BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. DESKRIPSI PROSES. Pembuatan kalsium klorida dihidrat dapat dilakukan dengan beberapa macam proses:

Prarancangan Pabrik Kalsium Klorida dari Kalsium Karbonat dan Asam Klorida Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pendirian Pabrik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

NAMA : CRISTOPEL L TOBING NIM : UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa proses

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Prarancangan Pabrik Magnesium Oksid dari Bittern dan Batu Kapur dengan Kapasitas 40.

Reaksi Dan Stoikiometri Larutan

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan

Prarancangan Pabrik Trisodium Fosfat dari Asam Fosfat, Sodium Karbonat, dan Sodium Hidroksida dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2

Reaksi dan Stoikiometri Larutan

Prarancangan Pabrik Gipsum dengan Proses Desulfurisasi Gas Buang PLTU dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

STOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2!

KONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI

Prarancangan Pabrik Sodium Tetra Silikat (Waterglass) dari Sodium Karbonat dan Pasir Silika Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

Prarancangan Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat - Natrium Klorida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdirinya Pabrik

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AMONIUM NITRAT (NH4NO3)

ASAM, BASA, DAN GARAM

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Asam Basa dan Garam. Asam Basa dan Garam

BAB VI REAKSI KIMIA. Reaksi Kimia. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas IX 67

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FOSFOR A. KELIMPAHAN FOSFOR

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Asam Sulfat Dan Natrium Nitrat Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI

SIMULASI UJIAN NASIONAL 2

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI)

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

I. PENDAHULUAN. bebas antar negara-negara Asia Tenggara dan China. Hal ini membuka

Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

PABRIK CAUSTIC SODA DARI LIMESTONE DAN SODA ASH DENGAN PROSES CONTINUOUS DORR CAUSTICIZING PRA RENCANA PABRIK

LEMBARAN SOAL 11. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH )

SOAL LAJU REAKSI. Mol CaCO 3 = = 0.25 mol = 25. m Mr

Penentuan Kesadahan Dalam Air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES

TERMOKIMIA. Hukum Hess Perubahan entalpi reaksi tetap sama, baik berlangsung dalam satu tahap maupun beberapa tahap.

PAKET UJIAN NASIONAL 11 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit

Ensiklopedi: 27 dan 342. Asam, basa dan garam. dikelompokkan berdasarkan. Alat ukur

Ringkasan Sifat-Sifat Kimia/Fisik Unsur-unsur Periode 3 Berupa kristal logam raksasa: Na, Mg dan Al Berupa kristal kovalen raksasa ; Si Berupa

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES

Analisa Klorida Analisa Kesadahan

III. REAKSI KIMIA. Jenis kelima adalah reaksi penetralan, merupakan reaksi asam dengan basa membentuk garam dan air.

BAB 2. PERSAMAAN KIMIA DAN HASIL REAKSI

SKL 2 RINGKASAN MATERI. 1. Konsep mol dan Bagan Stoikiometri ( kelas X )

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. dalam alkohol (Faith and Keyes,1957).

KIMIA. Sesi POLIMER. A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali. b. Sifat-Sifat Umum Logam Alkali. c. Sifat Keperiodikan Logam Alkali

Prarancangan Pabrik Disodium Phosphate Heptahydrate Dari Sodium Carbonate dan Phosphoric Acid Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sumber: Silberberg, Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change

PRARANCANGAN PABRIK GIPSUM DARI KALSIUM HIDROKSIDA DAN ASAM SULFAT KAPASITAS TON PER TAHUN

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI PATIKRAJA Jalan Adipura 3 Patikraja Telp (0281) Banyumas 53171

BAB 5 KONSEP LARUTAN 1. KOMPOSISI LARUTAN 2. SIFAT-SIFAT ZAT TERLARUT 3. KESETIMBANGAN LARUTAN 4. SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 SELEKSI KABUPATEN / KOTA SOAL. UjianTeori. Waktu: 100 menit

MODUL KIMIA SMA IPA Kelas 10

Emas yang terbentuk sebanyak 20 gram, jika ArAu = 198, maka tentukan Ar M!

Prarancangan Pabrik Sodium Silikat Dari Natrium Hidroksida Dan Pasir Silika Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Soal ini terdiri dari 25 soal PG (50 poin) dan 6 soal essay (88 poin)

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

Prarancangan Pabrik Alumunium Sulfat dari Asam Sulfat dan Kaolin Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

KIMIA UNSUR. (4) energi ionisasi kripton lebih tinggi daripada energi ioniasasi neon

BAB I PENGANTAR. Prarancangan Pabrik Amonium Sulfat dari Amonia dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/Tahun

LEMBARAN SOAL 5. Pilih satu jawaban yang benar!

