OPTIMASI TEKNIK STRUKTUR ATAS JEMBATAN BETON BERTULANG (STUDI KASUS: JEMBATAN DI KABUPATEN PEGUNUNGAN ARFAK)

dokumen-dokumen yang mirip
PERHITUNGAN SLAB LANTAI JEMBATAN

Rico Daniel Sumendap Steenie E. Wallah, M. J. Paransa Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado

II. TINJAUAN PUSTAKA. rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain ( jalan

PERHITUNGAN VOIDED SLAB JOMBOR FLY OVER YOGYAKARTA Oleh : Ir. M. Noer Ilham, MT. [C]2008 :MNI-EC

BEBAN JEMBATAN AKSI KOMBINASI

PERHITUNGAN PILECAP JEMBATAN PANTAI HAMBAWANG - DS. DANAU CARAMIN CS

PERHITUNGAN GELAGAR JEMBATAN BALOK-T A. DATA STRUKTUR ATAS

Mencari garis netral, yn. yn=1830x200x x900x x x900=372,73 mm

PERHITUNGAN STRUKTUR BOX CULVERT

Perancangan Struktur Atas P7-P8 Ramp On Proyek Fly Over Terminal Bus Pulo Gebang, Jakarta Timur. BAB II Dasar Teori

ANAAN TR. Jembatan sistem rangka pelengkung dipilih dalam studi ini dengan. pertimbangan bentang Sungai Musi sebesar ±350 meter. Penggunaan struktur

BAB III METODOLOGI DESAIN

LAMPIRAN 1. DESAIN JEMBATAN PRATEGANG 40 m DARI BINA MARGA

PERENCANAAN BANGUNAN ATAS JEMBATAN LENGKUNG RANGKA BAJA KRUENG SAKUI KECAMATAN SUNGAI MAS KABUPATEN ACEH BARAT

BAB 3 LANDASAN TEORI. perencanaan underpass yang dikerjakan dalam tugas akhir ini. Perencanaan

OPTIMASI BERAT STRUKTUR RANGKA BATANG PADA JEMBATAN BAJA TERHADAP VARIASI BENTANG. Heavy Optimation Of Truss At Steel Bridge To Length Variation

JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM, Vol. 11 No. 1

PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN LENGKUNG RANGKA BAJA DUA TUMPUAN BENTANG 120 METER Razi Faisal 1 ) Bambang Soewarto 2 ) M.

Universitas Sumatera Utara

ANALISIS BEBAN JEMBATAN

Gambar III.1 Pemodelan pier dan pierhead jembatan

BAB III LANDASAN TEORI. jalan raya atau disebut dengan fly over/ overpass ini memiliki bentang ± 200

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN RANDUSONGO DI KABUPATEN SLEMAN, PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR...iv. DAFTAR ISI...vi. DAFTAR GAMBAR...

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah dengan analisis studi kasus

5.4 Perencanaan Plat untuk Bentang 6m

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. dibebani gaya tekan tertentu oleh mesin tekan.

Evaluasi Kekuatan Struktur Atas Jembatan Gandong Kabupaten Magetan Dengan Pembebanan BMS 1992

PERBANDINGAN PERANCANGAN JUMLAH DAN LUASAN TULANGAN BALOK DENGAN CARA ACI DAN MENGGUNAKAN PROGRAM STAAD2004

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN MALO-KALITIDU DENGAN SYSTEM BUSUR BOX BAJA DI KABUPATEN BOJONEGORO M. ZAINUDDIN

CONTOH CARA PERHITUNGAN JEMBATAN RANGKA BATANG

BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN. Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi

PERHITUNGAN GELAGAR JEMBATAN BALOK T

PERENCANAAN PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN BETON BERTULANG JALAN RAPAK MAHANG DI DESA SUNGAI KAPIH KECAMATAN SAMBUTAN KOTA SAMARINDA

PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN BETON PRATEGANG SEI DELI KECAMATAN MEDAN-BELAWAN TUGAS AKHIR GRACE HELGA MONALISA BAKARA NIM:

D4 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Underpass berbentuk kotak Sumber:

PERENCANAAN UNDERPASS JALAN LAKSDA ADISUTJIPTO YOGYAKARTA (STUDI KASUS DI PERSIMPANGAN JALAN BABARASARI DAN JALAN LAKSDA ADISUTJIPTO)

