JUDUL TUGAS AKHIR PEMETAAN GEOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN DATA CITRA ALOS DI DAERAH PEGUNUNGAN SELATAN ( Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah )

dokumen-dokumen yang mirip
Pemetaan Geologi Skala 1:50000 dengan Menggunakan Citra Radarsat 2 dan Landsat 8 (Studi Kasus : Nangapinoh Provinsi Kalimantan Barat)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisa Geologi Menggunakan Integrasi Citra Radarsat-2 dan Landsat ETM+7 (Studi Kasus : Kecamatan Puttusibau, Kalimantan Barat)

Ayesa Pitra Andina JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

Pemetaan Pola Hidrologi Pantai Surabaya-Sidoarjo Pasca Pembangunan Jembatan Suramadu dan Peristiwa Lapindo Menggunakan Citra SPOT 4

Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI PENGEMBANGAN AREA UNTUK KABUPATEN SIDOARJO MENGGUNAKAN MOHAMMAD RIFAI

Pemetaan Geologi Menggunakan Analisa Integrasi Citra Radarsat-2 dan Landsat (Daerah Studi : Puttusibau, Kalimantan Barat)

q Tujuan dari kegiatan ini diperolehnya peta penggunaan lahan yang up-to date Alat dan Bahan :

ANALISA TUTUPAN LAHAN TERHADAP RENCANA INVESTASI DI KECAMATAN LABANG, KABUPATEN BANGKALAN PASCA SURAMADU DENGAN CITRA SPOT-5

BAB 3. PENDEKATAN DAN METODOLOGI

ANALISA KESEHATAN VEGETASI MANGROVE BERDASARKAN NILAI NDVI (NORMALIZED DIFFERENCE VEGETATION INDEX ) MENGGUNAKAN CITRA ALOS

APLIKASI SIG UNTUK PEMBUATAN DATA POKOK EVALUASI RAWAN GENANGAN

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

STUDI TENTANG IDENTIFIKASI LONGSOR DENGAN MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT DAN ASTER (STUDI KASUS : KABUPATEN JEMBER)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

KAJIAN APLIKASI DAN TEKNOLOGI PADA INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL NASIONAL

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh: Aninda Nurry M.F ( ) Dosen Pembimbing : Ira Mutiara Anjasmara ST., M.Phil-Ph.D

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perbandingan Peta Topografi

ANALISA PERUBAHAN POLA DAN TATA GUNA LAHAN SUNGAI BENGAWAN SOLO dengan menggunakan citra satelit multitemporal

Analisa Ketelitian Geometric Citra Pleiades Sebagai Penunjang Peta Dasar RDTR (Studi Kasus: Wilayah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur)

BAB I PENDAHULUAN. Disebutkan oleh Surono, dkk (1992), penyusun Formasi Wonosari-Punung berupa

PEMETAAN DAN PENYUSUNAN BASISDATA RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (STUDI KASUS DI KOTA SURABAYA)

METODE. Waktu dan Tempat

III. METODOLOGI. Gambar 2. Peta Orientasi Wilayah Penelitian. Kota Yogyakarta. Kota Medan. Kota Banjarmasin

Gambar 7. Lokasi Penelitian

3. BAHAN DAN METODE. Penelitian yang meliputi pengolahan data citra dilakukan pada bulan Mei

Pemetaan Geologi Skala 1:50000 dengan Menggunakan Citra Radarsat 2 dan Landsat 8 (Studi Kasus : Nangapinoh Provinsi Kalimantan Barat)

PENGGUNAAN CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI UNTUK PEMBUATAN PETA DASAR SKALA 1:5.000 KECAMATAN NGADIROJO, KABUPATEN PACITAN

STUDI PEMBUATAN PETA BATAS DAERAH KABUPATEN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH DENGAN DATA CITRA LANDSAT 7 ETM DAN DEM SRTM

