BAB I peran penting dalam kelanjutan generasi penerus bangsa (Manuaba, 2009).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN UKDW. Mioma uteri sering disebut juga leiomioma atau fibroid uterus, yang merupakan

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakan pembangunan kesehatan adalah

BAB I PENDAHULUAN. leiomyoma uteri, fibromioma uteri, atau uterin fibroid. 1 Angka kejadian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Salah satu masalah kesehatan yang sering di jumpai pada wanita usia subur

KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR DENGAN MIOMA UTERI DI RS. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MIOMA UTERI DI RUANG POLI KANDUNGAN RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2014 ABSTRAK

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MIOMA UTERI DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SITI FATIMAH MAKASSAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Amerika Serikat diperkirakan setiap 4-5 wanita mengidap. kelainan ini dan menunjukkan kecenderungan pertumbuhan pada dekadeusia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh perempuan usia produktif. Sebanyak 25% penderita mioma uteri dilaporkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam pembukaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit pada sistem reproduksi yang menyebabkan kematian yaitu

GAMBARAN FAKTOR RESIKO PENYEBAB TERJADINYA MIOMA UTERI DI POLIKLINIK KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH TAHUN 2012

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA MIOMA UTERI DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. seksama, prevalensi mioma uteri meningkat lebih dari 70%, karena mioma

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MIOMA UTERI DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN

HUBUNGAN USIA REPRODUKSI DENGAN KEJADIAN MIOMA UTERI DI RSUP. PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2014 mencapai 214 per

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Poin ke 5 dalam Milenium Development Goals (MDG) adalah

BAB I PENDAHULUAN. ovarium merupakan salah satu tumor jinak ginekologi yang paling sering dijumpai pada

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kematian yang dialami ibu selama masa kehamilan masih cukup tinggi di

BAB 1 PENDAHULUAN. jinak yang tumbuh pada rahim. Dalam istilah kedokteranya disebut

BAB I PENDAHULUAN. melalui program Keluarga Berencana (BKKBN,2010). pemerintah yang pada awalnya diatur berdasarkan Undang-Undang No.

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA. Dwika Suryaningdyah. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Hubungan Faktor Risiko dan Kejadian Mioma Uteri di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan 20 minggu hingga 37 minggu dihitung dari hari pertama haid

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN HUBUNGAN USIA MENARCHE DAN PARITAS DENGAN MIOMA UTERI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran dan kelenjar payudara (Pamungkas, 2011). Kanker payudara merupakan

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN MIOMA UTERI DI RSU PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Key words : Uterine myomas, characterictics of patients, Pirngadi General Hospital Medan

BAB I PENDAHULUAN. Prolapsus uteri merupakan salah satu bentuk prolapsus organ panggul dan

Tumor jinak pelvik. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu penyakit mematikan di dunia. Sampai saat ini, kanker

BAB 1 PENDAHULUAN. prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di bagian Rekam Medik RSUP dr. Kariadi

HUBUNGAN USIA DENGAN KEJADIAN MYOMA UTERI DI BANGSAL SAKINAH RSU PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2013 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu

PENGARUH PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI KOMBINASI PROGESTERON ESTROGEN TERHADAP KEJADIAN KANKER LEHER RAHIM DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA.

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN RISIKO TERJADINYA MYOMA UTERI DI RSUD DR. MOEWARDI PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2011

BAB 1 : PENDAHULUAN. perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengetahuan perawat tentang penilaian nyeri dan intervensi sangat

PREVALENSI MIOMA UTERI BERDASARKAN UMUR DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

KEJADIAN MIOMA UTERI PADA AKSEPTOR HORMONAL

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Derajat kesehatan penduduk merupakan salah satu indikator kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memberikan pelayanan keperawatan (Ballard, 2003). Kesalahan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kurang dari 70/ kelahiran hidup. 1. Secara global, Maternal mortality Ratio (MMR) selama 25 tahun terakhir terjadi

BAB I PENDAHULUAN. apabila terjadi kerusakan. Salah satu keluhan yang sering dialami lansia akibat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Millennium Development Goals (MDG) telah menjadi tujuan milenium

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAHARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian maternal (maternal mortality) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Moewardi pada Juli 2013

BAB I PENDAHULUAN. tuba falopi kemudian berimplantasi di endometrium. (Prawiroharjho, ketidakpuasan bagi ibu dan bayinya (Saifuddin. 2000).

BAB I PENDAHULUAN. kanker yang paling sering ditemukan pada wanita, setelah kanker mulut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

JURNAL ILMIAH ILMU-ILMU KESEHATAN VOL. XIII NO. 3, DESEMBER 2015

ANALISIS FAKTOR RESIKO KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SITI FATIMAH KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi sangat penting artinya, kesehatan reproduksi

ABSTRAK PREVALENSI MIOMA UTERI DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER : July Ivone, dr.,m.s.mpd.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. sengaja maupun tidak sengaja (Pudiastuti, 2011). Berbagai bentuk. penyimpangan perilaku seksual remaja cenderung mengalami

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kewajiban negara dalam upaya pemenuhannya. Kesehatan juga

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. riwayatkan dalam hadist. Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam

BAB 1 PENDAHULUAN. 2012, Angka kematian ibu adalah 395 per kelahiran hidup.

