PENDAPATAN NASIONAL. Andri Wijanarko,SE,ME. 1

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 2. By Rini Setyo W, SE.MM 1

PENDAPATAN NASIONAL. Model circular flow membagi perekonomian menjadi empat sektor:

Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan: Peserta PPG kompeten dalam menganalisis Pendapatan Nasional.

PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

Pengukuran Pendapatan Nasional

Pengukuran Pendapatan Nasional / output domestik

BAB IV ANALISA WILAYAH (Lanjutan-1)

PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL. Minggu 3

Antiremed Kelas 10 Ekonomi

Pendapatan Nasional (National Income)

PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

M E T A D A T A. INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2 Penyelenggara Statistik

Produk Domestik Bruto (PDB)

PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI

PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME

Pendapatan Regional/ Regional Income

PDB per kapita atas dasar harga berlaku selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 13,8% (yoy) menjadi Rp30,8 juta atau US$ per tahun.

BAB VII Pendapatan Nasional

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

ekonomi K-13 PENDAPATAN NASIONAL K e l a s A. KONSEP PENDAPATAN NASIONAL Semester 1 Kelas XI SMA/MA K-13 Tujuan Pembelajaran

1. Pengertian dan fungsi ekonomi, 2. MAKRO. 3. MIKRO

BAB 1 PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

Pendapatan Regional/ Regional Income

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pendapatan Nasional dan Perhitungannya. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2008

BAB II LANDASAN TEORI. ekonomi sendiri berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti keluarga,

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik

Pendapatan Regional/ Regional Income

Cakupan Teori Ekonomi Makro, Output, Inflasi, Pengangguran, dan Variabel ekonomi Makro lainnya

OUTPUT DAN PENDAPATAN NASIONAL

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

Mata Kuliah : Pengantar Ekonomi. Penghitungan. Pendapatan Nasional. Chairul Maulidi. Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

BAB 10. PENDAPATAN REGIONAL

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

VI. PERANAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN KABUPATEN SIAK

PENDAPATAN NASIONAL A. ARUS PERPUTARAN EKONOMI B. PENDAPATAN NASIONAL C. CARA MENGHITUNG GNP D. SEKTOR-SEKTOR GNP E. UNSUR GNP F.

BAB II PENDAPATAN NASIONAL

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2011

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

Keterangan * 2011 ** 2012 ***

Profile Daerah Kabupaten Sumedang Tahun

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

10. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ( PDRB )

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEREKONOMIAN INDONESIA

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2009

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TAHUN 2008 SEBESAR 5,02 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB 2 Data Makroekonomi

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

GROWTH (%) SHARE (%) JENIS PENGELUARAN 2011** 2012*** Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.

(1.42) (1.45) I II III IV I II III IV I II III IV I II * 2012** 2013***

CIRCULAR FLOW & NATIONAL INCOME

PRODUK NASIONAL DAN PENDAPATAN NASIONAL

NERACA PEMBAYARAN, PENDAPATAN NASIONAL, GDP DAN GNP

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20

Pendapatan Nasional dan Perhitungannya. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2008

Gross Domestic Regional Product

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

I. PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada

(PMTB) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) ACEH TAHUN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pendapatan regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2010

Perbedaan GDP dan GNP

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2012

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

D a f t a r I s i. iii DAFTAR ISI. 2.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 2.9 Sektor Jasa-Jasa 85

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2009

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

Akhmad Karim Assyifa NIM FISIP IKOM UT. TUGAS 3 Pengantar Ilmu Ekonomi

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III 2014

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pendapatan rata-rata masyarakat pada wilayah tersebut. Dalam menghitung

Pengantar Makro Ekonomi. Pengantar Ilmu Ekonomi

BADAN PUSAT STATISTIK

GAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

Boks 1. TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI JAMBI TAHUN 2007

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. sektor, total permintaan Provinsi Jambi pada tahun 2007 adalah sebesar Rp 61,85

I. PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2012

Transkripsi:

PENDAPATAN NASIONAL Andri Wijanarko,SE,ME andri_wijanarko@yahoo.com 1

Output Nasional 2

Output Nasional (#1) Merupakan gambaran awal tentang seberapa efisien sumber daya yang ada dalam perekonomian untuk digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. 3

Output Nasional (#2) Besarnya output nasional merupakan gambaran awal tentang produktivitas dan tingkat kemakmuran suatu negara. Indikator kemakmuran output nasional per kapita Indikator produktivitas rata-rata output per tenga kerja 4

