Pengembangan Modul Berciri Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran Fisika pada Materi Tekanan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengembangan Modul Berciri Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran Fisika pada Materi Tekanan"

Transkripsi

1 Pengembangan Modul Berciri Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran Fisika pada Materi Tekanan Atira, Unggul Wahyono, dan Sahrul Saehana Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako Jl. Soekarno Hatta Km. 9 Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu Sulawesi Tengah Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk menghasilkan modul dengan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran fisika pada materi tekanan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan modul dengan menganalisis tingkat kelayakan penyajian, bahasa serta kesesuaian materi dengan pendekatan kontekstual. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang mengacu pada model pengembangan 4D yang meliputi tahap define, design, development, dan disseminate. Modul yang dikembangkan cenderung menyajikan contoh kontekstual yang disesuaiakan dengan lingkungan siswa di SMP Negeri 3 Bambalamotu. Subjek penelitian uji coba keyakan modul dilakukan pada siswa SMPN 3 Bambalamotu kelas VIII A yang berjumlah 20 orang. Hasil uji coba dan analisis angket menunjukan bahwa rata-rata skor penilaian ahli materi sebesar 3,21 dikategorikan Baik, rata-rata skor ahli media sebesar 3,61 dikategorikan Sangat Baik, analisis kelayakan oleh guru dengan skor rata-rata sebesar 3,35 dikategorikan Sangat Baik dan hasil analisis penilaian respon siswa diperoleh skor rata-rata sebesar 3,53 dan dikategorikan Sangat Setuju. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modul ajar yang dikembangkan layak dijadikan sebagai bahan ajar mandiri siswa. Kata Kunci: Modul; Pendekatan kontekstual; Tekanan I. PENDAHULUAN Menurut pandangan secara umum, masih banyak siswa yang menganggap mata pelajaran fisika sebagai salah satu pelajaran yang sulit dipahami sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Kesulitan yang sering terjadi dalam pembelajaran fisika antara lain banyak memuat hal-hal yang abstrak dan pemahamannya banyak melibatkan kemampuan gambaran mental. Selain itu, fisika menjelaskan gejala alam yang cenderung bersifat verbal sehingga kekurangan dalam bahasa dapat menimbulkan bias dalam memahami konsep fisika itu sendiri [1]. Berdasarkan observasi yang dilakukan di lapangan khususnya di SMP Negeri 3 Bambalamotu bahwa selama ini hanya mengandalkan fasilitas belajar yang diberikan oleh pemerintah saja sehingga sumber belajarnya sangat terbatas. Sampai saat ini siswa di SMP Negeri 3 Bambalamotu belajar hanya menggunakan buku IPA terbitan Ganeca exact, tanpa ada buku atau referensi lain yang bisa dijadikan pendukung pembelajaran misalnya modul, LKS, atau buku BSE. Penyajian isi di dalam buku tersebut berstandar nasional, artinya baik penyajian materi maupun penerapan contoh disajikan secara umum dan hanya sedikit membahas masalah yang kontekstual dengan lingkungan siswa sehingga siswa merasa materi yang disajikan abstrak dan sulit untuk dipahami secara langsung kecuali dengan pejelasan guru Salah satu perangkat pembelajaran yang dianggap mampu meningkatkan hasil belajar adalah media belajar. Penggunaan media belajar harus dipertimbangkan dengan baik oleh guru demi menunjang motivasi belajar siswa. Pemilihan media sebagai sumber belajar mandiri dapat memperkaya pengalaman belajar dan membantu kesiapan siswa untuk mendapatkan materi yang akan diajarkan dipertemuan berikutnya.media pembelajaran mandiri itu bercirikan self instructional (membelajarkan diri sendiri), self contained (satu kesatuan), stand alone (berdiri sendiri), adaptive (penyesuaian) dan user friendly (bersahabat) [2]. Modul merupakan sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usia mereka, sehingga mereka dapat belajar mandiri kemudian peserta didik dapat mengukur sendiri tingkat penguasaan mereka terhadap materi yang dibahas pada setiap satuan modul [3]. Perlu dikembangkan modul yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa serta kondisi sekolah (kontekstual) agar siswa mudah memahami materi yang terdapat pada modul serta lebih mudah mengaitkan materi dengan contoh lain yang ada dilingkungan sekitar mereka sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung efektif dan menyenangkan. Penelitian pengembangan modul yang telah ada saat ini diantaranya berbasis Problem Based Learning dan modul pembelajaran 41

