Aplikasi Penginderaan Jauh dan Metode Geolistrik untuk Analisa Potensi Batuan Fosfat (Studi Kasus : Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep)
|
|
- Dewi Oesman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Juni, 2013) ISSN: ( Print) 1 Aplikasi Penginderaan Jauh dan Metode Geolistrik untuk Analisa Potensi Batuan Fosfat (Studi Kasus : Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep) Regina Verra Santiara Yahya Putri, Muhammad Taufik 1), Widya Utama 2) Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya Indonesia taufik_srmd@yahoo.com 1), widutama@yahoo.fr 2) Abstrak Salah satu daerah di Provinsi Jawa Timur yang memiliki cadangan batuan fosfat adalah Madura. Formasi geologi dari batuan fosfat yang terdapat di Madura umumnya berupa endapan fosfat guano dimana memiliki sifat, sebaran dan sumber daya yang terbatas. Untuk memperoleh informasi estimasi potensi batuan fosfat di Kecamatan Saronggi, teknologi penginderaan jauh dan metode geolistrik diterapkan untuk menggambarkan struktur atas dan bawah permukaan bumi yang diperkirakan berpotensi terdapat kandungan fosfat. Penggambaran struktur atas permukaan didapatkan dari pengolahan citra Landsat-7 ETM+ tahun 2009 untuk mendapatkan gambaran kondisi tutupan lahan dan kerapatan vegetasi SAVI. Pengolahan citra Landsat-7 ETM+ tahun 2001 dengan Aster GDEM untuk interpretasi geologi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa daerah yang berpotensi batuan fosfat adalah Desa Langsar, Kecamatan Saronggi. Berdasarkan pengamatan in situ daerah tersebut memiliki singkapan-singkapan batuan fosfat pada ketinggian ± 90 meter. Dominasi tutupan lahan berupa tegalan/ladang dan semak belukar dengan masing-masing kerapatan vegetasi jarang. area tegalan/ladang adalah 713,88 Ha dan luas area semak belukar adalah 135,72 Ha. Selain itu didapatkan bahwa formasi yang menyusun Desa Langsar adalah Formasi Madura. Selain itu juga didapatkan pola kelurusan yang memiliki arah SW 109 NE (Barat Daya-Timur Laut). Nilai resistivitas batuan fosfat pada daerah itu berkisar antara Ωm. Dengan ketinggian yang rendah dan kelerengan lahan yang relatif datar, memungkinkan tumbuhnya tumbuhan khas yang berada pada daerah berpotensi fosfat. Kata Kunci Aster GDEM, Batuan Fosfat, Geolistrik, Landsat 7 ETM+, Resistivitas, SAVI F I. PENDAHULUAN OSFAT merupakan jenis batuan yang mengandung mineral dan ion fosfat dalam struktur kimianya. Jenis batuan ini dikenal dengan nama batuan fosfat atau (rock phosphate). Batuan fosfat memiliki berbagai formasi geologi seperti batuan sedimen, batuan beku, batuan metarmorfik dan guano. Batuan jenis ini umumnya terdapat di daerah pegunungan karang, batu gamping atau dolomitik yang merupakan deposit gua. Perkiraan cadangan batuan fosfat terbesar terdapat di Provinsi Jawa Timur yaitu sekitar ton atau sekitar 66 % dari seluruh cadangan batuan fosfat yang berada di Indonesia. Cadangan batuan fosfat tersebut terletak di daerah Tuban, Lamongan, Gresik dan Madura [4]. Salah satu daerah di Provinsi Jawa Timur yang memiliki cadangan batuan fosfat adalah Madura. Formasi geologi dari batuan fosfat yang terdapat di Madura umumnya berupa endapan fosfat guano dimana memiliki sifat, sebaran dan sumber daya yang terbatas. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Landsat-7 ETM+ tahun 2009 untuk mendapatkan gambaran kondisi tutupan lahan daerah potensi fosfat dan indeks kerapatan vegetasi. Kemudian interpretasi geologi dengan menggunakan citra Landsat-7 ETM+ tahun 2001 dan Aster GDEM. Selain itu penggambaran struktur bawah permukaan bumi menggunakan metode geolistrik berdasarkan nilai tahanan jenis batuan. Berdasarkan hasil pengolahan citra satelit dan data geolistrik tersebut, nantinya diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan penetapan kebijakan bagi pelaku usaha penambangan batuan fosfat skala kecil untuk mendorong pengelolaan/pemanfaatan fosfat agar lebih optimal. II. METODE PENELITIAN Lokasi yang digunakan pada penelitian ini terletak di Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep. Gambar 1. Lokasi Penelitian
2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Juni, 2013) ISSN: ( Print) 2 Dalam penelitian ini, analisis potensi batuan fosfat dilakukan dengan menggunakan teknik penginderaan jauh melalui interpretasi citra guna menggambarkan struktur atas permukaan bumi. Dalam penggambaran struktur atas permukaan, dilakukan pengolahan citra satelit Landsat 7 ETM+ path/row 118/65 tahun 2009 untuk mendapatkan tutupan lahan dengan klasifikasi terselia berdasarkan perhitungan statistika minimum distance dan indeks kerapatan vegetasi menggunakan algoritma SAVI [6]. Selain itu penerapan metode geolistrik berdasarkan nilai tahanan jenis batuan. Metode ini diharapkan mampu menggambarkan struktur bawah permukaan bumi. Untuk mendapatkan interpretasi geologi daerah penelitian, maka digunakan citra Landsat-7 ETM+ path/row 118/65 tahun 2001 yang di-superimpose dengan Aster GDEM. Hal ini bertujuan untuk membuat kenampakan rupa bumi se-vertical mungkin yang bertujuan untuk menghilangkan kenampakan bayangan yang dibentuk, sehingga kelurusan batuan akan jelas diidentifikasi [2]. Dalam interpretasi geologi secara visual, digunakan peta geologi digital skala 1 : sebagai acuan. Pembuatan peta ketinggian dan kelerengan yang didapatkan dari data Aster GDEM. Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi nilai SAVI dengan ketinggian lahan, analisa potensi batuan fosfat dengan pengolahan citra dan data geolistrik. dilakukan koreksi geometrik dengan 10 titik kontrol atau Ground Control Point (GCP). Adapun nilai RMSe (Root Mean Square error) adalah 0, dengan besar SOF yaitu 0,6852. Nilai Strength of Figure (SOF) yang memenuhi syarat adalah kurang dari 1, artinya semakin kecil faktor bilangan Strength of Figure maka semakin baik pula konfigurasi jaringan dari jaring tersebut dan sebaliknya [1]. Gambar 3. Sebaran Ground Control Point (a) Landsat-7 ETM+ tahun 2009 dan (b) Landsat-7 ETM+ tahun 2001 B. Pengolahan Data Lapangan Dari pengamatan in situ ditemukan singkapan-singkapan batuan fosfat di Kecamatan Saronggi yaitu berada di Desa Langsar. Gambar 4. Singkapan Batuan Fosfat di Desa Langsar, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep Berdasarkan data pengamatan in situ, maka hipotesa awal mengenai lokasi potensi batuan fosfat di Kecamatan Saronggi adalah terletak di Desa Langsar. Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil analisis potensi fosfat yang lebih baik maka dilakukan pengolahan dan analisis potensi batuan fosfat di Desa Langsar. Gambar 2. Diagram Alir Pengolahan Data Citra III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Koreksi Geometrik Citra Landsat 7 ETM+ Tahun 2009 dan 2001 Pada citra Landsat-7 ETM+ tahun 2009 dilakukan koreksi geometrik dengan 9 titik kontrol atau Ground Control Point (GCP). Adapun nilai RMSe (Root Mean Square error) adalah 0, dengan besar SOF yaitu 0,7083. Sedangkan untuk citra Landsat-7 ETM+ tahun 2001 C. Hasil Klasifikasi Tutupan Lahan dari Citra Landsat-7 ETM+ tahun 2009 Hasil dari klasifkasi tutupan lahan terdiri dari delapan kelas. Kemudian dilakukan reklasifikasi sehingga didapatkan hasil klasifikasi pada Desa Langsar yaitu sebagai berikut : Tabel 1. Area Tutupan Lahan Desa Langsar, Kec. Saronggi No. Jenis Tutupan Lahan Area (Ha) Area (%) 1 Semak Belukar 135,72 14,45 2 Permukiman 48,06 5,12
3 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Juni, 2013) ISSN: ( Print) 3 No. Jenis Tutupan Lahan Area (Ha) Area (%) 3 Tegalan/Ladang 713,88 76,01 4 Hutan Rawa 29,07 3,10 5 Awan 12,42 1,32 Total 939, D. Uji Klasifikasi Uji klasifikasi dilakukan dengan cara membandingkan sample titik-titik koordinat di lapangan yang sesuai dengan kelas tutupan lahan dengan hasil klasifikasi citra yang telah dilakukan. Pada penelitian ini jumlah titik sample yang dibandingkan berjumlah 38 titik. Selanjutnya titik sample tersebut dihitung dengan metode confussion matrix. Dari hasil perhitungan confussion matrix yang sudah dilakukan, didapatkan hasil ketelitian klasifikasi untuk citra Landsat-7 ETM+ tahun 2009 sebesar 89,47 % sedangkan kesalahannya yaitu 10,53 %. E. Analisa Nilai SAVI (Soil Adjusted Vegetation Indeks) Algoritma SAVI merupakan algoritma yang paling bagus untuk kerapatan vegetasi yang rendah atau penutupan yang rendah [3]. Hasil nilai SAVI untuk daerah studi pada penelitian ini adalah memiliki rentang antara -0, sampai 0, Berdasarkan kelas yang terbentuk, didapatkan nilai SAVI yang terbagi ke beberapa kelas yaitu sebagai berikut : Tabel 2. Statistik Nilai SAVI Tiap Kelas No Nilai SAVI Kelas min max mean 1 Semak Belukar -0,343-0,001-0,022 2 Permukiman -0,390-0,002-0,009 3 Tegalan/Ladang -0,336 0,149-0,096 4 Hutan Rawa -0,470-0,002-0,009 F. Hasil Interpretasi Visual Citra dan Aster GDEM dengan Peta Geologi Berdasarkan hasil interpretasi visual, didapatkan pola kelurusan yang memiliki arah SW 109 NE (Barat Daya- Timur Laut). Kelurusan ini terdapat di daerah Desa Langsar yang berbatasan dengan Desa Pagarbatu. Selain itu juga terdapat struktur antiklin yang berarah W 131 E (Barat- Timur), struktur ini terdapat di sebagian kecil Desa Tanah Merah dan Desa Saronggi. Formasi batuan di Desa Langsar adalah formasi Madura (Tpm) dengan luas area 939,15 Ha. Formasi madura terdiri atas batu gamping terumbu dan batugamping dolomitan. Di daerah Madura, sebaran endapan fosfat tersebar setempat mengisi rekahan, dolina dan gua-gua dalam jumlah kecil. Umumnya terdapat pada batugamping terumbu Formasi Madura (Tpm) dan sebagian kecil pada batugamping lempungan Formasi Pasean (Tmp) dan batugamping Formasi Bulu (Tmb). Berdasarkan formasi geologi dan pola kelurusan maka dapat diindikasikan bahwa daerah yang berpotensi terdapat batuan fosfat adalah Desa Langsar. Di Desa Langsar tersebut terdapat kelurusan yang membentang dari arah Barat Daya-Timur Laut selain itu juga terdapat patahanpatahan yang arahnya juga searah dengan kelurusan. Patahan-patahan yang searah dengan kelurusan ini menunjukkan bahwa Desa Langsar memiliki formasi berupa formasi Madura yang didominasi dengan batu gamping, dimana pada umumnya batuan fosfat juga berasosiasi dengan batu gamping. G. Hasil Klasifikasi Ketinggian Lahan Informasi ketinggian lahan merupakan informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kesesuaian tumbuh vegetasi di dalam interval ketinggiannya. Berikut ini adalah hasil kelas ketinggian wilayah. Tabel 3. Kelas Ketinggian Wilayah No. Kelas Ketinggian Untuk klasifikasi jenis tumbuhan wilayah Desa Langsar, Kecamatan Saronggi termasuk pada klasifikasi zona tropik dataran rendah dengan ketinggian ( dpl). Dari pengamatan secara in situ didapatkan bahwa jenis tumbuhan yang mendominasi adalah pohon jati (Tectona grandis), tanaman kayu putih (Melaleuca leucadendra), rumput-rumputan, semak-semak, kacang-kacangan (kacang hijau, kacang tanah), sirih jambe dan tanaman khas Madura yaitu mimba (Azadirachta indica A. Juss). Dalam bahasa Madura biasa disebut dengan Membha atau Mempheuh. Mimba umumnya tumbuh di tempat kering berkala dan agak tandus. Di Madura, mimba dapat tumbuh pada ketinggian sampai dengan 300 m. H. Hasil Klasifikasi Kelerengan Berdasarkan hasil klasifikasi kelerengan wilayah, dapat diketahui bahwa Desa Langsar merupakan daerah yang relatif datar. Dengan dominasi kelerengan yaitu 0-8%. Berikut ini adalah hasil kelas kelerengan. Tabel 4. Kelas Kelerengan No. Kelas Kelerengan Keterangan 1 0 8% Datar % Landai % Bergelombang 4 25% Curam I. Analisa Hubungan Ketinggian dengan Kerapatan Vegetasi SAVI Analisis korelasi ini dihitung dengan persamaan uji korelasi Pearson [5] menggunakan dua variabel, yaitu nilai indeks vegetasi SAVI dan ketinggian tempat (m). Hubungan antara variabel dapat dilihat melalui angka koefisien korelasi (r).
