BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. kita baru saja membenahi kondisi perekonomian yang cukup pelik,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv INTISARI... v ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan PT. AirAsia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pada saat yang bersamaan. Tidak seperti produk manufaktur dimana hasil

BAB I PENDAHULUAN. ini. Oleh karena itulah membangun kepercayaan konsumen dan citra perusahaan

Universitas Bina Nusantara

BAB 3 ANALISIS SISTEM SEDANG BERJALAN

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut dengan istilah Official schedule adalah schedule. penerbangan yang dihasilkan oleh operations center system dan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang luas yang terdiri dari banyak pulau.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji (Lembaran Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan tuntutan perkembangan bagi Badan Usaha Milik Negara

Bab 2. Regulasi Aircrew. 2.1 Peraturan Terbang Homebase Lisensi Pilot

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 707 TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. gegap gempita. Peta dunia industri penerbangan dalam negeri pun berubah.

BAB 3 GAMBARAN UMUM OBJEK PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi telah mendorong timbulnya persaingan yang sangat kompetitif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, Dan Perkembangan Usaha. wadah apa perusahaan didirikan. Ini berhubungan dengan produksi yang

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. yang memuaskan dalam usaha pengembangan ekonomi suatu negara.

III ASPEK ORGANISASI, ISSUE-ISSUE DAN PERMASALAHAN DALAM INDUSTRI PENERBANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Persoalan kualitas dalam dunia bisnis kini sepertinya sudah menjadi harga yang

BAB II SUMATERA EYE CENTER MEDAN. yang menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan maksud untuk

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan konsumen sehingga dapat mendatangkan profit bagi perusahaan.

PERANCANGAN ULANG IDENTITAS VISUAL MERPATI NUSANTARA AIRLINES TUGAS AKHIR. Oleh. Nama : Angela Leony NIM : Kelas : 08 PCU

Daftar Kecelakaan Pesawat di Indonesia

UANG PENGINAPAN, UANG REPRESENTASI DAN UANG HARIAN PERJALANAN DINAS KELUAR DAERAH DAN DALAM DAERAH

BAB 4. HASIL dan PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha Bentuk Usaha. Apabila seseorang atau sekelompok orang ingin mendirikan

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN TRANSPORTASI PENERBANGAN KOMERSIAL

PATRANS CARGO PATRANS CARGO

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara terbesar di dunia dengan jumlah penduduk yang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. ekstrem dapat dikatakan pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan. mengakibatkan kepemilikan apapun (Kotler, 2002:83).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014; 3. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fung

BAB II GAMBARAN UMUM TERMINAL BANDAR RAYA PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU. A. Sejarah dan Perkambangan Terminal Bandar Raya Payung Sekaki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Citilink Indonesia Profil Perusahaan Gambar 1.1 Logo Citilink

OPTIMASI PENJADWALAN ARMADA PESAWAT TERBANG SUZI SEHATI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha

BAB IV PEMBAHASAN Analisis Cabang Rute Tersibuk Penerbangan Lion Air Tahun 2005

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 3.1 Sejarah Perusahaan. PT Aero Elang Tour atau yang lebih dikenal dengan nama Aero Tour adalah

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi adalah salah satu kebutuhan vital bagi masyarakat, baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Peranan transportasi di dalam kehidupan merupakan hal yang paling penting bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Akhir-akhir ini perkembangan industri jasa transportasi di Indonesia

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2017, No Indonesia Nomor 58 Tahun 2008, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843); 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang

BAB V PENUTUP. 1. Implementasi Sistem Manajemen K3 pada PT.Merpati terbagi menjadi tiga

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Terkait dengan pertumbuhan industri jasa, di sisi lain juga semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini, transportasi atau pengangkutan menjadi bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. baik angkutan penerbangan berjadwal serta pesawat charter. jasa angkutan udara serta dapat berperan membangun untuk pergerakan

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1999, banyak berdiri maskapai penerbangan baru di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. atau Low Cost Carrier (LCC), terjadi persaingan bisnis yang cukup signifikan.

BAB I PENDAHULUAN. tempat tinggal yang lebih baik, mengungsi dari serbuan orang lain dan

UKDW. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini perkembangan industri jasa transportasi di Indonesia berkembang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI. maskapai dengan sistem penerbangan full service carrier. kenyamanan dan pelayanan diberikan secara maksimal..

