Uji Kualitas Mikrobiologis Pada Makanan Jajanan di Kampus II Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar

dokumen-dokumen yang mirip
INTISARI ANALISIS KUANTITATIF BAKTERI ESCHERICIA COLI PADA ES TEH YANG DIJUAL DI SEPANJANG JALAN TARAKAN KOTA BANAJARMASIN

I. PENDAHULUAN. sebagai kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari

ANALISIS COLIFORM PADA MINUMAN ES DAWET YANG DIJUAL DI MALIOBORO YOGYAKARTA

KUALITAS MIKROBIOLOGIS NASI BUNGKUS DITINJAU DARI JUMLAH TOTAL MIKROBA, COLIFORM DAN

ANALISIS KANDUNGAN TIMBAL (Pb) PADA JAJANAN PINGGIRAN JALAN KECAMATAN KOTA TENGAH KOTA GORONTALO. Oleh Zulyaningsih Tuloly NIM :

UJI BAKTERIOLOGIS SUSU KEDELAI PRODUK RUMAH TANGGA YANG DI JUAL DIPASARAN. Oleh: Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

INTISARI ANALISIS KUANTITATIF BAKTERI COLIFORM

ABSTRAK. Kiky Fitria, Pembimbing I : dr. Fanny Rahardja,M.Si. Pembimbing II : dr. Dani, M.Kes.

BAB 1 PENDAHULUAN. adanya mikroorganisme patogen pada makanan dan minuman sehingga bisa

ANALISIS MIKROBIOLOGI JAJANAN MINUMAN DI SEKITAR SEKOLAH DASAR PADA WILAYAH JEMURWONOSARI, SURABAYA

ANALISIS ASPEK MIKROBIOLOGI BAKSO BAKAR YANG DIJUAL DI KECAMATAN TAMPAN

Kata Kunci: Analisis Kuantitatif, Bakteri Coliform, Es Batu

ANALISA BAKTERI COLIFORM

JUMLAH BAKTERI COLIFORM PADA AIR BAKU DAN AIR HASIL PENGOLAHAN PDAM DI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI. Oleh. Mega Endahlestari NIM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikarenakan agar mudah mengambil air untuk keperluan sehari-hari. Seiring

IDENTIFIKASI BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA JAJANAN BAKSO TUSUK DI SEKOLAH DASAR KOTA MANADO Jilbi A. Djodjoka*, Nancy S.H. Malonda*, Maureen I.

STUDI IDENTIFIKASI KEBERADAAN Escherichia coli PADA AIR CUCIAN DAN MAKANAN KETOPRAK DI KAWASAN KAMPUS UNDIP TEMBALANG

BAB I PENDAHULUAN. Bakso merupakan makanan jajanan yang paling populer di Indonesia.

KELAYAKAN KONSUMSI BUAH PADA RUJAK DENGANN METODE MPN YANG DIJUAL DI SEKITAR KAMPUS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Makanan jajanan (street food)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

INTISARI ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF BAKTERI ESCHERICHIA COLI

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi alternatif makanan dan minuman sehari-hari dan banyak dikonsumsi

ANALISIS MUTU MIKROBIOLOGIS PADA PANGAN JAJANAN ANAK DI SD KOMPLEKS LARIANGBANGI MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, kesehatan perlu dijaga dari hal-hal

KATA KUNCI : Analisis Kuantitatif, Bakteri Coliform, Air Minum Isi Ulang

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk manusia melakukan aktivitas sehari-hari. Untuk menunjang

BAB 1 PENDAHULUAN. bila dikonsumsi akan menyebabkan penyakit bawaan makanan atau foodborne

BAB I PENDAHULUAN. harus aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan kimia

I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Makanan jajanan dapat memberikan kontribusi zat gizi dalam

ANALISIS BAKTERI E-COLI YANG TERDAPAT PADA AIR MINUM ISI ULANG TUGAS AKHIR OLEH: TRI WAHYUNI NIM

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Nurfitri Handayani 1 ; Yugo Susanto 2 ; Amaliyah Wahyuni 3

BAB I PENDAHULUAN. bisa melaksanakan rutinitasnya setiap hari(depkesri,2004).

