Jurnal Geodesi Undip Agustus 2013

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODOLOGI. Gambar 1. Peta Administrasi Kota Palembang.

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2016

Indeks Vegetasi Bentuk komputasi nilai-nilai indeks vegetasi matematis dapat dinyatakan sebagai berikut :

Lampiran 1. Peta klasifikasi penutup lahan Kodya Bogor tahun 1997

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak terkecuali pada daerah-daerah di Indonesia. Peningkatan urbanisasi ini akan

Jurnal Geodesi Undip Januari 2016

ANALISIS URBAN HEAT ISLAND

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

PENGARUH FENOMENA LA-NINA TERHADAP SUHU PERMUKAAN LAUT DI PERAIRAN KABUPATEN MALANG

BAB III METODE PENELITIAN

Pemanfaatan Citra Landsat Untuk Klasifikasi Tutupan Lahan Lanskap Perkotaan Kota Palu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Oleh : Hernandi Kustandyo ( ) Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3Perubahan tutupan lahan Jakarta tahun 1989 dan 2002.

JURNAL GEOGRAFI Media Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

Pemetaan Tingkat Kekeringan Berdasarkan Parameter Indeks TVDI Data Citra Satelit Landsat-8 (Studi Kasus: Provinsi Jawa Timur)

HUBUNGAN ANTARA INDEKS LUAS DAUN DENGAN IKLIM MIKRO DAN INDEKS KENYAMANAN

ix

KAJIAN KORELASI ANTARA KELEMBABAN TANAH DENGAN TATA GUNA LAHAN BERBASIS CITRA SATELIT. (Studi Kasus Daerah Bandung dan Sekitarnya) IRLAND FARDANI

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KELEMBABAN TANAH PERMUKAAN MELALUI CITRA LANDSAT 7 ETM+ DI WILAYAH DATARAN KABUPATEN PURWOREJO

BAB III METODE PENELITIAN

Geo Image 5 (2) (2016) Geo Image.

ANALISIS KERAPATAN VEGETASI PADA KELAS TUTUPAN LAHAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI LEPAN

ANALISA KESEHATAN VEGETASI MANGROVE BERDASARKAN NILAI NDVI (NORMALIZED DIFFERENCE VEGETATION INDEX ) MENGGUNAKAN CITRA ALOS

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. x, No. x, (2014) ISSN: xxxx-xxxx (xxxx-x Print) 1

Jurnal Geodesi Undip APRIL 2014

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SEBARAN TEMPERATUR PERMUKAAN LAHAN DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DI KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Data. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa :

Sudaryanto dan Melania Swetika Rini*

KOREKSI RADIOMETRIK CITRA LANDSAT-8 KANAL MULTISPEKTRAL MENGGUNAKAN TOP OF ATMOSPHERE (TOA) UNTUK MENDUKUNG KLASIFIKASI PENUTUP LAHAN

ANALISIS PERUBAHAN SUHU PERMUKAAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT TERRA DAN AQUA MODIS (STUDI KASUS : DAERAH KABUPATEN MALANG DAN SURABAYA)

III. METODOLOGI. Gambar 2. Peta Orientasi Wilayah Penelitian. Kota Yogyakarta. Kota Medan. Kota Banjarmasin

& Kota TUGAS AKHIR. Oleh Wahyu Prabowo

Evaluasi Indeks Urban Pada Citra Landsat Multitemporal Dalam Ekstraksi Kepadatan Bangunan

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

BUKU AJAR. : Inderaja untuk Penataan Ruang : Perencanaan Wilayah dan Kota : Fakultas Teknik. Mata Kuliah Prgram Studi Fakultas

MODEL PENDUGA BIOMASSA MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT HARLYN HARLINDA

PERUBAHAN LUAS EKOSISTEM MANGROVE DI KAWASAN PANTAI TIMUR SURABAYA

Jurnal Geodesi Undip Juli 2014

III. METODOLOGI 3.1 Waktu Penelitian 3.2 Lokasi Penelitian

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Perubahan Luasan Mangrove dengan Menggunakan Teknik Penginderaan Jauh Di Taman Nasional Sembilang Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN HASIL

METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi

BAB III METODE PENELITIAN

APLIKASI PENGINDERAAN JAUH UNTUK PENGHITUNGAN SEBARAN CO 2 DARI TUTUPAN HUTAN DENGAN SATELIT LANDSAT 8 TUGAS AKHIR

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only. 23 LAMPIRAN

EVALUASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN WILAYAH PERAIRAN PESISIR SURABAYA TIMUR SIDOARJO DENGAN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT MULTITEMPORAL

4. PERUBAHAN PENUTUP LAHAN

PEMANFAATAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH UNTUK MONITORING DENSIFIKASI BANGUNAN DI DAERAH PERKOTAAN MAGELANG

Bab I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang

LOKASI PENELITIAN 12/20/2011. Latar Belakang. Tujuan. Manfaat. Kondisi Umum

q Tujuan dari kegiatan ini diperolehnya peta penggunaan lahan yang up-to date Alat dan Bahan :

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman (Tahura

PERBANDINGAN METODE SUPERVISED DAN UNSUPERVISED MELALUI ANALISIS CITRA GOOGLE SATELITE UNTUK TATA GUNA LAHAN

III. METODE PENELITIAN. berlokasi di kawasan Taman Nasional Way Kambas. Taman Nasional Way

Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Jurnal Geodesi Undip OKTOBER 2015

KAJIAN CITRA RESOLUSI TINGGI WORLDVIEW-2

Prosiding Perencanaan Wilayah dan Kota ISSN:

Perubahan Nilai Konsentrasi TSM dan Klorofil-a serta Kaitan terhadap Perubahan Land Cover di Kawasan Pesisir Tegal antara Tahun

Seminar Nasional Penginderaan Jauh ke-4 Tahun Staf Pengajar Jurusan Teknik Geodesi FT-UNPAK.

ANALISIS PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR SKRIPSI. Oleh : PUTRI SINAMBELA /MANAJEMEN HUTAN

III. METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 hingga Maret 2014.

IDENTIFIKASI SUHU PERMUKAAN TANAH DENGAN METODE KONVERSI DIGITAL NUMBER MENGGUNAKAN TEKNIK PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PERBANDINGAN KLASIFIKASI TUTUPAN LAHAN DENGAN METODE OBJECT-BASED DAN PIXEL- BASED

Analisa Perubahan Tutupan Lahan di Waduk Riam Kanan dan Sekitarnya Menggunakan Sistem Informasi Geografis(SIG) dan data citra Landsat

KERUSAKAN MANGROVE SERTA KORELASINYA TERHADAP TINGKAT INTRUSI AIR LAUT (STUDI KASUS DI DESA PANTAI BAHAGIA KECAMATAN MUARA GEMBONG KABUPATEN BEKASI)

Analisis Perubahan Lahan Tambak Di Kawasan Pesisir Kota Banda Aceh

PENGOLAHAN IDENTIFIKASI MANGROVE

ANALISIS PERUBAHAN CADANGAN KARBON DI KAWASAN GUNUNG PADANG KOTA PADANG

Jurnal Geodesi Undip April 2017

III. BAHAN DAN METODE

Pemanfaatan Citra Landsat 7 ETM+ untuk Menganalisa Kelembaban Hutan Berdasarkan Nilai Indeks Kekeringan (Studi Kasus : Hutan KPH Banyuwangi Utara)

STUDI PERKEMBANGAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN DATA PENGINDERAAN JAUH DAN SIG. Walbiden Lumbantoruan 1. Abstrak

MASPARI JOURNAL Juli 2015, 7(2):25-32

3. BAHAN DAN METODE. Penelitian yang meliputi pengolahan data citra dilakukan pada bulan Mei

PULAU BAHANG KOTA (URBAN HEAT ISLAND) DI YOGYAKARTA HASIL INTERPRETASI CITRA LANDSAT TM TANGGAL 28 MEI 2012

Nilai Io diasumsikan sebagai nilai R s

PERAMBAHAN KOTA (URBAN SPRAWL) TERHADAP LAHAN PERTANIAN DI KOTA MAKASSAR BERDASARKAN CITRA SATELIT LANDSAT 5 TM (STUDI KASUS KECAMATAN BIRINGKANAYA)

