BAB III SOLUSI BISNIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III SOLUSI BISNIS"

Transkripsi

1 BAB III SOLUSI BISNIS 3.1. Pengertian Perusahaan Keluarga Terdapat beberapa definisi yang membantu pemahaman tentang pengertian perusahaan keluarga. Menurut Jhon L. Ward dan Craig E. Aronoff (2002), suatu perusahaan dinamakan perusahaan keluarga apabila terdiri dari dua atau lebih anggota keluarga yang mengawasi keuangan perusahaan. Sedangkan menurut Robert G. Donnelley (2002), suatu organisasi dinamakan perusahaan keluarga apabila paling sedikit ada keterkaitan dua generasi dalam keluarga itu dan mereka mempengaruhi kebijakan perusahaan. Keterlibatan sedikitnya dua generasi dalam keluarga didasarkan atas asumsi adanya suksesi yang berjalan. Suksesi yang secara tegas memperlihatkan kesinambungan peran keluarga dalam perusahaan. Dalam terminology bisnis ada dua jenis perusahaan keluarga. Pertama adalah Family Owned Enterprise (FOE), yaitu perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan keluarga tetapi dikelola oleh eksekutif profesional yang berasal dari luar lingkungan keluarga. Dalam hal ini keluarga berperan sebagai pemilik dan tidak melibatkan diri dalam operasi di lapangan agar perusahaan berjalan secara professional. Dengan pembagian peran ini, anggota keluarga sebagai pemilik perusahaan dapat mengoptimalkan diri dalam pengawasan. Jenis perusahaan keluarga yang kedua adalah Family Business Enterprise (FBE), yaitu perusahaan yang dimiliki dan dikelola oleh anggota keluarga pendirinya. Perusahaan keluarga tipe ini dicirikan oleh dipegangnya posisi-posisi kunci dalam perusahaan oleh anggota keluarga. Di Indonesia, kebanyakan perusahaan keluarga adalah FBE dimana para anggota keluarga juga menjadi pengelolanya Karakteristik Perusahaan Keluarga Perusahaan keluarga dicirikan terutama dengan kepemilikan dan keterlibatan yang signifikan dari keluarga dalam manajemen. Kepemilikan yang 38

2 signifikan dari keluarga terjadi tatkala suatu keluarga memiliki semua porsi pengawasan perusahaan dan berperan aktif dalam menetapkan strategi dan menjalankan bisnis setiap hari. Berikut ini beberapa karakteristik dari perusahaan keluarga: 1. Keterlibatan anggota keluarga Keterlibatan anggota keluarga dimulai apabila anak-anak atau generasi kedua sudah mulai masuk ke manajemen. Sejak kecil anak-anak sudah dimagangkan apabila orang tua menginginkan mereka terlibat dalam bisnis keluarga. Keterlibatan generasi penerus sudah tinggi, komitmennya terhadap bisnis tentu saja juga tinggi karena sejak kecil sudah bergelut dalam bisnis tersebut. Dan menyadari bahwa kebutuhan makan dan sekolah dibiayai dari bisnis itu. Komitmen menjadi lebih tinggi bagi generasi penerus karena kemauan ayahnya atau orang tuanya agar meneruskan bisnisnya. 2. Lingkungan pembelajaran yang saling berbagi Generasi penerus sering mempunyai kurva pembelajaran (lerning curve) yang cepat. Anggota keluarga sudah magang atau belajar sejak kecil, sudah membantu di bisnis keluarganya dan sudah tau apa yang dibicarakan di meja makan. Anggota keluarga yang menjadi generasi penerus mungkin belum pernah bekerja secara penuh, tetapi jiwa bisnis mereka sudah meresap dan mendarah daging sehingga kurva pembelajaran menjadi lebih cepat bagi mereka. 3. Tingginya saling keterandalan Tingginya saling keterandalan dalam bisnis keluarga sangat tinggi, misalnya salah satu dari anggota keluarga tidak dapat bekerja maka anggota keluarga yang lain akan menggantikannya. Saling keterandalan ini didasarkan pada saling kepercayaan sesama anggota keluarga dan karena mereka saling mengetahui memiliki komitmen dan ilmu yang sama dengan dirinya. 4. Kekuatan emosi Perusahaan keluarga dikelola secara emosional sehingga rasa kekeluargaan di dalamnya tinggi. Karyawan sering disebut anak dan 39

3 orang-orang lama dianggap keluarga sendiri. Secara khusus, para manajer perusahaan keluarga ini menggunakan pendekatan pribadi dan memberikan kepercayaan kepada karyawannya. 5. Kurangnya formalitas Seringkali dalam perusahaan keluarga, orang-orang yang mempunyai posisi formal seperti dewan komisaris atau pemegang saham setiap hari masih terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan sehari-hari. Hal ini disebabkan pemilik atau pendiri punya rasa memiliki yang masih tinggi serta mencintai pekerjaannya dan pengembangan bisnisnya. 6. Kepemimpinan ganda Kepemimpinan ganda dalam perusahaan keluarga sudah sering terjadi misalnya dewan komisaris dan dewan direksi adalah keluarga sendiri, seringkali dewan komisaris dalam perusahaan hanya sebagai formalitas Pengertian Suksesi Suksesi adalah sebuah proses alih tata kelola organisasi yang mempengaruhi kinerja perusahaan dari generasi sebelumnya atas komunitas atau personal yang sekarang sedang menjalankan tata kelola organisasi kepada generasi berikutnya yang berhak dan kompeten dalam mengelola dan mengembangkan organisasi kedepannya. 1 Guna memahami pengaruh suksesi dalam sebuah perusahaan keluarga, adalah perlu untuk membedakan perspektif dari beragam stakeholder yang ada dalam sistem perusahaan keluarga. 1 William J. Rothwell. Effective Succession Planning: Ensuring Leadership Continuity and Building Talent from Within. AMACOM, Page

4 Gambar 3.1 Perspektif Stakeholder Sumber: The Jakarta Consulting Group on Family Business. A.B. Susanto halaman 319 Lingkungan Lingkungan yang menjadi kekuatan yaitu terdiri dari klien dan suplier yang memiliki ketergantungan kepada pendiri. Walupun jelas bahwa untuk kepentingan jangka panjang klienlah perusahaan keluarga membuat rencana bagi keberlanjutan bisnisnya secara sehat, klien dan supplier juga khawatir akan hilangnya koneksi ke pemimpin puncak perusahaan keluarga. Sistem Keluarga Keluarga sering memandang perusahaan sebagai bagian penting dari identitas dan warisan keluarga serta sebagai sumber penghidupan keluarga yang memungkinkan mereka memenuhi ekspektasi gaya hidup yang diinginkan. Guna memahami reaksi keluarga terhadap rencana suksesi adalah penting untuk memperhatikan tahap siklus kehidupan dimana sebab 41

5 keluarga kemungkinan berada pada saat isu suksesi muncul. Kebutuhan untuk memikirkan suksesi biasanya muncul pada saat pendiri dan pasangannya memasuki tahap akhir dari kehidupan. Bagi pendiri masalah suksesi menciptakan seperangkat tantangan dan ketidakpastian yang kompleks. Dalam situasi seperti ini, pendiri mungkin akan mendukung adanya perencanaan suksesi dan penerus memiliki pengaruh kuat dalam membantu dalam membantu pendiri melewati masa transisi. Sistem Manajemen Sistem manajemen ini berkaitan dengan penempatan anggota keluarga dalam struktur organisasi serta kompetensi yang diperlukan bila ingin dimasukan dalam jajaran manajemen. Sedangkan dari sudut pandang manajer, tujuan perusahaan bukanlah untuk memenuhi kebutuhan keluarga namun untuk menghasilkan keuntungan dan menjamin pertumbuhan karir mereka. Sistem Kepemimpinan Sistem kepemimpinan dalam perusahaan keluarga tetap memegang konsep kebersamaan dalam pengambilan keputusan strategis. Kebersamaan ini ditunjukan oleh mekanisme keputusan kolektif dalam pengambilan kebijakan strategis oleh anggota keluarga yang duduk dalam kepemimpinan perusahaan. Selain itu yang menjadi ciri khas perusahaan keluarga adalah pimpinan perusahaan yang bukan anggota keluarga akan meminta persetujuan dari anggota keluarga yang memimpin. Posisi anggota keluarga yang duduk dalam kepemimpinan perusahaan memegang peran yang sedemikian penting sehingga kalangan profesional harus berkonsultasi dengan anggota keluarga dalam pengambilan keputusan. 42

6 Perencanaan Suksesi Perencanaan suksesi sangat perlu dilakukan dalam sebuah perusahaan keluarga karena perbedaan dengan perusahaan non-keluarga, suksesi di perusahaan keluarga sangat kritikal karena seringkali berlangsung tidak mulus sehingga dapat mengakibatkan perusahaan tersebut tidak berkembang bahkan mati. Perencaan suksesi ini dimaksudkan yang pertama adalah untuk kontinyuitas sebuah perusahaan dalam sebuah bisnis, yang dimaksud dengan kontinyuitas ini adalah apabila benar benar sudah waktunya bagi anak-anak untuk memegang peranan utama dalam perusahaan sebaiknya pendiri atau pemilik mulai meninggalkan perusahaan sedikit demi sedikit. Kedua, kalau generasi pertama pensiun atau menghadap Tuhan, perusahaan diharapkan tetap bagus dan berjalan lancar. Ketiga, adalah untuk mendapatkan pemimpin yang sesuai, bisa berkomunikasi dan memberi dampak positif bagi orang lain. Itu sebabnya, pimpinan yang dicari harus mempunyai visi yang jelas dan mampu mengkomunikasikan visi tersebut. Ia juga harus pandai memilih bawahan (tim) dalam bekerja dan mempunyai hubungan yang luas. Yang kempat adalah untuk menjaga harmonisasi keluarga Rencana Suksesi yang Efektif Rencana suksesi yang efektif dalam perusahaan keluarga antara lain merencanakan sedini mungkin dengan melibatkan anggota keluarga. Founder harus mulai mengambil dua langkah ke belakang (to take two steps back) agar generasi penerus dan profesional baru bisa mengambil satu langkah ke depan. Founder dianggap sebagai tokoh yang wibawanya besar, tahu semua koneksi, dan bila ia mengambil satu langkah pun, yang lain tidak berani maju. Apabila ini tidak dilakukan oleh founder, regenerasi tidak akan berjalan. Rencana suksesi yang efektif sebaiknya memiliki pilihan bagi generasi berikutnya untuk bergabung atau tidak dalam perusahaan. Pengalaman juga sangat mutlak diperlukan bagi penerus perusahaan, dan pengalaman eksternal juga diperlukan agar dapat memberikan masukan baru dalam perusahaan. Perusahaan hendaknya menciptakan pembelajaran dan pengembangan terutama bagi penerus. Dengan pengembangan 43