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Laporan Tugas Akhir PRARANCANGAN PABRIK NATRIUM NITRAT DARI NATRIUM KLORIDA DAN ASAM NITRAT KAPASITAS TON/TAHUN

Prarancangan Pabrik Disodium Phosphate Heptahydrate Dari Sodium Carbonate dan Phosphoric Acid Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II DESKRIPSI PROSES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kalsium Klorida Kalsium klorida, CaCl 2, merupakan salah satu jenis garam yang terdiri dari unsur kalsium (Ca) dan klorin (Cl). Garam ini berwarna putih dan mudah larut dalam air. Kalsium klorida tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mudah terbakar. Kalsium klorida termasuk dalam tipe ion halida, dan padat pada suhu kamar. Karena sifat higroskopisnya, kalsium klorida harus disimpan dalam kontainer kedap udara rapattertutup (Scribd, 2010). Kalsium klorida dapat berfungsi sebagai sumber ion kalsium dalam larutan, tidak seperti banyak senyawa kalsium lainnya, kalsium klorida mudah larut. Zat ini dapat berguna untuk menggantikan ion dari larutan. Sebagai contoh, fosfat dipindahkan dari larutan oleh kalsium : 3CaCl 2 (aq) + 2K 3 PO 4 (aq) Ca 3(PO 4 ) 2 (s) + 6KCl (aq) Larutan kalsium klorida dapat dielektrolisis untuk memberikan logam kalsium dan gas klor (Scribd, 2010) : CaCl 2 (l) Ca(s) + Cl 2 (g) 2.2 Kegunaan Kalsium Klorida Kalsium klorida mempunyai banyak kegunaan, antara lain sebagai berikut (Scribd, 2010) : 1. Sebagai zat pengering (Dessicant) Karena sifat higroskopisnya, kalsium klorida sering digunakan dalam pengering tabung untuk menghilangkan uap air. Hal ini digunakan untuk mengeringkan rumput laut, yang kemudian digunakan untuk menghasilkan abu soda. Kalsium klorida telah disetujui oleh FDA (Food and Drug Administration) sebagai bahan kemasan untuk memastikan kekeringan. Zat ini juga dapat digunakan untuk mengikat partikel debu dan menjaga kelembaban pada permukaan jalan beraspal.

2. Sebagai zat pencair es (De-icing) dan penekanan titik beku Dengan menekan titik beku, kalsium klorida digunakan untuk mencegah terbentuknya es dan untuk mencairkan es pada permukaan jalan. Tidak seperti natrium klorida yang lebih umum digunakan, kalsium klorida relatif tidak berbahaya untuk tanaman dan tanah. Pemakaian kalsium klorida juga lebih efektif pada suhu yang lebih rendah daripada natrium klorida. Larutan kalsium klorida dapat mencegah pembekuan pada suhu serendah -52 C (- 62 F). 3. Sebagai sumber ion kalsium Kalsium klorida umumnya ditambahkan untuk meningkatkan jumlah kalsium terlarut dalam air kolam renang. Kalsium klorida digunakan untuk meningkatkan kekerasan di kolam renang. Hal ini dapat mengurangi erosi beton di kolam renang. 4. Sebagai zat aditif dalam industri makanan Kalsium klorida telah terdaftar sebagai zat aditif dalam makanan. Rata-rata konsumsi kalsium klorida sebagai bahan tambahan pangan adalah sekitar 160-345 mg/ hari untuk individu. Kalsium klorida juga digunakan zat pengawet dalam sayuran kalengan, dalam pemrosesan dadih kacang kedelai menjadi tahu dan dalam memproduksi pengganti kaviar dari jus sayuran atau buah. Dalam pembuatan minuman bir, kalsium klorida digunakan untuk memperbaiki kekurangan mineral dalam air pembuatan bir. Ini mempengaruhi rasa dan reaksi kimia selama proses pembuatan bir, dan juga dapat mempengaruhi fungsi ragi selama fermentasi. Kalsium klorida kadangkadang ditambahkan ke dalam susu olahan untuk mengembalikan keseimbangan kalsium yang hilang selama pemrosesan dan untuk menjaga keseimbangan protein dalam kasein pada pembuatan keju. 5. Dalam bidang kedokteran Kalsium klorida dapat disuntikkan sebagai terapi intravena untuk pengobatan hipokalsemia, yaitu penyakit berkurangnya kadar kalsium dalam tubuh. 6. Kalsium klorida dapat digunakan sebagai zat aditif dalam pemrosesan plastik, pipa dan semen.

