BAB I PENDAHULUAN. lambang tertentu ada yang dilambangkan maka yang dilambangkan adalah sesuatu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan melalui bahasa. Di dunia terdapat bermacam-macam bahasa

BAB I. PENDAHULUAN. digunakan oleh kelompok sosial untuk bekerja sama, berinteraksi, dan

BAB I PENDAHULUAN. lengkap (Chaer, 2007:240). Menurut Widjono (2005:141) kalimat merupakan

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

BAB I PENDAHULUAN. si penutur menggunakan kata-kata seru untuk menggambarkan perasaannya

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat berupa pikiran, gagasan, maksud, perasaan, maupun emosi. bahasa harus dimulai dari pengkajian tindak tutur.

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. membutuhkan mitra tutur. Melalui bahasa, pikiran, perasaan, dan keinginan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

BAB I PENDAHULUAN. bunyi yang arbitrer yang di gunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi namun juga media untuk melakukan tindakan dan cerminan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1. Pendahuluan. Bahasa di dalam wacana linguistik diberi pengertian sebagai sistem simbol bunyi

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB I PENDAHULUAN. adalah alat komunikasi, manusia dapat saling memahami satu sama lain sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (tidak tetap) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maksud hati yang tersembunyi (Grice, 1975) Grice (1975:41-47) dalam bukunya Logic and Conversation menyatakan

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI

BAB I PENDAHULUAN. selalu akan ditemukan peraturan-peraturan berbahasa yang disebut juga dengan tata

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer

Bab 5. Ringkasan. negeri sakura, Jepang. Dewasa ini, manga tidak hanya dikenal di Jepang. Saat ini manga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1. Pendahuluan. Manusia berinteraksi dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB I PEDAHULUAN. ujar (speech situations) yang meliputi unsur-unsur penyapa dan yang disapa,

BAB I PENDAHULUAN. hubungan baik dengan mitra tutur saat melakukan tuturan. Maka pada saat

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang banyak dipelajari di

BAB I PENDAHULUAN. Kata tunjuk atau pronomina demonstratif dalam bahasa Jepang disebut shiji

Bentuk Kandoushi (Kata Seru) yang Menyatakan Outou (Jawaban)

BAB I PENDAHULUAN. ajektiva (keiyoushi), nomina (meishi), pronomina (rentaishi), adverbia (fukushi), interjeksi

BAB I PENDAHULUAN. Aizuchi sering digunakan ketika terjadi interaksi komunikasi,apabila seorang penutur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Simpulan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pratamawati, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Silakan lihat lampiran 1.

BAB I PENDAHULUAN. serupa. Ragam bahasa menurut Pateda (1987:52) terbagi menjadi berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasikan diri (KBBI, 2001: 85). Sehingga dapat dikatakan bahwa

Pergi kemana? どこへ行きますか

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, manusia akan melakukan sebuah komunikasi. Saat berkomunikasi

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Joshi atau partikel dalam bahasa Jepang jumlahnya sangat banyak dan

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pertamanya untuk tujuan tertentu. Salah satu bahasa asing yang

BAB I PENDAHULUAN. serius, karena terdapat perbedaan yang signifikan dengan bahasa. ibu pembelajar yang didasari oleh berbagai hal.

BAB I PENDAHULUAN. akan merasa kesulitan jika harus menghapal kanji. Di tambah lagi satu kanji bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. anggota kelompok sosial untuk bekerjasama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Partikel dalam bahasa Jepang disebut joshi. Joshi adalah kelas kata yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi (Wijana, 1996:2). Menurut Yule, pragmatik adalah studi tentang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang seperti layaknya bahasa lain pada umumnya, memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, penguasaan terhadap bahasa asing sangat dibutuhkan. Bukan hanya

BAB 3 PENGGUNAAN KATA HAI DALAM KOMIK KOBO-CHAN

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan memproduksi tuturan dengan tepat secara kontekstual

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

Bab 1. Pendahuluan. semua ahli yang bergerak dalam bidang pengetahuan yang lain semakin memperdalam

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kelas kata dalam bahasa Jepang yang dapat berdiri sendiri dan dipakai untuk

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Kalimat- kalimat bahasa sebagai ungkapan sikap, perasaan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting bagi manusia sebagai alat

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak

BAB I PENDAHULUAN. dengan lainnya, hubungan tersebut terjalin karena adanya komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang sulit untuk dipelajari.