2 dengan menggunakan strategi inkuiri terbimbing yang mendeskripsikan kemenarikan, kemudahan, dan keefektifan produknya, namun peneliti merekomendasikan agar penelitian selanjutnya menyajikan contoh atau fenomena yang kontekstual, tidak terpaku pada fenomena yang ada dalam modul, serta sesuai dengan karakteristik siswa [4]. Modul berciri kontekstual merupakan salah satu pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran. Pembelajaran berciri kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dan kondisi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Mengaitkan ilmu dan pengalaman siswa dalam pembelajaran adalah salah satu karakteristik dari pembelajaran kontekstual. Pelajaran fisika dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak kaitannya, oleh karena itu perlu diciptakan pembelajaran dengan pendekatan yang dirasa tepat. Pelaksanaan pembelajaran fisika dilakukan dengan membiasakan siswa untuk memperoleh pemahaman melalui pengalaman serta pengamatan terhadap contoh [5]. Berdasarkan uraian masalah di atas, diketahui bahwa perlunya penggunaan bahan ajar berupa modul dalam pembelajaran yang disusun secara jelas, menarik dan sistematis sehingga mampu meningkatkan minat belajar siswa, dan peneliti tertarik untuk mengembangkan bahan ajar berupa modul berciri kontekstual sebagai bahan pembelajaran mandiri yang dilengkapi dengan materi, contoh soal, latihan soal, serta soal evaluasi sehingga siswa dapat menggunakannya sebagai bahan pembelajaran mandiri. II. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan menggunakan modifikasi model 4-D dari Thiagarajan, dkk (1974) yang terdiri dari empat tahap, diantaranya define (pendefinisian), design (desain), development (pengembangan),dan disseminate (penyebaran). Akan tetapi pengembangan modul kontekstual ini dilaksanakan sampai tahap Develop [6]. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 3 Bambalamotu dengan jumlah responden 20 orang siswa kelas VIII A. Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan angket. Metode perolehan data yang digunakan adalah pemberian lembar angket validasi kepada ahli materi dan ahli media, angket evaluasi kelayakan oleh guru, serta angket respon siswa terhadap penggunaan modul. Penentuan teknik analisa data untuk mengetahui nilai akhir pada setiap butir angket penelitian yaitu yang diperoleh dibagi dengan banyaknya yang menjawab angket penilaian tersebut. Rumus untuk menghitung nilai rata-rata adalah sebagai berikut. X = x n Keterangan: X : nilairata-rata tiap butir pertanyaan x: dari seluruh penilaian dalam tiap butir pertanyaan n : banyaknya butir pertanyaan (1) Mengubah skor rata-rata yang diperoleh menjadi nilai kualitatif berdasarkan klasifikasi penilaian dapat dilihat pada Tabel 1 [7]. TABEL 1 KATEGORI SKALA LIKERT Skor Rata-Rata Kriteria 3,25 <X 4,00 Sangat Baik (SB) 2,50 <X 3,25 Baik (B) 1,75 <X 2,50 Kurang (K) 1,00 X 1,75 Sangat Kurang (SK) III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Tahap pertama yang dilakukan adalah define (pendefinisian). Pada tahap ini dilakukan analisis masalah di SMP Negeri 3 Bambalamotu dalam pembelajaran khususnya pada pelajaran IPA fisika. Pada tahap ini telah dilakukan wawancara secara langsung kepada kepala sekolah sekaligus sebagai guru fisika di SMPN 3 Bambalamotu untuk mendapatkan informasi yang selanjutnya akan dijadikan sebagai bahan pengembangan modul oleh peneliti. Hasil wawancara yang didapatkan diantaranya pembelajaran yang diterapkan di sekolah belum maksimal karena sumber belajar yang terbatas, motivasi siswa dalam belajar terbilang rendah, serta kemampuan siswa dalam menerima materi pada buku ajar masih perlu ditingkatkan. Materi IPA yang akan dikembangkan oleh peneliti adalah materi tekanan, alasan memilih materi tersebut karena penerapannya banyak ditemukan disekitar lingkungan siswa sehingga diharapkan lebih memudahkan siswa dalam mempelajari serta memahami isi modul. Pembelajaran itu ditunjukkan pada perubahan sikap sebagai hasil dari pengalaman. Berdasarkan pendapat tersebut menguatkan bahwa pembelajaran yang baik dan efektif adalah ketika siswa diberi 42

3 pengalaman atau diajak melakukan pengamatan terhadap lingkungan sekitar yang membuat proses pembelajaran lebih bermakna [8]. Tahap kedua adalah design (perancangan). Adapun yang dilakuakan pada tahap ini diantaranya: 1) menyusun peta konsep atau peta kebutuhan modul digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan isi modul secara sistematis, 2) Menyusun kerangka modul, 3) Menetapkan desain tampilan modul yang meliputi tampilan sampul, penentuan jenis dan ukuran huruf, dan penyususnan isi modul, 4) Mengumpulkan referensi dimana sebelum menyusun modul peneliti terlebih dahulu mengumpulkan beberapa referensi yang berkaitan dengan materi modul serta mengumpulkan gambar-gambar dan ilustrasi yang sesuai dengan materi modul. Ilustrasi bertujuan untuk memperjelas uraian materi pada modul dan sebagai penarik perhatian pembaca, 5) Menyusun instrumen penelitian modul yang meliputi lembar penilaian untuk ahli materi, media, guru, serta angket respon siswa. Pada lembar penilaian untuk ahli materi terdapat tiga aspek yaitu kelayakan isi, kelayakan penyajian, dan kesesuaian dengan pendekatan kontekstual, pada lembar penilaian ahli media terdapat dua aspek penilaian yaitu aspek kelayakan kegrafikan dan bahasa serta angket uji kelayakan oleh guru fisika terdiri dari aspek penyajian materi, aspek tampilan modul, dan aspek manfaat. Angket respon siswa dikembangkan menggunakan skala Likert dengan empat alternatif jawaban yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Angket respon siswa tersebut terdiri dari aspek isi, penyajian, aspek bahasa, dan aspek kemenarikan. Tahap ketiga adalah Develop (pengembangan). Adapun yang dilakukan pada tahap ini diantaranya: a. Menulis draft modul Penulisan draft modul meliputi sampul modul, kata pengantar, peta konsep, pendauluan, daftar simbol, daftar isi, daftar gambar, rencana pembelajaran, kegiatan belajar, glosarium, daftar pustaka serta sampul belakang. b. Penyuntingan. Setelah proses penulisan modul, diperoleh draft modul awal. Selanjutnya draft modul tersebut dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dengan maksud medapatkan masukan saran perbaikan dan penyempurnaan modul. Draft modul yang dikonsultasikan tersebut selanjutnya diperbaiki sesuai saran pembimbing. Hal tersebut dilakukan oleh peneliti secara berulang sampai draft modul disetujui oleh pembimbing untuk divalidas kepada ahli materi dan ahli media. c. Validasi/ Uji Kelayakan Produk Pada tahap ini penulis melakukan validasi kepada ahli materi dan ahli media dengan maksud agar modul yang telah dikembangkan atas saran dan perbaikan dari dosen pembimbing dapat divalidasi sehingga peneliti dapat mengetahui kelemahan dan kekurangan produk. Selanjutnya peneliti meminta ahli materi, ahli media serta guru mata pelajaran fisika untuk mengevaluasi draft modul yang telah diberikan dengan cara mengisi angket lembar penilaian yang telah diberikan oleh peneliti. Adapun hasil validasi oleh ahli materi, ahli media dan guru dapat di lihat pada tabel 2, 3, dan 4. TABEL 2 HASIL VALIDASI KELAYAKAN OLEH AHLI MATERI 1 Kelayakan Isi 3,12 Baik 2 Kelayakan 3,13 Baik Penyajian 3 Kesesuaian dengan 3,39 Sangat Baik pendekatan kontekstual 3,21 Baik TABEL 3 HASIL VALIDASI OLEH AHLI MEDIA 1 Kelayakan 3,56 Sangat baik kegrafikan 2 Kelayakan bahasa 3,66 Sangat Baik 3,61 Sangat Baik TABEL 4 HASIL ANALISIS KELAYAKAN GURU 1 Isi 3,80 Sangat baik 2 Tampilan 3,25 Sangat Baik 3 Keterlaksanaan 3,00 Baik dalam pembelajaran 3,35 Sangat Baik d. Revisi Produk Revisi produk dilakukan setelah produk dinilai oleh ahli. Adapun saran dan komentar dari masing-masing validator dijadikan sebagai bahan revisi oleh peneliti. e. Uji Coba Produk Pada tahap ini dilakukan uji coba terbatas di SMP Negeri 3 Bambalamotu. Hasil uji coba yang dilakukan terhadap 20 siswa kelas VIII A menunjukkan bahwa modul ajar dengan pendekatan kontekstual sangat layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran fisika dengan skor rata-rata hasil analisis respon 43

