BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perusahaan keluarga (family-owned business atau FOB) merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang terbentuk sejak 31 Desember

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang sangat pesat, sehingga di era

BAB I PENDAHULUAN 1.1. PENDAHULUAN. Saat ini perusahaan keluarga sudah menguasai 80 % - 98% bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. keluarga merupakan bisnis yang tak lekang oleh waktu. Hal ini ditunjukkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju suatu Negara maka semakin dirasakan pentingnnya dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perusahaan keluarga ialah salah satu dari kekuatan kewirausahaan yang

Family Business Rejuvenation Strategy Strategi Meremajakan Kembali Bisnis Keluarga di Era Trump Economy

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis

BAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan tak akan lepas dari seseorang yang mempunyai jiwa

BAB I PENDAHULUAN. bisnis keluarga telah lama memberi sumbangan terbesar terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepemimpinan yang diterapkan dari setiap pemimpin di setiap generasi.

PROSES PERENCANAAN SUKSESI PADA PERUSAHAAN PERALATAN MAKAN

ANALISIS PROSES SUKSESI PADA PERUSAHAAN KONSTRUKSI LIFT

B. MAKNA PERENCANAAN SDM BAGI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk merealisasikan gagasan gagasannya, termasuk didalamnya perencanaan

STUDI DESKRIPTIF PERENCANAAN SUKSESI KEPEMIMPINAN PADA PERUSAHAAN KELUARGA DI BIDANG KONSTRUKSI DI SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. pergeseran industri dan perubahan perilaku karyawan. Sumber daya manusia (SDM)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan keluarga menjadi fenomena yang menarik di dalam dunia bisnis.

Bab I PENDAHULUAN. Konsep corporate governance telah menjadi topik pembicaraan dan

ANALISIS PERENCANAAN SUKSESI PADA PT NIRWANA RADIO

Bisnis keluarga merupakan bentuk organisasi bisnis yang tertua dan. yang paling dominan. Di banyak negara bisnis keluarga mencakup tujuh

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PROSES PERENCANAAN SUKSESI PADA CV INDORAGA PERSADA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terpenting dalam kehidupan manusia yang sehat, di manapun dan kapanpun mereka berada.

AGORA Vol. 2, No. 2, (2014)

ANALISIS PROSES SUKSESI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR FARMASI

BAB I PENDAHULUAN. pada sumber daya manusia (human resources) guna menjalankan fungsinya

REVIEW JURNAL PASCA SARJANA UNIVERSITAS GUNADARMA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Karakteristik industri rokok merupakan consumer goods dan invisible (taste),

ANALISIS PENERAPAN PROSES SUKSESI PADA PERUSAHAAN BERBUDAYA TIONGHOA DI UD. SURYA MAS

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan inovasi untuk pengembangan produknya dan. mempertahankan konsumennya. Perusahaan yang tidak mampu bersaing akan

BAB I PENDAHULUAN. farmasi, peralatan medis, dan barang konsumsi. Mulai berdiri di Amerika

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Persaingan yang semakin kompetitif saat ini menjadikan setiap usaha

BAB IV KONDISI TENAGA KERJA KONSTRUKSI. Tenaga kerja konstruksi merupakan bagian dari sektor konstruksi yang mempunyai

IN DIGITAL ERA THE ART OF LEADING PEOPLE KAPITA SELEKTA SAMUEL GUNAWAN SMART WAYS MAXIMIZING PEOPLE PASSING ON THE CROWN TICKETS SABTU

BAB III SOLUSI BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. dampak adalah semakin ketatnya kompetisi di beberapa sektor industri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah yang didasarkan kepada Undang-Undang. Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Derah, menekankan adanya

BAB I PENDAHULUAN. serta jajaran eksekutifnya dari lingkungan dalam keluarga itu sendiri.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia sebagai Negara Kesatuan menganut azas. desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, dengan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Banyak perusahaan menggunakan berbagai macam cara untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan besar di Indonesia. Namun tidak sedikit juga perusahaan keluarga yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan keluarga merupakan suatu fenomena tersendiri dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. direformasi. Reformasi itu meliputi berbagai bidang termasuk birokrasi-alat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan dan tumpuan bagi

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. hal, salah satunya adalah komitmen karyawan terhadap organisasi. Komitmen