BAB I PENDAHULUAN. Adverbia yang menirukan bunyi atau suara disebut giseigo, sedangkan adverbia yang

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kepentingan untuk menjalin hubungan interaksi sosial.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Partikel sering digunakan dalam ragam lisan maupun tulisan. Penggunaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan media komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk mengerti

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN. beberapa faktor, salah satunya ialah akibat masuknya pengaruh dari bahasa asing. memiliki kata-kata pinjaman dalam kosakata mereka.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang banyak diminati, karena memiliki keunikan tersendiri. Sama

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa adalah Sistem lambang yang berwujud bunyi atau bunyi ujar, sebagai lambang tertentu ada yang dilambangkan maka yang dilambangkan adalah sesuatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau suatu pikiran yang ingin disampaikan dalam wujud bunyi itu (Chaer, 1995:3). Bahasa merupakan kajian yang menarik untuk diteliti, setiap orang di belahan bumi ini menggunakan bahasa sebagai media untuk berkomunikasi satu sama lainnnya. Penggunaan bahasa yang baik dapat membuat lawan tutur lebih mudah memahami maksud dari tuturan. Pembahasan tentang tuturan berada dalam lingkup pragmatik. Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan itu digunakan di dalam komunikasi (Wijana, 1996:1). Berdasarkan pengertian diatas dapat dikatakan juga bahwa pragmatik adalah ilmu linguistik yang mengkaji makna diluar bahasa, ilmu pragmatik meneliti tentang bentuk interpretasi penutur dalam konteks percakaan yang dilakukan penutur, dalam menentukan makna dari tuturan itu sendiri harus berdasarkan pada penutur, lawan tutur, dimana tuturan dilakukan, kapan, dan dalam keadaan apa tuturan tersebut berlangsung. Kita menyampaikan dan mengekspresian perasaan dan emosi saat berkminukasi (Kridalaksana, 2007:120 ). Tuturan merupakan cerminan dari gagasan dan ekspresi dari penuturnya. Seseorang yang melakukan tindak tutur tidak akan lepas dari kondisi emosi atau kondisi mental yang sedang ia rasakan. Kondisi mental atau emosi seseorang akan

menuntunnya untuk mengekspresikan melalui tuturan, kemunculan emosi seseorang dapat terlihat dari ekspresi yang ditampilkannya saat itu. Tuturan yang mengandung emosi atau ekspresi didalamnya umumnya muncul secara spontan dan sulit untuk dikendalikan. Tuturan yang mengandung emosi biasanya diikuti ekspresi wajah, sikap, dan tingkah laku, dan ekspresi-ekspresi lainnya. Masyarakat Jepang pada umumnya untuk mengungkapkan emosi yang mereka rasakan, mereka menyampaikannya secara lisan, tulisan, maupun gerakan salah satu contohnya yaitu interjeksi. Interjeksi adalah bentuk yang tidak dapat diberi afiks dan tidak dapat menjadi subjek, objek, atau predikat dengan bentuk lain, dan di pakai untuk mengungkapkan perasaaan misalnya kata ah dalam bahasa Indonesia (Sudjianto, 2004:109). Interjeksi dalam bahasa Jepang disebut kandoushi. Menurut McClain (dalam Roza, 2012:110) yang dimaksudkan dengan kandoushi adalah kata tunggal yang dapat mengungkapkan bermacam-macam ekspresi seperti terkejut, panggilan, keraguan dan sebagainya. Kandoushi bukan merupakan sebuah subjek, bukan juga prediket, selain itu kandoushi tidak bisa ditambah dengan keterangan kata-kata lainnya. Menurut buku Nihongo Jiten dijelaskan bahwa kandoushi adalah salah satu jenis kata yang dalam penerapannya berdiri sendiri, tidak bisa menjadi subjek, digunakan bebas dari unsur kata lain yang mengungkapkan pernyataan kemauan dari ucapan, jawaban, panggilan dan perasaan (Nomura, 1992:45). Terada Takano menggolongkan kandoushi diantaranya yaitu kandou, yobikake, ooto dan aisatsugo (Takano,1984:129-130).