Jembatan Komposit dan Penghubung Geser (Composite Bridge and Shear Connector)

PERANCANGAN JEMBATAN KATUNGAU KALIMANTAN BARAT

LANDASAN TEORI. Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN SLAB LANTAI DAN BALOK JEMBATAN BETON PRATEGANG SEI DALU-DALU, KABUPATEN BATU BARA, SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR

OLEH : ANDREANUS DEVA C.B DOSEN PEMBIMBING : DJOKO UNTUNG, Ir, Dr DJOKO IRAWAN, Ir, MS

DAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL

STUDI PENGGUNAAN, PERBAIKAN DAN METODE SAMBUNGAN UNTUK JEMBATAN KOMPOSIT MENGGUNAKAN LINK SLAB

PENGUJIAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG KONVENSIONAL

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN JUANDA DENGAN METODE BUSUR RANGKA BAJA DI KOTA DEPOK

OPTIMALISASI STRUKTUR RANGKA JEMBATAN RANGKA BATANG BAJA TIPE WARREN

Analisis Konstruksi Jembatan Busur Rangka Baja Tipe A-half Through Arch. Bayzoni 1) Eddy Purwanto 1) Yumna Cici Olyvia 2)

DESAIN JEMBATAN BARU PENGGANTI JEMBATAN KUTAI KARTANEGARA DENGAN SISTEM BUSUR

PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN BANGILTAK DESA KEDUNG RINGIN KECAMATAN BEJI KABUPATEN PASURUAN DENGAN BUSUR RANGKA BAJA

DAFTAR NOTASI. A cp. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

BAB III METODE PENELITIAN

Kajian Pengaruh Panjang Back Span pada Jembatan Busur Tiga Bentang

BAB III LANDASAN TEORI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB II STUDI PUSTAKA

MODUL 4 STRUKTUR BAJA II S E S I 1 & S E S I 2. Perencanaan Lantai Kenderaan. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

PERANCANGAN JEMBATAN TAHOTA II KABUPATEN MANOKWARI PROVINSI PAPUA BARAT

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN

BAB V PERHITUNGAN STRUKTUR

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan

MODUL 6. S e s i 5 Struktur Jembatan Komposit STRUKTUR BAJA II. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

BAB IV PERENCANAAN AWAL (PRELIMINARY DESIGN)

OPTIMALISASI DESAIN JEMBATAN LENGKUNG (ARCH BRIDGE) TERHADAP BERAT DAN LENDUTAN

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN

Standar Pembebanan Pada Jembatan Menurut SNI The Loading Standards on Bridges According to SNI

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pelat Pertemuan - 2

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL BANDUNG

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK

Nama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung. Tugas Akhir

BAB III LANDASAN TEORI

TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG STRUKTUR JEMBATAN MERR II-C DENGAN MENGGUNAKAN BALOK PRATEKAN MENERUS (STATIS TAK TENTU)

D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Eksentrisitas dari pembebanan tekan pada kolom atau telapak pondasi

Andini Paramita 2, Bagus Soebandono 3, Restu Faizah 4 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi, yaitu konstruksi struktur atas dan struktur bawah jembatan. Bagianbagian

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

MODUL 4 STRUKTUR BAJA II S E S I 1 & S E S I 2. Perencanaan Lantai Kenderaan. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STRUKTUR JEMBATAN BAJA KOMPOSIT

Q p. r-i. tti 01" < < IX. 4 S --1 ,..J -13. r-i. r-i. r-i C<J. r-j

DAFTAR NOTASI. xxvii. A cp

MODIFIKASI PERANCANGAN JEMBATAN TRISULA MENGGUNAKAN BUSUR RANGKA BAJA DENGAN DILENGKAPI DAMPER PADA ZONA GEMPA 4

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DAFTAR NOTASI. = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balok-kolom (mm²) = Luas penampang tiang pancang (mm²)

xxv = Kekuatan momen nominal untuk lentur terhadap sumbu y untuk aksial tekan yang nol = Momen puntir arah y

