PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) PADA POKOK BAHASAN REAKSI OKSIDASI REDUKSI UNTUK SISWA SMK KELAS X

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN MODUL KESETIMBANGAN KIMIA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) UNTUK SMK

PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LAJU REAKSI DAN KESETIMBANGAN KIMIA

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA MATERI BENZENA DAN TURUNANNYA DENGAN MODEL LEARNING CYCLE 5-E

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS DISCOVERY INQUIRY PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI UNTUK SISWA KELAS XI SMA

PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI ASAM BASA

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

Ika Santia 1, Jatmiko 2 Pendidikan matematika, Universitas Nusantara PGRI Kediri 1 2.

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN REMEDI MATERI SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA UNTUK SISWA KELAS VIII

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI PROBLEM SOLVING DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA KELAS XI SMA

PENGEMBANGAN MODUL TEKNIK LISTRIK PADA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA

PEMBELAJARAN RECIPROCAL DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING UNTUK MATERI BARISAN DAN DERET GEOMETRI DI KELAS XI SMK N 1 NGAWI

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

BAB III METODE PENELITIAN

PERANGKAT PEMBELAJARAN SISTEM PEREDARAN DARAH MODEL INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES LITERASI SAINTIFIK UNTUK SISWA KELAS XI MIA SMA/MA

Pengembangan Bahan Ajar Reaksi Oksidasi Reduksi berbasis Inkuiri Terbimbing untuk SMA/Ma Kelas X

E-journal Prodi Edisi 1

Abstrak PENDAHULUAN ISSN : X

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BUKU TEKA-TEKI KIMIA UNTUK KELAS XI SMA. Development of Instructional Media Buku Teka-Teki Kimia for grade XI SMA

Pengembangan Modul Dasar (Muhammad Firda Husain) 1

PENGEMBANGAN CHEMISTRY ELECTRONIC MODULE MATERI LARUTAN ASAM BASA KELAS XI SMA/MA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR HYDROLYSIS OF SALT BERBASIS INKUIRI TERBIMBING. Key Words: bahan ajar, hidrolisis garam, inkuiri terbimbing

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN APLIKASI BERBASIS WEB PADA MATERI BIOLOGI SEMESTER GENAP UNTUK SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BATU

VOLT. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro. Journal homepage: jurnal.untirta.ac.id/index.php/volt Vol. 2, No. 1, April 2017, 17-22

PENGEMBANGAN MODEL E-BOOK INTERAKTIF TERMODIFIKASI MAJALAH PADA MATERI STRUKTUR ATOM

BAB III METODE PENELITIAN. Research and Development. Model Research and Development yang digunakan

DESAIN PENGEMBANGAN MODEL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK BERBASIS MASALAH TERHADAP KETERAMPILAN SCIENTIFIC INQUIRY DAN KOGNISI MAHASISWA

BAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

BAB III METODE PENELITIAN. Peserta Didik (LKPD) IPA pada siswa kelas VIII SMP Negeri 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikembangkan adalah LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) berbasis

PENGEMBANGAN MODUL PEMESINAN BUBUT PADA MATA PELAJARAN TEKNIK PEMESINAN BUBUT DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL UNTUK SISWA KELAS VII SMP 1 BAYANG UTARA ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA KELAS X DI SMAN 2 BATU MENGENAI FILUM ARTHROPODA

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta 2)

Kata Kunci : LKS scaffolding, sumber pembelajaran, faktor faktor yang mempengaruhi laju reaksi, kelayakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BUKU BERJENDELA SEBAGAI PENDUKUNG IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA MATERI JURNAL KHUSUS

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ADOBE FLASH PROFESSIONAL CS6

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH UNTUK MATERI PROGRAM LINEAR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS X SMKN 6 PADANG ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan mengembangkan modul IPA bermuatan Nature of

PENGEMBANGAN HANDOUT INTERAKTIF BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA POKOK BAHASAN LISTRIK

BAB III METODE PENELITIAN. A. Model Pengembangan. Model pengembangan yang dipakai adalah modal Four-D yang

Dewi Fitria Cholida, Muntholib, & Aman Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS LEARNING MANAGEMENT SYSTEM (LMS) PADA MATERI SENYAWA KARBON UNTUK SMA KELAS XII

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN KIMIA KELAS XI SMA PADA MATERI KOLOID

BAB III METODE PENELITIAN. modul IPA ini menggunakan metode Research and Development. (R&D). Penelitian R&D menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2012:

Kata Kunci: Pengembangan perangkat, Problem Based Learning (PBL), kompetensi siswa.