ABSTRAK. Kata kunci: Ruang Terbuka Hijau, Penginderaan Jauh, Citra Landsat 8, Indeks Vegetasi (NDVI, MSAVI2 dan WDRVI) vii

DISTRIBUSI, KERAPATAN DAN PERUBAHAN LUAS VEGETASI MANGROVE GUGUS PULAU PARI KEPULAUAN SERIBU MENGGUNAKAN CITRA FORMOSAT 2 DAN LANDSAT 7/ETM+

DISTRIBUSI HUTAN ALAM DAN LAJU PERUBAHANNYA MENURUT KABUPATEN DI INDONESIA LUKMANUL HAKIM E

KEMAMPUAN SALURAN TERMAL CITRA LANDSAT 7 ETM+ DAN CITRA ASTER DALAM MEMETAKAN POLA SUHU PERMUKAAN DI KOTA DENPASAR DAN SEKITARNYA

Aninda Nurry M.F., Ira Mutiara Anjasmara Jurusan Teknik Geomatika FTSP-ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya,

LOGO PEMBAHASAN. 1. Pemetaan Geomorfologi, NDVI dan Temperatur Permukaan Tanah. 2. Proses Deliniasi Prospek Panas Bumi Tiris dan Sekitarnya


Transkripsi:

Analisis Pengaruh Perubahan NDVI dan Tutupan Lahan Terhadap Suhu Permukaan Di Kota Semarang Analysis of NDVI and Land Cover Changes Effect to Land Surface Temperatures In Semarang City Ayu Hapsari Aditiyanti 1), L M Sabri, ST., MT 2), Bandi Sasmito, ST., MT. 3) 1) Mahasiswa Teknik Geodesi Universitas Diponegoro, Semarang 2) Dosen Pembimbing I Teknik Geodesi Universitas Diponegoro, Semarang 3) Dosen Pembimbing II Teknik Geodesi Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRAK Sebagai salah satu Kota tujuan transmigrasi yang cukup aktif di Pulau Jawa, Kota Semarang beberapa tahun ke belakang ini sudah dirasa mengalami peningkatan panas yang cukup signifikan. Terlebih lagi di daerah urban atau yang biasa disebut daerah Semarang Bawah. Pertumbuhan penduduk menjadi pemicu beralihnya area bervegetasi menjadi perumahan atau akses jalan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perubahan tutupan lahan dan vegetasi melalui NDVI terhadap perubahan suhu permukaan berdasarkan interpretasi citra satelit Landsat tahun perekaman 2001, 2006, dan 2011. Penginderaan jauh dilakukan untuk memperoleh data spasial dalam waktu singkat dengan akurasi tinggi. Hal ini akan sangat memudahkan penggunanya untuk mendapatkan informasi tanpa harus melakukan survey di lapangan. Superfised Classification digunakan untuk mendapatkan data perubahan tutupan lahan, kemudian untuk mendapatkan nilai NDVI dan suhu permukaan dilakukan konversi digital number dari setiap pixel pada citra tersebut. Pengolahan citra satelit Landsat tersebut dilakukan dengan menggunakan software ER Mapper. Kemudian dilakukan pengambilan sambel dengan metode simple random sampling dan systematic sampling untuk dilakukan analisis statistik dengan metode regresi linier menggunakan software SPSS 17.0. Hasil penelitian menunjukkan dari tahun ke tahun Kota Semarang