MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A EFEKTIVITAS AMPAS TEH SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA TEKSTIL MALACHITE GREEN

dokumen-dokumen yang mirip
MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A

ADSORBSI ZAT WARNA TEKSTIL RHODAMINE B DENGAN MEMANFAATKAN AMPAS TEH SEBAGAI ADSORBEN

PEMANFAATAN SERAT DAUN NANAS (ANANAS COSMOSUS) SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA TEKSTIL RHODAMIN B

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A. PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM Pb 2+

PEMANFAATAN BULU AYAM BROILER (CHICKEN S FEATHERS ) SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA TEKSTIL MALACHITE GREEN

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

ADSORBSI ZAT PEWARNA TEKSTIL MALACHITE GREEN MENGGUNAKAN ADSORBEN KULIT BUAH KAKAO (Theobroma cacao) TERAKTIVASI HNO 3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.

3. Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN y = x R 2 = Absorban

ADSORPSI ZAT WARNA PROCION MERAH PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI SONGKET MENGGUNAKAN KITIN DAN KITOSAN

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A. PENGGUNAAN EM4 DAN BIO HS SEBAGAI PENYERAP ION LOGAM Pb 2+

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah nata de ipomoea. Objek penelitian ini adalah daya adsorpsi direct red Teknis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

LAMPIRAN. Lampiran I Langkah kerja percobaan adsorpsi logam Cadmium (Cd 2+ ) Mempersiapkan lumpur PDAM

BAB III BAHAN DAN METODE

3 METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

ADSORPSI IOM LOGAM Cr (TOTAL) DENGAN ADSORBEN TONGKOL JAGUNG (Zea Mays L.) KOMBINASI KULIT KACANG TANAH (Arachis Hypogeal L.) MENGGUNAKAN METODE KOLOM

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode

Lembaran Pengesahan KINETIKA ADSORBSI OLEH: KELOMPOK II. Darussalam, 03 Desember 2015 Mengetahui Asisten. (Asisten)

PEMBUATAN KHITOSAN DARI KULIT UDANG UNTUK MENGADSORBSI LOGAM KROM (Cr 6+ ) DAN TEMBAGA (Cu)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri yang menghasilkan limbah logam berat banyak dijumpai saat ini.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Laboratorium Riset

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015

Jl. Soekarno Hatta, Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Telp Diterima 26 Oktober 2016, Disetujui 2 Desember 2016

PEMANFAATAN LIMBAH PADAT SISA PEMBAKARAN BOILER UNTUK PENURUNAN KADAR AMONIA DALAM LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

III. BAHAN DAN METODA 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium Kimia Analitik Fakultas matematika dan Ilmu

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

LAMPIRAN I. LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORPSI Cu (II)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PERCOBAAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang perindustrian. Penggunaan logam krombiasanya terdapat pada industri

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO (Theobroma cocoa L.) SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA RHODAMIN B

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menjadi 5-Hydroxymethylfurfural dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari ber.ua Amerika, selanjutnya berkembang meiuas di se'.uiuh dur.ia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

JKK,Tahun 2014,Volum 3(3), halaman 7-13 ISSN

Pemanfaatan Kulit Singkong Sebagai Bahan Baku Karbon Aktif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan kerangka teori yang ada, maka dapat disusun kerangka konsep

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini kerangka konsep yang digunakan yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Riset (Research Laboratory),

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan

ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN

AKTIVASI DAN KARAKTERISASI FLY ASH SEBAGAI MATERIAL ADSORBEN LIMBAH TIMBAL

(Kode : D-16) PENGGUNAAN METODE ELEKTROKOAGULASI PADA PENURUNAN KADAR LOGAM BERAT Cu DALAM AIR LIMBAH PABRIK TEKSTIL

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan

KEGUNAAN KITOSAN SEBAGAI PENYERAP TERHADAP UNSUR KOBALT (Co 2+ ) MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

BAB III METODE PENELITIAN

3 Metodologi Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Oleh: Mei Sulis Setyowati Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Endah Mutiara Marhaeni Putri, M.Si

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014

SNI Standar Nasional Indonesia. Kecap kedelai. Badan Standardisasi Nasional ICS

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Adsorpsi Zat Warna

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,

Transkripsi:

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA IV Peran Riset dan Pembelajaran Kimia dalam Peningkatan Kompetensi Profesional Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 31 Maret 2012 EFEKTIVITAS AMPAS TEH SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA TEKSTIL MALACHITE GREEN Widinda Normalia Arlianty 1, Budi Utami 2, M.Masykuri 3 Dinda_Arlianty@yahoo.com Prodi Pendidikan Kimia Jurusan P.MIPA FKIP UNS SURAKARTA ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui ampas teh dapat digunakan sebagai adsorben zat warna tekstil Malachite Green (2) Mengetahui waktu kontak dan massa yang dibutuhkan untuk menyerap zat warna tekstil Malachite Green oleh adsorben ampas teh(3) Mengetahui ph optimum yang dibutuhkan untuk menyerap zat warna tekstilmalachite Green oleh adsorben ampas teh(4) Mengetahui pengaruh kuat ion terhadap adsorbsi zat warna tekstil Malachite Green oleh ampas teh. Metode yang digunakan adalah eksperimen yaitu dengan menggunakan biosorben yang berbeda (sebelum pencucian dan sesudah pencucian dengan asam yaitu HNO 3 ), waktu kontak (6, 12 dan 24 jam), bobot (0,1 dan 0,2 gram), ph (4, 7 dan 9), dan kuat ion (0,01 dan 0,1M) untuk mendapatkan kondisi optimum. yang diperoleh setelah proses adsorbsi dianalisis dengan menggunakan Spektrofotometri Uv-Vis. Hasil penelitian menunjukan bahwa waktu kontak optimum pada biosorben sebelum pencucian adalah 12 jam dengan bobot optimum adalah 0,2 gram, waktu kontak optimum pada biosorben setelah pencucian dengan asam (HNO 3 ) adalah 6 jam dengan bobot optimum 0,2 gram. ph optimum pada biosorben sebelum dan sesudah pencucian adalah ph 4. Semakin kuat seuatu ion maka zat warna yang terserap akan semakin banyak. Kata Kunci : Malachite Green, adsorbsi, ampas teh, zat warna tekstil PENDAHULUAN Industri batik merupakan aset bagi pemerintah daerah, sebagai salah satu pendukung dibidang industri-industri pariwisata. Industri tekstil disamping mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber pendapatan asli daerah bagi pemerintah daerah, juga memiliki sisi negatif yaitu berupa limbah cair. Limbah cair yang dihasilkan oleh industri tekstil mempunyai kadar pencemar yang cukup tinggi sehingga harus diolah secara baik dan benar agar tidak menimbulkan gangguan / pencemaran lingkungan. Limbah cair industri tekstil bersumber dari proses pencelupan (dyeing), pencucian (washing), pencetakan (printing), dan penyempurnaan (finishing). Limbah hasil pewarnaan pada industri tekstil mengandung komponen diantaranya sisa zat warna (dye shiff), garam (glauber salt), soda kaustik (caustic soda) dan bahanbahan aditif seperti urea, sodium alginate, sodium bikarbonat, serta air (sisa pewarnaan dan pencucian). Kurang lebih 24% dari zat warna, 67 % dari garam-garam yang digunakan pada proses pewarnaan lolos sebagai limbah [1] Beberapa cara penghilangan zat warna dan senyawa organik yang ada dalam pengolahan limbah cair industri tekstil dapat dilakukan secara kimia, fisika, biologi ataupun gabungan dari Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia IV 62

