BAB I PENDAHULUAN Tujuan. Merancang dan merealisasikan suatu alat yang memanfaatkan Ear Tag RFID

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV. PENGUJIAN dan ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN Tujuan

APLIKASI EAR TAG RFID SEBAGAI KARTU TERNAK SAPI ELEKTRONIK PADA PETERNAKAN RAKYAT. Oleh : Yohansen Filipus Momongan NIM :

BAB 1 PENDAHULUAN. contohnya adalah sliding card, di mana sistem pengaman ini harus menggesekkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan 1.2 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pasokan sumber protein hewani terutama daging masih belum dapat mengimbangi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan

MULTI TIMER PRESISI YANG DAPAT DIPROGRAM UNTUK MULTI BEBAN LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang dihadapi Provinsi Jambi salah satunya adalah pemenuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. absensi yang sering dijumpai di masyarakat biasanya bersifat mekanik, yang

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

PEDOMAN PELAKSANAAN UJI PERFORMAN SAPI POTONG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memanfatkan Radio Frequency Identification (RFID) Reader sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. Kemajuan pembangunan nasional tidak terlepas dari peran bidang peternakan.

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT. Setelah proses perancangan selesai, maka dalam bab ini akan diungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. bidang disiplin ilmu termasuk didalamnya penerapan di bidang peralatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. susu. Diantara ternak perah, sapi perah merupakan penghasil susu yang sangat. memenuhi kebutuhan konsumsi bagi manusia.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

MESIN PENGELAS PLASTIK OTOMATIS UNTUK MEMBANTU PROSES PENGEMASAN BENANG JAHIT PADA INDUSTRI RUMAHAN

I. PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Saat ini kemajuan teknologi di dunia elektronika dan

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

RANCANG BANGUN SISTEM PEMILIHAN DAN PERHITUNGAN SUARA PADA PEMILIHAN UMUM DI TPS MENGGUNAKAN RFId CARD BERBASIS ARDUINO MEGA2560

Pemanas Listrik Menggunakan Prinsip Induksi Elektromagnetik

ALAT UKUR INTENSITAS CAHAYA DAN SUARA PORTABEL. oleh. Kiki Dhanuvianto NIM :

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PEMOTONGAN EKOR, IDENTIFIKASI, KASTRASI, DAN PEMBERIAN Fe PADA ANAK BABI LOU AYY ALZAMAKHSYARI D

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring perkembangan jaman dengan teknologi yang membawanya dalam sebuah

MUNGKINKAH SWASEMBADA DAGING TERWUJUD?

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL PENGUJIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang berbentuk pasti memiliki ukuran, baik itu panjang, tinggi, berat, volume,

SELF-STABILIZING 2-AXIS MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ADXL345 BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8

KERAGAAN PENGEMBANGAN TERNAK SAPI POTONG YANG DIFASILITASI PROGRAM PENYELAMATAN SAPI BETINA PRODUKTIF DI JAWA TENGAH

PEDOMAN IDENTIFIKASI DAN PENGAWASAN TERNAK RUMINANSIA BESAR BAB I PENDAHULUAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Kredit Usaha. Pembibitan Sapi. Pelaksanaan. Pencabutan.

KAWIN SUNTIK/INSEMINASI BUATAN (IB) SAPI

BAB I PENDAHULUAN. ownload/regulasi/kepmen/ukm05kepmen, 10 Januari 2013.

PEDOMAN PELAKSANAAN KREDIT USAHA PEMBIBITAN SAPI

BAB I PENDAHULUAN. beli masyarakat. Sapi potong merupakan komoditas unggulan di sektor

BAB I PENDAHULUAN I.1. Pengertian Judul

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. Pengujian hardware sistem absensi RFID dengan custom RFID reader mencakup

BAB I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Mengendarai sebuah mobil di jalan merupakan kenyamanan tersendiri.

