PRODUKSI DAN KARAKTERISASI ENZIM LIPASE DARI Pseudomonas aeruginosa DENGAN MENGGUNAKAN INDUSER MINYAK JAGUNG SERTA KOFAKTOR Na + DAN Co 2+

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH KONSENTRASI INDUSER DAN PENAMBAHAN KOFAKTOR ENZIM TERHADAP PRODUKSI EKSTRAK KASAR ENZIM LIPASE EKSTRASELULER OLEH Pseudomonas aeruginosa

SUHU OPTIMUM UNTUK AKTIVITAS EKSTRAK KASAR ENZIM LIPASE DARI KECAMBAH BIJI KELAPA SAWIT

SUHU OPTIMUM UNTUK AKTIVITAS EKSTRAK KASAR ENZIM LIPASE DARI KECAMBAH BIJI KARET

Rangkaian reaksi biokimia dalam sel hidup. Seluruh proses perubahan reaksi kimia beserta perubahan energi yg menyertai perubahan reaksi kimia tsb.

BAB I PENGANTAR. dapat menghemat energi dan aman untuk lingkungan. Enzim merupakan produk. maupun non pangan (Darwis dan Sukara, 1990).

1. Pengertian Enzim. Makalah Baru Amilase I. PENDAHULUAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Penelitian. Tabel 3. Pertumbuhan Aspergillus niger pada substrat wheat bran selama fermentasi Hari Fermentasi

Media Kultur. Pendahuluan. Komposisi Media 3/9/2016. Materi Kuliah Mikrobiologi Industri Minggu ke 3 Nur Hidayat

BAB I PENDAHULUAN. Enzim adalah senyawa protein yang dihasilkan oleh berbagai jenis

III. NUTRISI DAN MEDIUM KULTUR MIKROBA

SUHU OPTIMUM UNTUK AKTIVITAS EKSTRAK KASAR ENZIM LIPASE DARI KECAMBAH BIJI JARAK KEPYAR

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertumbuhan Total Bakteri Anaerob

HASIL DAN PEMBAHASAN

Macam macam mikroba pada biogas

KONVERSI PENISILIN MENJADI 6-APA OLEH ENZIM PENISILIN ASILASE YANG DIAMOBILKAN DENGAN K-KARAGENAN DAN KITIN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Enzim α-amilase dari Bacillus Subtilis ITBCCB148 diperoleh dengan

MIKROBIOLOGI PANGAN TITIS SARI

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc.

PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK

HASIL DAN PEMBAHASAN

Media Kultur. Pendahuluan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim Protease dari Penicillium sp.

dari reaksi kimia. d. Sumber Aseptor Elektron

Penyerapan Logam Berat Timbal (PB) Dengan Enzim Protease Dari Bakteri Bacillus Subtilis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rizki Indah Permata Sari,2014

II. Pertumbuhan dan aktivitas makhluk hidup

ABSTRAK. Kata Kunci : Amilase, Zea mays L., Amonium sulfat, Fraksinasi, DNS.

HASIL DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di

PENGARUH PENAMBAHAN SORBITOL TERHADAP STABILITAS ph ENZIM PROTEASE DARI Bacillus subtilis ITBCCB148

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan determinasi tanaman.

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Protein Kasar. Kecernaan adalah bagian zat makanan dari pakan/ransum yang tidak

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME

II. TINJAUAN PUSTAKA. Xilanase merupakan kelompok enzim yang memiliki kemampuan untuk

SMA Negeri 1 Nunukan Selatan METABOLISME. Pertemuan 2. Oleh. SUPARMUJI, S.Pd

AMOBILISASI LIPASE DARI MUCOR MIEHEI MENGGUNAKAN POLYURETHANE FOAM SEBAGAI BIOKATALIS PADA PEMBUATAN BIODIESEL. Ika Sylvia Sepdiani

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V. PEMBAHASAN. 5.1 Amobilisasi Sel Lactobacillus acidophilus FNCC116. Amobilisasi sel..., Ofa Suzanti Betha, FMIPA UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME DAN INFORMASI GENETIK PERCOBAAN 2 UJI AKTIVITAS SUKSINAT DEHIDROGENASE