mengalami penurunan luas area vegetasi dan peningkatan area terbangun. Secara keseluruhan perubahan suhu permukaan dipengaruhi signifikan oleh NDVI dan tutupan lahan secara bersama-sama dengan koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 82,6% (tahun 2001), 76,7% (tahun 2006), 78,8% (tahun 2011). Secara parsial NDVI memberikan pengaruh sebesar 78,9% (tahun 2001), 70,3% (tahun 2006), 73,0% (tahun 2011) terhadap suhu permukaan. Secara parsial tutupan lahan memberikan pengaruh sebesar 74,0% (tahun 2001), 70,7% (tahun 2006), 70,4% (tahun 2011) terhadap suhu permukaan. Kata Kunci : Perubahan Suhu Permukaan, NDVI, Tutupan Lahan, Regresi Linier, Penginderaan Jauh. Abstract Semarang City as one of the most active transmigration destination in Java Island, in few past years has been becoming warmer because of the increasing land surface temperatures that mostly happened especially in urban area of Semarang City. The increasing amount of citizens that build houses, roads, and reduce the amount of vegetation has been becoming the cause of land temperatures rises. The purpose of this research is to analyze how big NDVI and Land Cover changes affect the Land Surface Temperatures based on Landsat satellite image interpretation and processing for 2001, 2006, and 2011 image. Remote sensing is used to collect spatial data in short duration with high accuracy, it helps user to gain information without doing field survey. Supervised Classification was used to collect data of land cover changes. To gain NDVI and Land surface temperatures we need to convert the digital number of each pixel of the satellite image using ER Mapper software. Before calculating the correlation and coefficient determination with linier regression method, simple random sampling and systematic sampling need to be done. SPSS 17.0 was used to do calculation of the statistics to gain the correlation of variables in this research. The result shows that NDVI is reducing year by year and on the contrary the build land cover rises. Land surface temperatures is partially affected by NDVI with coefficient determination (R 2 ) 78,9% (2001), 70,3% (2006), 73,0% (2011) and also partially affected by land cover changes with coefficient determination (R 2 ) 74,0% (2001), 70,7% (2006), 70,4% (2011). Land surfece temperatures also affected by NDVI together with land cover changes with coefficient determination (R 2 ) 82,6% (2001), 76,7% (2006), 78,8% (2011). Keywords: Land survace temperature changes, NDVI, Land Cover, Linier Regression, Remote Sensing. Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, (ISSN : 2337-845X) 10