4 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Juni, 2013) ISSN: ( Print) 4 Penentuan analisis korelasi dilakukan dengan pengambilan contoh titik yang dilakukan secara acak dan merata sebanyak ± 30 titik yang mewakili penyebaran SAVI pada tiap kelas. Analisis korelasi kelas ketinggian dengan SAVI dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Analisis Korelasi Ketinggian dengan SAVI Korelasi Ketinggian dengan SAVI Kelas r % Semak Belukar 0,466 46,6 Tegalan/Ladang 0,496 49,6 Hutan Rawa 0,340 34,0 Koefisien korelasi pada setiap kelas bertanda positif (+), artinya hubungan ketinggian tempat dengan kerapatan vegetasi memiliki hubungan satu arah yaitu jika ketinggian tempat semakin tinggi maka tingkat kerapatan vegetasi semakin besar. Berdasarkan hasil korelasi, didapatkan hubungan korelasi yang agak rendah dan rendah. Hal ini disebabkan karena kondisi lapangan yang memang memiliki tingkat kerapatan vegetasi yang jarang akibat peralihan fungsi lahan menjadi daerah tambang batuan. Selain itu juga ketinggian di wilayah penelitian yang relatif datar dan landai. J. Interpretasi Data Geolistrik Berdasarkan data geolistrik sebaran batuan fosfat di Desa Langsar, Kecamatan Saronggi dijelaskan bahwa nilai resistivitas batuan fosfat berada pada rentang Ωm. Sedangkan nilai resitivitas dari pengukuran sampel batuan fosfat di lapangan berada pada rentang Ωm. Berikut ini adalah hasil interpretasi data geolistrik pada tiap lintasan pengukuran. a. Lintasan 1-1 (L1-1) Gambar 5. Hasil Interpretasi pada L1-1 b. Lintasan 1-2 (L1-2) Gambar 6. Hasil Interpretasi pada L1-2 Berdasarkan hasil pertampalan data geolistrik (berupa titik-titik koordinat) dengan peta hasil pengolahan citra, didapatkan bahwa tutupan lahan yang mendominasi daerah potensi fosfat adalah tutupan lahan berupa tegalan/ladang dan semak belukar dengan tingkat kerapatan vegetasi masing-masing tutupan lahan adalah jarang. Secara umum, nilai resistivitas dari batuan fosfat yang terdapat pada daerah tersebut adalah Ωm. K. Analisa Potensi Batuan Fosfat Peta potensi batuan fosfat diperoleh dengan melakukan pertampalan pada 4 peta yaitu peta tutupan lahan, peta indeks vegetasi SAVI, peta ketinggian dan kelerengan lahan dan peta geologi. Empat peta tersebut merupakan parameter untuk mengidentifikasi potensi fosfat di daerah penelitian. Berdasarkan peta geologi, lokasi penelitian termasuk dalam Alluvium (Qa), Formasi Pasean (Tmp) dan Formasi Madura (Tpm). Untuk daerah yang berpotensi fosfat yaitu Desa Langsar, Kecamatan Saronggi termasuk dalam Formasi Madura (Tpm). Formasi ini disusun oleh batugamping terumbu dan batugamping dolomitan. Pada formasi Madura yang memiliki rongga-rongga sangat memungkinkan menjadi tempat terbentuknya fosfat jenis guano yang merupakan fosfat hasil akumulasi sekresi burung pemakan ikan dan kelelawar yang terlarut dan bereaksi dengan batu gamping akibat pengaruh air hujan dan air tanah. Selain itu, berdasarkan hasil interpretasi geologi didapatkan pola kelurusan yang memiliki arah SW 109º NE (Barat Daya-Timur Laut). Kelurusan ini terdapat di daerah Desa Langsar yang berbatasan dengan Desa Pagarbatu. Selain itu juga terdapat struktur antiklin yang dengan bidang W 131º E (Barat-Timur), struktur ini terdapat di sebagian kecil Desa Tanah Merah dan Desa Saronggi. Dimana umumnya struktur antiklin ini berkembang pada formasi Ngrayong, Bulu dan Formasi Pasean. Untuk sesar yang terdapat di lokasi penelitian merupakan sesar geser dimana searah dengan arah kelurusan yaitu Barat Daya- Timur Laut. Setelah dilakukan pengolahan citra, pengamatan in situ dan pertampalan peta, didapatkan bahwa tutupan lahan yang mendominasi daerah potensi fosfat di Desa Langsar adalah tutupan lahan berupa tegalan/ladang dengan luas area 713,88 Ha dengan tingkat kerapatan vegetasi yang jarang (range -0,336 0,149). Jika ditinjau dari parameter kerapatan vegetasi, bahwa salah satu terbentuknya kawasan karst (dominasi batu gamping dengan adanya celah celah gua) adalah memiliki vegetasi tutupan lahan dengan kerapatan cukup rapat [7]. Pada daerah yang memungkinkan terdapat potensi fosfat, juga terdiri dari tutupan lahan semak belukar seluas 135,72 Ha dimana tutupan lahan ini merupakan tutupan lahan yang mendominasi setelah tutupan lahan berupa tegalan. Tingkat kerapatan vegetasi SAVI pada tutupan lahan semak belukar berada pada rentang kerapatan yang jarang (range -0, ,001). Pada daerah potensi memiliki kerapatan vegetasi yang jarang karena akibat peralihan fungsi lahan menjadi area tambang batuan fosfat.
5 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Juni, 2013) ISSN: ( Print) 5 Dari pengolahan data ketinggian dan pengamatan secara in situ, didapatkan bahwa jenis tumbuhan khas di daerah potensi fosfat yang mendominasi adalah pohon jati (Tectona grandis), tanaman kayu putih (Melaleuca leucadendra), rumput-rumputan, semak-semak, kacangkacangan (kacang hijau, kacang tanah), sirih jambe dan tanaman khas Madura yaitu mimba (Azadirachta indica A. Juss). Dalam bahasa Madura biasa disebut dengan Membha atau Mempheuh. Berdasarkan hasil korelasi ketinggian lahan dengan nilai indeks vegetasi SAVI didapatkan nilai masing-masing kelas yaitu kelas semak belukar memiliki nilai korelasi sebesar +0,466, untuk kelas tegalan memiliki nilai korelasi sebesar +0,496 dan untuk kelas hutan rawa memiliki nilai korelasi sebesar +0,340. Tanda positif pada tiap nilai menunjukkan hubungan yang searah antara ketinggian lahan dan indeks vegetasi SAVI. Semakin tinggi suatu titik maka nilai kerapatan vegetasi akan semakin tinggi di daerah sekitarnya. Sebagai validasi potensi fosfat dari hasil pengolahan data citra, maka dilakukan pendekatan identifikasi potensi fosfat menggunakan data geolistrik berdasarkan tahanan jenis. Setelah dilakukan analisis, didapatkan tutupan lahan berupa tegalan/ladang dan semak belukar dengan masing-masing kerapatan vegetasi jarang. Dimana nilai resistivitas batuan fosfat pada daerah itu berkisar antara Ωm. Selain itu, dari pengamatan secara langsung juga ditemukan singkapan-singkapan batuan fosfat di Desa Langsar, Kecamatan Saronggi. Selain itu, dari pengamatan secara langsung juga ditemukan singkapan-singkapan batuan fosfat di Desa Langsar. Singkapan batuan fosfat tersebut terdapat pada ketinggian yang relatif rendah yaitu ± 90 meter. IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian mengenai analisis potensi batuan fosfat dengan menggunakan citra satelit Landsat-7 ETM+ dan data