BAB I PENDAHULUAN. dengan harga yang murah, menarik dan bervariasi. Menurut FAO (Food

INTISARI ANALISIS KUANTITATIF BAKTERI ESCHERJCHIA COLI PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI WILAYAH SUNGAI BESAR KOTA BANJARBARU

BAB 1 PENDAHULUAN. hari yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum

BAB 1 PENDAHULUAN. mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda-benda yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

sebagai vector/ agen penyakit yang ditularkan melalui makanan (food and milk

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia biasanya dibuat melalui bertani, berkebun, ataupun

PEMERIKSAAN KANDUNGAN BAKTERI Escherichia coli PADA JAJANAN BAKSO TUSUK DI PASAR TRADISIONAL KOTA PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. dari protein, karbohidrat, lemak, dan mineral sehingga merupakan salah satu

Kata Kunci: Analisis Kuantitatif, Bakteri E. Coli, Air Minum Isi Ulang

PENENTUAN TINGKAT KELAYAKAN KONSUMSI AIR ES BALOK DAN AIR ES POLAR DI WARUNG MAKAN DI SEKITAR KAMPUS UMS DITINJAU DARI JUMLAH COLIFORM FECAL

Uji Bakteriologis pada Minuman Air Tebu yang Dijual di Pinggiran Jalan Khatib Sulaiman Kota Padang

ANALISIS CEMARAN MIKROBA PADA KUE BASAH DI PASAR BESAR KOTA PALANGKA RAYA. Susi Novaryatiin, 1 Dewi Sari Mulia

IDENTIFIKASI KEBERADAAN COLIFORM DAN ESCHERICHIA COLI PADA ES JERUK KEMASAN (STUDI DI WILAYAH SEKOLAH DASAR KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG)

Bakteriologis Makanan Jajanan Pada Warung Sari Laut Di Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa

I. PENDAHULUAN. terkontaminasi baik secara bakteriologis, kimiawi maupun fisik, agar

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah individu yang berusia tahun. Masa remaja

KUALITAS MIKROBIOLOGIS MAKANAN DAN SIKAP PENJAMAH MAKANAN TENTANG HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN MAKANAN PADA KANTIN SEKOLAH DASAR DI WILAYAH

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

DETEKSI CEMARAN Escherichia coli PADA DAGING BURGER PENJUAL KAKI LIMA DI DESA KOPELMA DARUSSALAM DAN RESTORAN CEPAT SAJI DI BANDA ACEH

BAB 1 PENDAHULUAN. Air dalam keadaan murni merupakan cairan yang tidak berwarna, tidak

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan hidup manusia sehari-harinya berbeda pada setiap tempat dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas

ANALISIS KUANTITATIF BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA AIR MINUM ISI ULANG DI WILAYAH SUNGAI BESAR KOTA BANJARBARU

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Propinsi Gorontalo terdiri dari 1 Kota dan 5 Kabupaten dalam luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. untuk dikonsumsi. Maka dari itu, dalam hal ini higienitas sangat berperan penting

A. Latar Belakang Masalah

UJI BAKTERIOLOGIS JAJANAN MINUMAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN PADANG TIMUR

Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada. Program Studi Pendidikan Biologi. Diajukan Oleh : TAUFIQ SATRIA MUKTI A

BAB I PENDAHULUAN. mengandung air, tubuh manusia mengandung air kira-kira sebanyak 60%.Tubuh

ANALISA BAKTERI COLIFORM DAN IDENTIFIKASI ESCHERICHIA COLI PADA SOP BUAH YANG DIJUAL DI JALAN DR MANSUR MEDAN TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. atau hambatan, antara lain dalam bentuk pencemaran. Rumus kimia air

Isu Pengelolaan Higiene Sanitasi

ANALISIS BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA AIR SUMUR YANG AKAN DIGUNAK SEBAGAI AIR MINUM TUGAS AKHIR OLEH: PUTRI M. MANURUNG NIM

GAMBARAN JUMLAH ANGKA KUMAN DAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA PIRING DI RUMAH MAKAN PASAR SERASI KOTA KOTAMOBAGU TAHUN 2015 Cindy Stevani Sape