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau

BAB III OBJEK DAN METODE TUGAS AKHIR

Bab III PROSES PENGUMPULAN DATA

BAB I PENDAHULUAN pulau. Dan Indonesia adalah Negara Maritim. Oleh sebab transportasi laut sangat

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soedijapranata Semarang. KUESIONER Judul Audit Operasional pada PT Sriwijaya Air Distrik Semarang

2 Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 135 Tahun 2014; 3. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tenta

PREDIKSI TINGKAT PERTUMBUHAN PENUMPANG DAN EVALUASI PADA BANDAR UDARA INTERNASIONAL DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. sendiri penerbangan sesuai jadwal dan kemampuan membeli tiket.

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peningkatan permintaan jumlah penumpang Sumber : Cetak Biru Transportasi Udara. Universitas Sumatera Utara

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN M E M U T U S K A N : NOMOR : KM 81 TAHUN 2004

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

mempengaruhi eksistensi maskapai penerbangan di Indonesia pada umumnya, karena setiap pelaku usaha di tiap kategori bisnis dituntut untuk memiliki

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. sejarah PT Garuda Indonesia sebagai induk dari SBU Citilink. Sebagai national

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju dari masa ke

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemenuhan kebutuhan transportasi yang cepat dan aman. Perkembangan

Boks 2. Kesuksesan Sektor Jasa Angkutan Udara di Provinsi Jambi

BAB I PENDAHULUAN. cukup pesat dengan banyaknya permintaan penumpang untuk melakukan. suatu perjalanan dengan tujuan bisnis maupun berlibur.

Sistem Pengendalian Managemen Southwest Airlines Corporation

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan

Lampiran 1. Perancangan Sistem Manajemen Mutu. Pada PT. Garuda Indonesia. Pedoman Mutu. Sistem Manajemen Mutu Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting dan strategis dalam cakupan upaya pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi waktu

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya pertumbuhan perdagangan lokal dan persaingan internasional,

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. berkembang dengan membuat perusahaan baru yang bergerak di bidang travel dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha penerbangan harus pandai

KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.01.PR TAHUN 2004 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Komputer 1.2 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Jasa transportasi merupakan salah satu bidang usaha yang memegang

BAHAN PAPARAN. Disampaikan pada : BIMBINGAN TEKNIS AUDIT

BAB I PENDAHULUAN.

BAB II PROFIL DINAS PERHUBUNGAN PROPINSI SUMATERA UTARA

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

K E R A N G K A A C U A N K E G I A T A N

SATUAN BIAYA UANG HARIAN LUAR DAERAH / DALAM DAERAH LUAR KOTA

BAB II CV. MORAWA TIMBER INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anisa Rosdiana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. munculnya berbagai jenis industri jasa baru yang disesuaikan dengan kebutuhan,

BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN. Low Cost Carrier Citilink Garuda Indonesia periode Bulan Januari sampai dengan

BAB II PT. USAHA PENGANGKUTAN KURNIA MEDAN. A. Sejarah Ringkas PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan

Transkripsi:

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Mandala Airlines didirikan pada tanggal 17 April 1969 saat negara kita baru saja membenahi kondisi perekonomian yang cukup pelik, peninggalan pemerintahan Orde Lama. Dimana sebelum memasuki pemerintahan Orde Baru, krisis ekonomi di Indonesia mencapai puncaknya yang mengakibatkan kebutuhan akan sandang, pangan, serta papan pada saat itu sangat sulit dipenuhi. Terbatasnya jumlah sarana dan prasarana transportasi pada saat itu, turut memberi andil tingginya harga kebutuhan pokok. Tentu saja kondisi ini menjadi kendala yang cukup rawan dalam upaya perbaikan kondisi sosial ekonomi negara kesatuan Republik Indonesia. Salah satu sarana transportasi yang mampu menjembatani daerah daerah dan kota kota yang tersebar pada beberapa pulau besar yang ada di Indonesia, adalah sarana transportasi udara. Untuk menjawab tantangan akan kebutuhan sarana transportasi pada saat itu, didirikan suatu perusahaan penerbangan nasional, yang diberi nama Mandala Airlines. Nama perusahaan ini diambil dari nama suatu operasi TNI dalam misi perjuangan pemerintahan Republik Indonesia untuk membebaskan Irian Barat