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sebagai Ibukota Provinsi Jawa Tengah tak jarang Kota Semarang menarik minat para penglaju bahkan penduduk desa yang ingin mengadu peruntungan untuk berpindah ke Kota Semarang. Hal ini memberikan pengaruh terhadap perubahan kepadatan penduduk Kota Semarang. Semakin meningkatnya jumlah penduduk, maka akan mempengaruhi perubahan luasan pemukiman, luasan area vegetasi, dan yang paling penting akan mempengaruhi perubahan suhu permukaan di Kota Semarang. Menurut Hakim et al (1993) dalam Khusaini (2008), perubahan 10% wilayah pertanian menjadi permukiman menyebabkan perubahan albedo sebesar 2%, radiasi global 2%,suhu permukaan 2 % dan suhu udara 2%. Heat Island adalah suatu fenomena dimana suhu udara yang padat bangunan lebih tinggi daripada suhu udara terbuka di sekitarnya baik di desa maupun pinggir kota. Pada umumnya suhu udara yang tertinggi akan terdapat di pusat kota dan menurun secara bertahap ke arah pinggir kota sampai ke desa. Heat Island atau pulau panas terjadi karena adanya perbedaan dalam pemakaian energi, penyerapan, dan pertukaran panas antara daerah perkotaan dengan pedesaan (Landsber, 1991 dalam Wisnu, 2003) Dalam tahun-tahun belakangan ini, semakin besar perhatian dunia tertuju pada efek-efek antropogenik terhadap lingkungan. Urbanisasi yang berasosiasi dengan pertambahan penduduk dan ekonomi merupakan penyebab utama terjadinya perubahan penggunaan tanah atau tutupan lahan. Pembangunan kota biasanya membawa perubahan yang sangat besar bagi permukaan bumi, di mana vegetasi alami digantikan oleh permukaan yang sulit berevaporasi dan bertranspirasi seperti logam, aspal, dan beton. Keadaan seperti ini akan mempengaruhi redistribusi radiasi matahari, dan memicu kontrasnya radiansi permukaan dan suhu udara antara daerah rural dan urban (Weng, 2004). Perubahan suhu permukaan yang semakin meningkat justru akan menyebabkan ketidaknyamanan kehidupan manusia, sehingga manusia membutuhkan pendingin seperti AC, kipas angin yang berdampak pemborosan energi listrik dan polusi (Tursilowati,2008). Hal ini perlu menjadi perhatian karena dapat dikatakan peningkatan suhu permukaan bumi merupakan salah satu mata rantai dari penyebab terjadinya efek rumah kaca yang semakin menghantui bumi kita. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diambil suatu perumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh perubahan tutupan lahan terhadap suhu permukaan di kota Semarang pada tahun 2001-2006-2011? 2. Bagaimana pengaruh perubahan NDVI terhadap suhu permukaan kota Semarang pada tahun 2001-2006- 2011? 3. Bagaimana pengaruh perubahan kerapatan vegetasi dan tutupan lahan terhadap suhu permukaan? Untuk menjelaskan permasalahan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini, dan tidak terlalu jauh dari kajian masalah yang penulis paparkan, maka pada Tugas Akhir ini pembatasan masalah akan dibatasi pada hal-hal berikut: Pada penelitian ini ada beberapa hal yang membatasi dalam pembuatannya adalah : 1. Penelitian perubahan suhu permukaan ini hanya dibatasi di kota Semarang menggunakan citra Landsat tahun 2001, 2006 dan 2011. 2. Suhu permukaan lahan atau land surface temperature (LST) adalah suhu kulit permukaan bumi yang merupakan hasil pancaran suhu dari permukaan objek yang terekam oleh citra satelit pada waktu tertentu. 4. Pada penelitian ini suhu permukaan merupakan sebaran suhu permukaan bumi berdasarkan kerapatan vegetasi dan penggunaan lahan yang nampak pada citra satelit. 5. Kerapatan vegetasi yang digunakan dalam penelitian berasal dari nilai perhitungan NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) yang dilihat dalam satuan piksel (30mx30m) dan dibagi menjadi empat kelas yaitu (a) Non Vegetasi: kurang dari 0,2; (b) Vegetasi Rendah: 0,2 0,35; (c) Vegetasi Sedang: 0,36 0,5; serta (d) Vegetasi Tinggi: lebih dari 0,5. 6. Analisa dilakukan berdasarkan perubahan tutupan lahan dan kerapatan vegetasi yang kemudian dibandingkan dengan data suhu permukaan Kota Semarang tahun 2001, 2006 dan 2011. 1.3 Maksud dan Tujuan Maksud dari penelitian ini adalah memanfaatkan citra satelit sebagai penyedia informasi yang akurat dengan biaya lebih murah dibandingkan dengan survey lapangan. Tujuan penelitian ini yaitu memberikan informasi berdasarkan data yang ada mengenai pengaruh perubahan NDVI dan tutupan lahan terhadap perubahan Suhu Permukaan. Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, (ISSN : 2337-845X) 11

