BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang

LANDASAN TEORI. konsumen untuk mendapatkan kebutuhan dan keinginan dari masing-masing

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. insentif atau nilai lebih untuk suatu produk pada sales force, distributor atau

BAB II LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA. inginkan melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran produk-produk yang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan hubungan antar perusahaan dan pelanggan secara permanen. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era perdagangan bebas dewasa ini, menuntut perusahaan untuk

BAB II LANDASAN TEORI

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

ANDRI HELMI M, SE., MM

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bank berfungsi sebagai lembaga perantara keuangan (financial

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. tetapi juga menjadi ladang bisnis yang menjanjikan. Dengan adanya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II Landasan Teori

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV PEMBAHASAN. A. Analisis Strategi Pemasaran Produk Asuransi Pendidikan di AJB. Bumiputera Syari ah Cabang Pekalongan.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perbankan menjadi salah satu sektor penting dalam proses

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. (funding) dalam bentuk Giro, Tabungan dan Deposito yang dana tersebut. disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS KOPI SIDIKALANG

PENDAHULUAN. modal kerja dan usaha, perdagangan, dan distribusi banyak ditentukan oleh ada

ekonomi Kelas X BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Tujuan Pembelajaran

5. RENCANA PEMASARAN (Marketing plan) 5.1. Pengertian Marketing Plan Pemasaran adalah suatu proses penciptaan dan penyampaian barang dan jasa yang

I. PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia masih tergantung pada sektor konsumsi. Ketika ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jasa pelayanan perbankan dari tahun ke tahun selalu

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. supaya produk mereka banyak diminati oleh masyarakat luas, meraka juga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bank adalah sebuah lembaga keuangan. Umumnya didirikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan perbankan dan situasi bisnis di pasar saat ini berubah dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang kian dinamis, maka timbul tujuan-tujuan lain orang menggunakan jasa bank.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Tim GFP

Strategi Pemasaran dalam Persaingan Bisnis Modul ke:

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si

KEWIRAUSAHAAN - 2 STRATEGI PEMASARAN

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan bahwa industri perbankan adalah merupakan industri yang menjual. kepercayaan kepada masyarakat sebagai nasabahnya.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang semakin kompetitif di pasar domestik maupun pasar internasional.

BAB 2. Landasan Teori

Solusi Bisnis. Jika kita melihat kondisi persaingan yang dihadapi oleh UKM Indonesia. secara umum dan Perusahaan Denmarx secara khususnya, maka dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Warjiyo, 2004). pembayaran dan peredaran uang.

II. LANDASAN TEORI. Menurut Phillip Kotler (2002:9): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion

BAB I PENDAHULUAN. dan objek penelitian terdapat sub bab perumusan masalah, tujuan masalah dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat ditandai dengan

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS ANJING RAS

BAB I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Sektor perbankan seperti Bank Indonesia

PERTEMUAN 12 STRATEGI PEMASARAN 2/13/13

III KERANGKA PEMIKIRAN

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan

BAB II LANDASAN TEORI. teknologi, konsumen, pemasok atau supplier, dan terutama persaingan).

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

BAB IV. ANALISIS PEMASARAN PRODUK TABUNGAN ib MUAMALAT PRIMA DI BANK MUAMALAT INDONESIA KCP MOJOKERTO

BAB 4. ANALISIS dan HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran sekarang ini tidak hanya sekedar menciptakan produk yang berkualitas

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL

My First Experience in Marketing Class

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (surplus of fund) dengan masyarakat yang membutuhkan dana (lack of

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Di tengah krisis ekonomi yang berkepanjangan, membuat setiap masyarakat

BAB II LANDASAN TEORI. masa dan merupaka salah satu bidang paling dinamis dan manajemen, Pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah krisis ekonomi yang berkepanjangan, membuat setiap masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli

LINGKUNGAN PEMASARAN. MINGGU KEENAM FE UNIVERSITAS IGM PALEMBANG BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. tabungan, dan deposito, serta menyalurkan kembali dana masyarakat tersebut

BAB XI TEKNOLOGI PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. kreatif memicu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan akselerasi yang

PROMOTION MIX Mengelola Iklan, Personal Selling, Promosi Penjualan, Hubungan Masyarakat dan Pemasaran Langsung.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha untuk melakukan pembelian, konsumen tidak terlepas dari

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Melemahnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dan Eropa, mulai

STIE DEWANTARA Manajemen Bank

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, mengahapuskan pagu kredit dan memberi kebebasan bank-bank

(Survei terhadap nasabah Bank Rakyat Indonesia) DRAFT SKRIPSI. Untuk memenuhi salah satu syarat penyusunan skripsi guna

ASPEK PASAR DAE PEMASARAE

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Pengertian Manajemen Pemasaran. mendefinisikan manajemen pemasaran sebagai berikut:

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

KATA PENGANTAR. Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas bantuan dan rahmat-nya sehingga penulisan tesis ini dapat terselesaikan.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. lembaga keuangan yang kegiatannya adalah dalam bidang jual beli uang.