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram

PERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN JALAN RAYA DENGAN KONTRUKSI LENGKUNG DI SUNGAI DISANAH DESA MARPARAN KECAMATAN SRESEH KABUPATEN SAMPANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Konstruksi Jembatan Busur Rangka Baja Tipe A-half Through Arch. Yumna Cici Olyvia 1) Bayzoni 2) Eddy Purwanto 3)

BAB III LANDASAN TEORI. gelagar u atau PCU girder. Pemilihan struktur PCU girder dikarenakan struktur ini

PERENCANAAN JEMBATAN MALANGSARI MENGGUNAKAN STRUKTUR JEMBATAN BUSUR RANGKA TIPE THROUGH - ARCH. : Faizal Oky Setyawan

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

MODUL 4 STRUKTUR BAJA II. Perencanaan Lantai Kenderaan. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

Transkripsi:

OPTIMASI TEKNIK STRUKTUR ATAS JEMBATAN BETON BERTULANG (STUDI KASUS: JEMBATAN DI KABUPATEN PEGUNUNGAN ARFAK) Christhy Amalia Sapulete Servie O. Dapas, Oscar H. Kaseke Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado Email: chychy.sapulete@gmail.com ABSTRAK Dalam bidang ilmu Teknik Sipil, optimasi bertujuan untuk memperoleh hasil desain yang ekonomis. Salah satu cara adalah dengan membandingkan hasil perencanaan dari beberapa alternatif. Dalam penulisan ini, optimasi teknik diaplikasikan terhadap perencanaan struktur atas jembatan beton bertulang berbentuk studi kasus terhadap tipe Jembatan Gelagar Beton Bertulang Balok T di Kabupaten Pegunungan Arfak dengan bentang jembatan 20 m dan lebar 10 m, dibandingkan dengan alternatif lain, yakni dengan tipe Jembatan Gelagar Boks Beton. Analisis perencanaan menggunakan standar pembebanan RSNI T-02-2005 dan menggunakan data yang sesuai dengan perencanaan semula. Dari analisis yang dilakukan dengan menggunakan standar pembebanan RSNI T-02-2005 diperoleh bahwa gelagar balok T yang telah direncanakan semula dalam kasus ini tidak memenuhi syarat penulangan sehingga dilakukan perencanaan kembali tulangan yang memenuhi syarat untuk digunakan pada gelagar balok T dan direncanakan ulang dalam bentuk tipe Jembatan Gelagar Boks Beton dengan menggunakan besar beban yang sama, diperoleh hasil optimasi bahwa gelagar boks dapat mereduksi penggunaan jumlah penulangan dan volume beton dibandingkan dengan gelagar balok T. Kata Kunci: Struktur Atas Jembatan Beton Bertulang, Pembebanan RSNI-T-02-2005, Gelagar Balok T, Gelagar Boks Beton PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Konstruksi jembatan yang berfungsi untuk menghubungkan lalu lintas jalan raya dapat dibuat dengan berbagai alternatif tergantung pada kondisi topografisnya dan perlintasan jalan yang direncanakan. Pada jaringan jalan raya di Kabupaten Pegunungan Arfak, Provinsi Papua Barat, terdapat beberapa pembangunan konstruksi jembatan, dan terbanyak yang dibangun adalah jenis jembatan beton bertulang. Salah satu dari jembatan tersebut melintasi sungai Inggemun yang terletak diantara Kampung Penibut dan Kampung Ulong, Kabupaten Pegunungan Arfak. Struktur bangunan atas untuk jembatan ini direncanakan mengikuti Standar Jembatan Gelagar Beton Bertulang Balok T yang dikeluarkan oleh Bina Program Jalan, Direktorat Jendral Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum. Jaringan jalan raya di daerah ini sedang dalam masa pembangunan sehingga akan ada lalu lintas berupa jenis kendaraan seperti truk dan alat berat lain. Jembatan tersebut direncanakan dengan bentang 20 m dan lebar rencana jembatan 10 m. Struktur jembatan beton bertulang dapat dibuat dengan berbagai alternatif, maka dalam tugas akhir ini akan ditinjau alternatif selain dari konstruksi Jembatan Gelagar Beton Bertulang Balok T, yakni dengan tipe Jembatan Gelagar Boks Beton. Tipe Jembatan Gelagar Boks Beton lebih ekonomis digunakan untuk bentang ±18 30 m, sehingga akan dihitung optimasi dari penggunaan tipe Jembatan Gelagar Boks Beton dibandingkan dengan tipe Gelagar Beton Bertulang Balok T untuk bentang 20 m. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kapasitas struktur bangunan atas dari perencanaan jembatan yang telah ada dan merencanakan struktur bangunan atas dari tipe jembatan gelagar boks beton serta membandingkan hasil dari kedua tipe jembatan tersebut. 233