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

BAB I PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Permasalahan

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

PENDAHULUAN. Latar Belakang. subsektor peternakan. Suatu negara dapat dikatakan sistem

Samarinda, 29 Februari 2012 DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN

SISTEM OTOMATISASI PENGATUR ph PADA AIR PENAMPUNGAN KOLAM RENANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

LOCAL POSITIONING SYSTEM MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

Peningkatan jumlah penduduk diikuti dengan meningkatnya kebutuhan akan. bahan pangan yang tidak lepas dari konsumsi masyarakat sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usaha budidaya ikan menjadi salah satu upaya penopang

BAB I PENDAHULUAN Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. komponen-komponen sistem yang telah dirancang baik pada sistem (input)

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Masalah

1.2 Latar Belakang Kondisi Peternakan Di Indonesia

Sistem Absensi Kepegawaian Menggunakan Radio Frequency Identification (RFID) dengan Multi Reader. Yeni Agustina

I. PENDAHULUAN. dari efek rumah kaca (green house effect) yang menyebabkan global warming,

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih

TUGAS AKHIR EDHRIWANSYAH NST

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. b. Microprocessor minimal Pentium IV. c. VGA dengan resolusi 1280 x 600 dan mendukung Microsoft Windows

SISTEM PENYEWAAN LAPANGAN FUTSAL MENGGUNAKAN RFID

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir ini Surface Mount Technology (SMT) telah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

BAB I PENDAHULUAN. khususnya daging sapi dari tahun ke tahun di Indonesia mengalami peningkatan

Identifikasi Menggunakan RFID

BABI PENDAHULUAN. Perkembangan yang pesat di dunia industri saat ini, menuntut sebuah

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Rancangan Perangkat Keras Sistem Penuntun Satpam. diilustrasikan berdasarkan blok diagram sebagai berikut:

Mesin Absensi Sederhana dengan menggunakan R/W RFID

2 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2015 hingga Oktober 2015

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mayoritasnya bermatapencarian sebagai petani.

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

PERANCANGAN SISTEM PEMBAYARAN BIAYA PARKIR SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah .

IMPLEMENTASI PORTABLE SMART CARD READER UNTUK ABSENSI

Buletin IPTEKDA LIPI Komunikasi Info Iptek untuk Daerah Volume 1 No.3 Maret 2001 LIPI IKUT BERKIRAH DALAM BIDANG PEMBIBITAN SAPI

B B BA I PEN EN A D HU LU N 1.1. Lat L ar b l e ak an mas m al as ah

BAB I PENDAHULUAN. ini bidang elektronika mengalami kemajuan yang pesat. Dengan kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan di lingkungan, dalam suatu sistem elektronika, dalam industri, dalam bidang

I. PENDAHULUAN. Ternak kambing merupakan salah satu ternak ruminansia penghasil protein

BAB I IDENTIFIKASI KEBUTUHAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, dalam menyampaikan suatu media

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

Penerbitan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-ktp) Secara Massal Tahun 2011; BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 35 TAHUN 2011

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tujuan Merancang dan merealisasikan suatu alat yang memanfaatkan Ear Tag RFID sebagai kartu ternak sapi elektronik yang akan digunakan pada peternakan rakyat dengan harapan proses rekam perkembangan ternak sapi dapat dilakukan terus menerus dan dapat digunakan untuk menunjang kegiatan beternak sapi. 1.2. Latar Belakang Hewan ternak sapi adalah hewan ternak yang memiliki banyak manfaat. Hampir seluruh bagian dari tubuh hewan ini bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia, seperti kebutuhan bahan makanan melalui daging, kebutuhan protein melalui susu, dan kebutuhan kulit. Dari total kebutuhan daging di dunia, ternak sapi menyumbang 50%. Ternak sapi juga menyumbang 95% dari total seluruh kebutuhan susu di dunia serta menyumbang 85% kebutuhan kulit [4, h.1]. Manfaat-manfaat tersebut dan keinginan manusia untuk mencukupi kebutuhan bahan makanan menyebabkan permintaan akan hasil hewan ternak sapi sangat tinggi. Dari data yang didapat dari blue print Program Swasembada Daging Sapi (PSDS) 2014 menunjukkan kebutuhan akan hewan ternak sapi dari tahun ke tahun selalu meningkat [11, h.22-24]. Untuk mencukupi seluruh permintaan hewan ternak sapi, maka dilakukan kegiatan beternak sapi. Permasalahan yang muncul adalah ketika hasil ternak dalam negeri tidak dapat mencukupi konsumsi dalam negeri. Indonesia masih harus mengimpor sebanyak 30% 1