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Strategi Pemasaran Strategi pemasaran menurut Craven (2004), didefinisikan sebagai: Analisa strategi pengembangan dan pelaksanaan kegiatan dalam pemilihan strategi pasar sasaran produk atau jasa pada tiap unit bisnis, penetapan tujuan pemasaran dan pengembangan, pelaksanaan serta pengelolaan strategi program pemasaran penentuan posisi pasar yang dirancang untuk memenuhi keinginan konsumen pasar sasaran. Di dalam strategi pemasaran dikenal dengan Segmentasi Pasar (Segmentation), Target Pasar (Targeting), dan Posisi Produk (Positioning) dimana satu sama lain saling berhubungan. 1. Segmentasi Pasar (Segmentation) Menurut Craven (2004), Segmentasi Pasar (Segmentation) adalah proses menempatkan konsumen dalam sub kelompok di pasar produk sehingga para pembeli memiliki tanggapan yang hampir sama dengan strategi pemasaran dalam penentuan posisi perusahaan. Tanggapan yang hampir sama menunjukan jumlah dan frekuensi pembelian dan loyalitas terhadap merek tertentu. Oleh karena itu, segmentasi merupakan proses identifikasi yang bertujuan untuk mendapatkan pembeli dalam yang memiliki permintaan yang hampir sama. 1

Gambar 2.1 Proses Pemasaran Strategis 2. Penentuan pasar sasaran (Targeting) Menurut Craven (2004), keputusan menentukan pasar mana yang akan dilayani merupakan keputusan strategi bisnis yang paling menentukan. Pilihan strategis ini diimplementasikan oleh keputusan manajemen tentang bagaimana bersaing dalam setiap pasar produk yang diminati. Keputusan pemasaran strategis adalah memilih pembeli mana yang akan dituju dalam setiap pasar produk dan bagaimana menentukan posisi produk perusahaan untuk setiap pasar sasaran. 3. Penentuan posisi produk (Positioning) Strategi penentuan posisi pasar merupakan suatu proses dimulai dari pemilihan konsep penentuan posisi, strategi penentuan posisi, penentuan posisi merek, dan efektivitas penentuan posisi. 2

Gambar 2.2 Proses Penentuan Posisi Produk 2.2 Lingkungan Pemasaran Lingkungan pemasaran suatu perusahaan terdiri atas 2 lingkungan: lingkungan makro dan lingkungan mikro. 2.2.1 Lingkungan Makro Lingkungan makro terdiri atas kekuatan kemasyarakatan yang besar, yang mempengaruhi semua pelaku dalam lingkungan mikro perusahaan. Lingkungan makro ini terdiri atas 6 kekuatan utama: 3

a. Demografis Yang termasuk lingkungan ini adalah keadaan penduduk, jumlahnya, komposisi umurnya, gaya hidup, dll. b. Ekonomi Yang termasuk lingkungan ini adalah faktor-faktor ekonomi seperti inflasi, daya beli masyarakat, pola pengeluaran konsumen, dll. c. Alam Yang menyangkut alam adalah ketersediaan bahan baku, tingkat pencemaran, dll. d. Teknologi Faktor ini sangat berpengaruh, misalnya dengan adanya internet maka pola kehidupan masyarakat berubah. e. Politik Keadaan politik juga berpengaruh terhadap kegiatan suatu perusahaan. Misalnya keadaan politik Indonesia yang tidak stabil sangat berpengaruh terhadap kegiatan perusahaan. Salah satu contohnya yang paling signifikan adalah krisis moneter yang terjadi di tahun 1997, dimana nasabahnya menjadi panik dan beramai ramai menarik dana mereka dari BCA (sumber www.klikbca.com). f. Budaya Budaya juga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan suatu perusahaan. Contoh BCA adalah salah satu perusahaan yang menumbuhkan budaya menabung bagi masyarakat individualnya. 4