UDL (kpa) Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.4 April 2016 (233-240) ISSN: 2337-6732 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah dapat membandingkan alternatif lain dari standar struktur jembatan yang ada. TINJAUAN PUSTAKA Jembatan Jembatan adalah suatu konstruksi yang dibuat untuk menghubungkan atau meneruskan jalan yang satu dengan yang lainnya yang melalui suatu rintangan yang berada jauh lebih rendah. Konstruksi suatu jembatan terdiri dari bangunan atas dan bangunan bawah. Pembebanan Jembatan Perhitungan pembebanan yang bekerja pada jembatan dihitung berdasarkan Standar Pembebanan untuk Jembatan RSNI T 02 2005, dengan beban-beban yang ditinjau, yaitu: a. Berat Sendiri Berat sendiri adalah beban mati dari struktur jembatan yang merupakan berat dari material jembatan dan bersifat permanen. b. Beban Lajur D Beban lajur D merupakan beban transien yang diperhitungkan sebagai akibat dari beban kendaraan. Beban lajur D terdiri dari: o Uniformly Distributed Load (UDL): UDL mempunyai intensitas q (dalam kpa), dimana besarnya tergantung pada panjang total yang dibebani L (bentang jembatan) seperti berikut: Untuk L 30 m: q = 9.0 kpa Untuk L > 30 m: q = 9.0 0.5 + 15 L kpa Penyebaran Beban D pada Arah Melintang: Intensitas beban lajur D untuk beban UDL maupun KEL dipengaruhi oleh lebar jembatan. RSNI T 02 2005 memberikan penyebaran beban D terhadap lebar jembatan sebagai berikut: o Lebar jembatan b < 5.5 m o Pada kondisi ini, beban D dianggap bekerja 100% pada seluruh lebar jembatan. Lebar jembatan b > 5.5 m Pada kondisi ini, beban D dianggap bekerja 100% pada 5.5 m di tengah bentang jembatan, dan bekerja 50% pada bagian yang lain. o Susunan alternative untuk lebar jembatan b > 5.5 m Pada kondisi ini, beban D dianggap bekerja 100% pada 5.5 m di tepi bentang jembatan, dan bekerja 50% pada bagian yang lain. c. Beban Truk T Grafik 1. Beban UDL terhadap bentang Sumber : RSNI T 02 2005 o Knife Edge Load (KEL): dengan besarnya intensitas p adalah 49.0 kn/m, dan ditempatkan tegak lurus dari arah lalu lintas pada jembatan. Gambar 1. Beban Truk T (500 kn) Sumber : RSNI T 02 2005 d. Dynamic Load Allowance (DLA) Untuk beban garis KEL: DLA merupakan fungsi dari panjang bentang ekuivalen (Grafik 2) 234