9 ( sekarang Irian Jaya ) dari tangan kolonial Belanda. Oleh karena itu dapat dikatakan pemberian nama Mandala Airlines mempunyai tujuan yang sama dengan tujuan operasi pembebasan Irian Barat, yakni untuk menyatukan sekaligus mengayomi seluruh Nusantara, melalui sarana pengangkutan udara. Sehingga dengan sarana transportasi tersebut, seluruh wilayah Nusantara dapat disatukan menuju Negara Kesatuan Republik Indonesia yang makmur dan sejahtera. Kegiatan pokok yang dijalankan oleh PT. Mandala Airlines adalah : menjalankan perusahaan penerbangan, terutama dalam sektor pengangkutan orang dan barang, baik di dalam maupun di luar negeri menjalankan usaha jual beli serta pencarteran pesawat terbang menjalankan usaha dan bertindak sebagai perwakilan atau keagenan perusahaan penerbangan dalam dan luar negeri PT. Mandala Airlines pertama kali membuka jalur penerbangannya ke arah Timur wilayah Indonesia, dengan jumlah armada 4 buah Vickers Viscount ( VC-8 ). Adapun rute penerbangan PT. Mandala Airlines pada saat itu meliputi kota kota : Jakarta, Ambon, Surabaya, Denpasar, Gorontalo, Menado, Yogyakarta, Ujung Pandang, dan Kendari. Dari jalur penerbangan pertama inilah kemudian PT. Mandala Airlines yang berkantor pusat di Jl. Tomang Raya Kav. 33 37 Jakarta Barat, berkembang sebagai payung Nusantara yang hampir mencapai sebagian besar

10 kota kota besar di seluruh provinsi yang ada di Indonesia, seperti : Jakarta, Medan, Pekanbaru, Padang, Jambi, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Denpasar, Banjarmasin, Makasar, Menado, Balikpapan, Tarakan, Batam, dan Ambon. 2.2. Armada Mandala Airlines mengoperasikan 12 pesawat Boeing 737-200 dengan mesin JT8D-15 dan JT8D-17Adv serta 2 pesawat Boeing 737-400 dengan mesin CFM56-3C1 untuk rute penerbangan domestik. Boeing 737-200 mempunyai keuntungan untuk jarak penerbangan yang relatif singkat dalam melakukan pendaratan dan lepas landas dan juga mempunyai tempat duduk yang khusus dan nyaman sesuai dengan kondisi di Indonesia. Terdapat 8 seat untuk penumpang kelas bisnis dan 102 seat untuk penumpang kelas ekonomi. Boeing 737-400 yang mempunyai kapasitas tempat duduk 160 seat dengan komposisi 8 seat untuk kelas bisnis dan 152 seat untuk kelas ekonomi diterbangkan terbatas untuk rute - rute dengan waktu penerbangan minimal 1 jam. Pada rute - rute ini para penumpang akan merasakan kenyamanan penerbangan hingga di tempat tujuan.

11 2.3. Pelayanan Layanan Terpadu Mandala Airlines telah mengembangkan konsep layanan Total Experience yang berorientasi pada kepuasan pelanggan serta kualitas pelayanan yang prima. Ramah dan Tulus Mereka yang pernah bertemu dengan awak Mandala Airlines, akan selalu terkesan pada perhatian dan keramahan yang lahir secara tulus dari nilai budaya Timur. Kenyamanan Penerbangan Mandala Airlines menggunakan pesawat Boeing 737-200 Adv yang tempat duduknya bisa diatur sehingga lebih leluasa dan nyaman. Kabin diatur menjadi dua kelas, bisnis dan ekonomi, menyediakan penumpang pilihan pelayanan yang mereka butuhkan. Kenyamanan Perjalanan Bagi para penumpang kelas Bisnis, Mandala Airlines memberikan fasilitas Executive Lounge sebagai tempat menunggu keberangkatan dengan nyaman. Guna memberi layanan dan kemudahan yang maksimal, Mandala Airlines menggunakan sistem komputerisasi untuk pemesanan dan konfirmasi tempat duduk dalam perjalanan.