7 ini dapat memungkinkan untuk pendiri memilih lebih cepat siapa penganti yang layak untuk perusahaan. Maka dari itulah seleksi kepemimpinan perusahaan keluarga haruslah sebuah proses yang adil dan dan berkompeten agar perusahaan dapat melanjutkan eksistensinya dalam dunia bisnis dan perpecahaan keluarga tidak terjadi. Berikut ini adalah tahapan dalam proses seleksi kepemimpinan dalam perusahaan keluarga: 2 1. Mengidentifikasi tantangan internal dan eksternal perusahaan Identifikasi tantangan internal dan eksternal perusahaan merupakan hal yang sangat penting bagi pelaksanaan suksesi. Identifikasi ini dimaksudkan untuk mengetahui permasalahan yang akan dihadapai perusahaan keluarga dalam pelaksanaan suksesi. Identifikasi internal dan eksternal ini sudah dijelaskan dengan jelas dalam Bab Mengidentifikasi persyaratan bagi kepemimpinan dengan mempertimbangkan setiap individu atau tim, internal atau eksternal, keluarga atau non keluarga Identifikasi persyaratan yang akan diberikan kepada calon penerus merupakan syarat mutlak bagi perencanaan untuk suksesi. Identifikasi ini dapat berupa penilaian individu atau tim, kemampuan dalan internal atau eksternal dan penilaian terhadap keluarga ataupun non keluarga. 3. Informasi mengenai calon Informasi tentang calon penganti diperlukan untuk memilih mempermudah pelaksanaan dari penilaian terhadap calon penerus. Informasi ini dapat berupa informasi tentang pendidikan, pengalaman, sampai kepada jenjang karir yang ia tempuh daam perusahaan keluarga atau di luar perusahaan keluarga. 2 Ivan Lansberg. Succeeding Generations, Realizing the dream of families in business, halaman

8 4. Menilai calon-calon penerus kepemimpinan Setelah mendapatkan informasi dari calon-calon penerus perusahaan keluarga maka akan ditentukan kapabilitas dari setiap calon. Kapabilitas ini dapat berupa kepemimpinan, peningkatan kinerja, perencanaan, implementasi, orientasi strategis, pemecahan masalah, semangat wirausaha dan kesadaran terhadap resiko. 5. Menentukan calon pemimpin masa depan Setelah menilai calon dari kapabilitasnya maka ditentukanlah siapa yang akan meneruskan kepemimpinan perusahaan. Menentukan calon pemimpin merupakan hal yang sangat penting untuk perjalanan bisnis perusahaan di masa depan, karena di tangan pemimpin yang baru inilah perusahaan akan menjadi lebih baik atau lebih buruk. 6. Mengumumkan siapa yang menjadi pemimpin. Sebelum mengumumkan siapa yang akan menjadi pemimpin dalam perusahaan, pemimpin perusahaan atau generasi pertama harus mengumumkan mundurnya ia dalam kepemimpinan perusahaan kepada karyawan serta pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Lalu pemimpin generasi pertama akan mengumumkan siapa yang menjadi pemimpin perusahaan selanjutnya kepada karyawan dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. 45

9 Gambar 3.2 Proses Seleksi Kepemimpinan Sumber: Ivan Lansberg. Succeeding Generations, Realizing the dream of families in business Suksesi pada PT Stella Kwarta Tour & Travel Secara langsung maupun tidak langsung, bisnis keluarga tetap saja memakai manajemen yang mengutamakan struktur perusahaan keluarga. Hal ini disebabkan keluarga memerlukan kewenangan yang ada pada jabatan vital dalam 46

10 perusahaan. Secara umum bisnis keluarga dikendalikan oleh tiga fundamental penting yaitu kendali oleh pemilik sendiri, kemitraan antarsaudara, dan konsorsium antarsepupu. 3 Secara teori pemilik usaha adalah generasi pertama dari perusahaan, kemudian kemitraan antarsaudara kandung adalah generasi kedua, dan konsorsium antar sepupu adalah generasi ketiga. Bisnis keluarga dapat menjadi akar yang kuat bagi berkembangnya sebuah bisnis yang besar. Gambar 3.3 Bentuk Kendali Perusahaan Keluarga Sumber: Ivan Lansberg. Succeeding Generations, Realizing the dream of families in business. Bentuk kendali oleh pemilik, jenis bisnis keluarga yang dikendalikan oleh pemilik sendiri sistem manajemennya terpusat pada satu orang yang disebut dengan pemimpin sekaligus pemimpin perusahaan. Kendali oleh pemilik perusahaan sifatnya langsung dan menyeluruh, bahkan ikut campur dengan segala aspek perusahaan seperti operasional, pelayanan, bahkan urusan dengan relasi perusahaan. Bentuk kemitraan antar saudara kandung, bentuk kemitraan yang dikembangkan dilihat dari semua anak dari pemilik perusahan bekerja sebagai tim dalam perusahaan, sehingga dalam strukturnya terdapat dewan direksi atau divisi-divisi yang dipegang oleh anak-anaknya. Biasanya nuansa nepostisme sangat kental dalam bisnis keluarga ini dalam distribusi kewenangan. Bentuk konsorsium antar sepupu, bentuk ini dipengaruhi oleh struktur kepemilikan perusahaan yang kewenangannya terbagi, dan sering 3 Ivan Lansberg Succeeding Generations, Realizing the dream of families in business, halaman 30 47

11 melaksanakan regenerasi pengurusan perusahaan dan banyak sekali melibatkan saudara sepupu. Dalam perusahaan yang dikelola oleh saudara sepupu, posisi senior manajer biasanya diduduki oleh yang berpengalaman serta yang paling senior diantara mereka. PT Setella Kwarta saat ini berada pada posisi bentuk kendali perusahaan oleh pemilik generasi pertama yaitu Bapak Jonki Koeswara. Bapak Jonki Koeswara sendiri masih berada dalam perusahan dan masih aktif dalam kegiatankegiatan operasional perusahan seperti marketing dan bertemu dengan relasi perusahaan. Ketika suksesi dilaksanakan maka perusahaan akan menjadi bentuk yang baru yaitu bentuk kemitraan antar saudara kandung, dimana anak-anak Bapak Jonki Koeswara yang menjadi pimpinan dalam perusahaan tersebut. Saat ini ke empat anak-anak Bapak Jonki Koeswara sudah masuk dalam perusahaan sejak lulus dalam menyelesaikan pendidikannya. Maka sudah tersirat bahwa Bapak Jonki Koeswara sudah mempersiapkan anak-anaknya untuk meneruskan usahanya tersebut. Dengan adanya pergantian kepemimpinan bagi sebuah bisnis keluarga adalah pergantian secara personal yang disebut suksesi dari generasi tua ke generasi muda, dan pergantian ini tentunya dibarengi dengan perubahan sistem manajemen perusahaan demi peningkatan kinerja Persyaratan Kepemimpinan Bagi Perusahaan Proses seleksi kepemimpinan memang secara sitematis sudah berjalan dalam periode tertentu. Seleksi pemimpin baru pada dasarnya perusahaan keluarga tidak terlepas dari ambisi dan harapan keluarga terhadap generasi penerusnya dalam menjalankan perusahaan. Kepemimpinan mejadi faktor penting dalam setiap bisnis keluarga, tetapi yang perlu diingat adalah bahwa kepemimpinan tidak selalu berhasil begitu saja dan tidak mudah mewujudkan harapan keluarga. Tetapi banya top manajer yang berhasil mewujudkan keinginan keluarga, mereka secara personal memiliki integritas dan dedikasi yang baik pada perusahaan. Untuk dapat memenuhi syarat dalam menduduki jabatan pemimpin 48

12 perusahaan diperlukan strategi yang memadai, pemilihan yang memadai didasarkan pada kemampuan individu secara mendasar. Sebagai landasan konseptualnya, penulis mengambil sebuah model kompetensi manajerial yaitu JCG Octagon Manajerial Competency. Profil kompetensi manajerial tersebut terbagi menjadi delapan dimensi yaitu Performance, Planning, Risk Awareness, Strategic Orentiation, Leadership, Implementation, Entrepenerial Spirit dan Problem Solving. JCG Octagon Manajerial Competency menggambarkan 8 dimensi kompetensi yang saling berpasangan yaitu: Leadership Performance Kepemimpinan yang baik harus teraktualisasi dalam peningkatan kinerja. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan tertentu. Peningkatan kinerja adalah bagaimana peningkatan kemampuan seorang pemimpin dalam proses kepemimpinannya dari waktu kewaktu. Planning Implementation Perencanaan yang baik harus direalisasikan dalam implementasinya. Perencanaan menunjukan bagaimana seorang pemimpin mengaktualisasikan tujuan organisasi dalam sebuah perencanaan yang akan ditujunya. Tujuan perusahaan akan tercapai apabila implementasi terhadap perencanaan dapat dijalankan dengan baik. Strategic Orientation Problem Solving Orientasi strategis harus menuju kepada pemecahan masalah. Orientasi strategis yang direncanakan oleh seorang pemimpin haruslah merupakan sebuah pemecahan masalah dari permasalahaan atau situasi yang dihadapi oleh perusahaan dalam perkembangan situasi atau lingkuangan. Entrepreneurial Spirit Risk Awareness Semangat kewirausahaan harus diimbangi oleh kesadaran terhadap resiko. Pemimpin dalam perusahaan keluarga harus memiliki semangat 49

13 kewirausahaan yang tinggi karena pengembangan terhadap perusahaan tergantung kepada jiwa kewirausahaan. Kesadaran terhadap resiko dalam sebuah keputusan yang diambil merupakan sebuah persyaratan dalam seorang pemimpin terhadap apa yang akan di hadapi oleh perusahaan yang akan datang. Leadership Planning Risk Awareness Strategic Orentation Manajerial Problem Solving Entrepreneurial Spirit Implementation Performance Gambar 3.4. JCG Octagon Manajerial Competency Sumber: The Jakarta Consulting Group on Family Business. A.B Tolak Ukur Penilaian Selanjutnya calon pengganti dievaluasi berdasarkan pertimbangan diatas. Karena Bpk. Jonki A. Koeswara memiliki empat orang anak maka keempatnya dijadikan alternatif calon pengganti. Tingkat pengukuran dapat ditentukan sebagai berikut: 50