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Makanan merupakan salah satu dari tiga unsur kebutuhan pokok manusia,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

ASPEK MIKROBIOLOGIS DAGING AYAM BEKU YANG DILALULINTASKAN MELALUI PELABUHAN PENYEBERANGAN MERAK MELANI WAHYU ADININGSIH

ABSTRAK UJI KEBERADAAN BAKTERI COLIFORM DALAM AIR MINUM ISI ULANG PADA 5 DEPOT PENGISIAN DI SEKITAR RUMAH SUSUN SARIJADI

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia (Sumantri, 2010).

Kata Kunci :Ronto, jumlah mikroba, kadar air, kadar garam

BAB I PENDAHULUAN. kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi-segi yang ada pengaruhnya

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI VIROLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan hak

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologi pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ancaman penyakit yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi khususnya

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli PADA JAJANAN ES BUAH YANG DIJUAL DI SEKITAR PUSAT KOTA TEMANGGUNG

BAB III METODE PENELITIAN. C), 6 gerobak pangsit (gerobak pangsit D, E, F, G,H dan I). Penelitian ini

Oktavia Candra Susanti, Eni Purwani. Program Studi Gizi Universitas Muhammadiyah Surakarta Jalan Ahmad Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikonsumsi akan semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan bukan lagi

BAB I PENDAHULUAN. dirumah atau di tempat berjualan dan disajikan dalam wadah atau sarana penjualan di

EVALUASI JUMLAH BAKTERI KELOMPOK KOLIFORM PADA SUSU SAPI PERAH DI TPS CIMANGGUNG TANDANGSARI

GAMBARAN ANGKA KUMAN DAN BAKTERI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Letusan penyakit akibat pangan (food borne diseases) dan kejadiankejadian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR MINUM ISI ULANG PADA TINGKAT PRODUSEN DI KABUPATEN BADUNG

BAB I PENDAHULUAN. bersih. 4 Penyakit yang menonjol terkait dengan penyediaan makanan yang tidak

I. PENDAHULUAN. dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pendatang terutama pelajar. mencapai Rp /galon (Athena, 2004).

bahan baku es balok yang aman digunakan dalam pengawetan atau sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam makanan secara tidak sengaja (Fathonah, 2005). Faktorfaktor

Transkripsi:

ISSN 2302-1616 Vol 3, No. 2, Desember 2015, hal 119-123 Uji Kualitas Mikrobiologis Pada Makanan Jajanan di Kampus II Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar LASINRANG ADITIA 1, CUT MUTHIADIN 1 1 Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar Jl. Sultan Alauddin No. 36 Samata, Kab. Gowa, 92113, Indonesia email: lasinrang.aditia@gmail.com ABSTRACT This study aimed to determine the microbiological quality of street food at campus II State Islamic University (UIN) Alauddin Makassar. This descriptive research describes contaminant Coliform bacteria and Escherichia coli in a sample street food in Campus II UIN Alauddin Makassar through Microbiological test. Counting the number of Coliform bacteria found in street food and Escherichia coli found in snack through methods Coliform MPN (Most Probable Number). The research was conducted at the Center for Health Laboratory Makassar (BBLK). These results obtained for Coliform MPN showed that levels of total Coliform bacteria were highest in Siomay code C = > 1,100 Coliform/g, this means that the sample does not qualify because it is not in accordance with the National Standards Board and ISO-7388-2009 the maximum limit value = 10 Coliform MPN/g. In Siomay code A = 240 Coliform/g, Batagor code B = 1.100 Coliform/g, and meatball code D = > 1,100 Coliform/g. Thus, it was concluded that this value is generally illustrates that coliform bacteria content in snack foods sold in the Campus II UIN Alauddin Makassar, low quality and already exceeds the threshold required quality standard that is healthy and nutritious food for our body. The MPN of Escherichia coli showed that the total levels of Escherichia coli are the highest in Siomay code C = > 1,100 E. coli/g, this means that the sample does not qualify because it is not according to the National Standardization Agency and SNI 7388-2009 which limits Escherichia coli MPN maximum value = < 3 E. coli/g. In Siomay code A = 240 E.coli/g, Batagor code B = 3,6 E. coli/g, and meatball code D => 120 E. coli/g. Thus, it was concluded that this value is generally illustrates that the content of Escherichia coli in street food sold in the Campus II UIN Alauddin Makassar, low quality and already exceeds the threshold. Keywords: Coliform, Escherichia coli, microbiological quality, Most Probable Number (MPN) PENDAHULUAN Makanan merupakan salah satu dari tiga unsur kebutuhan pokok manusia, selain kebutuhan sandang dan papan. Sandang dan papan menjadi kebutuhan pokok manusia karena keduanya berguna untuk memberi perlindungan bagi tiap manusia dalam menjalani proses kehidupan pribadinya maupun dalam hubungan interaksi sosial satu dengan yang lain (Sari, 2003). Sementara makanan merupakan sumber energi dan gizi bagi manusia untuk bisa melaksanakan aktivitasnya sehari-hari. Tanpa makanan, manusia tidak memiliki tenaga untuk bisa melaksanakan berbagai rutinitasnya setiap hari. Akan tetapi makanan-makanan tersebut mungkin saja dapat menjadi penyebab terjadinya gangguan dalam tubuh kita sehingga kita jatuh sakit (Santoso, 1999). Makanan jajanan merupakan makanan yang telah siap untuk dimakan dan yang terlebih dahulu dimasak di tempat produksi dan dijual di tempat umum seperti di pasar, sekolah, kampus dan tempat umum lainnya (Hartini, 2011). Berdasarkan jenisnya makanan jajanan dapat dibedakan atas makanan kecil ( snack) seperti martabak, pisang gorenng dan lain-lain sedangkan makanan utama seperti mie, bakso, gado-gado dan lain-lain. Kelompok yang terakhir adalah minuman, Winarno (1987) dalam Prosiding Seminar Nasional PATPI (2008). Salah satu cara untuk memelihara kesehatan adalah dengan mengkonsumsi makanan yang aman, yaitu dengan memastikan bahwa makanan tersebut dalam