Berdasarkan pengertian kandoushi diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian Kandoushi yaitu sejenis jiritsugo atau kata yang dapat berdiri sendiri dan membuat kalimat tanpa bantuan kata lain, tidak berkonjugasi, tidak bisa menjadi subjek, predikat, keterangan, ataupun kata sambung. Kandoushi dikatakan juga sejenis ekspresi yang dilontarkan dalam pembicaraan untuk mengungkapakan isi hati atau emosi si penutur pada saat tuturan berlangsung secara subjektif dan intuitif seperti rasa gembira, marah, sedih, khawatir, takut, dll, serta mengungkapkan panggilan, jawaban dan persalaman. Contoh kalimat yang menggunakan kandoushi ; (1) 風祭 : 美女はどこに? Kazamatsuri : Bijo wa doko ni? Kazamatsuri : Dimana para bidadari? かなもり : はい? Kanamori : hai..?? Kanamor : apa?? (Nazotoki wa dinner no ato de, SP-Kazamatsuri keibu no jikenbo, 00:10:33) Situasi : Kazamatsuri dan pelayannya Hikarigawa menuju penginapan onsen tibatiba seorang pekerja penginapan menghampiri mereka dan bertanya apakah mereka tamu penginapan, saat dia menjelaskan mengenai asal usul penginapan kepada Kazamatsuri dan Hikarigawa tiba-tiba Kazamatsuri memotong pembicaraan. Contoh diatas merupakan contoh pemakaian Kandoushi yang sering ditemui dalam bacaan seperti komik, novel, majalah serta sering pula ditemui dalam film Jepang, Tuturan (1) kandoushi yang digunakan dalam percakaan yaitu kandoushi jenis outou yaitu kandoushi hai ( はい ). Kandoushi hai ( はい ) pada tuturan diatas berfungsi sebagai sebuah jawaban yang merupakan reaksi atas pernyataan dari orang lain. Tuturan (1) terlihat reaksi bingung Kanamori menjawab pertanyaan

dari Kazamatsuri. Kandoushi hai ( はい ) dalam bahasa Indonesia dipadankan dengan Apa atau Ya. Kandoushi terdiri dari beberapa bagian dan memiliki fungsinya masing-masing. McClain (dalam Roza,2012:111) membagi 8 macam ungkapan yaitu: 1. Kandoushi yang menyatakan rasa terkejut: あっ att, あら ara, おや oya, まあ maa. 2. Kandoushi yang menyatakan penyesalan: ああ aa, おう ou, やれやれ yareyare, おやおや oyaoya. 3. Kandoushi yang menyatakan panggialan: おい oi, こら kora, これ kore, やい yai. 4. Kandoushi yang menyatakan jawaban: はい hai, いいえ iie, ええ ee. 5. Kandoushi yang menyatakan keraguan: はて hate, はてな hatena. 6. Kandoushi yang menyatakan kebenaran atau keyakinan: なる hおど naruhodo. 7. Kandoushi yang menyatakan kekaguman: へえ hee, そうむう souomuu. 8. Kandoushi yang menyatakan desakan: そら sora, ほら hora. Begitu banyaknya jenis-jenis kandoushi beserta fungsinya yang beragam pula, menyebabkan Pembelajar bahasa Jepang masih kesulitan memahami penggunaan dan makna dari kandoushi yang terdapat pada percakapan yang ada dalam film, komik, maupun novel Jepang. Faktor yang menyebabkan pembelajar bahasa Jepang kurang memahami tentang kandoushi, salah satunya adalah karena kandoushi tidak terlalu dijelaskan secara terperinci saat pembelajaran bahasa Jepang, oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kandoushi. Kandoushi memiliki banyak ragam seperti yang sebelumnya telah dipaparkan, agar penelitian lebih terarah peneliti hanya memfokuskan penelitian pada satu kandoushi yaitu kandoushi ha ( はっ ). Peneliti belum ada menemukan

penelitian sebelumnya yang membahas mengenai kandoushi ha ( はっ ). Berikut contoh pemakaian kandoushi ha ( はっ ). pada percakapan bahasa jepang: (2) 光川 : はっ 坊ちゃまあれは Hikarigawa : haa bocchama are wa. Hikarigawa : ah.. tuan muda (lihat) itu. 風祭 : あと二 -キロまだそんなに Kazamatsuri : ato ni kiro mada sonnani. Kazamatsuri : 2 Km lagi, kenapa begitu (jauh). (Nazotoki wa dinner no ato de, SP-Kazamatsuri keibu no jikenbo, 00:08:35) Situasi : Hikarigawa dan Kazamatsuri sedang mendaki pegunungan menuju sebuah penginapan air panas bernama ryugujyou. Tututran (2) terdapat kandoushi jenis kandou yaitu Kandoushi ha ( はっ ), berfungsi untuk menunjukan perasaan terkejut akan sesuatu. Kandoushi ha ( は っ ) dalam bahasa Indonesia bisa dipadankan dengan ah, wah. Tuturan (2) dituturkan oleh hikarigawa untuk menunjukkan ekspresi terkejut setelah melihat sebuah papan petunjuk arah. Kandoushi ha ( はっ ) sering ditemui dalam percakapan bahasa jepang, Kandoushi ha ( はっ ) memiliki fungsi sebagai ungkapan yang digunakan ketika memberikan respon sebagai tanda mengerti, ungkapan yang digunakan untuk mengekspresikan perasaan ketika terkejut, dan untuk mengekspresikan perasaan ketika tiba-tiba teringat akan sesuatu (kyousuke, 1997:1128). Peneliti menemukan banyak penggunaan kandoushi ha ( はっ ) dalam film Nozotoki wa dinner no ato de SP- Kazamatsuri keibu no jikenbo karya Tokuya Higashigawa, oleh karena itu peneliti memilih film ini sebagai objek untuk diteliti. Alasan peneliti memilih film sebagai data karena dibandingkan karya sastra