14 Kepemimpinan (Leadership) Tolak ukur untuk kepemimpinan berdasarkan pada kesiapan kepemimpinan calon pengganti menjadi seorang pemimpin yang dibutuhkan oleh perusahaan. Tingkat pengukuran kepemimpinan dibagi menjadi tiga tingkatan yang diantaranya yaitu: Siap menjadi pemimpin: Menunjukan bahwa calon pengganti sudah siap menjadi seorang pemimpin yang dibutuhkan perusahaan. Pembelajaran: Menunjukan calon pengganti sedang pada tahap pembelajaran kepemimpinan. Tidak siap menjadi pemimpin: Menunjukan bahwa calon pengganti tidak siap menjadi seorang pemimpin yang dibutuhkan perusahaan. Peningkatan Kinerja (Performance) Tolak ukur untuk peningkatan kinerja berdasarkan pada peningkatan terhadap kinerja calon pemimpin dari tahun-ketahun yang ditunjukan pada kemampuannya dalam peningkatan dalam jiwa kepemimpinan. Tingkat pengukuran tingkatan kinerja dibagi menjadi tiga tingkatan yang diantaranya yaitu: Kinerja meningkat: Menunjukan bahwa calon pengganti memiliki peningkatan kinerja yang cukup dari tahun-ketahun dalam pekerjaannya maupun dalam pembelajaran kepemimpinannya. Kinerja tidak meningkat (stagnan): Menunjukan bahwa calon penganti tidak memiliki peningkatan kinerja yang dari tahunketahun dalam pekerjaannya maupun dalam pembelajaran kepemimpinannya. Kinerja menurun: Menunjukan bahwa calon pengganti tidak memiliki peningkatan kinerja bahkan menurun dari tahun-ketahun 51

15 dalam pekerjaannya maupun dalam pembelajaran kepemimpinannya. Perencanaan (Planning) Tolak ukur untuk perencanaan berdasarkan pada perencanaan yang dibuat oleh calon pemimpin yang ditujukan untuk peningkatan atau kemajuan perusahaan terhadap perubahan lingkungan baik intenal maupun eksternal perusahaan. Tingkat pengukuran terhadap perencanaan dibagi menjadi riga tingkatan yang diantaranya yaitu: Sangat baik: Menunjukan bahwa perencanaan yang dilakukan oleh calon penerus sangat matang dan sesuai dengan pengembangan dan kebutuhan perusahaan. Cukup baik: Menunjukan bahwa perencanaan yang dilakukan oleh calon penerus cukup matang dan sesuai dengan pengembangan dan kebutuhan perusahaan. Tidak Cukup baik: Menunjukan bahwa perencanaan yang dilakukan oleh calon penerus tidak cukup matang dan sesuai dengan pengembangan dan kebutuhan perusahaan. Hal ini disebabkan calom pemimpin masih dalam masa pembelajaran. Implementasi (Implementation) Tolak ukur untuk implementasi berdasarkan pada implementasi terhadap perencanaan yang dibuat oleh calon pemimpin, implementasi perencanaan ini tidak hanya dilakukan sendiri oleh calon penerus tetapi dibantu oleh karyawan dan lingkungan perusahaan. Tingkat pengukuran terhadap implementasi dibagi menjadi dua tingkatan yang diantaranya yaitu: Terimplementasi dengan baik: Perencanaan yang dibuat oleh calon penerus dapat di laksanakan dengan baik oleh perusahaan. Dengan pelaksanaan yang baik ini maka menunjukan bahwa calon 52

16 memiliki pengaruh yang besar terhadap karyawan dan lingkungan perusahaan. Tidak terimplementasi dengan baik: Perencanaan yang dibuat oleh calon penerus tidak dapat di laksanakan dengan baik oleh perusahaan. Dengan tidak terlaksana perencanaan dengan baik maka menunjukan bahwa calon belum memiliki pengaruh yang cukup terhadap karyawan dan lingkungan perusahaan. Orintasi Strategis (Strategic Orientation) Tolak ukur untuk orientasi strategis berdasarkan pada strategi-strategi yang dibuat oleh calon penerus untuk memecahkan masalah yang di perusahaan. Tingkat pengukuran terhadap orientasi strategis dibagi menjadi dua tingkatan yang diantaranya yaitu: Baik: Seorang calon penerus sudah dapat membuat strategi-strategi yang baik atau membuat strategi yang fokus pada permasalahan dalam memecahkan sebuah masalah di perusahaan. Pembelajaran: Sorang calon penerus masih dalam masa pembelajaran untuk dapat membuat strategi-strategi untuk memecahkan masalah pada perusahaan sehingga calon penerus memerluakan seorang pendamping yang lebih senior. Pemecahaan Masalah (Problem Solving) Tolak ukur untuk pemecahan masalah berdasarkan pada bagaimana calon penerus dapat memecahkan masalah dalam perusahaan baik terhadap keluarga, karyawan atau relasi-relasi yang berhubungan dengan perusahaan. Tingkat pengukuran terhadap implementasi dibagi menjadi dua tingkatan yang diantaranya yaitu: 53

17 Dapat memecahkan masalah: calon penerus perusahaan sudah dapat memecahkan permasalahan yang ada seperti konflik antar saudara, permasalahan terhadap karyawan dan relasi Pembelajaran: calon penerus memerlukan seorang pendamping dalam memecahkan permasalahan sehingga perlu adanya pembelajaran dari oranglain yang lebih senior di perusahaan seperti pendiri, keluarga yang lebih senior atau karyawan senior. Semangat Wirausaha (Entrepreneurial Spirit) Tolak ukur untuk semangat wirausaha berdasarkan pada apakah seorang penerus memiliki semangat wirausaha seperti komitmen terhadap perusahaan, dan kreatifitas untuk meningkatkan perusahaan. Tingkat pengukuran terhadap semangat wirausaha dibagi menjadi tiga tingkatan yang diantaranya yaitu: Tinggi: Seorang penerus memiliki semangat wirausaha yang tinggi dengan memiliki komitmen terhadap perusahaan yang tinggi untuk memajukan perusahaan dan memiliki kreatifitas terhadap bisnis sehingga memacu untuk perusahaan dapat lebih maju. Sedang: Seorang penerus memiliki semangat wirausaha tetapi belum memadai sehingga perlu banyak menambah pengalaman di bisnis yang ia tekuni. Rendah: Seorang penerus tidak memiliki semangat wirausaha maka dan ia lebih senang menekuni suatu bidang maka kecenderungan akan menjadi seorang yang memiliki profesional di bidangnya. Kesadaran Terhadap Resiko (Risk Awareness) 54

18 Tolak ukur untuk kesadaran resiko berdasarkan pada apakah seorang penerus memiliki pengetahuan-pengetahuan terhadap resiko-resiko yang akan dihadapi perusahaan di masa yang akan datang. Tingkat pengukuran terhadap kesadaran resiko dibagi menjadi tiga tingkatan yang diantaranya yaitu: Tinggi: Seorang penerus yang memiliki jiwa wirausaha yang tinggi dengan memiliki komitmen terhadap perusahaan yang tinggi untuk memajukan perusahaan maka ia juga memiliki pengetahuan terhadap resiko-resiko bisnis yang ia jalankan, dan seorang calon penerus sudah mempersiapkan dirinya untuk menghadapi resikoresiko tersebut. Sedang: Seorang penerus memiliki jiwa wirausaha tetapi belum memadai sehingga perlu banyak menambah pengalaman di bisnis yang ia tekuni. Pengetahuan tentang resiko-resiko yang di hadapi perusahaan masih minimal sehingga perlu lebih mendalami bisnis tersebut Rendah: Seorang penerus tidak memiliki jiwa wirausaha maka dan ia akan menjadi seorang yang profesional di perusahaan. Tentang resiko-resiko yang di hadapi perusahaan sangat sedikit Informasi Mengenai Calon-calon Penerus Informasi tentang calon penganti diperlukan untuk memilih mempermudah pelaksanaan dari penilaian terhadap calon penerus. Informasi ini dapat berupa informasi tentang pendidikan, pengalaman, sampai kepada jenjang karir yang ia tempuh dlaam perusahaan keluarga atau di luar perusahaan keluarga. Pemimpin PT Stella Kwarta Tour & Travel Bpk. Jonki A. Koeswara memiliki 4 orang anak, yang terdiri dari 3 orang pria dan 1 orang wanita. Maka untuk mempermudah untuk melihat profil calon penerus penulis akan mengurutkan sebagai berikut : 55

19 Anak Pertama : Nama : Maurizio Arifin Koeswara Umur : 36 Tahun Pendidikan : - S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik jurusan Ilmu Administrasi Unika Atma Jaya Jakarta (1997) Pekerjaan : - Tour Leader dari Stella Kwarta Wisata sejak tahun 1999, tetapi masuk perusahaan sejak tahun 1997 sebagai pekerja freelance. Saat ini telah menjabat sebagai direktur pada PT Stella Kwarta Anak Kedua : Nama : Michael Rizal Koeswara Umur : 34 Tahun Pendidikan : - S1 Fakultas Teknik Jurusan Elektro Unika Atma Jaya Jakarta (1997) - S2 Magister Manajemen Unika Atma Jaya Jakarta (2004) Pekerjaan : - Tour Leader dari Stella Kwarta Wisata sejak tahun 1994, tetapi masuk perusahaan sejak tahun 1992 sebagai pekerja freelance pada saat itu PT Stella Kwarta belum terbentuk. - Direktur RQS Digital Stodio, Jakarta Anak Ketiga : Nama : Aldo Rinaldi Koeswara Umur : 30 Tahun Pendidikan : 56

20 - S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik jurusan Ilmu Administrasi Unika Atma Jaya Jakarta (1998) Pekerjaan : - Tour Leader dari Stella Kwarta Wisata sejak tahun 2000, tetapi masuk perusahaan sejak tahun 1998 sebagai pekerja freelance. Saat ini telah menjabat sebagai bagian marketing PT Stella Kwarta Anak Keempat : Nama : Miranti Bernadette Koeswara Umur : 26 Tahun Pendidikan : - S1 Fakultas Kedokteran Hewan jurusan Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (2005) Pekerjaan : - Masuk dalam Stella Kwarta Wisata sejak tahun 2006, tetapi baru aktif di perusahaan sejak tahun 2008 sebagai pekerja freelance Penilaian Terhadap Calon Penerus Evaluasi dilakukan berdasarkan observasi lapangan dan wawancara langsung dengan calon-calon penerus. Observasi dan wawancara langsung maka Performance, Planning, Risk Awareness, Strategic Orentiation, Leadership, Implementation, Entrepenerial Spirit dan Problem Solving keempat calon pengganti Bapak Jonki Koeswara menghasilkan penilaian sebagai berikut: Anak Pertama Bapak Jonki Koeswara Anak pertama bapak Jonki Koeswara bernama Maurizio Arifin Koeswara, ia sendiri memiliki pendidikan S1 bidang Admistrasi Bisnis dan masuk kedalam 57