2.2.2 Lingkungan Mikro Lingkungan mikro terdiri atas pelaku dalam lingkungan dekat perusahaan yang mempengaruhi kesanggupan perusahaan untuk melayani pelanggannya. Komponen lingkungan mikro perusahaan terdiri atas: a. Perusahaan Semua bagian dalam perusahaan seperti bagian produksi, bagian keuangan, bagian penelitian, bagian logistik, dll, sangat berpengaruh terhadap rencana dan tindakan bagian pemasaran. Seorang manajer pemasaran yang baik harus dapat bekerja sama dengan semua manajer dari bagian lain. b. Pemasok Pemasok adalah perusahaan atau individu yang menyediakan sumbersumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan dan para pesaingnya dalam memproduksi barang atau jasa. Para pemasok ini dapat mengakibatkan dampak yang besar terhadap operasi pemasaran perusahaan, misalnya para manajer pemasaran harus memperhatikan kecenderungan harga bahan baku yang disediakan. Kenaikan biaya ini dapat mengakibatkan harga produk menjadi lebih mahal sehingga dapat menekan tingkat volume penjualan. c. Marketing Intermediaries Marketing Intermediaries adalah perusahaan yang membantu perusahaan di dalam mempromosikan, menjual, dan menyalurkan produk kepada konsumen. Yang termasuk di dalam kelompok ini adalah para broker atau 5

pialang, perusahaan distribusi, biro jasa pemasaran contohnya biro iklan, dan perusahaan yang menjadi perantara keuangan seperti bank, asuransi, dll. d. Konsumen Konsumen bagi suatu perusahaan adalah orang yang sudah memakai dan orang yang akan memakai produk perusahaan itu. Dalam hal ini perusahaan harus mengenal pasar konsumennya dengan baik. Ada 5 pasar konsumen yaitu: Pasar konsumen yaitu pasar perseorangan dan rumah tangga yang membeli barang dan jasa untuk konsumsi pribadi. Pasar produsen yaitu organisasi yang membeli barang dan jasa untuk proses produksi Pasar reseller yaitu organisasi yang membeli barang dan jasa untuk dijual kembali. Pasar pemerintah yaitu badan-badan pemerintah yang membeli barang dan jasa untuk memproduksi pelayanan umum. Pasar international yaitu pembeli dari luar negeri termasuk individual, produsen, reseller, dan pemerintah negara lain. e. Pesaing Pesaing adalah segala sesuatu yang telah dan akan mejadi lawan penawaran suatu perusahaan yang diperhitungkan oleh konsumen. Setiap perusahaan pada umumnya mempunyai pesaing dimana perusahaan 6

mempunyai prinsip pemasaran untuk menyediakan nilai dan kepuasan kepada pelanggan melebihi pesaing. f. Publik Publik adalah setiap kelompok yang mempunyai kepentingan atau pengaruh atas keberhasilan suatu organisasi untuk mencapai tujuannya. Publik sendiri dibagi menjadi 7 kelompok: Publik yang berhubungan dengan keuangan, yang dapat mempengaruhi perusahaan dalam memperoleh bantuan keuangan, investasi, dll. Publik media, termasuk di dalamnya surat kabar, televisi, majalah ataupun radio. Publik pemerintah, berkepentingan atas apakah tindakan-tindakan yang diambil perusahaan sesuai dengan peraturan yang ada. Publik Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Publik lokal. Publik umum. Publik internal, misalnya karyawan, buruh, para manajer, sampai para direktur. 2.3 Analisa Lingkungan Industri Untuk menganalisa kekuatan kompetitif dalam suatu lingkungan industri, Michael Porter (1996) mengembangkan suatu model guna mengidentifikasi 7

peluang dan ancaman yang dapat mempengaruhi perusahaan. Model ini dikenal dengan nama Five Forces Model dapat dilihat pada Gambar 2.3. Pendatang Baru Potensial Para pesaing industri Pemasok Persaingan antara berbagai perusahaan Pembeli Produk pengganti Sumber: Michael E. Porter (1996) Gambar 2.3 Five Forces Model Porter (1996) berpendapat bahwa jika salah satu dari lima kekuatan tersebut kuat, maka perusahaan tidak dapat meningkatkan harga dan memperoleh keuntungan yang lebih besar. Kuat dan lemahnya model ini dapat berubah seiring dengan perubahan pada kondisi industri. Lima kekuatan pokok tersebut adalah: a. Para pesaing dalam industri Pesaing industri adalah faktor yang langsung berpengaruh dalam persaingan. Perusahaan pesaing industri umumnya sudah lama bergerak di 8