ketigannya. Adsorbsi merupakan peristiwa penjerapan suatu zat pada permukaan zat lain yang terjadi karena adanya ketidakseimbangan gaya tarik pada permukaan zat tersebut [2]. Metode adsorbsi adalah metode yang relatif lebih murah meskipun hal ini tergantung dari jenis adsorben yang digunakan. Sebagai upaya untuk mendapatkan adsorben yang relatif murah dapat dilakukan dengan cara pemanfaatan limbah, salah satu limbah yang dapat dimanfaatkan adalah limbah dari ampas teh. Ampas teh mengandung protein kasar 27.42% (persen dalam berat kering [3]. Protein kasar ini kaya akan selulosa.selulosa ini dapat memberikan sifat polielektrolit yang dapat dimanfaatkan sebagai adsorben tehadap zat warna basa yang bermuatan positif. Salah satu zat warna basa yang biasanya digunakan untuk tekstil adalah Malachite Green.Malachite Green biasanya digunakan sebagai bahan celup dan bersifat toksik. Penggunaan zat ini telah dilarang di banyak negara karena diduga sebagai sesuatu yang menyebabkan kanker. dengan menggunakan asam nitrat bertujuan untuk menyeragamkan ukuran rongga pori dan menghilangkan kotoran. ampas teh dengan asam nitrat juga bertujuan untuk mengaktifkan gugus hidroksi pada selulosa, sehingga kemampuannya menjerap zat warna meningkat[4] PROSEDUR PERCOBAAN Bahan-bahan yang digunakan adalah Zat warna tekstil Malachite Green, Ampas Teh, HNO 3, KNO 3. dan Aquades, Peralatan yang digunakan antara lainlabu ukur, gelas beker, gelas ukur, pipet tetes, kaca arloji, pengaduk, fial, erlenmeyer, neraca analitik, penyaring buchner, oven, kertas saring, ayakan, magnetic Stirer, blender dan Spektrofotometer Ultra Violet Visible (UV- Vis). Pada penelitian ini digunakan adsorben ampas teh sebelum dan sesudah pencucian HNO 3. Setelah proses pencucian selanjutnya dilakukan pengeringan dengan menggunakan oven. Pada penentuan waktu optimum dan massa digunakan zat warna tekstil malachite green dengan konsentrasi 6 ppm. Penentuan waktu kontak dan massa dilakukan dengan variasi waktu kontak 6, 12 dan 24 jam dengan variasi massa 0,1 dan 0,2 gram. Selanjutnya campuran disaring dan dianalaisis menggunakan SpektrofotometerUV-Vis pada panjang gelombang maksimum. Pada penentuan ph optimum digunakan variasi ph 4, 7, dan 9 dengan menggunakan waktu dan massa yang telah dilakukan pada percobaan sebelumnya. Selanjutnya campuran disaring dan dianalaisis menggunakan SpektrofotometerUV-Vis pada panjang gelombang maksimum. Pada penentuan pengaruh kuat ion terhadap adsorbsi zat warna tekstil Malachite Greendilakukan dengan menambahkan KNO 3 sebagai fungsi kuat ion. Uji ini dilakukan dengan variasi konsentrasi KNO 3 yaitu 0,01 M dan 0,1 M dengan waktu, massa dan ph optimum berdasarkan hasil pada langkah percobaan sebelumnya. Kemudian campuran di saring dan diukur menggunakan SpektrofotometerUV-Vispada panjang gelombang maksimum. HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan Waktu Kontak Dan Massa Terhadap Adsorbsi Zat Warna Tekstil Malahite Green Hasil penentuan waktu kontak dan bobot optimum terhadap adsorbsi zat warna tekstil Malachite Greendapat dilihat pada Tabel 1dan Gambar 1 untuk adsorben sebelum pencucian dengan asam, serta Tabel 2 dan Gambar 2 untuk adsorben setelah pencucian dengan asam yaitu HNO3. Berdasarkan Tabel 1 dan Gambar 1 dapat dilihat bahwa pada adsorben sebelum pencucian dengan asam optimum pada waktu kontak 12 jam dengan bobot optimum pada 0,2 gram. sedangkan berdasarkan Tabel 2 dan Gambar 2 dapat dilihat bahwa adsorben setelah pencucian dengan asam yaitu HNO3optimum pada waktu kontak 6 jam dengan bobot optimum 0,2 gram. Dengan membandingkan besarnya konsentrasi terserap pada penggunaan adsorben sebelum pencucian dan adsorben setelah pencucian, dapat disimpulkan bahwa pencucian dengan asam nitrat dapat meningkatkan kemampuan adsorben dalam mengadsorbsi zat warna tekstilmalachite Green. Asam nitrat dapat mengaktifkan gugus hidroksi pada selulosa sehingga dapat mengikat zat warna tekstil Malachite Green.Selain dapat mengadsorbsi lebih banyak, pencucian dengan asam juga menyebabkan proses adsorbsi yang lebih cepat. Hal ini dapat ditujukan dengan waktu optimum pada biosorben setelah pencucian dengan asam yaitu HNO3 optimum pada 6 jam. Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia IV 63

