BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah tim pengelola kegiatan, tim penulis usulan,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. Pemerintahan Daerah, Pemerintah daerah berwenang untuk mengatur dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang diperoleh

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah Perangkat Desa Talang Bojong,

Kelurahan Bendan Duwur terdapat 40 pertanyaan yang masing-masing. pertanyaan memiliki empat alternatif jawaban, yaitu:

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif.

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Ibu Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dalam upayanya memanfaatkan

PENGARUH PENGAWASAN FUNGSIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setiap kegiatan penelitian, dalam upaya untuk menemukan data yang valid, menguji suatu kebenaran ilmu pengetahuan.

III. METODOLOGI PENELITIAN. metode tersebut. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, dan menggunakan langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis

BAB III METODE PENELITIAN. variabel independent dan variabel (Notoatmodjo, 2003). Puskesmas Gubug pada tanggal Agustus 2010.

BAB III METODE PENELITIAN. Pendidikan Teknik Arsitektur yang beralamatkan di Jln. Setiabudhi No. 207 Bandung.

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... I. PENDAHULUAN... 1 II. TINJAUAN PUSTAKA... 10

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memperkuat hasil penelitian yang ingin dicapai. Penelitian ini dilakukan pada

HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI (KWT) MELATI

tercapai seperti yang diharapkan. Metode penelitian adalah ilmu tentang metode-metode

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan data guna melihat taraf (tinggi rendahnya) antara dua variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan

Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya. Pendekatan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan penelitian, maka penulis perlu menetapkan suatu pendekatan mulai dari

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan dua variabel yang diteliti, yaitu variabel

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu. Di Puskesmas Tlogosari Kulon Semarang.

III. METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap pertanyaan pertanyaan pada kuesioner tersebut. Uji tersebut dilakukan pada

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif. analitik Comparative Study dengan pendekatan cross sectional.

III. METODE PENELITIAN. digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis dan diuji sesuai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Noenoeng Tisna Saputra Kahuripan Tawang Kota Tasikmalaya

BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian

BAB IV ANALISA PENELITIAN. dan ditunjang dengan data wawancara kepala sekolah dan guru kelas I V yang

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS LAMPUNG FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

III. METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode penelitian deskriptif ini peneliti ingin memaparkan datadata. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011.

DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN Latar Belakang Masalah...

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan adalah data kuantitatif, yaitu pendekatan yang

BAB III METODE PENELITIAN

PERSEPSI SISWA KELAS X TKJ TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN IPPK DI SMK TAMANSISWA JETIS YOGYAKARTA. Oleh : Resti Kurnia Yulianti

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini mendeskrifsikan keadaan yang terjadi pada saat sekarang secara

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini ialah metode penelitian korelasi. Seperti yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi, dengan rancangan

BAB III PENYAJIAN DATA. 2 Klaten. Try Out ini dimaksud untuk mengetahui adanya item-item yang. tidak memenuhi validitas dan realibilitas.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif (ekplanasi),

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum. Berdasarkan penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang digunakan untuk menemukan jawaban dari

BAB III METODA PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah masyarakat baik pria maupun wanita di sekitar

III. METODOLOGI PENELITIAN

MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU INTERNAL SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL STIKES HARAPAN IBU JAMBI

AUDIT MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pertimbangan bahwa persoalan-persoalan yang diteliti ada dilokasi ini. Selain dari

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan korelasional,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif

Oleh : Nina Martina Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Galuh Jln. R.E. Martadinata No.150 Ciamis. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

IV. PEMBAHASAN. CV Titipan Kilat (TIKI) didirikan pada tahun 1965 yang mula-mula

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. hubungan. Penelitian asosiatif atau penghubung menurut Sugiyono yaitu,

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG

III. METODE PENELITIAN. kejelasan atau menjelaskan suatu fenomena, menjelaskan hubungan dan menguji

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan dijelaskan hasil penelitian dan pembahasan data yang

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

DEPARTEMEN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. efektifitas pelaksanaan prosedur audit investigatif, yaitu di Badan Pemeriksa

BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data dalam penelitian ini diperoleh dari item-item tes dan lembar jawaban

III. METODOLOGI PENELITIAN

III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN

deskriptif korelation yaitu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang dikumpulkan melalui instrumen angket adalah data untuk

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional pada penelitian ini mencakup semua aspek penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu:

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Lampiran I: Surat Pengantar Kuesioner Penelitian Kuesioner Penelitian Pengantar

BAB III METODE PENELITIAN

pujian atau kritik atas hasil kerja karyawan Tabel 4.14 Tanggapan responden mengenai pemimpin selalu meminta karyawan untuk berpartisipasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. peneliti akan berusahamenggambarkan (deskripsi) tentang optimalisasi pajak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terletak di sebelah selatan Kota Bandung yang berjarak sekitar ± 50 km dari pusat

Transkripsi:

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah tim pengelola kegiatan, tim penulis usulan, kader pemberdayaan masyarakat desa, pengurus UPK Kecamatan Menggala serta fasilitator teknik yang berjumlah 60 orang. Deskripsi identitas responden menurut kelompok umur dan pendidikan adalah sebagai berikut: 1. Identitas Responden Menurut Kelompok Umur Identitas responden menurut kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 12 berikut: Tabel 12. Identitas responden menurut kelompok umur Kelompok Umur Frekuensi Persentase 50 Tahun ke atas 4 6,67 40 49 Tahun 15 25,00 30 39 Tahun 28 46,67 20 29 Tahun 13 21,66 Jumlah 60 100,00 Berdasarkan Tabel 12, diketahui bahwa sebanyak 4 orang (6,67%) berusia lebih dari 50 tahun, sebanyak 15 orang (25,00%) berusia antara 40-49 tahun, sebanyak 28 orang (46,67%) berusia antara 30-39 tahun dan sebanyak 13 orang (21,66%) berusia antara 20-29 tahun. Dengan demikian maka sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah anggota pelaku kegiatan PNPM-

Mandiri di Kecamatan Menggala yang berusia 30-39 tahun atau tergolong dalam kelompok usia produktif untuk melakukan usaha. 57 2. Identitas Responden Menurut Pendidikan Identitas responden menurut pendidikan dapat dilihat pada Tabel 13 berikut: Tabel 13. Identitas Responden Menurut Pendidikan Pendidikan Frekuensi Persentase Tidak Sekolah/Tidak Tamat SD 10 16,67 Lulusan SD/Sederajat 13 21,66 Lulusan SMP/Sederajat 24 40,00 Lulusan SMA/Sederajat 13 21,66 Jumlah 60 100,00 Berdasarkan Tabel 13, diketahui bahwa sebanyak 10 orang (16,67%) tidak sekolah atau tidak tamat SD, sebanyak 13 orang (21,66%) adalah lulusan SD/Sederajat, sebanyak 24 orang (40,00%) responden adalah lulusan SMP/Sederajat dan sebanyak 13 orang (21,66%) responden adalah lulusan SMA/Sederajat, dengan demikian maka sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah anggota pelaku kegiatan PNPM-Mandiri di Kecamatan Menggala yang hanya menyelesaikan pendidikan tingkat menengah pertama. 5.2. Hasil Pengujian Instrumen Penelitian Pengujian instrumen penelitian ini terdiri dari pengujian validitas dan reliabilitas 36 macam pertanyaan kuesioner. Pengujian validitas menggunakan nilai korelasi Product Moment dan pengujian reliabilitas menggunakan Nilai Alfa. Berdasarkan hasil perhitungan pada Lampiran 4, hasil pengujian instrumen penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