Kegagalan dalam Pengembangan maupun Penerapan Sistem Informasi di Organisasi (Merujuk Pendapat Rosemary Cafasso)

STUDI DESKRIPTIF KRITERIA SUKSESOR PADA PERUSAHAAN KELUARGA SUB-DISTRIBUTOR KEBUTUHAN FARMASI

STRATEGIC COLLABORATION MODEL DALAM PROSES SUKSESI PERUSAHAAN KELUARGA PT. ABC DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kesiapan dari pegawai tersebut, akan tetapi tidak sedikit organisasi

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil obyek penelitian yaitu pada Roti Dewi Semarang.Perusahaan ini dipilih karena terjadi permasalahan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140), yang disebut lingkungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. bagian input, proses, output. Tanpa ketiga itu sistem informasi tidak dapat berjalan. nantinya akan kita sajikan bagi masyarakat.

SISTEM INFORMASI SDM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

ANALISIS PERENCANAAN PROSES SUKSESI BISNIS KELUARGA PADA PT XYZ GROUP

BAB III METODE PENELITIAN. A. Fokus Penelitian. Fokus penelitian ini adalah penjelasan secara statistik dan deskriptif mengenai

I. PENDAHULUAN. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruhnya karya tulis ini dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.

BAB I PENDAHULUAN. Bagi kalangan perusahaan sekuritas, fund manajer, eksekutif

PERENCANAAN SUKSESI PADA PERUSAHAAN KELUARGA PT MANDALASENA PERKASA MOTOR

BAB I PENDAHULUAN. Disamping itu rumah sakit juga harus mencari/memiliki pemimpin yang

PERENCANAAN SUKSESI PADA PERUSAHAAN KELUARGA PT. INDORAYA SEKAYE DI SURABAYA

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup yang selalu berubah dengan cepat. Keadaan ini menuntut

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah lahan yang luas tersebut, pasti akan membutuhkan banyak tenaga kerja.

SUCCESSION PLAN DENGAN FAMILY OWNED ENTERPRISE (FOE) PADA PERUSAHAAN PERTAMBAKAN

PERENCANAAN SUKSESI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR PLASTIK

Contoh Perilaku dan Budaya Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset utama suatu perusahaan,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengertian Kepemimpinan

ANALISIS PROSES SUKSESI PADA PERUSAHAAN KELUARGA DI BIDANG INDUSTRI MAKANAN RINGAN

Jamu adalah sebutan orang Jawa terhadap obat hasil ramuan tumbuhtumbuhan. asli dari alam yang tidak menggunakan bahan kimia sebagai aditif.

ANALISIS PROSES SUKSESI PADA PERUSAHAAN KELUARGA BERBUDAYA TIONGHOA (STUDI KASUS PADA PT X)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang dimilikinya. Dengan bekerja, individu dapat melayani kebutuhan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang muncul pada saat atau sekitar suatu periode tertentu dari kehidupan individu

yang dirasakan individu terhadap pengobatan.

yang mengetahui penyakitnya (Arbabi, 2014). Sebuah penelitian di Arab Saudi menemukan bahwa hanya 16% pasien kanker yang memperoleh informasi

ANALISIS PERENCANAAN SUKSESI PADA PERUSAHAN KELUARGA PT DUTA ADPRO

BAB I PENDAHULUAN. modern. Hal ini didukung oleh perilaku berbelanja penduduk Indonesia yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia) adalah suatu perusahaan yang memberikan layanan di bidang jasa

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan asset intangible bagi perusahaan. Bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. individu, khususnya individu yang telah menyandang gelar Strata Satu atau

BAB V PENUTUP. Dimulai dari kehidupan sosial, budaya hingga perekonomiannya. Kesuksesan

ANALISIS PERENCANAAN SUKSESI KEPEMIMPINAN PADA PERUSAHAAN KELUARGA (Studi pada CV.Glompong Duta Boga)

MANAJEMEN STRATEGI Membangun Keunggulan Bersaing Era Global di Indonesia Berbasis Kewirausahaan : David Sukardi Kodrat

CONFUCIANISM VALUE DALAM SUCCESSION PLAN PADA FAMILY BUSINESS (STUDI DESKRIPTIF PADA PT. JAYASENTOSA SUBUR TERUS)