12 Ketepatan Waktu Selain kualitas pelayanan dalam penerbangan, ketepatan waktu berangkat dan tiba adalah faktor yang menjadi tuntutan utama setiap penumpang. Dengan armada Boeing 737-200 Adv yang telah terbukti kehandalannya, ditunjang manajemen operasi yang terus disempurnakan, Mandala Airlines kini mampu dikenal sebagai maskapai yang Tepat Waktu. 2.4. Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi mengidentifikasikan tanggung jawab untuk setiap posisi pekerjaan dan hubungan antar posisi posisi itu, juga bagaimana semua tanggung jawab pekerjaan saling melengkapi. Berikut struktur organisasi pada PT. Mandala Airlines :

13 Gambar 2.1. Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi pada PT. Mandala Airlines merupakan struktur organisasi fungsional. Ciri - ciri ini terlihat dari penyusunan karyawan yang terbagi atas beberapa area fungsional perusahaan seperti bagian umum dan personalia, keuangan, operasional, niaga, dan teknik. Masing masing area ini memiliki fungsi yang berbeda, namun saling terkait antara satu dengan lainnya. Struktur ini adalah struktur yang paling umum digunakan dalam

14 suatu organisasi atau perusahaan karena memiliki garis tanggung jawab yang jelas dan terstruktur. Berkaitan dengan topik pembahasan yang diangkat dalam penulisan skripsi ini, berikut struktur organisasi yang ada pada bagian operasional : Gambar 2.2. Struktur Organisasi Departemen Operasional 2.5. Tugas dan Tanggung Jawab pada Organisasi Setiap jabatan dalam suatu organisasi sudah tentu memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda. Berikut penjelasan singkat mengenai tugas dan tanggung jawab beberapa jabatan yang ada pada PT. Mandala Airlines terutama pada bagian yang terkait dengan penjadwalan awak pesawat :

15 a. Direktur Utama Merupakan pimpinan tertinggi perusahaan, yaitu sebagai pemimpin dari para direktur dari setiap departmen. Tanggung jawab : - memikirkan arah tujuan perusahaan : visi dan misi yang akan dicapai oleh perusahaan - menjalankan visi dan misi yang telah ditetapkan oleh perusahaan - mengawasi, menjamin, serta mengendalikan kinerja perusahaan secara keseluruhan Tugas : - mengawasi kinerja dari setiap direktur pada masing masing departemen - meminta laporan pertanggungjawaban dari masing masing direktur - mengambil langkah dan kebijakan yang berguna bagi kemajuan perusahaan, yang didasarkan pada kebijakan perusahaan, pertimbangan para direktur, serta masukan dari para ahli / staf. - mengambil keputusan dalam penyusunan rencana kerja manajemen b. Direktur Umum & Personalia Mengamankan semua kebijakan / prosedur di bidang umum dan ketenagakerjaan agar dapat berjalan sesuai dengan sasaran perusahaan.

16 Tanggung jawab : - perizinan perusahaan - proses penegakan disiplin kerja - pengelolaan pemeliharaan kesehatan dan kesejahteraan pekerja / keluarga pekerja - menerapkan dan memelihara prosedur identifikasi kebutuhan pelatihan seluruh pekerja - merawat dan menjaga kebersihan bangunan / gedung - pengadaan dan perawatan peralatan kantor, AC, dan lampu penerangan - pengadaan dan perawatan kendaraan operasional dan transportasi Tugas : - merencanakan kegiatan dalam departemen umum & personalia - mengorganisir seluruh kegiatan sesuai rencana - mengkoordinir pelaksanaan kegiatan yang berjalan dalam departemen - melakukan pengarahan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan - menciptakan suasana kerja yang harmonis

17 c. Direktur Keuangan Mengatur pengadaan dan penggunaaan dana untuk operasi perusahaan, merencanakan anggaran pengeluaran rutin, dan mengendalikan pengeluaran biaya. Tanggung jawab : - memastikan aliran informasi yang berkaitan dengan keuangan perusahaan dicatat dan disimpan untuk kelancaran usaha perusahaan - mengatur penggunaan dana untuk operasi perusahaan dan merencanakan anggaran pengeluaran rutin Tugas : - mencatat dan melaporkan informasi dalam bentuk laporan sistem akuntansi - mendokumentasikan dan menyimpan laporan - mengalokasikan dana secara tepat untuk laba operasi perusahaan - mengestimasi biaya pengeluaran rutin perusahaan d. Direktur Operasi Mengatur pelaksanaan kegiatan operasional penerbangan yang berhubungan dengan penjadwalan kerja dari setiap awak pesawat, baik awak cockpit maupun awak kabin.