21 perusahaan keluarganya semejak tahun Ia sendiri masuk ke dalam perusahaan keluarga karena keterpaksaan yang disebabkan oleh sulitnya dalam mencari pekerjaan dan pada tahun 1998 terjadi krisis moneter yang melanda indonesia dan PT Stella Kwarta membutuhkan karyawan. Pada awal bekerja, pak Arifin tidak bekerja penuh tetapi bekerja paruh waktu pada perusahaan dan hanya bekerja membantu saja. Setelah dua tahun maka pak arifin bekerja penuh di perusahaan sampai sekarang menjabat sebagai direktur, serta mendapatkan pelatihan sebagai tour leader (pemimpin tim) dari para senior-senior di perusahaan tersebut. Pak Arifin sendiri memiliki kecepatan dan perhatian seperti pak yongki, dan memiliki felling bisnis yang sama baiknya dengan Pak Jonki. Sedangkan dalam menjalankan sebagai tour leader Pak Arifin tidak memiliki inti sebagai tour leader, karena lebih kepada kecepatan. Dari hal ini maka Pak Arifin lebih baik bekerja di bagian manajemen dari pada di bagian operasional, karena memiliki jiwa wirausaha yang sama kuatnya dengan Pak Jonki. Pak Arifin merupakan seseorang yang dapat merangkul atau memberikan persatuan kepada anggota-anggota keluarganya walaupun ia sendiri merupakan sumber konflik yang sering terjadi. Ia lebih professional dalam bidang pekerjaan dan bertanggung jawab dalam apa yang sudah ia lakukan dalam pekerjaannya dan lebih dekat dan lebih mengenal tentang kondisi karyawanya Anak Kedua Bapak Jonki Koeswara Anak kedua Bapak Jonki Koeswara bernama Michael Rizal Koeswara, ia sendiri memiliki pendidikan S2 dalam bidang Manajemen dan masuk kedalam perusahaan keluarganya sejak tahun Ia sendiri masuk ke dalam perusahaan sejak tahun 1992 ketika perusahaan stela kwarta belum terbentuk dan masih dalam bentuk kerjasama dengan perusahaan lain. Pada awal bekerja, pak Michael tidak bekerja penuh tetapi bekerja paruh waktu pada perusahaan dan hanya bekerja membantu saja. Setelah tahun 1996 perusahaan terbentuk pak Michael bekerja penuh di perusahaan, ia merupakan anak pertama yang masuk dalam perusahaan sehingga ia sangat mengenal bisnis keluarganya dengan baik. Sebelum menjadi tour leader, ia mendapatkan pelatihan sebagai tour leader (pemimpin tim) 58

22 dari para senior-senior di perusahaan tersebut. Karena kecintaannya dalam dunia fotografi maka ia mendirikan perusahaan yang bergerak di bidang fotografi, tetapi ia sendiri masih membantu di perusahaan PT Stella Kwarta. Pak Michael memiliki jiwa wirausaha yang kuat dibuktikan dengan dirinya yang memiliki bisnis keluarga sendiri. Dengan Jiwa wirausaha itu maka jiwa kepemimpinan yang dimiliki oleh Michael cukup tinggi dan sangat sabar dan matang dalam mengambil sebuah keputusan penting. Dalam bidang pekerjaan Pak Michael mengerjakan pekerjaannya sampai selesai dan menginginkan kesempurnaan dalam pekerjaan yang ia kerjakan. Karena ia memiliki bisnis sendiri maka kedekatan dengan karyawan PT Stella Kwarta sangat kurang tetapi ia sendiri memiliki kepekaan sosial yang tinggi terhadap orang lain Anak Ketiga Bapak Jonki Koeswara Anak ketiga Bapak Jonki Koeswara bernama Aldo Rinaldi Koeswara, ia sendiri memiliki pendidikan S1 dalam bidang Administrasi Bisnis dan masuk kedalam perusahaan keluarganya semejak tahun Ia sendiri masuk ke dalam perusahaan keluarga karena ingin membantu orang tua dalam menjalankan bisnis perusahaan beserta dorongan dari keluarga terutama dari pemilik karena ini merupakan perusahaan yang dimiliki oleh keluarga. Pada awal bekerja, pak Aldo tidak bekerja penuh tetapi bekerja paruh waktu pada perusahaan dan hanya bekerja membantu saja. Setelah tahun 2000 maka pak Aldo bekerja penuh di perusahaan sampai sekarang menjabat sebagai direktur, serta mendapatkan pelatihan sebagai tour leader dari kakaknya sendiri yaitu Michael Rizal Koeswara. Pak Aldo lebih kepada kedetailan dalam pekerjaan dan lebih mau untuk belajar serta memiliki ketekunan yang tinggi. Karena pak Aldo memiliki ketekunan yang tinggi sehingga apa yang dilakukannya harus direncanakan dengan matang dan memikirkan resiko-resiko yang akan terjadi, sehingga dengan resiko-resiko dan kehati-hatian yang ada, Aldo terlalu kawatir untuk mengambil keputusan dan hal tersebut menghambat kecepatannya dalam mengambil keputusan yang penting. Pak Aldo kurang dekat dengan para karyawan karena ia memiliki ruangan sendiri yang menyebabkan interaksi dengan karyawan kurang. 59

23 Anak Keempat Bapak Jonki Koeswara Anak Keempat Bapak Jonki Koeswara bernama Mira Koeswara, ia sendiri memiliki pendidikan S1 dalam bidang Kedokteran Hewan dan masuk kedalam perusahaan keluarganya semejak awal tahun Ia sendiri masuk ke dalam perusahaan keluarga Pada saat ini, ibu Mira tidak bekerja penuh tetapi bekerja paruh waktu pada perusahaan dan hanya bekerja membantu saja. Karena baru masuk dalam perusahaan keluarganya dan dalam tahap pembelajaran maka ia sendiri belum mengetahui lebih dalam tentang PT Stella Kwarta. Ibu Mira sendiri sehari harinya masih dalam bimbingan Bapak Jonki Koeswara sendiri untuk mengetahui dan mendapatkan pengalamannya di bidang bisnis keluarganya. Setelah mengetahui informasi dari hasil wawancara dan observasi langsung di perusahaan mengenai masing-masing calon penerus, maka dapat dilakukan mengukur kompetensi manajerial tersebut terbagi menjadi delapan dimensi yaitu Performance, Planning, Risk Awareness, Strategic Orentiation, Leadership, Implementation, Entrepenerial Spirit dan Problem Solving. Tabel 3.1. Penilaian Calon Pengganti Bapak Jonki Anak Pertama Anak Kedua Anak Ketiga Anak Keempat Anak Pertama Anak Kedua Anak Ketiga Anak Keempat Kepemimpinan Perencanaan Orientasi Strategis Semangat Wirausaha Siap Menjadi Pemimpin Cukup Baik Baik Tinggi Siap Menjadi Pemimpin Sangat Baik Baik Tinggi Pembelajaran Tidak Siap Menjadi Sangat Baik Pembelajaran Sedang Pemimpin Cukup Baik Pembelajaran Rendah Peningkatan Kinerja Implementasi Pemecahaan Kesadaran Perencanaan Masalah Terhadap Resiko Terimplemtasi Dapat memecahkan Kinerja Meningkat dengan baik Masalah Sedang Terimplemtasi Dapat memecahkan Kinerja Meningkat dengan baik Masalah Tinggi Terimplemtasi Kinerja Meningkat dengan baik Pembelajaran Tinggi Kinerja Tidak Meningkat Tidak Terimplemt asi dengan baik Pembelajaran Rendah Sumber: Dibuat oleh penulis 60

24 3.5. Mengidentifikasi Kebutuhan Kepemimpinan Secara Organisasi Ketika mengaplikasikan visi kedalam strategi bisnis maka proses seleksi yang dibutuhkan oleh perusahaan adalah model dasar dalam rangka mengidentifikasi perubahan ke depan. Maka pemilik perusahaan menunjuk seseorang untuk melaksanakan wewenang tersebut yang nantinya dipegang oleh generasi penerusnya yang tidak lain adalah calon pemimpin perusahaan. Setelah suksesi dijalankan maka PT Stella Kwarta akan menjadi perusahaan keluarga jenis kemitraan antar saudara kandung, sehingga karakteristik calon pemimpin yang ideal adalah 4 : Mempunyai rasa persaudaraan Rasa persaudaraan harus dimiliki seorang pemimpin karena dengan rasa persaudaraan seorang pemimpin dapat mengerti apa yang dibutuhkan oleh anggota keluarga yang lain. Mempunyai jiwa wirausaha yang kuat dan memiliki kemampuan dalam hal memimpin perusahaan. Jiwa wirausaha dapat membuat perusahaan tumbuh dan dapat bertahan dalam dunia bisnis. Kemampuan dalam memimpin perusahaan dapat membuat perusahaan menuju kepada tujuan yang dinginkan. Mempunyai visi yang jelas dan komitmen terhadap harapan yang dicapai Visi juga berguna untuk menetapkan arah masa depan perusahaan serta memberikan gambaran masa depan yang lebih baik dan mengembangkan pandangan jangka panjang untuk perusahaan. Mempunyai kemampuan untuk bekerja dalam kelompok Seorang calon pengganti dapat bekerja dalam kelompok membuktikan bahwa seorang calon pengganti dapat bekerja sama dengan karyawan perusahaannya untuk mencapai tujuan perusahaan. 4 Ivan Lansberg. Succeeding Generations, Realizing the dream of families in business, halaman

25 Memahami secara dalam mengenai bisnis Memahami binsis secara mendalam merupakan syarat penting untuk menjadi pemimpin perusahaan karena dengan mengenal bisnis dengan baik seorang pemimpin dapat dipercaya oleh para karyawannya dalam memegang posisi kepemimpinan di perusahaan Mempunyai keahlian dalam berkomunikasi Keahlian dalam komunikasi yang dimiliki oleh pemimpin dapat membuat perusahaan memiliki hubungan yang kuat dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan seperti karyawan, pelanggan, perusahaan yang bekerja sama dalam bisnis dan lain-lain. Mempunyai keahlian dalam manajemen konflik Seseorang pemimpin yang memiliki keahlian dalam menyelesaikan konflik di perusahaan dapat memberikan rasa aman bagi para karyawan dan keluarga yang bekerja diperusahaan karena konflik-konflik yang terjadi dapat diselesaikan dengan baik. Bertangung jawab terhadap risiko yang dihadapi Seorang pemimpin harus dapat mempertanggung jawabkan semua hasil keputusan yang dibuat olehnya. Pertanggung jawabanya tersebut akan mempengaruhi pandangan keluarga terhadap seorang pemimpin perusahaan. Mempunyai kedermawanan dan bersedia membagi keuntungan Kedermawanan seorang pemimpin ini dapat berupa membantu karyawannya yang mengalami kesulitan. Membagi keuntungan perusahaan dengan karyawan dapat membuat para karyawan merasa memiliki perusahaan tersebut. Keinginan untuk meneruskan bisnis Seorang calon pemimpin yang meneruskan bisnis perusahaan harus memiliki sifat keinginan untuk meneruskan bisnis perusahaan. Keinginan untuk meneruskan perusahaan membuat seorang pemimpin menjadi fokus dalam menjalankan perusahaan tanpa keterpaksaan. 62