Penentuan ph optimumterhadap AdsorbsiZat Warna Tekstil malachite green Hasil penentuan pengaruh ph terhadap adsorbsi zat warna tekstil Malachite Greendapat dilihat pada Tabel 3 dan Gambar 3 untuk adsorben sebelum pencucian dan pada Tabel 4 dan Gambar 4 untuk adsorben setelah pencucian dengan asam yaitu HNO 3. Berdasarkan hasil percobaan pada kedua adsorben, baik sebelum maupun sesudah pencucian dengan asam menunjukan bahwa serapan optimum pada ph 4. Hal ini karena pada ph inilah terjadi komposisi yang paling optimal dari adsorben. Adanya sifat kationik dari zat warna tekstil Malachite Greenakan semakin tampak pada ph asam seiring dengan semakin banyaknya ion H + yang ditambahkan, sehingga akan semakin banyak Malachite Greenyang terikat pada adsorben. Pada ph yang lebih basa, nilai kapasitas adsorbsi menurun, karena hadirnya ion OH - yang ditambahkan akan mengurangi sifat kationik dari Malachite Green, sehingga menyebabkan kapasitas adsorpsi menurun pada saat ph dinaikkan. Pengaruh Kuat Ion Terhadap Adsorbsi Zat Warna Tekstil Malachite Green Berdasarkan Tabel 5 dan Gambar 5 untuk adsorben sebelum pencucian, serta pada Tabel 6 dan Gambar 6 untuk adsorben setelah pencucian dengan HNO 3 dapat dilihat bahwa secara keseluruhan adanya penambahan KNO 3 sebagai fungsi kuat ion memberikan pengaruh negatif yaitu menurunkan kemampuan ampas teh dalam mengadsorbsi zat warna tekstil Malachite Green. Hal ini ditunjukkan dengan menurunnya konsentrasi terserap pada penambahan KNO 3 dibandingkan dengan tanpa penambahan KNO 3. Adanya penambahan KNO 3 akan menghadirkan ionion yang akan akan berkompetisi dengan zat warna tekstil Malachite Green untuk dapat berikatan dengan sisi aktif pada adsorben. Sehingga akan mengurangi jumlah sisi aktif adsorben, akibatnya kemampuan adsorbsi menurun. KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakuakn diperoleh kesimpulan yaitu : (1) ampas teh dapat digunakan sebagai adsorben zat warna tekstil malachite green (2) terdapat pengaruh waktu kontak dan massa adsorben yaitu untuk biosorben sebelum pencucian, optimum pada 12 jam dengan konsentrasi terserap sebanyak 2,10 ppm atau 35,05% dengan bobot optimum 0,2 gram. Sedangkan setelah pencucian dengan HNO 3, optimum pada 6 jam dengan konsentrasi terserap sebanyak2.55ppm atau 42.53% dengan bobot optimum 0,2 gram (3) ph optimum yang dibutuhkan untuk menyerap zat warna tekstilmalachite greenoleh biosorben sebelum dan sesudah pencucian dengan HNO 3 optimum pada ph 4 (4) Kuat ion memiliki pengaruh pada banyak sedikitnya zat warna tekstil malachite greenyang teradsorbsi. Adanya penambahan KNO 3 mengakibatkan kemampuan adsorbsi adsorben menurun. UCAPAN TERIMA KASIH Penelitian ini dapat selesai dengan baik karena bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Budi Utami dan bapak M.Masykuri yang telah memberikan bimbingannya serta kepada Kepala laboratorium kimia FKIP UNS dan Kepala laboratorium Universitas Setia Budi atas izinnya dalam pelaksanaan eksperimen ini. DAFTAR RUJUKAN [1] Atmaji,P.,P. Wahyu,P. P.Edi. 1999. Daur Ulang Limbah Hasil Pewarnaan Industri Tekstil, Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia. Vol, 1. No. 4. [2] Siaka M, Sukadana IM, Rahayu KS. 2002. Arang kulit kacang tanah sebagai adsorben alternatif untuk adsorpsi larutan nitrat. Chemical review: 67-73 Vol V. Universitas Udayana. [3]Fiberti E. 2002.Pengaruh beberapa tingkat penggunaan ampas teh dalam ransum bentuk pellet terhadap performan kelinci persilangan lepas sapih [skripsi].bogor: Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. [4]Sukardjo. 1997. Kimia Fisika. Yogyakarta : Bina Aksara. Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia IV 64

LAMPIRAN Tabel 1. Data Pengaruh Waktu Kontak dan massa Terhadap Adsorbansi Larutan Malachite Greenoleh Biosorbensebelum pencucian Adsorbansi sisa Kadar terserap Waktu pada bobot (ppm) Terserap (ppm) (%) kontak (gram) (jam) 0.1 0.2 0.1 0.2 0.1 0.2 0.1 0.2 6 0.110 0.088 4.7241 3.9655 1.27 2.03 21.26 33.90 12 0.090 0.086 4.0344 3.8965 1.96 2.10 32.76 35.05 24 0.098 0.091 4.3103 4.0689 1.68 1.93 28.16 32.18 terserap (ppm) 5 0 Profil waktu kontak dan bobot optimum terhadap konsentrasi malachite green terserap oleh biosorben sebelum pencucian 2.0345 1.2759 2.1035 1.9656 6 12 24 Waktu kontak (jam) 1.9311 1.6897 Bobot 0.2 gram Bobot 0.1 gram Gambar 1. ProfilWaktu Kontak Terhadap Larutan Malachite Green yang Terserap oleh Biosorben Sebelum. Tabel 2. Data Pengaruh Waktu Kontak dan massa Terhadap Adsorbansi Larutan Malachite Greenoleh BiosorbenSetelah dengan HNO 3 Adsorbansi sisa Kadar terserap (%) Waktu pada bobot (ppm) Terserap (ppm) kontak (gram) (jam) 0.1 0.2 0.1 0.2 0.1 0.2 0.1 0.2 6 0.114 0.073 4.8620 3.4482 1.13 2.55 18.96 42.53 12 0.109 0.075 4.6898 3.5172 1.31 2.48 21.84 41.37 24 0.137 0.079 5.6551 3.6551 0.34 2.34 5.74 39.06 Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia IV 65

