Bab I PENDAHULUAN. adalah yang menggali potensi anak untuk selalu kreatif dan berkembang.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 3 BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi

BAB II Kajian Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB 1 PENDAHULUAN. segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. pada rumpun ilmu dimana obyeknya merupakan benda-benda alam dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Suatu studi di SDN 01 Poasia) Kota Kendari tahun 2012.

BAB I PENDAHULUAN. kelas IPS 3 untuk Mata Pelajaran Ekonomi diampu oleh Dra, Yuliati Eko Atmojo,

LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

Meningkatkan Kemampuan Siswa melalui Model Pembelajaran Creative Problem Solving

BAB II KAJIAN TEORI. siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya

I. PENDAHULUAN. selanjutnya. Penyelenggaraan pendidikan dasar bertujuan untuk menyiapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Pendidikan yang berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

P N E D N A D H A U H L U U L A U N

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan untuk membuat dirinya berguna di masyarakat. Pengertian pendidikan menurut Undang Undang SISDIKNAS no 20

IMPLEMENTASI PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR. Iin Purnamasari, Aries Tika Damayani FIP IKIP PGRI SEMARANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar

Ernidalisma Guru Matematika dan Kepala Sekolah SMP N 30 Pekanbaru. Kata kunci: metode pembelajaran learning start with a question, hasil belajar.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. mampu mengembangkan potensi siswa secara optimal. senantiasa mengharapkan agar siswa-siswanya dapat belajar serta mencapai hasil

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

adalah proses beregu (berkelompok) di mana anggota-anggotanya mendukung dan saling mengandalkan untuk mencapai suatu hasil

BAB I PENDAHULUAN. guru yang melaksanakan kegiatan pendidikan untuk orang-orang muda

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya dalam meningkatkan sumber daya manusia dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai bagian kehidupan masyarakat dunia pada era global harus

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Menengah Pertama

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. ketiga dimensi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tersebut (Sulistyorini,2007).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Nuri Annisa, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian,

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional bertujuan: Untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Pendidikan berperan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. setelah melalui kegiatan interaksi dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

BAB I PENDAHULUAN. usaha sistematis yang terorganisasi untuk memajukan belajar, membina

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB II KAJIAN TEORI. pelajaran tertentu, maka siswa yang demikian telah mencapai hasil belajar yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai tenaga kependidikan memiliki tugas untuk melaksanakan proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Nia Rosmeliati Sihotang Guru SMP Negeri 8 Tebing Tinggi ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 MENGKENDEK

dengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta nilai-nilai sehingga sehingga mampu

BAB II KAJIAN TEORI. Sehubungan dengan keberhasilan belajar, Slameto (1991: 62) berpendapat. bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dikatakan sebagai salah satu kebutuhan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar pembelajaran IPA antara lain adalah prinsip keterlibatan, prinsip

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menuntut lembaga pendidikan untuk lebih dapat menyesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

seperti adanya fasilitas-fasilitas yang ada di sekolah seperti bangunan sekolah yang baik, juga tersedia alat atau media pendidikan.

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sekolah memiliki peranan penting dalam meningkatkan sumber

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa untuk menghadapi tantangan hidup dimasa mendatang.

I. PENDAHULUAN. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan tujuan, isi, dan bahan

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban sebagai warga negara yang baik. Pendidikan pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

Bab I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut Kurikulum Berbasis Kompetensi yang disempurnakan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan bahwa setiap individu mempunyai potensi yang harus dikembangkan, maka proses pembelajaran yang cocok adalah yang menggali potensi anak untuk selalu kreatif dan berkembang. Namun kenyataan di lapangan belum menunjukkan ke arah pembelajaran yang bermakna. Para pendidik masih perlu penyesuaian dengan KTSP, para guru sendiri belum siap dengan kondisi yang sedemikian plural sehingga untuk mendesain pembelajaran yang bermakna masih kesulitan. Sistem pembelajaran duduk tenang, mendengarkan informasi dari guru sepertinya sudah membudaya sejak dulu, sehingga untuk mengadakan perubahan ke arah pembelajaran yang aktif, kreatif, menyenangkan agak sulit. Dengan adanya ketentuan undang-undang yang mewajibkan IPS sebagai mata pelajaran dalam sistem pendidikan di Indonesia telah menjadikan kedudukan IPS semakin jelas dan kokoh. Seperti yang dikemukakan dalam Pasal 37 UU Sisdiknas bahwa mata pelajaran IPS merupakan muatan wajib yang harus ada dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah ( Sapriya, 2011 : 45 ). Oleh karena itu pembelajaran 1