2 dari total kebutuhan hasil ternak dalam negeri. 30% kekurangan tersebut diimpor dalam bentuk bibit hewan ternak sapi dan daging sapi potong [19, h.2]. Ada beberapa kendala yang dihadapi peternak di dalam negeri dalam kegiatan beternak sapi sehingga hasil ternak dari peternak dalam negeri tidak maksimal dan tidak dapat mencukupi kebutuhan dalam negeri. Dari beberapa sumber dan hasil wawancara dengan bapak Benny Sucahyono (staf Dinas Peternakan kabupaten Semarang) dan bapak Indra (peternak sapi di Getasan, Kab. Semarang) pada tanggal 19 Januari 2011, disimpulkan beberapa hal berikut : 1. Kegiatan pembibitan ternak berperan penting dalam ketersediaan daging sapi di dalam negeri tetapi pemerintah kurang memperhatikan hal ini. 2. Proses pembibitan ternak yang dilakukan tidak berkesinambungan. 3. Lemahnya sistem pencatatan data ternak. 4. Terbatasnya informasi mengenai identitas ternak sapi yang berupa asal usul ternak, keturunan, dan catatan perkembangan dan pertumbuhan ternak sapi. 5. Tingkat mobilitas ternak yang tinggi di Indonesia. 6. Banyak terjadi kasus cacat lahir dari hewan ternak karena kesalahan pada saat melakukan inseminasi buatan (IB). Untuk mengatasi kendala-kendala yang ada, pemerintah sudah melakukan berbagai usaha, salah satunya penggunaan kartu ternak untuk melakukan pencacatan data ternak. Data ternak yang dicatat adalah data ternak yang penting dan berfungsi untuk kelengkapan informasi kegiatan pembibitan. Penggunaan kartu ternak telah disampaikan pemerintah melalui buku yang disusun bersama dengan Japan International Coorperation Agency (JICA). Kartu ternak itu sendiri berisi informasi mengenai :

3 1. Nama peternak 2. Nama ternak 3. Nomor telinga 4. Tanggal lahir 5. Jenis kelamin 6. Berat lahir 7. Induk jantan 8. Induk betina 9. Tanggal IB dan hasil Adanya catatan mengenai perkembangan ternak akan membantu kegiatan pembibitan selanjutnya terutama pada saat proses kawin suntik atau inseminasi buatan (IB). Proses IB membutuhkan informasi data-data tersebut untuk memaksimalkan hasil peternakan, menghindari kawin sedarah, menghindari cacat lahir, untuk mendapatkan keturunan murni, untuk mendapatkan bibit unggul. Bentuk fisik kartu ternak dapat dilihat pada Gambar 1.1. Gambar 1.1. Contoh Kartu Ternak yang Digunakan di Peternakan Sion Farm

4 Dalam pelaksanaan teknis kartu ternak, ternyata masih terdapat beberapa kekurangan seperti mudah kotor sehingga informasi yang ada tidak dapat dibaca, pengisian data ternak yang susah, kartu ternak menempel pada kandang dengan resiko tertukar dengan data ternak yang lain sangat tinggi. Usaha pemerintah yang lain adalah dengan menjalankan program Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS). Program KUPS adalah program pemberian kredit kepada peternak sapi untuk menjalankan kegiatan beternak sapi. Salah satu syarat peserta program KUPS adalah mewajibkan ternak yang diikutkan program KUPS ini dipasang microchip sebagai indentitas ternak. Program ini diatur oleh Peraturan Menteri Pertanian nomor : 40/Permentan/PD.400/9/2009 tentang pedoman pelaksanaan Kredit Usaha Pembibitan Sapi. Dengan dasar beberapa hal di atas maka melalui skripsi ini akan dirancang dan direalisasikan suatu alat yang memanfaatkan ear tag RFID sebagai pengganti kartu ternak. Dengan memanfaatkan ear tag RFID maka kartu ternak akan berbentuk lebih ringkas dan memiliki mobilitas yang tinggi. Pada Tabel 1.1 dapat dilihat perbandingan kartu ternak dengan ear tag RFID sebagai kartu ternak elektronik. Tabel 1.1. Perbandingan Kartu Ternak dengan Ear tag RFID. Sudut Pandang Kartu Ternak Ear Tag RFID Bahan Kertas Plastik Ukuran Besar Kecil Mobilitas Rendah Tinggi Tingkat kerusakan dan kehilangan data Mudah rusak dan hilang Tidak mudah rusak dan hilang Posisi Penomoran ternak Menempel pada kandang Menurut pemilik ternak Menempel pada ternak ( berupa anting ) Menggunakan ID yang dimiliki RFID