58 1. Pengujian validitas Pengujian validitas dilakukan dengan membandingkan nilai korelasi (r hitung ) setiap macam pertanyaan dengan nilai kritik r (r tabel ) pada df = n-2 = 60-2 = 58 dan taraf kepercayaan 95%, yaitu 0,254, dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Hasil Pengujian Validitas Instrumen Penelitian Variabel r hitung r tabel Hasil Pengawasan Pemerintah 1 0,678 0,254 Valid 2 0,348 0,254 Valid 3 0,700 0,254 Valid 4 0,728 0,254 Valid 5 0,554 0,254 Valid 6 0,648 0,254 Valid 7 0,642 0,254 Valid 8 0,728 0,254 Valid 9 0,344 0,254 Valid 10 0,642 0,254 Valid 11 0,673 0,254 Valid 12 0,689 0,254 Valid 13 0,623 0,254 Valid 14 0,631 0,254 Valid 15 0,630 0,254 Valid 16 0,653 0,254 Valid 17 0,533 0,254 Valid 18 0,278 0,254 Valid Pelaksanaan PNPM-Mandiri Pedesaan 1 0,807 0,254 Valid 2 0,759 0,254 Valid 3 0,389 0,254 Valid 4 0,449 0,254 Valid 5 0,389 0,254 Valid 6 0,397 0,254 Valid 7 0,492 0,254 Valid 8 0,292 0,254 Valid 9 0,669 0,254 Valid 10 0,397 0,254 Valid 11 0,314 0,254 Valid 12 0,535 0,254 Valid 13 0,497 0,254 Valid 14 0,717 0,254 Valid

59 15 0,287 0,254 Valid 16 0,660 0,254 Valid 17 0,724 0,254 Valid 18 0,715 0,254 Valid (Sumber : Lampiran 4 halaman 5,6, 11 dan 12) Dengan demikian maka 36 macam pertanyaan yang diujikan adalah valid.. 2. Pengujian Reliabilitas Pengujian reliabilitas dilakukan dengan membandingkan Nilai Alfa dengan dengan nilai kritik (r tabel ) pada df = n - 2 = 60-2 = 58 dengan taraf kepercayaan 95%, yaitu 0,254. Untuk variabel X, perbandingannya adalah 0,894 > 0,254 (Lampiran 4 halaman 7). selanjutnya, untuk variabel Y, perbandingannya adalah 0,839 > 0,254 (Lampiran 4 halaman 13). Dengan demikian maka 36 macam pertanyaan adalah reliabel, dengan nilai > 0,6. 5.3. Pengawasan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung/Kelurahan dalam Kegiatan PNPM-Mandiri Pengawasan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung/Kelurahan, yaitu suatu usaha yang dilakukan BPMPKK untuk mengetahui sejauhmana pelaksanaan PNPM - Mandiri, khususnya di wilayah Kecamatan Menggala dilakukan sesuai ketentuan dan rencana yang ada, untuk kemudian diupayakan tindakan lanjut atau perbaikan. 1. Pemeriksaan Aparat BPMPKK dalam melakukan pengawasan melihat dengan teliti untuk mengetahui keadaan (baik tidaknya, salah benarnya, dan sebagainya) Pengawas harus melakukan pengawasan berdasarkan kondisi dan fakta-fakta yang ada di

60 lapangan dan tidak tidak boleh terpengaruh oleh orang lain, bersedia menerima pemberian atau sogokan, serta berlaku murah hati karena adanya hubungan famili. Sebaliknya pengawas ditekankan untuk tidak boleh dengan sengaja (langsung/ tidak langsung) meminta sesuatu kepada yang diawasi. a. Frekuensi Pemeriksaan Untuk mengetahui frekuensi pemeriksaan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung Kabupaten Tulang Bawang tentang Kegiatan Pengelolaan PNPM di Kecamatan Menggala, dapat dilihat pada Tabel 15 berikut: Tabel 15. Berapa Kalikah Pengawasan yang Dilakukan dalam Setahun Jawaban Responden Frekuensi Total Persentase > 3 kali 5 - - 0,00 3 kali 4 1 4 1,67 2 kali 3 31 93 51,67 1 kali 2 26 52 43,33 Tidak pernah 1 2 2 3,33 Jumlah 60 151 100,00 Rata-Rata 2,52 Berdasarkan Tabel 15, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 31 orang (51,67%) menyatakan pengawasan yang dilakukan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung Kabupaten Tulang Bawang tentang Kegiatan Pengelolaan PNPM di Kecamatan Menggala. Total skor jawaban responden adalah sebesar 151, dengan nilai rata-rata yaitu 2,52 atau masuk dalam kategori rendah. Hal ini berarti bahwa frekuensi pemeriksaan dalam setahun oleh aparat pengawas melakukan pengawasan

61 terhadap kegiatan pengelolaan PNPM-Mandiri di Kecamatan Menggala masih belum optimal. Menurut informasi yang diperoleh penulis, aparat Badan PMPKK hanya melakukan pemeriksaan sebanyak dua kali dalam satu tahun periode pelaksanaan PNPM - Mandiri Pedesaan di wilayah kecamatan ini, padahal menurut salah satu staf dinas tersebut, Badan PMPKK harus melakukan pengawasan dan pemeriksaan minimal sebanyak tiga kali di wilayah yang kelurahan/kampung yang menerima dana PNPM Mandiri Pedesaan. b. Tidak Memihak/Netral Untuk mengetahui tanggapan responden bahwa aparat pengawas dari BPMPK bersifat netral/tidak memihak dalam melakukan pengawasan Kegiatan Pengelolaan PNPM di Kecamatan Menggala, dapat dilihat pada Tabel 16 berikut: Tabel 16. Tim pengawas/pengendali Badan PMPKK dalam menjalankan fungsinya tidak bersikap memihak/netral Jawaban Responden Frekuensi Total Persentase Sangat netral 5 14 70 23,33 Netral 4 35 140 58,34 Kurang netral 3 11 33 18,33 Tidak netral 2 0 0 0,00 Sangat tidak netral 1 0 0 0,00 Jumlah 60 243 100,00 Rata-Rata 4,05 Berdasarkan Tabel 16, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 35 orang (58,34%) menyatakan bahwa tim/aparat pengawas dalam menjalankan fungsinya bersikap netral/tidak memihak dalam Kegiatan Pengelolaan PNPM

62 di Kecamatan Menggala. Total skor jawaban responden adalah sebesar 243, dengan nilai rata-rata yaitu 4,05 atau masuk dalam kategori baik/tinggi. Hal ini berarti masyarakat menilai bahwa tim pengawas/pengendali Badan BPMPKK dalam menjalankan tugas dan fungsinya bersikap netral atau bersikap sama terhadap pengelola PNPM Mandiri-Pedesaan. Hal ini sesuai dengan prinsip pengawasan dalam Buku Petunjuk Teknis Operasional PNPM-Mandiri Pedesaan, yaitu pemeriksaan harus dilakukan di suatu lingkungan yang mendorong kebebasan berbicara yang bertanggung jawab, tanpa adanya tekanan dari pihak manapun. c. Berdasarkan fakta/bukti yang relevan Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap proses pengawasan yang dilakukan oleh tim/aparat pengawas BPMPK didasarkan pada fakta/bukti yang relevan pada Kegiatan Pengelolaan PNPM di Kecamatan Menggala yang akan dilaksanakan, dapat dilihat pada Tabel 17 berikut: Tabel 17. Hasil pengawasan Badan PMPKK selalu disertai bukti yang relevan dan kompeten Jawaban Responden Frekuensi Total Persentase Sangat relevan dan kompeten 5 16 80 26,67 Relevan dan kompeten 4 20 80 33,33 Kurang relevan dan kompeten 3 20 60 33,33 Tidak relevan dan kompeten 2 3 6 5,00 Sangat tidak relevan dan kompeten 1 1 1 1,67 Jumlah 60 227 100,00 Rata-Rata 3,78 Berdasarkan Tabel 17, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 20 orang (33,33%) menyatakan bahwa hasil pengawasan Badan PMPKK selalu