KAJIAN PROSES SUKSESI PADA PERUSAHAAN KELUARGA PT. CREDO JAYA KARYA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan keluarga (family-owned business atau FOB) merupakan organisasi yang unik, hasil dari interaksi antara anggota keluarga, keluarga itu sendiri, dan bisnis (Chrisman et al., 2005). Lebih dari 60% dari keseluruhan perusahaan di banyak negara di dunia dapat diklasifikasikan sebagai perusahaan keluarga, termasuk di antaranya di Indonesia (Déniz-Déniz dan Cabrera-Suárez, 2005). Di Amerika Serikat 96% perusahaan dikelola oleh keluarga dan menyumbang sebagian besar lapangan pekerjaan serta 40% dari Produk Nasional Bruto (Beckhard dan Dyer, 1983). Demikian pula di Australia, bisnis keluarga dan bisnis milik pribadi berjumlah sekitar 97% dari keseluruhan bisnis yang ada dan mempekerjakan sebagian besar dari tenaga kerja di Australia (Smyrnios dan Dana, 2006). Perusahaan keluarga mendominasi bisnis di Amerika Serikat, namun banyak pimpinan perusahaan keluarga di sana yang mengalami kesulitan mempertahankan perusahaannya seiring dengan berjalannya waktu. Banyak yang tidak mampu bertahan setelah 10 tahun, dan hanya 3 dari 10 perusahaan yang mampu bertahan hingga generasi ke-2. Rata-rata harapan hidup perusahaan tersebut sekitar 24 tahun yang juga adalah rata-rata lama menjabat dari pendirinya (Beckhard dan Dyer, 1983). Hal ini sejalan dengan penemuan White et al. (2004) bahwa di Amerika Serikat hanya sepertiga perusahaan keluarga yang bisa

bertahan hingga generasi kedua sedangkan yang bertahan hingga generasi ketiga hanya sekitar 10% 20% saja. Tidak jauh berbeda dengan Amerika Serikat, hasil survei The Jakarta Consulting Group (JCG), suatu perusahaan konsultan bisnis keluarga yang didirikan oleh A. B. Susanto, menemukan bahwa sekitar 78% perusahaan keluarga Indonesia dipegang oleh pendiri. Sementara generasi kedua dan generasi berikutnya hanya 15% dan 7% (Oyong, 2010). Terlihat bahwa salah satu masalah yang paling penting yang harus dihadapi oleh sebuah perusahaan keluarga adalah kemampuan untuk mempertahankan kepemimpinan yang kompeten dari satu generasi ke generasi berikutnya (Le Breton-Miller et al., 2004). Tidaklah mengherankan apabila dalam bisnis keluarga dikenal pepatah yang mengatakan, generasi pertama menemukan, generasi kedua mengembangkan dan generasi ketiga menghancurkan (Susanto 2, 2014). Masalah sustanaibility perusahaan keluarga ini bisa disebabkan berbagai faktor namun yang paling berpengaruh menurut White et al. (2004) adalah kurangnya perencanaan suksesi (succession planning), sehingga keluarga gagal menjembatani transisi antara generasi satu dengan generasi berikutnya dan mempersiapkan suksesor yang memiliki kemampuan dan telah terlatih. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Lansberg (1988) bahwa kurangnya perencanaan suksesi merupakan salah satu alasan utama mengapa perusahaan keluarga tidak bisa bertahan lebih dari satu generasi.