2.3 Sifat- Sifat Bahan Baku dan Produk 2.3.1 Sifat- Sifat Bahan Baku A. Batu Kapur (CaCO 3 ) Kapur adalah batuan sedimen terutama terdiri dari kalsium karbonat (CaCO 3 ) dalam bentuk kalsit mineral. Batuan ini paling sering terbentuk di perairan laut yang dangkal. Ini biasanya merupakan batuan sedimen organik yang terbentuk dari akumulasi cangkang hewan, karang, alga dan puing-puing. Batu kapur mengandung 98,9% kalsium karbonat (CaCO 3 ) dan 0,95% magnesium karbonat (MgCO 3 ) (Russell, 2007). Batu kapur di alam jarang ada yang murni, karena umumnya mineral ini selalu terdapat partikel kecil kuarsa, felspar, mineral lempung, pirit, siderit dan mineral lainnya. Dalam mineral batu kapur terdapat juga pengotor, terutama ion besi. Batu kapur berwarna putih keabu-abuan dengan kekerasan 3,00 Mohs, bersifat pejal dengan density bulk 2655 kg/m 3, berbutir halus hingga kasar dan mempunyai sifat mudah menyerap air serta mudah dihancurkan. Batu kapur juga mudah larut dalam asam. Batu kapur yang larut dalam zat asam akan menghasilkan gas karbon dioksida. Batu kapur akan menjadi semakin tidak larut dalam air dengan naiknya temperatur. Klasifikasi batu kapur dalam perdagangan mineral industri didasarkan atas kandungan unsur kalsium (Ca) dan unsur magnesium (Mg). Misalnya, batu kapur yang mengandung ± 90 % CaCO 3 disebut batu kapur kalsit, sedangkan bila mengandung 19% MgCO 3 disebut dolomit. Adapun batu kapur lebih banyak digunakan dalam industri karena banyak terdapat di alam dan banyak manfaatnya, misalnya dalam pembuatan kalsium klorida (Amethyst, 2010). Gambar 2.1 Batu Kapur (Wikipedia, 2010)

B. Asam Klorida (HCl) Sifat sifat fisika HCl (ScienceLab, 2009) : Berat molekul : 36,5 gr/mol Densitas : 1,19 gr/ml Konsentrasi dalam pasaran : 37% Titik didih : 50,5 0 C (1atm) Titik lebur : -25 0 C (1 atm) Tekanan uap : 16 kpa (20 o C) Cairan berwarna bening. Berbau tajam. Sifat-sifat kimia HCl (Greenwood dkk, 1997) : Bersifat volatil (mudah menguap). Merupakan asam kuat. Berasap di udara karena mudah mengembun bersama dengan uap air. Dapat teroksidasi oleh oksidator kuat (MnO 2, KmnO 4, atau K 2 Cr 2 O 7 ). Larut dalam air. Bereaksi dengan air yang merupakan reaksi eksoterm. Pada konsentrasi tinggi sangat korosif dan mudah melarutkan zat organik. Bereaksi dengan basa membentuk garam klorida. Ba(OH) 2 + 2 HCl BaCl 2 + 2H 2 O Merupakan hasil elektrolisis dari natrium klorida. NaCl + H 2 O NaOH + HCl Dapat menetralisasi Basa membentuk garam. NaOH + HCl NaCl + H 2 O C. Air Bersih (H 2 O) Sifat-sifat fisika H 2 O (Perry dkk, 1999) : Berat molekul : 18,016 gr/mol Titik lebur : 0 C (1 atm) Titik didih : 100 C (1 atm) Densitas : 1 gr/ml (4 C) Spesifik graviti : 1,00 (4 C)

Indeks bias : 1,333 (20 C) Viskositas : 0,8949 cp Kapasitas panas : 1 kal/gr Panas pembentukan : 80 kal/gr Panas penguapan : 540 kal/gr Temperatur kritis : 374 C Tekanan kritis : 217 atm Sifat sifat kimia H 2 O (Wikipedia, 2010) : Bersifat polar. Pelarut yang baik bagi semua senyawa organik. Memiliki konstanta ionisasi yang kecil. Merupakan elektrolit lemah. Memiliki ikatan hidrogen. Memiliki ph antara 5,0 dan 7,0. Wadah dan penyimpanannya adalah dalam wadah tertutup rapat. Aquadest adalah air yang dimurnikan yang diperoleh dengan destilasi, perlakuan dengan destilasi, perlakuan dengan menggunakan penukar ion, osmosis balik atau proses lain yang sesuai. D. Kalsium Hidroksida (Ca(OH) 2 ) Sifat sifat fisika Ca(OH) 2 (ScienceLab, 2008) : Berat molekul : 74,10 gr/mol Densitas : 2,24 gr/cm 3 Titik lebur : 580 o C ph : 14 Kelarutan (g/100 g H 2 O) : 0,185 g (0 C) 0,173 g (20 C) Berwarna putih. Berbentuk serbuk atau larutan bening. Sifat sifat kimia Ca(OH) 2 (Greenwood dkk, 1997): Pada suhu 512 o C dapat terurai menjadi kalsium oksida dan air. Merupakan basa dengan kekuatan sedang.