63 disertai bukti yang relevan dan kompeten terhadap Kegiatan Pengelolaan PNPM di Kecamatan Menggala. Total skor jawaban responden adalah sebesar 227, dengan nilai rata-rata yaitu 3,78 atau masuk dalam kategori baik/tinggi. Hal ini berarti, dalam melakukan pengawasan maka tim pengawas selalu menyertakan berbagai bukti yang relevan dan kompeten untuk dapat dipertanggungjawabkan kepada pimpinannya. Hal ini sesuai dengan Buku Petunjuk Teknis Operasional PNPM-Mandiri Pedesaan yaitu pemeriksaan dilaksanakan secara profesional berdasarkan analisis data yang lengkap dan akurat agar menghasilkan penilaian secara obyektif dan masukan yang tepat terhadap pelaksanaan program. Berdasarkan distribusi frekuensi jawaban responden di atas maka dapat ketahui kategori pengawasan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung/Kelurahan Kabupaten Tulang Bawang dalam kegiatan Pengelolaan PNPM-Mandiri di Kecamatan Menggala, yang diperoleh dari nilai rata-rata jawaban responden pada pertanyaan tentang pengawasan oleh tim/aparat BPMPK (Lampiran 2). Adapun kategori pemeriksaan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung/Kelurahan Kabupaten Tulang Bawang tersebut dapat dilihat pada Tabel 18 berikut:

64 Tabel 18. Kategori Pemeriksaan oleh BPMPK Kategori Pengawasan Rata-rata Frekuensi Total Persentase Sangat baik 5 13 65 21,67 Baik 4 15 60 25,00 Cukup baik 3 31 93 51,67 Tidak baik 2 1 2 1,66 Sangat tidak baik 1 0 0 0,00 Jumlah 60 220 100,00 Rata-rata 3,67 Berdasarkan Tabel 18, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 31 orang (51,67%) menyatakan bahwa pemeriksaan yang dilakukan oleh tim/aparat Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung/ Kelurahan Kabupaten Tulang Bawang dalam Kegiatan Pengelolaan PNPM di Kecamatan Menggala masuk dalam kategori cukup baik. Total skor jawaban responden adalah sebesar 220, dengan nilai rata-rata yaitu 3,67 atau masuk dalam kategori baik/tinggi. Hal ini berarti bahwa Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung/Kelurahan cukup baik dalam melakukan pemeriksaan Kegiatan Pengelolaan PNPM di Kecamatan Menggala. Intensitas pemeriksaan kegiatan PNPM-Mandiri Pedesaan di Kecamatan Menggala hanya dilakukan 2 kali dalam satu tahun periode, padahal seharusnya aparat pengawas melakukan pemeriksaan selama 3 kali. 2. Pemantauan Aparat Pengawas PNPM-Mandiri Pedesaan ditingkat Kecamatan dan Kampung/ kelurahan dalam melaksanakan pengawasan dan pengelolaan PNPM-Mandiri Pedesaan di Kecamatan Menggala harus mengamati atau mengecek dengan

cermat, terutama untuk tujuan khusus; mengawasi; memonitor; mengatur atau mengontrol kerja mesin, proses, dan sebagainya; mengecek atau mengatur volume bunyi atau suara dan lain-lain merekam segala bentuk kegiatan dalam PNPM Mandiri Pedesaan sesuai dengan tujuan. a. Frekuensi pemantauan Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap frekuensi pemantauan yang dilakukan oleh tim/aparat pengawas BPMPK dalam Kegiatan Pengelolaan PNPM di Kecamatan Menggala, dapat dilihat pada Tabel 19 berikut: Tabel 19. Tanggapan responden tentang pemantauan yang dilakukan dalam setahun Jawaban Responden Frekuensi Total Persentase > 3 kali 5 1 1 1,67 3 kali 4 2 8 3,33 2 kali 3 34 102 56,67 1 kali 2 22 44 36,67 Tidak pernah 1 1 1 1,67 Jumlah 60 156 100,00 Rata-Rata 2,60 65 Berdasarkan Tabel 19, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 34 orang (56,67%) menyatakan bahwa pemantauan yang dilakukan oleh tim/ aparat BPMPKK terhadap kegiatan Pengelolaan PNPM di Kecamatan Menggala dalam setahun sebanyak 2 kali. Total skor jawaban responden adalah sebesar 156, dengan nilai rata-rata yaitu 2,60 atau masuk dalam kategori sedang. Hal ini mengandung arti bahwa pemantauan yang dilakukan oleh tim pengawas belum optimal dilakukan dan belum sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pada dasarnya frekuensi pemantauan sama dengan

66 frekuensi pemeriksaan yaitu harus dilaksanakan 3 kali dalam satu periode, akan tetapi dalam prakteknya, aparat pengawas hanya melakukan pemantauan 2 kali dalam satu periode tahun berjalan. b. Sikap kejujuran terhadap yang dipantau (objek) Untuk mengetahui tanggapan responden bahwa sikap kejujuran dalam proses pemantauan oleh tim/aparat BPMPKK Kabupaten Tulang Bawang dalam kegiatan Pengelolaan PNPM-Mandiri di Kecamatan Menggala, dapat dilihat pada Tabel 20 berikut: Tabel 20. Setiap pemantauan yang dilakukan pengawas BPMPKK selalu disertai kejujuran terhadap objek yang dipantau Jawaban Responden Frekuensi Total Persentase Selalu jujur 5 15 75 25,00 Jujur 4 24 96 40,00 Kurang jujur 3 19 57 31,67 Tidak jujur 2 2 4 3,33 Sangat tidak jujur 1 0 0 0,00 Jumlah 60 232 100,00 Rata-Rata 3,87 Berdasarkan Tabel 20, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 24 orang (40,00%) menyatakan bahwa setiap pemantauan yang dilakukan pengawas BPMPKK terhadap objek pemantauan adalah jujur. Total skor jawaban responden adalah sebesar 232, dengan nilai rata-rata yaitu 3,87 atau masuk dalam kategori baik/tinggi. Hal ini mengandung arti bahwa tim pengawas BPMPKK selalu jujur dalam melakukan pemantauan. Sesuai dengan Buku Petunjuk Teknis Operasional PNPM-Mandiri Pedesaan bahwa

dalam prinsip pemantuan harus didasarkan pada kejujuran, motivasi dan keinginan yang kuat dari aparat pengawas PNPM-Mandiri Pedesaan. 67 c. Kecermatan/kesesuaian pantauan terhadap tujuan PNPM-MP Untuk mengetahui tanggapan responden bahwa kecermatan/kesesuaian pantuan terhadap tujuan yang hendak dicapai dalam program PNPM-Mandiri, dapat dilihat pada Tabel 21 berikut: Tabel 21. Pemantauan yang dilakukan oleh aparat BPMPKK telah cermat/sesuai terutama mengenai tujuan dari PNPM-MP Jawaban Responden Frekuensi Total Persentase Sangat sesuai dengan tujuan 5 10 50 16,67 Sesuai dengan tujuan 4 25 100 41,67 Kurang sesuai dengan tujuan 3 21 63 35,00 Tidak sesuai dengan tujuan 2 3 6 5,00 Sangat tdk sesuai dengan tujuan 1 1 1 1,66 Jumlah 60 220 100,00 Rata-Rata 3,67 Berdasarkan Tabel 21, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 25 orang (35,00%) menyatakan bahwa pemantauan yang dilakukan oleh aparat BPMPKK terutama yang berkaitan dengan tujuan dari PNPM-Mandiri adalah sudah sesuai dengan tujuan. Total skor jawaban responden adalah sebesar 220, dengan nilai rata-rata yaitu 3,67 atau masuk dalam kategori baik/tinggi. Hal ini berarti bahwa aparat pengawas BPMPKK secara cermat dalam melakukan pemantauan sesuai dengan tujuan dari PNPM Mandiri Pedesaan, sesuai dengan Buku Petunjuk Teknis Operasional PNPM-Mandiri Pedesaan, bahwa dalam melakukan pemantauan obyektif dan profesional berdasarkan analisis