18 Tanggung jawab : - menetapkan kebijakan operasional perusahaan yang sesuai dengan kebijakan keselamatan penerbangan yang telah ditetapkan oleh pemerintah - memastikan aliran informasi yang berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan dicatat dan disimpan untuk kelancaran usaha perusahaan Tugas : - memastikan bahwa kegiatan operasional yang berlangsung sesuai dengan kebijakan operasional perusahaan - menjaga kelancaran jadwal penerbangan dan penjadwalan awak pesawat - mendokumentasikan dan menyimpan laporan yang berhubungan dengan operasional penerbangan serta kinerja awak pesawat Divisi Operasional terbagi ke dalam dua dinas, yaitu dinas Operational Development dan dinas Pembinaan. Dinas Operational Development masih terbagi lagi ke dalam lima bagian, yaitu : 1. Crew Scheduling Bertanggung jawab terhadap perencanaan jadwal rotasi penugasan dan kinerja awak pesawat, serta memastikan bahwa rotasi penugasan yang dibuat memenuhi ketentuan operasional perusahaan.

19 Crew Planning - mengolah data rotation diagram yang telah diterima dari departemen niaga untuk kemudian dibuat periode tugas ( duty period ) dan rotasi penugasan ( pairing ) awak pesawat Crew Tracking - memastikan bahwa setiap awak pesawat yang ditugaskan telah melakukan kewajiban kerjanya - mengawasi kinerja awak pesawat - mendokumentasikan dan menyimpan laporan yang berhubungan dengan kinerja awak pesawat 2. Chief Pilot Bertanggung jawab dalam mengendalikan dan memantau penjadwalan dan penggiliran awak cockpit, merencanakan kebutuhan awak cockpit untuk memenuhi kebutuhan armada dan struktur jaringan penerbangan, menangani dengan baik setiap laporan yang berhubungan dengan awak cockpit. 3. Chief Flight Attendant Bertanggung jawab dalam mengendalikan dan memantau penjadwalan dan penggiliran awak cabin, merencanakan kebutuhan awak cabin untuk memenuhi kebutuhan armada dan struktur jaringan

20 penerbangan, menangani dengan baik setiap laporan yang berhubungan dengan awak cabin.. 4. Training Bertanggung jawab dalam menetapkan penjadwalan training untuk masing masing awak pesawat serta pengadaan training itu sendiri dalam hubungannya dengan mempertahankan standard kerja dan peningkatan jenjang kerja awak pesawat. 5. Flight Control Bertanggung jawab dalam menentukan rotasi pesawat dan awak pesawat yang bertugas pada setiap rotasi penugasan serta melakukan pemantauan terhadap kegiatan penerbangan yang berlangsung. Crew Assignment - menentukan awak pesawat yang bertugas untuk setiap rotasi penugasan - menentukan awak pesawat yang bertugas untuk reserved ataupun untuk ground operation Flight Movement Control ( FMC ) - menentukan rotasi pesawat yang digunakan untuk memenuhi rotasi penugasan - memantau kegiatan penerbangan yang berlangsung untuk menilai On Time Performance ( OTP ) dari setiap penerbangan

21 - mendokumentasikan dan menyimpan data data yang berhubungan dengan OTP setiap penerbangan e. Direktur Niaga Menetapkan strategi pemasaran, mengestimasi budget dan pertumbuhan ekonomi, pengembangan rute penerbangan baru; dan pemasaran atas rute rute penerbangan yang sudah ada. Tanggung jawab : - mengendalikan seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pengembangan pasar, penjualan, serta pelayanan yang diberikan perusahaan kepada konsumen Tugas : - menetapkan strategi pemasaran - menetapkan jadwal penerbangan - membuat catatan penjualan ( harian, bulanan, tahunan, per rute, dan lain lain ) - membantu pelaksanaan kegiatan promosi penjualan f. Direktur Teknik Mengatur dan memelihara penggunaan sumber daya pesawat yang dimiliki agar dapat berfungsi secara maksimal, dengan tetap memperhatikan aturan keselamatan penerbangan yang telah ditetapkan

22 dalam kebijakan perusahaan dan telah disetujui oleh CASR ( Civil Aviation Safety Regulations ). Tanggung jawab : - memastikan kegiatan pengadaan dan maintenance pesawat berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan Tugas : - mengkoordinir pelaksanaan kegiatan maintenance pesawat - melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan maintenace 2.6. Rute Penerbangan Mandala Airlines Total rute yang dijalankan oleh Mandala Airlines setiap harinya berjumlah 72 rute, meliputi kota kota besar di Indonesia seperti : Jakarta ( CGK ), Semarang ( SRG ), Surabaya ( SUB ), Medan ( MES ), Menado ( MDC ), Batam ( BTH ), Balikpapan ( BPN ), Padang ( PDG ), Pekanbaru ( PKU ), Makasar ( UPG ), Ambon ( AMQ ), Tarakan ( TRK ), Banjarmasin ( BDJ ), Yogyakarta ( JOG ), Denpasar ( DPS ), dan Jambi ( DJB ). Jadwal penerbangan di Mandala Airlines yang efektif mulai September 2005 adalah seperti terdapat pada tabel 2.1. berikut ini :