Pengembangan LKS Berbasis Contextual Teaching and Learning Materi Hama dan Penyakit Tumbuhan

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KALKULUS LANJUT 2 BERBASIS PEMECAHAN MASALAH. Fitrianto Eko Subekti dan Reny Amalia Widiyanti

BAB III METODE PENELITIAN. diuji kelayakannya dahulu sebelum diberikan kepada peserta didik.

Pengembangan Bahan Ajar Buffer Solution Berbasis Inkuiri Terbimbing

JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI MANAJEMEN DAN KEUANGAN

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN

PENGEMBANGAN MODUL SIFAT LARUTAN BERMUATAN NILAI KETUHANAN DAN KECINTAAN LINGKUNGAN DI SMP

Pengembangan Modul Berciri Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran Fisika pada Materi Tekanan

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KONSTRUKTIVISME UNTUK MATERI KUBUS, BALOK, PRISMA DAN LIMAS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 33 PADANG

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS E-LEARNING PADA MATERI HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI KELAS X SEMESTER 2

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG

Iqma Novianty, Oktavia Sulistina, Neena Zakia Universitas Negeri Malang

Eka Fajar Pramono S-1 Pendidikan Administrasi Perkantoran, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya

III. METODE PENELITIAN. LKS kimia model inkuiri terpimpin pada materi pokok kelarutan dan hasil kali

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2010: 297) menyatakan bahwa R&D adalah penelitian yang

PENGEMBANGAN BUKU SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR KELAS X TAV DI SMK NEGERI 1 SIDOARJO

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII SMPN 23 PADANG

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI UNTUK SISWA SMA KELAS X

ARTIKEL ILMIAH OLEH: FITRIA DWITA A1C411031

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini disusun berdasarkan model penelitian Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI SOFT SKILLS PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT KELAS X DI MAN MOJOKERTO

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK KELAS VIII SMP/MTs SEMESTER GANJIL

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERUPA HANDOUT YANG DILENGKAPI GLOSARIUM PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 TIGO NAGARI KABUPATEN PASAMAN

Oleh. Sri Thirteen Julian *), Rahmi **), Anna Cesaria **)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan pengembangan adalah langkah langkah untuk mengembangkan

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU

PENGEMBANGAN MODUL MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI TERBIMBING MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN KELAS XI SMA/MA TESIS

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Yang Sesuai Dengan Kurikulum 2013

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada

Key Words: Whole Brain Teaching, Quantum Learning, Lesson Plan, Student Book, Worksheet and Final Test.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan atau disebut juga Research and Development

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL 3D (SKETCH UP ) GAMBAR KONSTRUKSI ATAP DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES.

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS POEI (PREDIKSI, OBSERVASI, EKSPERIMEN, INTERPRETASI) PADA MATERI SISTEM INDRA KELAS XI SMA NEGERI 3 PONOROGO

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERORIENTASI LEARNING CYCLE 5E PADA MATERI GERAK KELAS VII SMP

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA SISWA UNTUK MENGASES KETERAMPILAN PROSES DALAM PRAKTIKUM SENYAWA POLAR DAN NON POLAR KELAS X SMA

Kata Kunci: mobile learning berbasis android, hasil belajar ranah kognitif, minat belajar

PENGEMBANGAN INSTRUMEN AUTHENTIC ASSESSMENT PADA PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK SISWA SMP KELAS VIII

PENGEMBANGAN MODUL PADA MATERI SEGIEMPAT DAN SEGITIGA BERBASIS PEMECAHAN MASALAH UNTUK SISWA KELAS VII SMP. Oleh ABSTRACT