data yang lengkap dan akurat dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. 68 Berdasarkan distribusi frekuensi jawaban responden di atas maka dapat ketahui kategori pemantauan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung/Kelurahan Kabupaten Tulang Bawang dalam pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan PNPM di Kecamatan Menggala, yang diperoleh dari nilai rata-rata jawaban responden pada pertanyaan tentang pemantauan (Lampiran 2). Kategori pemantauan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung/Kelurahan dalam pelaksanaan program dapat dilihat pada Tabel 22 berikut: Tabel 22. Kategori Pemantauan oleh BPMPK Kategori Pemantauan Rata-rata Total Frekuensi Persentase Sangat baik 5 4 20 6,67 Baik 4 19 76 31,67 Kurang baik 3 34 102 56,67 Tidak baik 2 2 4 3,33 Sangat tidak baik 1 1 1 1,67 Jumlah 60 203 100,00 Rata-rata 3,38 Berdasarkan Tabel 22, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 34 orang (56,67%) menyatakan bahwa pemantauan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung/Kelurahan Kabupaten Tulang Bawang dalam pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan PNPM di Kecamatan Menggala masuk dalam kategori kurang baik. Total skor jawaban responden

69 adalah sebesar 203, dengan nilai rata-rata yaitu 3,38 atau masuk dalam kategori sedang. Artinya Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung melaksanakan Kegiatan Pengelolaan PNPM di Kecamatan Menggala belum optimal. 3. Pengevaluasian Pengevaluasian disini dimaksudkan yaitu aparat Pengawas PNPM-Mandiri Pedesaan ditingkat Kecamatan dan Kampung/desa dalam melaksanakan pengawasan dan pengelolaan PNPM-Mandiri Pedesaan di Kecamatan Menggala harus memberikan penilaian segala bentuk kegiatan dalam PNPM-Mandiri Pedesaan sesuai dengan tujuan. a. Frekuensi pengevaluasian Untuk mengetahui tanggapan responden bahwa seberapa besar frekuensi pengevaluasian yang dilakukan oleh aparat BPMPKK Kabupaten Tulang Bawang, dapat dilihat pada Tabel 23 berikut: Tabel 23. Berapa kali pengevaluasian yang dilakukan dalam setahun Jawaban Responden Frekuensi Total Persentase > 3 kali 5 13 65 21,67 3 kali 4 25 100 41,67 2 kali 3 12 36 20,00 1 kali 2 8 16 13,33 Tidak pernah 1 2 2 3,33 Jumlah 60 219 100,00 Rata-Rata 3,65 Berdasarkan Tabel 23, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 25 orang (41,67%) menyatakan bahwa frekuensi pengevaluasian yang dilakukan

70 oleh tim/aparat BPMPKK dalam kegiatan PNPM-Mandiri di Kecamatan Menggala dalam setahunnya sebanyak 3 kali. Total skor jawaban responden adalah sebesar 219, dengan nilai rata-rata yaitu 3,65 atau masuk dalam kategori baik/tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat sebagai objek pengelola PNPM-Mandiri memberikan penilaian terhadap kinerja pengawas BPMPKK dalam rangka pengevaluasian dalam kriteria baik. Frekuensi pengevaluasi yang dilakukan sudah sesuai dengan ketentuan atau pedoman dalam melakukan pengawasan, yaitu 3 kali dalam satu periode tahun berjalan. Dimana kebijakan tersebut ditetapkan sesuai dengan kebutuhan yang ada dalam proses pengevaluasian, untuk mengetahui efektivitas program PNPM- Mandiri Pedesaan. b. Kesesuaian hasil penilaian dengan hasil pengawasan di lapangan Untuk mengetahui tanggapan responden bahwa kesesuaian hasil penilaian dengan hasil pengawasan di lapangan sebagai bentuk pengevaluasian oleh tim/aparat BPMPKK, dapat dilihat pada Tabel 24 berikut: Tabel 24. Kesimpulan/evaluasi/penilaian yang dilakukan oleh BPMPKK terhadap hasil pengawasan sesuai dengan di lapangan (objektif) Jawaban Responden Frekuensi Total Persentase Sangat objektif 5 10 50 16,67 Objektif 4 33 132 55,00 Kurang objektif 3 16 48 26,67 Tidak objektif 2 0 0 0,00 Sangat tidak objektif 1 1 1 1,66 Jumlah 60 231 100,00 Rata-Rata 3,85

Berdasarkan Tabel 24, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 33 orang (55,00%) menyatakan bahwa kesimpulan/evaluasi/penilaian yang dilakukan oleh BPMPKK terhadap hasil pengawasan sudah objektif. Total skor jawaban responden adalah sebesar 231, dengan nilai rata-rata yaitu 3,85 atau masuk dalam kategori baik/tinggi. Hal ini mengandung arti bahwa kesimpulan/evaluasi/penilaian yang dilakukan oleh aparat BPMPKK sudah berjalan optimal. Hal ini telah dilaksanakan sesuai dengan Buku Petunjuk Teknis Operasional PNPM-Mandiri Pedesaan yaitu pengevaluasian dari pelaksanaan Program PNPM-Mandiri Pedesaan dilakukan secara profesional berdasarkan analisis data yang lengkap dan akurat agar menghasilkan penilaian secara obyektif dan masukan yang tepat terhadap pelaksanaan kebijakan. c. Evaluasi dari lapangan melalui proses yang memadai Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap evaluasi yang dilakukan oleh tim/aparat BPMPKK dari lapangan melalui proses yang memadai, dapat dilihat pada Tabel 25 berikut: Tabel 25. Tanggapan responden terhadap kesimpulan hasil pemantauan yang diambil dari hasil pengawasan melalui proses yang memadai di lapangan Jawaban Responden Frekuensi Total Persentase Sangat memadai 5 30 150 50,00 Memadai 4 21 84 35,00 Kurang memadai 3 9 27 15,00 Tidak memadai 2 0 0 0,00 Sangat tidak memadai 1 0 0 0,00 Jumlah 60 261 100,00 Rata-Rata 4,35 71

72 Berdasarkan Tabel 25, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 30 orang (50,00%) menyatakan bahwa kesimpulan hasil pemantauan yang diambil dari hasil pengawasan di lapangan melalui proses yang sangat memadai. Total skor jawaban responden adalah sebesar 261, dengan nilai ratarata yaitu 4,35 atau masuk dalam kategori sangat baik/sangat tinggi. Hal ini berarti bahwa hasil pemantauan yang diambil dari pengawasan oleh aparat BPMPKK dilakukan melalui proses yang memadai sewaktu di lapangan. Hal ini menunjukkan kalau dalam membuat laporan hasil pemantauan, tim pengawas berpedoman pada data yang obyektif dan akurat dari kondisi dan fakta di lapangan terhadap kegiatan PNPM-Mandiri Pedesaan. Berdasarkan distribusi frekuensi jawaban responden di atas maka dapat ketahui kategori pengevaluasian oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung/Kelurahan Kabupaten Tulang Bawang dalam kegiatan Pengelolaan PNPM di Kecamatan Menggala, yang diperoleh dari nilai rata-rata jawaban responden pada pertanyaan tentang pemantauan (Lampiran 2). Adapun kategori pengevaluasian yang dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung/Kelurahan Kabupaten Tulang Bawang dalam pelaksanaan Program PNPM-Mandiri dapat dilihat pada Tabel 26 berikut:

