GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KLIEN TENTANG CARA PERAWATAN HIPERTENSI BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI POLIKLINIK DALAM RS RAJAWALI BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Care Vol. 4, No.3, Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA HIPERTENSI PRIMER TERHADAP HIPERTENSI

BAB I PENDAHULUAN. tekhnologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MELITUS TENTANG PENANGANANNYA DI RUMAH SAKIT PAHLAWAN MEDICAL CENTER KANDANGAN, KAB

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya angka harapan hidup penduduk Indonesia (BPS, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi bisa diumpamakan seperti pohon yang terus. Hipertensi yang didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik (SBP, 140

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI

2014 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG HIPERTENSI DI RW 05 DESA DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR KEPATUHAN DIIT LANJUT USIA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA MARGOSARI PENGASIH KULON PROGO YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

Prosiding Farmasi ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SAMSUL BAHRI. :Tingkat Pengetahuan, Diabetes Millitus, Kepatuhan Diet rendah glukosa

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan adalah metode survey cross sectional yaitu suatu

HUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MAKANAN BERKALSIUM DI PANTI WREDHA X YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, karena dalam jangka panjang peningkatan tekanan darah yang

ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya

PERBEDAAN PERILAKU POST OPERASI PADA PASIEN FRAKTUR YANG MENDAPATKAN KONSELING DAN YANG TIDAK MENDAPATKAN KONSELING PRE OPERASI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETAATAN BEROBAT DENGAN DERAJAT SISTOLE DAN DIASTOLE PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS SUKAMERINDU KOTA BENGKULU

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

Jurnal Kesehatan Kartika 7

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke

PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT GASTRITIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD

Disusun Oleh : MIA JIANDITA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jurnal Keperawatan, Vol.1 No.1, Januari

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. pada abad ini. Dijelaskan oleh WHO, di dunia penyakit tidak menular telah

KOSALA JIK. Vol. 1 No. 2 September 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009

BAB 1 : PENDAHULUAN. mobilitas, perawatan diri sendiri, interaksi sosial atau aktivitas sehari-hari. (1)

BAB I PENDAHULUAN. Prevention (CDC) memperkirakan jumlah penderita hipertensi terus

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia.

Jurnal Kesehatan Masyarakat

INTISARI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PERILAKU PENGOBATAN DENGAN TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD DR.

I. PENDAHULUAN. akan mencapai lebih dari 1,5 milyar orang (Ariani,2013). Hipertensi telah

GAMBARAN FAKTOR PASANGAN DAN FAKTOR KESEHATAN ASEPTOR KB SUNTIK DI WILAYAH KELURAHAN MEDONO KOTA PEKALONGAN

BAB V PEMBAHASAN. infark miokard dilaksanakan dari 29 Januari - 4 Februari Penelitian ini

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 e-issn : p-issn :

BAB 1 PENDAHULUAN. prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi

Pengaruh Pendidikan Kesehatan 1

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TERHADAP DIET HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

82 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di

Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner di RSI SITI Khadijah Palembang

BAB I PENDAHULUAN. terkadang tidak disadari penderitanya sebelum memeriksakan tekanan

KORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif deskriptif yaitu penelitian yang tidak. memberikan intervensi kepada objek dan hanya mewawancarai.

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR KEPATUHAN DIET LANJUT USIA PENDERITA HIPERTENSI

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NEONATUS DI PUSKESMAS II KARANGASEM BALI TAHUN 2013

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT RENDAH GARAM PADA PASIEN HIPERTENSI DI KAMPUNG MEKAR SARI KABUPATEN TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

Transkripsi:

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KLIEN TENTANG CARA PERAWATAN HIPERTENSI BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI POLIKLINIK DALAM RS RAJAWALI BANDUNG Dwi Hastuti dan Siska Lestari ABSTRACT High blood pressure (hypertension) is medical condition where happened increasing of blood pressure by chronic. Survey risk factor of disease kardiovaskular by project WHO in Jakarta, showing number prevalensi high hypertension. According to annual report got in polyclinic in Rajawali Hospital which medicinize to polyclinic in januari-maret as much 221 people, from data got that still a lot of client having knowledge and attitude of hypertension treatment which less, and no one have done research. Method used by is Descriptive method. Sum up the sampel as much 42 people, by using way of purposive sampling. Data obtained by alloting kuesioner and analysis by using computer. From 42 responden altogether experience of the hypertension. having knowledge less with the age > 50 year as much 66,7%, knowledge less with the have gender woman as much 57,7%, and knowledge less according to education as much 57,1%. Having positive attitude with the age 61,9%, positive attitude with the have gender woman as much 65,4%, and positive attitude with the education storey;level as much 57,1%. From this research result depict that at hypertension patient have the different attitude and knowledge. This matter proven to 42 responden by umur>50 year as much 66,7%, knowledge less with the have gender woman as much 57,7%, and knowledge less according to education as much 57,1%. Having positive attitude with the age 61,9%, positive attitude with the have gender woman as much 65,4%, and positive attitude with the education storey;level as much 57,1%. This matter menunjukan that age > 50 year of function of body organ will lost ground. Keyword : Descriptive, Knowledge, Attitude, Hypertension ABSTRAK Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis dimana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Survey faktor resiko penyakit kardiovaskuler oleh proyek WHO di Jakarta, menunjukkan angka prevalensi hipertensi tinggi. Menurut laporan tahunan yang didapat di poliklinik dalam Rumah Sakit Rajawali yang berobat ke poliklinik pada bulan januari-maret sebanyak 221 orang, dari data yang didapat bahwa masih banyak klien yang mempunyai pengetahuan dan sikap perawatan hipertensi yang kurang, dan belum ada yang melakukan penelitian. Metode yang digunakan adalah metode Deskriptif. Jumlah sampel sebanyak 42 orang, dengan menggunakan cara purposive sampling. Data diperoleh dengan cara membagikan kuesioner dan di analisis dengan menggunakan komputer. Dari 42 responden yang diteliti semuanya mengalami hipertensi. Yang mempunyai pengetahuan kurang dengan umur >50 tahun sebanyak 66,7%, pengetahuan kurang dengan berjenis kelamin perempuan sebanyak 57,7%, dan pengetahuan kurang menurut pendidikan sebanyak 57,1%. Yang mempunyai sikap positif dengan umur 13 orang 61,9%, sikap positif dengan berjenis kelamin perempuan sebanyak 65,4%, dan sikap positif dengan tingkat pendidikan sebanyak 57,1%. Dari hasil penelitian ini menggambarkan bahwa pada pasien hipertensi mempunyai pengetahuan dan sikap yang berbeda. Hal ini terbukti terhadap 42 responden dengan umur>50 tahun sebanyak