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FLIPBOOK FISIKA APLIKASI CORELDRAW X5 DENGAN SIMULASI VIDEO UNTUK SISWA SMA. Skripsi Oleh : Dwi Prihartanto K

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA SMP/MTs BERORIENTASI PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI TEKANAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING SISWA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES UNTUK KELAS VIII SMP MATERI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

Transkripsi:

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) PADA POKOK BAHASAN REAKSI OKSIDASI REDUKSI UNTUK SISWA SMK KELAS X Tarini Mawantia, Fauziatul Fajaroh, Dermawan Afandy Universitas Negeri Malang E-mail: tmawantia@gmail.com ABSTRAK : Tujuan dari penelitian pengembangan adalah menghasilkan modul berbasis inkuiri terbimbing (guided inquiry) pada materi reaksi oksidasi reduksi untuk siswa SMK kelas X dan mengetahui kelayakan modul. Modul dikembangkan melalui model 4D yang terdiri atas empat tahap pengembangan: define (pembatasan), design (perancangan), develop (pengembangan) dan disseminate (penyebaran). Pengembangan modul ini hanya dilakukan sampai pada tahap ketiga. Desain validasi terdiri dari validasi isi produk dan uji terbatas terhadap kelompok kecil sebagai pengguna produk. Berdasarkan penilaian validator, modul hasil pengembangan sangat layak digunakan sebagai sumber belajar di SMK, sedangkan berdasarkan uji keterbacaan pada siswa, modul ini layak digunakan. Kata Kunci : modul, inkuiri terbimbing, reaksi oksidasi reduksi, SMK ABSTRACT : The purpose of this research was to develop a module based on guided inquiry about oxidation-reduction reaction for X grade vocational students and determine the feasibility of the module. Module was developed use 4D models, which consists of four phases: define, design, develop and disseminate. This module is only done to development phase, the third phase. Design of validation consists of content validity and test on small group as the users of the product. Based on validator assessment, this developed module was very feasible to be a learning source in vocational students, and the result of test on small groups showed that this module is feasible to use. Keywords : module, guided inquiry, oxidation-reduction reaction, SMK BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) mengembangkan standar sarana dan prasarana yang harus dimiliki setiap sekolah, salah satunya adalah bahwa setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan (Mulyasa, 2008: 37). Peneliti melakukan wawancara dengan guru SMKN 9 Malang dan diketahui bahwa problematika pembelajaran di SMK adalah belum tercukupinya bahan ajar yang dapat memenuhi standar kompetensi lulusan baik secara kuantitatif dan kualitatif, sehingga dapat dikatakan bahwa tidak semua sekolah memenuhi standar sarana dan prasarana yang dikembangkan oleh BSNP. Buku teks yang digunakan dalam pembelajaran kimia di SMK sangat terbatas dan kurang merangsang siswa untuk berpikir secara sistematis, kritis, logis, dan analitis. Buku yang digunakan hanya menyajikan materi dan soal-soal latihan, sehingga siswa tidak dituntun untuk mencari dan menemukan sendiri konsep materi yang dipelajar, oleh karena itu peneliti ingin mengembangkan bahan ajar berupa modul dengan format tertentu yang menuntun siswa untuk menemukan sendiri