BAB III METODE PENELITIAN. Pendidikan Biologi FPMIPA UPI dan protease Bacillus pumilus yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan yang semakin tinggi serta adanya tekanan dari para ahli dan pecinta

STUDI AWAL KONVERSI ENZIMATIK SECARA IN-SITU UNTUK HIDROLISIS CPO DARI BUAH SEGAR KELAPA SAWIT

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Energi merupakan kebutuhan mutlak yang diperlukan dalam kehidupan UKDW

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. selulosa dan lignin yang terdapat pada dinding sel tumbuhan. Oleh karena

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan Kemurnian Isolat Bakteri Asam Laktat dan Bakteri Patogen Indikator Morfologi Sel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu sebagai Energi Terbarukan. Limbah Cair Industri Tahu COD. Digester Anaerobik

BAB I PENDAHULUAN. tidak ramah lingkungan dalam bidang industri (Falch, 1991).

FISIOLOGI TUMBUHAN MKK 414/3 SKS (2-1)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Singkong (Manihot utilissima) adalah komoditas tanaman pangan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 6. Jika ke dalam air murni ditambahkan asam atau basa meskipun dalam jumlah. Larutan Penyangga. Kata Kunci. Pengantar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

NUTRISI DAN MEDIUM MIKROBA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

Zat-zat hara yang ditambahkan kedalam media tumbuh suatu mikroba adalah :

UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN SAWO (Manilkara zapota) TERHADAP BAKTERI Eschericia coli, dan Staphylococcus aureus SKRIPSI

II. DESKRIPSI PROSES

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, dunia pengobatan saat ini semakin

TINJAUAN PUSTAKA. memiliki empat buah flagella. Flagella ini bergerak secara aktif seperti hewan. Inti

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

PENGARUH SENYAWA KOFAKTOR DAN STABILITAS TERHADAP AKTIVITAS ENZIM β-1,3- GLUKANASE DARI ISOLAT BAKTERI TERMOFIL Bacillus licheniformis HSA3-1a

HASIL DAN PEMBAHASAN

dilakukan lisis sel untuk memperoleh enzimnya. Kerja enzim ekstraseluler yaitu memecah atau mengurai molekul-molekul kompleks menjadi molekul yang

BIOKIMIA. Marisa Handajani

1 Asimilasi nitrogen dan sulfur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. AKTIVITAS KUALITATIF ENZIM KITINOLITIK (INDEKS KITINOLITIK)

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

BAB I PENDAHULUAN. teknologi aplikasi enzim menyebabkan penggunaan enzim dalam industri semakin

PERBANDINGAN HASIL ANALISIS BEBERAPA PARAMETER MUTU PADA CRUDE PALM OLEIN YANG DIPEROLEH DARI PENCAMPURAN CPO DAN RBD PALM OLEIN TERHADAP TEORETIS

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan, umumnya daerah sepanjang pesisir pantai di

Komponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-November 2013 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Bacillus subtilis dan Bacillus cereus yang diperoleh di Laboratorium

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. D-glukosa D-sorbitol L-sorbosa Vitamin C Acetobacter

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan taksonomi kapang Rhizopus oligosporus menurut Lendecker

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN. bagi usaha peternakan. Konsumsi susu meningkat dari tahun ke tahun, tetapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Deskripsi ASAM LAURAT DARI BUAH KELAPA SEBAGAI ANTI BAKTERI HASIL HIDROLISIS ENZIMATIS MENGGUNAKAN LIPASE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ 20:1 berturut-turut

II. TINJAUAN PUSTAKA. banyak jumlahnya. Menurut Basse (2000) jumlah kulit pisang adalah 1/3 dari

LAPORAN PRAKTIKUM PERSIAPAN MEDIA DAN STERILISASI OLEH : : RITA ANGGREANI WIDIASTUTI NIM : D1C KELOMPOK : IV KELAS : TPG-A 2014

Transkripsi:

PRODUKSI DAN KARAKTERISASI ENZIM LIPASE DARI Pseudomonas aeruginosa DENGAN MENGGUNAKAN INDUSER MINYAK JAGUNG SERTA KOFAKTOR Na + DAN Co 2+ Dian Pratiwi (1), Firman Sebayang (1) dan It Jamilah (2) (1)) Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara (2) Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara ABSTRACT Between source of lipase that produce by plants, animals and microbial, it found that microbes are most used to. In addition, lipase enzim from microbes, generally resist to hot. Production and characterization of crude extract lipase by Pseudomonas aeruginosa was performed by growing the bacteria in various inducer concentration of corn oil which were 2, 4, 6, 8 and 10% and addition of Na + and Co 2+ on each inducer. Crude extract lipase was obtained by incubation at 72 hour, then centrifugated at 6000 rpm for 30 minutes. Activity of lipase crude extract is done by measuring free fatty acid levels at temperature variation of 30; 35; 40; 45; 50 o C and ph 6,0; 6,5; 7,0; 7,5; 8,0. It could be concluded that the highest production of crude extract lipase occured at the concentration of inducer 8% and addition of cofactor Na +, resulting activity 478,5026 µmol/ml/menit. The highest activity of this lipase was occured at temperature 40 o C and ph 7. It could be conclude that corn oil could be used efficiently as inducer to produce lipase from P.aeruginosa at concentration of 8% temperature setting on 40 o C at ph netral. Keywords : Pseudomonas aeruginosa, enzyme, Lipase, Isolation, activity of enzyme 1.Pendahuluan Proses hidrolisis minyak lemak menjadi asam lemak dan gliserol secara komersial yang sampai kini digunakan, beroperasi pada suhu 240-245 o C dan tekanan 45-50 bar. Kondisi seperti ini membutuhkan biaya investasi yang tinggi, karena peralatan proses utama pabrik harus tahan terhadap suhu dan tekanan yang tinggi, serta terhadap asam (korosif). Proses ini juga mengkonsumsi energi yang besar untuk mempertahankan kondisi operasinya. Oleh karenanya perlu dicari alternatif proses yang dapat berlangsung pada suhu dan tekanan yang rendah. Proses hidrolisis enzimatik menggunakan enzim lipase dari mikroba memenuhi kriteria tersebut (Malcolm,1964). Genus-genus mikroba yang mampu menghasilkan enzim lipase antara lain ialah Pseudomonas, Aspergillus, Mucor, Moraxella, Arcaligenes, Candida dan sebagainya. Pseudomonas aeruginosa (P. aeruginosa) merupakan bakteri Gram negatif yang mampu menggunakan 80 macam senyawa organik untuk nya. Selain itu P.aeruginosa dapat menggunakan nitrat dalam kondisi anaerob. Suhu nya ialah antara 30 o -42 o C. Lipase yang dihasilkan oleh bakteri Pseudomonas memiliki peranan yang sangat penting dalam bidang bioteknologi. Enzim yang dihasilkan dari genus ini merupakan suatu katalis yang sangat baik untuk reaksi sintesis transformasi organik. Enzim lipase dari P. aeruginosa merupakan enzim ekstraselular yang relatif lebih stabil dibandingkan enzim intraselular. Produksi enzim lipase akan meningkat jika ada induser yang sesuai dalam medium. Tanpa induser, enzim lipase