2. Metodologi penelitian 2.1 Pengumpulan Data Data penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut : 2.1.1. Data primer adalah data yang di ambil secara langsung dari objek/ obyek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi contohnya adalah foto-foto tutupan lahan serta kerapatan vegetasi. 2.1.2. Data sekunder adalah daya yang di dapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun non komersial data yang digunakan penelitian ini dapat dilihat pada Tabel dibawah ini. Tabel 2.1 Data Penelitian Data Sumber Citra Landsat Tahun 2001, 02 www.glovis Agustus 2001.usgs.gov Citra Landsat Tahun 2006, 29 www.glovis Juni dan 17 September 2006.usgs.gov Citra Landsat Tahun 2011,10 www.glovis Mei dan 14 Agustus 2011.usgs.gov Peta RBI Digital Tahun 2002 Bappeda 2.2 Metodologi penelitian Metodologi penelitian yang akan dilakukan pada tugas akhir ini ditunjukkan pada diagram alir dibawah ini: ANALISIS LUASAN TUTUPAN LAHAN, KERAPATAN VEGETASI DAN LUASAN DISTRIBUSI SUHU PERMUKAAN Gambar 1.1. Diagram alir penelitian Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, (ISSN : 2337-845X) 12

Metodologi pada diagram diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Persiapan Tahap ini merupakah langkah awal dalam penelitian yaitu studi literatur sebagai acuan dalam memperdalam materi serta memperluas wawasan. Mempersiapkan segala kebutuhan penelitian seperti alat dan bahan. 2. Pengumpulan data Pada tahapan pengumpulan data ini dilakukan proses downloading atau mengunduh data citra satelit Landsat dari website resmi NASA, kemudian pengumpulan data-data penunjang seperti peta RBI, batas administrasi kota Semarang, data suhu udara dan kelembaban udara dari BMKG. 3. Tahap Pra Pengolahan Tahap ini meliputi GAP filling, koreksi radiometrik, koreksi geometrik pada citra dan pemotongan citra (Cropping). Cropping berfungsi untuk membatasi daerah penelitian dan mengurangi besar file citra. Daerah penelitiannya yaitu wilayah kota Semarang secara keseluruhan. 4. Tahap Pengolahan a. Pemilihan Band Pemilihan band disini dilakukan dengan pembuatan citra komposit yang terdiri dari band 1,2,3,4,5,7 untuk pengolahan tutupan lahan dan NDVI dan band 61 yang dipisah untuk pengolahan suhu. b. Klasifikasi Tutupan Lahan. Klasifikasi tutupan lahan dilakukan dengan metode Supervised Classification, yaitu dengan membuat sampel region dari beberapa kelas sesuai yang kita butuhkan. c. Klasifikasi NDVI Klasifikasi NDVI dilakukan dengan penerapan formula yang melibatkan band 4 dan band 3 dalam prosesnya. d. Klasifikasi Supervised Klasifikasi suhu dilakukan untuk mendapatkan besaran suhu pada suatu area. Klasifikasi ini menggunakan formula untuk mengubah digital number menjadi radians spektral dengan hanya memanfaatkan band 61 saja. e. Reklasifikasi Reklasifikasi dilakukan untuk mengorganisir hasil klasifikasi dengan membuat kelas-kelas dengan range tertentu sesuai kebutuhan kita. f. Perhitungan Luasan Perhitungan luasan dari tiap kelas setelah dilakukan reklasifikasi diperlukan untuk perbandingan pada analisis hasil olahan citra satelit. 5. Hasil Dari hasil klasifikasi tutupan lahan, NDVI, dan suhu maka didapatkan peta perubahan tutupan lahan, peta persebaran vegetasi dan peta persebaran suhu permukaan. 3. Hasil dan Pembahasan 3.1. Hasil Perhitungan Suhu Permukaan 2001, 2006, dan 2011 a b c Gambar 3.1. (a) Peta Suhu Permukaan Kota Semarang 2001, (b) Peta Suhu Permukaan Kota Semarang 2006, (c) Peta Suhu Permukaan Kota Semarang 2011. Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, (ISSN : 2337-845X) 13

Gambar 3.4. Grafik Luasan Suhu PermukaanKotaSemarang tahun 2001, 2006, dan 2011. 3.2. Hasil Perhitungan NDVI 2001, 2006, dan 2011. a b c Gambar 3.5. (a) Peta NDVI Kota Semarang 2001, (b) Peta NDVI Kota Semarang 2006, (c) Peta NDVI Kota Semarang 2011 Gambar 3.8. Grafik Luasan NDVI Kota Semarang tahun 2001, 2006, dan 2011. 3.3. Hasil Perhitungan Tutupan Lahan 2001, 2006, dan 2011. a b c Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, (ISSN : 2337-845X) 14

Gambar 3.9. (a) Peta Tutupan Lahan Kota Semarang 2001, (b) Peta Tutupan Lahan Kota Semarang 2006, (c) Peta Tutupan Lahan Kota Semarang 2011 Gambar 3.12. Grafik Luasan Tutupan Lahan Kota Semarang tahun 2001, 2006, dan 2011. 3.4. Analisis Korelasi Suhu dan NDVI. Gambar 3.13.Grafik Korelasi Suhu dan NDVI 2001. Nilai R Square menunjukkan bahwa variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan sebesar 78,9% variasi variabel dependen. Sisanya sebesar 21,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak Gambar 3.14.Grafik Korelasi Suhu dan NDVI 2006. Nilai R Square menunjukkan bahwa variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan sebesar 70,3% variasi variabel dependen. Sisanya sebesar 29,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, (ISSN : 2337-845X) 15