KAJIAN CITRA RESOLUSI TINGGI WORLDVIEW-2

PERHITUNGAN VOLUME DAN SEBARAN LUMPUR SIDOARJO DENGAN CITRA IKONOS MULTI TEMPORAL 2011

Aplikasi Penginderaan Jauh Untuk Monitoring Perubahan Ruang Terbuka Hijau (Studi Kasus : Wilayah Barat Kabupaten Pasuruan)

Pemetaan Potensi Batuan Kapur Menggunakan Citra Satelit Landsat 8 di Kabupaten Tuban

Gambar 2. Peta Batas DAS Cimadur

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB III. METODE PENELITIAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Juni, 2013) ISSN:

Dosen Pembimbing : Ir. Chatarina Nurdjati Supadiningsih,MT Hepi Hapsari Handayani ST, MSc. Oleh : Pandu Sandy Utomo

III. BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN Luas DAS Cileungsi

KAJIAN DAERAH RAWAN BENCANA TSUNAMI BERDASARKAN CITRA SATELIT ALOS DI CILACAP, JAWA TENGAH

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembuatan Tampilan 3D DEM SRTM

PEMETAAN DAERAH RAWAN LONGSOR DENGAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (STUDI KASUS HUTAN LINDUNG KABUPATEN MOJOKERTO)

By. Lili Somantri, S.Pd.M.Si

Penelitian Untuk Skripsi S-1 Program Studi Geografi. Diajukan Oleh : Mousafi Juniasandi Rukmana E

Analisis Ketelitian Geometric Citra Pleiades 1A untuk Pembuatan Peta Dasar Lahan Pertanian (Studi Kasus: Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan)

Abstrak PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Hasil klasifikasi citra ALOS PALSAR filterisasi Kuan. dengan ukuran kernel size 9x dengan ukuran kernel size 3x

MODIFIKASI ALGORITMA AVHRR UNTUK ESTIMASI SUHU PERMUKAAN LAUT (SPL) CITRA AQUA MODIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Analisis Ketelitian Geometric Citra Pleiades 1B untuk Pembuatan Peta Desa (Studi Kasus: Kelurahan Wonorejo, Surabaya)

IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN WILAYAH SURABAYA BARAT MENGGUNAKAN CITRA SATELIT QUICKBIRD TAHUN 2003 DAN 2009

III. METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Data 3.3 Tahapan Pelaksanaan

PERANAN CITRA SATELIT ALOS UNTUK BERBAGAI APLIKASI TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA DI INDONESIA

Perumusan Masalah Bagaimana kondisi perubahan tutupan lahan yang terjadi di daerah aliran sungai Ciliwung dengan cara membandingkan citra satelit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN. alam yang bersifat timbal balik (Dwiputra, 2011). Timbal balik atau saling

Identifikasi Sebaran Sedimentasi dan Perubahan Garis Pantai Di Pesisir Muara Perancak-Bali Menggunakan Data Citra Satelit ALOS AVNIR-2 Dan SPOT-4

Zonasi Tingkatan Kerentanan Lahan Berdasarkan Analisis Kemiringan Lereng dan Analisis Kelurusan Sungai di Daerah Salopa, Kabupaten Tasikmalaya

Bab III Pelaksanaan Penelitian

Aninda Nurry M.F., Ira Mutiara Anjasmara Jurusan Teknik Geomatika FTSP-ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya,

BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Terhadap Citra Satelit yang digunakan 4.2 Analisis Terhadap Peta Rupabumi yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. wisata Pantai Parangtritis yang merupakan pantai selatan Pulau Jawa masih menjadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PENGOLAHAN DATA ALOS PRISM

Gambar 13. Citra ALOS AVNIR

BAB 11: GEOGRAFI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN. Zona Perbukitan Rembang merupakan daerah yang sudah dikenal

PEMANFAATAN CITRA PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN LAHAN KRITIS DI DAERAH KOKAP DAN PENGASIH KABUPATEN KULONPROGO

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERUNTUKAN KAWASAN PERMUKIMAN, INDUSTRI, MANGROVE WILAYAH PESISIR UTARA SURABAYA TAHUN 2010 DAN 2014