Output Nasional (#3) 10,000,000 7,500,000 6,751,602 6,895,159 7,099,977 7,330,498 7,655,520 7,999,375 8,313,201 8,705,504 9,112,051 9,409,086 5,000,000 2,500,000 0 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008* 2009** PDB Perkapita (Harga Konstan 2000) 5

Output Nasional (#4) Merupakan gambaran awal tentang masalah-masalah struktural yang dihadapi perekonomian Contoh : Jika sebagian besar output nasional dinikmati oleh sebagian kecil penduduk maka ada masalah dengan distribusi pendapatannya. 6

Output Nasional (#5) Contoh : Jika sebagian besar output nasional berasal dari sektor pertanian, maka perekonomian harus segera memodernisasi diri. 7

Output vs Employment : Indonesia 60% 40% 50.6% 46.1% 44.0% 44.0% 40.7% 45.0% 43.2% 45.3% 43.8% 44.3% 46.4% 43.3% 44.0% 42.0% 41.2% 40.3% 39.7% 38.3% 20% 0% 17.9% 17.3% 17.1% 16.7% 16.1% 18.1% 19.6% 15.6% 15.3% 15.5% 15.2% 14.3% 13.1% 13.0% 13.7% 14.5% 15.3% 15.3% 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Agriculture Worker Agriculture Output 8

Output vs Employment : China 60% 40% 56.4% 54.3% 52.2% 50.5% 49.9% 49.8% 50.1% 50.0% 50.0% 50.0% 49.1% 46.9% 44.8% 42.6% 40.8% 39.6% 38.1% 20% 19.7% 19.9% 20.0% 19.7% 18.3% 17.6% 16.5% 15.1% 14.4% 13.7% 12.8% 13.4% 12.1% 11.1% 10.8% 10.7% 10.3% 0% 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 9 Agriculture Worker Agriculture Output

Output vs Employment : Jepang 8% 6% 4% 5.9% 5.8% 5.7% 5.5% 5.3% 5.3% 5.2% 5.1% 4.9% 4.7% 4.6% 4.5% 4.4% 4.3% 4.2% 4.2% 4.2% 2% 2.0% 2.1% 1.9% 1.9% 1.8% 1.9% 1.9% 1.8% 1.7% 1.7% 1.7% 1.6% 1.5% 1.5% 1.4% 1.4% 1.4% 0% 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 10 Agriculture Worker Agriculture Output

Output Nasional : Case-Fair 11

Output Nasional : Case-Fair Case-Fair : The Total market value of all goods and services produced within a given period by factor of production located within a country. 12

Output Nasional : Case-Fair Case-Fair : Nilai barang dan jasa akhir berdasarkan arga pasar, yang diproduksi oleh sebuah perekonomian dalam suatu periode dengan menggunakan faktor produksi yang berlokasi dalam perekonomian tersebut. 13

Output Nasional : Case-Fair Point : 1. Produk dan jasa akhir, dalam pengertian yang dihitung dalam PDB adalah barang dan jasa yang digunakan pemakai terakhir (untuk konsumsi) 14

Output Nasional : Case-Fair Point : 2. Harga pasar, yang menunjukkan bahwa nilai output nasional tersebut dihitung berdasarkan tingkat harga yang berlaku pada periode yang bersangkutan 15

Output Nasional : Case-Fair Point : 3. Faktor-faktor produksi yang berlokasi di negara yang bersangkutan, dalam arti bahwa perhitungan PDB tidak mempertimbangkan asal faktor produksi (PMA atau PMDN) yang digunakan untuk menghasilkan output 16

Circular Flow of Macroeconomic Activity

Circular Flow of Macroeconomic Activity Sektor Makro Ekonomi: 1. Sektor rumah tangga (Household), yang terdiri atas sekumpulan individu yang dianggap homogen dan identik 18

Circular Flow of Macroeconomic Activity Sektor Rumah Tangga Memiliki faktor produksi yang dibutuhkan untuk proses produksi barang dan jasa privat maupun barang dan jasa publik 19

Circular Flow of Macroeconomic Activity Faktor Produksi : Kesediaan untuk bekerja tenaga kerja Barang Modal tanah Uag dan kesediaan menanggung resiko perusahaan saham 20