geolistrik, maka didapatkan beberapa kesimpulan akhir yaitu: a. Tutupan lahan yang mendominasi daerah potensi fosfat di Desa Langsar adalah tegalan/ladang dengan luas area 713,88 Ha dengan tingkat kerapatan vegetasi yang jarang (range -0,336 0,149) dan semak belukar seluas 135,72 Ha dengan tingkat kerapatan vegetasi yang jarang (range -0, ,001). b. Formasi batuan di Desa Langsar adalah formasi Madura (Tpm) dengan luas area 939,15 Ha. c. Berdasarkan hasil interpretasi geologi didapatkan pola kelurusan yang memiliki arah SW 109º NE (Barat Daya-Timur Laut). Selain itu juga terdapat struktur antiklin yang berarah W 131º E (Barat-Timur). Untuk sesar yang terdapat di lokasi penelitian merupakan sesar geser dimana searah dengan arah kelurusan yaitu Barat Daya-Timur Laut. d. Dari pengolahan data ketinggian dan kelerengan, memungkinkan tumbuhnya tumbuhan khas yang terdapat pada daerah potensi fosfat. e. Berdasarkan hasil korelasi ketinggian lahan dengan nilai indeks vegetasi SAVI pada tiap kelas, didapatkan nilai masing-masing kelas yaitu kelas semak belukar memiliki nilai korelasi sebesar +0,466, untuk kelas tegalan memiliki nilai korelasi sebesar +0,496 dan untuk kelas hutan rawa memiliki nilai korelasi sebesar +0,340. Tanda positif menunjukkan hubungan yang searah. f. Berdasarkan tahanan jenis, nilai resistivitas batuan fosfat pada daerah itu berkisar antara Ωm. g. Dari pengamatan secara in situ ditemukan singkapansingkapan batuan fosfat di Desa Langsar pada ketinggian ± 90 meter. LAMPIRAN Gambar 7. Peta Tutupan Lahan Kecamatan Saronggi Gambar 8. Peta Kerapatan Vegetasi Kecamatan Saronggi
6 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Juni, 2013) ISSN: ( Print) 6 Gambar 9. Peta Geologi Kecamatan Saronggi Gambar 12. Peta Potensi Batuan Fosfat Kecamatan Saronggi DAFTAR PUSTAKA Gambar 10. Peta Ketinggian Lahan Kecamatan Saronggi [1] Abidin, HZ, Penentuan Posisi Dengan GPS Dan Aplikasinya. Pradnya Paramita. Jakarta [2] Hanafi, Rendy Arta Pemetaan Geologi dengan Menggunakan Data Citra ALOS di Daerah Pegunungan Selatan (Kabupaten Wonogiri-Jawa Tengah). Jurusan Teknik Geomatika. Fakultas Teknik SIpil dan Perencanaan. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya [3] Huete, A., Justice, C., Leeuwen, W. V MODIS VEGETATION INDEX (MOD 13) ALGORITHM THEORETICAL BASIS DOCUMENT.pdf [4] Kasno, A, Deposit, Penyebaran, dan Karekteristik Fosfat Alam. Pusat Penelitian dan Pengambangan Teknologi Mineal dan Batubara. [5] Usman, Husaini dan Purnomo, Setiadi Akbar Pengantar Statistik. Jakarta: PT. Bumi Aksara [6] Wibowo, Agus Pengembangan Metode Estimasi Kandungan Air Kanopi Daun (Canopy Water Content) Tanaman Padi Dengan Data Hyperspectral. Jurusan Teknik Sipil. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya [7] Wikipedia Gambar 11. Peta Kelerengan Lahan Kecamatan Saronggi
Aplikasi Penginderaan Jauh dan Metode Geodinamika untuk Analisa Potensi Batuan Fosfat (Studi Kasus : Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep)
Aplikasi Penginderaan Jauh dan Metode Geodinamika untuk Analisa Potensi Batuan Fosfat (Studi Kasus : Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep) Dipresentasikan oleh : Regina Verra S.Y.P 3509 100 029 Program
Lebih terperinciAnalisis Rona Awal Lingkungan dari Pengolahan Citra Landsat 7 ETM+ (Studi Kasus :Daerah Eksplorasi Geothermal Kecamatan Sempol, Bondowoso)
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Mar, 2013) ISSN: 2301-9271 Analisis Rona Awal Lingkungan dari Pengolahan Citra Landsat 7 ETM+ (Studi Kasus :Daerah Eksplorasi Geothermal Kecamatan Sempol, Bondowoso)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Fosfat merupakan salah satu bahan tambang yang banyak digunakan dalam berbagai jenis industri. Selain umum digunakan sebagai pupuk, fosfat juga banyak digunakan
Lebih terperinciAplikasi Penginderaan Jauh Untuk Monitoring Perubahan Ruang Terbuka Hijau (Studi Kasus : Wilayah Barat Kabupaten Pasuruan)
Aplikasi Penginderaan Jauh Untuk Monitoring Perubahan Ruang Terbuka Hijau (Studi Kasus : Wilayah Barat Kabupaten Pasuruan) Ardiawan Jati, Hepi Hapsari H, Udiana Wahyu D Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Juni, 2013) ISSN:
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Juni, 2013) ISSN: 2301-9271 1 Kajian Updating Peta Menggunakan Data Dasar Citra Satelit Worldview-2 dan Kota Surabaya Skala 1:5000 (Studi Kasus: dan Anyar) Cherie Bhekti
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. x, No. x, (2014) ISSN: xxxx-xxxx (xxxx-x Print) 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. x,. x, (2014) ISSN: xxxx-xxxx (xxxx-x Print) 1 Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh untuk Identifikasi Kerusakan Hutan di Daerah Aliran Sungai (DAS) (Studi Kasus : Sub DAS Brantas
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Mei, 2013) ISSN:
Analisa Penggunaan Lahan Daerah Pengembangan Potensi Panas Bumi di Kecamatan Sempol, Bondowoso Melisa Amalia Mahardianti 1), M. Taufik 2), Widya Utama 3) Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil
Lebih terperinciPemetaan Potensi Batuan Kapur Menggunakan Citra Satelit Landsat 8 di Kabupaten Tuban
A630 Pemetaan Potensi Batuan Kapur Menggunakan Citra Satelit Landsat 8 di Kabupaten Tuban Dhiyaulhaq Al Majid dan Bangun Muljo Sukojo Departemen Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Lebih terperinciSTUDI UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) EKSPLORASI GEOTHERMAL DI KECAMATAN SEMPOL, KABUPATEN BONDOWOSO DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
STUDI UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) EKSPLORASI GEOTHERMAL DI KECAMATAN SEMPOL, KABUPATEN BONDOWOSO DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Hana Sugiastu Firdaus (3509100050) Dosen Pembimbing : Dr.Ir. Muhammad
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) A-572
JURNAL TEKNIK ITS Vol., No., (01) ISSN: 33-353 (301-1 Print) A-5 Analisa Kondisi Ekosistem Mangrove Menggunakan Data Citra Satelit Multitemporal dan Multilevel (Studi Kasus: Pesisir Utara Surabaya) Deni
Lebih terperinciAnalisa Kondisi Ekosistem Mangrove Menggunakan Data Citra Satelit Multitemporal dan Multilevel (Studi Kasus: Pesisir Utara Surabaya)
A554 Analisa Kondisi Ekosistem Mangrove Menggunakan Data Citra Satelit Multitemporal dan Multilevel (Studi Kasus: Pesisir Utara Surabaya) Deni Ratnasari dan Bangun Muljo Sukojo Departemen Teknik Geomatika,
Lebih terperinciNorida Maryantika 1, Lalu Muhammad Jaelani 1, Andie Setiyoko 2.