dalam industri dan tentunya memiliki strategi bersaing yang kuat. Suatu strategi pemasaran yang baru diterapkan, akan langsung dipelajari oleh para pesaingnya dan dievaluasi sehingga menghasilkan strategi lain yang lebih efektif untuk dilakukan. Persaingan akan semakin meningkat apabila kondisi pertumbuhan industri lambat dan cenderung menurun, ditambah lagi dengan adanya beberapa pesaing yang seimbang dalam persaingan industri. b. Kekuatan pendatang baru potensial Pendatang baru yang potensial serta pesaing lama yang telah ada di pasar akan mempengaruhi rata-rata keuntungan dalam industri. Faktor penting dalam mengantisipasi masuknya pendatang baru yang potensial ini adalah dengan menciptakan suatu entry barriers. Pendatang baru ini tentu sudah mempelajari kondisi persaingan yang sudah ada. Pendatang baru umumnya masuk dengan teknologi yang baru dan strategi yang gencar. Salah satu strategi yang dapat dilakukan oleh pendatang baru adalah dengan menggunakan produk yang berbeda. c. Kekuatan dari pemasok Pemasok termasuk salah satu dari lima kekuatan dalam persaingan. Pemasok dapat turut menentukan harga sehingga berpengaruh terhadap aktifitas operasional perusahaan. Kekuatan dari pemasok ini akan meningkat antara lain bila pemasok ini jumlahnya sedikit dan sangat penting bagi perusahaan serta apabila perusahaan sangat bergantung pada pemasoknya dan tidak ada alternatif pemasok lainnya. Menurut Porter (1996), pemasok akan memiliki kekuatan apabila: 9

Produk yang dijual pemasok memiliki produk substitusi dalam jumlah sedikit dan sangat penting bagi perusahaan. Perusahaan bukan merupakan pelanggan yang penting bagi pemasok sehingga keberadaan pemasok tidak bergantung pada perusahaan tersebut dan juga pemasok memiliki sedikit insentif untuk mengurangi harga dan meningkatkan kualitas. d. Kekuatan dari Pembeli Pembeli dapat dilihat sebagai ancaman yang kompetitif apabila mereka dapat meminta harga yang rendah dari perusahaan atau meminta pelayanan yang lebih baik. Menurut Porter (1996), pembeli memiliki kekuatan apabila: Pembeli mendominasi perusahaan-perusahaan pemasok dimana industri pemasok terdiri dari banyak perusahaan kecil dan pembeli dalam jumlah kecil dan besar. Pembeli dapat menggunakan daya belinya sebagai kekuatan untuk menawar harga rendah untuk pembelian dalam jumlah besar. Saat industri pemasok tergantung pada pembeli untuk persentase dari jumlah pesanan yang besar. Pembeli dapat merubah pesanan antara perusahaan pemasok pada biaya yang rendah, sehingga perusahaan-perusahaan akan bersaing menurunkan harga. 10

e. Kekuatan dari Produk pengganti Adanya produk pengganti dapat membuat pembeli atau konsumen mempertimbangkan produk mana yang harus dikonsumsi. Konsumen akan dapat membandingkan antara produk yang digunakan dengan produk pengganti yang ada. Apabila ternyata produk pengganti ini lebih baik, maka konsumen dapat berganti untuk menggunakan produk pengganti dan meninggalkan produk lamanya. Selain itu konsumen juga dapat berpindah menggunakan produk pengganti apabila dalam kapasitas yang sama, harga produk pengganti lebih murah. Kelima kekuatan diatas akan saling berpengaruh terhadap kondisi persaingan di dalam suatu industri. Kekuatan yang sangat berpengaruh dan paling dominan pengaruhnya, tentunya akan menjadi perhatian khusus untuk dikembangkan oleh sebuah perusahaan. Kelima kekuatan dalam lingkungan persaingan industri di atas dapat pula menciptakan suatu strategi dan lingkungan bisnis yang lebih dinamis dan kompetitif apabila kelima kekuatan tersebut dikolaborasikan menjadi suatu strategi bisnis yang baik. Porter (1996) mengatakan bahwa kerjasama dalam lingkungan industri penting untuk menciptakan dan mencapai sustainable competitive advantage. Beberapa keuntungan yang bisa didapat dari kolaborasi ini antara lain menghasilkan biaya produksi yang lebih rendah, dapat menjaga hubungan baik dengan konsumen, pemasok, serta menciptakan lingkungan bisnis yang lebih inovatif. 11