konsep materi yang akan dipelajari dan diharapkan modul yang dikembangkan dapat digunakan sebagai alternatif sumber bahan ajar untuk SMK. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru untuk memaksimalkan fungsi penggunaan modul adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry). Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah satu model pembelajaran yang berbasis paradigma pembelajaran konstruktivistik. Model pembelajaran ini menyarankan agar proses pembelajaran dapat melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar. Bila terjadi proses konstruksi pengetahuan dengan baik maka siswa akan dapat meningkatkan pemahamannya terhadap materi yang dipelajari. Penelitian yang dilakukan oleh Novianty (2013:65-66) pada materi analisis elektrokimia diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen (menggunakan modul berbasis inkuiri) sebesar 78,57, sedangkan kelas kontrol (tidak menggunakan modul) didapatkan nilai rata-rata kelas sebesar 71,38. Hal tersebut menunjukkan bahwa modul pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Wahyudin, dkk (2009:1) menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri mampu meningkatkan pemahaman siswa. Pemahaman siswa meningkat dari 60% siswa yang dinyatakan tidak paham pada siklus I menjadi 5%siswa yang dinyatakan tidak paham untuk siklus II. Peneliti melakukan wawancara dengan guru kimia SMKN 9 Malang dan diketahui materi yang sering dinggap sulit oleh siswa adalah materi reaksi oksidasi reduksi. Hal ini terbukti dari hasil ulangan harian pada materi ini, yaitu hanya 32% siswa yang memiliki nilai di atas KKM (kriteria kelulusan minimum). Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul Pengembangan Modul Berbasis Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Pada Pokok Bahasan Reaksi Oksidasi Reduksi untuk Siswa SMK Kelas X. Modul hasil pengembangan diharapkan dapat meningkatkan minat belajar siswa SMK sehingga berpengaruh pada peningkatan hasil belajar dan dapat digunakan sebagai alternatif sumber bahan ajar untuk SMK. METODE Model pengembangan yang digunakan adalah model pengembangan 4D. Model ini dikembangkan oleh Thiagarajan, dkk. (1974) yang terdiri atas 4 tahap utama yaitu: (1) define (pembatasan), (2) design (perancangan), (3) develop (pengembangan) dan disseminate (penyebaran). Pengembangan di sini akan dilaksanakan sampai pada tahap ketiga, yakni hingga tahap develop (pengembangan). Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengembangan modul adalah : 1. Tahap Pendefinisian (Define) Tahap ini bertujuan untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran. Pada tahap ini ditentukan batas-batas penelitian dan pengembangan bahan ajar. Tahap ini terdiri dari 5 langkah, yaitu analisis awal, analisis siswa, analisis tugas, analisis konsep, dan perumusan indikator/ tujuan pembelajaran.

2. Tahap Perancangan (Design) Tujuan tahap ini adalah untuk merancang bentuk dasar bahan ajar yang dikembangkan. Pada tahap ini terdapat 4 langkah yaitu penyusunan tes, pemilihan media, pemilihan format, dan rancangan awal. 3. Tahap Pengembangan (Develop) Tahap pengembangan bertujuan untuk menghasilkan bentuk akhir bahan ajar yang dikembangkan setelah melalui revisi berdasarkan pendapat, komentar, kritik, dan saran dari para pakar ahli/praktisi dan data hasil uji coba. Tahap ini terdiri dari 2 langkah yaitu validasi ahli dan uji coba pada siswa sebagai pengguna modul untuk mengetahui keterbacaan modul yang dikembangkan. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket. Angket yang digunakan terdiri dari dua bagian, yaitu bagian pertama berupa angket penilaian dan angket kedua berupa lembar komentar yang memuat tanggapan, kritikan, dan saran dari validator terhadap modul yang sudah dikembangkan. Jawaban angket disusun dengan skala Likert (Sugiyono, 2008:93) yang digunakan terdiri dari 4 kategori alternatif pilihan. Keempat kategori alternatif pilihan tersebut adalah angka 4, artinya sangat baik/ sangat menarik/ sangat layak/ sangat mudah/ sangat sesuai/ sangat tepat, angka 3, artinya baik/menarik/layak/mudah/sesuai/tepat, angka 2, artinya kurang baik/ kurang menarik/ kurang layak/ kurang mudah/ kurang sesuai/ kurang tepat, dan angka 1, artinya sangat tidak baik/ sangat tidak menarik/ sangat tidak layak/ sangat tidak mudah/ sangat tidak sesuai/ sangat tidak tepat. Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data hasil validasi adalah teknik analisis persentase. Rumus yang digunakan untuk menghitung hasil angket dari validator adalah perhitungan persentase yang disusun berdasarkan rujukan dari Arikunto (2008:216). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut. Keterangan : P : persentase Σx : jumlah keseluruhan jawaban responden Σxi : jumlah keseluruhan nilai ideal dalam 1 item 100% : konstanta Pedoman dalam pengambilan keputusan dari analisis data menggunakan skala kualifikasi untuk menentukan kesimpulan. Kriteria kelayakan hasil validasi dan uji coba terbatas disajikan dalam Tabel 1 berikut ini. Tabel 1 Kriteria Kelayakan dari Tiap Item pada Angket Tingkat Persentase Kriteria 25-39 Tidak Layak 40-54 Kurang Layak 55-69 Cukup Layak 70-84 85-100 Layak Sangat layak (Slavin, 1992:78)