Senyawa ini juga dapat dihasilkan dalam bentuk endapan melalui pencampuran larutan kalsium klorida (CaCl 2 ) dengan larutan natrium hidroksida (NaOH). Banyak digunakan sebagai flokulan dalam air, pengolahan limbah, serta pengolahan tanah asam. Larut dalam gliserol dan asam. Tidak larut dalam alkohol. 2.3.2 Sifat- Sifat Produk A. Kalsium Klorida (CaCl 2 ) Sifat sifat fisika CaCl 2 (ScienceLab, 2008): Berat molekul : 110,99 g/mol Densitas : 2,15 g/ml Konsentrasi di pasaran : 94% Titik didih : 1670 o C Titik lebur : 772 o C ph : 8-9 (untuk larutan) Kelarutan (g/100 g H 2 O) : 74,5 gr (20 o C) Berbentuk putih solid. Sifat sifat kimia CaCl 2 (Patnaik, 2003) : Bersifat higroskopis. Larut dalam asam asetat, etanol, dan aseton. Kalsium klorida dapat bertindak sebagai sumber untuk ion kalsium dalam suatu larutan, tidak seperti senyawa kalsium lainnya yang tidak dapat larut, kalsium klorida dapat berdisosiasi. Mempunyai rasa seperti garam sehingga dapat digunakan sebagai bahan untuk makanan. B. Magnesium Hidroksida (Mg(OH) 2 ) Sifat-sifat fisika Mg(OH) 2 (Aluchem INC, 2010): Berat molekul : 58,32 g/mol Titik lebur : 340 o C Densitas : 2,3 g/cm 3

Kelarutan (g/100 g H 2 O) : < 0,1 Bentuk putih solid. Sifat-sifat kimia Mg(OH) 2 (Patnaik, 2003): Entalpi pembentukan standar pada Δ f H o 298 : 925 kj/mol Entropi molar standar : 63 J K 1 mol 1 ph : 9,5-10,5 Reaksi pembentukan magnesium hidroksida: Mg 2+ (aq) + 2 OH - (aq) Mg(OH) 2(s) C. Kalsium Karbonat (CaCO 3 ) Sifat - sifat fisika CaCO 3 (ScinceLab, 2008) : Berat molekul : 100,09 gr/mol Massa jenis : 2,8 gr/cm 3 Titik lebur : 825 C Berbentuk kristal atau serbuk. Tidak berwarna atau putih. Tidak berbau dan tidak berasa. Sifat - sifat kimia CaCO 3 (Patnaik, 2003) : Tidak mudah terbakar dan bersifat stabil. Dapat diperoleh secara alami dalam bentuk barang tambang berupa kapur. Merupakan endapan yang dapat diperoleh dari reaksi antara kalsium klorida dan natrium karbonat. CaCl 2 + Na 2 CO 3 CaCO 3 + 2NaCl Bereaksi dalam air. CaCO 3 + 2H 2 O Ca(OH) 2 + H 2 O + CO 2 Bereaksi dengan asam sulfat membebaskan CO 2. CaCO 3 + H 2 SO 4 CaSO 4 + H 2 O + CO 2 D. Karbon Dioksida (CO 2 ) Sifat - sifat fisika CO 2 (Perry dkk, 1999) : Berupa gas tak berwarna pada suhu kamar Berat Molekul : 44 gr/mol