LASINRANG ADITIA, CUT MUTHIADIN Biogenesis 120 keadaan bersih dan terhindar dari penyakit (Kusmayadi, 2007). Kualitas makanan dapat dilihat dari indikator mikrobiologi, fisik, dan kimianya. Kehadiran bakteri Coliform merupakan indikator biologi adanya kontaminasi feses terhadap makanan (Sahdan, 2010). Apabila pada bahan pangan terdapat Coliform, berarti bahan pangan tersebut telah tercemar oleh kotoran manusia. Bahan pangan ini kemungkinan juga mengandung bakteribakteri patogen yang berasal dari kotoran tersebut. Cemaran oleh bakteri Coliform tidak dikehendaki, baik ditinjau dari nilai estetika, kebersihan, maupun kemungkinan terjadi infeksi yang berbahaya. Jika didalam 750 ml sampel terdapat >1100 bakteri Coliform, memungkinkan terjadinya penyakit yang pada keadaan tertentu dapat mengalahkan mekanisme pertahanan tubuh, antara lain dapat menyebabkan diare, dan infeksi-infeksi lainnya. Salah satu anggota kelompok Coliform adalah Escherichia Coli. Karena Escherichia coli adalah bakteri Coliform yang ada pada kotoran manusia, maka Escherichia coli sering disebut sebagai Coliform fecal. Kualitas mikrobiologi makanan jajanan dapat ditentukan berdasarkan nilai MPN Coliform, nilai MPN Coliform fekal, dan jumlah koloni Escherichia coli. Berdasarkan keputusan Dirjen BPOM No. 7388/B/SK/VII/2009 tentang batas maksimum cemaran mikroba dalam makanan yaitu angka lempeng total (ALT) (10 5 kol/g) dan MPN (10 kol/g) (BPOM, 2009). Kasus keracunan makanan di berbagai daerah di Indonesia sering diberitakan di media massa, hal ini sesuai dengan data Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) menunjukkan pada tahun 2008 jumlah korban keracunan pangan Indonesia mencapai 25.268 orang dengan jumlah kasus sebanyak 8.943 kasus. Sementara di tahun 2009, jumlah korban berkurang menjadi 7.815 orang dengan jumlah kasus sebanyak 3.239 kasus. Data 2009 menyebutkan, Indonesia masih menjadi negara 10 tertinggi pasien diare yang akhirnya meninggal. Data BPOM RI pada 2011 menunjukkan terjadi 128 kejadian luar biasa (KLB) keracunan pangan di Indonesia. Dari jumlah tersebut, 38 KLB atau 29,69 % diakibatkan cemaran mikroba, sedangkan 19 KLB atau 14,84 % akibat cemaran bahan kimia. Sumber makanan yang disebut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebagai Pangan Tidak Memenuhi Syarat (TMS) ini kebanyakan tercemar mikroba, 66 % pada 2012 dan mengalami peningkatan menjadi 76 % pada 2013. Salah satu sumber makanan yang berpotensi tercemar mikroba Coliform adalah makanan jajanan karena jajanan merupakan makanan dan minuman yang dipersiapkan dan dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan dan tempat-tempat keramaian umum lainnya yang langsung dimakan dan dikonsumsi tanpa pengolahan dan persiapan semestinya. Kegemaran masyarakat akan jajan atau mengkonsumsi makanan ringan membuka peluang usaha bagi produsen dan semakin tingginya tingkat kegemaran akan jajan ditunjukkan dengan maraknya makanan jajanan yang dijual dan semakin beragam jenis makanan yang dijual termasuk di lingkungan Kampus II Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kualitas mikrobiologis makanan jajanan di kampus II Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar. METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif yang menggambarkan cemaran bakteri Coliform dan Escherichia coli pada sampel makanan jajanan di Kampus II Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar melalui uji Mikrobiologis. Menghitung jumlah Bakteri Coliform yang terdapat pada makanan jajanan melalui metode MPN Coliform ( Most Probable Number) dan menghitung jumlah Bakteri Escherichia coli yang terdapat pada makanan jajanan melalui metode MPN. Escherichia coli (Most Probable Number). Penelitian ini dilaksanakan di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar (BBLK) menggunakan metode MPN dari uji penduga (presumptive

Vol 3, Desember 2015 Biogenesis 121 test), Uji Penguat (Confirmed test), hingga Uji kepastian (Completed test) untuk pengamatan Escherichia coli pada media Endo Agar dan melakukan pengujian sebanyak tiga kali pada tiap sampel yang dengan hari pengambilan yang berbeda. HASIL Tabel 1. Rata-rata nilai MPN Coliform dan MPN Escherichia coli pada semua sampel makanan jajanan Kode Sampel Pengambilan I Pengambilan II Pengambilan III A 3,6 0 9,2 0 240 240 B 93 0 3,6 3,6 1.100 0 C > 1.100 1.100 > 1.100 > 1.100 460 460 D > 1.100 120 0 0 0 0 Keterangan: Kode sampel A: Siomay Fakultas Sains dan Teknologi; Kode sampel B: Batagor Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam; Kode sampel C: Siomay Bundarn Perpustakaan; Kode sampel D: Bakso Poliklinik UIN Alauddin Makassar Gambar 1. Rata-rata nilai MPN Coliform pada semua sampel makanan jajanan Gambar 2. Rata-rata nilai MPN E. coli pada semua sampel makanan jajanan