26 Dari karakteristik calon pemimpin diatas maka penulis dapat memberikan penilaian dari hasil wawancara dengan para calon penerus apakah calon penerus memiliki karakteristik yang dibutuhkan perusahaan yang berjenis kemitraan antar saudara kandung. Mempunyai rasa persaudaraan Rasa persaudaraan di antara calon penerus sudah dimiliki sejak kecil karena mereka sudah adalah saudara kandung yang diajarkan oleh orangtuanya untuk saling membantu satu dengan lainnya. Mempunyai jiwa wirausaha yang kuat dan memiliki kemampuan dalam hal memimpin perusahaan. Kemampuan memimpin sudah ada pada anak pertama, kedua dan ketiga karena mereka adalah seorang pemimpin tour perjalanan. Sebagai pemimpin tour perjalanan mereka dituntut untuk mengatur dengan baik selama perjalanan berlangsung. Mempunyai visi yang jelas dan komitmen terhadap harapan yang dicapai Calon penerus harus memiliki visi dalam menjalankan bisnis, dari hasil wawancara kesemua calon pemimpin memiliki visi untuk memajukan perusahaannya di masa depan. Mempunyai kemampuan untuk bekerja dalam kelompok Kemampuan bekerja dalam kelompok hanya terdapat pada anak pertama dan kedua karena anak pertama dan kedua lebih dekat dengan karyawan perusahaan daripada yang lain. Hasil wawancara dengan karyawan perusahaan, mereka lebih senang bekerja dengan anak pertama dan anak kedua. Memahami secara dalam mengenai bisnis Pemahaman tentang bisnis para calon penerus kepemipinan perusahaan berbeda dari anak pertama, kedua, ketiga dan keempat bapak jonki. Dari hasil wawancara dengan calon penerus yang paling mengenal bisnis adalah anak pertama, kedua, dan ketiga karena mereka sudah lama masuk dalam bisnis di PT Stella Kwarta. Sedangkan anak keempat baru beberapa bulan masuk dalam perusahaan sehingga masih dalam tahap pembelajaran. Mempunyai keahlian dalam berkomunikasi 63

27 Keahlian dalam berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan tidak hanya internal perusahaan tetapi eksternal perusahaan harus dimiliki oleh calon penerus kepemimpinan perusahaan. Keahlian dalam berkomunikasi dimiliki oleh anak pertama, kedua dan ketiga karena mereka lebih sering berkomunikasi dengan para karyawan, konsumen dan konsumen. Mempunyai keahlian dalam manajemen konflik Calon penerus yang memiliki keahlian dalam manajemen konflik adalah anak pertama dan kedua. Dalam JCG Octagon Manajerial Competency pemecahan masalah dalam perusahaan yang dapat memecahkan permasalahan adalah anak pertama dan kedua sedangkan anak ketiga dan keempat dalam tahap pembelajaran. Bertanggung jawab terhadap risiko yang dihadapi Dari hasil wawancara, anak pertama kedua dan ketiga memiliki tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil, karena mereka bergabung dalam manajemen perusahaan dan menentukan strategi-strategi yang dijalankan perusahaan. Sedangkan anak keempat belum ambil bagian dalam pengambilan keputusan strategi-strategi perusahaan. Mempunyai kedermawanan dan bersedia membagi keuntungan Karena rasa kekeluargaan yang sudah ditanamkan dalam anak-anak pak Jonki sangat tinggi maka mereka tidak segan-segan dalam membagi keuntungan perusahaan dengan para karyawannya. Keinginan untuk meneruskan bisnis Dari hasil wawancara dengan para calon penerus perusahaan yang memiliki keinginan untuk meneruskan perusahaan dimiliki oleh anak pertama dan ketiga. Anak kedua sudah memiliki bisnis yang didirikannya sendiri sehingga untuk kepemimpinan PT Stella Kwarta ia lebih mengharapkan saudaranya untuk meneruskannya. Dari data diatas maka penulis membuat tabel 3.2 Tabel Karakteristik Calon-calon Penerus dibawah untuk memberikan gambaran lebih jelas 64

28 karakteristik yang dimiliki oleh anak-anak pak jonki yang nantinya akan melanjutkan kepemimpinan di perusahaan PT Stella Kwarta. Tabel 3.2 Tabel Karakteristik Calon-calon Penerus Karakteristik Anak Pertama Anak Kedua Anak Ketiga Anak Keempat Rasa Persaudaraan Kepemimpinan Mempunyai Visi Dapat bekerja dalam kelompok Memahami Bisnis Keahlian Berkomunikasi Keahlian Manajemen Konflik Bertanggung jawab Bersedia membagi Keuntungan Keinginan untuk meneruskan Bisnis Sumber: Dibuat oleh penulis 3.6. Penentuan Calon Pengganti Pemimpin PT Stella Kwarta Bedasarkan hasil evaluasi di atas yang paling kompeten untuk menggantikan Bapak Jonki Koeswara sebagai presiden direktur PT Stella Kwarta adalah anak kedua yaitu Michael Rizal Koeswara. Berdasarkan hasil wawancara dengan anak kedua yaitu Pak Michael, ia sendiri memiliki bisnis yang ia bangun sehingga ia tidak dapat meninggalkan bisnisnya untuk menjadi pemimpin pada PT Stella Kwarta. Keinginan Pak Michael juga di utarakan dalam wawancara yang dilakukan oleh penulis, ia sendiri lebih baik menyerahkan kepemimpinan PT Stella Kwarta kepada saudaranya. Karena anak yang paling berkompeten tidak mengiginkan tugas kepemimpinan maka pilihan selanjutnya pada anak yang 65

29 pertama yaitu Maurizio Arifin Koeswara. Anak pertama yang merupakan calon penerus tetapi tidak dapat berdiri sendiri karena memiliki kekurangankekurangan, sehingga memerlukan bantuan oleh saudara-saudaranya. Kelemahannya yaitu pada perencanaan strategi yang berdasarkan pada jiwa bisnis yang dimilikinya, kelemahan ini dapat ditutup oleh anak ketiga yang memiliki kemampuan untuk menganalisa resiko-resiko yang lebih baik walaupun memerlukan waktu analisa yang cukup lama. Gambar 3.5. Proses Pemilihan Suksesi Sumber: Dibuat oleh penulis 66

30 Penentuan Kriteria Calon Pengganti Penentuan kriteria calon pengganti atau calon pemimpin perusahaan PT Stella Kwarta penulis menggunakan dua kriteria yaitu JCG Octagon Manajerial Copetency untuk menilai kesiapan calon penerus dan Kriteria Berdasarkan Kebutuhan Secar a Organisasi untuk menilai kebutuhan karakteristik pemimpin secara organisasi. Calon Penerus Perusahaan Calon penerus perusahaan adalah keempat anak-anak Bapak Jonki Koeswara, yaitu Bapak Arifin, Bapak Michael, Bapak Aldo dan Ibu Mira yang sudah dijelaskan pada sub Bab 3, Bab Penilaian dan Evaluasi Penilaian dan Evaluasi dilakukan dengan dua tahap yaitu JCG Octagon Manajerial Copetency dan Kriteria Berdasarkan Kebutuhan Secara Organisasi. Hasil penilaian dari JCG Octagon Manajerial Copetency pada Tabel 3.1, diantara keempat anak Bapak Jonki Koeswara yang paling menonjol adalah anak kedua lalu anak pertama yang hanya memiliki perbedaan pada perencanaan dan kesadaran terhadap resiko. Tahap selanjutnya penilaian dan evaluasi kebutuhan secara organisasi, dari keempat anak Bapak Jonki Koswara yang lolos dari tahap sebelumnya adalah anak pertama dan kedua. Hasil penilaian menunjukan anak pertama yang memenuhi persayaratan karena anak kedua tidak memiliki keinginan untuk meneruskan bisnis perusahaan. Penentuan Calon Pemimpin Dari gambar di atas maka pemilihan suksesi akan jatuh kepada anak Pertama, karena Anak Kedua yaitu Pak Michael tidak menginginkan menjadi pemimpin di perusahaan. Dalam hal kemampuan anak pertama dalam memimpin sudah mencukupi tetapi tetap memerlukan bantuan dari saudaranya yaitu Pak Aldo. Pak Arifin sendiri memiliki kelemahan dalam melakukan analisa terhadap 67

31 strategi bisnis dan biasanya dalam pengambilan keputusan berdasarkan atas perasaan bisnis yang kuat dalam dirinya. Kerjasama antar saudara dalam menjalankan perusahaan sangat penting dilakukan dalam mengurangi kelemahan dari Pak Arifin yang akan mengantikan posisi sebagai pemimpin perusahaan. 68

DAFTAR PUSTAKA. Lansberg, Ivan. 2005, Suksesi mengapai impian dalam bisnis keluarga, Semarang, Edisi pertama, INA: Dahara Prize.