66,7%, pengetahuan kurang dengan berjenis kelamin perempuan sebanyak 57,7%, dan pengetahuan kurang menurut pendidikan sebanyak 57,1%.yang mempunyai sikap positif dengan umur 61,9%, sikap positif dengan berjenis kelamin perempuan sebanyak 65,4%, dan sikap positif dengan tingkat pendidikan sebanyak 57,1%. Hal ini menunjukan bahwa usia >50 tahun fungsi organ-organ tubuh akan mengalami kemunduran Kata Kunci : Deskriptif, Pengetahuan, Sikap, Hipertensi A. PENDAHULUAN Penyakit hipertensi sering disebut sebagai the silent disease. Umumnya penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Penyakit ini dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang siapa saja dari berbagai kelompok umur dan kelompok sosial ekonomi. Adapun Faktor pemicu hipertensi dapat dibedakan atas yang tidak dapat di kontrol (seperti keturunan, jenis kelamin, dan umur) dan dapat di kontrol (seperti kegemukan, kurang olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan garam). Hipertensi dapat di cegah dengan pengaturan pola makan yang baik dan aktivitas fisik yang cukup (http: //www/depkes.go.id/index.php). Di seluruh dunia, hipertensi merupakan masalah yang besar dan serius. Disamping karena prevalensinya yang tinggi dan cenderung meningkat di masa yang akan datang. Prevalensi hipertensi di Indonesia yang ditentukan berdasarkan kriteria ambang hipertensi (borderline hypertention) yaitu tekanan darah dengan rentang antara 140/90-159/94 mmhg, diperkirakan 4,8-18,8%. Menurut pengamatan WHO, selama 10 tahun terakhir, terlihat bahwa jumlah penderita hipertensi yang dirawat di berbagai rumah sakit di Semarang meningkat lebih dari 10 kali lipat (http://www.tempo.co.id/medika.di peroleh tanggal 28 maret 2007). Pengetahuan mempengaruhi proses berfikir didukung oleh kemahiran kognitif yang dapat membentuk sikap dari individu, dari sikap inilah yang dapat dihubungkan dengan terjadinya penyakit Hipertensi, karena dengan sikap, pola hidup, dan kebiasaan yang buruk merupakan faktor resiko penyebab terjadinya penyakit hipertensi. Rumah Sakit Rajawali, merupakan salah satu Rumah Sakit dikota Bandung yang memiliki keunggulan dalam menangani penyakit jantung. Ada pun data yang terkena penyakit hipertensi pada tahun 2006-2007.

Tabel 1. Jumlah Persentase Penderita Penyakit Dalam di Poliklinik Penyakit Dalam RS Rajawali Pada Bulan Januari- Maret Tahun 2007 No Penyakit Akut Jumlah penderita % 1 2 3 4 5 Diabetes Melitus Hipertensi Dispepsia UTI Astma 242 orang 221 orang 121 orang 60 orang 33 orang 35,75% 32,64% 17,87% 8,86% 4,87% Jumlah 677 orang 100 (Sumber Rekaman medik Rumah Sakit Rajawali Bandung, 2007) Menurut data yang didapat dari Poliklinik Penyakit Dalam RS. Rajawali tahun 2006-2007 hipertensi berada pada posisi yang kedua setelah Diabetes Melitus dengan jumlah 32,64%. Hasil data diatas, angka kejadian hipertensi masih cukup tinggi, berdasarkan studi pendahuluan dari lima pasien penderita hipertensi, dua dari penderita hipertensi menyatakan bahwa hipertensi itu adalah suatu penyakit yang tekanan darahnya biasanya diatas 140/90 mmhg dan tahu cara perawatannya, sedangkan yang lainnya tidak tahu tentang penyakit hipertensi dan tidak tahu cara perawatannya. Berdasarkan hal tersebut diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana gambaran pengetahuan dan sikap klien tentang cara perawatan hipertensi berdasarkan karakteristik di Poliklinik Penyakit Dalam RS Rajawali Bandung Tahun 2007? Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Diketahuinya karakteristik umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan tentang cara perawatan hipertensi 2. Diketahuinya pengetahuan tentang cara perawatan hipertensi 3. Diketahuinya sikap tentang cara perawatan hipertensi 4. Diketahuinya pengetahuan klien tentang cara perawatan penyakit hipertensi berdasarkan Karakteristik di Poliklinik penyakit dalam RS Rajawali Bandung 5. Diketahui sikap tentang cara perawatan penyakit hipertensi berdasarkan karakteristik di poliklinik dalam RS Rajawali Bandung. B. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang

suatu keadaan secara objektif. (Notoatmodjo, 2002). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap klien hipertensi tentang perawatan penyakit hipertensi Berdasarkan Karakteristik di poliklinik penyakit dalam Rumah Sakit Rajawali. Hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah sistollik dan diastolik yang tidak normal, dimana tekanan siatolik di atas 140 mmhg dan tekanan diastolik di atas 90 mmhg (Smeltzer, 2002). Apabila seseorang memiliki pengetahuan yang baik tentang sesuatu hal, maka kemungkinan besar ia akan melakukan apa yang seharusnya dilakukan, seperti kemandirian untuk mendapatkan pelayanan kesehatan bagi penderita hipertensi. Menurut teori yang di kemukakan oleh Padmawinata, (2003), banyak hal yang mempengaruhi karakteristik individu diantaranya: faktor keturunan, usia jenis kelamin, ras, status perkawinan, pekerjaan dan kebiasaan hidup. Dalam penelitian ini karakteristik yang akan diteliti oleh penulis untuk mengetahui pengetahuan dan sikap penderita tentang perawatan hipertensi berdasarkan karakteristik (umur, jenis kelamin dan pendidikan. Faktor Predisposisi 1. Pengetahuan tentang perawatan hipertensi 2. Sikap tentang perawatan hipertensi Karakteristik Klien Umur Jenis Kelamin Pendidikan Perawatan hipertensi Faktor pendukung 1. Pelayanan Kesehatan 2. Petugas kesehatan Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggotaanggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki, oleh kelompok yang lain

(Notoatmodjo,2002). Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan perawatan hipertensi dan sikap perawatan hipertensi berdasarkan karakteristik. Tabel 2. Definisi Operasional No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Kategori Skala 1 Pengetahuan perawatan hipertensi 2 Sikap perawatan hipertensi Sesuatu yang diketahui penderita hipertensi tentang perawatan hipertensi Pendapat responden / pasien tentang perawatan hipertensi 3 Umur Lamanya hidup seseorang dari lahir sampai di wawancarai 4. Jenis Kelamin Ciri biologis yang berkaitan dengan fungsi reproduksi Kuesioner 1. Baik 76-100% 2. Cukup 56-75% 3. Kurang 55% Kuesioner Kuesioner Kuesioner 1. Positif > median 2. Negatif < median 1.30-50 tahun 2. 50 tahun 1. Pria 2. Wanita Ordinal Ordinal Nominal Nominal 5 Tingkat Pendidikan Pendidikan formal terakhir yang dicapai oleh responden berdasarkan kepemilikan ijazah terakhir Kuesioner 1. Tamat SD 2. SMP 3. SMU 4. Perguruan tinggi Ordinal Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian (Akdon, 2005). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita hipeertensi yang datang ke Poliklinik di RS. Rajawali Bandung, sebanyak 221 orang dengan rata-rata perbulan 73 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Instrument penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data. Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner yang berisi daftar pertanyaan tentang pangetahuan dan sikap klien tentang perawatan hipertensi. Untuk menunjukan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur maka dilakukan uji validitas dan reliabilitas yaitu korelasi product moment dengan nilai koefisien korelasi >(r) 0,514.

C. HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN Hasil penelitian yang dilakukan pada bulan Agustus - September 2007 di Poliklinik Penyakit Dalam RS.Rajawali Bandung yang disajikan dalam bentuk analisis univariat 1. Karakteristik Responden Dalam pengambilan data diperoleh dengan melakukan survey dan memberikan kuesioner terhadap 42 responden didapatkan hasil: Tabel 3. Distribusi Frekuensi Klien Hipertensi Berdasarkan Karakteristik di Poliklinik Dalam RS Rajawali Bandung No Variabel Kategori Frekuensi Persentase (%) 1 Umur 30-50 tahun > 50 tahun 2. Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 3. Pendidikan SD SMP SMU PT 21 21 16 26 5 12 21 4 50 50 38,1 61,9 11,9 28,6 50 9,5 Dari tabel diatas diketahui bahwa klien yang berumur 30-50 tahun dan >50 tahun sama banyak yaitu sebanyak 21 0rang (50 %). Dan diketahui klien sebagian besar berjenis kelamin perempuan yaitu 26 orang (61,9%). Dan Sebagian besar pendidikan responden adalah SMU sebanyak 21 orang (50%). 2. Pengetahuan Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Klien Tentang Cara Perawatan Hipertensi di Poliklinik Dalam RS Rajawali Bandung No Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) 1 2 3 Baik Cukup Kurang 2 14 26 4,8 33,3 61,6 Jumlah 42 100 Berdasarkan tabel diatas diketahui klien mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 26 orang (61.9%), dan pengetahuan baik sebanyak 2 orang (4,76 %).

