buku Panduan Baru International IDEA, 4 Jerman Turunkan Usia Pemilih, http://news.detik.com/bbc-world/1644202/jermanturunkan-usia-pemilih-, 22 Mei 2011.

dengan menyusun daftar kandidat berdasarkan nomor urut. Sistem ini disebut disebut sebagai sistem pemilihan proporsional. Sistem pemilu di Jerman adalah campuran dari kedua sistem itu. 5 Sistem pemilihan umum Jerman membuat sulit bagi sebuah partai untuk secara mandiri membentuk pemerintahan, umumnya terjadi persekutuan antarpartai atau koalisi. Untuk tidak merumitkan perbandingan kekuatan karena kehadiran partai-partai kecil, diberlakukan ketentuan pembatas, yaitu pencapaian minimum lima persen suara untuk memperoleh kursi di Bundestag. 6 Hanya jika perolehan suara suatu partai menembus 5 persen, baru partai ini bisa masuk ke parlemen. Suara yang dihitung adalah suara kedua, di mana pemilih memilih nama partai. Aturan ini tidak berlaku, jika satu partai bisa memenangkan mandat langsung di sedikitnya 3 distrik pemilihan. Mandat langsung ditentukan lewat suara pertama. Terdapat perdebatan di antara para ahli politik di Jerman mengenai perlunya memperkecil atau menghilangkan persentasi ambang batas 5 persen ini untuk memastikan legitimasi demokratis. Dalam pemilu 2013, dua partai, yaitu Alternative for Germany (AFD) dan Free Democratic Party (FDP) tidak dapat melampaui batas 5%. Hasilnya semakin banyak suara yang tidak terwakili di parlemen, 6.855.044 suara pemilih hilang, 15,7% suara tidak akan terwakili di parlemen. Banyak pakar sistem pemilu di Jerman sepakat bahwa jutaan suara yang terbuang itu inkonstitusional. Sistem perwakilan proporsional, yang diperkenalkan pada tahun 1952, diharapkan menjamin bahwa setiap suara sama-sama diperhitungkan. Jika jutaan suara terbuang begitu saja, akan melanggar prinsip kesetaraan (egalitarian principle). 7 Sekalipun MMP didesain untuk menghasilkan hasil yang proporsional, mungkin juga terjadi disproporsionalitas dalam hasil distrik berwakil tunggal 5 Pemilu Jerman, m.dw.com/id/sistem-pemilu-campuran/a-4713509. 6 Fakta Mengenai Jerman, https://www.tatsachen-ueberdeutschland.de/id/system/files/download/tatsachen_2015_ind.pdf 7 Melanie Amann, Thomas Darnstadt, dan Dietmar Hipp, Is Germany s Parliamentary Hurdle Obsolete? http://www.spiegel.de/international/germany/experts-5-percent-parliamentaryhurdle-in-germany-should-be-lowered-a-925817.html, 4 Oktober 2013.