LASINRANG ADITIA, CUT MUTHIADIN Biogenesis 122 PEMBAHASAN Adapun rata-rata nilai MPN Coliform pada semua sampel makanan jajanan yaitu pada sampel siomay kode A pengambilan I = 3,6, pengambilan II = 9,2, dan pengambilan III = 240. Hasil pada sampel siomay kode A ini menunjukkan adanya peningkatan jumlah cemaran bakteri Coliform pada tiap pengambilan mulai dari pengambilan I sampai dengan pengambilan III, berarti sampel ini pada pengambilan I dan II layak dikonsumsi karena telah memenuhi syarat oleh Badan Standarisasi Nasional dan SNI-7388-2009 yaitu batas maksimum nilai MPN Coliform = 10, namun pada pengambilan III sampel ini tidak layak dikonsumsi karena tidak sesuai dengan BSN dan SNI-7388-2009. Pada sampel batagor kode B pengambilan I = 93, pengambilan II = 3,6, dan pengambilan III = 1.100. Hasil pada sampel batagor kode B ini menunjukkan adanya peningkatan jumlah cemaran bakteri Coliform pada tiap pengambilan mulai dari pengambilan I sampai dengan pengambilan III walaupun terjadi penurunan dari pengambilan I sampai II namun jumlahnya kembali meningkat setelah pengambilan III, hal ini disebabkan oleh kurangnya tingkat higiene dan sanitasi dari proses pengolahannya. Pada sampel siomay kode C pengambilan I = > 1.100, pengambilan II = > 1.100, dan pengambilan III = 460. Hasil pada sampel siomay kode C ini menunjukkan bahwa sampel C ini tidak layak dikonsumsi karena tidak sesuai dengan BSN dan SNI-7388-2009. Dan pada sampel bakso kode D pengambilan I = > 1.100, pengambilan II = 0, dan pengambilan III = 0. Hasil pada sampel bakso kode D ini tidak menunjukkan adanya peningkatan jumlah cemaran bakteri Coliform dari pengambilan I sampai dengan pengambilan III tapi menunjukkan penurunan drastis jumlah cemaran bakteri Coliform dari pengambilan I yaitu > 1.100 dan pengambilan selanjutnya yaitu II dan III jumlahnya adalah 0, berarti sampel ini pada pengambilan II dan III layak dikonsumsi karena telah memenuhi syarat sesuai dengan BSN dan SNI-7388-2009, namun pada pengambilan I sampel ini tidak layak dikonsumsi karena tidak memenuhi syarat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan bakteri Coliform tertinggi ditemukan pada sampel siomay kode C dengan jumlah bakteri yaitu >1.100, sedangkan paling terendah tingkat kontaminasi bakteri Coliform adalah pada sampel bakso kode D dengan jumlah bakteri yaitu 0 pada pengambilan II dan III. Adanya bakteri Coliform di dalam makanan menunjukkan kemungkinan adanya mikroba yang bersifat enteropatogenik dan toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan (Purbowarsito, 2011). Sedangkan rata-rata nilai MPN Escherichia coli pada semua sampel makanan jajanan yaitu pada sampel siomay kode A pengambilan I = 0 E. coli/gram, pengambilan II = 0 E. coli/gram, dan pengambilan III = 240 E. coli/gram. Hasil pada sampel siomay kode A ini menunjukkan tidak adanya jumlah cemaran bakteri E.coli pada tiap pengambilan I dan II, namun pada pengambilan III terjadi peningkatan yaitu 240 E. coli/gram, berarti sampel ini pada pengambilan I dan II telah memenuhi syarat sesuai dengan BSN dan SNI- 7388-2009 yaitu batas maksimum nilai MPN Escherichia coli = < 3 E. coli/gram, namun pada pengambilan III sampel ini tidak layak dikonsumsi tidak sesuai dengan syarat BSN dan SNI-7388-2009. Pada sampel batagor kode B pengambilan I = 0 E. coli/gram, pengambilan II = 3,6 E. coli/gram, dan pengambilan III = 0 E. coli/gram. Hasil pada sampel batagor kode B ini menunjukkan tidak adanya jumlah cemaran bakteri E. coli pada pengambilan I dan III, namun pada pengambilan II terjadi peningkatan yaitu 3,6 E. coli/gram, berarti sampel ini pada pengambilan I dan III layak dikonsumsi, namun pada pengambilan II sampel ini tidak layak dikonsumsi karena tidak sesuai dengan BSN dan SNI-7388-2009. Pada sampel siomay kode C pengambilan I = 1.100 E. coli/gram, pengambilan II = > 1.100 E. coli/gram, dan pengambilan III = 460