tetap diproduksi, tetapi dalam jumlah yang kecil. Induser ialah zat yang ditambahkan kedalam medium produksi enzim untuk memicu produksi enzim lipase dari bakteri tersebut. Pada penelitian ini, induser yang digunakan ialah minyak jagung. Senyawa yang digunakan sebagai induser untuk memproduksi lipase adalah trigliserida yang mengandung asam lemak rantai panjang, seperti oleat (Gupta et al, 2004). Karena minyak jagung mengandung asam lemak oleat yang cukup tinggi, maka minyak jagung sangat cocok digunakan sebagai induser dalam memproduksi enzim tersebut. Beberapa peneliti sebelumnya telah memproduksi enzim lipase dari jamur dan menambahkan kofaktor kedalam media nya, seperti Seniwati (2009), menggunakan ion Ca 2+ dan Mg 2+ untuk memproduksi enzim lipase dari Aspergillus niger. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk memproduksi enzim lipase dengan menggunakan kofaktor yang lain. Adanya garam sangat mempengaruhi aktivitas enzim, misalnya dengan adanya garam NaCl sampai konsentrasi 7,0 mm, lipase menunjukkan aktivitas yang maksimal dan setelah itu aktivitas menurun (Winarno, 1992). Keberadaan ion kobalt dapat meningkatkan aktivitas enzim dengan mempertahankan kestabilan enzim pada suhu yang tinggi. Di antara sumber lipase baik berasal dari tumbuhan, hewan dan mikroba, ternyata lipase mikroba paling banyak digunakan. Hal ini disebabkan karena mikroba dapat dengan mudah dibudidayakan. Selain itu, Enzim lipase dari mikroba umumnya tahan terhadap panas meskipun jasad penghasilnya tidak tahan. Untuk mendeteksi keberadaan mikroba penghasil lipase yang paling mudah adalah dengan menggunakan nutrien agar (Hidayat, 2006). Lipase ekstraseluler berhasil diisolasi dari P. aeruginosa pada tahun 1986. Enzim lipase memiliki sub unit berupa glikoprotein dan lipoprotein. Sub unit tersebut dapat sebagai monomer, dimer, oligomer, atau polimer. Enzim lipase stabil pada suhu optimumnya yaitu 30 o C, walaupun masih aktif pada 51 o C (Nishio, 1987). Pada kebanyakan mikroorganisme, bagian yang kuat dari lipase ekstraseluler sebagian masih terikat pada dinding sel. Adanya ikatan antara enzim dan dinding sel mungkin menghambat ekskresi lipase berikutnya dalam media dan dengan demikian menurunkan hasil lipase ekstraseluler. Zat yang dapat menstimulasi pelepasan lipase dari dinding sel sehingga dapat meningkatkan pembentukan lipase ialah ion magnesium dimana ion magnesium tersebut ditambahkan kedalam media (Aisaka dan Terada, 1979). 2. Metode Penelitian Penelitian ini dirancang berdasarkan eksperimental laboratorium, dengan menggunakan biakan murni bakteri P. aeruginosa yang diperoleh dari laboratorium Mikrobiologi FMIPA-USU dan sampel yang digunakan sebagai induser berupa minyak jagung merk Mazola sedangkan substrat yang digunakan adalah RBDPO (Refining Bleaching Deodorinizing Palm Oil). Pada penelitian ini untuk mendapatkan kondisi yang optimum, P. aeruginosa ditumbuhkan pada media dengan sumber karbon yang berasal dari minyak jagung dengan konsentrasi yang divariasikan, sebagai sumber nitrogen yang diujikan adalah 0,3% ammonium nitrat (NH 4 NO 3 ) dan komposisi senyawa lain yang juga dibuat tetap yaitu: KH 2 PO 4 dan K 2 HPO 4 sebagai buffer pada ph 7 (Abiggor dkk, 2002) 0,1 g MgSO 4.7H 2 O (Kotch et al, 1991) penambahan kofaktor enzim Na + yang berasal dari kristal 7,0 mm NaCl (Winarno,1983), penambahan kofaktor enzim Co 2+ yang berasal dari 1,0 mm CoCl 2.6H 2 O. Dimana kadar asam lemak bebas hasil hidrolisis enzim ditentukan dengan metode titrasi. Dalam penelitian ini digunakan tiga variabel perlakuan yaitu variabel tetap, variabel bebas dan variabel terikat. 1. Variabel tetap meliputi : jenis induser, jenis kofaktor enzim, jenis bakteri, temperatur, ph, tempat produksi, dan lama produksi. 2. Variabel bebas meliputi : konsentrasi 3. induser dan komposisi media produksi 4. Variabel terikat meliputi : Aktivitas enzim lipase yang diukur berdasarkan kadar asam lemak bebas (%).