Circular Flow of Macroeconomic Activity Sektor Makro Ekonomi: 2. Sektor Perusahaan (Firms), yang terdiri atas sekumpulan perusahaan yang memproduksi barang dan jasa. 21

Circular Flow of Macroeconomic Activity Kontribusi Perusahaan : Sektor Perusahaan (Firms), memberikan gaji untuk kesediaan bekerja upah Pendapatan bunga untuk kesediaan meminjamkan uang. Pendapatan sewa untuk penggunaan barang modal Pembagian deviden 22

Consumption and Purchase Final Goods and Services Rumah Tangga Jasa Produktif TK, barang modal,dsb Perusahaan Gaji, Bunga, Deviden, Bunga 23

Circular Flow of Macroeconomic Activity Sektor Makro Ekonomi: 3. Sektor Pemerintah (Government), yang memiliki kewenangan politik untuk mengatur kegiatan masyarakat dan perusahaan. 24

Circular Flow of Macroeconomic Activity Sektor Pemerintah Berfungsi menyediakan barang publik. Karena barnag publik tidak bisa disediakan oleh mekanisme pasar, maka pemerintah menarik pajak dari rumah tangga 25

Circular Flow of Macroeconomic Activity Sektor Pemerintah Melakukan pengeluaran berupa pembelian barang dan jasa dari sektor perusahaan. 26

Circular Flow of Macroeconomic Activity Sektor Rumah Tangga + Sektor Perusahaan + Sektor Pemerintah = Closed Economy 27

Circular Flow of Macroeconomic Activity Sektor Makro Ekonomi: 4. Sektor Luar Negeri (Foreign), yaitu sektor perekonomian dunia, di mana perekonomian melakukan transaksi eksporimpor 28

29

Tiga Pasar Utama 30

Tiga Pasar Utama 1. Pasar Barang (Goods and Services Market) 2. Pasar Tenaga Kerja (Labour Market) 3. Pasar Uang dan Modal (Money and Capital Market) 31

Tiga Pasar Utama : Pasar Barang Adalah pertemuan antara permintaan dan penawaran barang dan jasa. Dalam ekonomi tertutup, permintaan berasal dari rumah tangga dan pemerintah. Penawaran dari perusahaan 32

Tiga Pasar Utama : Pasar Barang Dalam ekonomi modern tidak semua perusahaan memproduksi bahan baku sendiri. Intermediate Input input yang diperoleh dari perusahaan lain. 33

Tiga Pasar Utama : Pasar Tenaga Kerja Adalah interaksi antara permintaan dan penawaran tenagekerja. Dalam ekonomi tertutup maka penawaran berasal dari rumah tangga. Permintaan dari perusahaan dan pemerintah 34

Tiga Pasar Utama : Pasar Tenaga Kerja Dalam ekonomi terbuka maka penawaran dan permintaan tenaga kerja bisa berasal dari luar negeri 35

Tiga Pasar Utama : Pasar Uang dan Modal Adalah interaksi antara permintaan dan penawaran modal dan uang. Yang dijual bukan fisik uang, namun hak penggunaan uang. 36

Tiga Pasar Utama : Pasar Uang dan Modal Penawaran berasal dari pihak yang bersedia menunda hak penggunaan uang, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. 37

Tiga Pasar Utama : Pasar Uang dan Modal Permintaan berasal dari pihak yang membutuhkan uang, dengan bersedia membayar cost of money yaitu bunga. Jangka waktu : Setahun atau kurang : pasar uang Diatas setahun : pasar modal 38

Metode Penghitungan Pendapatan Nasional 39

Sir William Petty (1665) : pendapatan nasional kerajaan Inggris 40 juta pound 40

Metode Penghitungan Pendapatan Nasional 1. Metode Output/Produksi 2. Metode Pendapatan 3. Metode Pengeluaran 41

Diagram Pendapatan Nasional Produksi Produksi Pengeluaran Pengeluaran Pendapatan Pendapatan 42

Metode Penghitungan Pendapatan Nasional : Metode Output atau Metode Produksi Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product) adalah total output (produksi) yang dihasilkan oleh suatu perekonomian. Dilakukan dengan membagi perekonomian dalam Industrial Origin 43

Metode Penghitungan Pendapatan Nasional : Metode Output atau Metode Produksi Untuk menghindari double counting maka yang dijumlahkan adalah nilai tambah (value added) masingmasing sektor. 44