3. Sikap Tabel 5. Distribusi Frekuensi Sikap Klien Tentang Cara Perawatan Hipertensi di Poliklinik Dalam RS Rajawali Bandung No Sikap Frekuensi Persentase (%) 1 2 Positif Negatif 25 17 59,5 40,5 Jumlah 42 100 Berdasarkan tabel diatas diketahui klien yang mempunyai Sikap Positif sebanyak 25 orang (59,5 %), Sikap Negatif sebanyak 17 orang (40,5%). 4. Gambaran Pengetahuan Klien Tentang Cara Perawatan Hipertensi Tebel 6. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Tentang Cara Perawatan Klien Hipertensi Berdasarkan Karakteristik Responden di Poliklinik Dalam RS. Rajawali Bandung Karaktertisik Responden Umur Pengetahuan Total Baik Cukup Kurang F % F % F % F % 30-50 tahun 1 4,8 8 38,1 12 57,1 21 100 >50 tahun 1 4,8 6 28,6 14 66,7 21 100 Total 2 4,8 14 33,3 26 61,9 42 100 Jenis Kelamin Laki-laki 0 0 5 31,3 11 68,8 16 100 Perempuan 2 7,7 9 34,6 15 57,7 26 100 Total 2 4,8 14 33,3 26 61,9 42 100 Pendidikan SD 1 20 0 0 4 80 5 100 SMP 1 8,3 1 8,3 10 83,3 12 100 SMU 0 0 9 42,9 12 57,1 21 100 PT 0 0 4 100 0 0 4 100 Total 2 4,8 14 33,3 26 61,9 42 100 Dari tabel diatas menunjukan klien yang memiliki pengetahuan tentang perawatan hipertensi yang berumur 30-50 tahun memiliki pengetahuan kurang 12 orang (57,1%) dan yang berumur > 50 tahun memiliki pengetahuan kurang 14 orang (66,7%).

Menurut Boobark (2005) menjelaskan bahwa Faktor lain yang dapat menjelaskan hal tersebut diatas menurunnya kecepatan respon maksimal dalam mempelajari sesuai dalam menyelesaikan dengan hal-hal tertentu dan sesudah itu sedikit demi sedikit akan menurun seiring menambahnya usia. Data yang diperoleh dari hasil penelitian bahwa 57,7% pada umumnya pengetahuan yang kurang terdapat pada jenis kelamin perempuan, sedangkan 68,8% memiliki pengetahuan kurang terdapat pada jenis kelamin laki-laki. Dilihat dari hasil penelitian diatas terlihat bahwa antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan tidak terdapat perbedaan pengetahuan yang signifikan. Hal ini tidak sesuai yang diungkapkan oleh Soemanto (2003) bahwa antara laki-laki dan perempuan tidak terdapat perbedaan dalam intelegensia. Tetapi hal ini berbeda dengan teori Notoatmodjo (2003) bahwa wanita cenderung lebih bebas mencari tahu tentang perawatan dibanding laki-laki. Dari hasil penelitian bahwa 57,1% pada umumnya pengetahuan yang kurang terdapat pada tingkat pendidikan menengah, hal ini perlu ditingkatkan, agar penderita hipertensi dapat memiliki pengetahuan tentang cara perawatan hipertensi. Menurut Notoatmodjo (2003) tingkat pendidikan yang rendah, mengakibatkan kurangnya pengetahuan penderita dalam menghadapi masalah kesehatan. Dalam hasil penelitian pengetahuan kurang dapat membentuk sikap yang positif, hal ini disebabkan karena pengetahuan kurang tidak hanya dipengaruhi oleh tingkat pendidikan saja tetapi banyak faktor yang mempengaruhi pengetahuan diantaranya adalah lingkungan, pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting dan media massa. Dari tabel diatas menunjukan klien yang berjenis kelamin laki-laki yang memiliki pengetahuan kurang 11 orang (68,8%) dan berjenis kelamin perempuan yang memiliki pengetahuan kurang 15 orang (57,7%) sedangkan yang lainnya memiliki pengetahuan cukup dan baik.