2.4 Analisa SWOT Dalam Perencanaan Strategi Pemasaran Boone dan Kurtz (2005) menjelaskan bahwa analisa SWOT (Strengths. Weaknesses, Opportunities, and Threats) adalah salah satu alat yang penting sebagai pertimbangan dalam perencanaan strategi pemasaran. Analisa SWOT membantu para pembuat strategi untuk mempertimbangkan kekuatan serta kelemahan internal dalam organisasi dan juga kesempatan dan ancaman yang datang dari eksternal organisasi. Melalui analisa SWOT, perusahaan akan mendapatkan informasi mengenai kondisinya di tengah lingkungan industri serta persaingan industri yang dihadapinya. Informasi ini akan berisi gambaran kekuatan, kelemahan, kesempatan serta ancaman yang akan datang dari lingkungan internal maupun eksternal perusahaan. Melalui Strengths Analysis perusahaan dapat mengetahui kondisi kekuatan perusahaan di lingkungan industrinya. Analisa ini akan memberi informasi mengenai kekuatan kekuatan perusahaan seperti misalnya Brand name yang sudah dikenal luas, konsumen yang loyal pada produk, hak paten yang dimiliki, dan fasilitas perusahaan yang baik dan memadai. Seluruh informasi yang didapat ini adalah informasi tentang kekuatan yang dimiliki perusahaan baik dari sisi eksternal maupun internal perusahaan. Hasilnya tentu saja akan menghasilkan strategi pemasaran untuk semakin meningkatkan kekuatan perusahaan sehingga mampu bertahan dalam persaingan. 12

Selain analisa kekuatan diatas, analisa lainnya adalah Weaknesses Analysis. Analisa ini akan menghasilkan informasi mengenai kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Beberapa contoh diataranya misalnya biaya operasional yang tinggi, lemahnya brand image perusahaan di mata masyarakat, terbatasnya modal dan lainnya. Hasil analisa terhadap kelemahan ini akan melahirkan strategi pemasaran untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dalam perusahaan. Analisa lainnya yang perlu dikembangkan adalah Opportunities Analysis. Analisa ini akan menghasilkan informasi mengenai kesempatan-kesempatan strategi pemasaran yang ada di pasar yang masih dapat diraih oleh perusahaan. Umumnya kesempatan ini ada karena perusahaan lain dalam industri belum melakukan strategi tersebut. Analisa kesempatan akan menghasilkan beberapa keputusan strategis seperti membidik target pasar dan segmen yang baru, menambah lini produk ataupun menggunakan teknologi yang baru dalam berproduksi. Analisa terakhir dari SWOT Analysis adalah Threats analysis. Analisa ini akan menghasilkan informasi mengenai ancaman-ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan dalam persaingan. Ancaman ini dapat berupa masuknya pesaing baru, produk baru dan pesaing lama, ataupun pindahnya pelanggan ke produk lain karena pelayanan perusahaan lain lebih baik. Analisa SWOT tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.4. 13

internal Kekuatan : Kemampuan internal yang dapat membantu perusahaan mencapai tujuannya Kelemahan : Keterbatasan internal yang dapat menggangu kemampuan perusahaan untuk mencapai tujuan eksternal Peluang : Faktor eksternal yang memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkannya sebagai keuntungan Ancaman : Faktor eksternal yang muncul yang dapat mempegaruhi kinerja perusahaan positif negatif Sumber : Philip Kotler, Gary Armstrong (2007 ) Gambar 2.4 Analisa SWOT 2.5 Pengembangan strategi dalam Persaingan Industri Persaingan dalam suatu industri adalah suatu hal yang tidak dapat dihindari. Setiap perusahaan berjuang untuk menjadi pemimpin yang terdepan untuk menang dalam setiap persaingan dengan pesaing-pesaing yang ada dalam industri. Persaingan yang ada kemudian menuntut adanya Pengembangan Strategi yang lebih tepat lagi. Boone dan Kurtz (2005) menjelaskan ada 4 alternatif pengembangan strategi, yaitu berupa market penetration, market development, product development, dan product diversification. Dapat dilihat pada gambar 2.5. 14

Old Products New Products Old market Market Penetration Product Development New market Market Development Product Diversification Sumber : Boone and Kurtz (2005 ) Gambar 2.5 Strategi Alternatif Pengembangan Produk Strategi market penetration bertujuan untuk meningkatkan penjualan dari existing products pada existing markets. Strategi ini dilakukan dengan meningkatkan volume penjualan dari exisiting product. Hal ini dapat dilakukan dengan menambah jumlah tenaga pemasaran perusahaan, ataupun dengan cara menambah cabang dari perusahaan tersebut. Strategi ini akan berhasil dengan efektif apabila didukung oleh tenaga penjualan yang hebat. Strategi market development dilakukan dengan mengembangkan produk yang baru pada existing market. Product development dapat berupa meningkatkan kegunaan produk tersebut, menambah nilai produk dengan menambah fungsi-fungsi tertentu, menambah layanan purna jual produk ataupun mengubah tampilan produk tersebut. 15