Metode Penghitungan Pendapatan Nasional : Metode Output atau Metode Produksi Nilai Tambah (NT) adalah selisih antara nilai output (NO) dengan nilai input antara (NI) NT = NO NI 45

Metode Penghitungan Pendapatan Nasional : Metode Output atau Metode Produksi Contoh : Sektor 1. Pertanian (Kapas) 2. Pabrik Benang 3. Pabrik Tekstil 4. Industri Garmen 5. Perdagangan (Pakaian) Nilai Output Nilai Input Nilai Tambah 300 400 600 900 1250 0 300 400 600 900 300 100 200 300 350 46

Metode Penghitungan Pendapatan Nasional : Metode Output atau Metode Produksi PDB = 300+100+200+300+350 = 1250 47

Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Miliar Rupiah) Lapangan Usaha 2007 2008* 2009** 1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 541,931.5 716,065.3 858,252.0 2. Pertambangan & Penggalian 440,609.6 540,605.3 591,531.7 1,068,653.9 1,380,713.1 1,480,905.4 a. Industri Migas 182,324.3 242,043.0 213,706.5 b. Industri Bukan Migas 886,329.6 1,138,670.1 1,267,198.9 34,723.8 40,846.1 46,823.1 5. Konstruksi 304,996.8 419,642.4 554,982.2 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 592,304.1 691,494.7 750,605.0 7. Pengangkutan dan Komunikasi 264,263.3 312,190.2 352,407.2 a. Pengangkutan 149,973.5 171,246.8 181,616.4 b. Komunikasi 114,289.8 140,943.4 170,790.8 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 305,213.5 368,129.7 404,116.4 9. Jasa-jasa 398,196.7 481,669.9 573,818.7 a. Pemerintahan Umum 205,343.9 257,547.7 318,580.8 b. Swasta 192,852.8 224,122.2 255,237.9 Produk Domestik Bruto 3,950,893.2 4,951,356.7 5,613,441.7 Produk Domestik Bruto Tanpa Migas 3,534,406.5 4,427,193.3 5,146,512.1 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas & Air Bersih 48

Metode Penghitungan Pendapatan Nasional : Metode Pendapatan Metode Pendapatan memandang nilai output perekonomian sebagai nilai total balas jasa atas faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. 49

Metode Penghitungan Pendapatan Nasional : Metode Pendapatan Q = f (L,K,U,E) Q Output L Labor K Kapital U Uang/Finansial E Entrepreneurship 50

Metode Penghitungan Pendapatan Nasional : Metode Pendapatan Jenis balas jasa : Tenaga kerja : upah atau gaji Kapital : Sewa Uang : bunga Entrepeneur : profit Total balas jasa : National Income 51

Metode Penghitungan Pendapatan Nasional : Metode Pendapatan NI = w + I + r + π NI National Income w wage I interest r rent π profit 52

Metode Penghitungan Pendapatan Nasional : Metode Pendapatan Contoh : National Income di Amerika tahun 1994 (US$ miliar) Sektor Nilai Output Pendapatan Upah Pendapatan Non Gaji Keuntungan Perusahaan Pendapatan Bunga Netto Pendapatan sewa 4.004,6 473,7 542,7 409,7 27,7 National Income 5.458,4 53

Metode Penghitungan Pendapatan Nasional : Metode Pengeluaran Metode Pengeluaran memandang bahwa PDB merupakan nilai total pengeluaran dari pelaku ekonomi dalam waktu tertentu 54

Metode Penghitungan Pendapatan Nasional : Metode Pengeluaran Jenis Pengeluaran : a) Konsumsi rumah tangga b) Konsumsi pemerintah c) Pengeluaran investasi d) Ekspor netto 55

Metode Penghitungan Pendapatan Nasional : Metode Pengeluaran a) Konsumsi rumah tangga, merupakan pengeluaran yang digunakan untuk konsumsi akhir, baik barang dan jasa yang habis pakai dalam tempo setahun atau kurang, maupun barang yang dapat dipakai lebih dari setahun. 56

Metode Penghitungan Pendapatan Nasional : Metode Pengeluaran b) Konsumsi pemerintah merupakan pengeluaran yang digunakan untuk membeli barang dan jasa akhir, sedangkan pengeluaran untuk tunjangan sosial tidak masuk dalam pengeluaran konsumsi 57