5. Gambaran Sikap Klien Tentang Cara Perawatan Hipertensi Tabel 7. Distribusi Frekuensi Sikap Tentang Cara Perawatan Pada Pasien Hipertensi Berdasarkan Karakteristik Umur Di Poliklinik Dalam RS. Rajawali Bandung Umur Karakteristik Responden Sikap Total Positif Negatif F % F % F % 30-50 tahun 13 61,9 8 38,1 21 100 >50 tahun 12 57,1 9 42,9 21 100 Total 25 59,5 17 40,5 42 100 Jenis Kelamin Laki-laki 8 50 8 50 16 100 Perempuan 17 65,4 9 34,6 26 100 Total 25 59,5 17 40,5 42 100 Pendidikan SD 2 40 3 60 5 100 SMP 7 58,3 5 41,7 12 100 SMU 12 57,1 9 42,9 21 100 PT 4 100 0 0 4 100 Total 25 59,5 17 40,5s 42 100 Dari hasil penelitian terhadap 42 responden, didapat 59,5% dengan sikap positif. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2003) bahwa sikap merupakan reaksi atau rspon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek. Rosa dan Robetson dalam Notoatmodjo (2003) mengatakan bahwa perilaku kesehatan individu cenderung dipengaruhi oleh kepercayaan orang yang bersangkutan terhadap kondisi kesehatan yang diinginkan dan dalam mengambil tindakan penyembuhan atau pencegahan. Dari hasil penelitian didapat sikap positif pada pasien hipertensi yang berumur 30-50 tahun sebanyak 13 orang (61,9%). Menurut Allport dalam (Notoatmodjo, 2003) sikap dapat juga disebabkan oleh kepercayaan, ide, konsep terhadap suatu objek, kehidupan emosional dan kecenderungan untuk bertindak. Dari hasil penelitian 65,4% pada umumnya sikap positif terdapat pada jenis kelamin perempuan, sedangkan 50% memiliki sikap positif terdapat pada jenis kelamin laki-laki. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori menurut (Notoatmodjo,2003) bahwa wanita cenderung lebih bebas mencari tahu tentang perawatan dibanding laki-laki. Dari hasil penelitian 57,1% pada umumnya sikap positif terdapat pada tingkat pendidikan menengah, hal ini perlu di tingkatkan agar penderita hipertensi dapat