DLA Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.4 April 2016 (233-240) ISSN: 2337-6732 Analisis Beton Bertulang a. Beton Bertulang Tunggal Grafik 2. Faktor Beban Dinamis untuk KEL pada Pembebanan Lajur D Sumber : RSNI T 02 2005 Untuk beban truk T : diambil DLA 30%. Harga DLA yang dihitung, digunakan pada seluruh bagian bangunan yang berada diatas permukaan tanah. e. Beban Angin Jika suatu kendaraan sedang berada diatas jembatan, beban garis merata tambahan arah horizontal harus diterapkan pada permukaan lantai seperti diberikan dengan rumus: T EW = 0.0012 * C W * (V W ) 2 * Ab dimana: T EW = Gaya akibat beban angin = Kecepatan angin rencana V W C W Ab = Koefisien seret = luas koefisien bagian samping jembatan f. Gaya Rem Pengaruh gaya rem diperhitungkan sebesar 5% dari beban D tanpa dikalikan dengan faktor dinamis, dimana gaya rem dianggap bekerja horizontal dengan titik tangkap setinggi 1.80 m di atas permukaan lantai kendaraan. g. Gaya akibat Gempa Pengaruh gempa pada struktur sederhana disimulasikan oleh beban statik ekivalen. Beban rencana gempa minimum diperoleh dari rumus: T EQ = Kh * I * W T dimana: T EQ = Gaya geser dasar total dalam arah yang ditinjau I = Faktor kepentingan W T = Berat nominal bangunan yang mempengaruhi percepatan gempa K = Koefisien gempa, Kh=C*S C = Koefisien geser dasar untuk daerah, waktu dan kondisi setempat S = Faktor tipe bangunan Besarnya faktor blok tegangan persegi ekivalen (β) bergantung pada nilai mutu beton, yaitu: Untuk fc 30 Mpa,maka β = 0.85 Untuk fc > 30 Mpa, maka β dihitung: = 0. 5 0.05 0 Dari gambar diatas, resultan gaya yang terjadi adalah sebagai berikut: Gaya tekan beton yang terjadi: C = 0.85fc * a * b (1) Gaya tarik baja tulangan yang terjadi: T = As * fy (2) Dengan (Pers. 1) sama dengan (Pers. 2), maka keseimbangan gaya horizontal yang terjadi: C = T (3) 0.85fc * a * b = As * fy =. (4) Dengan jarak antara resultan gaya tekan beton dan gaya tarik tulangan sejauh d a/2, sehingga momen internal akan dihitung: Mu = As * fy * (d a/2) (5) b. Beton Bertulang Ganda Dari gambar diatas, resultan gaya yang terjadi adalah sebagai berikut: Gaya tekan beton yang terjadi: Cc1 = 0.85fc * (a*b As ) (6) Cs = As * fs (7) Gaya tarik baja tulangan yang terjadi: T = As * fy (2) 235

Total gaya tekan yang bekerja pada beton (Pers. 6) dan (Pers. 7) sama dengan gaya tarik yang bekerja pada baja tulangan (Pers. 2), maka keseimbangan gaya horizontal yang terjadi: C = T (3) 0.85fc *(a*b As ) + As *fs = As * fy Dalam desain tulangan beton, digunakan nilai α yang merupakan rasio tulangan tarik terhadap tulangan tekan dengan interval nilai α adalah 0 < α < 1 As = α * As (8) α = rasio tulangan tekan terhadap tulangan tarik, diambil 0 < α < 1 = c. Balok T Beton Bertulang.. (9) Diuraikan sebagai berikut: Cc1 = 0.85fc * (a*b As ) (Pers. 10) Dari gambar diatas, resultan gaya yang terjadi adalah sebagai berikut: Gaya tekan beton yang terjadi: Cc1 = 0.85fc * (a*b As ) (Pers. 10) Cc2 = 0.85fc * (bf bw)*tf (Pers. 11) Cs = As * fs (Pers. 7) Gaya tarik baja tulangan yang terjadi: T = As * fy (Pers. 2) Keseimbangan gaya horizontal yang terjadi: ΣH = 0 Cc1 + Cc2 + Cs = T (Pers. 3) 0.85fc * (a * bw As ) + 0.85fc * (bf bw) * tf + As * fs = As * fy =. [ ] (Pers. 12). d. Balok Boks Beton Bertulang Analisis balok boks dalam segala hal tidak berbeda dengan prinsip balok persegi. Bentuk tidak menjadi sesuatu hal yang rumit bila diperoleh titik berat penampang yang tertekan setinggi tinggi balok tekan a. Bila disamakan bw = bf, maka analisis balok boks sama dengan balok T. Cc2 = 0.85fc * (bf bw)*tf (Pers. 11) Cs = As * fs (Pers. 7) Gaya tarik baja tulangan yang terjadi: T = As * fy (Pers. 2) METODOLOGI PENELITIAN Prosedur Penelitian Metode penelitian dalam menyusun tugas akhir ini merupakan studi pustaka dan studi terapan dan proses perencanaan struktur atas jembatan beton bertulang yang telah ada. 236

Tahapan Penelitian Prosedur Desain Tulangan Tunggal Balok Persegi 237

Prosedur Desain Tulangan Ganda Balok Persegi Prosedur Desain Tulangan Balok T 238

PERHITUNGAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN Analisis Struktur Atas Jembatan Gelagar Balok T Dari hasil perhitungan pembebanan berdasarkan Standar Pembebanan untuk Jembatan RSNI T 02 2005, diperoleh: o Kombinasi Momen Ultimit Perencanaan Struktur Atas Jembatan Gelagar Boks Dengan menggunakan beban momen yang sama besar, direncanakan ulang struktur atas jembatan dengan tipe Gelagar Boks Beton. o Perhitungan Pelat Lantai Jembatan Momen rencana = 12005,74 kn.m o Perhitungan Tulangan Balok Gelagar Tulangan lentur o Kombinasi Gaya Geser Dan dengan sengkang yang dipakai 2D12 120 PENUTUP Gaya geser rencana = 2399,91 kn Dari hasil analisis struktur, diperoleh bahwa struktur penampang dalam studi kasus, yaitu tipe Gelagar Balok T, hanya mampu menahan beban momen sebesar 5072,121 kn.m. Perencanaan struktur dalam studi kasus mengikuti Standar Jembatan Gelagar Beton Bertulang Balok T yang dikeluarkan oleh Bina Program Jalan, Direktorat Jendral Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum yang menggunakan standar pembebanan dari Peraturan Muatan untuk Jembatan Jalan Raya No.12 Tahun 1970, sehingga dengan menggunakan Standar Pembebanan untuk Jembatan RSNI T 02 2005, struktur yang direncakan semula tidak mampu menahan beban momen akibat pembebanan. Dengan beban momen yang sama, dihitung kembali penulangan untuk struktur jembatan gelagar balok T. Kesimpulan Dengan menggunakan standar pembebanan dari RSNI T-02-2005, struktur atas jembatan gelagar balok T yang telah direncanakan dalam studi kasus tidak mampu menahan beban momen akibat pembebanan. Sehingga tanpa mengubah dimensi dari struktur semula, telah dihitung kembali penulangan struktur semula untuk menahan momen lentur akibat beban. Diperoleh hasil perencanaan tulangan lentur yang digunakan pada struktur semula, yaitu tulangan tarik 27Ø32 dan tulangan tekan 6Ø32. Dengan perbandingan terhadap beban momen yang sama besar, diperoleh bahwa gelagar boks lebih mereduksi penggunaan penulangan dibandingkan dengan gelagar balok T. Dari desain alternatif, yaitu gelagar boks beton, diperoleh hasil perencanaan tulangan lentur yang digunakan adalah sebanyak 24Ø32 tulangan tarik dan tulangan tekan 5Ø32. Dengan tulangan geser yang digunakan, 2D12 120. 239

Dengan hasil yang lebih efisien, jembatan gelagar boks mampu mengoptimasi gelagar balok T dari segi kekuatan struktur yang mampu menahan beban dan dari segi penggunaan material struktur. Saran Kondisi perencanaan jembatan eksisting yang masih mengikuti standar pembebanan Peraturan Muatan untuk Jembatan Jalan Raya No. 12/1970 tidak cukup mampu menahan beban yang telah dikaji ulang dalam RSNI T-02-2005. Maka disarankan dalam perencanaan selanjutnya untuk mengikuti standar pembebanan yang telah dikaji dalam versi terbaru untuk memenuhi kebutuhan perencanaan dalam menghasilkan jembatan yang layak digunakan. Jika akan ada yang melakukan penulisan tugas akhir tentang jembatan, disarankan untuk mencari optimum dimensi penampang dan jarak antar gelagar untuk kedua jenis gelagar dalam bentang yang tersedia. DAFTAR PUSTAKA --------. Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan Bagian 2 Beban Jembatan, Bridge Management System 1992 --------. Perencanaan Struktur Beton untuk Jembatan, RSNI T-12-2004, Standar Nasional Indonesia --------. Gambar Standar Pekerjaan Jalan dan Jembatan Volume Dua, 2005. Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga --------. Standar Pembebanan untuk Jembatan, RSNI T-02-2005, Standar Nasional Indonesia --------. Perencanaan Struktur Beton Bertulang untuk Jembatan, 2008. Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga Supriyadi, Bambang; Muntohar, Agus Setyo, 2005, Jembatan, Edisi Pertama, Cetakan kelima, Penerbit Beta Offset, Yogyakarta. 240