Program Studi Teknik Geomatika, FTSP, ITS-Sukolilo, Surabaya, Abstrak

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I-1

Evaluasi Kesesuaian Lahan Peruntukan Kawasan Permukiman, Industri, Mangrove Wilayah Pesisir Utara Surabaya Tahun 2010 dan 2014

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

Kajian Nilai Indeks Vegetasi Di Daerah Perkotaan Menggunakan Citra FORMOSAT-2 Studi Kasus: Surabaya Timur L/O/G/O

Aplikasi Penginderaan Jauh dan Metode Geolistrik untuk Analisa Potensi Batuan Fosfat (Studi Kasus : Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

KONTROL STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP SEBARAN ENDAPAN KIPAS BAWAH LAUT DI DAERAH GOMBONG, KEBUMEN, JAWA TENGAH

PEMANFAATAN CITRA SATELIT ALOS HASIL METODE PAN SHARPENING UNTUK PEMETAAN RUANG TERBUKA HIJAU WILAYAH PERKOTAAN PATI

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (XXXX) ISSN: XXXX-XXXX (XXXX-XXXX Print) 1

BAB I PENDAHULUAN. Geologi Daerah Sirnajaya dan Sekitarnya, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat 1

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only. BAB I PENDAHULUAN

KAJIAN KEPEMILIKAN SUMBER DAYA ALAM NON HAYATI DALAM WILAYAH 12 MIL LAUT (STUDI KASUS : Pulau Pagerungan Besar dan Kecil, Kabupaten Sumenep) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

JUDUL TUGAS AKHIR PEMETAAN GEOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN DATA CITRA ALOS DI DAERAH PEGUNUNGAN SELATAN ( Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah ) Rendy Arta Hanafi 3506 100 057 Pembimbing : 1. Prof. Dr. Ir. Bangun Muljo Sukojo, DEA, DESS 2. Ir. Ipranta, MSc

Latar belakang Permasalahan Pemetaan Geologi dengan metode konvensional (zaman dahulu) membutuhkan waktu kurang lebih 50 100 tahun dan biaya yang cukup besar. Adanya kemajuan teknologi Penginderaan jauh dan Adanya kemajuan teknologi Penginderaan jauh dan sistem pengolahannya yang berkembang pesat diharapkan mampu dipadukan untuk identifikasi sebaran batuan yang ada dengan menggunakan data citra ALOS untuk pemetaan geologi dengan skala 1 : 50000

Permasalahan Bagaimana cara mengolah data citra ALOS sehingga mampu menampilkan hasil interpretasi geologi dalam peta geologi dan dapat memberikan informasi yang jelas dan akurat sesuai dengan kebutuhan yang ada. Identifikasi sebaran batuan (geologi) tidak secara mudah dan otomatis dilakukan oleh berbagai macam perangkat lunak (software) yang ada. Diharapkan dari permasalahan yang ada dapat diperoleh kunci dalam identifikasi geologi khususnya sebaran batuan yang ada dan kelurusan (Lineaments).

Latar Belakang Geologi Kab. Wonogiri Dengan posisi kabupaten Wonogiri yang berada pada 7 o 32 00 LS hingga 8 o 15 00 LS, dan dari 110 o 41 00 BT hingga 111 o 18 00. Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu wilayah Kabupaten di Jawa Tengah yang memiliki berbagai macam formasi batuan.

Batasan Masalah Penelitian dilakukan dengan menggunakan data citra satelit ALOS AVNIR-2 tahun 2006 dari Pusat Geologi Bandung. Wilayah studi hanya mencakup Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah (Pegunungan selatan). Data sekunder yang digunakan adalah peta RBI digital skala 1 : 25000, Softcopy peta geologi regional lembar Surakarta Giritontro 1 : 100.000 dan dibantu dengan data DEM 30m (Digital Elevation Model) Analisa berbagai sebaran batuan dan Lineaments (kelurusan) yang diambil sesuai dengan data citra ALOS. Hasil penelitian adalah peta Geologi hasil Inderaan Jauh di Kabupaten Wonogiri skala 1 : 50000.