4 siswa sebesar 3,53 dan dikategorikan Sangat Setuju. B. Pembahasan Penelitian pengembangan modul dengan untuk siswa SMP kelas VIII A ini bertujuan untuk mengetahui manfaat serta kelayakannya dalam proses pembelajaran fisika, dapat menjadi acuan guru dalam usaha memperbaiki kualitas pembelajaran, dan juga dapat dijadikan tambahan referensi untuk penelitian selanjutnya tentang pengembangan modul ajar dengan pendekatan kontekstual. Analisis data hasil pengembangan modul ajar ini didasarkan pada hasil validasi dan uji coba terbatas. Desain uji coba yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji kelayakan terhadap produk. Uji coba dilakukan oleh satu dosen fisika sebagai ahli materi, satu dosen fisika sebagai ahli media, satu orang guru fisika SMP Negeri 3 Bambalamotu yang menganalisis kelayakan pengguanaan modul serta dua puluh siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Bambalamotu. Berdasarkan penilaian ahli materi yang dilakukan oleh dosen fisika universitas tadulako yaitu bapak Drs.H.Muhammad Ali,M.Si, aspek yang dinilai dari modul ini meliputi kelayakan isi, kelayakan penyajian, dan kesesuaian dengan pendekatan kontekstual. hasil penilaian dari uji kelayakan isi adalah 3,12, rata-rata dari uji kelayakan penyajian adalah 3,13, dan rata-rata penilaian dari uji kesesuaian dengan pendekatan kontekstual adalah 3,39. Hasil rata-rata penilaian uji kelayakan isi, uji kelayakan penyajian dan uji kesesuaian dengan pendekatan kontekstual didapatkan jumlah rata-rata keseluruhan dari ahli materi yaitu 3,21 dan dikategorikan Baik. Dari hasil tersebut ahli materi menyatakan bahwa bahan ajar ini layak di uji cobakan di lapangan tanpa revisi. Hasil penilaian ahli media yang dilakukan oleh dosen fisika universitas tadulako yaitu bapak Muhammad Jarnawi, M.Pd, aspek yang dinilai dari modul ini meliputi kelayakan kegrafikan dan kelayakan bahasa. hasil penilaian dari uji kelayakan kegrafikan 3,56 dan rata-rata dari uji kelayakan bahasa adalah 3,66. Hasil rata-rata penilaian uji kelayakan kegrafikan dan uji kelayakan bahasa didapatkan jumlah rata-rata keseluruhan dari ahli media yaitu 3,61 dan dikategorikan Sangat Baik. Dari hasil tersebut ahli media menyatakan bahwa bahan ajar ini layak di uji cobakan di lapangan dengan revisi sesuai saran. Selanjutnya dilakukan uji kelayakan penggunaan modul kepada guru fisika di SMP Negeri 3 Bambalamotu yaitu bapak Samsul Bahri, S.Pd, aspek yang dinilai dalam kelayakan penggunaan ini adalah isi/materi, tampilan modul serta keterlaksanaan pembelajaran modul. hasil penilaian dari uji kelayakan isi 3,80, rata-rata dari kelayakan tampilan adalah 3,25 dan rata-rata hasil penilaian keterlaksanaan pembelajaran adalah 3,00. Hasil rata-rata penilaian uji kelayakan isi, tampilan dan keterlaksanaan pembelajaran didapatkan jumlah rata-rata keseluruhan dari guru yaitu 3,35 dan dikategorikan Sangat Baik. Hasil di atas menunjukkan bahwa modul ini memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri karena di dalam modul ini telah dilengkapi dengan materi yang sesuai dengan tema maupun Standar Kompetensi dan Komptensi Dasar, terdapat contoh dan ilustrasi yang disajikan secara kontekstual artinya materi yang disajikan sesuai dengan lingkungan siswa, terdapat soal-soal latihan, diskusi, lemabar kerja siswa, rangkuman materi yang membuat siswa dapat mengetahui tingkat penguasaan materi serta umpan balik yang memungkinkan siswa untuk mengukur kemampuannya sendiri. Hasil ini menunjukkan bahwa modul ini dapat digunakan oleh siswa dalam proses pembelajaran karena menyajikan permasalahan yang kontekstual dengan lingkungan sehingga siswa mudah memahami materi. Setelah dilakukan penilaian oleh ahli materi, media dan guru tahap selanjutnya dilakukan uji terbatas dengan tujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan modul ajar. Hasil pengembangan modul ajar diujikan dalam uji coba lapangan skala kecil kepada dua puluh siswa. Tujuan pelaksanaan uji coba lapangan skala kecil adalah untuk mendapatkan gambaran respon siswa terhadap modul ajar yang dikembangkan. Siswa memberi tanggapan terhadap materi, bahasa, dan ketertarikan menggunakan modul ajar tersebut. Hasil analisis respon siswa terhadap modul dengan yang dikembangkan disajikan dengan menggunakan tipe pernyataannya bersifat positif, nilai (score) untuk tiap pilihan jawabannya adalah sebagai berikut : 4; Sangat setuju, 3; Setuju, 2; Tidak setuju, 1; Sangat tidak setuju. Uji terbatas dilakukan terhadap dua puluh siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Bambalamotu, siswa diberi angket yang mempunyai 18 item pernyataan dan ada 4 opsi pilihan. Setelah melakukan analisis didapatkan skor rata-rata sebesar 3,53. Berdasarkan Tabel 3.2 yaitu kriteria kategori respon siswa, skor tersebut 44