Gambar 3.15.Grafik Korelasi Suhu dan NDVI 2011. Nilai R Square menunjukkan bahwa variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan sebesar 73,0% variasi variabel dependen. Sisanya sebesar 27,0% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak 3.5. Analisis Korelasi Suhu Dengan Tutupan Lahan. Gambar 3.16.Grafik Korelasi Suhu dan Tutupan Lahan 2001. Nilai R Square menunjukkan bahwa vaiabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan sebesar 74,0% variasi variabel dependen. Sisanya sebesar 26,0% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak Gambar 3.17.Grafik Korelasi Suhu dan Tutupan Lahan 2006. Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, (ISSN : 2337-845X) 16

Nilai R Square menunjukkan bahwa vaiabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan sebesar 70,7% variasi variabel dependen. Sisanya sebesar 29,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak Gambar 3.18.Grafik Korelasi Suhu dan Tutupan Lahan 2011. Nilai R Square menunjukkan bahwa vaiabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan sebesar 70,4% variasi variabel dependen. Sisanya sebesar 29,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak 3.6. Analisis Korelasi Suhu Dengan Tutupan Lahan dan NDVI. Hasil analisa antara variabel diperoleh persamaan regresi berganda antara suhu permukaan dengan kerapatan vegetasi dan tutupan lahan tahun 2001: y = 24,593 5,217X 1 + 0, 333X 2 dengan : y = Suhu permukaan n = 98 X 1 = Kerapatan vegetasi R 2 = 0,826 X 2 = DN Tutupan Lahan Tabel 3.1. Tabel statistik korelasi NDVI, tutupan lahan dan suhu permukaan 2001 Model Unstandardized a Standardized B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) 24.593.339 72.534.000 NDVI2001-5.217.629 -.615-8.290.000 TL_2001.333.074.334 4.506.089 a. Dependent Variable: SUHU2001 Hasil analisa antara variabel diperoleh persamaan regresi berganda antara suhu permukaan dengan kerapatan vegetasi dan tutupan lahan tahun 2006: y = 22,657 4,465X 1 + 0,427X 2 dengan : y = Suhu permukaan X 1 = Kerapatan vegetasi X 2 = DN Tutupan Lahan n = 92 R 2 = 0, 767 Tabel 3.2. Tabel statistik korelasi NDVI, tutupan lahan dan suhu permukaan 2006 a Model Unstandardized B Standardized Std. Error Beta t Sig. Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, (ISSN : 2337-845X) 17

1 (Constant) 22.657.367 61.657.000 NDVI2006-4.465.708 -.519-6.304.000 TL_2006.427.086.408 4.954.012 a. Dependent Variable: SUHU_2006 Hasil analisa antara variabel diperoleh persamaan regresi berganda antara suhu permukaan dengan kerapatan vegetasi dan tutupan lahan tahun 2006: y = 24,469 5,644X 1 + 0,380X 2 dengan : y = Suhu permukaan n = 84 X 1 = Kerapatan vegetasi R 2 = 0, 788 X 2 = DN Tutupan Lahan 4.1. Kesimpulan Tabel 3.3. Tabel statistik korelasi NDVI, tutupan lahan dan suhu permukaan 2011 Model Unstandardized a Standardized B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) 24.469.382 64.014.000 NDVI2011-5.644.713 -.595-7.913.000 TL_2011.380.081.354 4.706.003 a. Dependent Variable: SUHU_2011 1. Pengaruh perubahan NDVI terhadap suhu permukaan dapat diwakili dengan persamaan : Y = 28,228 8,104x Dari persamaan tersebut diketahui bahwa nilai NDVI dan suhu permukaan berbanding terbalik yang ditunjukkan dengan tanda (-) negatif di depan koefisien regresi. Persamaan yang dapat diterima adalah hasil persamaan untuk tahun 2011 karena dianggap paling relevan untuk memprediksi perubahan suhu di masa mendatang. 2. Pengaruh perubahan tutupan lahan terhadap suhu permukaan dapat diwakili dengan persamaan : Y = 22,362 + 0,872x Dari persamaan tersebut diketahui bahwa nilai tutupan lahan dan suhu permukaan berbanding lurus yang ditunjukkan dengan tanda (+) positif di depan koefisien regresi. Persamaan yang dapat diterima adalah hasil persamaan untuk tahun 2011 karena dianggap paling relevan untuk memprediksi perubahan suhu di masa mendatang. 3. Pengaruh perubahan NDVI dan tutupan lahan terhadap suhu permukaan dapat diwakili dengan persamaan : y = 24,469 5,644X 1 + 0,380X 2 Dari persamaan tersebut diketahui bahwa nilai NDVI dan suhu permukaan berbanding terbalik yang ditunjukkan dengan tanda (-) negatif di depan koefisien regresi X 1 sedangkan tutupan lahan berbanding lurus dengan suhu permukaan yang ditunjukkan dengan tanda (+) positif di depan koefisien regresi X 2. Dengan nilai R 2 sebesar 0,788 persamaan ini dapat digunakan sebagai acuan bahwa perubahan NDVI dan tutupan lahan secara signifikan memberikan pengaruh pada suhu permukaan dan dapat digunakan untuk memprediksi keadaan pada tahun-tahun selanjutnya 4.2. Saran 1. Karena menggunakan NDVI sebagai salah satu variabel bebas, maka pengambilan sampel perlu dilakukan dengan cermat dimana harus mewakili titik yang bervegetasi agar hasil perhitungan statistik dapat diterima. 2. Metode sampling yang paling baik untuk digunakan adalah metode systematic sampling sehingga hasil perhitungan statistik memenuhi syarat dan dapat diterima. Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, (ISSN : 2337-845X) 18