73 Tabel 26. Kategori pengevaluasian oleh tim/aparat pengawas BPMPK Kategori Pengevaluasian Rata-rata Frekuensi Total Persentase Sangat Tinggi 5 20 100 33,33 Tinggi 4 24 96 40,00 Cukup Tinggi 3 16 48 26,67 Rendah 2 0 0 0.00 Sangat Rendah 1 0 0 0.00 Jumlah 60 244 100,00 Rata-rata 4,07 Berdasarkan Tabel 26, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 35 orang (49,30%) menyatakan bahwa peranan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung Kabupaten Tulang Bawang dalam evaluasi Kegiatan Pengelolaan PNPM di Kecamatan Menggala masuk dalam kategori tinggi. Total skor jawaban responden adalah sebesar 244, dengan nilai ratarata yaitu 4,07 atau masuk dalam kategori baik/tinggi. Hal ini berarti bahwa Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung mengevaluasi Kegiatan Pengelolaan PNPM di Kecamatan Menggala dengan baik. Aparat Pengawas dari BPMPK dalam melakukan pengevaluasian sudah efektif, hal ini didasarkan untuk mencapai tujuan dan sasaran program PNPM-Mandiri maka diperlukan suatu evaluasi yang efektif. 4. Kecepatan Penyampaian Hasil Pengawasan Kecepatan penyampaian hasil pengawasan, yaitu aparat BPMPKK yang ditunjuk dalam melaksanakan pengawasan dan pengendalian Program PNPM - Mandiri Pedesaan di Kecamatan Menggala, harus secara cepat menyampaikan hasil

pengawasannya kepada pejabat BPMPKK terkait, agar segera dapat ditindaklanjuti. a. Kecepatan penyampaian kepada pimpinan Untuk mengetahui tanggapan responden bahwa kecepatan penyampaian hasil pengawasan oleh tim/aparat BPMPKK kepada pimpinannya, dapat dilihat pada Tabel 27 berikut: Tabel 27. Tanggapan responden tentang hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh aparat Badan PMPKK selalu disampaikan kepada pejabat yang terkait di Badan PMPKK Jawaban Responden Frekuensi Total Persentase Selalu disampaikan 5 10 50 16,67 Disampaikan 4 28 112 46,67 Kadang-kadang disampaikan 3 18 54 30,00 Tidak disampaikan 2 3 6 5,00 Tidak pernah disampaikan 1 1 1 1,66 Jumlah 60 223 100,00 Rata-Rata 3,72 74 Berdasarkan Tabel 27, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 28 orang (46,67%) menyatakan bahwa hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh aparat Badan PMPKK disampaikan kepada pejabat yang terkait di Badan PMPKK. Hal ini mengandung arti bahwa setiap laporan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh tim/aparat BPMPKK akan disampaikan kepada pejabat ataupun pimpinan terkait yang secara langsung membawahi para pengawas dimaksud. Total skor jawaban responden adalah sebesar 223, dengan nilai rata-rata yaitu 3,72 atau masuk dalam kategori baik/tinggi. Hal ini sesuai dengan Buku Petunjuk Teknis Operasional PNPM-Mandiri Pedesaan bahwa

pelaksanaan evaluasi harus dapat dipertanggungjawabkan secara internal maupun eksternal. b. Manfaat dari hasil yang disampaikan Untuk mengetahui tanggapan responden hasil pengawasan yang dilakukan oleh aparat Badan PMPKK sebagai bahan tindak lanjut, apakah dapat bermanfaat atau tidak, dapat dilihat pada Tabel 28 berikut: Tabel 28. Tanggapan responden terhadap hasil pengawasan yang dilakukan oleh aparat Badan PMPKK bermanfaat sebagai bahan tindak lanjut Jawaban Responden Frekuensi Total Persentase Sangat bermanfaat 5 16 80 26,67 Bermanfaat 4 26 104 43,33 Kurang bermanfaat 3 12 36 20,00 Tidak bermanfaat 2 5 10 8,33 Sangat tidak bermanfaat 1 1 1 1,67 Jumlah 60 231 100,00 Rata-Rata 3,85 75 Berdasarkan Tabel 28, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 26 orang (43,33%) menyatakan bahwa hasil pengawasan yang dilakukan oleh aparat Badan PMPKK bermanfaat sebagai bahan tindak lanjut. Artinya hasil pengawasan oleh aparat BPMPKK dijadikan sebagai pedoman maupun acuan tindak lanjut pelaksanaan PNPM-Mandiri Pedesaan di Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang ke depannya. Total skor jawaban responden adalah sebesar 231, dengan nilai rata-rata yaitu 3,85 atau masuk dalam kategori baik/tinggi. Hal ini telah dilaksanakan oleh aparat pengawas sesuai dengan Buku Petunjuk Teknis Operasional PNPM-Mandiri Pedesaan, yaitu informasi yang akurat dan berdasarkan fakta dari sumber terpercaya yang

dapat membantu untuk memperbaiki dan mengevaluasi program PNPM- Mandiri Pedesaan. c. Kecepatan tindak lanjut Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap hasil dari pengawasan atau pemeriksaan aparat Badan PMPKK ditindaklanjuti secara cepat atau tidak oleh Badan PMPKK, dapat dilihat pada Tabel 29 berikut: Tabel 29. Tanggapan responden terhadap hasil dari pengawasan atau pemeriksaan aparat Badan PMPKK ditindaklanjuti secara cepat oleh Badan PMPKK Jawaban Responden Frekuensi Total Persentase Selalu ditindaklanjuti 5 16 80 26,67 Ditindaklanjuti 4 22 88 36,67 Kadang-kadang ditindaklanjuti 3 18 54 30,00 Tidak ditindaklanjuti 2 3 6 5,00 Tidak pernah ditindaklanjuti 1 1 1 1,66 Jumlah 60 229 100,00 Rata-Rata 3,82 76 Berdasarkan Tabel 29, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 22 orang (36,67%) menyatakan bahwa hasil dari pengawasan atau pemeriksaan aparat Badan PMPKK ditindaklanjuti secara cepat oleh Badan PMPKK. hal ini berarti bahwa proses pengawasan atau pemeriksaan yang dilakukan oleh aparat BPMPKK akan ditindaklanjuti secara cepat oleh pimpinan BPMPKK Kabupaten Tulang Bawang. Total skor jawaban responden adalah sebesar 229, dengan nilai rata-rata yaitu 3,82 atau masuk dalam kategori baik/tinggi. Hal ini didasarkan pada prinsip partisipatif dalam melakukan pengawasan dan pemeriksaan yaitu berpartisipasi dan melaporkan berbagai masalah yang dihadapi serta memberikan kontribusinya untuk perbaikan program.

