PERTEMUAN FORUM DAS DAN PAKAR TINGKAT NASIONAL STRATEGI NASIONAL PENGELOLAAN DAS TERPADU JAKARTA DESEMBER 2009

dokumen-dokumen yang mirip
1. R I N G K A S A N. 1. Aspek ekonomi sumberdaya alam & lingkungan. 1. Mainstreaming aspek ekonomi kedalam kebijakan pengelolaan DAS.

Menyelamatkan Daerah Aliran Sungai (DAS): Saatnya Bertindak Sekarang

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN

TATA CARA PENYUSUNAN DAN PENETAPAN RENCANA PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kerangka landasan pendekatan DAS: Merupakan ekologi bentang lahan (Landscape ecology), suatu subdisiplin ekologi yang mengamati sebab dan akibat

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SKENARIO STRATEGI SISTEM KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAS DAN PESISIR CITARUM JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI TERPADU PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2012, No.62 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang K

Penataan Ruang dalam Rangka Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Hutan

WALIKOTA BITUNG PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN DAERAH KOTA BITUNG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI TERPADU KOTA BITUNG

PENDAHULUAN Latar Belakang

Pembangunan Daerah Berbasis Pengelolaan SDA. Nindyantoro

PENDAHULUAN. daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam

LAPORAN INSPEKTUR JENDERAL RAPAT PEMUTAKHIRAN DATA TINDAK LANJUT HASIL PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMDA TAHUN 2017 BANDUNG, 11 DESEMBER 2017 YANG

PERENCANAAN PENGELOLAAN DAS TERPADU. Identifikasi Masalah. Menentukan Sasaran dan Tujuan. Alternatif kegiatan dan implementasi program

Dialog Nasional Program Investasi Kehutanan di Indonesia

[LAPORAN SIDANG PLENO KESATU TKPSDA WS BELAWAN ULAR PADANG] 2016 KATA PENGANTAR

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123 TAHUN 2001 TENTANG TIM KOORDINASI PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. pesat pada dua dekade belakangan ini. Pesatnya pembangunan di Indonesia berkaitan

2014, No Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran

Rencana Strategis

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DI PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BERSAMA GUBERNUR JAWA TIMUR DAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 20 TAHUN 2013 NOMOR TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123 TAHUN 2001 TENTANG TIM KOORDINASI PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA RAKORNIS AMDAL DAN PENATAAN KELEMBAGAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH SE - KALIMANTAN BARAT TAHUN

sebagai Kawasan Ekosistem Esensial)

BAB 5 PENUTUP 5.1 Temuan Studi

[LAPORAN SIDANG PLENO KEDUA TKPSDA WS BELAWAN ULAR PADANG] 2016 KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan ruang bagi sumberdaya alam,

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

SAMBUTAN MENTERI DALAM NEGERI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEHUTANAN. Pola Umum. Standar. Pengelolaan DAS.

Penanganan Das Bengawan Solo di Masa Datang Oleh : Ir. Iman Soedradjat,MPM

* TUJUAN PENGELOLAAN DAS 14/06/2013. ASPEK HUKUM PENGELOLAAN DAS BERDASARKAN PP No. 37 Tahun 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KEHUTANAN TINGKAT KABUPATEN/KOTA

BAB I. PENDAHULUAN. 1 P a g e

KICK OFF MEETING DAN LOKALATIH PENYUSUNAN DOKUMEN MPS

Peran Data dan Informasi Geospasial Dalam Pengelolaan Pesisir dan DAS

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI TERPADU. I. PENDAHULUAN

BAB I. PENDAHULUAN. hutan harus dilakukan dengan tetap memelihara kelestarian, keharmonisan, dan

TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat dalam pembangunan dapat diartikan sebagai keikutsertaan masyarakat

DRAFT KERANGKA ACUAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

Pemetaan Kelembagaan dalam Kajian Lingkungan Hidup Strategis DAS Bengawan Solo Hulu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MEWUJUDKAN PENGELOLAAN DAS TERPADU UNTUK MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM: TINJAUAN DARI SISI KELEMBAGAAN

PERHUTANAN SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG EFEKTIF

EFEKTIVITAS PUG DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PSP

RUMUSAN LOKAKARYA NASIONAL PENYUSUNAN MASTER PLAN REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN BOGOR, TANGGAL DESEMBER 2002

RAPAT KOORDINASI TEKNIS (RAKORTEK) PERENCANAAN PENYEDIAAN PERUMAHAN TAHUN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PENYEDIAAN PERUMAHAN

DISAMPAIKAN OLEH Ir. BEN POLO MAING (Kepala Dinas Kehutanan Provinsi NTT)

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Peraturan Terbaru Rencana Tata Ruang Wilayah