3. Hasil dan Pembahasan menghidrolisis minyak dapat dilihat dibawah ini : 3.1. Hasil Penelitian 3.1.1 Pengaruh konsentrasi induser dan kofaktor terhadap media Ekstrak kasar yang dihasilkan dengan konsentrasi induser 8 % adalah 18 ml. Pengaruh konsentrasi induser dan kofaktor enzim terhadap media produksi enzim lipase dapat dilihat pada grafik berikut : Gambar 3. Gambar 2. Pengaruh ph terhadap aktivitas enzim lipase dengan konsentrasi induser 8% serta penambahan kofaktor Na + dan Co 2+ ph optimum untuk enzim lipase dengan konsentrasi induser 8%, 8%Na dan 8% Co yaitu 7 dimana aktivitasnya masing-masing secara berturut-turut ialah 449,4987; 478,5026; 449,4987 µmol/ml/menit. Gambar 3.1. Pengaruh konsentrasi induser dan kofaktor terhadap media Dari grafik dapat dilihat pengaruh konsentrasi induser dan kofaktor terhadap produksi enzim lipase. Aktivitas enzim tertinggi ditunjukkan oleh konsentrasi induser 8% dengan kofaktor Na + yaitu sebesar 478,5026 µmol/ml/menit. 3.1.2. Pengaruh ph terhadap aktivitas Ekstrak kasar enzim Lipase yang diproduksi dari bakteri P. aeruginosa pada konsentrasi induser 8% serta penambahan kofaktor divariasikan terhadap ph yaitu 6; 6,5; 7; 7,5; dan 8. Grafik hasil perhitungan aktivitas ekstrak kasar enzim lipase dalam 3.1.3. Pengaruh Suhu terhadap aktivitas ekstrak kasar enzim lipase Ekstrak kasar enzim lipase yang diproduksi dari bakteri P. aeruginosa pada konsentrasi induser 8% serta penambahan kofaktor divariasikan terhadap suhu yaitu 30 o, 35 o, 40 o, 45 o, dan 50 o C. Grafik hasil perhitungan aktivitas ekstrak kasar enzim Lipase dalam menghidrolisis minyak dapat dilihat dibawah ini :

zat yang ditambahkan kedalam medium produksi enzim untuk memicu produksi enzim lipase dari bakteri tersebut (Gupta et al, 2004). Gambar 3.3. Pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim lipase dengan konsentrasi induser 8% serta penambahan kofaktor Na + dan Co 2+ Suhu optimum untuk enzim lipase dengan konsentrasi induser 8%, 8%Na dan 8% Co yaitu 40 o C dimana aktivitasnya masing-masing secara berturut-turut ialah 463,9974; 507,6; 551,0026 µmol/ml/menit Penambahan ion Na + dan ion Co 2+ terhadap media dapat meningkatkan aktivitas enzim. Tanpa ion kofaktor, aktivitas enzim mula-mula ialah 449,4987 µmol/ml/menit sedangkan dengan adanya ion Na + dan ion Co 2+ aktivitas meningkat hingga mencapai 478,5026 µmol/ml/menit dan 449,4987 µmol/ml/menit. Menurut Palmer (1991) beberapa enzim memerlukan ion-ion logam tertentu untuk meningkatkan aktivitasnya. Pada konsentrasi tertentu, ion logam dapat bertindak sebagai aktivator dan pada konsentrasi tertentu pula dapat bertindak sebagai inhibitor. Selain itu, adanya ikatan kompleks antara enzim dan ion logam akan meningkatkan aktivitas enzim dimana ion logam akan berikatan secara koordinasi dengan sisi aktif enzim kemudian akan membentuk ikatan koordinasi dengan substrat. Dengan adanya ikatan tersebut substrat akan mudah dipecah oleh enzim. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar 3.4 3.2. Pembahasan Hasil penelitian 3.2.1. Pengaruh konsentrasi induser dan kofaktor terhadap media Konsentrasi 8% merupakan konsentrasi substrat optimum bagi P. aeruginosa untuk memproduksi enzim lipase. Sedangkan pada konsentrasi substrat 2,4, dan 6%, enzim lipase tidak dapat diproduksi secara maksimal. Hal ini disebabkan bakteri tidak dapat tumbuh dengan baik pada konsentrasi induser yang rendah. Pada konsentrasi substrat 10% aktivitas mengalami penurunan yang diakibatkan kurangnya difusi oksigen kedalam media sehingga dapat mengganggu metabolisme bakteri. Bakteri P. aeruginosa merupakan bakteri aerob yang sangat membutuhkan oksigen dalam kelangsungan proses metabolismenya. Produksi enzim lipase akan meningkat jika ada induser yang sesuai dalam medium. Tanpa induser, enzim lipase tetap diproduksi, tetapi dalam jumlah yang kecil. Induser ialah Gambar 3.4 Ikatan koordinasi enzim dengan ion logam Adanya garam sangat mempengaruhi aktivitas enzim, misalnya dengan adanya garam NaCl sampai konsentrasi 7,0 mm, lipase menunjukkan aktivitas yang maksimal dan setelah itu aktivitas menurun (Winarno, 1992). Hal ini ditunjukkan pada grafik,bahwa