5 termasuk ke dalam kategori Sangat Setuju. Karena hasil angket menunjukkan kategori sangat setuju maka bisa dikatakan bahwa modul ajar yang dibuat layak digunakan sebagai media belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas maka modul dengan pendekatan kontekstual menggunakan konteks nyata dimaksudkan untuk membiasakan siswa bahwa apa yang dipelajari di sekolah sangat banyak manfaatnya untuk kehidupan nyata, materi yang dipelajari di sekolah bukanlah materi abstrak yang tidak ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan pendapat Sinta wati dalam komentarnya pada angket respon siswa Saya mengerti tentang modul ini, karena di dalam modul ini terdapat contoh dalam kehidupan sehari-hari. Jadi bagi saya sangat gampang untuk memahami modul ini. Modul dengan membuat siswa aktif untuk mengkonstruksi pengetahuan dan pemahaman mereka sendiri. Pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual memiliki karakteristik antara lain kerjasama, belajar mandiri, mempertimbangkan kondisi, karakteristik siswa, saling menunjang, menyenangkan, tidak membosankan, serta memanfaatkan lingkungan tempat tinggal sebagai sumber belajar. Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat yang menyatakan bahwa penggunaan modul dalam pembelajaran fisika lebih efektif untuk meningkatkan motivasi belajar serta meningkatkan kemampuan kognitif siswa [9]. Penelitian pengembangan modul pada materi tekanan secara keseluruhan sangat layak digunakan sesuai dengan penilaian oleh ahli, guru dan siswa serta dapat memudakan siswa dalam memahami materi tekanan dengan mengaitkannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun hal tersebut tidak lepas dari keterbatasan-keterbatasan peneliti selama melaksanakan penelitian ini, diantaranya peneliti masih terbatas pada satu sekolah saja dan belum dilakukan uji coba di sekolah yang berbeda. Selain itu keterbatasan waktu peneliti sehingga uji coba tidak dilakukan secara tuntas dan penyebaran angket respon siswa dilakukan di luar jam pelajaran. didapatkan skor rata-rata sebesar 3,35 dan hasil analisis penilaian respon siswa didapatkan skor rata-rata sebesar 3,53 dan dikategorikan Sangat Setuju. Hal ini menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan ajar mandiri bagi siswa. DAFTAR PUSTAKA [1] Prima, R. (2013). Pengembangan Modul Elektronik Fisika Sebagai Media Instruksional Pokok Bahasan Hukum Newton pada Pembelajaran Fisika di SMA. Probolinggo:Universitas JEMBER. [2] Depdiknas. (2008). Teknik Penyusunan Modul. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. [3] Multyaningsih, E. (2011). Riset Terapan Bidang Pendidikan & Teknik. Yogyakarta: UNY Press [4] Mirantika,R Ertikanto, dkk. (2015). Pengembangan Modul Pengembangan Materi Fluida Statis dengan Strategi Inkuiri Terbimbing. Bandar Lampung:Universitas Unila. [5] Nasiroh,D. (2014). Pengembangan Modul dengan Pendekatan Kontekstual pada Materi Barisan dan Deret untuk Siswa SMP Terbuka Kelas IX. Jogjakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. [6] Buhari, B. (2011). Four D Model (Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran dari Thiagarajan,dkk). [Online]. Tersedia: [10 Februari 2016]. [7] Supandi, M. (2015). Pengembangan Komik Berbasis Etnosience pada Pembelajaran Fisika SMP Pokok Bahasan Kalor. Skripsi tidak diterbitkan. Palu: Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako. [8] Rosa,F. (2015). Pengembangan Modul Pembelajaran IPA SMP pada Materi Tekana Berbasis Keterampilan Proses Sains. Lampung: Unviersitas Muammadiyah Metro. [9] Sarwanto. (2012). Pengembangan Modul Fisika Berbasis Problem Based Learning pada Materi Fluida untuk Siswa Cerdas IstimewA Berbakat Istimewa. Surakarta:Universitas Sebelas Maret. IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa Pada hasil uji coba ahli materi didapatkan skor penilaian rata-rata sebesar 3,21 dan dikategorikan Baik, analisis penilaian ahli media didapatkan skor rata-rata sebesar 3,61 dan dikategorikan Sangat Baik, analisis uji kelayakan oleh guru 45

Pengembangan Modul Praktikum Mekanika Model Inkuiri

Pengembangan Modul Praktikum Mekanika Model Inkuiri Pengembangan Modul Praktikum Mekanika Model Inkuiri Muh.Sutrisno, Amiruddin Kade dan Unggul Wahyono e-mail: Sutrisnophysics11010@gmail.com Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako Jl.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan mengembangkan modul IPA bermuatan Nature of

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan mengembangkan modul IPA bermuatan Nature of BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini bertujuan mengembangkan modul IPA bermuatan Nature of Science untuk meningkatkan kemampuan literasi sains peserta didik kelas VII Sekolah

Lebih terperinci

Ika Santia 1, Jatmiko 2 Pendidikan matematika, Universitas Nusantara PGRI Kediri 1 2.

Ika Santia 1, Jatmiko 2 Pendidikan matematika, Universitas Nusantara PGRI Kediri 1 2. Santia dan Jatmiko, Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika... 11 Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika Berdasarkan Proses Berpikir Relasional Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa pocket book IPA berpendekatan authentic inquiry learning. Berdasarkan tujuan tersebut,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development) atau yang sering disebut penelitian R & D. Penelitian Pengembangan adalah metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D).