Persentase perusahaan keluarga yang menyiapkan rencana suksesi mendekati persentase perusahaan yang mampu bertahan hingga generasi kedua. Hal tersebut menunjukkan bahwa perencanaan suksesi memiliki pengaruh terhadap keberlangsungan perusahaan (Sekarbumi, 2001). Hasil penelitian JCG menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan keluarga di Indonesia belum seluruhnya mempersiapkan suksesor melalui perencanaan suksesi untuk memimpin perusahaan. Responden yang telah mempersiapkan penerus melalui perencanaan suksesi sebanyak 67,8% sedangkan yang lain (32,2%) tidak atau belum mempersiapkannya (Susanto 3, 2014). Hasil penelitian Sekarbumi (2001) terhadap 10 perusahaan keluarga di Jakarta menunjukkan bahwa hanya 1 perusahaan yang memiliki rencana suksesi tertulis di generasi pertama atau pendiri perusahaan, 1 perusahaan memiliki rencana suksesi tertulis di generasi kedua, sedangkan sisanya hanya memiliki rencana suksesi dalam pemikiran saja. Lansberg (1988) mengatakan bahwa ada beberapa pihak yang mungkin berpengaruh dalam kurangnya perencanaan suksesi yaitu bisa dari pendiri, keluarga, manajer, bahkan lingkungan perusahaan. Walaupun para pendiri perusahaan sadar akan banyaknya manfaat dari merencanakan suksesi, mereka juga memiliki hambatan psikologi yang besar untuk melakukannya. Salah satu hal yang menghambat perencanaan suksesi bagi pendiri perusahaan adalah keengganan untuk menghadapi kematian. Bagi seorang pendiri merencanakan suksesi sama seperti merencanakan kematiannya lebih awal. Selain itu merencanakan suksesi dapat membuat mereka kehilangan kekuasaan untuk mempengaruhi jalannya operasional bisnis sehari-hari. Kehilangan kekuasaan atas

bisnis seperti langkah awal kehilangan kontrol terhadap hidup itu sendiri. Perusahaan sudah menjadi identitas tersendiri bagi pendirinya dan menentukan kedudukannya di masyarakat. Oleh karena itu hal ini tidaklah mudah. Bagi anggota keluarga ada norma yang menghambat orangtua dan anak membicarakan masalah masa depan utamanya masalah warisan dan perekonomian keluarga di masa mendatang. Bagi penerus, perencanaan suksesi menimbulkan ketakutan akan kematian orangtuanya, perpisahan, serta pengabaian. Oleh karena itu, perencanaan suksesi jarang dibicarakan secara terbuka. Perusahaan keluarga yang dipegang generasi pertama sangat bergantung pada pendirinya, tidak hanya dalam hal kepemimpinan dan jalannya perusahaan namun juga karena koneksi serta kecakapan teknik yang dimiliki. Sehingga apabila perencanaan suksesi selalu dihindari, meninggalnya pendiri secara mendadak dapat menciptakan masalah antara lain konflik di antara para pewarisnya (Lansberg, 1988). Hal ini pernah terjadi di salah satu perusahaan jamu di Indonesia yaitu Jamu Nyonya Meneer. Permasalahan suksesi di perusahaan menimbulkan konflik berkepanjangan antara anggota keluarga hingga melibatkan banyak orang penting dalam pemerintahan dan permasalahan pun dibawa ke pengadilan (Pratiwi, 2013). Tentunya permasalahan suksesi ini bukanlah hal yang sepele dan harus mendapatkan perhatian khusus, karena tidak hanya masa depan perusahaan namun nasib ribuan bahkan jutaan pegawainya akan sangat tergantung dengan suksesor (Sekarbumi, 2001). Hasil penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya menunjukkan betapa pentingnya merencanakan dan mengelola suksesi untuk diterapkan di perusahaan

keluarga. Menurut Fulmer (2002) perencanaan suksesi merupakan interface antara fungsi SDM dan arah strategik suatu organisasi. Dalam hal ini perencanaan suksesi adalah suatu sumber daya yang penting untuk mengantisipasi kebutuhankebutuhan organisasi di masa depan dan membantu menemukan, menetapkan, mengembangkan, dan memonitor human capital yang dibutuhkan dalam strategi organisasi. Menurut Lansberg (1988) perencanaan suksesi dalam perusahaan keluarga adalah suatu proses persiapan yang diperlukan untuk menjamin harmoni dalam keluarga dan keberlangsungan dalam bisnis dari generasi ke generasi. Persiapan ini merupakan kebutuhan di masa yang akan datang, baik bagi perusahaan maupun bagi keluarga. Namun lebih jauh menurut Lansberg (1999) menginvestasikan waktu dan sumber daya dalam memformulasikan suatu strategi dan perencanaan suksesi akan sia-sia dan tidak efektif tanpa memperhatikan mimpi dan aspirasi dari anggota keluarga terutama mereka yang nantinya akan melanjutkan pengelolaan perusahaan. Perencanaan suksesi di perusahaan keluarga adalah hal yang sangat penting. Walaupun di luar telah banyak literatur yang membahas mengenai suksesi di perusahaan keluarga dari berbagai sudut pandang, di Indonesia penelitian mengenai hal ini belum begitu populer. Di banyak perusahaan keluarga di Indonesia membicarakan dan merencanakan suksesi terlarang, terutama apabila pendiri atau orangtua masih hidup. Penghormatan terhadap orangtua dan keputusannya sangat ditekankan (Sekarbumi, 2001). Perusahaan keluarga di Indonesia mendominasi banyak industri, salah satunya adalah produsen obat tradisional yang di masyarakat lebih dikenal dengan