Vol 3, Desember 2015 Biogenesis 123 E. coli/gram. Hasil pada sampel siomay kode C ini menunjukkan adanya peningkatan jumlah cemaran bakteri E. coli pada semua pengambilan tidak layak dikonsumsi karena tidak sesuai dengan BSN dan SNI-7388-2009. Tingginya tingkat kontaminasi ini disebabkan oleh kurangnya tingkat higien dan sanitasi dari proses pengolahan sampai proses penjualan makanan jajanan ini. Dan pada sampel bakso kode D pengambilan I = 120 E. coli/gram, pengambilan II = 0 E. coli/gram, dan pengambilan III = 0 E. coli/gram. Hasil pada sampel bakso kode D ini tidak menunjukkan bahwa sampel pengambilan I tidak layak untuk dikonsumsi jumlah cemaran bakteri E. coli berada di atas ambang yang disyaratkan oleh BSN dan SNI-7388-2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan bakteri E. coli tertinggi ditemukan pada sampel siomay kode C dengan jumlah bakteri yaitu >1.100, sedangkan paling terendah tingkat kontaminasi bakteri E. coli adalah pada sampel bakso kode D dengan jumlah bakteri yaitu 0 E. coli /gram pada pengambilan II dan III. Pada penelitian Djaja (2003) disebutkan bahwa kontaminasi Coliform dan Escherichia coli pada pedagang kaki lima disebabkan karena kontaminasi bahan makanan (51,8%), kontaminasi pewadahan (18,8%), kontaminasi air (18,8%), kontaminasi makanan disajikan (18,8%), kontaminasi tangan (12,9%) dan kontaminasi makanan matang (10,6%). Dalam hal ini, terjadinya kontaminasi Escherichia coli pada makanan jajanan dapat disebabkan oleh hal diatas. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kandungan bakteri Coliform pada makanan jajanan yang dijual di Kampus II UIN Alauddin Makassar, kualitasnya rendah dan sudah melebihi ambang batas baku mutu Badan Standarisasi Nasional dan SNI-7388-2009 yaitu batas maksimun nilai MPN Coliform = 10. Begitu pula kandungan bakteri Escherichia coli pada makanan jajanan yang dijual di Kampus II UIN Alauddin Makassar, kualitasnya rendah dan sudah melebihi ambang batas baku mutu Badan Standarisasi Nasional dan SNI-7388-2009 yaitu batas maksimum nilai MPN Escherichia coli = < 3. DAFTAR PUSTAKA BPOM RI. 2008. Info POM Badan Pengawas Obat dan Makanan. Jakarta: Badan POM RI. vol. 9(2):1. BPOM RI. 2005. Gerakan Menuju Obat dan Makanan yang Aman. http//www.bpom.com. Diakses Maret 2014. BPOM RI. 2009. Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba Dan Kimia Dalam Makanan. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.00.06.1.52.4011. Jakarta: BPOM. Djaja IM. 2003. Kontaminasi E. coli pada makanan dari tiga jenis tempat pengelolaan makanan (TPM) di jakarta selatan. Jurnal Makara Kesehatan. vol. 12. hal 36-41. Hartini PB. 2011. Studi Keamanan Mikrobiologi Makanan jajanan Di Kantin Falesa-Institut Pertanian Bogor. [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Kusmayadi A, Sukandar D. 2007, Cara Memilih dan Mengolah Makanan untuk Perbaikan Gizi Masyarakat. Special Programme for Food Security: Asia Indonesia. http://www.deptan.go.id. Diakses Maret 2014. Purbowarsito H. 2011. Uji Bakteriologis Air Sumur Di Kecamatan Semampir Surabaya. [Skripsi]. Surabaya: Universitas Airlangga. Sahdan, N. 2010. Analisis Bakteri Coliform Pada Jajanan Anak Sekolah SD Inpres Bontomanai Makassar. [Skripsi]. Makassar: Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar. Sari DM. 2003. Studi Keamanan Mikrobiologi dan Cemaran Logam Berat (Pb dan Cu) Makanan Jajanan Di Bursa Kue Subuh Pasar Senen, Jakarta Pusat. [Skripsi]. Bogor: Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumber daya Keluarga Institut Pertanian Bogor.