DAFTAR PUSTAKA. Lansberg, Ivan. 2005, Suksesi mengapai impian dalam bisnis keluarga, Semarang, Edisi pertama, INA: Dahara Prize. DAFTAR PUSTAKA Lansberg, Ivan. 2005, Suksesi mengapai impian dalam bisnis keluarga, Semarang, Edisi pertama, INA: Dahara Prize. Longenecker, Justin G. Carlos W Moore. 2000, Small Business Management, An

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk merealisasikan gagasan gagasannya, termasuk didalamnya perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. untuk merealisasikan gagasan gagasannya, termasuk didalamnya perencanaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Para wirausaha adalah ujung tombak dalam dunia bisnis bagi kemajuan ekonomi di suatu negara. Mereka biasanya memiliki ide inovatif dan kemampuan untuk merealisasikan

Lebih terperinci

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI 4.1. Perencanaan Implementasi Seperti yang telah dijabarkan pada bab III, PT Stella Kwarta merupakan sebuah perusahaan keluarga yang sedang dalam proses peralihan kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan tak akan lepas dari seseorang yang mempunyai jiwa

BAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan tak akan lepas dari seseorang yang mempunyai jiwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kewirausahaan tak akan lepas dari seseorang yang mempunyai jiwa wirausaha. Tetapi tak semua orang mempunyai jiwa wirausaha, dan tidak semua orang yang mempunyai jiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perusahaan keluarga (family-owned business atau FOB) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perusahaan keluarga (family-owned business atau FOB) merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan keluarga (family-owned business atau FOB) merupakan organisasi yang unik, hasil dari interaksi antara anggota keluarga, keluarga itu sendiri, dan bisnis (Chrisman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang sangat pesat, sehingga di era

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang sangat pesat, sehingga di era 64 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang sangat pesat, sehingga di era globalisasi ini jasa pengiriman barang atau ekspedisi sangat diperlukan, dan sekarang dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis keluarga telah lama memberi sumbangan terbesar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. bisnis keluarga telah lama memberi sumbangan terbesar terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut data Indonesian Institute for Corporate and Directorship (IICD, 2010), lebih dari 95 persen bisnis di Indonesia merupakan perusahaan yang dimiliki maupun

Lebih terperinci

Kebijakan Manajemen Risiko

Kebijakan Manajemen Risiko Kebijakan Manajemen Risiko PT Indo Tambangraya Megah, Tbk. (ITM), berkomitmen untuk membangun sistem dan proses manajemen risiko perusahaan secara menyeluruh untuk memastikan tujuan strategis dan tanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari karakteristik perusahaan yang ada di Indonesia, banyak

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari karakteristik perusahaan yang ada di Indonesia, banyak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dilihat dari karakteristik perusahaan yang ada di Indonesia, banyak perusahaan terutama yang sudah menjadi perusahaan go public merupakan bagian dari kelompok

Lebih terperinci

SUKSESI KEPEMIMPINAN PADA PERUSAHAAN KELUARGA Studi Kasus: PT Stella Kwarta PROYEK AKHIR. Oleh: STANISLAUS BANDUNG ARGOPUTRO NIM:

SUKSESI KEPEMIMPINAN PADA PERUSAHAAN KELUARGA Studi Kasus: PT Stella Kwarta PROYEK AKHIR. Oleh: STANISLAUS BANDUNG ARGOPUTRO NIM: SUKSESI KEPEMIMPINAN PADA PERUSAHAAN KELUARGA Studi Kasus: PT Stella Kwarta PROYEK AKHIR Oleh: STANISLAUS BANDUNG ARGOPUTRO NIM: 29106040 Program Magister Administrasi Bisnis Sekolah Bisnis dan Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluarga merupakan bisnis yang tak lekang oleh waktu. Hal ini ditunjukkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. keluarga merupakan bisnis yang tak lekang oleh waktu. Hal ini ditunjukkan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Bisnis keluarga merepresentasikan model bisnis paling tangguh di dunia. Keberhasilan perusahaan keluarga yang berkelanjutan dari generasi ke generasi bergantung pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju suatu Negara maka semakin dirasakan pentingnnya dunia

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju suatu Negara maka semakin dirasakan pentingnnya dunia 0 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin maju suatu Negara maka semakin dirasakan pentingnnya dunia wirausaha. Di era globalisasi ini, dinamika lingkungan yang tidak menentu serta juga dibarengi

Lebih terperinci

Adalah sebuah perusahaan yang anggota keluarganya secara langsung. terlibat dalam kepemilikan serta pengelolaan dan memulai dalam ruang

Adalah sebuah perusahaan yang anggota keluarganya secara langsung. terlibat dalam kepemilikan serta pengelolaan dan memulai dalam ruang 2.1. Perusahaan Keluarga 2.1.1. Pengertian Perusahaan keluarga Adalah sebuah perusahaan yang anggota keluarganya secara langsung terlibat dalam kepemilikan serta pengelolaan dan memulai dalam ruang lingkup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Sejarah Perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN Sejarah Perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Sejarah Perusahaan PT Stella Kwarta Wisata Tour & Travel merupakan perusahaan biro perjalanan yang membantu dan melayani masyarakat dalam urusan perjalanan wisata seperti perjalanan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Turbulensi yang terjadi di lingkungan bisnis, semakin memperbesar tantangan dan

I. PENDAHULUAN. Turbulensi yang terjadi di lingkungan bisnis, semakin memperbesar tantangan dan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Turbulensi yang terjadi di lingkungan bisnis, semakin memperbesar tantangan dan peluang yang dihadapi oleh perusahaan berskala nasional maupun multinasional. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB III SOLUSI BISNIS

BAB III SOLUSI BISNIS BAB III SOLUSI BISNIS Peran Sumber Daya Manusia dalam sebuah proses bisnis organisasi atau perusahaan sangatlah penting bahkan bisa dikatakan melebihi unsur unsur yang dipakai dalam perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PROSES SUKSESI PADA PERUSAHAAN BERBUDAYA TIONGHOA DI UD. SURYA MAS

ANALISIS PENERAPAN PROSES SUKSESI PADA PERUSAHAAN BERBUDAYA TIONGHOA DI UD. SURYA MAS ANALISIS PENERAPAN PROSES SUKSESI PADA PERUSAHAAN BERBUDAYA TIONGHOA DI UD. SURYA MAS Rovin Rizany dan Dhyah Harjanti Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

Kepemimpinan dan Budaya Perusahaan

Kepemimpinan dan Budaya Perusahaan Kepemimpinan dan Budaya Perusahaan Desain Organisasi untuk Peningkatan Produktivitas Menyederhanakan Mengurangi jumlah lapisan (layer) Mengurangi dan menghilangkan birokrasi Meng-Empower karyawan Meningkatkan

Lebih terperinci

Modul Manajemen Strategis 2013

Modul Manajemen Strategis 2013 Dedeng Abdul Gani A., SE., MS.i Page 1 BAB II CORPORATE GAVERNANCE Tujuan Pembelajaran : 1. Memahami dan menjelaskan tugas dan tanggungjawab dewan komisaris dan dewan direksi dalam pengelolaan perusahaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN 5.1.1 Perusahaan Keluarga (Family Business) Suksesi dalam perusahaan ini tergolong gagal untuk anak pertama, sebab anak pertama lebih memilih untuk berbisnis yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut : BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan peneliti terhadap "Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Sekolah Efektif (Studi

Lebih terperinci

MINGGU IV MANAJEMEN TENAGA KERJA

MINGGU IV MANAJEMEN TENAGA KERJA 1 MINGGU IV MANAJEMEN TENAGA KERJA KOMPETENSI Merupakan salah satu syarat untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik. Seseorang yang memiliki kompetensi yang memadai akan memiliki rasa percaya diri, dan

Lebih terperinci

PERANCANGAN MODEL SUKSESI YANG EFEKTIF PADA PERUSAHAAN KELUARGA PT. ABC

PERANCANGAN MODEL SUKSESI YANG EFEKTIF PADA PERUSAHAAN KELUARGA PT. ABC PERANCANGAN MODEL SUKSESI YANG EFEKTIF PADA PERUSAHAAN KELUARGA PT. ABC Francisca Lily dan Maria Praptiningsih Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah Roti Gempol Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan bapak B. Jaya Atma Putra pada tanggal 4 februari 2015, Roti Gempol terletak di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Indra Hakim Matondang dengan judul penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia mulai dikenal sejak abad 20, terutama setelah terjadi revolusi industri,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. tersebut ketika bekerja sendiri atau dengan karyawan lain (Jones, 2010).

BAB II LANDASAN TEORITIS. tersebut ketika bekerja sendiri atau dengan karyawan lain (Jones, 2010). BAB II LANDASAN TEORITIS A. Happiness at Work 1. Definisi Happiness at Work Happiness at work dapat diidentifikasikan sebagai suatu pola pikir yang memungkinkan karyawan untuk memaksimalkan performa dan

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF PERENCANAAN SUKSESI KEPEMIMPINAN PADA PERUSAHAAN KELUARGA DI BIDANG KONSTRUKSI DI SIDOARJO

STUDI DESKRIPTIF PERENCANAAN SUKSESI KEPEMIMPINAN PADA PERUSAHAAN KELUARGA DI BIDANG KONSTRUKSI DI SIDOARJO STUDI DESKRIPTIF PERENCANAAN SUKSESI KEPEMIMPINAN PADA PERUSAHAAN KELUARGA DI BIDANG KONSTRUKSI DI SIDOARJO Canice Gerry Hermawan Tjiang dan Ronny H Mustamu Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 343 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Keberadaan Sekolah Islam Terpadu, sejak awal pendiriannya dimaksudkan untuk menjadi sekolah yang konsisten berpijak kepada nilai dan ajaran Islam dalam seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepemimpinan yang diterapkan dari setiap pemimpin di setiap generasi.

BAB I PENDAHULUAN. kepemimpinan yang diterapkan dari setiap pemimpin di setiap generasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia, 88 persen perusahaan besar merupakan perusahaan keluarga (Susanto, 2007 dalam Shinta Rahayu L dan Rony H. Mustamu, 2015). Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk Halaman I. Pembukaan 1 II. Kedudukan 2 III. Keanggotaan 2 IV. Hak dan Kewenangan 4 V. Tugas dan Tanggungjawab 4 VI. Hubungan Dengan Pihak Yang

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL Latar Belakang Unit Audit Internal unit kerja dalam struktur organisasi Perseroan yang dibentuk untuk memberikan keyakinan yang memadai dan konsultasi yang bersifat independen dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup dan pertumbuhan dari suatu perusahaan bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup dan pertumbuhan dari suatu perusahaan bukan hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kelangsungan hidup dan pertumbuhan dari suatu perusahaan bukan hanya ditentukan dari keberhasilan mengelola keuangan berdasarkan kekuatan modal atau uang semata,

Lebih terperinci

Family Business Rejuvenation Strategy Strategi Meremajakan Kembali Bisnis Keluarga di Era Trump Economy

Family Business Rejuvenation Strategy Strategi Meremajakan Kembali Bisnis Keluarga di Era Trump Economy WHITEPAPER APRIL 2017 FAMILY BUSINESS SERIES Family Business Rejuvenation Strategy Strategi Meremajakan Kembali Bisnis Keluarga di Era Trump Economy By: Dr. Sandy Wahyudi (DSW) Tantangan terbesar yang

Lebih terperinci

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero) PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero) Jakarta, 17 Januari 2017 DAFTAR ISI Halaman A. PENDAHULUAN... 1 I. Latar Belakang... 1 II. Maksud dan Tujuan Charter Satuan Pengawasan