Metode Penghitungan Pendapatan Nasional : Metode Pengeluaran c) Pengeluaran Investasi merupakan pengeluaran sektor dunia usaha untuk memelihara dan memperbaiki kemampuan menciptakan/meningkatkan nilai tambah. Disebut juga Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (Gross Domestic Fix Capital Formation) 58

Metode Penghitungan Pendapatan Nasional : Metode Pengeluaran c) Pengeluaran Investasi Untuk mengetahui potensi produksi maka akan lebih tepat bila yang dihitung adalah investasi netto yaitu investasi bruto dikurangi penyusutan 59

Metode Penghitungan Pendapatan Nasional : Metode Pengeluaran c) Pengeluaran Investasi Menunjukkan bahwa pendekatan pengeluaran lebih mempertimbangkan barang-barang modal baru (newly capital goods) karena barang modal tersebut merupakan output baru. 60

Metode Penghitungan Pendapatan Nasional : Metode Pengeluaran d) Ekspor Netto merupakan selisih antara nilai ekpor dengan impor. PDB = C + I + G + (X-M) C Konsumsi rumah tangga I Pengeluaran Investasi G Konsumsi Pemerintah X Eksport M Impor 61

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO MENURUT PENGGUNAAN ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 JENIS PENGGUNAAN 2006 2007 2008 2009 210,260,292 223,820,060 235,432,864 254,791,295 191,199,232 203,247,262 212,668,089 229,341,156 Lembaga Non Profit Rumah Tangga 1,828,139 1,918,386 1,947,926 2,052,010 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 17,232,920 18,654,412 20,816,850 23,398,130 50,311,879 51,673,609 54,702,839 57,559,552 6,497,666 7,508,987 6,417,580-1,311,832 0 0 0 0 Ekspor barang dan jasa 136,882,084 144,585,355 153,057,880 167,205,089 Impor barang dan jasa (-/-) 132,702,604 139,773,827 144,688,475 158,033,557 Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga Pembentukan modal tetap domestik bruto Perubahan inventori Diskrepansi statistik 1) PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 62 271,249,317 287,814,184 304,922,688 320,210,548

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO MENURUT PENGGUNAAN ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 2009 2008 2007 2006 0.00% Pengeluaran Konsumsi, 79.60% Pembentukan modal tetap domestik bruto, 18.00% Pengeluaran Konsumsi, 77.20% Pembentukan modal tetap domestik bruto, 17.90% Pengeluaran Konsumsi, 77.80% Pembentukan modal tetap domestik bruto, 18.00% Pengeluaran Konsumsi, 77.50% Pembentukan modal tetap domestik bruto, 18.50% 30.00% Net Export Pembentukan modal tetap domestik bruto 60.00% Perubahan inventori Pengeluaran Konsumsi 90.00% 63

PDB Harga Berlaku vs Harga Konstan 64

Harga Berlaku vs Harga Konstan FAKTA : PDB menggunakan satuan moneter yaitu satuan mata uang untuk memudahkan perhitungan. Merupakan perkalian antara Price dan Quantity. Price mengalami kenaikan harga dari waktu ke waktu. 65

Harga Berlaku vs Harga Konstan HARGA BERLAKU PDB2009 = Quantity2009 x Price2009 PDB2010 = Quantity2010 x Price2010 PDB2011= Quantity2011 x Price2011 66

Harga Berlaku vs Harga Konstan HARGA KONSTAN TAHUN DASAR 2009 PDB2009 = Quantity2009 x Price2009 PDB2010 = Quantity2010 x Price2009 PDB2011= Quantity2011 x Price2009 67

Harga Berlaku vs Harga Konstan Pertumbuhan PDB Harga Konstan disebut juga : Economic Growth 68

Harga Berlaku vs Harga Konstan JENIS PENGGUNAAN Berlaku Konstan 2000 Pengeluaran Konsumsi 521,803,612 254,791,295 Rumah tangga 463,592,926 229,341,156 Lembaga Non Profit Rumah Tangga 4,306,004 2,052,010 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 53,904,682 23,398,130 122,639,584 57,559,552 8,580,645-1,311,832 0 0 Ekspor barang dan jasa 317,540,836 167,205,089 Impor barang dan jasa (-/-) 286,333,743 158,033,557 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 684,230,934 320,210,548 69 Pembentukan modal tetap domestik bruto Perubahan Stok Diskrepansi statistik 1)

See you next time 70