Titik didih normal o C : -78,5 o C Titik lebur pada 5,2 atm o C : -56,6 o C Densitas pada -87 o C : 0,7196 kg/l Kelarutan dalam air 0 o C : 179,7 cc/100 gr air Kelarutan dalam air 20 o C : 90,1 cc/100 gr air H f, pada 25 o C kkal/mol : -94,05 kkal/mol Sifat - sifat kimia CO 2 (Kirk & Othmer, 1978) : - Larut dalam air membentuk asam lemah H 2 CO 3, HCO 3 Bereaksi dengan air membentuk metana, gas hidrogen, karbon monoksida pada suhu dan tekanan tinggi dengan bantuan katalis. Bereaksi dengan basa membentuk karbonat. Bereaksi dengan NH 3 dalam asam karbonat membentuk amonium karbonat : 2NH 3 + H 2 CO 3 (NH 4 ) 2 CO 3 Bereaksi dengan NH 3 kering membentuk karbamat (intermedit ke urea) E. Ferri Klorida (FeCl 3 ) Sifat sifat fisika FeCl 3 (Perry dkk, 1999) : Berat Molekul : 162,22 gr/mol Densitas : 2,898 g/cm 3 Titik didih : 315 O C Titik lebur : 282 O C Kelarutan (g/100g H 2 O) : 74,4 (0 O C) Berbentuk solid Sifat sifat kimia FeCl 3 (Patnaik, 2003) : Reaksi pembentukan FeCl 3 dari besi murni: 2 Fe + 3 Cl 2 2 FeCl 3 Dapat membentuk larutan FeCl 2 dengan mereaksikan besi murni dengan larutan FeCl 3 : Fe + 2 FeCl 3 3 FeCl 2 Reaksi pembentukan FeCl 3 dari larutan FeCl 2 : 2 FeCl 2 + Cl 2 2 FeCl 3 Reaksi pembentukan FeOCl :

Dapat larut dalam air. FeCl 3 + Fe 2 O 3 3 FeOCl Bereaksi dengan air yang merupakan reaksi eksoterm. F. Ferri Hidroksida (Fe(OH) 3 ) Sifat sifat fisika Fe(OH) 3 (Perry dkk, 1999) : Berat Molekul : 106,87 gr/mol Densitas : 3,4 gr/cm 3 Kelarutan (gr/100ml H 2 O) : 0,00015 (20 O C) Berbentuk solid Berwarna merah Tidak berbau Sifat sifat kimia Fe(OH) 3 (Wikipedia, 2010) : Reaksi pembentukan ferri hidroksida : Fe 3+ (aq) + 3 OH - (aq) Fe(OH) 3(s) Dapat bereaksi dengan asam sulfat : 2 Fe(OH) 3 + 3 H 2 SO 4 Fe 2 (SO 4 ) 3 + 6 H 2 O 3 Entalpi pembentukan standar pada Δ f H o 298 : 197,3 kj/mol Reaksi pembentukan Fe(OH) 3 dar kalium hidroksida dan ferri nitrat : 3 KOH + Fe(NO 3 ) 3 Fe(OH) 3 + 3 KNO 3 G. Magnesium Karbonat (MgCO 3 ) Sifat sifat fisika MgCO 3 (Perry dkk, 1999) : Berat Molekul : 83,43 gr/mol Titik lebur : 540 O C Densitas : 2,958 gr/cm 3 Kelarutan (gr/100ml H 2 O) : 0,0012 (25 O C) Berbentuk solid Berwarna putih Sifat sifat kimia MgCO 3 (Patnaik, 2003) : Dapat larut di dalam asam klorida sehingga menghasilkan magnesium klorida dengan reaksi : MgCO 3 + 2 HCl MgCl 2 + CO 2 + H 2 O

Dapat larut di dalam asam sulfat sehingga menghasilkan magnesium klorida dengan reaksi : MgCO 3 + H 2 SO 4 MgSO 4 + CO 2 + H 2 O Dapat terdekomposisi pada suhu 250-800 O Cmenghasilkan magnesium oksida dan karbon dioksida : MgCO 3 MgO + H 2 O Reaksi pembentukan magnesium karbonat : Mg 2+ - (aq) + 2 HCO 3 (aq) MgCO 3(s) + CO 2(g) + H 2 O (l) Magnesium karbonat dapat digunakan sebagai drying agent H. Magnesium Klorida (MgCl 2 ) Sifat sifat fisika MgCl 2 (Perry dkk, 1999) : Berat molekul : 95,23 gr/mol Titik lebur : 712 O C Titik didih : 1412 O C Indeks bias : 1,675 Berbentuk solid putih Kelarutan (gr/100ml H 2 O) : 54,3 (20 O C) Sifat sifat fisika MgCl 2 (Greenwood dkk, 1997) : Larut dalam air dan etanol. Reaksi pembentukan magnesium klorida pada proses Dow : Mg(OH) 2 + 2 HCl MgCl 2 + 2 H 2 O Reaksi pembentukan Mg(OH) 2 : MgCl 2 + Ca(OH) 2 Mg(OH) 2 + CaCl 2 Reaksi elektrolisis MgCl 2 : MgCl 2 Mg + Cl 2 Dapat digunakan untuk memproduksi bahan tekstil dan semen.