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D). BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Model pengembangan produk yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D). Penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Modul 1. Pengertian Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik

Lebih terperinci

Kata Kunci: Komik, Ethnoscience, Media Pembelajaran Fisika, Kalor. I. PENDAHULUAN

Kata Kunci: Komik, Ethnoscience, Media Pembelajaran Fisika, Kalor. I. PENDAHULUAN Pengembangan Komik Berbasis Ethnoscience sebagai Media Pembelajaran Fisika SMP Pokok Bahasan Kalor Muliati Supandi, Yusuf Kendek dan Unggul Wahyono mulia_atahza@yahoo.co.id Program Studi Pendidikan Fisika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. modul IPA ini menggunakan metode Research and Development. (R&D). Penelitian R&D menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2012:

BAB III METODE PENELITIAN. modul IPA ini menggunakan metode Research and Development. (R&D). Penelitian R&D menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2012: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian pengembangan modul IPA ini menggunakan metode Research and Development (R&D). Penelitian R&D menurut Nana Syaodih Sukmadinata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan pengembangan adalah langkah langkah untuk mengembangkan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan pengembangan adalah langkah langkah untuk mengembangkan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian Pengembangan LKPD IPA menggunakan metode Research and Development (R & D). Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2006: 164) penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget. dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget. dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori-Teori Belajar yang Relevan 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget Perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak dengan lingkungan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada A. Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul fisika berbasis inkuiri pada materi listrik dinamis untuk siswa SMA/MA. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS Ike Evi Yunita Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau 23 III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan ini dilaksanakan pada semester ganjil

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian III. METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian pengembangan. Pengembangan yang dimaksud adalah pembuatan bahan ajar berupa LKS yang Bermuatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research

BAB III METODE PENELITIAN. berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Model pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research and Development (R & D).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Research and Development. Model Research and Development yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Research and Development. Model Research and Development yang digunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Model Pengembangan produk yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research and Development. Model Research and Development yang digunakan pada penelitian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA MATERI SUHU DAN KALOR BERBASIS BUDAYA MASYARAKAT TRANS LALUNDU

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA MATERI SUHU DAN KALOR BERBASIS BUDAYA MASYARAKAT TRANS LALUNDU PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA MATERI SUHU DAN KALOR BERBASIS BUDAYA MASYARAKAT TRANS LALUNDU Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 1 No. 4 ISSN 2338 3240 Pengembangan Bahan Ajar Fisika Materi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU Kristanti 1), Widha Sunarno 2), Cari 3) 1 tantiwidodo@gmail.com 2 widhasunarno@gmail.com 3 carinln@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN ALAT PRAKTIKUM HUKUM OHM BERBASIS GRAFIK MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER PADA MAHASISWA CALON GURU FISIKA

PENGEMBANGAN ALAT PRAKTIKUM HUKUM OHM BERBASIS GRAFIK MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER PADA MAHASISWA CALON GURU FISIKA PENGEMBANGAN ALAT PRAKTIKUM HUKUM OHM BERBASIS GRAFIK MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER PADA MAHASISWA CALON GURU FISIKA Aslam, Syamsu, Darsikin dan Unggul Wahyono Aslamnapi@gmail.com Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS POP UP BOOK PADA MATERI ALAT-ALAT OPTIK UNTUK SISWA SMPLB-B (TUNARUNGU) KELAS VIII. Abstrak

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS POP UP BOOK PADA MATERI ALAT-ALAT OPTIK UNTUK SISWA SMPLB-B (TUNARUNGU) KELAS VIII. Abstrak PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS POP UP BOOK PADA MATERI ALAT-ALAT OPTIK UNTUK SISWA SMPLB-B (TUNARUNGU) KELAS VIII Anggi Nur Cahyani 1, Winarti 2, Daimul Hasanah 3, Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG Ratri Agustina, Kadim Masjkur, dan Subani Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Lembar Kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Lembar Kegiatan A. RANCANGAN PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dirancang sebagai penelitian Research and Development (R&D) yang merupakan desain penelitian dan pengembangan, yaitu metode penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang digunakan adalah model pengembangan atau Research and Development (R&D). Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Semmel, dan Semmel (1974) 4-D yang meliputi kegiatan pendefinisian

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Semmel, dan Semmel (1974) 4-D yang meliputi kegiatan pendefinisian BAB V PEMBAHASAN A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Proses pengembangan perangkat pembelajaran dengan model investigasi kelompok mengacu pada model pengembangan pembelajaran Thiagarajan, Semmel,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Development). Penelitian ini berjudul Pengembangan LKPD IPA tema

BAB III METODE PENELITIAN. Development). Penelitian ini berjudul Pengembangan LKPD IPA tema BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian jenis R&D (Research and Development). Penelitian ini berjudul Pengembangan LKPD IPA tema pencemaran lingkungan berbasis

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERBASIS STARTER EXPERIMENT APPROACH (SEA) UNTUK SISWA SMP/MTs KELAS VIII

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERBASIS STARTER EXPERIMENT APPROACH (SEA) UNTUK SISWA SMP/MTs KELAS VIII PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERBASIS STARTER EXPERIMENT APPROACH (SEA) UNTUK SISWA SMP/MTs KELAS VIII Nunik Hidayatun, Ika Kartika. Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut. BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Model Penelitian dan Pengembangan Model penelitian pengembangan yang dipilih untuk pengembangan LKS yaitu model penelitian 4-D yang dikemukakan oleh Thiagarajan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development, R&D). Borg & Gall (Sugiyono 2011: 47) menyatakan bahwa research and development

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development). Menurut Endang Mulyatiningsih (2012: 145) produk penelitian

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 4 No. 1 ISSN

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 4 No. 1 ISSN Pengembangan Perangkat Berorientasi Metode Penemuan Terbimbing dalam Pencapaian Keterampilan Proses Sains dan Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik MAN Model Makassar Miftah miftahhasbi@rocketmail.com