lainnya seperti novel, pada film emosi tuturan dalam percakapan lebih terlihat jelas yang digambarkan secara visual, sebaliknya gambaran emosi penulis pada novel bisa berbeda dengan gambaran emosi yang ditangkap oleh pembaca karena digambarkan secara non visual. Film Nozotoki wa dinner no ato de SP- Kazamatsuri keibu no jikenbo karya Tokuya Higashigawa menarik untuk dijadikan data penelitian ini. Film ini merupakan film bergenre misteri yang menceritakan kehidupan masyarakat jepang dan didalam ceritanya terdapat misteri salah satu legenda urban masyarakat jepang. Film bergenre misteri terdapat banyak menggunakan jenis ekspresi- ekspresi salah satunya yaitu ekspresi terkejut yang dalam kajian penelitian ini termasuk dalam kandoushi ha ( はっ ). Berdasarkan keterangan diatas, oleh karena itu peneliti ingin mengkaji bagaimana penggunaan Kandoushi ha ( はっ ) dengan judul penelitian Penggunaan Kandoushi ha ( はっ ) dalam Film Nozotoki Wa Dinner no Ato De SP- Kazamatsuri Keibu no Jikenbo Tinjauan Pragmatik. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu Bagaimana penggunaan kandoushi ha ( はっ ) dalam film nazotoki wa dinner no ato de SP-Kazamatsuri keibu no jikenbo karya Tokuya Higashigawa berdasarkan teori kandoushi ha ( はっ ) oleh Kindaichi Kyousuke dan konteks tuturan berdasarkan teori SPEAKING oleh Dell Hymes?

1.3 Batasan Masalah Setiap penelitian diharapkan memberikan batasan terhadap hal yang akan diteliti agar penelitian tersebut jelas dan terarah. Mengingat banyak sekali ahli yang memberikan pendapat mengenai kandoushi dalam bahasa Jepang, maka penelitian ini dibatasi pada teori kandoushi ha ( はっ ) menurut Kindaichi Kyousuke, dan penggunaanya dalam film Nazotoki wa dinner no ato de SP Kazamatsuri keibu no jikenbo karya Tokuya Higashigawa. Selanjutnya mengkaji konteks tuturan berdasarkan teori SPEAKING oleh Dell Hymes. 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas maka tujuan dari penelitian ini yaitu mendeskripsikan penggunaan kandoushi ha ( はっ ) dalam film nazotoki wa dinner no ato de SP-Kazamatsuri keibu no jikenbo karya Tokuya Higashigawa berdasarkan teori kandoushi ha ( はっ ) oleh Kindaichi Kyousuke dan konteks tuturan berdasarkan teori SPEAKING oleh Dell Hymes. 1.5 Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini peneliti mengharapkan dapat memberikan manfaat yaitu : 1.5.1 Manfaat Teoritis. Penelitian ini dapat menambah pengetahuan mengenai bahasa Jepang khususnya mengenai kandoushi ha ( はっ ) dalam bahasa Jepang serta dapat menambah pengetahuan khususnya di bidang linguistik.