PENGEMBANGAN KONSEP MANAJEMEN ASET KELEMBAGAAN SUMBERDAYA AIR PADA SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) LOGAWA I. PENDAHULUAN

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.84/MENLHK-SETJEN/KUM.1/11/2016 TENTANG PROGRAM KAMPUNG IKLIM

Konsep Imbal Jasa Lingkungan Dalam Penyelenggaraan Konservasi Tanah dan Air Oleh: Khopiatuziadah *

KEBIJAKAN PEMBENTUKAN FORUM DAS DALAM PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI

LAPORAN KEGIATAN GERAKAN PENANAMAN POHON DI DESA PLAGA Program Konservasi DAS Ayung. Oleh Tim JANMA [TYPE THE COMPANY ADDRESS]

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KEBIAJAKAN DAN STRATEGI PELESTARIAN FUNGSI DAS BARITO

IMPLIKASI PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 26 TAHUN 2007 TERHADAP PERAN PERENCANA DAN ASOSIASI PROFESI PERENCANA

Sistem Perencanaan Kehutanan Sebagai Pendukung Perencanaan Pengelolaan DAS (Studi di DAS Serang)

SESI : 7. Kualitas Air dan Pemulihan Ekosistem Topik : 7.1. Konservasi Tanah dan Air. Jadwal : Selasa, 25 November 2014 Jam : WIB.

PERTEMUAN AWAL (KICK OFF MEETING) PENYUSUNAN DOKUMEN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI KOTA TERNATE TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEHUTANAN. Pedoman. DAS. Terpadu. Pengelolaan. Pencabutan.

KEYNOTE SPEECH MENTERI KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT RI PADA LOKAKARYA NASIONAL TENTANG PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 35/PUU-X/2012

PENGALAMAN MENDORONG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI DI INDONESIA OLEH BURUNG INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 39/Menhut-II/2009 TENTANG

PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN

PROGRAM DAN ANGGARAN SUBDIT PROGRAM DAN EVALUASI TAHUN 2012

Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANGGARAN DASAR FORUM ORANGUTAN INDONESIA

DRAFT EMPAT GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG

PENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA RAPAT KOORDINASI PENANGANAN GANGGUAN USAHA PERKEBUNAN SERTA PENGENDALIAN KEBAKARAN KEBUN DAN LAHAN Hari

PENDAHULUAN. Sumberdaya perikanan laut di berbagai bagian dunia sudah menunjukan

Sungai Raya, 25 Maret 2008

X. ANALISIS KEBIJAKAN

Perdebatan Padangan Antara Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA) dengan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS)

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENGELOLAAN DAS TERPADU

RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH (RENJA-SKPA) BAPEDAL ACEH TAHUN 2015

FOREST LANDSCAPE RESTORATION

Definisi dan Batasan Wilayah Pesisir

POKJA SANITASI KAB. BANGGAI

PELAKSANAAN MUSRENBANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

2017, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); MEMUTUSKAN: Menetapka

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

PERTEMUAN FORUM DAS DAN PAKAR TINGKAT NASIONAL STRATEGI NASIONAL PENGELOLAAN DAS TERPADU JAKARTA 10 11 DESEMBER 2009 A. Latar Belakang Daerah Aliran Sungai (DAS) di Indonesia pada umumnya telah mengalami kerusakan dan semakin lama kondisinya cenderung semakin bertambah rusak, hal ini diindikasikan dengan meningkatnya kejadian bencana tanah longsor, banjir dan kekeringan dari tahun ketahun.. Pengelolaan DAS sebagai bagian dari pembangunan wilayah sampai saat ini masih menghadapi berbagai masalah yang kompleks dan saling terkait, yaitu belum berjalannya koordinasi penanganan DAS oleh parapihak terkait dan kesadaran masyarakat yang masih rendah terhadap pelestarian pemanfaatan sumber daya alam. Permasalahan dalam pengelolaan DAS telah diketahui dan telah menjadi perhatian parapihak, namun pemecahannya sering hanya dari sudut pandang satu sektor saja atau bersifat egosektor tanpa memandang DAS sebagai suatu kesatuan ekosistem yang utuh dari hulu sampai hilir. Dengan bergulirnya isu lingkungan global serta otonomi daerah, permasalahan egosektor dan kedaerahan dalam pengelolaan DAS telah berkembang menjadi lebih kompleks dan rumit dikarenakan banyak DAS yang mempunyai wilayah administratif lintas kabupaten/kota bahkan lintas provinsi. Mengingat permasalahan pengelolaan DAS yang bersifat multisektor, lintas daerah dan multidisiplin, maka pengelolaan DAS harus dilakukan secara holistik dan terpadu, untuk itu peranan Forum DAS dalam menjembatani para pemangku kepentingan dari berbagai aspek pengelolaan DAS sangat diperlukan. Dalam rangka mendorong dan memantapkan pengelolaan DAS terpadu tersebut perlu dibangun pemahaman dan komitmen bersama para pihak terkait (stakeholders) tentang arti pentingnya pengelolaan DAS terpadu serta merumuskan strategi nasional pengelolaan DAS terpadu melalui pertemuan Forum DAS dan pakar tingkat nasional. B. Maksud dan Tujuan Pertemuan ini diselenggarakan dengan maksud mengadakan pertemuan para pihak (stakeholders) yang diikuti Forum DAS Tingkat Provinsi dan Pakar berbagai disiplin ilmu serta Instansi/Departemen/Lembaga Pusat terkait. Sedangkan tujuannya adalah dalam rangka membangun komitmen bersama para pihak (stakeholders) dan merumuskan strategi nasional pengelolaan DAS terpadu. B. Dasar Pelaksanaan Yang menjadi dasar pelaksanaan Pertemuan Teknis adalah Keputusan Direktur Pengelolaan DAS No. SK. 24./DAS-2/2009, tanggal 25 November 2009 tentang Penyelenggara Pertemuan Forum DAS dan Pakar Tingkat Nasional.. C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Pertemuan ini dilaksanakan di Hotel Menara Peninsula, Jakarta pada tanggal 10 Desember 2009 dan akan berakhir pada tanggal 11 Desember 2009.