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Data Hasil Validasi Validasi isi dilakukan oleh dosen dan guru kimia. Validasi isi oleh dosen dilakukan pada 2 orang dosen kimia Universitas Negeri Malang yaitu Bapak Dr. Aman Santoso, M.Si dan Bapak M. Sodiq I, M,Si. Dua orang guru kimia SMK Negeri 9 Malang yaitu Ibu Ika Budi Yuliastini, S.Pd dan Ibu Susanti Purwaningtyas Kinasih, S.Si. Jumlah validator adalah 4, sehingga nilai hasil validasi isi dihitung dengan perhitungan nilai rata-rata. Data kuantitatif hasil validasi isi disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Data Hasil Validasi Isi Modul Reaksi Oksidasi Reduksi Oleh Dosen dan Guru No. Aspek Kelayakan Isi dan Penyajian 1. Bahan kajian/topik pembahasan sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar 2. Indikator pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam silabus KTSP 3. Pembahasan/uraian kajian disajikan secara sistematik dan runtut 4. Langkah-langkah kegiatan belajar mengajak dan membimbing/mengarahkan siswa untuk menemukan konsep/prinsip yang dikaji 5. Kegiatan belajar yang disajikan dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa 6. Bahan kajian/topik pembahasan diberikan sesuai dengan alur pikiran siswa yang berorientasi pada pendekatan inkuiri terbimbing 7. Keluasan bahan kajian/topik pembahasan yang diberikan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi 8. Gambar yang disajikan bersifat kontekstual dan dapat ditemui siswa di lingkungan sekitar 9. Kesesuaian pertanyaan pada bagian pengantar, kegiatan belajar, dan uji pemahaman dengan tujuan pembelajaran 10. Penyajian bahan kajian/topik pembahasan dapat memberi motivasi belajar pada siswa Validator 1 2 3 4 Σx Σxi % Kriteria 4 4 4 4 16 16 100 Sangat Layak 4 4 4 4 16 16 100 Sangat Layak 4 2 3 3 12 16 75 Layak 4 3 4 4 15 16 93,75 Sangat Layak 3 2 4 3 12 16 75 Layak 4 3 4 3 14 16 87,5 Sangat Layak 3 2 3 3 11 16 68,75 Cukup Layak 4 3 3 3 13 16 81,25 Layak 3 4 4 4 15 16 93,75 Sangat Layak 3 3 3 3 12 16 75 Layak Rata-rata persentase 85,0 Sangat Layak Kebahasaan 11. Kemudahan memahami bahasa yang digunakan 3 3 3 3 13 16 75 Layak