Berdasarkan distribusi frekuensi jawaban responden di atas maka dapat ketahui kategori kecepatan penyampaian hasil pemeriksaan, yang diperoleh dari nilai rata-rata jawaban responden pada pertanyaan tentang kecepatan penyampaian hasil pemeriksaan (Lampiran 2). Adapun kategori kecepatan penyampaian hasil pemeriksaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 30 berikut: Tabel 30. Kategori kecepatan penyampaian hasil oleh tim/aparat pengawas BPMPKK Kategori Kecepatan Penyampaian Hasil Rata-rata Frekuensi Total Persentase Sangat Tinggi 5 17 85 28,33 Tinggi 4 25 100 41,67 Cukup Tinggi 3 16 48 26,67 Rendah 2 1 2 1,66 Sangat Rendah 1 1 1 1,66 Jumlah 60 236 100,00 Rata-rata 3,93 77 Berdasarkan Tabel 30, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 25 orang (41,67%) menyatakan bahwa kecepatan penyampaian hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh tim/aparat BPMPKK dalam pelaksanaan PNPM-Mandiri Pedesaan di Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang masuk dalam kategori tinggi. Total skor jawaban responden adalah sebesar 236, dengan nilai rata-rata yaitu 3,93 atau masuk dalam kategori baik/tinggi. Hal ini berarti bahwa tim/aparat pengawas BPMPKK dengan baik melakukan penyampaian hasil pemeriksaan kepada pimpinan BPMPKK. Dari hasil pengamatan penulis dan didasarkan pada Buku Petunjuk Teknis Operasional PNPM-Mandiri Pedesaan, bahwa aparat pengawas dari pihak pemerintah dalam hal ini BPMPKK Kabupaten Tulang Bawang memperlihatkan bahwa setiap aparat

pengawas secara cepat harus memberikan laporan kepada pimpinan guna ditindaklanjuti. 78 5. Membandingkan Hasil Pengawasan Membandingkan hasil pengawasan dimaksudkan yaitu aparat BPMPKK yang ditunjuk dalam melaksanakan pengawasan dan pengendalian Program PNPM - Mandiri Pedesaan di Kecamatan Menggala untuk mengetahui persamaan atau selisihnya agar segera dapat ditindaklanjuti. a. Berdasarkan fakta dilapangan Untuk mengetahui tanggapan responden bahwa dalam membandingkan hasil pengawasan aparat pengawas BPMPKK sudah sesuai antara laporan pengelola PNPM-MP dengan fakta di lapangan, dapat dilihat pada Tabel 31 berikut: Tabel 31. Tanggapan responden tentang dalam membandingkan hasil pengawasan aparat pengawas BPMPKK sesuai antara laporan pengelola PNPM-MP dengan fakta di lapangan Jawaban Responden Frekuensi Total Persentase Sangat sesuai 5 14 70 23,33 Sesuai 4 35 140 58,33 Kurang sesuai 3 7 21 11,67 Tidak sesuai 2 4 8 6,67 Sangat tidak sesuai 1 0 0 0,00 Jumlah 60 239 100,00 Rata-Rata 3,98 Berdasarkan Tabel 31, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 35 orang (58,33%) menyatakan bahwa dalam membandingkan hasil pengawasan aparat pengawas BPMPKK sesuai antara laporan pengelola PNPM-MP dengan fakta di lapangan. Hal ini berarti bahwa aparat pengawas BPMPKK

bersifat netral dan tidak memihak dalam melakukan pengawasan, dimana dalam laporan tersebut selalu didasarkan pada fakta/kenyataan yang terjadi di lapangan. Total skor jawaban responden adalah sebesar 239, dengan nilai ratarata yaitu 3,98 atau masuk dalam kategori baik/tinggi. Hal ini sesuai dengan prinsip pengawasan yaitu aparat pengawas harus melakukan uji silang dengan sumber lain untuk menjamin keakurasiannya dan seobyektif mungkin sesuai dengan fakta yang ada di lapangan. b. Manfaat hasil perbandingan Untuk mengetahui tanggapan responden bahwa dari hasil perbandingan pengawasan yang dilakukan oleh aparat BPMPKK sebagai bahan tindak lanjut bermanfaat secara baik, dapat dilihat pada Tabel 32 berikut: Tabel 32. Tanggapan responden terhadap manfaat dari hasil perbandingan pengawasan oleh aparat BPMPKK sebagai bahan tindak lanjut Jawaban Responden Frekuensi Total Persentase Sangat bermanfaat 5 9 45 15,00 Bermanfaat 4 23 92 38,33 Kurang bermanfaat 3 19 57 31,67 Tidak bermanfaat 2 5 10 8,33 Sangat tidak bermanfaat 1 4 4 6,67 Jumlah 60 208 100,00 Rata-Rata 3,47 Berdasarkan Tabel 32, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 40 orang (56,34%) menyatakan bahwa hasil perbandingan pengawasan yang dilakukan oleh aparat BPMPKK bermanfaat sebagai bahan tindak lanjut. Hal ini berarti hasil perbandingan oleh aparat BPMPKK bermanfaat sebagai bahan tindak lanjut dalam memberikan kebijakan pelaksanaan PNPM Mandiri Pedesaan. Total skor jawaban responden adalah sebesar 208, dengan nilai rata- 79

80 rata yaitu 3,47 atau masuk dalam kategori baik/tinggi. Hal ini sesuai dengan Buku Petunjuk Teknis Operasional PNPM-Mandiri Pedesaan yaitu pelaksanaan pengawasan diorientasikan untuk menemukan solusi atas masalah yang terjadi dan karena itu dapat dimanfaatkan sebagai pihakan untuk peningkatan kinerja. c. Tindak lanjut dari hasil perbandingan Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap tindak lanjut apabila terjadi selisih/ketidaksesuaian/persamaan antara fakta di lapangan aparat pengawas BPMPKK, dapat dilihat pada Tabel 33 berikut: Tabel 33. Tanggapan responden terhadap tindak lanjut apabila terjadi selisih/ ketidaksesuaian/persamaan antara fakta di lapangan aparat pengawas BPMPKK Jawaban Responden Frekuensi Total Persentase Selalu ditindaklanjuti 5 11 55 18,33 Ditindaklanjuti 4 26 104 43,33 Kadang-kadang ditindaklanjuti 3 19 57 31,67 Tidak ditindaklanjuti 2 3 6 5,00 Tidak pernah ditindaklanjuti 1 1 1 1,67 Jumlah 60 223 100,00 Rata-Rata 3,72 Berdasarkan Tabel 33, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 37 orang (52,11%) menyatakan bahwa setiap terjadi selisih/ketidaksesuaian/ persamaan antara fakta di lapangan aparat pengawas BPMPKK segera ditindaklanjuti oleh BPMPKK. Hal ini berarti aparat pengawasa BPMPKK secara aktif dan agresif menyelesaikan setiap terjadinya selisih atau ketidaksesuaian dengan fakta yang terjadi di lapangan. Total skor jawaban

81 responden adalah sebesar 223, dengan nilai rata-rata yaitu 3,72 atau masuk dalam kategori baik/tinggi. Hal ini sesuai dengan Buku Petunjuk Teknis Operasional PNPM-Mandiri Pedesaan, bahwa aparat pengawas BPMPKK harus akuntabel dalam melakukan pengawasan yaitu setiap temuan yang dihasilkan apabila terjadi perselisihan harus dapat dipertanggungjawabkan secara internal dan eksternal. Berdasarkan distribusi frekuensi jawaban responden di atas maka dapat ketahui kategori membandingkan hasil pengawasan dengan fakta ataupun kenyataan di lapangan, yang diperoleh dari nilai rata-rata jawaban responden pada pertanyaan tentang membandingkan hasil pengawasan (Lampiran 2). Adapun kategori membandingkan hasil pengawasan tersebut dapat dilihat pada Tabel 34 berikut: Tabel 34. Kategori membandingkan hasil pengawasan oleh tim/aparat pengawas BPMPKK Kategori Membandingkan Hasil Pengawasan Rata-rata Frekuensi Total Persentase Sangat Tinggi 5 17 85 28,33 Tinggi 4 29 116 48,33 Cukup Tinggi 3 10 30 16,67 Rendah 2 1 2 1,67 Sangat Rendah 1 3 3 5,00 Jumlah 60 236 100,00 Rata-rata 3,93 Berdasarkan Tabel 34, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 29 orang (48,33%) menyatakan bahwa aparat pengawas dalam melakukan pengawasan mempunyai inisiatif untuk membandingkan hasil pemeriksaan,