Terserap (ppm) 4 2 0 Profil waktu kontak dan bobot optimum terhadap konsentrasi malachite green terserap oleh biosorben setelah pencucian 2.5518 1.138 2.4828 1.3104 6 12 24 Waktu Kontak (jam) 2.3449 0.3449 Bobot 0.2 gram Bobot 0.1 gram Gambar 2. Profil Waktu Kontak dan Massa Terhadap Larutan Malachite Green yang Terserap oleh Biosorben Setelah dengan HNO 3 Tabel 3. Data Pengaruh ph Terhadap Kadar Malachite Green Terserap oleh Biosorben Sebelum ph Adsorbansi Kadar terserap sisa (ppm) Terserap (%) (ppm) 4 0.080 3.689 2.31 38.51 7 0.097 4.275 1.72 28.75 9 0.112 4.793 1.20 17.11 % Malachite Terserap 50 Profil Persentase Serapan Zat Warna Malachite Green Oleh Ampas Teh Sebelum pada Variasi ph 0 4, 38.5167 7, 28.75 9, 17.1167 0 2 4 6 8 10 ph Serie Gambar 3. Profil Persentase Serapan Zat Warna Malachite Green oleh Biosorben Sebelum Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia IV 66

Tabel 4. Data Pengaruh ph Terhadap Kadar Malachite Green Terserap oleh Biosorben Setelah dengan HNO 3 ph Adsorbansi sisa (ppm) Terserap (ppm) Kadar terserap (%) 4 0.035 2.1379 3.86 63.36 7 0.044 2.4482 3.55 59.19 9 0.055 2.8275 3.17 52.87 % Malachite Terserap 65 60 55 50 Profil Persentase Serapan Zat Warna Malachite Green Oleh Ampas Teh Setelah pada Variasi ph 4, 63.3683 7, 59.1967 0 2 4 6 8 10 ph 9, 52.875 Series1 Gambar 4. Profil Persentase Serapan Zat Warna Malachite Green oleh Biosorben Setelah dengan HNO 3 Tabel 5. Data Pengaruh Kuat Ion Terhadap Adsorpsi Malachite Greenoleh Biosorben Sebelum KNO 3 (M) Adsorbansi sisa (ppm) terserap (ppm) Kadar terserap (%) 0.01 0.095 4.20698 1.79 29.88 0.1 0.089 4.0000 2.00 33.33 Kadar Malachite Green Terserap ()% Profil Pengaruh Kuat Ion Terhadap Malachite Green Terserap (%) Sebelum 40 30 20 0.01 0.1 KNO3 Gambar 5. Profil Persentase Pengaruh Kuat Ion Terhadap Serapan Zat Warna Malachite Green oleh Biosorben Sebelum Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia IV 67

Tabel 6. Data Pengaruh Kuat Ion Terhadap Adsorpsi Malachite Greenoleh Biosorben Setelah dengan HNO 3 KNO 3 (M) Adsorbansi sisa (ppm) terserap (ppm) Kadar terserap (%) 0.01 0.093 4.1379 1.86 31.03 0.1 0.084 3.8275 2.17 36.20 Kadar Malachite Green Terserap ()% Profil Pengaruh Kuat Ion Terhadap Malachite Green Terserap (%) Setelah 40 35 30 25 0.01 0.1 KNO3 Gambar 6. Profil Persentase Pengaruh Kuat Ion Terhadap Serapan Zat Warna Malachite Green oleh Biosorben Setelah. Tanya Jawab: Nama Penanya : Annisa Pertanyaan : Apakah ampas teh yang sudah digunakan langsung dibuang? Jawaban : Ampas teh yang sudah digunakan dapat dimanfaatkan lagi, misalnya untuk ditambahkan pada campuran pembuatan keramik. Saran : Absorbsi, bobot tidak perlu diujikan karena semakin banyak ampas maka semakin besar yang diserap. Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia IV 68