enzim yang mengandung kofaktor Na + dan Co 2+, akan mengalami peningkatan aktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan enzim yang tidak menggunakan kofaktor. 3.2.2 Pengaruh suhu terhadap aktivitas ekstrak kasar enzim lipase Seiring dengan bertambahnya suhu, aktivitas enzim terus meningkat hingga akhirnya menurun pada suhu 50 o C. Karena struktur protein menentukan aktivitas enzim, maka jika struktur ini terganggu, aktivitas akan berubah. Proses denaturasi berlaku untuk protein-protein enzim, dan bahan yang mendenaturasi adalah sama. Misalnya enzim sering memperlihatkan kerapuhan akibat suhu jika diatas 50 o C (Ismadi, 1998). Pada gambar 4.2 dan gambar 4.3, enzim mengalami penurunan aktivitas pada suhu 45 o C kemudian aktivitas meningkat kembali pada suhu 50 o C. Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh kofaktor yang membantu enzim aktif dalam menghidrolisis substrat. 3.2.3 Pengaruh ph terhadap aktivitas ekstrak kasar enzim lipase Beberapa enzim memiliki toleransi terhadap perubahan ph, tapi yang lainnya bekerja dengan baik pada rentang ph yang tidak terlalu jauh. Jika suatu enzim diberi ph yang ekstrim, maka akan terdenaturasi (Ismadi, 1998). Dari gambar 4.2, dapat dilihat bahwa aktivitas enzim mengalami peningkatan hingga ph 7,5 dan menurun secara drastis pada ph 8. Hal ini dapat disebabkan karena putusnya ikatan hidrogen sehingga struktur enzim tersebut berubah atau terdenaturasi. Na + yaitu sebesar 478,5026 µmol/ml/menit. 2. Suhu optimum untuk masing-masing enzim lipase dengan konsentrasi 8% serta penambahan kofaktor Na + dan Co 2+ ialah 40 o C sedangkan ph optimum untuk masing-masing enzim lipase dengan konsentrasi 8% serta penambahan kofaktor Na + dan Co 2+ ialah 7. DAFTAR PUSTAKA Aisaka, K. & Terada, O. (1979). Agricultural and Biological Chemistry.Hlm 2125 Abigor, R. D., P. O.Uadia., T.A.Foglia, M.J, K.Scott dan B. J. Savary. 2002. Partialand Properties of Lipase from Germaning Seeds of Jatropha curcas, L.J.Am Oil.Chem, Soc, 79 ;hlm 1123-1126 Hidayat, N. 2006. Mikrobiologi Industry. Edisi pertama.yogyakarta: andi offset. Ismadi, M. 1998. Biokimia. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Malcolm, D. 1964.Enzymes. Second Edition. New York. Academic Press. Nishio, T., T. Chikano, and M. Kamimura. 1987. Tracylgliserol dalam enzyme Handbook.Springer-Verlag,. Winarno, F.G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi.Jakarta : PT. Gramedia Pustaka utama. 4. Kesimpulan 1. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa konsentrasi minyak jagung optimum untuk memproduksi ekstrak kasar enzim lipase adalah 8% dan dengan penambahan kofaktor Na + dan Co 2+ kedalam media produksi, maka aktivitas enzim akan meningkat. Aktivitas tertinggi enzim lipase terjadi pada konsentrasi induser 8% dengan penambahan kofaktor