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN 5.1 Karakteristik Kepemimpinan Pemimpin di Showa Indonesia Manufacturing yang ada menggunakan prinsip keterbukaan terhadap karyawan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 240,559 juta penduduk Indonesia jumlah daftar angkatan kerja mencapai 116

BAB 1 PENDAHULUAN. 240,559 juta penduduk Indonesia jumlah daftar angkatan kerja mencapai 116 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data tenaga kerja tahun 2010 menurut Bappenas menyebutkan, dari 240,559 juta penduduk Indonesia jumlah daftar angkatan kerja mencapai 116 juta, dan sebanyak 8,59 juta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jaman, semakin bertambah juga tuntutan-tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jaman, semakin bertambah juga tuntutan-tuntutan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya jaman, semakin bertambah juga tuntutan-tuntutan dalam hidup. Tuntutan-tuntuan itu tidak hanya pada satu aspek atau bidang kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling penting karena tanpa manajemen perusahaan tidak akan terkelola

BAB I PENDAHULUAN. paling penting karena tanpa manajemen perusahaan tidak akan terkelola BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menjalankan sebuah bisnis, manajemen merupakan faktor yang paling penting karena tanpa manajemen perusahaan tidak akan terkelola dengana baik dan benar. Salah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan pada hasil pembahasan tentang orientasi kewirausahaan

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan pada hasil pembahasan tentang orientasi kewirausahaan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pada hasil pembahasan tentang orientasi kewirausahaan terhadap Ibu Lala sebagai generasi penerus dari soto ayam Pak NO, Ibu Lala menjalankan usaha nya dibantu oleh

Lebih terperinci

Modul ke: Fakultas EKONOMI & BISNIS. Program Studi MANAJEMEN

Modul ke: Fakultas EKONOMI & BISNIS. Program Studi MANAJEMEN Modul ke: 10 Eko Fakultas EKONOMI & BISNIS Kewirausahaan I Perencanaan, operasionalisasi, kaidah, lokasi dan fasilitas pendukung, pengorganisasian dan pengelolaan SDM, dan kepemimpinan wirausaha Putra

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN ANTI PENIPUAN, KORUPSI, DAN ANTI SUAP

BAB VII KEBIJAKAN ANTI PENIPUAN, KORUPSI, DAN ANTI SUAP BAB VII KEBIJAKAN ANTI PENIPUAN, KORUPSI, DAN ANTI SUAP 1 Tujuan Tujuan dari kebijakan ini yaitu untuk memberikan kontrol dalam pemenuhan kepatuhan dengan semua peraturan korupsi dan anti suap yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan keluarga menjadi fenomena yang menarik di dalam dunia bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan keluarga menjadi fenomena yang menarik di dalam dunia bisnis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan keluarga menjadi fenomena yang menarik di dalam dunia bisnis. Banyak sekali perusahaan di dunia yang merupakan perusahaan keluarga. Perusahaanperusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Persaingan yang semakin kompetitif saat ini menjadikan setiap usaha

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Persaingan yang semakin kompetitif saat ini menjadikan setiap usaha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan yang semakin kompetitif saat ini menjadikan setiap usaha untuk tetap eksis harus memiliki keunggulan dibandingkan dengan usaha lainnya. Dengan memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal ini menjadi langkah awal untuk meniti masa depan yang lebih baik. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. hal ini menjadi langkah awal untuk meniti masa depan yang lebih baik. Setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Menjadi sarjana bukanlah akhir dari kerja keras seorang mahasiswa, justru hal ini menjadi langkah awal untuk meniti masa depan yang lebih baik. Setiap mahasiswa

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK 2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ukuran kecukupan dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. ukuran kecukupan dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Permasalahan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia kerja merupakan salah satu aspek dalam kehidupan manusia yang mengalami perkembangan pesat dalam kurun beberapa abad ke belakang. Era globalisasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia terdapat banyak sekali perusahaan, banyaknya perusahaan tersebut menjadikan berbagai macam budaya kerja yang ada. Dikemukakan oleh Republika (2008,26

Lebih terperinci

ASPEK MANAJEMEN & ORGANISASI

ASPEK MANAJEMEN & ORGANISASI ASPEK MANAJEMEN & ORGANISASI Lingkup Manajemen Perencanaan (Planning) Fungsi Manajemen Pengorganisasian (Organizing) Pelaksanaan (Actuating) Goal/target usaha Pengawasan (Controlling) Lingkup Manajemen

Lebih terperinci

ANALISIS PROSES PERENCANAAN SUKSESI PADA CV INDORAGA PERSADA

ANALISIS PROSES PERENCANAAN SUKSESI PADA CV INDORAGA PERSADA 114 ANALISIS PROSES PERENCANAAN SUKSESI PADA CV INDORAGA PERSADA Fenny Novalia Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail: fennovalia@yahoo.com

Lebih terperinci

LAMPIRAN: STRUKTUR ORGANISASI SUMBER BAHAGIA PRINTING. Pemilik

LAMPIRAN: STRUKTUR ORGANISASI SUMBER BAHAGIA PRINTING. Pemilik 45 LAMPIRAN: STRUKTUR ORGANISASI SUMBER BAHAGIA PRINTING Pemilik Bagian admin Bagian desain Bagian produksi Keterangan: Pemilik membawahi karyawan bagian administrasi, desain dan bagian produksi. Dan pemilik

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN INTERN

SISTEM PENGENDALIAN INTERN 1 PERTEMUAN KELIMA SISTEM PENGENDALIAN INTERN Tujuan Pembelajaran 1. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami definisi sistem pengendalian intern. 2. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. bergerak di bidang bangunan dan berada di jalanmajapahit 255A, Semarang.

BAB IV ANALISIS DATA. bergerak di bidang bangunan dan berada di jalanmajapahit 255A, Semarang. BAB IV ANALISIS DATA 4.1 Gambaran Perusahaan 4.1.1 Profil Perusahaan Toko Bangunan Mulya Rejeki merupakan sebuah bisnis keluarga ysng bergerak di bidang bangunan dan berada di jalanmajapahit 255A, Semarang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah organisasi baik swasta maupun pemerintah dapat didukung

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah organisasi baik swasta maupun pemerintah dapat didukung BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam sebuah organisasi baik swasta maupun pemerintah dapat didukung dengan sistem kontrol yang baik, untuk menetukan apakah kinerja dari perusahaan tersebut berjalan

Lebih terperinci

PT. PYRIDAM FARMA Tbk. MANAJEMEN RISIKO

PT. PYRIDAM FARMA Tbk. MANAJEMEN RISIKO PT. PYRIDAM FARMA Tbk. MANAJEMEN RISIKO 071116 PIAGAM UNIT MANAJEMEN RISIKO PT. PYRIDAM FARMA Tbk. PT. Pyridam Farma Tbk. tidak luput dari risiko usaha, baik dari sumber eksternal maupun internal sehubungan

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN DAN KERJASAMA TIM

KEPEMIMPINAN DAN KERJASAMA TIM KEPEMIMPINAN DAN KERJASAMA TIM Peran kepemimpinan dalam membangun Total Quality Manajemen adalah unsur terpenting, sebab setiap organisasi harus memiliki seorang pemimpin dan pemimpin harus memiliki visi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba (Cheng, et.al.,

BAB I PENDAHULUAN. mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba (Cheng, et.al., BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah perusahaan pada dasarnya memiliki tujuan utama yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Kesejahteraan dapat di tingkatkan dengan terciptanya kinerja

Lebih terperinci

ANALISIS PROSES SUKSESI PERUSAHAAN KELUARGA BUDI JAYA

ANALISIS PROSES SUKSESI PERUSAHAAN KELUARGA BUDI JAYA AGORA Vol. 4, No. 1, (2016) 137 ANALISIS PROSES SUKSESI PERUSAHAAN KELUARGA BUDI JAYA Tommy Nirwanto Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG

BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG 69 BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG A. Kepemimpinan kepala sekolah di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang Kepala sekolah merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Keberadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Secara umum keberadan perusahaan kecil dan menengah (UKM) di negara-negara berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Keberadaan UKM terbukti

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. di perusahaan dan juga kaitannya dengan aspek penelitian.

BAB V PENUTUP. di perusahaan dan juga kaitannya dengan aspek penelitian. BAB V PENUTUP Pada bab ini disajikan kesimpulan dari proses penelitian yang dilakukan, keterbatasan penelitian, dan saran yang dapat diberikan terkait dengan topik penelitian di perusahaan dan juga kaitannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kinerja Kinerja menurut Soetjipto (1997) merupakan suatu istilah secara umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini istilah Good Corporate Governance kian

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini istilah Good Corporate Governance kian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun belakangan ini istilah Good Corporate Governance kian populer. Good Corporate Governance merupakan salah satu kunci sukses perusahaan untuk tumbuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperluas ke semua bidang kegiatan operasional perusahaan. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. diperluas ke semua bidang kegiatan operasional perusahaan. Dengan demikian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini jangkauan aktivitas dari audit internal tidak hanya menyangkut pada pemeriksaan keuangan saja, akan tetapi jangkauan pemeriksaannya telah diperluas

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI SDM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

SISTEM INFORMASI SDM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. SISTEM INFORMASI SDM WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 5 SI SDM Subsistem Manajemen Tenaga Kerja Keahlian / Kompetensi. Suksesi. Relokasi / Rotasi. Keahlian / Kompetensi Susanto (2003) mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Definisi manajemen SDM Manajemen sumber daya manusia merupakan ilmu yang mengatur unsur manusia dalam suatu organisasi agar terwujud suatu

Lebih terperinci

Manajemen Strategik dalam Pendidikan

Manajemen Strategik dalam Pendidikan Manajemen Strategik dalam Pendidikan Oleh : Winarto* A. Pendahuluan Manajemen pendidikan yang diterapkan di lingkungan internal sistem persekolahan hanyalah sebagian dari tanggung jawab kepala sekolah

Lebih terperinci

PROSES SUKSESI PT. PRADIPTA PERKASA MAKMUR, GRESIK

PROSES SUKSESI PT. PRADIPTA PERKASA MAKMUR, GRESIK 108 PROSES SUKSESI PT. PRADIPTA PERKASA MAKMUR, GRESIK Agnes Sutjianto Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail: agnessutjianto94@gmail.com

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 40 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bagian sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan : 5.1.1 Menentukan Nilai Dasar Dalam menetukan nilai dasar,

Lebih terperinci

Assalamualaikum Wr. Wb. Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua.