Tujuan Memetakan daerah pegunungan selatan (Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah) dengan penyajian informasi geologi. Memperoleh informasi yang yang lengkap, teliti dan akurat tentang karakterisasi teknis dan konfigurasi sensor satelit ALOS.

Metodologi Penelitian Metode yang Digunakan Metode Interpretasi Visual dengan bantuan software ER Mapper 7.0 dan metode analisa overlay dalam Map Info 8.5

Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan dikabupaten Wonogiri, dengan batas administrasi sebagai berikut: Sebelah utara : Kab. Karangayar Sebelah timur : Propinsi Jawa Timur Sebelah selatan :Pantai Selatan Pulau Jawa Sebelah barat : DIY

Data Primer Data utama adalah Citra ALOS AVNIR-2 (optis) tahun 2006. Peta dasar RBI skala 1:25000 lembar 1408-321 (Eromoko), 1408-322 (Talun), 1408-323 (Manyaran), dan 1408-324 ( Wonogiri) DEM 30m (Digital Elevation Model) wilayah Kabupaten Wonogiri. Data sekunder berupa base Map (digital RBI skala 1 : 25000) Soft copy Peta Geologi regional 1: 100000 Laporan penelitian dan Analisa hasil interpretasi visual pada Aplikasi ALOS untuk Pegunungan Selatan (Jawa tengah). Data Sekunder Peta Regional geologi skala 1 : 100000 yang digunakan sebagai acuan sebaran batuan dan batas litologi pada daerah penelitian. Peta rupa bumi Kab. Wonogiri skala 1 : 25000 untuk mengetahui morfologi yang ada di kawasan penelitian.

Peralatan Alat yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi 2, yaitu: Hardware Software Notebook Axioo, memori 2 Gb, Hard Disk 250Gb untuk pengolahan citra ALOS dengan DEM30 dan Peta RBI 1: 25000 Sistem operasi Windows XP Proffesional Printer Epson C90 ER Mapper 7.0 untuk pengolahan citra Microsoft Offiice 2007 untuk penulisan laporan Map Info 8.5 sebagai penampilan Layout akhir peta geologi 1 : 50000

Tahapan Kegiatan Penelitian Identifikasi Masalah Studi Literatur Pengumpulan Data Tahap Persiapan Pengolahan Data Tahap Pengolahan dan Analisa Data Analisa Penyusunan Laporan Tahap Akhir

Diagram Alir Proses Pekerjaan

HASIL & ANALISA Koreksi ALOS AVNIR secara geometrik Setelah dilakukan koreksi secara geometrik dengan peta RBI 1 : 25000, didapatkan nilai rata-rata RMS error citra ALOS dengan resolusi 10 m adalah 0.399 dengan 29 titik GCP yang tersebar di sekitar wilayah penelitian. Gambar Persebaran titik GCP

1. Kesalahan rata-rata (Average RMS error) adalah 0,399 dan untuk kesalahan total sebesar 11.55. 2. Nilai RMS error yang didapatkan telah memenuhi toleransi yang diberikan, yaitu < 1 pixel.

HASIL DAN ANALISA (SoF) Titik Baseline N ukuran : Jumlah Baseline x 3 N parameter : Jumlah titik x 3 U : N ukuran N parameter Jumlah titik : 29 Jumlah Baseline : 65 N ukuran :Baseline x 3 = 65 x 3 = 195 N Parameter :Titik x 3 = 29 x 3 = 87 U : N ukuran N parameter =195 87 = 108 Besar SoF = 0, 000071

Data DEM 30m Analisa Citra Data DEM 30m dilakukan sun shading untuk menampilkan bentuk permukaan bumi Dengan menggunakan sudut azimuth 45 dan elevasi 45 bertujuan untuk membuat kenampakan rupa bumi severtikal mungkin. Citra ALOS AVNIR 2 Digunakan kombinasi band 432 untuk mempertajam kenampakan morfologi daerah sekitar, Vegetasi yang ada dan mempertajam kenampakan badan air yang ada (sungai, rawa dan waduk ).(Edy Prihasta, 2008) Pada penelitian Pemetaan Geologi Pegunungan selatan ( Jawa Tengah) juga menggunakan kombinasi band 432 untuk kenampakan air, vegetasi dan morfologi yang lebih jelas (Sidarto, Ipranta, S. Mawardi, 2008).