Strategi product diversification dilakukan pada new market dengan meluncurkan produk baru diluar produk yang telah ada di pasar. Perusahaan membidik target pasar yang baru untuk menjual produk ini. 2.6 Bauran Pemasaran Ketika suatu saat perusahaan berusaha untuk mengembangkan strategi pemasarannya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar sasarannya, perusahaan tersebut harus memperhatikan bauran pemasarannya. Seperti yang dikemukakan oleh Kotler dan Armstrong (2007): Marketing mix is the set of controllable, tactical marketing tools that the firm blends to produce the response it wants in the target market. The marketing mix conists of everything the firm can do to influence the demands for its product. Berdasarkan definisi tersebut, bauran pemasaran adalah alat pemasaran taktis dimana perusahaan menggabungkannya untuk menghasilkan respon yang diinginkan dalam pasar yang dituju. Pemasaran ini terdiri dari campuran dari hal-hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan atas produk mereka. Bauran pemasaran ini terdiri dari 4 variabel yang dikenal dengan Four Ps. Empat P ini terdiri dari produk (product),harga (price),distribusi (place), dan promosi (promotion). Berikut dapat dilihat pada Gambar 2.6 16

Product : Variety Quality Design Features Brand name Packaging Services Price: List Price Discounts Allowances Payments period Credit Term Target Customers Promotion : Advertising Personal selling Sales promotion Public relations Place: Channels Coverage Assortments Locations Inventory Transportation logistics Sumber: Philip Kotler, Gary Armstrong (2007) Gambar 2.6 Four Ps of the Marketing Mix a. Produk (Product) Kombinasi antara barang dan jasa yang akan ditawarkan kepada calon konsumen. Suatu produk yang ditawarkan akan menarik dan diminati oleh konsumen apabila produk tersebut berguna dan sesuai dengan kebutuhan konsumen. Oleh karena itu, perusahaan perlu memperhatikan spesifikasi dari setiap produk ataupun jasa yang dihasilkannya. Quality, services, packaging, dan feature adalah beberapa hal yang perlu dijaga oleh perusahaan sehingga calon konsumen akan tertarik dan setia dalam penggunaan produk tersebut. 17

b. Harga (Price) Sejumlah uang yang harus dikeluarkan oleh konsumen untuk menikmati sebuah produk mupun pelayanan jasa. Pada sisi konsumen, price adalah harga yang harus dibayar. Harga harus diperhatikan oleh perusahaan agar komposisinya tidak terlalu berlebih dan memberatkan konsumen. c. Distribusi (Place) Lokasi tempat diselenggarakannya aktivitas usaha. Lokasi usaha yang strategis, bersih, dan nyaman akan mendukung kegiatan kerja suatu perusahaan. Konsumen akan lebih tertarik apabila lokasi usaha mudah dijangkau oleh sarana transportasi umum. d. Promosi (Promotion) Berhubungan dengan kegiatan dan aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperkenalkan dan memasarkan produk serta layanan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Promosi dapat berupa aktivitas pembagian brosur, pemasangan spanduk, promosi melalui periklanan, dan aktivitas pemasaran lainnya. 2.7 Bank 2.7.1 Definisi Bank Menurut undang-undang nomor 7 tentang perbankan tahun 1992, seperti dikutip dari Simorangkir (2004, p.10) yaitu : 18

Bank merupakan salah satu badan usaha lembaga keuangan yang bertujuan memberikan kredit dan jasa-jasa. Adapun pemberian kredit itu dilakukan baik dengan modal sendiri atau dengan dana-dana yang dipercayakan oleh pihak ketiga ataupun dengan jalan mengedarkan alat-alat pembayaran baru berupa uang giral. Menurut Siamat (2005, p.275) pengertian bank dapat dijabarkan sebagai berikut: Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. Menurut Siamat (2005, p.276) fungsi sebagai bank umum adalah: a. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam kegiatan ekonomi. b. Menciptakan uang. c. Menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat. d. Menawarkan jasa jasa keuangan lain. 2.7.2 Jenis-Jenis Bank Menurut undang-undang nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan seperti dikutip dari Simorangkir (2004, p.12) yaitu: 19