ANALISA PERUBAHAN VEGETASI DITINJAU DARI TINGKAT KETINGGIAN DAN KEMIRINGAN LAHAN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT LANDSAT DAN SPOT 4 (STUDI KASUS KABUPATEN PASURUAN) rida Maryantika 1, Lalu Muhammad Jaelani 1,
Lebih terperinciSIDANG TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI KERUSAKAN HUTAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) MENGGUNAKAN DATA CITRA LANDSAT 7 DAN LANDSAT
SIDANG TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI KERUSAKAN HUTAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) MENGGUNAKAN DATA CITRA LANDSAT 7 DAN LANDSAT 8 (Studi Kasus : Sub Das Brantas Bagian Hulu, Kota Batu) Oleh : Aning Prastiwi
Lebih terperinciBAB IV PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGOLAHAN DATA 4.1 Koreksi Geometrik Langkah awal yang harus dilakukan pada penelitian ini adalah melakukan koreksi geometrik pada citra Radarsat. Hal ini perlu dilakukan karena citra tersebut
Lebih terperinciAnalisa Ketelitian Geometric Citra Pleiades Sebagai Penunjang Peta Dasar RDTR (Studi Kasus: Wilayah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur)
A411 Analisa Ketelitian Geometric Citra Pleiades Sebagai Penunjang Peta Dasar RDTR (Studi Kasus: Wilayah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur) Wahyu Teo Parmadi dan Bangun Muljo Sukojo Jurusan Teknik Geomatika,
Lebih terperinciPemetaan Pola Hidrologi Pantai Surabaya-Sidoarjo Pasca Pembangunan Jembatan Suramadu dan Peristiwa Lapindo Menggunakan Citra SPOT 4
Pemetaan Pola Hidrologi Pantai Surabaya-Sidoarjo Pasca Pembangunan Jembatan Suramadu dan Peristiwa Lapindo Menggunakan Citra SPOT 4 Oleh : Linda Ardi Oktareni Pembimbing : Prof. DR. Ir Bangun M.S. DEA,
Lebih terperinciANALISA PERUBAHAN POLA DAN TATA GUNA LAHAN SUNGAI BENGAWAN SOLO dengan menggunakan citra satelit multitemporal
ANALISA PERUBAHAN POLA DAN TATA GUNA LAHAN SUNGAI BENGAWAN SOLO dengan menggunakan citra satelit multitemporal Oleh : Fidiyawati 3507 100 046 Pembimbing : 1. M. Nur Cahyadi, ST, MSc 2. Danang Surya Chandra,
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) C78
Identifikasi Daerah Rawan Tanah Longsor Menggunakan SIG (Sistem Informasi Geografis) Dr. Ir. M. Taufik, Akbar Kurniawan, Alfi Rohmah Putri Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. 3.1 Data. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa :
3.1 Data BAB III PEMBAHASAN Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa : 1. Citra Landsat-5 TM, path 122 row 065, wilayah Jawa Barat yang direkam pada 2 Juli 2005 (sumber: LAPAN). Band yang digunakan
Lebih terperinciPemanfaatan Data Landsat-8 dan MODIS untuk Identifikasi Daerah Bekas Terbakar Menggunakan Metode NDVI (Studi Kasus: Kawasan Gunung Bromo)
Pemanfaatan Data Landsat-8 dan MODIS untuk Identifikasi Daerah Bekas Terbakar Menggunakan Metode NDVI (Studi Kasus: Kawasan Gunung Bromo) Nurul Aini Dan Bangun Muljo Sukojo Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas
Lebih terperinciGambar 1. Lokasi Penelitian
11 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian di wilayah Kecamatan Babakan Madang dan Klapanunggal. Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Analisis citra dan
Lebih terperinciEvaluasi Kesesuaian Tutupan Lahan Menggunakan Citra ALOS AVNIR-2 Tahun 2009 Dengan Peta RTRW Kabupaten Sidoarjo Tahun 2007
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. x, No. x, (Oktober, 2013) ISSN: 2301-9271 Evaluasi Kesesuaian Tutupan Lahan Menggunakan Citra ALOS AVNIR-2 Tahun 2009 Dengan Peta RTRW Kabupaten Sidoarjo Tahun 2007 Latri Wartika
Lebih terperinciAyesa Pitra Andina JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014
Ayesa Pitra Andina 3510100044 JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014 Latar Belakang Pengembangan Kawasan a PESISIR Aksesbilitas
Lebih terperinciAnalisis Ketelitian Geometric Citra Pleiades 1B untuk Pembuatan Peta Desa (Studi Kasus: Kelurahan Wonorejo, Surabaya)
Analisis Ketelitian Geometric Citra Pleiades 1B untuk Pembuatan Peta Desa (Studi Kasus: Kelurahan Wonorejo, Surabaya) Iva Nurwauziyah, Bangun Muljo Sukojo, Husnul Hidayat Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas
Lebih terperinciEVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGANN PARIWISATA DENGAN MENGGUNAKAN DATA CITRA SATELIT FELIK DWI YOGA PRASETYA
EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGANN PARIWISATA DENGAN MENGGUNAKAN DATA CITRA SATELIT FELIK DWI YOGA PRASETYA 3508100038 LATAR BELAKANG Indonesia memiliki banyak potensi dan sumberdaya alam yang
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xii ABSTRACT... xiii
Lebih terperinciAnalisa Sebaran Fosfat dengan Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Wenner- Schlumberger : Studi Kasus Saronggi, Madura
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) B-9 Analisa Sebaran Fosfat dengan Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Wenner- Schlumberger : Studi Kasus Saronggi, Madura
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)
A703 Analisa Ketelitian Geometrik Citra Pleiades 1A dan Worldview-2 untuk Pembuatan Peta Dasar Rencana Detail Tata Ruang Perkotaan (Studi Kasus: Surabaya Pusat) Ricko Buana Surya, Bangun Muljo Sukojo,
Lebih terperinciJUDUL TUGAS AKHIR PEMETAAN GEOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN DATA CITRA ALOS DI DAERAH PEGUNUNGAN SELATAN ( Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah )
JUDUL TUGAS AKHIR PEMETAAN GEOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN DATA CITRA ALOS DI DAERAH PEGUNUNGAN SELATAN ( Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah ) Rendy Arta Hanafi 3506 100 057 Pembimbing : 1. Prof. Dr. Ir. Bangun
Lebih terperinciPemetaan Tingkat Kekeringan Berdasarkan Parameter Indeks TVDI Data Citra Satelit Landsat-8 (Studi Kasus: Provinsi Jawa Timur)
Pemetaan Tingkat Kekeringan Berdasarkan Parameter Indeks TVDI Data Citra Satelit Landsat-8 (Studi Kasus: Provinsi Jawa Timur) Diah Witarsih dan Bangun Muljo Sukojo Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik
Lebih terperinciANALISA BATAS DAERAH ALIRAN SUNGAI DARI DATA ASTER GDEM TERHADAP DATA BPDAS (STUDI KASUS : SUB DAS BUNGBUNTU DAS TAROKAM)
ANALISA BATAS DAERAH ALIRAN SUNGAI DARI DATA ASTER GDEM TERHADAP DATA BPDAS (STUDI KASUS : SUB DAS BUNGBUNTU DAS TAROKAM) Yogyrema Setyanto Putra, Muhammad Taufik Program Studi Teknik Geomatika, Fakultas
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Gap Filling Citra Gap Filling citra merupakan metode yang dilakukan untuk mengisi garisgaris yang kosong pada citra Landsat TM hasil download yang mengalami SLCoff, sehingga
Lebih terperinciPENGGUNAAN CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI UNTUK PEMBUATAN PETA DASAR SKALA 1:5.000 KECAMATAN NGADIROJO, KABUPATEN PACITAN
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-399 PENGGUNAAN CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI UNTUK PEMBUATAN PETA DASAR SKALA 1:5.000 KECAMATAN NGADIROJO, KABUPATEN PACITAN
Lebih terperinciIndeks Vegetasi Bentuk komputasi nilai-nilai indeks vegetasi matematis dapat dinyatakan sebagai berikut :