Klasifikasi Geologi Regional Berdasarkan peta geologi (Surono,B. Toha & I. Sudarno, 1992) skala 1:100000 lembar Surakarta dan Giritontro tahun 1992, jenis batuan yang terdapat di daerah tersebut terdiri atas : Formasi Wonosari Punung (Tmwl) Formasi Wonosari Punung (Tmwl) Formasi Semilir (Tms) Formasi Mandalika (Tomm) Batuan gunung api (Qvl) Aluvium (Qa) Formasi BatuRetno (Qb) Formasi Nglanggran (Tmng) Formasi Nampol ( Tmn) Formasi Wuni (Tmw)

Analisa Citra 2 Overlay ALOS AVNIR 2 dan DEM 30m Proses overlay yang dilakukan adalah antara citra ALOS AVNIR 2 dengan DEM 30m. Data ALOS AVNIR 2 ini didukung dengan resolusi yaitu 10 m. Overlay yang dilakukan ini mampu memberikan informasi dengan aspek spektral yang cukup jelas. Pada penelitian terdahulu untuk Pemetaan Geologi Pegunungan selatan ( Jawa Tengah) juga melakukan overlay Citra ALOS dengan SRTM (Sidarto, Ipranta, S. Mawardi, 2008).

Analisa Sebaran Batuan dan Lineaments ( Kelurusan ) Analisa sebaran batuan dan Lineament ( Kelurusan ) didasarkan pada 7 kunci interpretasi, yaitu : Rona Warna Lokasi Bayangan Teksture Ketinggian Ukuran Dan ditambahkan kenampakan Morfologi dan Komposisi Satuan batuan untuk identifikasi Geologi.

Hasil Interpretasi Visual Selain Formasi dan jenis batuan yang ditemukan di kawasan area penelitian Kabupaten Wonogiri ditemukan kemiripan jenis batuan yang di beri nama: a) Tmwl 1, Tmwl 2, Tmwl 3, dan Tmwl 4 b) Tms 1, Tms 2 dan Tms 3 c) Tomm 1 dan Tomm 2 d) Qvl 1 dan Qvl 2 Pemberian Kode didasarkan pada acuan data sekunder yang memiliki kemiripan pola menurut 7kunci interpretasi yang ada.

Hasil Interpretasi Geologi 1. Formasi Wonosari Punung 1 (Tmwl 1) Gambar Kenampakan Formasi Tmwl-1 pada Citra Gambar Lokasi Formasi Tmwl-1 pada Lokasi Penelitian Formasi ini memiliki luas wilayah 42.352.442,227 m2. kecamatan Eromoko dan Kecamatan Ponjong

Hasil Interpretasi Geologi 2. Formasi Wonosari Punung 2 (Tmwl 2) Formasi ini memiliki luas wilayah 38.603.723,83 m2. Daerah sebaran formasi disekitar Kecamatan Wuryantoro, Kecamatan Eromoko, Kecamatan Batuwarno dan kecamatan Baturetno

Hasil Interpretasi Geologi 3. Formasi Wonosari Punung 3 (Tmwl 3) Dengan luas wilayah 53.458.077,94 m2 dan tersebar di sekitar Kecamatan Manyaran. Warna hijau dan merah diindikasi akibat dari keaneka ragaman vegetasi yang ada.

Hasil Interpretasi Geologi 4.Formasi Wonosari Punung 4 (Tmwl 4 ) Memiliki luas area 19.359.105,600 m2 Lokasi sebaran formasi ini berada di sekitar Kecamatan Manyaran.