5. Daftar Pustaka Asdak, Chay. 2004. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gajah Mada University Press:Yogyakarta. GIS Konsorsium Aceh Nias. 2008. Modul Pelatihan ArcGIS Tingkat Dasar. Staf pemerintah Kota Banda Aceh: Aceh. Iswanto, P A. 2008.Urban Heat Island Di Kota Pangkalpinang tahun 2001 dan 2006. Universitas Indonesia: Depok. Khusaini, N.I. 2008.Pengaruh Perubahan Tutupan Lahan Terhadap Distribusi Permukaan Di Kota Bogor Dengan Menggunakan Citra Satelit Landsat Dan Sistem Informasi Geografis. IPB: Bogor. Nugroho, D.S. 2011. Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Kota Semarang Dengan Menggunakan Teknologi Penginderaan Jauh (Studi Kasus : Kecamatan Semarang Tengah dan Kecamatan Semarang Utara). Universitas Diponegoro: Semarang. Prahasta, Eddy. 2008. Remote Sensing (Praktis Penginderaan Jauh dan Pengolahan Citra Digital dengan Perangkat Lunak Er Mapper. Informatika :Bandung. Putra, E.H. 2011. Penginderaan Jauh Dengan ER Mapper. Graha Ilmu :Yogyakarta. Triyanti. 2008.Pola Suhu Permukaan Kota Semarang Tahun 2001 dan 2006. Universitas Indonesia: Depok. Tursilowati, L. 2008.Urban Heat Island Dan Kontribusinya Pada Perubahan Iklim dan Hubungannya Dengan Perubahan Lahan. Prosiding Seminar Nasional Pemanasan dan Perubahan Global-Fakta, Mitigasi dan Adaptasi. Wahyudi, Bambang. 2011.Pemetaan Sebaran Mangrove Menggunakan Data Penginderaan Jauh Di Pesisir Selatan Kabupaten Banyuwangi. Universitas Diponegoro: Semarang. Yudhistira, Boy.2011.Identifikasi Daerah Prioritas Rehabilitasi Lahan Kritis Kawasan Hutan Dengan Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus: Kabupaten Semarang). Universitas Diponegoro: Semarang. Kemenhut. 2011. Sekilas Tentang Standar Nasional Untuk Penaksiran Cadangan Karbon Berbasis Pngukuran Lapangan Dalam Rangka Monitoring Perubahan Cadangan Karbon Hutan. Kementerian Kehutanan:Jakarta. Situs Web:. www.docstoc.com. melukisbumiindonesia.blogspot.com. reganleonardus.wordpress.com. semarangkota.bps.go.id. skripsimahasiswa.blogspot.com Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, (ISSN : 2337-845X) 19