PENGARUH INDEKS MASSA TUBUH, USIA MENARCHE DAN STATUS MENSTRUASI TERHADAP MIOMA UTERI

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas. Dimana masa

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan tekanan darah dan proteinuria yang muncul ditrimester kedua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian wanita yang disebabkan oleh karena kehamilan

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Ketuban pecah dini (KPD) terjadi pada sekitar sepertiga dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN. kandungan khususnya berhubungan dengan kedokteran ginekologi.

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh gangguan hormonal, kelainan organik genetalia dan kontak

BAB I PENDAHULUAN. salah satu strategi dalam upaya peningkatan status kesehatan di Indonesia.

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Preeklampsi Di Ruang Bersalin BLU-RSUP. Prof. Dr. R.D. Kandou Manado Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif merupakan transisi epidemiologis dari era penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai derajat Kesehatan Masyarakat yang setinggi-tingginya. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan secara proses maupun fungsi pada sistem reproduksi manusia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. kehamilan ektopik yang berakhir dengan keadaan ruptur atau abortus. 12 Kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gula. DM memang tidak dapat didefinisikan secara tepat, DM lebih

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Diajukan Oleh : HIDAYATUL MUNAWAROH J.

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN MIOMA UTERI DI RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu hal yang penting dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal adalah dengan memperhatikan kesehatan wanita khususnya kesehatan reproduksi karena hal tersebut memiliki dampak luas, menyangkut berbagai aspek kehidupan, serta merupakan parameter kemampuan negara dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. Kesehatan reproduksi wanita memiliki peran penting dalam kelanjutan generasi penerus bangsa (Manuaba, 2009). Salah satu masalah kesehatan reproduksi wanita adalah mioma uteri. Mioma uteri berperan secara cukup signifikan terhadap morbiditas sebagian besar wanita. Efek klinis tumor ini berkaitan dengan efek penekanan massa tumor terhadap organ sekitar, perdarahan uterus yang berlebihan, atau masalah yang berkaitan dengan kehamilan seperti infertilitas dan abortus berulang (Flake, 2003). Dilaporkan sekitar 27-40% wanita dengan mioma uteri mengalami infertilitas (Hadibroto, 2005). Mioma uteri merupakan masalah yang umum ditemukan pada wanita reproduksi, sekitar 20-50 % (Decherney, 2006). Penelitian Lauren Wise di Amerika Serikat periode 1997-2007 melaporkan 5.871 kasus mioma uteri dari 22.120 wanita kulit hitam (Wise, 2009). Medical Surveillance Monthly Report Armed Force Amerika Serikat periode 2001-2010 melaporkan terdapat 11.931 1

2 kasus mioma uteri (insidens rate 57,6 per 10.000 tiap tahun) pada wanita usia reproduksi aktif (Wertheimer, 2011). Angka kejadian mioma uteri di Indonesia ditemukan 2,39% - 11,7 % dari semua penderita ginekologi yang dirawat (Wiknjosastro, 2009). Berdasarkan data dari ruang rawat inap Camar III (Penyakit Kandungan) RSUD Arifin Achmad Propinsi Riau pada tahun 2004, mioma uteri menempati urutan ke lima dari sepuluh penyakit ginekologi terbanyak yaitu sebesar 7,04%. Mioma uteri juga menempati urutan ke lima dari sepuluh penyakit ginekologi terbanyak sebesar 8,03% pada tahun 2005 (Muzakir, 2008). Mioma uteri memiliki banyak faktor risiko, yang meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Frekuensi kejadian mioma uteri paling sering terjadi pada wanita umur 35-45 tahun yang masih mengalami haid dan menurun pada masa menopause, hal ini dikaitkan dengan hormon estrogen (Lilyani, 2012). Mioma uteri lebih sering terjadi pada wanita nulipara (Flake, 2003). Pada wanita denga menarke dini (<12 tahun) ditemukan meningkatkan risiko relatif terjadinya mioma uteri dan menarche lambat (>15 tahun) menurunkan resiko realtif mioma uteri (Velez, 2013). Wanita yang mengalami obesitas juga memiliki risiko mengalami mioma uteri (Parker, 2007). RS Bethesda merupakan rumah sakit rujukan di Yogyakarta dan sekitarnya. Sebagai rumah sakit swasta sekaligus rumah sakit pendidikan, RS Bethesda Yogyakarta melayani persoalan-persoalan kesehatan dari segala aspek lapisan masyarakat.