Hasil Interpretasi Geologi 5. Formasi Mandalika ( Tomm 1 ). Gambar Kenampakan Formasi Tomm-1 pada Citra Gambar Lokasi Formasi Tomm-1 pada Lokasi Penelitian Formasi ini yang tersebar disekitar Kecamatan Selogiri, Kecamatan Tawangsari, Kecamatan Bulu, Kecamatan Wonogiri dan Kecamatan Weru Formasi ini memiliki luas wilayah 78.009.272,39 m2.

Hasil Interpretasi Geologi 6. Formasi Mandalika 2 ( Tomm 2 ) Formasi ini tersebar disekitar Kecamatan Manyaran, Kecamatan Weru dan Kecamatan Tawangsari Formasi ini memiliki luas sekitar 33.947.503,44 m2.

Hasil Interpretasi Geologi 7. Formasi Semilir 1 ( Tms 1 ) Sebaran formasi ini disekitar kawasan Kecamatan ponjong, Kecamatan Manyaran, Kecamatan Eromoko dan kecamatan Wuryantoro Memiliki luas wilayah 43.992.934,19 m2.

Hasil Interpretasi Geologi 8. Formasi Semilir 2 ( Tms 2 ) Formasi ini tersebar disekitar kawasan kecamatan Manyaran, Kecamatan Baturetno, Kecamatan Eromoko, dan Kecamatan Semin Memiliki luas wilayah 38.226.175,92 m2

Hasil Interpretasi Geologi 9. Formasi Semilir 3 ( Tms 3 ) Gambar Kenampakan Formasi Tms-3 pada Citra Gambar Lokasi Formasi Tms-3 pada Lokasi Penelitian Formasi ini tersebar di sekitar kecamatan Eromoko Memiliki luas wilayah 8.734.815,643 m2.

Hasil Interpretasi Geologi 10. Formasi Wuni ( Tmw ) Formasi ini tersebar di sekitar wilayah Kecamatan Giriwoyo, Kecamatan Baturetno dan Kecamatan Batuwarno. Formasi ini Memiliki luas 6.304.083.397 m2.

Hasil Interpretasi Geologi 11. Formasi Nampol ( Tmn ) Formasi ini terdapat di sekitar Desa Ronggojati kecamatan Baturetno Formasi ini memiliki luas 30.782.896,546 m2.

Hasil Interpretasi Geologi 12. Satuan Gunung api 1 ( Qvl 1) Formasi ini tersebar di sekitar kecamatan Ngadirojo dan Daerah Wonogiri Formasi ini memiliki luas wilayah 93.104.993,372 m2.

Hasil Interpretasi Geologi 13. Satuan Gunung api 2 ( Qvl 2) tersebar di sekitar Kecamatan Selogiri,wonogiri dan Kecamatan Ngutoronadi Formasi ini memiliki luas sekitar 43.415.717,590 m2

Hasil Interpretasi Geologi 14. Satuan Alluvium ( Qa) Gambar Kenampakan satuan Qa pada Citra Gambar Lokasi satuan Qvl-1 pada Lokasi Penelitian Satuan ini terdapat menyebar disekitar Kecamatan Weru, Kecamatan Tawangsari, Kecamatan Bulu dan Kecamatan Selogiri, Satuan ini memiliki luas sekitar 74.004.575,91 m2.