2.4 Proses Pembuatan Kalsium Klorida Kalsium klorida (CaCl 2 ) diproduksi secara komersial dengan berbagai proses, antara lain : 1. Proses pemurnian dari air garam alami Proses pemurnian ini merupakan proses yang paling sederhana dalam pembuatan kalsium klorida, tetapi kemurnian kalsium klorida dari proses ini sangatlah rendah, yaitu di bawah 10% (Tetra, 2010). Air garam alami dalam hal ini air laut, mengandung kalsium, magnesium, natrium, klorida, bromida dan ion lainnya. Dari literatur diperoleh persentase kandungan kimia yang terdapat dalam air laut adalah sebagai berikut (Anthoni, 2000) : Tabel 2.1 Kandungan Zat Kimia di dalam Air Laut Zat Kimia Konsentrasi (mg/kg) Jumlah (%) Klorida (Cl) 19345 55,03 Natrium (Na) 10752 30,59 Magnesium (Mg) 1295 3,68 Calcium (Ca) 416 1,18 Kalium (Ka) 390 1,11 Bromida (Br) 66 0,19 Dalam proses yang lebih tua, elektrolisis digunakan untuk menghilangkan bromida. Pada zaman sekarang, larutan garam ini ditambahi dengan gas klorin untuk mengoksidasi bromida ke bromin. Bromin tersebut kemudian ditiup keluar dari larutan dengan udara dan dikumpulkan sebagai bromin bebas atau sebagai bromida. Gas klorin, digunakan dalam proses pemurnian, tapi terbuang dengan pemanasan air garam sebelum kalsium klorida terisolasi. Pada kondisi ini, kalsium klorida dari air garam alam tidak berubah secara kimia. Larutan tersebut kemudian ditambahi dengan kalsium oksida untuk membuat larutan garam tersebut bersifat alkali. Kalsium oksida yang ditambahkan diperoleh dari bahan batu kapur (CaCO 3 ) melalui proses pemanasan secara kalsinasi. Ketika kapur ditambahkan ke larutan air garam, magnesium hidroksida (Mg(OH) 2 ) yang tidak larut akan mengendap dan tersaring. Beberapa batu kapur yang ditambahkan tetap berada dalam air garam sebanyak 0,2% dan terisolasi dengan produk kalsium klorida akhir. Larutan air garam kemudian dipekatkan lebih lanjut melalui evaporasi. Karena natrium klorida kurang larut dibandingkan kalsium klorida, natrium klorida akan

mengendap, dan kemudian disaring. Kalsium klorida tidak terpengaruh pada langkah ini. Larutan kalsium klorida yang tersisa dipekatkan dan dikeringkan (Dow, 2001). 2. Proses Solvay Metode yang paling umum untuk menghasilkan kalsium klorida "sintetik" adalah proses Solvay. Bahan baku dasar yang digunakan adalah batu kapur dan larutan garam (natrium klorida) dengan katalis amoniak. Natrium karbonat (Na 2 CO 3 ), juga dikenal dengan nama soda abu dapat diproduksi dengan proses Solvay. Soda abu ini dapat digunakan dalam pemrosesan gelas, sabun, detergen, pulp dan kertas. Proses ini melibatkan banyak reaksi dan konsentrasi kalsium klorida yang dihasilkan dari proses ini juga rendah, yaitu sekitar 10-15% (Tetra, 2010). Adapun flow diagram proses Solvay pembuatan natrium karbonat dengan kalsium klorida sebagai produk sampingnya adalah sebagai berikut (Scribd, 2010) : Gambar 2.2 Proses Solvay Pembuatan Kalsium Klorida Berikut adalah tahapan proses dan reaksi yang terjadi pada proses Solvay pembuatan soda abu dengan kalsium klorida sebagai hasil produk sampingnya (Scribd, 2010) : a) Purifikasi larutan garam dengan penambahan amoniak dalam amoniak absorber, dengan reaksi : NH 3 + H 2 O NH 4 OH b) Kalsinasi batu kapur dengan pemakaian coke sebagai fuel pada suhu 950-1100 o C, dengan reaksi : CaCO 3 CaO + CO 2