memiliki sikap yang positif. Tetapi menurut mujani, temuan survey semakin mendapat penguatan perbedaan sikap berdasarkan tingkat pendidikannya, kemampuan itu dikarenakan kemampuannya untuk mencerna berbagai informasi yang diserapnya dari berbagai sumber, termasuk media massa. D. KESIMPULAN dan SARAN 1. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan di Poliklinik Dalam Rumah Sakit Rajawali Bandung dengan jumlah responden 42 orang dilakukan analisis dan pembahasan mengenai Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Klien Tentang Cara Perawatan Hipertensi Berdasarkan Karakteristik, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut: a. Dari hasil penelitian dengan jumlah 42 responden didapat 26 orang (61,9%) pengetahuan kurang, 14 orang ( 33,3%) pengetahuan cukup, dan 2 orang (4,8%) berpengetahuan baik tentang cara perawatan hipertensi. b. Sebagian besar pengetahuan klien berdasarkan karakteristik umur responden kurang. Persentase pengetahuan yang kurang tentang perawatan hipertensi pada umur >50 tahun lebih besar dibanding umur 30-50 tahun. c. Sebagian besar pengetahuan klien berdasarkan jenis kelamin responden kurang. Persentase pengetahuan yang kurang tentang perawatan hipertensi pada perempuan lebih besar dibanding laki-laki. d. Sebagian besar pengetahuan klien berdasarkan tingkat pendidikan responden kurang. Persentase pengetahuan yang kurang tentang perawatan hipertensi pada tingkat pendidikan menengah kebawah lebih besar dibanding perguruan tinggi. e. Dari hasil penelitian dengan jumlah 42 responden didapat 25 orang (59,5%) sikap positif, dan 17 orang (40,5%) dengan bersikap negatif tentang cara perawatan hipertensi. f. Sebagian besar sikap klien berdasarkan karakteristik umur responden positif. Persentase sikap yang positif tentang cara perawatan hipertensi pada umur 30-50 tahun lebih besar dibanding umur >50 tahun.

g. Sebagian besar sikap klien berdasarkan jenis kelamin responden positif. Persentase sikap yang positif tentang cara perawatan hipertensi pada perempuan lebih besar dibanding laki-laki. h. Sebagian besar sikap klien berdasarkan tingkat pendidikan responden positif. Persentase sikap yang positif tentang cara perawatan hipertensi pada sekolah menengah pertama lebih besar dibanding sekolah dasar. 2. Saran a. Bagi petugas kesehatan untuk lebih memberikan penyuluhan bagi klien yang mempunyai penyakit hipertensi melalui konseling dan pemasangan posterposter dan pembagian leaflet pada penderita hipertensi supaya dapat melakukan perawatan dengan baik. b. Bagi Klien Hipertensi, semoga hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi untuk klien yang menderita hipertensi sehingga diharapkan klien dapat melakukan perubahan yang lebih baik terhadap cara perawatan penyakit hipertensi. DAFTAR PUSTAKA Akdon, Sahlan Hadi. (2005). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian Untuk Administrasi dan Manajemen. Bandung: Dewa Ruci. Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Brunner & Suddarth. (2002). Keperawatan Medikal Medikal Bedah. Jakarta: EGC Corwin, http//www, Infosehat, Myolineresipe.com. Hipertensi Dan Diet. Departemen Kesehatan RI. (1997) Pedoman Pembinaan Kesehatan Bagi Petugas Kesehatan Jakarta. Departemen Kesehatan RI. Dinas Kesehatan, http//www, Kompos Pusat Komunukasi Publik.co.id. Diperoleh pada tanggal 28 Maret 2007. Gunawan,L. (2001) Hipertensi Tekanan Darah Tinggi, Yogyakarta Kanisius. Iman Soehatro, (2001). Pencegahan dan penyembuhan penyakit jantung koroner.

Lasanudin, H. (2005). Konsultasi Kesehatan dan Kefarmasian Hipertensi, http//www.republika.co.id. Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. PT. Rineka Cipta, Jakarta Nursalam, (2002). Konsep dan Penerapan Metedologi Penelitian Ilmu Kesehatan Pedoman Skripsi Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika. Mujani, (2007). Sikap dan tingkat pendidikan. Indonesia.com, kamis, 19 september 2007s Padmawinata, (2001). Pengendalian Hipertensi. Bandung : ITB Rokhaeni H. Dkk,2001, Buku Ajaran Keperawatan Kardiovaskuler, Bidang pendidikan dan Pelatihan Pusat dan Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah Nasional Harapan Kita, Jakarta. Sonny & Michael. (2005). Ilmu Pengetahuan. Jakarta Kanisitas.