Hasil Interpretasi Geologi 15. Formasi Baturetno ( Qb ) Gambar Kenampakan Formasi Tmwl-1 pada Citra Gambar Lokasi satuan Qb pada Lokasi Penelitian Formasi ini tersebar disekitar Kecamatan Baturetno, Kecamatan Wuryantoro dan Kecamatan Eromoko Formasi ini memiliki luas sekitar 110.214.506,809 m2

Hasil Interpretasi Geologi 16. Formasi Nglanggran ( Tmng ) Gambar Kenampakan Formasi Tmng pada Citra Gambar Lokasi Formasi Tmng pada Lokasi Penelitian Formasi ini tersebar di sekitar kecamatan Eromoko dan Kecamatan Ngutoronadi Formasi ini memiliki luas 11.962.259,10 m2

Hasil Sebaran Batuan wilayah Kab. Wonogiri berdasarkan penelitian Ditemukan dominasi satuan batu gamping pada berbagai formasi batuan yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Wonogiri. Formasi yang di identifikasi mengandung satuan batu gamping adalah Formasi Wonosari Punung yang diberi simbol Tmwl, dimana dalam penelitian ini untuk Formasi wonosari Punung terbagi menjadi Tmwl 1,2,3 dan 4

Kelurusan Batuan ( Lineaments) Kelurusan / Lineaments Gambar Lineaments pada Overlay DEM 30m dan AVNIR 2 Struktur geologi yang dijumpai di daerah penelitian berupa kelurusan, sesar, perlapisan batuan, synklin /antiklin. Kelurusan/ Lineaments pada citra ditandai dengan adanya garis lurus di antara batuan yang menyebabkan terputusnya pola litologi (Pusat Survei Geologi Bandung,20010).

Kesimpulan Data ALOS dapat dipakai sebagai alat untuk mempermudah dalam identifikasi sebaran batuan (Pemetaan Geologi) dalam peta skala besar 1:50.000. Kombinasi band citra ALOS- AVNIR 2 yang sesuai untuk interpretasi geologi adalah kombinasi band 432. Dalam proses identifikasi geologi (sebaran batuan), tidak dapat dilakukan interpretasi secara digital.

Kesimpulan Dari hasil penelitian ini untuk wilayah Kab.Wonogiri didominasi oleh Formasi Wonosari Punung (Tmwl) baik yang diidentifikasi Tmwl 1, Tmwl 2, Tmwl 3, Tmwl 4 dengan luas 153.773.349,6 m2. Dari penelitian ini juga dapat diambil kesimpulan sebaran formasi Wuni (Tmw) merupakan formasi yang paling sedikit jumlah luasannya. Sebaran formasi ini berada disekitar kawasan Kecamatan BatuRetno Kab. Wonogiri. Luas daerah sebaran Formasi Wuni (Tmw) ini adalah 6.304.083,39 m2

Kesimpulan Ditemukan formasi yang baru dalam hasil interpretasi yang dilakukan dalam penelitian ini yang diberi nama : Tmwl 1, Tmwl 2, Tmwl 3, dan Tmwl 4 Tms 1, Tms 2 dan Tms 3 Tomm 1 dan Tomm 2 Qvl 1 dan Qvl 2 Pemilihan nama didasarkan atas kemiripan struktur penyusun batuan dan interpretasi visual secara manual dan 7 kunci interpretasi dan ditambah dengan kenampakan morfologi yang ada. Memiliki kelurusan batuan (Lineament)

Saran Dalam proses Interpretasi hendaknya dilakukan dengan Interpretasi cara visual untuk hasil yang sesuai, ditunjang dengan pengambilan sampel pada area penelitian. Dalam proses interpretasi manual hendaknya banyak melakukan analisa geologi untuk mempermudah klasifikasi visual dalam penentuan Lineaments dan batas litologi batuan. Menggunakan kombinasi band yang tepat dalam prosesing pada hasil interpretasi akan mempermudah dalam proses klasifikasi secara visual.

Saran Penggunaan instrument ALOS - PRISM dengan Resolusi 2,5m dapat diaplikasi bersama untuk memperjelas tampilan dan integrasi resolusi citra. Untuk instrument ALOS PALSAR dapat diaplikasikan dengan menggunakan formula pengolahan data yang baku (sedang proses riset di Jepang). Dalam hasil klasifikasi wilayah Kab. Wonogiri didominasi oleh satuan batu gamping oleh karena itu dapat di manfaatkan untuk kawasan tambang bahan galian C yang tetap menjaga aspek keramahan lingkungan.