2 Pengetahuan Sosial mempunyai fungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia. Melihat betapa pentingnya nilai-nilai tersebut maka pembelajaran Pengetahuan Sosial hendaknya disusun, direncanakan, dan dilaksanakan secara sistematis dengan strategi pembelajaran yang dapat merangsang keterlibatan siswa secara aktif agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. Berdasarkan hasil observasi tentang kegiatan belajar mengajar di kelas IV SDN Cingeunah, guru mendominasi kegiatan belajar sehingga siswa pasif dan kurang dilibatkan, hal ini berimbas pada pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan guru,sehingga tujuan dari hasil belajar tidak tercapai. Berdasarkan kondisi pembelajaran yang terjadi di kelas, peneliti juga mendapat keterangan dari guru kelas IV, bahwa rata-rata nilai IPS kelas IV SDN Cingeunah pada semester 1 tahun 2013 yaitu 55. Dan ketika peneliti melakukan pra siklus sebelum tindakan, nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa hasilnya 4,93. Sedangkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) pelajaran IPS yang harus dicapai yaitu 60. Ini berarti menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada pelajaran IPS khususnya pada konsep masalah-masalah sosial masih tergolong rendah. Karena masih dibawah target keberhasilan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini adalah 65.

3 Bagi peserta didik mata pelajaran Pengetahuan Sosial yang cakupannya luas itu sering diasumsikan sebagai mata pelajaran yang membosankan dan kurang menarik. Bahkan ada yang beranggapan bahwa pelajaran Pengetahuan Sosial hanyalah berupa hafalan. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) juga tidak luput dari kecenderungan proses pembelajaran teacher centered. Kondisi demikian tentu membuat proses pembelajaran hanya dikuasai guru. Kecenderungan pembelajaran demikian, mengakibatkan lemahnya pengembangan potensi diri siswa dalam pembelajaran sehingga hasil belajar yang dicapai tidak optimal. Menurunnya hasil belajar sangat dirisaukan oleh kalangan pendidik dan orang tua. Para orang tua siswa banyak yang mengajukan permintaan agar anaknya sering diberi tugas-tugas dan PR oleh guru dengan harapan agar dapat termotivasi untuk belajar sehingga mencapai hasil yang maksimal. Seiring dengan pengembangan filsafat kontruktifisme dalam pendidikan selama dekade ini, muncul pemikiran kritis merenovasi pembelajaran bagi anak bangsa negeri ini menuju pembelajaran yang berkualitas, humanis, organis, dinamis, dan konstruktif. Salah satu pemikiran kritis itu adalah pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan atau PAIKEM.

4 Menurut Agus Suprijono (2009) : PAIKEM merupakan sinonim dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Inovatif, Efektif dan Menyenangkan. Pembelajaran PAIKEM adalah pembelajaran bermakna yang dikembangkan dengan cara membantu peserta didik membangun keterkaitan antara informasi (pengetahuan) baru dengan pengalaman (pengetahuan lain) yang telah dimiliki dan dikuasai peserta didik. Di dalam pembelajaran aktif, guru lebih banyak memosisikan dirinya sebagai fasilitator, yang bertugas memberikan kemudahan belajar (to facilitate of learnimg) kepada siswa. Di sini banyak melibatkan aktivitas siswa dalam mengakses berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya. Di dalam pembelajaran kreatif guru memotivasi dan memunculkan kreativitas siswa selama pembelajaran berlangsung dengan melalui pembelajaran yang efektif tanpa adanya rasa tertekan sehingga suasana pembelajaran menyenangkan dan hasil belajar (tujuan pembelajaran) meningkat. Pembelajaran Kreatif adalah kemampuan untuk menciptakan, mengimajinasikan, melakukan inovasi, dan melakukan hal-hal yang artistik lainnya (Iif Khoiru Ahmadi, M.Pd &Sofan Amri, Spd, 2011 : 3) Oleh karena itu, berdasarkan masalah di atas maka peneliti berupaya untuk melaksanakan penelitian dengan judul Penerapan PAIKEM Dalam Meningkatakan Hasil Belajar Siswa Tentang masalah-masalah sosial di kelas IV SDN Cingeunah.

5 Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan PAIKEM pada konsep masalahmasalah sosial B. RUMUSAN MASALAH Setiap penelitian diawali dengan adanya masalah.oleh karena itu, masalah penelitian masalah penelitian harus dirumuskan dengan sejelasjelasnya agar mempermudah komponen penelitian lainya. Dengan ini peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana proses pembelajaran menggunakan pendekatan PAIKEM dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa pada konsep masalahmasalah sosial di kelas IV SDN Cingeunah Kec. Mancak Tahun 2012-2013? 2. Bagaimana hasil pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PAIKEM dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep masalah-masalah sosial di kelas IV SDN Cingeunah Kec. Mancak Tahun 2012-2013?