Indeks Vegetasi Bentuk komputasi nilai-nilai indeks vegetasi matematis dapat dinyatakan sebagai berikut : NDVI=(band4 band3)/(band4+band3).18 Nilai-nilai indeks vegetasi di deteksi oleh instrument pada
Lebih terperinciKONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
23 IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis dan Batas Wilayah Kabupaten Tabalong merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Kalimantan Selatan dengan ibukota Tanjung yang mempunyai
Lebih terperinciKajian Nilai Indeks Vegetasi Di Daerah Perkotaan Menggunakan Citra FORMOSAT-2 Studi Kasus: Surabaya Timur L/O/G/O
Sidang Tugas Akhir Kajian Nilai Indeks Vegetasi Di Daerah Perkotaan Menggunakan Citra FORMOSAT-2 Studi Kasus: Surabaya Timur Agneszia Anggi Ashazy 3509100061 L/O/G/O PENDAHULUAN Latar Belakang Carolita
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
13 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-September 2011, dengan lokasi penelitian untuk pengamatan dan pengambilan data di Kabupaten Bogor, Jawa
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. lainnya tidak selalu sama. Bentukan khas pada bentang alam ini disebabkan
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Bentang alam karst merupakan suatu bentang alam yang memiliki bentukan yang sangat unik dan khas. Bentang alam karst suatu daerah dengan daerah yang lainnya
Lebih terperinciSTUDI TENTANG IDENTIFIKASI LONGSOR DENGAN MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT DAN ASTER (STUDI KASUS : KABUPATEN JEMBER)
STUDI TENTANG IDENTIFIKASI LONGSOR DENGAN MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT DAN ASTER (STUDI KASUS : KABUPATEN JEMBER) BAGUS SULISTIARTO 3505 100 029 PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
Lebih terperinciGambar 13. Citra ALOS AVNIR
32 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Citra ALOS AVNIR Citra yang digunakan pada penelitian ini adalah Citra ALOS AVNIR tahun 2006 seperti yang tampak pada Gambar 13. Adapun kombinasi band yang digunakan
Lebih terperinciANALISA KESEHATAN VEGETASI MANGROVE BERDASARKAN NILAI NDVI (NORMALIZED DIFFERENCE VEGETATION INDEX ) MENGGUNAKAN CITRA ALOS
ANALISA KESEHATAN VEGETASI MANGROVE BERDASARKAN NILAI NDVI (NORMALIZED DIFFERENCE VEGETATION INDEX ) MENGGUNAKAN CITRA ALOS Oleh : Tyas Eka Kusumaningrum 3509 100 001 LATAR BELAKANG Kawasan Pesisir Kota
Lebih terperinciANALISIS PERUBAHAN SUHU PERMUKAAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT TERRA DAN AQUA MODIS (STUDI KASUS : DAERAH KABUPATEN MALANG DAN SURABAYA)
ANALISIS PERUBAHAN SUHU PERMUKAAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT TERRA DAN AQUA MODIS (STUDI KASUS : DAERAH KABUPATEN MALANG DAN SURABAYA) Oleh : Dawamul Arifin 3508 100 055 Jurusan Teknik Geomatika
Lebih terperinciPemetaan Geologi Skala 1:50000 dengan Menggunakan Citra Radarsat 2 dan Landsat 8 (Studi Kasus : Nangapinoh Provinsi Kalimantan Barat)
Pemetaan Geologi Skala 1:50000 dengan Menggunakan Citra Radarsat 2 dan Landsat 8 (Studi Kasus : Nangapinoh Provinsi Kalimantan Barat) Oleh : Desi Ismawati (3510 100 027) Dosen Pembimbing : 1.Prof. Dr.
Lebih terperinciAnalisa Kesehatan Mangrove Berdasarkan Nilai Normalized Difference Vegetation Index Menggunakan Citra ALOS AVNIR-2
Analisa Kesehatan Mangrove Berdasarkan Nilai Normalized Difference Vegetation Index Menggunakan Citra ALOS AVNIR-2 Tyas Eka Kusumaningrum 1) dan Bangun Muljo Sukojo 2) Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)
A380 Analisis Metode Delineasi pada Citra Resolusi Tinggi dalam Pembuatan Kadaster Lengkap Arinda Kusuma Wardani, Agung Budi Cahyono, dan Dwi Budi Martono Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil
Lebih terperinciJurnal Einstein 3 (2) (2015): Jurnal Einstein. Available online
Jurnal Einstein Available online http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/einstein DETERMINATION SUBSURFACE ROCKS USING RESISTIVITY GEOELECTRICITY IN PAMAH PAKU KUTAMBARU LANGKAT REGENCY Rita Juliani
Lebih terperinciStudi Perubahan Fisik Kawasan Pesisir Surabaya dan Madura Pasca Pembangunan Jembatan Suramadu Menggunakan Citra Satelit
Studi Perubahan Fisik Kawasan Pesisir Surabaya dan Madura Pasca Pembangunan Jembatan Suramadu Menggunakan Citra Satelit Mifta Nur Rohmah 1), Dr. Ir. Muhammad Taufik 2) Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas
Lebih terperinciMETODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian
22 METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kota Sukabumi, Jawa Barat pada 7 wilayah kecamatan dengan waktu penelitian pada bulan Juni sampai November 2009. Pada lokasi penelitian
Lebih terperinciAnalisis Ketelitian Geometric Citra Pleiades 1A untuk Pembuatan Peta Dasar Lahan Pertanian (Studi Kasus: Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan)
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A375 Analisis Ketelitian Geometric Citra untuk Pembuatan Peta Dasar Lahan Pertanian (Studi Kasus: Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan)
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Citra 5.1.1 Kompilasi Citra Penelitian menggunakan citra Quickbird yang diunduh dari salah satu situs Internet yaitu, Wikimapia. Dalam hal ini penulis memilih mengambil
Lebih terperinciIII. METODOLOGI. Gambar 1. Peta Administrasi Kota Palembang.
III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-Oktober 2010. Lokasi penelitian di Kota Palembang dan Laboratorium Analisis Spasial Lingkungan, Departemen Konservasi Sumberdaya
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (2013) ISSN: ( Print) 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 PERMODELAN ESTIMASI POTENSI TAMBANG BATU KAPUR DARI HASIL ANALISA DATA CITRA SATELIT LANDSAT 7 ETM+ (Studi Kasus : Tambang
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
10 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium dan di lapang. Pengolahan citra dilakukan di Bagian Penginderaan Jauh dan Informasi Spasial dan penentuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
11 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan yaitu bulan Juli-Agustus 2010 dengan pemilihan lokasi di Kota Denpasar. Pengolahan data dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciPemanfaatan Citra Landsat 7 ETM+ untuk Menganalisa Kelembaban Hutan Berdasarkan Nilai Indeks Kekeringan (Studi Kasus : Hutan KPH Banyuwangi Utara)
Pemanfaatan Citra Landsat 7 ETM+ untuk Menganalisa Kelembaban Hutan Berdasarkan Nilai Indeks Kekeringan (Studi Kasus : Hutan KPH Banyuwangi Utara) Abstrak Kelembaban tanah merupakan salah satu variabel
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman (Tahura
III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman (Tahura WAR). Berdasarkan administrasi pemerintahan Provinsi Lampung kawasan ini berada
Lebih terperinciIII. METODOLOGI. Gambar 2. Peta Orientasi Wilayah Penelitian. Kota Yogyakarta. Kota Medan. Kota Banjarmasin
III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Maret sampai bulan November 2009. Objek penelitian difokuskan pada wilayah Kota Banjarmasin, Yogyakarta, dan
Lebih terperinciDAFTAR TABEL. No. Tabel Judul Tabel No. Hal.
DAFTAR ISI Halaman Judul... No Hal. Intisari... i ABSTRACT... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2.