a. Bank Sentral adalah bank yang memperoleh hak untuk mengedarkan uang logam dan uang kertas. b. Bank umum adalah bank yang di dalam usahanya menghimpun dana terutama menerima simpanan dalam bentuk giro, deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya. Di dalam usahanya bank umum terutama memberikan kredit jangka pendek. c. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan/atau tabungan pada bank lain. 2.7.3 Tugas-Tugas Bank Menurut Verryn Stuart, tugas bank seperti dikutip Simorangkir (2004, p.11), yaitu: a. Sebagai perantara kredit, bank memberikan kredit dalam bentuk kertas bank atau uang giral. b. Bank umum yang dapat menciptakan uang giral. Menurut Undang-undang nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan, tugas-tugas bank seperti dikutip dari Simorangkir (2004, p 11) yaitu: a. Operasi perkreditan secara aktif. b. Operasi perkreditan secara pasif. c. Usaha bank sebagai perantara pemberi kredit. 20

Yang dimaksud dengan operasi perkreditan aktif ialah tugas dalam rangka menciptakan atau memberikan kredit yang dilakukan oleh bank. Operasi perkreditan pasif ialah tugas menerima simpanan atau dana yang dipercayakan oleh pihak ketiga. 2.8 Kredit 2.8.1 Definisi Kredit Yang menjadi dasar dari kredit adalah kepercayaan maksudnya sesorang atau suatu badan yang pemberi kedit (kreditur) percaya bahwa penerima kredit (debitur) mampu memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan di masa yang akan datang. Menurut Kent seperti dikutip dalam buku Thomas Suyatno (1989, p.11) kredit adalah : Hak untuk menerima pembayaran atau kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu diminta, atau pada waktu yang akan datang, karena penyerahan barang-barang sekarang. Maka dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur yang terdapat di dalam kredit menurut Suyatno (1989, p.12-13) yaitu: a. Kepercayaan Keyakinan dari si pemberi kredit (kreditur) bahwa kredit yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang atau jasa, pasti akan diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang. 21

b. Waktu Suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima di masa yang akan datang. c. Degree of Risk Suatu tingkat risiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima di kemudian hari. d. Prestasi Yaitu objek kredit yang tidak hanya diberikan dalam bentuk uang tetapi juga dalam bentuk jasa dan barang. 2.8.2 Fungsi Kredit Fungsi kredit perbankan dalam kehidupan perekonomian dan perbankan menurut Suyatno (1989, p.14-16) antara lain sebagai berikut : a. Kredit pada hakekatnya dapat meningkatkan daya guna uang Bagi para pemilik uang atau modal dapat menyimpan uangnya pada lembaga-lembaga keuangan secara langsung dan uang tersebut akan diberikan sebagai pinjaman kepada para pengusaha yang memerlukan, untuk meningkatkan produksi atau untuk meningkatkan usahanya. b. Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang Kredit uang yang disalurkan melalui rekening giro dapat menciptakan pembayaran baru seperti cek, giro bilyet, dan wesel, sehingga dapat meningkatkan peredaran uang giral. 22

c. Kredit dapat pula meningkatkan daya guna dan peredaran barang Dengan mendapat kredit, para pengusaha dapat memproses bahan baku menjadi barang jadi, sehingga daya guna barang tersebut menjadi meningkat. d. Kredit sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi Dalam keadaan ekonomi yang kurang sehat, kebijakan diarahkan kepada usaha-usaha antara lain : Pengendalian inflasi, Peningkatan ekspor, dan Pemenuhan kebutuhan pokok rakyat. Tujuannya adalah untuk meningkatkan produksi dan memenuhi kebutuhan dalam negeri agar bisa diekspor. e. Kredit dapat meningkatkan kegairahan berusaha Dengan adanya bantuan kredit yang diberikan oleh bank akan dapat mengatasi ketidakmampuan para pengusaha di bidang permodalan tersebut, sehingga para pengusaha akan dapat meningkatkan usahanya. f. Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan Dengan bantuan kredit dari bank, para pengusaha dapat memperluas usahanya dan mendirikan proyek-proyek baru. Adanya peningkatan usaha ini membutuhkan tenaga kerja untuk melaksanakan proyek-proyek tersebut sehingga mereka akan memperoleh pendapatan. 23