6 C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah: 1. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa pada konsep masalahmasalah sosial di kelas IV SDN Cingeunah Kec. Mancak Tahun 2012-2013 dengan menggunakan pendekatan PAIKEM. 2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada konsep masalah-masalah sosial di kelas IV SDN Cingeunah Kec. Mancak Tahun 2012-2013 dengan menggunakan pendekatan PAIKEM. D. MANFAAT PENELITIAN Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat baik untuk peneliti, guru ataupun siswa. Manfaat penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut : a. Bagi peneliti dapat memberikan pengalaman yang sangat berharga dalam meningkatkan pemahaman tentang Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. b. Bagi guru dapat menambah wawasan dan keterampilan dalam meramcang dan mengaplikasikan model pendekatan Paikem pada pembelajaran IPS di sekolah dasar. c. Bagi siswa melalui Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa sehingga mencapai hasil belajar yang optimal.

7 E. DEFINISI ISTILAH a. Pengertian PAIKEM Istilah PAIKEM merupakan akronim dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan. Pembelajaran Aktif, yang dimaksud dengan pembelajaran harus menumbuhkan suasana sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Pembelajaran Inovatif, yang dimaksud dengan pembelajaran inovatif merupakan proses pemaknaan atas realitas kehidupan yang dipelajari. Makna itu hanya bisa dicapai jika pembelajaran dapat memfasilitasi kegiatan belajar yang memberi kesempatan kepada peserta didik menemukan sesuatu melalui aktifitas belajar yang dilakoninya. Pembelajaran Kreatif, yang dimaksud dengan pembelajaran kreatif harus menumbuhkan pemikiran kritis, karena dengan pemikiran seperti itulah kreativitas bisa dikembangkan. Pemikiran kritis adalah pemikiran reflektif dan produktif yang melibatkan evaluasi bukti. Kreativitas adalah kemampuan berfikir tentang sesuatu dengan cara baru.

8 Pembelajaran Efektif, yang dimaksud dengan Pembelajaran efektif adalah merujuk pada berdaya dan berhasil guna seluruh komponen pembelajaran yang diorganisir untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran efektif mencakup keseluruhan tujuan pembelajaran baik yang berdimensi mental, fisik, maupun sosial. Pembelajaran Menyenangkan, yang dimaksud dengan pembelajaran menyenangkan adalah pembelajaran dengan suasana socio emotional climate positif. Maksudnya keberhasilan yang indikatornya makin lama seseorang belajar, maka makin tertarik dia mempelajari sesuatu atau makin dia perdalam. b. Hasil Belajar yang dimaksud dengan Hasil belajar adalah bentuk nyata perubahan yang didapat oleh siswa mulai dari perubahan tingkah laku dalam aspek pengetahuan, keterampilan atau sikap. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan-keterampilan. Hasil belajar berupa : Informasi verbal yaitu kapasitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan.

9 Keterampilan Intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis fakta- konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan.keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktifitas kognitif bersifat khas. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktifiitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan ekstrernalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku. c. Masalah Sosial di Sekitar Kita Ada banyak sekali masalah sosial di lingkungan sekitar kita. Yang dimaksud dengan masalah sosial adalah masalah kependudukan, keamanan, sampah, kebakaran, pencemaranlingkungan, rusaknya atau buruknya fasilitas umum, perilaku tidak disiplin, penyalahgunaan narkoba, pemborosan energi, dan kelangkaan barang kebutuhan.

10 Masalah sosial merupakan masalah yang terjadi di masyarakat. Masalah sosial merupakan suatu keadaan di masyarakat yang tidak normal atau tidak semestinya. Masalah sosial dapat terjadi di mana saja. Misalnya di lingkungan rumah atau keluarga, perkampungan, perkotaan, pedesaan, maupun dalam suatu Negara. Mengapa masalah sosial bisa timbul? Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan kenyataan yang ada. d. Pembelajaran IPS Kurikulum pendidikan IPS tahun 1994 merupakan fusi dari berbagai disiplin ilmu. Yang dimaksud dengan pembelajaran Pendidikan IPS lebih menekankan pada aspek pendidikan daripada transfer konsep, karena dalam pembelajaran pendidikan IPS siswa diharapkan memperolah pemahaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral, dan keterampilannya berdasarkan konsep yang telah dimilikinya. Dengan demikian, pembelajaran pendidikan IPS harus diformulasikan pada aspek kependidikannya.

11