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PEMESINAN BUBUT PADA MATA PELAJARAN TEKNIK PEMESINAN BUBUT DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM

PENGEMBANGAN MODUL PEMESINAN BUBUT PADA MATA PELAJARAN TEKNIK PEMESINAN BUBUT DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM Pengembangan Modul Pemesinan Bubut (M Daru S dan Paryanto) 381 PENGEMBANGAN MODUL PEMESINAN BUBUT PADA MATA PELAJARAN TEKNIK PEMESINAN BUBUT DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM MACHINING LATHE MODULE DEVELOPMENT

Lebih terperinci

Dita Oktavia Yudhatami Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRAK

Dita Oktavia Yudhatami Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRAK PENGEMBANGAN MODUL MEMELIHARA STANDAR PENAMPILAN PRIBADI PADA MATA DIKLAT MENERAPKAN PRINSIP-PRINSIP KERJASAMA DENGAN KOLEGA DAN PELANGGAN UNTUK SISWA SMK NEGERI 2 BUDURAN SIDOARJO Dita Oktavia Yudhatami

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 4 No. 1 ISSN

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 4 No. 1 ISSN Pengembangan Perangkat Berorientasi Metode Penemuan Terbimbing dalam Pencapaian Keterampilan Proses Sains dan Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik MAN Model Makassar Miftah miftahhasbi@rocketmail.com

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research 23 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research and development). Produk yang dikembangkan adalah LKS berbasis inkuiri. Pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengembangkan suatu produk (Paidi, 2010: 57). Produk R&D dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengembangkan suatu produk (Paidi, 2010: 57). Produk R&D dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) merupakan penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan atau mengembangkan suatu

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM TELESKOP REFLEKTOR BERBASIS MODEL PDEODE

PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM TELESKOP REFLEKTOR BERBASIS MODEL PDEODE p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM TELESKOP REFLEKTOR BERBASIS MODEL PDEODE Eli Yustika Unggul Wahyono Sahrul Saehana Email: eliyustika10@gmail.com Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS POEI (PREDIKSI, OBSERVASI, EKSPERIMEN, INTERPRETASI) PADA MATERI SISTEM INDRA KELAS XI SMA NEGERI 3 PONOROGO

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS POEI (PREDIKSI, OBSERVASI, EKSPERIMEN, INTERPRETASI) PADA MATERI SISTEM INDRA KELAS XI SMA NEGERI 3 PONOROGO PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS POEI (PREDIKSI, OBSERVASI, EKSPERIMEN, INTERPRETASI) PADA MATERI SISTEM INDRA KELAS XI SMA NEGERI 3 PONOROGO Adhin Setyo Winarko 1, Widha Sunarno 2, Mohammad Masykuri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2010: 297) menyatakan bahwa R&D adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2010: 297) menyatakan bahwa R&D adalah penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitan ini merupakan desain Research and Development (R&D). Sugiyono (2010: 297) menyatakan bahwa R&D adalah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pengembangan Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Brog dan Gall dalam Sugiyono (2012: 4) menyatakan bahwa

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PADA POKOK BAHASAN ZAT DAN WUJUDNYA DI SMP NEGERI 15 BANJARMASIN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PADA POKOK BAHASAN ZAT DAN WUJUDNYA DI SMP NEGERI 15 BANJARMASIN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PADA POKOK BAHASAN ZAT DAN WUJUDNYA DI SMP NEGERI 15 BANJARMASIN Indah Mentari, Zainuddin, dan Andi Ichsan Mahardika Program

Lebih terperinci

Pengembangan modul pembelajaran fisika berbasis PBL (problem based learning)

Pengembangan modul pembelajaran fisika berbasis PBL (problem based learning) SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA III 2017 "Etnosains dan Peranannya Dalam Menguatkan Karakter Bangsa" Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERISTAS PGRI Madiun Madiun, 15 Juli 2017 110 Makalah Pendamping

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian pengembangan. Penelitian dan pengembangan merupakan suatu proses untuk mengembangkan produk baru atau menyempurnakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and Development (R & D). Menurut Sugiyono (2007: 407), penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil utama dari penelitian dan pengembangan ini adalah modul berbantuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil utama dari penelitian dan pengembangan ini adalah modul berbantuan 37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil utama dari penelitian dan pengembangan ini adalah modul berbantuan Al-Qur an materi himpunan. Penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 5 No. 2 ISSN

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 5 No. 2 ISSN Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan Alat Praktikum Sederhana Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas VIII SMP Negeri 16 Palu Delpina Nggolaon, I Wayan Darmadi, dan Muhammad

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut, maka desain dari penelitian ini adalah penelitian pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut, maka desain dari penelitian ini adalah penelitian pengembangan BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar berupa LKPD IPA berbasis inquiry science issues yang dapat mengembangkan practical skills dan scientific

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini tergolong penelitian pengembangan modul pembelajaran pada pokok bahasan segi empat untuk

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan modul elektronik berbasis

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan modul elektronik berbasis 36 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan modul elektronik berbasis web menggunakan pendekatan saintifik ini adalah metode penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

Pengembangan Modul Elektronik Berbasis 3D Pageflip Professional

Pengembangan Modul Elektronik Berbasis 3D Pageflip Professional Pengembangan Modul Elektronik Berbasis 3D Pageflip Professional pada Materi Konsep Dasar Fisika Inti dan Struktur Inti Mata Kuliah Fisika Atom dan Inti Wulan Sari 1), Jufrida ), dan Haerul Pathoni 3) 1)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian pengembangan Subject Spesific Pedagogy (SSP) ini menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono (2016:30) mengartikan metode penelitian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Pengembangan Model dan Perangkat Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Magister Pendidikan Sains dan Doktor Pendidikan IPA FKIP UNS Surakarta,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan R & D (Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan R & D (Research and BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan R & D (Research and Develepment). Penelitian R & D (Research and Develepment) adalah suatu proses atau

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) PADA POKOK BAHASAN REAKSI OKSIDASI REDUKSI UNTUK SISWA SMK KELAS X

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) PADA POKOK BAHASAN REAKSI OKSIDASI REDUKSI UNTUK SISWA SMK KELAS X PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) PADA POKOK BAHASAN REAKSI OKSIDASI REDUKSI UNTUK SISWA SMK KELAS X Tarini Mawantia, Fauziatul Fajaroh, Dermawan Afandy Universitas Negeri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENGEMBANGAN. memvalidasi produk. Pengembangan yang dilakukan adalah pembuatan

III. METODE PENGEMBANGAN. memvalidasi produk. Pengembangan yang dilakukan adalah pembuatan III. METODE PENGEMBANGAN A. Desain Pengembangan Pengembangan ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan (Research and Development) yang berorientasi untuk mengembangkan dan memvalidasi produk.