D. P e s e r t a Pertemuan dihadiri lebih kurang 80 orang yang terdiri dari para Ketua Forum DAS Tingkat Provinsi dan Pakar berbagai disiplin ilmu serta Direktur/Kepala Pusat/Asdep Departemen/Lembaga/Instansi Pusat terkait dan Media Masa, E. M a t e r i Sesuai dengan maksud dan tujuan Pertemuan, maka materi yang akan disampaikan sebanyak 7 (tujuh) topik, yaitu terdiri dari : 1. Prof. Dr. Emil Salim sebagai Keynote Speech. 2. Strategi Nasional Pengelolaan DAS Terpadu oleh Hariadi Kartidihardjo. 3. Peranan dan Strategi Forum DAS dalam Pengelolaan DAS Terpadu di Provinsi Lampung oleh Forum DAS Provinsi Lampung. 4. Peranan dan Strategi Forum DAS dalam Pengelolaan DAS Terpadu di Provinsi Banten oleh Forum DAS Cidanau. 5. Peranan dan Strategi Forum DAS dalam Pengelolaan DAS Terpadu di Provinsi Kalimantan Selatan oleh Forum DAS Provinsi Kalimantan. 6. Peranan dan Strategi Forum DAS dalam Pengelolaan DAS Terpadu di Provinsi Sulawesi Selatan oleh Forum Koordinasi PDAS Prov. Sulawesi Selatan. 7. Peranan dan Strategi Forum DAS dalam Pengelolaan DAS Terpadu di Provinsi Nusa Tenggara Timur oleh Forum DAS Nusa Tenggara Timur. Pertemuan dibuka secara resmi oleh Menteri Kehutanan, pada hari pertama dilaksanakan pemaparan dari para pembicara dan diskusi panel, serta diskusi kelompok yang dibagi dalam 4 (empat) kelompok, yaitu Kelompok Diskusi Sistem Informasi sebagai narasumber Dr. Surya D. Tarigan, Kelompok Diskusi Biofisik/Ekosistem sebagai narasumber Dr. Chay Asdak, Kelompok Diskusi Ekonomi Sumber Daya sebagai narasumber Dr. Maria Ratnaningsih serta Kelompok Diskusi Sosial, Ekonomi dan Kelembagaan sebagai narasumber Dr. Imam Prasodjo. Hari kedua diisi Prof. Emil Salim sebagai keynote speech serta sidang pleno, diskusi dan perumusan.