Lanjutan Tabel 2 Data Hasil Validasi Isi Modul Reaksi Oksidasi Reduksi Oleh Dosen dan Guru No. Aspek Validator 1 2 3 4 Σx Σxi % Kriteria 12. Kesesuaian dengan kaidah Bahasa 3 4 3 3 13 16 81,25 Layak Indonesia yang benar 13. Penggunaan istilah dan simbol 4 3 3 3 13 16 81,25 Layak 14. Kemudahan memahami pertanyaan pada 4 4 4 4 16 16 100 Sangat Layak bagian pengantar, kegiatan belajar, uji pemahaman, dan uji kompetensi 15. Kemudahan memahami gambar yang 4 2 4 4 14 16 87,5 Sangat Layak digunakan di setiap kegiatan belajar 16. Kemudahan memahami rangkuman, umpan 3 2 4 3 12 16 75 Layak balik, kunci jawaban, dan glosarium Rata-rata persentase 83,33 Layak Tata Letak 17. Konsisten 3 3 4 4 14 16 87,5 Sangat Layak 18. Desain tampilan 4 3 4 4 15 16 93,75 Sangat Layak 19. Penggunaan jenis dan ukuran huruf 4 4 4 4 16 16 100 Sangat Layak 20. Letak gambar di tempat yang mudah 4 3 4 3 14 16 87,5 Sangat Layak diamati oleh siswa dengan pemberian jarak (spasi) yang sesuai dengan teks Rata-rata persentase 92,19 Sangat Layak Rata-rata persentase keseluruhan 86,84 Sangat Layak Rata-rata persentase yang diperoleh dari ketiga aspek (kelayakan isi dan penyajian, kebahasaan, dan tata letak) sebesar 86,84% dengan kriteria sangat layak. Persentase rata-rata tersebut menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan layak jika digunakan sebagai sumber belajar dan referensi bagi guru dan calon guru dalam membelajarkan materi reaksi oksidasi reduksi pada siswa SMK kelas X dengan pendekatan inkuiri terbimbing. 2. Data Uji Keterbacaan Uji keterbacaan dilakukan pada 10 siswa SMKN 9 Malang kelas X. Pada uji keterbacaan dilakukan penilaian oleh siswa terkait kemudahan siswa memahami isi modul serta ketertarikan siswa menggunakan modul. Jumlah subjek uji keterbacaan adalah 10 siswa, sehingga nilai hasil uji keterbacaan dihitung dengan perhitungan nilai rata-rata. Data kuantitatif hasil uji keterbacaan oleh siswa disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 Data Hasil Uji Keterbacaan Modul Reaksi Oksidasi Reduksi oleh Siswa No. Aspek Pilihan Jawaban 4 3 2 1 x xi % Kriteria 1. Kemenarikan cover (sampul) dan 2 6 2 30 40 75 Layak keseluruhan isi bahan ajar 2. Kejelasan identitas bahan ajar 1 9 31 40 77,5 Layak

Lanjutan Tabel 3 Data Hasil Uji Keterbacaan Modul Reaksi Oksidasi Reduksi oleh Siswa No. Aspek Pilihan Jawaban 4 3 2 1 x xi % Kriteria 3. Kesesuaian urutan bahan ajar 2 8 32 40 80 Layak 4. Kejelasan petunjuk penggunaan 1 9 31 40 77,5 Layak bahan ajar 5. Kelengkapan petunjuk penggunaan 7 3 37 40 92,5 Sangat Layak bahan ajar 6. Kejelasan bahasa yang digunakan 8 1 1 37 40 92,5 Sangat Layak dalam bahan ajar 7. Kesesuaian pemilihan jenis dan 9 1 39 40 97,5 Sangat Layak ukuran huruf yang digunakan 8. Kemudahan memahami 4 6 34 40 85 Sangat Layak penyampaian materi 9. Kemudahan memahami gambar 6 3 1 35 40 87,5 Sangat Layak yang digunakan di setiap kegiatan belajar 10. Kemudahan memahami pertanyaan 3 5 2 31 40 77,5 Layak pada bagian pengantar 11. Kemudahan memahami pertanyaan 2 7 1 31 40 77,5 Layak pada bagian kegiatan belajar 12. Kemudahan memahami pertanyaan 4 6 34 40 85 Sangat Layak pada bagian uji pemahaman 13. Kemudahan memahami pertanyaan 3 7 33 40 82,5 Layak pada uji kompetensi 14. Kemudahan memahami rangkuman 3 7 33 40 82,5 Layak 15. Kemudahan memahami kunci 1 9 31 40 77,5 Layak jawaban 16. Kemudahan memahami umpan 1 6 3 28 40 70 Layak balik 17. Kemudahan memahami glosarium 5 4 1 34 40 85 Sangat Layak Rata-rata persentase 82,5 Layak Rata-rata persentase yang diperoleh dari seluruh aspek sebesar 82,5% dengan kriteria layak. Persentase rata-rata tersebut menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan mudah dipahami oleh siswa dan dapat digunakan dalam pembelajaran materi reaksi oksidasi reduksi. PENUTUP Kesimpulan Modul reaksi oksidasi reduksi untuk siswa SMK Kelas X semester 2 terdiri dari 4 subbab yaitu, (1) reaksi oksidasi reduksi berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen, (2) reaksi oksidasi reduksi berdasarkan pelepasan dan penerimaan electron, (3) reaksi oksidasi reduksi berdasarkan perubahan bilangan oksidasi, (4) tata nama IUPAC berdasarkan bilangan oksidasi. Setiap subbab disajikan melalui 6 tahapan yaitu pengantar, rumusan masalah, hipotesis, kegiatan belajar, evaluasi hipotesis, kesimpulan, dan uji pemahaman.