5 Alasan-alasan menggunakan ear tag RFID sebagai penganti kartu ternak adalah : 1. Ear tag RFID memiliki ID yang unik. Kelebihan ini yang akan digunakan untuk mengantikan nomor ternak. 2. Ear tag RFID memiliki memori data yang dapat ditulis dan dibaca. Memori data ini akan dimanfaatkan untuk menggantikan kartu ternak sebagai media penyimpanan data ternak sapi. Data yang disimpan juga tidak akan rusak atau tidak terbaca karena kotor atau terkena air. 3. Ear tag RFID memiliki ukuran yang kecil dan ringkas. Mudah dibawa kemanamana dan ringan. 4. Untuk mengatasi permasalahan mengenai tingkat mobilitas ternak yang tinggi di Indonesia. Ear tag RFID dapat dipasang pada telinga ternak dengan harapan proses rekam perkembangan ternak dapat dilakukan dimana saja dan berkesinambungan. Bagian lain dari alat yang akan dirancang dan direalisasikan ini adalah bagian alat yang akan digunakan untuk membaca dan menulis ear tag RFID. Bagian ini disebut portable control box. Alat ini dilengkapi dengan Liquid Crystal Display (LCD) sebagai antarmuka dengan pengguna (peternak) dan berfungsi sebagai penampil. Dilengkapi keypad sebagai antarmuka dengan pengguna yang berfungsi untuk mendukung proses memasukkan data ternak. Perancangan dan realisasi portable control box ini akan berguna dan bermanfaat juga untuk program KUPS mengingat saat ini pemerintah belum memiliki alat untuk membaca microchip yang dipasang pada ternak peserta program KUPS.

6 1.3. Spesifikasi Skripsi Sesuai dengan surat tugas skripsi yang dikeluarkan oleh Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektronika Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga nomor 26/I.3/FTEK/VII/2011 mengenai tugas skripsi dan surat keputusan yang dikeluarkan oleh Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektronika Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga nomor 01/Kep/D/FTEK/IV/2012 mengenai perubahan judul dan spesifikasi surat tugas skripsi sdr. Yohansen Filipus Momongan 612005029, spesifikasi skripsi dalam bentuk perancangan dapat disebutkan sebagai berikut : 1. Alat yang dirancang menggunakan mikrokontroler, modul RFID, LCD, RTC, MMC, keypad dan beroperasi dengan menggunakan sumber tegangan antara 9 15 Volt DC. 2. Alat yang dirancang dapat membaca ID dan data ternak yang terdapat dalam RFID tag. 3. Alat yang dirancang dapat menampilkan data ternak hasil bacaan dari RFID tag pada LCD. 4. Alat yang dirancang dilengkapi memori tambahan (MMC) untuk menyimpan data ternak sebagai backup data ternak yang sudah disimpan pada RFID tag. 5. Alat yang dirancang dapat mengirimkan data ternak ke RFID tag. 6. Alat yang dirancang dapat memperbaharui dan atau menambahan informasi data ternak yang kemudian akan disimpan atau dikirim kembali ke RFID tag. 7. Alat yang dirancang dilengkapi data logger aktifitas pembacaan, penulisan, dan perubahan data ternak yang dilakukan oleh pengguna terhadap RFID tag. 8. Alat yang dirancang dilengkapi informasi waktu untuk kelengkapan keterangan pada data logger. 9. Alat yang dirancang mudah dibawa dengan dimensi alat 16 cm x 12 cm x 7 cm.

7 1.4. Sistematika Penulisan Skripsi Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu : BAB I. Pendahuluan. Berisi latar belakang permasalahan, spesifikasi alat yang akan dibuat dan sistematika penulisan skripsi. BAB II. Landasan Teori. Berisi pembahasan tentang teori-teori penunjang perancangan alat. BAB III. Perancangan dan Realisasi. Berisi mengenai cara perancangan alat bagan kotaknya sampai realisasi menjadi rangkaian. BAB IV. Pengujian dan Analisa. Berisi pengujian alat beserta analisa sebagai pengukur tingkat keberhasilan sistem terhadap spesifikasi alat. BAB V. Kesimpulan dan Saran. Merupakan bagian penutup yang berisi mengenai saran dan kesimpulan skripsi.