Lebih terperinci

III. METODE PENGEMBANGAN. Model penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan

III. METODE PENGEMBANGAN. Model penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan III. METODE PENGEMBANGAN 3.1 Model Penelitian Pengembangan Model penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan pendidikan yang dikembangkan oleh Suyanto dan Sartinem (2009:16). Dimana, penelitian

Lebih terperinci

Abstrak PENDAHULUAN.

Abstrak PENDAHULUAN. Jurnal Pendidikan Ekonomi: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi, dan Ilmu Sosial 51 PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAARAN AKUNTANSI KEUANGAN KOMPETENSI DASAR PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN PADA SISWA KELAS

Lebih terperinci

Pengembangan Bahan Ajar Fisika Materi Suhu Dan Kalor Berbasis Budaya Masyarakat Trans Lalundu

Pengembangan Bahan Ajar Fisika Materi Suhu Dan Kalor Berbasis Budaya Masyarakat Trans Lalundu Pengembangan Bahan Ajar Fisika Materi Suhu Dan Kalor Berbasis Budaya Masyarakat Trans Lalundu I Wyn. Adi Saputra, Nurjannah dan Hendrik Arung Lamba iwayanadis09@gmail.com Program Studi Pendidikan Fisika

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan Lembar Kerja Siswa

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan Lembar Kerja Siswa 35 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan saintifik menggunakan model discovery learning ini adalah metode

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LKS BIOLOGI BERBASIS KONTEKSTUAL DILENGKAPI DENGAN MIND MAP PADA MATERI ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA UNTUK SISWA SMA

PENGEMBANGAN LKS BIOLOGI BERBASIS KONTEKSTUAL DILENGKAPI DENGAN MIND MAP PADA MATERI ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA UNTUK SISWA SMA PENGEMBANGAN LKS BIOLOGI BERBASIS KONTEKSTUAL DILENGKAPI DENGAN MIND MAP PADA MATERI ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA UNTUK SISWA SMA Fetro Dola Syamsu STKIP Bina Bangsa Meulaboh, Jl. Nasional Meulaboh-Tapaktuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diuji kelayakannya dahulu sebelum diberikan kepada peserta didik.

BAB III METODE PENELITIAN. diuji kelayakannya dahulu sebelum diberikan kepada peserta didik. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan (Research and Development) yang berorientasi pada produk. Produk yang dikembangan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and Development dengan model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, dan

Lebih terperinci

Kata Kunci: mobile learning berbasis android, hasil belajar ranah kognitif, minat belajar

Kata Kunci: mobile learning berbasis android, hasil belajar ranah kognitif, minat belajar Pengembangan Mobile Learning Berbasis. (Tutut Sari Handayani) 384 PENGEMBANGAN MOBILE LEARNING BERBASIS ANDROID SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATERI FLUIDA STATIS UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Penelitian III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development /R&D). Menurut Sugiyono (2011) metode

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengembangan LKS berbasis masalah yang berorientasi pada kemampuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengembangan LKS berbasis masalah yang berorientasi pada kemampuan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pengembangan LKS berbasis masalah yang berorientasi pada kemampuan penalaran matematis siswa SMP kelas VII pada materi himpunan dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. and Development (R&D). Menurut Sugiono (2009: 297) penelitian R&D

BAB III METODE PENELITIAN. and Development (R&D). Menurut Sugiono (2009: 297) penelitian R&D BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Sugiono (2009: 297) penelitian R&D merupakan penelitian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY SUB POKOK BAHASAN PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI KELAS VII SMP Ahmad Rif an F 33, Dinawati.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Metode pengembangan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Metode pengembangan 26 III. METODE PENELITIAN A. Desain Pengembangan Metode penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Metode pengembangan produk yang menjadi pedoman dalam penelitian ini diadaptasi dari pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. model probing prompting pada materi segitiga dan segi empat untuk SMP kelas

BAB III METODE PENELITIAN. model probing prompting pada materi segitiga dan segi empat untuk SMP kelas BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan mengembangkan perangkat pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dan model probing prompting

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS POEI (PREDIKSI, OBSERVASI, EKSPERIMEN, INTERPRETASI) PADA MATERI SISTEM INDERA KELAS XI SMA NEGERI 3 PONOROGO

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS POEI (PREDIKSI, OBSERVASI, EKSPERIMEN, INTERPRETASI) PADA MATERI SISTEM INDERA KELAS XI SMA NEGERI 3 PONOROGO BIOEDUKASI Volume 6, Nomor 2 Halaman 58-75 ISSN:1693-2654 Agustus 2013 PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS POEI (PREDIKSI, OBSERVASI, EKSPERIMEN, INTERPRETASI) PADA MATERI SISTEM INDERA KELAS XI SMA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan (Research and Development). Alasan penggunaan jenis metode ini didasarkan pada pemikiran bahwa R&D

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut. dengan pendekatan problem solving pada materi himpunan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut. dengan pendekatan problem solving pada materi himpunan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Sugiyono (2015: 407), metode penelitian pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) pada

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) pada BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran. Perangkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan mengembangkan LKS berbasis masalah yang berorientasi pada kemampuan penalaran matematis siswa

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 4 No. 4 ISSN

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 4 No. 4 ISSN Perbedaan Pemahaman Konsep Kalor antara Siswa yang Belajar Melalui Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat Dengan Pembelajaran Konvensional di SMA Negeri 4 Palu Arini Faradina, Unggul Wahyono dan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. (LKS) stoikiometri berbasis keterampian proses sains. Oleh karena itu, metode