82 dimana upaya membandingkan tersebut masuk dalam kategori tinggi. Total skor jawaban responden adalah sebesar 236, dengan nilai rata-rata yaitu 3,93 atau masuk dalam kategori baik/tinggi. Hal ini berarti aparat pengawas BPMPKK telah melaksanakan perbandingan antara hasil pengawasan dengan fakta yang terjadi di lapangan. 6. Kewenangan Kewenangan adalah otoritas formal yang dimiliki Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung/Kelurahan dalam pengawasan PNPM Mandiri Pedesaan, dimana aparat BPMPKK harus diberi wewenang yang cukup untuk melaksanakan tugasnya. Sebaliknya objek yang diawasi harus mampu menerima wewenang tersebut sebagai suatu kewajaran. Kewenangan yang dimiliki aparat juga tidak boleh disalahgunakan dan objek yang diawasi tidak boleh menanggapi kegiatan pengawasan sebagai sesuatu yang menakutkan dan merugikan. a. Dasar hukum yang jelas Untuk mengetahui tanggapan responden bahwa pemeriksaan yang dilakukan Badan PMPKK di lapangan, apakah sudah sesuai atau belum dengan dasar hukum/aturan yang ada, dapat dilihat pada Tabel 35 berikut:

Tabel 35. Tanggapan responden tentang pemeriksaan yang dilakukan Badan PMPKK di lapangan didasari oleh dasar hukum yang jelas Jawaban Responden Frekuensi Total Persentase Sangat sesuai 5 16 80 26,67 Sesuai 4 27 108 45,00 Kurang sesuai 3 11 33 18,33 Tidak sesuai 2 5 10 8,33 Sangat tidak sesuai 1 1 1 1,67 Jumlah 60 232 100,00 Rata-Rata 3,87 Berdasarkan Tabel 35, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 27 orang (45,00%) menyatakan bahwa pemeriksaan yang dilakukan Badan PMPKK di lapangan didasari dan sesuai dengan dasar hukum yang jelas. Hal ini berarti proses pengawasan yang dilaksanakan oleh tim/aparat pengawas BPMPKK dilaksanakan pada ketentuan hukum yang berlaku, bukannya pada kemauan ataupun kehendak dari tim/aparat pengawas BPMPKK belaka. Total skor jawaban responden adalah sebesar 232, dengan nilai rata-rata yaitu 3,87 atau masuk dalam kategori baik/tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa dalam melaksanakan tugas yang diembannya, pengawas BPMPKK berpijak pada pedoman atau acuan dari suatu ketentuan yang telah ditetapkan. 83 b. Respon dari objek Untuk mengetahui tanggapan responden bahwa objek yang diawasi (Tim Pengelola PNPM-Mandiri Pedesaan Tingkat Kampung) terhadap kewenangan yang dimiliki Badan PMPKK sudah responsif apa belum, dapat dilihat pada Tabel 36 berikut:

Tabel 36. Tanggapan responden terhadap respon objek yang diawasi (Tim Pengelola PNPM-Mandiri Pedesaan Tingkat Kampung) terhadap kewenangan yang dimiliki Badan PMPKK Jawaban Responden Frekuensi Total Persentase Sangat responsif 5 19 95 31,67 Responsif 4 21 84 35,00 Kurang responsif 3 18 54 30,00 Tidak responsif 2 2 4 3,33 Sangat tidak responsif 1 0 0 0,00 Jumlah 60 237 100,00 Rata-Rata 3,95 Berdasarkan Tabel 36, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 21 orang (35,00%) menyatakan bahwa objek yang diawasi (Tim Pengelola PNPM-Mandiri Pedesaan Tingkat Kampung) terhadap kewenangan yang dimiliki Badan PMPKK sudah responsif. Hal ini berarti masyarakat yang menjadi pelaksanaan PNPM-Mandiri Pedesaan di Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang sudah responsif dengan kewenangan yang dimiliki oleh BPMPKK. Total skor jawaban responden adalah sebesar 237, dengan nilai rata-rata yaitu 3,95 atau masuk dalam kategori baik/tinggi. Hal ini mengandung arti bahwa setiap pelaku PNPM-Mandiri Pedesaan harus menerapkan prinsip partisipatif, yaitu semua pelaku program terutama masyarakat, fasilitator dan konsultan harus bebas untuk berpartisipasi dan melaporkan berbagai masalah yang dihadapi serta memberikan kontribusinya untuk perbaikan program. 84

85 c. Tidak menyalahgunakan wewenang Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap aparat Badan PMPKK tidak menyalahgunakan kewenangan yang dimiliki dalam melakukan pemeriksaan terhadap objek yang diawasi, dapat dilihat pada Tabel 37 berikut: Tabel 37. Tanggapan responden terhadap aparat Badan PMPKK tidak menyalahgunakan kewenangan yang dimiliki dalam melakukan pemeriksaan terhadap objek yang diawasi Jawaban Responden Frekuensi Total Persentase Sangat setuju 5 9 45 15,00 Setuju 4 38 152 63,33 Kurang setuju 3 4 12 6,67 Tidak setuju 2 9 18 15,00 Sangat tidak setuju 1 0 0 0,00 Jumlah 60 227 100,00 Rata-Rata 3,78 Berdasarkan Tabel 37, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 38 orang (63,33%) menyatakan bahwa respondan setuju kalau aparat Badan PMPKK tidak menyalahgunakan kewenangan yang dimiliki dalam melakukan pemeriksaan terhadap objek yang diawasi. Hal ini berarti masyarakat selaku pelaksana PNPM Mandiri Pedesaan menilai bahwa aparat BPMPKK telah menjalankan tugasnya sesuai dengan kewenangan yang dimiliki. Total skor jawaban responden adalah sebesar 227, dengan nilai rata-rata yaitu 3,78 atau masuk dalam kategori baik/tinggi. Hal ini dilaksanakan sesuai dengan Buku Petunjuk Teknis Operasional PNPM-Mandiri Pedesaan, terutama pada prinsip akuntabel yang menyatakan bahwa pelaksanaan pengawasan harus dapat dipertanggungjawabkan secara internal dan eksternal.