3 Berdasarkan pada kenyataan di atas, maka hal ini mendorong peneliti untuk mengetahui faktor risiko mioma uteri di RS Bethesda Yogyakarta. 1.2. Masalah Penelitian 1.2.1. Apakah terdapat hubungan antara usia dengan kejadian mioma uteri di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. 1.2.2. Apakah terdapat hubungan antara paritas dengan kejadian mioma uteri di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. 1.2.3. Apakah terdapat hubungan antara usia menarke dengan kejadian mioma uteri di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. 1.2.4. Apakah terdapat hubungan antara Indek Massa Tubuh dengan kejadian mioma uteri di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. 1.2.5. Apakah terdapat hubungan antara status haid dengan kejadian mioma uteri di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara faktor risiko dengan kejadian mioma uteri di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. 1.3.2. Tujuan Khusus 1.3.2.1. Untuk menganalisis hubungan antara usia dengan kejadian mioma uteri di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. 1.3.2.2. Untuk menganalisis hubungan antara paritas dengan kejadian mioma uteri di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.

4 1.3.2.3. Untuk menganalisis hubungan antara usia menarke dengan kejadian mioma uteri di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. 1.3.2.4. Untuk menganalisis hubungan antara Indek Massa Tubuh dengan kejadian mioma uteri di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. 1.3.2.5. Untuk menganalisis hubungan antara status haid dengan kejadian mioma uteri di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi bagi tenaga kesehatan dan mahasiswa tentang faktor risiko mioma uteri di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. 1.4.2. Manfaat Praktis Dapat menjadi pengalaman dan menambah wawasan bagi peneliti dan pembaca tentang faktor risiko mioma uteri di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta, serta informasi yang diperoleh dapat dijadikan acuan bagi peneliti berikutnya. 1.5. Keaslian Penelitian Penelitian tentang Faktor Risiko Mioma Uteri di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta merupakan penelitian pertama kali yang di lakukan di rumah sakit ini. Berikut ini disajikan beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini sebagai pembanding mengenai keaslian penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

5 Peneliti Judul Desain Subyek Hasil Perbedaan Penelitian Pratiwi Hubungan Usia Deskriptif Pasien wanita Hasil ini menunjukkan (2008) Reproduksi Dengan retrospektif dengan berusia 18-49 terdapat hubungan yang Kejadian Mioma cross sectional dengan mioma sangat bermakna antara usia Uteri di RSUP Prof design uteri periode 1 reproduksi dengan kejadian Variabel penelitian Kandaou Manado Maret-31 Oktober 2012 mioma uteri (P=0,000, α = 0,01). Terbanyak penderita dan sebanyak pada usia 34-49 tahun 108 pasien (69,1%). Tri Kurniasari (2010) Karakteristik Mioma Uteri di RSUD dr.moewardisurakarta Penelitian observasional diskriptif Terdapat 114 penderita mioma uteri pada Mioma ditemukan paling banyak pada usia 41-50 tahun sebesar 61,40%. Periode Januari 2009- periode Januari Kasus mioma ditemukan Variabel penelitian Januari 2010 2009- Januari 2010 di RSUD terbanyak pada nullipara sebesar 24,56% dr.moewardi. Perdarahan pervaginam dan benjolan perut bagian bawah adalah keluhan utama yang paling banyak di temukan sebesar 57,02 % dan 12,28 % Kadar Hb penderita antara 7-11,9 sebesar 52,63% Mioma intramural adalah jenis mioma yang paling banyak ditemukan yaitu sebesar 44,73%. Tindakan histerektomi

6 Ikramina (2013) Lilyani (2012) Hubungan antara indeks massa tubuh dengan resiko terjadinya mioma uteri di RSUD dr.moewardi periode 1Januari 2011-31 Desember 2011 Hubungan faktor resiko dengan kejadian mioma uteri di RSUD Tugurejo Semarang Deskriptif analitik dengan pendekatan case study Survey analitic dengan pendekatan retrospektif Subjek penelitian berjumlah 52 pasien myoma uteri Subjek penelitian berjumlah 68 pasien mioma uteri dilakukan sebesar 65,79%. Sedangkan terapi dengan miomektomi adalah sebanyak 26,32%. Didapatkan kasus myoma uteri pada wanita dengan indeks massa tubuh berlebih yaitu sebanyak 35 kasus (67,3%) dan pada wanita dengan indeks massa tubuh normal sebanyak 17 kasus (32,7%). Odds Ratio = 2 (OR > 1). Terdapat hubungan bermakna antara umur dengan kejadian mioma uteri (p = 0,007) Tidak terdapat hubungan bermakna antara paritas dengan kejadian mioma uteri (p = 0,186) Terdapat hubungan bermakna antara umur menarche dengan kejadian mioma uteri (p = 0,007) Terdapat hubungan bermakna antara status haid (wanita masih haid) dengan kejadian mioma Variabel penelitian Variabel penelitian

7 uteri (p = 0,004). Emirlia (2011) Hubungan jumlah paritas dengan mioma uteri di RSUP H Adam Malik Medan Case control Sampel peneltian sebanyak 100 orang maka diambil sampel sebanyak 100 lagi Penelitian ini menunjukkan kelompok paritas multipara paling tertinggi persentase sebanyak58,0%. Berdasarkan uji Kai- Kuadrat Independensi, hasil penelitian menunjukkan ada hubungan jumlah paritas dengan mioma uteri di RSUP H. Adam Malik. lebih Variabel penelitian banyak