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii INTISARI... iv ABSTRACT... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN...
Lebih terperinciSistem Informasi Pertanahan untuk Evaluasi Bidang Tanah (Studi Kasus : Perumahan Bumi Marina Emas Kelurahan Keputih Kecamatan Sukolilo Surabaya)
Sistem Informasi Pertanahan untuk Evaluasi Bidang Tanah (Studi Kasus : Perumahan Bumi Marina Emas Kelurahan Keputih Kecamatan Sukolilo Surabaya) Mitha Asyita R. 1), Muhammad Taufik 2), Jurusan Teknik Geomatika,
Lebih terperinci3/30/2012 PENDAHULUAN PENDAHULUAN METODE PENELITIAN
APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DALAM EVALUASI DAERAH RAWAN LONGSOR DI KABUPATEN BANJARNEGARA (Studi Kasus di Gunung Pawinihan dan Sekitarnya Sijeruk Kecamatan Banjarmangu Kabupaten
Lebih terperinciPEMODELAN AKUIFER AIR TANAH UNTUK MASYARAKAT PESISIR LINGKUNGAN BAHER KABUPATEN BANGKA SELATAN. Mardiah 1, Franto 2
PEMODELAN AKUIFER AIR TANAH UNTUK MASYARAKAT PESISIR LINGKUNGAN BAHER KABUPATEN BANGKA SELATAN Mardiah 1, Franto 2 Staf Pengajar Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Bangka Belitung Abstrak Keterbatasan
Lebih terperinciPerbandingan Penentuan Volume Suatu Obyek Menggunakan Metode Close Range Photogrammetry Dengan Kamera Non Metrik Terkalibrasi Dan Pemetaan Teristris
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (20XX) ISSN: XXXX-XXXX (XXXX-XXXX Print) 1 Perbandingan Penentuan Volume Suatu Obyek Menggunakan Metode Close Range Photogrammetry Dengan Kamera Non Metrik Terkalibrasi
Lebih terperinciPEMETAAN KERUSAKAN MANGROVE DI MADURA DENGAN MEMANFAATKAN CITRA DARI GOOGLE EARTH DAN CITRA LDCM
PEMETAAN KERUSAKAN MANGROVE DI MADURA DENGAN MEMANFAATKAN CITRA DARI GOOGLE EARTH DAN CITRA LDCM Oleh : Firman Farid Muhsoni, S.Pi., M.Sc Program Studi Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo Madura email
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (XXXX) ISSN: XXXX-XXXX (XXXX-XXXX Print) 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (XXXX) ISSN: XXXX-XXXX (XXXX-XXXX Print) 1 Analisa Perubahan Tutupan Lahan Daerah Aliran Sungai Brantas Bagian Hilir Menggunakan Citra Satelit Multitemporal (Studi Kasus:
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Pembuatan Tampilan 3D DEM SRTM
Klasifikasi Dari hasil confusion matrix didapatkan ketelitian total hasil klasifikasi (KH) untuk citra Landsat 7 ETM akuisisi tahun 2009 sebesar 82,19%. Berdasarkan hasil klasifikasi tutupan lahan citra
Lebih terperinciNilai Io diasumsikan sebagai nilai R s
11 Nilai Io diasumsikan sebagai nilai R s, dan nilai I diperoleh berdasarkan hasil penghitungan nilai radiasi yang transmisikan oleh kanopi tumbuhan, sedangkan nilai koefisien pemadaman berkisar antara
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (2013) ISSN: ( Print) 1 II. METODOLOGI PENELITIAN
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X,. X, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Studi Identifikasi Perubahan Obyek dengan Memanfaatkan Citra Resolusi Tinggi (Studi Kasus Unit Pengembangan Rungkut Surabaya)
Lebih terperinciOleh : Hernandi Kustandyo ( ) Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Oleh : Hernandi Kustandyo (3508100001) Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Ekosistem mangrove adalah salah satu obyek yang bisa diidentifikasi
Lebih terperinciAnalisa Perubahan Kualitas Air Akibat Pembuangan Lumpur Sidoarjo Pada Muara Kali Porong
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Analisa Perubahan Kualitas Air Akibat Pembuangan Lumpur Sidoarjo Pada Muara Kali Porong Gita Angraeni (1), Suntoyo (2), dan
Lebih terperinciPEMANFAATAN CITRA ASTER DIGITAL UNTUK ESTIMASI DAN PEMETAAN EROSI TANAH DI DAERAH ALIRAN SUNGAI OYO. Risma Fadhilla Arsy
PEMANFAATAN CITRA ASTER DIGITAL UNTUK ESTIMASI DAN PEMETAAN EROSI TANAH DI DAERAH ALIRAN SUNGAI OYO Risma Fadhilla Arsy Abstrak : Penelitian di Daerah Aliran Sungai Oyo ini bertujuan mengesktrak parameter
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW), Surabaya, 11 Juni 2015, ISSN
ANALISIS PARAMETER KUALITAS AIR LAUT DI PERAIRAN KABUPATEN SUMENEP UNTUK PEMBUATAN PETA SEBARAN POTENSI IKAN PELAGIS (Studi Kasus : Total Suspended Solid (TSS)) Feny Arafah, Muhammad Taufik, Lalu Muhamad
Lebih terperinciBy. Lili Somantri, S.Pd.M.Si
By. Lili Somantri, S.Pd.M.Si Panjang Gelombang 1 m = 0,001 mm 1 m = 0,000001 m 0,6 m = 0,6 X 10-6 = 6 x 10-7 PANTULAN SPEKTRAL OBJEK Terdapat tiga objek utama di permukaan bumi, yaitu vegetasi, tanah,
Lebih terperinciAPLIKASI PJ UNTUK PENGGUNAAN TANAH. Ratna Saraswati Kuliah Aplikasi SIG 2
APLIKASI PJ UNTUK PENGGUNAAN TANAH Ratna Saraswati Kuliah Aplikasi SIG 2 Prosedur analisis citra untuk penggunaan tanah 1. Pra-pengolahan data atau pengolahan awal yang merupakan restorasi citra 2. Pemotongan
Lebih terperinciANALISIS KONDISI ZONA CAVITY LAYER TERHADAP KEKUATAN BATUAN PADA TAMBANG KUARI BATUGAMPING DI DAERAH SALE KABUPATEN REMBANG
ANALISIS KONDISI ZONA CAVITY LAYER TERHADAP KEKUATAN BATUAN PADA TAMBANG KUARI BATUGAMPING DI DAERAH SALE KABUPATEN REMBANG R. Andy Erwin Wijaya. 1,2, Dwikorita Karnawati 1, Srijono 1, Wahyu Wilopo 1 1)
Lebih terperinciUntuk mengetahui ketelitian dari hasil groundtruth dan diperoleh 83.67% maka klasifikasi dianggap benar. (Purwadhi, 2001) Pembahasan
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) merupakan langkah awal untuk mendorong Indonesia menjadi negara maju dan termasuk 10 (sepuluh) negara besar di dunia pada tahun
Lebih terperinciBAB III TEKNOLOGI LIDAR DALAM PEKERJAAN EKSPLORASI TAMBANG BATUBARA
BAB III TEKNOLOGI LIDAR DALAM PEKERJAAN EKSPLORASI TAMBANG BATUBARA 3.1 Kebutuhan Peta dan Informasi Tinggi yang Teliti dalam Pekerjaan Eksplorasi Tambang Batubara Seperti yang telah dijelaskan dalam BAB
Lebih terperinciTUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUIH NOPEMBER SURABAYA
JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUIH NOPEMBER SURABAYA TUGAS AKHIR STUDI PERUBAHAN GARIS PANTAI KAWASAN PESISIR SURABAYA DAN MADURA PASCA PEMBANGUNAN