Assalamualaikum Wr. Wb. Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua. KEYNOTE SPEECH MENTERI KEUANGAN PADA ACARA ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL TINGKAT SARJANA KEMENTERIAN KEUANGAN DI GEDUNG DHANAPALA KEMENTERIAN KEUANGAN SENIN, 29 NOVEMBER 2010 Yang kami hormati Wakil

Lebih terperinci

PRINSIP ESSILOR. Prinsip-prinsip kita berasal dari beberapa karakteristik Essilor yang khas:

PRINSIP ESSILOR. Prinsip-prinsip kita berasal dari beberapa karakteristik Essilor yang khas: PRINSIP ESSILOR Setiap karyawan Essilor dalam kehidupan professionalnya ikut serta bertanggung jawab untuk menjaga reputasi Essilor. Sehingga kita harus mengetahui dan menghormati seluruh prinsip yang

Lebih terperinci

MAKALAH KEPEMIMPINAN KONSEP KEPEMIMPINAN

MAKALAH KEPEMIMPINAN KONSEP KEPEMIMPINAN MAKALAH KEPEMIMPINAN KONSEP KEPEMIMPINAN Disusun Oleh : Kelompok 1 TRI OKTAWALDIANA (135030201111055) SHONIA RAHMA AUSRI (135030201111150) NOOR RIKA DINATA INBAR (135030201111152) TRI DEWI EINDRIAS (135030201111166)

Lebih terperinci

PEDOMAN SISTIM PENGENDALIAN INTERN

PEDOMAN SISTIM PENGENDALIAN INTERN PEDOMAN SISTIM PENGENDALIAN INTERN DANA PENSIUN PERHUTANI 2007 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN... 1 II. MAKSUD DAN TUJUAN... 2 III. RUANG LINGKUP... 2 3.1 Pihak Yang Berkepentingan... 3 3.2 Lingkungan Pengendalian

Lebih terperinci

PENGURUS. Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat menjadi pengurus koperasi ditetapkan dalam anggaran dasar koperasi yang bersangkutan.

PENGURUS. Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat menjadi pengurus koperasi ditetapkan dalam anggaran dasar koperasi yang bersangkutan. PENGURUS & MANAJER PENGURUS Pengurus koperasi merupakan perangkat organisasi yang menjalankan fungsi eksekutif atau pelaksana dari keputusan rapat anggota baik di bidang organisasi maupun usaha koperasi.

Lebih terperinci

Sumber Daya Manusia. Ribu. Jumlah Karyawan. Pendukung Bisnis

Sumber Daya Manusia. Ribu. Jumlah Karyawan. Pendukung Bisnis Profil Singkat BCA Laporan kepada Pemegang Saham Analisa dan Pembahasan Manajemen Tinjauan Bisnis Pendukung Bisnis Tinjauan Keuangan Pendukung Bisnis Sumber Daya Manusia Ribu Karyawan BCA fokus pada kualitas

Lebih terperinci

Muhammad Jusuf Kalla: Investor Yang Progresif

Muhammad Jusuf Kalla: Investor Yang Progresif Muhammad Jusuf Kalla: Investor Yang Progresif Oleh: Bagus Takwin, Niniek L. Karim, Dicky C.P, dan Nurlyta Hafiyah Sekiranya ada keputusan wapres (kepwapres), tentu semua kebijakan sudah saya ambil sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk mengaktualisasikan kepentingannya guna menjawab kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk mengaktualisasikan kepentingannya guna menjawab kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desa sebagai salah satu pemerintahan terendah dengan jumlah penduduk yang merupakan kesatuan masyarakat dan bertempat tinggal dalam suatu wilayah yang merupakan kesatuan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Prestasi Kerja

II. TINJAUAN PUSTAKA Prestasi Kerja II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Prestasi Kerja Kinerja merupakan istilah yang berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang).

Lebih terperinci

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Pendahuluan Piagam Audit Internal ( Internal Audit Charter ) adalah dokumen formal yang berisi pengakuan keberadaan

Lebih terperinci

BAB III SOLUSI BISNIS

BAB III SOLUSI BISNIS BAB III SOLUSI BISNIS Untuk membantu perusahaan dalam mempersiapkan diri mengimplementasikan MBCfPE di dalam organisasi, maka penulis mencoba untuk membuat suatu model yang bertujuan: - Mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perusahaan keluarga ialah salah satu dari kekuatan kewirausahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perusahaan keluarga ialah salah satu dari kekuatan kewirausahaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan keluarga ialah salah satu dari kekuatan kewirausahaan yang mendominasi ekonomi global sekarang ini (Higginson, 2010). Perusahaan keluarga merupakan bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan hasil pemeriksaan merupakan kesempatan bagi satuan pengawas

BAB I PENDAHULUAN. Laporan hasil pemeriksaan merupakan kesempatan bagi satuan pengawas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan hasil pemeriksaan merupakan kesempatan bagi satuan pengawas intern untuk menunjukkan kontribusinya pada perbaikan kinerja organisasi. Laporan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasi, mengembangkan, membawa visi kedalam kehidupan. Visi ini

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasi, mengembangkan, membawa visi kedalam kehidupan. Visi ini BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Kewirausahaan merupakan kekuatan atau kemampuan seseorang untuk mendirikan, mengelola, mengembangkan usaha dan melembagakan perusahannya sendiri. Selain itu kewirausahaan

Lebih terperinci

RESUME BUKU MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM 10/e CHAPTER 14: ENTERPRISE AND GLOBAL MANAGEMENT OF INFORMATION TECHNOLOGY

RESUME BUKU MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM 10/e CHAPTER 14: ENTERPRISE AND GLOBAL MANAGEMENT OF INFORMATION TECHNOLOGY RESUME BUKU MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM 10/e CHAPTER 14: ENTERPRISE AND GLOBAL MANAGEMENT OF INFORMATION TECHNOLOGY TUGAS MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN TAKE HOME TEST NOMOR 4 CAHYO DWI SULISTIYO

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian yang dilakukan Fajrinur (2007) dengan judul penelitian Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil (Studi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Budaya Organisasi Geert Hofstede menyatakan bahwa budaya terdiri dari mental program bersama yang mensyaratkan respon individual pada lingkungannya. Definisi tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diasuh oleh orangtua dan orang-orang yang berada di lingkungannya hingga

BAB I PENDAHULUAN. diasuh oleh orangtua dan orang-orang yang berada di lingkungannya hingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia dilahirkan dalam kondisi yang tidak berdaya, ia akan diasuh oleh orangtua dan orang-orang yang berada di lingkungannya hingga waktu tertentu.

Lebih terperinci

PERENCANAAN SUKSESI PADA PERUSAHAAN KELUARGA PT MANDALASENA PERKASA MOTOR

PERENCANAAN SUKSESI PADA PERUSAHAAN KELUARGA PT MANDALASENA PERKASA MOTOR AGORA Vol. 3, No. 2, (2015) 89 PERENCANAAN SUKSESI PADA PERUSAHAAN KELUARGA PT MANDALASENA PERKASA MOTOR Christian Chandra Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl.

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 59 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 59 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 59 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional Khusus

Tujuan Instruksional Khusus Pertemuan 2 LINGKUNGAN ORGANISASI by Sri Suhandiah Tujuan Instruksional Khusus 1. Mahasiswa mengenal & memahami lingkungan organisasi. 2. Mahasiswa memahami pengaruh lingkungan organisasi terhadap perkembangan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3 DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT Halaman I Pendahuluan 1 II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1 III Kedudukan 2 IV Keanggotaan 2 V Hak dan Kewenangan 3 VI Tugas dan Tanggung Jawab 4 VII Hubungan Dengan Pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang paling strategis karena diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang paling strategis karena diharapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana yang paling strategis karena diharapkan dapat mempersiapkan generasi muda yang sadar IPTEK, kreatif, dan memiliki solidaritas sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dalam bidang pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dalam bidang pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan dalam berbagai bidang kehidupan demikian cepatnya, salah satunya dalam bidang pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut, khususnya di

Lebih terperinci

KUESIONER. Identitas Responden :...(boleh tidak diisi) Jenis kelamin : P / L

KUESIONER. Identitas Responden :...(boleh tidak diisi) Jenis kelamin : P / L 1 KUESIONER Pengaruh Tipe Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Jabatan Organisasi, Konflik Peran, Ketegangan Kerja, dan Work-Family Conflict Terhadap Kepuasan Kerja Auditor (Studi

Lebih terperinci

BAB V MODEL KONSEPTUAL MANAJEMEN PENGEMBANGAN KUALITAS KINERJA KARYAWAN BANK JABAR. Model merupakan abstraksi visual atau konstruksi dari suatu

BAB V MODEL KONSEPTUAL MANAJEMEN PENGEMBANGAN KUALITAS KINERJA KARYAWAN BANK JABAR. Model merupakan abstraksi visual atau konstruksi dari suatu BAB V MODEL KONSEPTUAL MANAJEMEN PENGEMBANGAN KUALITAS KINERJA KARYAWAN BANK JABAR A. ASUMSI MODEL Model merupakan abstraksi visual atau konstruksi dari suatu konsep. Sebagai pendekatan, model dapat digunakan

Lebih terperinci

REKOMENDASI DAN RENCANA IMPLEMENTASI

REKOMENDASI DAN RENCANA IMPLEMENTASI BAB IV REKOMENDASI DAN RENCANA IMPLEMENTASI 4.1 Rekomendasi 4.1.1 Rekomendasi untuk Peningkatan Lingkungan Entrepreneurial Rekomendasi yang diberikan disini adalah untuk mengetahui apa yang seharusnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis a. Pengertian Auditing dan Internal Auditing Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang artinya mendengar. Orang yang melaksanakan

Lebih terperinci

PERSEPSI GURU TENTANG KINERJA KEPALA SMA NEGERI 10 CIPONDOH KOTA TANGERANG

PERSEPSI GURU TENTANG KINERJA KEPALA SMA NEGERI 10 CIPONDOH KOTA TANGERANG PERSEPSI GURU TENTANG KINERJA KEPALA SMA NEGERI 10 CIPONDOH KOTA TANGERANG SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Serjana Pendidikan (S.Pd)

Lebih terperinci

Strategi Penerapan SPMI : Dari Mental Turun Ke TI

Strategi Penerapan SPMI : Dari Mental Turun Ke TI PRAKTIK BAIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DI PERGURUAN TINGGI Strategi Penerapan Sistem Penjaminan Mutu Internal di Perguruan Tinggi Strategi Penerapan SPMI : Dari Mental Turun Ke TI Addy Suyatno Hadisuwito

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi yang baik dalam lembaga secara umum terutama lembaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi yang baik dalam lembaga secara umum terutama lembaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi yang baik dalam lembaga secara umum terutama lembaga pendidikan tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya seorang pemimpin. Salah satu bagian dalam

Lebih terperinci