23 Tabel 2.1. Rute Penerbangan Mandala Airlines RUTE FLIGHT ETD ETA FLIGHT ETD ETA RUTE NO. ( LT ) ( LT ) NO. ( LT ) ( LT ) Jakarta - Balikpapan RI-394 08:40 11:40 Balikpapan - Jakarta RI-395 13:05 14:05 Jakarta - Banjarmasin RI-370 10:40 13:10 Banjarmasin - Jakarta RI-371 13:40 14:10 Jakarta - Batam RI-140 08:30 10:00 RI-175 10:30 12:00 Batam - Jakarta RI-174 14:45 16:15 RI-141 16:45 18:15 Jakarta - Jambi RI-020 11:20 12:25 RI-021 12:55 14:00 Jambi - Jakarta RI-028 15:00 16:05 RI-029 16:35 17:40 Jakarta - Medan RI-090 07:00 09:10 RI-091 09:40 11:50 Medan - Jakarta RI-096 17:50 20:00 RI-095 12:10 14:20 Jakarta - Padang RI-088 09:20 10:55 RI-089 08:30 10:05 Padang - Jakarta RI-060 14:35 16:10 RI-061 16:40 18:15 Jakarta - Pekanbaru RI-072 16:00 17:30 Pekanbaru - Jakarta RI-073 07:00 08:30 RI-290 06:50 07:45 RI-299 06:50 07:45 RI-292 09:45 10:40 RI-291 08:15 09:10 Jakarta - Semarang RI-175 12:35 13:30 Semarang - Jakarta RI-293 11:10 12:05 RI-296 16:00 16:55 RI-295 14:00 14:55 RI-298 18:15 19:10 RI-297 17:25 18:20 Jakarta - Yogyakarta RI-141 18:55 19:55 RI-140 06:55 07:55 Yogyakarta - Jakarta RI-252 07:20 08:20 RI-589 16:40 17:40 RI-562 09:05 10:20 RI-491 09:30 10:45 Jakarta - Surabaya RI-462 12:40 13:55 Surabaya - Jakarta RI-563 13:10 14:25 RI-490 14:55 16:10 RI-279 16:00 17:15 Jakarta - Makasar RI-660 07:00 10:10 Makasar - Jakarta RI-661 15:10 16:20 Balikpapan - Tarakan RI-386 10:15 11:10 RI-395 11:40 12:35 Tarakan - Balikpapan RI-394 12:10 13:05 RI-387 13:35 14:30 Balikpapan - Surabaya RI-387 15:00 15:20 Surabaya - Balikpapan RI-386 07:25 09:45 Balikpapan - Yogyakarta RI-341 12:00 12:40 Yogyakarta - Balikpapan RI-340 08:50 11:30 Batam - Surabaya RI-191 14:35 16:45 Surabaya - Batam RI-190 07:50 10:00 Padang - Medan RI-088 11:25 12:25 Medan - Padang RI-089 07:00 08:00 Medan - Batam RI-191 12:55 14:05 Batam - Medan RI-190 10:30 11:40 Surabaya - Denpasar RI-562 10:50 12:30 RI-565 07:15 06:55 Denpasar - Surabaya RI-564 18:10 19:50 RI-563 13:00 12:40 Surabaya - Menado RI-490 16:45 20:15 Menado - Surabaya RI-491 07:30 09:00 Surabaya - Semarang RI-211 17:20 18:00 Semarang - Surabaya RI-210 06:40 07:20 Surabaya - Makasar RI-462 14:25 16:45 Makasar - Surabaya RI-463 17:20 17:40 Makasar - Ambon RI-660 10:50 13:25 Ambon - Makasar RI-661 14:05 14:25 Yogyakarta - Banjarmasin RI-352 13:10 15:25 Banjarmasin - Yogyakarta RI-353 15:55 16:10 Total : 72 rute / hari