Modul reaksi oksidasi reduksi yang dikembangkan telah memenuhi kriteria sangat layak pada validasi isi oleh dosen dan guru dengan rata-rata persentase sebesar 86,84% dan masuk kriteria sangat layak. Pada pelaksanaan uji keterbacaan siswa didapatkan rata-rata persentase sebesar 82,5% dan masuk kriteria layak. Namun demikian, untuk menyempurnakan modul tetap dilakukan revisi berdasarkan komentar dan saran validator dengan arahan pembimbing. Saran Pemanfaatan, Diseminasi, dan Pengembangan Produk Lebih Lanjut Modul yang telah dikembangkan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembelajaran kimia di SMK sebagai alternatif sumber bahan ajar untuk SMK. Beberapa saran yang dianjurkan adalah : a. Penggunaan modul dalam kegiatan belajar mengajar di kelas sangat memerlukan peran dan bimbingan guru mengingat model pembelajaran yang digunakan adalah inkuiri terbimbing. Guru sebaiknya senantiasa memberikan penguatan diakhir pembelajaran sehingga siswa mengetahui kebenaran konsep yang telah diperoleh. b. Modul hasil pengembangan merupakan bahan ajar berbasis inkuiri terbimbing dan disusun berdasarkan KTSP yang telah divalidasi oleh ahli sehingga layak digunakan oleh guru atau calon guru dalam membelajarkan materi reaksi oksidasi reduksi untuk SMK kelas X. Namun, validasi empiris (uji coba lapangan) perlu dilakukan sebelum modul hasil pengembangan disebarluaskan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui keterlaksanaan dari pembelajaran inkuiri terbimbing yang digunakan dalam modul. c. Modul yang dihasilkan dapat digunakan oleh guru dan mahasiswa calon guru dalam membelajarkan materi reaksi oksidasi reduksi di SMK sehingga diperlukan adanya pengembangan perangkat pembelajaran lain misalnya RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) beserta evaluasinya. Pengembangan modul sebaiknya juga dilakukan pada materi lain mengingat masih belum tercukupinya bahan ajar di beberapa SMK. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta. Mulyasa. 2008. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : Bumi Aksara Novianty, Iqma. 2013. Efektivitas Penerapan Modul Materi Analisis Elektrokimia Berbasis Inkuiri Terbimbing terhadap Hasil Belajar dan Persepsi Siswa Kelas XI Semester 1 Kompetensi Keahlian Kimia Analisis SMKN 7 Malang. Skripsi tidak diterbitkan: Malang: FMIPA UM Slavin, Robert. E. 1992. Research Methods in Education. New Jersey: Prentice Hall International, Inc.

Thiagarajan, S., D. S. Semmel, dan M. I. Semmel. 1974. Instructional Development for Training Teachers Of Exceptional Children: A Sourcebook. Bloomington, Indiana: The Center for Innovation In Teaching The Handicapped Indiana University. Wahyudin, Sutikno, dan Isa A. 2009. Keefektifan Pembelajaran Menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Minat dan Pemahaman Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 6(2010):58-62. (Online), (http:// journal.unnes.ac.id/) diakses 5 Mei 2013.