jamu. Susanto 4 (2014) bahkan menyebutkan perusahaan jamu adalah perusahaan yang tahan banting terhadap perubahan jaman dan mampu bertahan hidup di Indonesia karena jamu sendiri sudah menjadi tradisi dan ciri sosial budaya Indonesia. Salah satu daerah yang memiliki banyak produsen obat tradisional adalah kota Surakarta yang terletak di Propinsi Jawa Tengah yaitu sebanyak 27 perusahaan (data Dinas Kesehatan dan Gabungan Pengusaha Jamu Jawa Tengah). Walaupun awalnya resep jamu hanya diturunkan dari generasi ke genarasi di dalam lingkungan kraton, namun saat ini jamu sudah tumbuh menjadi industri dengan persaingan yang sangat ketat dengan konsumen yang luas. Persaingan yang sedemikian tentunya membutuhkan manusia yang memiliki profesionalisme tinggi utamanya yang memegang jabatan tertinggi di perusahaan. Posisi puncak di beberapa perusahaan jamu ini banyak yang masih dipegang turun-temurun dari generasi pertama pendiri perusahaan (first generation of founder-owner) ke generasi berikutnya. Dilema yang dihadapi oleh pemilik suatu produsen obat tradisional ini tidak hanya menunjuk suksesor terpilih, namun juga mampu mempersiapkan suksesor dengan sebaik-baiknya. Hal ini sangat penting mengingat banyak anak yang mungkin tidak ingin melanjutkan pekerjaan orangtua. Oleh karena itu, sangat penting bagi suatu perusahaan milik keluarga termasuk produsen obat tradisional untuk memberikan perhatian khusus bagi proses suksesi kepemimpinan puncak dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Sebab hal ini akan sangat mempengaruhi masa depan perusahaan. Lebih jauh lagi mengenai suksesi di perusahaan keluarga adalah dilema dan masalah yang harus dihadapi oleh seorang pendiri apabila perusahaan tidak

memiliki calon suksesor dari dalam keluarga itu sendiri, maka pendiri harus memilih apakah perusahaan harus dipertahankan atau dijual kepada pihak lain (Beckhard dan Dyer, 1983). Apabila dipertahankan maka suksesor diambil dari luar lingkup keluarga. Suksesor ini bisa merupakan orang dalam perusahaan (insider) yang telah bekerja cukup lama di perusahaan dan merupakan pegawai bernilai tinggi (highly valued employees) atau dari luar perusahaan (outsider atau professional). Terkait dengan persiapan suksesor inilah, maka perusahaan harus mempersiapkan talent pool yang merupakan salah satu bagian penting dalam perencanaan suksesi. Ulasan mengenai penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa penelitian mengenai suksesi di produsen obat tradisional milik keluarga merupakan suatu studi kasus yang menarik. Penelitian dilakukan pada perusahaan keluarga yang berada di kota Surakarta. Sulit untuk merekam suksesi di perusahaan-perusahaan yang kecil, maka pada penelitian ini dilakukan studi kasus jamak (multiple case study) pada produsen obat tradisional yang ada di kota Surakarta, Jawa Tengah untuk menggali lebih dalam mengenai bagaimana suksesi di berbagai perusahaan tersebut. B. Rumusan Masalah Pengelolaan dan perencanaan suksesi merupakan suatu isu penting di perusahaan milik keluarga, salah satunya perusahaan yang merupakan produsen obat tradisional. Namun, perusahaan di Indonesia masih kurang menaruh perhatian terhadap perencanaan suksesi. Studi mengenai suksesi itu sendiri masih