III. METODOLOGI PENELITIAN. (LKS) stoikiometri berbasis keterampian proses sains. Oleh karena itu, metode III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sebuah produk yaitu lembar kerja siswa (LKS) stoikiometri berbasis keterampian proses sains. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

III. METODE PENGEMBANGAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau

III. METODE PENGEMBANGAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau III. METODE PENGEMBANGAN A. Model Pengembangan Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau penelitian pengembangan. Desain (model) pengembangan yang digunakan mengacu pada research

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Peserta Didik (LKPD) IPA pada siswa kelas VIII SMP Negeri 15

BAB III METODE PENELITIAN. Peserta Didik (LKPD) IPA pada siswa kelas VIII SMP Negeri 15 BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) IPA pada siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Yogyakarta dengan materi Tata Surya.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL MERAKIT KOMPUTER UNTUK SISWA KELAS X TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN SMK NEGERI 1 JOGONALAN

PENGEMBANGAN MODUL MERAKIT KOMPUTER UNTUK SISWA KELAS X TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN SMK NEGERI 1 JOGONALAN Pengembangan Modul Elektronik (Vitasari Cahyaningrum) 1 PENGEMBANGAN MODUL MERAKIT KOMPUTER UNTUK SISWA KELAS X TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN SMK NEGERI 1 JOGONALAN DEVELOPMENT OF ELECTRONIC MODULE ASSEMBLE

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MEMFASILITASI KEMAMPUAN KONEKSI SISWA SMP/MTs

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MEMFASILITASI KEMAMPUAN KONEKSI SISWA SMP/MTs PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MEMFASILITASI KEMAMPUAN KONEKSI SISWA SMP/MTs Lussy Midani Rizki 1), Risnawati 2), Zubaidah Amir MZ 3) 1) UIN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian 46 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian pengembangan (Research and Development) dari Borg dan Gall. Penelitian pengembangan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DI SMPN 13 BANJARMASIN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DI SMPN 13 BANJARMASIN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DI SMPN 13 BANJARMASIN Latifah Kurnia, Zainuddin, dan Andi Ichsan Mahardika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Research and Development (R&D). Maksud

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Research and Development (R&D). Maksud BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini merupakan Research and Development (R&D). Maksud dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan LKS IPA berbasis pembelajaran kooperatif STAD

Lebih terperinci

research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI SUHU DAN PERUBAHANNYA. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Unila

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI SUHU DAN PERUBAHANNYA. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Unila PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI SUHU DAN PERUBAHANNYA Praba Kurnia Dini Kalinda 1, Nengah Maharta 2, Chandra Ertikanto 2 1 Mahasiswa Pendidikan Fisika FKIP

Lebih terperinci

JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN April 2017

JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN April 2017 PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERORIENTASI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA Erma Rahayu 1, Ali Imran 2. 1 Pendidikan Biologi, 2 FPMIPA IKIP Mataram. ermarahayu569@gmail.com;

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D). Penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono (2013: 297) merupakan penelitian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL KOMPUTER AKUNTANSI MYOB BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA KOMPETENSI DASAR PENCATATAN TRANSAKSI

PENGEMBANGAN MODUL KOMPUTER AKUNTANSI MYOB BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA KOMPETENSI DASAR PENCATATAN TRANSAKSI PENGEMBANGAN MODUL KOMPUTER AKUNTANSI MYOB BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA KOMPETENSI DASAR PENCATATAN TRANSAKSI Ida Kurnia Wati Program Studi S1 Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi,

Lebih terperinci

Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains Berbentuk Tes Esai untuk Mata Pelajaran Fisika SMA Kelas X

Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains Berbentuk Tes Esai untuk Mata Pelajaran Fisika SMA Kelas X Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains Berbentuk Tes Esai untuk Mata Pelajaran Fisika SMA Kelas X Shobhi Al-Ghifari 1), Jufrida 2), dan Fibrika Rahmat Basuki 3) 1) Mahasiswa S1 Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran matematika realistik dengan langkah heuristik

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran matematika realistik dengan langkah heuristik 69 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan dan metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian pengembangan digunakan untuk mengembangkan perangkat

Lebih terperinci

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN 22-980 Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN 2086-701 PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI BERBASIS INKUIRI PADA MATERI INTERAKSI ANTAR MAKHLUK HIDUP

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan model pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis),

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan model pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis), BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan model pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis), design (perancangan), development (pengembangan), implementation (implementasi),

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS E-LEARNING PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

PENGEMBANGAN MODUL MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS E-LEARNING PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA PENGEMBANGAN MODUL MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS E-LEARNING PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA 1) Tri Wahyuni, 1) Sri Wahyuni, 1) Yushardi 1) Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan, yaitu research and development atau

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan, yaitu research and development atau 24 III. METODE PENELITIAN A. Desain Pengembangan Metode penelitian yang digunakan, yaitu research and development atau penelitian pengembangan. Pengertian penelitian pengembangan menurut Borg, Gall, &

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan karena peneliti ingin mengembangkan perangkat pembelajaran matematika sesuai dengan kurikulum 2013 pada

Lebih terperinci

Pengembangan modul IPA fisika berbasis discovery untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas VIII SMP negeri 1 Puhpelem

Pengembangan modul IPA fisika berbasis discovery untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas VIII SMP negeri 1 Puhpelem SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA III 2017 "Etnosains dan Peranannya Dalam Menguatkan Karakter Bangsa" Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERSITAS PGRI Madiun Madiun, 15 Juli 2017 89 Makalah Pendamping

Lebih terperinci

Pengaruh Model Self Regulated Learning terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMP Negeri 18 Palu

Pengaruh Model Self Regulated Learning terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMP Negeri 18 Palu Pengaruh Model Self Regulated Learning terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMP Negeri 8 Palu Sitti Rabia, Syamsu dan Muslimin biarabia08@gmail.com Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako

Lebih terperinci