RUMUSAN UMUM PERTEMUAN FORUM DAS DAN PAKAR TINGKAT NASIONAL STRATEGI NASIONAL PENGELOLAAN DAS TERPADU JAKARTA 10 11 DESEMBER 2009 Hampir seluruh DAS cenderung mengalami kerusakan sehingga telah menjadi perhatian para pihak. Namun demikian pengelolaan DAS secara terpadu sampai saat ini masih menghadapi berbagai masalah yang kompleks. Memperhatikan sambutan Menteri Kehutanan, Keynote speech Prof Emil Salim, penyajian para pemakalah dan diskusi yang berlangsung, disusun rumusan umum sebagai berikut : 1. Batas DAS dan batas administrasi pemerintahan tidak selalu kompatibel dan pengelolaan DAS selama ini cenderung sektoral sehingga harus dilakukan secara terpadu dari hulu dan hilir, tidak parsial atas dasar kepentingan sektor atau daerah pemerintahan. Untuk itu pengelolaan DAS perlu menganut prinsip satu sistem perencanaan dalam satu Daerah Aliran Sungai. 2. Koordinasi penanganan DAS oleh para pihak belum terbangun secara optimal sebagai akibat belum samanya persepsi mengenai interdependensi seluruh komponen dalam DAS sehingga perlu ada penyamaan persepsi di antara para pihak tentang pengertian, permasalahan dan konsep pengelolaan DAS sebagai suatu kesatuan ekosistem yang utuh. 3. Koordinasi antar pihak yang berkepentingan dalam pengelolaan DAS dapat dilakukan oleh Forum DAS yang mempunyai peran dan fungsi antara lain sebagai koordinator dalam perencanaan, mediator dalam ketidaksepahaman, fasilitator dalam koordinasi, akselerator dalam implementasi, dan inovator dalam penerapan teknologi. Pembentukan dan atau pengembangan Forum DAS harus memperhatikan aspirasi masyarakat pada tingkat lapangan. 4. Implementasi pengelolaan DAS terpadu perlu didukung oleh peraturan perundangan, untuk itu perlu percepatan penyelesaian dan pemberlakuan UU Konservasi Tanah yang telah lama dirancang dan PP Pengelolaan DAS Terpadu. 5. Analisis sosial, budaya, dan kelembagaan secara proporsional diperlukan dalam Pengelolaan DAS Terpadu dengan memperhatikan kondisi dan situasi yang ada terutama perilaku pemerintah, swasta, dan masyarakat sehingga kinerja DAS lestari dan masyarakat sejahtera. Pengembangan pengelolaan DAS terpadu hendaknya berdasarkan human-eco wellbeing yaitu kesejahteraan masyarakat dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup, dan harus menjadi strategi nasional. Oleh karena itu pengelolaan DAS terpadu perlu transformasi budaya dan penataan kelembagaan. 6. Basis data dan Sistem informasi DAS perlu lebih dikembangkan oleh Forum DAS sesuai dengan karakteristik masing-masing dan dibuat oleh POKJA sedemikian rupa sehingga mudah dikelola dan diakses oleh semua pihak termasuk menyediakan buletin/jurnal forum DAS. 7. Aspek ekonomi sumberdaya alam dan lingkungan harus menjadi salah satu pertimbangan utama dalam pengelolaan DAS. Untuk itu perlu pengarusutamaan hal tersebut dalam kebijakan, peraturan perundangan, perencanaan pembangunan dan perijinan. Valuasi ekonomi pemanfaatan sumberdaya alam dan jasa lingkungan harus menjadi pertimbangan dalam pengelolaan DAS terpadu.

8. Perlu dikembangkan alternatif sumber pendanaan untuk pengelolaan dan pelestarian DAS yang melibatkan para pihak yang berkepentingan seperti mekanisme Pembayaran Jasa Lingkungan baik untuk skala lokal, nasional maupun internasional 9. Dalam diskusi kelompok telah diidentifikasi dan dikaji permasalahan dan usulan strategi pengelolaan DAS secara nasional. Semua hasil diskusi tersebut dijadikan sebagai salah satu masukan dalam perumusan kebijakan, program dan kegiatan pengelolaan DAS baik di pusat maupun daerah.

FOTO-FOTO PADA ACARA PERTEMUAN Menteri Kehutanan didampingi Dirjen RLPS memberikan sambutan dan sekaligus membuka Pertemuan Forum DAS dan Pakar Tingkat Nasional di Jakarta Prof. Emil Salim sebagai Keynote Speech didampingi Direktur Pengelolaan DAS sedang menyampaikan pidatonya.

Para Pembicara yang terdiri dari lima Forum DAS dan Prof. Hariadi Kartodihardjo.pada Pertemuan Forum DAS dan Pakar Tingkat Nasional dengan moderator Prof. Totok Gunawan Para peserta pertemuan dengan serius sedang mendengarkan pemaparan dari para pembicara.

Kelompok Diskusi Biofisik/Ekosistem dengan narasumber Dr. Chay Asdak Kelompok Diskusi Sosial, Budaya dan Kelembagaan dengan narasumber Dr. Imam Prasodjo

Kelompok Diskusi Ekonomi Sumberdaya dengan narasumber Dr. Maria Ratnaningsih Kelompok Diskusi Sistem Informasi dengan narasumber Dr. Surya Darma Tarigan

Prof. Emil Salim diapit oleh Direktur Pengelolaan DAS dan Ully Hary Rusadi foto bersama dengan para Ketua Forum DAS dan Pakar.