1.5.2 Manfaat Praktis Penelitian ini dapat menambah pengetahuan khususnya bagi peneliti sendiri dan seterusnya bagi pembaca yang berhubungan dengan pendidikan bahasa Jepang. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan perbandingan untuk penelitian yang relevan yang berhubungan dengan penggunaan kandoushi dalam bahasa Jepang. 1.6 Metode dan Teknik Penelitian Metode penelitian merupakan alat, prosedur, dan teknik yang digunakan dalam melaksanakan penelitian dan mengumpulkan data. Penulis menggunakan metode kualitatif bersifat analisis deskriptif dalam penelitian ini. Metode kualitatif yang bersifat deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengambarkan, menjabarkan suatu fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual (Mahsun, 2007:90). (Surkhmad 1990139) menambahkan bahwa pelaksanaan metode deskriptif tidak hanya sampai pengumpulan data dan penyusunan data, tetapi juga meliputi analisis dan interpretasi tentang arti data itu. Interpretasi dalam peneltian ini yaitu pemahaman tentang masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini. Penelitian ini akan dimulai dengan studi kepustakaan, adapun langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu: 1.6.1 Tahap Pengumpulan Data Pengumulan data dalam penelitian ini menggunakan metode simak. Metode ini dilakukan dengan cara menyimak penggunaan bahasa. Metode simak ini memiliki teknik dasar yang berwujud teknik sadap (menyimak) serta teknik lanjutan (Mahsun,2007 :92-93).

a) Teknik Dasar : Teknik Sadap Teknik dasar dari metode simak adalah teknik sadap yaitu dengan melakukan penyadapan agar mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian. Penyadapan yang dilakukan yaitu menyadap tuturan yang menggunakan kandoushi didalam percakapan dalam film nazotoki wa dinner no ato de SP-Kazamatsuri keibu no jikenbo karya Tokuya Higashigawa. b) Teknik Lanjutan Teknik lanjutan ini dilakukan dengan dua cara yaitu sebagai berikut ; 1) Teknik SLBC ( Simak Bebas Libat Cakap ) Pada teknik ini peneliti bertugas sebagai pengamat penggunaan bahasa, dalam teknik ini peneliti tidak terlibat langsung dalam proses penuturan yang akan diteliti, melainkan hanya berperan menyimak tuturan yang ada dalam objek yang akan diteliti yaitu film nazotoki wa dinner no ato de SP- Kazamatsuri keibu no jikenbo karya Tokuya Higashigawa. 2) Teknik Catat Pada tahap ini teknik catat yang digunakan yaitu dengan melakukan pencatatan yang dilanjutkan dengan klasifikasi yaitu mencatat penggalan percakapan yang terdapat kandoushi ha ( はっ ) di dalam film nazotoki wa dinner no ato de SP- Kazamatsuri keibu no jikenbo karya Tokuya Higashigawa. 1.6.2 Tahap Analisis Data Metode yang digunakan untuk menganalisis data pada penelitian ini yaitu metode padan. Metode padan adalah metode yang alat penentunya berada di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan atau yang diteliti. Jenis metode padan yang sesuai dengan penelitian ini yaitu

metode padan pragmatis. Metode padan pragmatis digunakan dalam penelitian ini untuk menganalisis data berkaitan dengan konteks tuturan yang terdapat dalam film nazotoki wa dinner no ato de SP-Kazamatsuri keibu no jikenbo karya Tokuya Higashigawa dan kemudian dianalisis menggunakan teori SPEAKING yang dikemukakan oleh Dell Hymes(1972). Teknik dasar dan lanjutan yang digunakan dalam menganalisis data dalam penelitian ini adalah teknik pilih unsur penentu yaitu menemukan unsur penentu dalam tuturan. Unsur penentu yang dimaksudkan yaitu berupa daya pilah pragmatis yang menggunakan mitra tutur sebagai penentu dan penjenisan kalimat ditentukan berdasarkan reaksi mitra tutur. 1.6.3 Tahap Penyajian Hasil Analisis Data Tahap yang digunakan selanjutnya yaitu menyajikan hasil dari analisis data. Hasil analisis data disajikan secara informal yaitu memaparkan analisis dalam bentuk kata-kata biasa. Data disajikan secara deskriptif dalam bentuk laporan hasil penelitian, menjabarkan masalah yang terdapat dalam rurmusan masalah, menyajikan secara terperinci, lalu menginterpretasikan dan menyajikan kesimpulan yang didapatkan dari penelitian. 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dari penelitian ini terdiri dari 4 bab yaitu; Bab I Merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan maslah, metode dan teknik penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Merupakan tinjauan pustaka dan landasan teori yang terdiri dari teori pragmatik dan kandoushi. Bab III Merupakan analisis data

penggunaan kandoushi ha ( はっ ) dalam film nazotoki wa dinner no ato de SP- Kazamatsuri keibu no jikenbo karya Tokuya Higashigawa. Bab IV Merupakan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan dari penelitian, dan saran-saran utuk penelitian selanjutnya. Kemudian disertakan pula daftar pustaka dan lampiran data.