g. Kredit sebagai alat untuk meningkatkan hubungan internasional Bank-bank besar di luar negeri yang mempunyai jaringan usaha, dapat memberikan bantuan dalam bentuk kredit, baik secara langsung maupun tidak langsung kepada perusahaan-perusahaan di dalam negeri. Bantuan dalam bentuk kredit ini tidak saja dapat mempererat hubungan ekonomi antar negara yang bersangkutan tetapi juga dapat meningkatkan hubungan internasional. 2.9 Kartu Plastik 2.9.1 Definisi Kartu Plastik Menurut Siamat (2005, p.633) pengertian kartu kredit dapat dijabarkan sebagai berikut : Kartu plastik pada dasarnya adalah kartu yang diterbitkan oleh bank atau perusahaan tertentu yang dapat digunakan sebagai alat media pembayaran atas transaksi barang atau jasa, menjamin keabsahan cek yang dikeluarkan, dan untuk melakukan penarikan uang tunai. 2.9.2 Penggolongan Kartu Plastik Berdasarkan fungsinya kartu plastik dapat dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu: a. Kartu Kredit (Credit Card) Merupakan jenis kartu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran transaksi jual beli barang atau jasa dimana pelunasan atau pembayarannya 24

dapat dilakukan dengan sekaligus atau dengan cara mencicil sejumlah minimum tertentu. Jumlah cicilan tersebut dihitung dari nilai saldo tagihan ditambah bunga bulanan. Kartu kredit dapat digunakan pula untuk melakukan penarikan uang tunai baik langsung melalui teller pada kantor bank yang bersangkutan maupun dengan mesin ATM (Automatic Teller Machine) dimana ada tertera logo atau nama kartu yang dimiliki, baik di dalam maupun di luar negeri. b. Kartu Tagihan (Charge Card) Kartu Tagihan adalah kartu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran suatu transaksi jual beli barang atau jasa dimana nasabah harus membayar kembali seluruh tagihan secara penuh pada akhir bulan atau bulan berikutnya dengan atau tanpa biaya tambahan. c. Kartu Debit (Debit Card) Kartu Debit berbeda dengan kedua kartu plastik yang telah disebutkan di atas. Pembayaran atas transaksi jual beli barang atau jasa dengan menggunakan kartu debit ini pada prinsipnya merupakan transaksi tunai dengan tidak menggunakan uang tunai akan tetapi pelunasannya atau pembayarannya dilakukan dengan cara mendebit (mengurangi) secara langsung saldo rekening simpanan pemegang kartu yang bersangkutan dan dalam waktu yang sama mengkredit rekening penjual (merchant) sebesar jumlah nilai transaksi pada bank penerbit (pengelola). 25

d. Kartu Tunai (Cash Card) Kartu Tunai pada dasarnya adalah kartu yang memungkinkan pemegang kartu untuk menarik uang tunai baik langsung pada kasir bank maupun melalui mesin ATM (Automatic Teller Machine) bank tertentu yang tersebar di tempat tempat strategis. Dengan perjanjian kerjasama terlebih dahulu, pemegang kartu tunai (cash card) salah satu bank dapat pula menggunakannya pada bank lain. Berbeda dengan kartu kredit, kartu debit, dan kartu tagihan, kartu tunai tidak dapat digunakan sebagai alat pembayaran dalam melakukan transaksi jual beli barang atau jasa. e. Kartu Jaminan Cek (Check Guarantee Card) Kartu ini pada prinsipnya dapat digunakan sebagai jaminan dalam penarikan cek oleh pemegang kartu. Kartu ini juga dapat digunakan dalam melakukan penarikan uang tunai melalui mesin ATM (Automatic Teller Machine). Berdasarkan wilayah berlakunya kartu plastik, kartu plastik dapat digolongkan menjadi : a. Kartu Plastik Lokal Kartu Plastik Lokal merupakan kartu plastik yang hanya berlaku dan dapat digunakan di suatu wilayah tertentu saja, misalnya di Indonesia. b. Kartu Plastik Internasional Kartu Plastik Internasional adalah kartu yang dapat digunakan dan berlaku sebagai alat pembayaran international. Pasar kartu kredit Internasional saat 26

ini didominasi oleh dua merek kartu yang memiliki jaringan antarbenua, yaitu Visa dan MasterCard. 2.9.3 Fungsi Kartu Plastik Fungsi kartu plastik sebagai instrumen dalam melakukan transaksi pada prinsipnya dapat dibedakan sebagai berikut: a. Sumber Kredit Fungsi kartu plastik dapat digunakan sebagai instrumen untuk memperoleh kredit. b. Sumber Uang Tunai Ada beberapa cara dimana kartu plastik ini dapat digunakan untuk memperoleh uang tunai, melalui mesin ATM (Automatic Teller Machine) atau menggunakan kartu sebagai jaminan atas cek yang ditarik (check guarantee card). c. Penjamin Cek Kartu plastik yang diterbitkan beberapa bank dapat digunakan untuk menjamin penarikan cek, menjamin setiap pembayaran dapat menggunakan cek oleh pemegang kartu. 27