c) Mereaksikan amoniak brine dengan CO 2 yang dihasilkan pada tahap sebelumnya dalam carbonating tower pada suhu 20-55 o C, reaksinya : 2 NH 4 OH + CO 2 (NH 4 ) 2 CO 3 + H 2 O (NH 4 )2CO 3 + CO 2 +H 2 O 2 NH 4 HCO 3 2 NH 4 HCO 3 + 2 NaCl 2 NH 4 Cl + 2 NaHCO 3 d) NH 4 Cl dan NaHCO 3 yang dihasilkan dipisahkan dalam bicarbonate filter. e) NaHCO 3 yang telah dipisahkan dikalsinasi pada suhu 175-225 o C, dengan reaksi : 2NaHCO 3 Na 2 CO 3 + CO 2 + H 2 O f) CaO yang dihasilkan pada proses kalsinasi batu kapur ditambahkan air hingga terbentuk larutan kapur Ca(OH) 2. g) NH 4 Cl direaksikan dengan larutan kapur Ca(OH) 2 untuk menghasilkan kalsium karbonat pada ammonia recovery pada suhu 100 o C, dengan reaksi : NH 4 Cl + Ca(OH) 2 2NH 3 + CaCl 2 + H 2 O h) Na 2 CO3 yang dihasilkan berupa soda abu ringan dengan densitas 0,59 gr/ml sebagai produk utama dan CaCl 2 sebagai produk samping. 3. Proses pembuatan dari batu kapur dan asam klorida (HCl) Proses ini merupakan proses pembuatan kalsium klorida yang paling umum digunakan di seluruh dunia, disebabkan karena bahan baku yang tersedia banyak dan murah. Batu kapur dapat direaksikan dengan larutan asam klorida menghasilkan kalsium klorida, magnesium klorida, karbon dioksida dan air, berikut adalah reaksi yang terjadi : I. CaCO 3 + 2 HCl CaCl 2 + CO 2 + H 2 O II. MgCO 3 + 2 HCl MgCl 2 + CO 2 + H 2 O Asam klorida dicampur dengan batu kapur di dalam reaktor pada temperatur ruang sekitar 32 o C dan tekanan 1 atm. Adapun konsentrasi asam klorida yang digunakan adalah maksimum 37%, dan konsentrasi CaCl 2 dalam larutan yang dihasilkan adalah sekitar 36%. Semakin tinggi konsentrasi asam klorida yang digunakan, maka semakin tinggi konsentrasi produk kalsium klorida yang dihasilkan. Dalam proses ini, senyawa magnesium hidroksida (Mg(OH) 2 ) juga dihasilkan sebagai produk samping dengan penambahan larutan alkali. Proses penguapan lebih lanjut juga diperlukan untuk menghilangkan kadar air dalam kalsium klorida sehingga kalsium

klorida yang dihasilkan lebih murni. Kemudian proses pengeringan dibutuhkan untuk menghasilkan produk kalsium klorida dalam bentuk serbuk (Tetra, 2010). Perbandingan kelebihan dan kekurangan dari beberapa proses pembuatan kalsium klorida dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini (Tetra, 2010) : Tabel 2.1 Perbandingan Kelebihan dan Kekurangan dari Beberapa Proses Pembuatan Kalsium Klorida No. Proses Kelebihan Kekurangan 1. Pembuatan dari air Proses pembuatan Kemurnian CaCl 2 yang asin secara alami CaCl 2 lebih dihasilkan lebih sederhana. rendah. Biaya operasional Gas bromida harus dalam pembuatan dihilangkan selama CaCl 2 lebih murah. pemrosesan. 2. Solvay (Pembuatan Biaya bahan baku Proses pembuatan dari batu kapur dan murah. CaCl 2 rumit. natrium klorida Biaya operasional dengan katalis mahal. amonium) Kalsium klorida (CaCl 2 ) diproduksi sebagai produk samping. Kemurnian CaCl 2 yang dihasilkan rendah. 3. Pembuatan dari batu Biaya bahan baku Terdapat senyawa kapur dan asam murah. Mg(OH) 2 dalam klorida Bahan baku mudah produk CaCl 2. didapat. Semakin tinggi Kemurnian CaCl 2 konsentrasi HCl yang relatif lebih tinggi. digunakan, semakin Konversi CaCl 2 tinggi konsentrasi tinggi. CaCl 2 yang dihasilkan. 2.5 Seleksi Proses Dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan dari ketiga proses di atas, maka dalam pra rancangan pabrik ini, proses yang digunakan adalah proses pembuatan kalsium klorida dari batu kapur dan asam klorida. Pemilihan ini didasarkan pada kelebihan proses ini, jika dibandingkan dengan proses pemurnian air garam alami dan proses Solvay, yaitu (Tetra, 2010) : 1. Biaya bahan baku murah. 2. Bahan baku mudah didapat.