jarang dilakukan di Indonesia. Penelitian ini berusaha untuk menjawab pertanyaan seputar suksesi kepemimpinan puncak di perusahaan milik keluarga yang diteliti. Adapun permasalahan yang ingin diteliti yaitu: 1. Bagaimanakah proses suksesi tersebut dijalankan dilihat dengan berbagai pendekatan suksesi? Ada beberapa pendekatan dalam melihat isu suksesi di perusahaan keluarga yaitu pendekatan arah, waktu, rencana, lingkup, tingkat penyebaran, dan keleluasaan individu. 2. Bagaimana pengaruh berbagai variabel dalam suksesi terhadap jalannya suksesi di perusahaan keluarga? Telah banyak penelitian yang mengungkapkan mengenai variabel-variabel dalam suksesi. Pengaruh dari variabel ini bersifat relatif dan merupakan bahan studi yang menarik untuk diteliti, sebab walaupun suksesi sendiri telah banyak diteliti di luar negeri, di Indonesia penelitian mengenai suksesi belum banyak ditemukan. Oleh karena itu, perlu dibandingkan apakah literatur dari luar sesuai dengan konteks suksesi di Indonesia. C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan permasalahan, tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji proses suksesi kepemimpinan puncak di produsen obat tradisional milik keluarga di Surakarta. Hal-hal yang ingin dikaji adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah proses suksesi dijalankan ditinjau dari berbagai pendekatan suksesi yaitu mulai dari pemilihan suksesor, waktu yang dibutuhkan dan

rencana suksesi, ruang lingkup suksesi, tingkat keterbukaam dan keleluasaan individu di dalam suksesi. 2. Bagaimanakah berbagai variabel dalam suksesi misalnya pendahulu, suksesor, dinamika keluarga dan varibel lainnya mempengaruhi proses suksesi. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik bagi peneliti, perusahaan yang diteliti maupun bagi pembaca yang concern terhadap isu suksesi. 1. Manfaat bagi peneliti Peneliti berharap dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh dan memperoleh pengalaman dan ilmu pengetahuan baru selama penelitian. 2. Manfaat bagi perusahaan Penelitian ini diharapkan bisa memberi gambaran yang lebih mendetail pada perusahaan seputar suksesi yang telah ataupun akan terjadi, apa saja hal yang mempengaruhi utamanya mendukung keberhasilan suksesi tersebut. Nantinya hal tersebut dapat memberikan kontribusi sebagai bahan pembelajaran bagi perusahaan untuk suksesi generasi berikutnya. 3. Manfaat bagi ilmu pengetahuan Penelitian ini diharapkan bisa menjadi referensi bagi kasus suksesi di perusahaan-perusahaan keluarga di Indonesia pada umumnya dan perusahaan yang bergerak di bidang obat tradisional milik keluarga pada khususnya.

E. Keaslian Penelitian Studi kasus pada produsen obat tradisional milik keluarga di Surakarta mengenai suksesi kepemimpinan puncak belum pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian serupa yang pernah dilakukan yaitu: 1. Romedly (2007) dalam tesisnya yang berjudul Pengembangan Model Succession Planning pada PT Telkom, TBK 2. Soedibyo (2009) dalam disertasinya yang berjudul Kajian terhadap Suksesi Kepemimpinan Puncak (CEO) Perusahaan Keluarga di Indonesia (Menurut Perspektif Penerus) 3. Sekarbumi (2001) dalam disertasinya yang berjudul Succession of family business in Indonesia Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya dapat terlihat pada tabel 1.

Penelitian Penelitian ini Penelitian Sekarbumi (2001) Penelitian Romedly (2007) Penelitian Soedibyo (2009) Tabel 1. Perbandingan dengan penelitian serupa yang pernah dilakukan Jenis penelitian Kualitatif Kualitatif Kualitatif Kualitatif dan kuantitatif Masalah yang diteliti Suksesi Suksesi succession planning Suksesi Subjek penelitian Produsen obat tradisional milik keluarga Perusahaan keluarga Bagian SDM PT Telkom (non FOB) Perusahaan keluarga Responden dan narasumber Pendahulu, suksesor, staf perusahaan Pendahulu, suksesor, direktur senior di perusahaan Manajer atau praktisi SDM di HR Center TELKOM Suksesor Tempat penelitian Surakarta Jakarta Human Resources Center TELKOM kantor pusat Bandung, Jawa Barat Beberapa kota di Indonesia