begitu besar sehingga daftar kursi tidak dapat sepenuhnya dikompensasikan untuk itu. Hal ini lebih dimungkinkan jika daerah pemilihan PR ditentukan tidak pada level nasional, namun pada level regional atau provinsi. Sebuah partai dapat kemudian memenangkan lebih banyak kursi pluralitas/majoritas dalam sebuah region atau provinsi daripada suara partai dalam region yang berhak untuk itu. Untuk mengatasi hal ini, proporsionalitas dapat lebih didekati jika ukuran lembaga legislatif sedikit ditambah: kursi tambahan ini disebut mandat tambahan (overhang mandates atau Überhangsmandaten). 8 Karena adanya kursi tambahan ini, jumlah kursi di parlemen Jerman sekarang menjadi 622. 9 Biasanya, hanya kandidat dari CDU (Christian Democratic Union of Germany)/CSU (Christian Democratic Union in Bavaria) dan SPD (Social Democratic Party of Germany) saja yang menang dalam pemilihan langsung di distrik. Karena itu, kedua partai ini diuntungkan oleh sistem pemilu. Pada tahun 2008 Mahkamah Konstitusi Jerman memutuskan bahwa aturan pemilu seperti ini tidak mencerminkan keinginan pemilih yang sebenarnya dan karena itu tidak selaras dengan konstitusi. Mahkamah memberi batas waktu hingga tahun 2011 bagi badan legislatif untuk menemukan jalan keluar yang adil dan mengganti aturan pemilu saat ini. Bundestag sampai saat ini belum berhasil merumuskan aturan baru tentang mandat tambahan. Jumlah mandat tambahan ini pada akhirnya bisa memperbesar jumlah kursi di parlemen secara keseluruhan, yang pada awalnya ditetapkan berjumlah 598 kursi. Saat ini terdapat lima partai di Bundestag: CDU, CSU, SPD, Die Linke (Partai Kiri) dan Bündnis 90/Die Grünen (Partai Hijau). CDU bersama dengan mitranya di Bavaria CSU sejak pemilihan Bundestag pertama tahun 1949 membentuk fraksi bersama di Bundestag. Partai Liberal (FDP) pada pemilihan Bundestag 2013 tidak mencapai batas minimum lima persen suara dan untuk pertama kalinya sejak tahun 1949 tidak terwakili di Bundestag. Pemerintahan saat ini berbentuk koalisi yang terdiri atas CDU/CSU dan SPD, dengan Dr. 8 Electoral Systems, http://aceproject.org/ace-en/topics/es/esd/esd03/esd03a/default 9 http://aceproject.org/ace-en/topics/es/esy/esy_de.

Angela Merkel (CDU) sebagai Kanselir Federal, Sigmar Gabriel (SPD) sebagai Wakil Kanselir dan Dr. Frank-Walter Steinmeier (SPD) sebagai Menteri Luar Negeri. Partai Kiri dan Partai Hijau membentuk oposisi di parlemen. 10 Bagi banyak warga Jerman, sistem pemilu dengan memakai hak suara pertama dan hak suara kedua ini membingungkan. Meskipun suara kedua sangat menentukan, penyebutan suara kedua menciptakan salah pengertian, seolah-olah hak suara ini tidak terlalu penting. Padahal, perolehan suara kedua ini yang akan menentukan, partai mana yang berhak memimpin pemerintahan dan mengisi jabatan kanselir. Tapi ada juga pemilih yang cerdik menggunakan dua hak suaranya. Dengan suara pertama mereka memilih kandidat dari satu partai besar, dengan suara kedua mereka memilih partai kecil yang nantinya bisa jadi mitra koalisi. Jadi dengan pilihannya, mereka ingin mendukung koalisi partai yang diinginkan. Masalah dalam lima tahun terakhir adalah munculnya partai-partai yang memprotes status quo Jerman. Sejak 2014 telah muncul Aliansi Jerman (Alliance for Germany/AfD). AfD merupakan partai politik populis anti-imigran, anti-politisi. Sistem MMP memungkinkan pemilih memberikan dua suara, satu untuk memilih perwakilan lokal dan yang kedua untuk menunjukkan partai mana yang didukung. Hal ini menjadikan banyak orang membagi suara mereka antara perwakilan lokal dan partai yang mereka dukung. CDU/CSU dan SPD cenderung memenangkan sebagian besar suara untuk perwakilan lokal namun bagian yang lebih kecil suara partai. Keterputusan ini menyebabkan sejumlah masalah perwakilan politik yang menyebabkan lebih sukar untuk membentuk suatu pemerintahan. Pada tahun 2016 sistem pemilu MMP ini membawa semakin banyak kemacetan elektoral pada politik Jerman. Jerman telah memiliki lima partai yang lazimnya memenangkan kursi dan sekarang akan menjadi enam. Masalahnya adalah sistem ini tidak dapat 10 Fakta Mengenai Jerman, https://www.tatsachen-ueberdeutschland.de/id/system/files/download/tatsachen_2015_ind.pdf.

mengatasi penambahan partai politik lainnya yang tidak dapat memerintah dengan partai lainnya. 11 Jakarta, 15 Maret 2017 Catherine Natalia Perludem 11 Bernard von Schulmann, Serious Governance Problems with Mixed Member Proportional Electoral System as Used in Germany, http://bciconcoclast.blogspot.co.id/2016/08/seriousgovernance-problems-with-mixed.html, 1 Agustus 2016.