3. Kemurnian CaCl 2 relatif lebih tinggi. 4. Konversi CaCl 2 tinggi. 2.6 Deskripsi Proses Deskripsi proses dalam proses pembuatan kalsium klorida (CaCl 2 ) dari batu kapur dan asam klorida yaitu sebagai berikut : Batu kapur dimasukkan ke dalam crusher (CR-01) untuk dihancurkan dengan ukuran produk yang dihasilkan 0,15 mm. Batu kapur yang telah dihancurkan kemudian dimasukkan ke dalam Reaktor Asam (R-01). Di dalam Reaktor Asam, batu kapur diaduk dengan menambahkan larutan asam klorida (HCl) 30% dari tangki pelarutan HCl (DT-01) pada temperatur 32 o C pada tekanan 1 atm dengan pengadukan terus menerus sehingga terjadi reaksi yang menghasilkan CaCl 2, MgCl 2, H 2 O dan CO 2. Adapun reaksi yang terjadi di dalam Reaktor Asam adalah sebagai berikut : I. CaCO 3(s) + 2 HCl (aq) CaCl 2(s) + CO 2(g) + H 2 O (l) II. MgCO 3(s) + 2 HCl (aq) MgCl 2(s) + CO 2(g) + H 2 O (l) Hasil reaksi kemudian dipompakan ke dalam Reaktor Penetral (R-02) untuk memisahkan magnesium yang terdapat di dalam batu kapur dan menetralisir sisa asam dengan menambahkan larutan Ca(OH) 2 20% dari tangki pelarutan Ca(OH) 2 (DT-02) sehingga terbentuk endapan Mg(OH) 2 dan Fe(OH) 3, reaksi yang terjadi di dalam reaktor ini adalah : I. MgCl 2(s) + Ca(OH) 2(aq) Mg(OH) 2(s) + CaCl 2s) II. HCl (l) + Ca(OH) 2(aq) CaCl 2s) + H 2 O (l) III. 2 FeCl 3(s) + 3 Ca(OH) 2(aq) 2 Fe(OH) 3(s) + 3 CaCl 2s) Keluaran dari reaktor penetral kemudian diumpankan ke dalam evaporator (FE- 01). Larutan kalsium klorida yang telah dipekatkan dipompakan ke kristalisator (K-01) untuk diperoleh kristal kalsium klorida. Setelah itu kristal CaCl 2 yang dihasilkan diangkut ke rotary dryer (DE-01) untuk dikeringkan menjadi serbuk hingga konsentrasinya 94% dan didinginkan dengan rotary cooler (RC-01). Produk CaCl 2 yang dihasilkan diseragamkan ukurannya dengan menggunakan screening (SC-01). Bahan yang tidak lolos dari screening dihancurkan dengan ball mill (BM-01) kemudian direcycle kembali ke screening dan diangkut ke dalam gudang penyimpanan CaCl 2 (TT- 04).

Superheated Steam FC Udara Pendingin FC B-01 Air Proses P-02 2 FC 6 PC 22 LI HCl TT-02 FC P-01 1 LC DT-01 B-02 9 JC-01 PC CO2 TT-05 LI Batu Kapur TT-01 4 C-01 CR-01 5 LC 3 Ca(OH)2 TT-03 8 C-03 DT-02 LC 10 12 C-02 TC LC TC FE-01 FC 14 13 TC 15 16 TC 17 TC 18 19 20 PI PI TC LC P-05 K-01 C-04 DE-01 RC-01 SC-01 BM-01 21 R-01 R-02 7 FC FC C-05 CaCl2 P-03 P-04 11 TT-04 Kondensat Saturated Steam ke Deaerator dan Jaket Pemanas FC E-60 Udara Pendingin Bekas (TT-01) Gudang Batu Kapur (TT-02) Tangki HCl (B-01) Blower (P-01) Pompa (P-02) Pompa (DT-01) Dilution Tank HCl (C-01) Belt Conveyor (CR-01) Crusher (C-02) Belt Conveyor (R-01) Reaktor Asam (P-03) Pompa (TT-03) Gudang Ca(OH) 2 (C-03) Belt Conveyor (DT-02) Dilution Tank Ca(OH)2 (R-02) (P-04) (FE-01) (P-05) (K-01) (C-04) (DE-01) Reaktor Penetral Pompa Evaporator Pompa Kristalisator Screw Conveyor Rotary Dryer (C-05) Belt Conveyor (RC-01) Rotary Cooler (SC-01) Screening (BM-01) Ball Mill (TT-04) Gudang CaCl 2 (B-02) Blower (JC-01) Kompressor (TT-05) Tangki CO 2 cair