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print)
ANALISA RELASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN SUHU PERMUKAAN TANAH DI KOTA SURABAYA MENGGUNAKAN CITRA SATELIT MULTISPEKTRAL TAHUN 1994 2012 Dionysius Bryan S, Bangun Mulyo Sukotjo, Udiana Wahyu D Jurusan
Lebih terperinciPerbandingan Pengaruh Koreksi Radiometrik Citra Landsat 8 Terhadap Indeks Vegetasi Pada Tanaman Padi
Perbandingan Pengaruh Koreksi Radiometrik Citra Landsat 8 Terhadap Indeks Vegetasi Pada Tanaman Padi Vivi Diannita Sari, Muhammad Taufik, Lalu Muhamad Jaelani Program Magister Teknik Geomatika FTSP ITS,
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Interpretasi Visual Penggunaan Lahan Melalui Citra Landsat Interpretasi visual penggunaan lahan dengan menggunakan citra Landsat kombinasi band 542 (RGB) pada daerah penelitian
Lebih terperinciAnalisa Ketelitian Planimetris Citra Quickbird Guna Menunjang Kegiatan Administrasi Pertanahan (Studi Kasus: Kabupaten Gresik, 7 Desa Prona)
F182 Analisa Ketelitian Planimetris Citra Quickbird Guna Menunjang Kegiatan Administrasi Pertanahan (Studi Kasus: Kabupaten Gresik, 7 Desa Prona) Theo Prastomo Soedarmodjo 1), Agung Budi Cahyono 1), Dwi
Lebih terperinciIdentifikasi Sebaran Sedimentasi dan Perubahan Garis Pantai Di Pesisir Muara Perancak-Bali Menggunakan Data Citra Satelit ALOS AVNIR-2 Dan SPOT-4
Identifikasi Sebaran Sedimentasi dan Perubahan Garis Pantai Di Pesisir Muara Perancak-Bali Menggunakan Data Citra Satelit ALOS AVNIR-2 Dan SPOT-4 I Nyoman Fegie 1) dan Bangun Muljo Sukojo 2) Jurusan Teknik
Lebih terperinciDeteksi Perubahan Garis Pantai Pulau Gili Ketapang Kabupaten Probolinggo
Deteksi Perubahan Garis Pantai Pulau Gili Ketapang Kabupaten Probolinggo Nurin Hidayati 1, Hery Setiawan Purnawali 2 1 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Malang Email: nurin_hiday@ub.ac.id
Lebih terperinciGambar 4.15 Kenampakan Satuan Dataran Aluvial. Foto menghadap selatan.
Gambar 4.15 Kenampakan Satuan Dataran Aluvial. Foto menghadap selatan. Gambar 4.16 Teras sungai pada daerah penelitian. Foto menghadap timur. 4.2 Tata Guna Lahan Tata guna lahan pada daerah penelitian
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) G165
JURNL TEKNIK ITS Vol. 5, No., (016) ISSN: 337-3539 (301-971 Print) G165 nalisis Ketelitian Geometrik Citra Satelit Pleiades 1 dan untuk Pembuatan Peta Dasar RDTR Kawasan Pesisir (Studi Kasus: Kecamatan
Lebih terperinciBAB V ANALISIS. 5.1 Analisis Pra-Pengolahan Citra Radarsat
BAB V ANALISIS 5.1 Analisis Pra-Pengolahan Citra Radarsat 1. Citra Radarsat yang digunakan merupakan data mentah (Raw data) dan tersimpan dalam format biner. Agar Citra tersebut lebih mudah diolah maka
Lebih terperinci5. PEMBAHASAN 5.1 Koreksi Radiometrik
5. PEMBAHASAN Penginderaan jauh mempunyai peran penting dalam inventarisasi sumberdaya alam. Berbagai kekurangan dan kelebihan yang dimiliki penginderaan jauh mampu memberikan informasi yang cepat khususnya
Lebih terperinciANALISA PENENTUAN LOKASI BUDIDAYA RUMPUT LAUT DENGAN PARAMETER FISIKA MAUPUN KIMIA MENGGUNAKAN CITRA TERRA MODIS DI DAERAH SELAT MADURA
ANALISA PENENTUAN LOKASI BUDIDAYA RUMPUT LAUT DENGAN PARAMETER FISIKA MAUPUN KIMIA MENGGUNAKAN CITRA TERRA MODIS DI DAERAH SELAT MADURA Astrolabe Sian Prasetya 1, Bangun Muljo Sukojo 2, dan Hepi Hapsari
Lebih terperinciJurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Mahasiswa : Cherie Bhekti Pribadi (3509100060) Dosen Pembimbing : Dr. Ing. Ir. Teguh Hariyanto, MSc Udiana Wahyu D, ST. MT Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Koreksi Geometrik BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Koreksi geometrik citra adalah proses memberikan sistem referensi dari suatu citra satelit. Dalam penelitian ini sistem koordinat yang digunakan adalah
Lebih terperinciJurnal Geodesi Undip Januari 2014
Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Di Kecamatan Karangawen Studi Kasus : Pembangunan Karang Awen, Demak Hadi Winoto, Bambang Sudarsono, Arief Laila Nugraha* ) Program Studi Teknik Geodesi, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan 4.1. Hasil 4.1.1. Digitasi dan Klasifikasi Kerapatan Vegetasi Mangrove Digitasi terhadap citra yang sudah terkoreksi dilakukan untuk mendapatkan tutupan vegetasi mangrove di
Lebih terperinciPemanfaatan Lahan pada Lokasi Bekas Tambang Tanah Urug di Kecamatan Ngoro, Mojokerto
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-36 Pemanfaatan Lahan pada Lokasi Bekas Tambang Tanah Urug di Kecamatan Ngoro, Mojokerto Linda Purba Ningrum, Ardy Maulidy Navastara
Lebih terperinciBAB 3. PENDEKATAN DAN METODOLOGI
BAB 3. PENDEKATAN DAN METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir Dalam Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, Undangundang Nomor 24 tahun 1992 tentang Tata Ruang Wilayah dan Undang-undang No.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumatera Utara memiliki luas total sebesar 181.860,65 Km² yang terdiri dari luas daratan sebesar 71.680,68 Km² atau 3,73 % dari luas wilayah Republik Indonesia. Secara
Lebih terperinciGeologi Daerah Perbukitan Rumu, Buton Selatan 19 Tugas Akhir A - Yashinto Sindhu P /
BAB III GEOLOGI DAERAH PERBUKITAN RUMU 3.1 Geomorfologi Perbukitan Rumu Bentang alam yang terbentuk pada saat ini merupakan hasil dari pengaruh struktur, proses dan tahapan yang terjadi pada suatu daerah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii INTISARI... iv ABSTRACT... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN...
Lebih terperinciGambar 7. Lokasi Penelitian
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat sebagai daerah penelitian yang terletak pada 6 56'49''-7 45'00'' Lintang Selatan
Lebih terperinciStudi Perhitungan Jumlah Pohon Kelapa Sawit Menggunakan Metode Klasifikasi Berbasis Obyek
1 Studi Perhitungan Jumlah Pohon Kelapa Sawit Menggunakan Metode Klasifikasi Berbasis Obyek Hepi Hapsari Handayani, Maria Regina Caeli Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut
Lebih terperinci