86 Berdasarkan distribusi frekuensi jawaban responden di atas maka dapat ketahui kategori kewenangan aparat pengawas dalam melakukan pengawasan, yang diperoleh dari nilai rata-rata jawaban responden pada pertanyaan tentang indikator kewenangan (Lampiran 2). Adapun kategori kewenangan aparat pengawas dari BPMPKK terhadap pelaksanaan PNPM-Mandiri Pedesaan di Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang, dapat dilihat pada Tabel 38 berikut: Tabel 38. Kategori kewenangan oleh tim/aparat pengawas BPMPKK Kategori Kewenangan Rata-rata Frekuensi Total Persentase Sangat Tinggi 5 15 75 25,00 Tinggi 4 33 132 55,00 Cukup Tinggi 3 11 33 18,33 Rendah 2 1 2 1,67 Sangat Rendah 1 0 0 0,00 Jumlah 60 242 100,00 Rata-rata 4,03 Berdasarkan Tabel 38, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 33 orang (55,00%) menyatakan bahwa kewenangan aparat pengawas dari BPMPKK masuk dalam kategori tinggi. Total skor jawaban responden adalah sebesar 242, dengan nilai rata-rata yaitu 4,03 atau masuk dalam kategori baik/tinggi. Hal ini berarti kewenangan yang dimiliki oleh pengawas dalam melaksanakan proses pengawasan pelaksanaan PNPM-Mandiri Pedesaan di Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang sudah berjalan dengan dengan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Nawawi (1995:50), bahwa untuk mengoptimalkan pengawasan maka aparat diberi wewenang yang cukup untuk

melaksanakan tugas, dan sebaliknya pihak yang dievaluasi harus mampu menerima wewenang tersebut sebagai suatu kewajaran. 87 Pengawasan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung/ Kelurahan Kabupaten Tulang Bawang terhadap pelaksanaan PNPM-Mandiri Pedesaan di Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang, dalam penelitian ini dibagi ke dalam lima kategori, yaitu sangat baik, baik, cukup baik, tidak baik dan sangat tidak baik. Pengelompokan tersebut didasarkan pada total skor jawaban responden pada tabel distribusi jawaban responden pada Lampiran 2. Interval ditentukan dengan rumus: I = NT NR K Keterangan: I NT NR K = Nilai Interval = Nilai tertinggi = Nilai terendah = Kategori Jawaban Berdasarkan tabel distribusi jawaban responden pada kuesioner dengan indikator pengawasan oleh BPMPK maka diketahui bahwa total skor tertinggi adalah 88 dan total skor terendah adalah 39, sehingga perhitungan nilai intervalnya adalah: I = 88 39 5 49 = = 9,8 = 10 (Pembulatan) 5

88 Dengan demikian, rentang interval jawaban responden dan pengelompokan kategori peranan BPMPK adalah sebagai berikut: 79 88 masuk dalam kategori peranan sangat baik 69 78 masuk dalam kategori peranan baik 59 68 masuk dalam kategori peranan cukup baik 49 58 masuk dalam kategori peranan tidak baik 39 48 masuk dalam kategori peranan sangat tidak baik Setelah diketahui kategori jawaban responden, maka kategori pengawasan oleh aparat Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung/Kelurahan dalam pelaksanaan PNPM-Mandiri Pedesaan di Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang dapat dilihat pada Tabel 39 berikut: Tabel 39. Kategori Pengawasan yang dilakukan oleh Aparat Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung/Kelurahan Kabupaten Tulang Bawang Kategori Peranan Rentang Interval Frekuensi Persentase Sangat Baik 79 88 8 13,33 Baik 69 78 23 38,33 Cukup Baik 59 68 19 31,67 Tidak Baik 49 58 5 8,33 Sangat Tidak Baik 39 48 5 8,33 Jumlah 60 100,00 Sumber: Pengolahan Data Penelitian (2010) Berdasarkan Tabel 39, diketahui bahwa sebanyak 8 orang (13,33%) menyatakan bahwa pengawasan yang dilakukan oleh aparat Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung/Kelurahan dalam kegiatan Pengelolaan PNPM di Kecamatan Menggala adalah sangat baik. Sebanyak 23 orang (38,33%)

89 menyatakan bahwa pengawasan yang dilakukan oleh aparat Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung/Kelurahan dalam kegiatan Pengelolaan PNPM di Kecamatan Menggala adalah baik. Sebanyak 19 orang (31,67%) menyatakan bahwa pengawasan yang dilakukan oleh aparat Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung/Kelurahan dalam kegiatan Pengelolaan PNPM di Kecamatan Menggala adalah cukup baik. Sebanyak 5 orang (8,33%) menyatakan bahwa pengawasan yang dilakukan oleh aparat Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung/Kelurahan dalam kegiatan Pengelolaan PNPM di Kecamatan Menggala adalah tidak baik. Sebanyak 5 orang (8,33%) menyatakan bahwa pengawasan yang dilakukan oleh aparat Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung/Kelurahan dalam kegiatan Pengelolaan PNPM di Kecamatan Menggala adalah sangat tidak baik. Dengan demikian maka sebagian besar masyarakat sebagai pelaku kegiatan PNPM-Mandiri Pedesaan di Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang menyatakan bahwa aparat Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung/Kelurahan mempunyai pengawasan yang baik dalam kegiatan Pengelolaan PNPM di Kecamatan Menggala. 5.4. Pelaksanaan PNPM-Mandiri Pedesaan di Kecamatan Menggala Pelaksanaan PNPM-Mandiri Pedesaan yaitu upaya/kegiatan pencapaian hasil/target PNPM-Mandiri Pedesaan yang telah ditentukan dan direncanakan

sebelumnya, yang pengukurannya dilihat dari hasil pelaksanaan program, mutu (kualitas program), kuantitas, dan waktu. 90 1. Kualitas Kualitas adalah menunjuk pada keadaan baik atau buruknya pelaksanaan Program PNPM - Mandiri Pedesaan di wilayah Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang, dari tahap awal perencanaan kegiatan, pelaksanaan dan hasil akhir hasil dari seluruh kegiatan pembangunan yang telah dilaksanakan dalam program tersebut. a. Kesiapan organisasi Untuk mengetahui kesiapan organisasi dalam pelaksanaan PNPM-Mandiri Pedesaan di Kecamatan Menggala, dapat dilihat pada Tabel 40 berikut: Tabel 40. Tanggapan responden terhadap organisasi pelaksana PNPM Mandiri Pedesaan di Kecamatan Menggala selalu siap Jawaban Responden Frekuensi Total Persentase Selalu siap 5 12 60 20,00 Siap 4 36 144 60,00 Kurang siap 3 5 15 8,33 Tidak siap 2 7 14 11,67 Sangat tidak siap 1 0 0 0,00 Jumlah 60 233 100,00 Rata-Rata 3,88 Berdasarkan Tabel 40, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 36 orang (60,00%) menyatakan organisasi pelaksana PNPM Mandiri Pedesaan di Kecamatan Menggala mempunyai tingkat kesiapan yang baik. Hal ini berarti masyarakat sebagai pelaksana program PNPM Mandiri Pedesaan mempunyai kesiapan yang matang. Total skor jawaban responden adalah

sebesar 233, dengan nilai rata-rata yaitu 3,88 atau masuk dalam kategori baik/tinggi. Dari hasil pengamatan yang penulis lakukan, masyarakat sasaran program PNPM-Mandiri selalu antusias dalam menanggapi setiap program dan kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah terutama PNPM-Mandiri Pedesaan. b. Lingkungan dan kesejahteraan Untuk mengetahui mengenai kualitas lingkungan dan kesejahteraan dalam pelaksanaan PNPM-Mandiri Pedesaan di Kecamatan Menggala, dapat dilihat pada Tabel 41 berikut: Tabel 41. Tanggapan responden tentang kualitas lingkungan dan kesejahteraan masyarakat yang menerima dana PNPM-Mandiri Pedesaan di wilayah sasaran (Kecamatan Menggala) setelah dana PNPM-Mandiri Pedesaan digulirkan mengalami peningkatan Jawaban Responden Frekuensi Total Persentase Sangat meningkat 5 18 90 30,00 Meningkat 4 29 116 48,33 Kurang meningkat 3 5 15 8,33 Tidak meningkat 2 1 2 1,67 Sangat tidak meningkat 1 7 7 11,7 Jumlah 60 230 100,00 Rata-Rata 3,83 Berdasarkan Tabel 41, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 29 orang (48,33%) menyatakan bahwa kualitas lingkungan dan kesejahteraan masyarakat yang menerima dana PNPM-Mandiri Pedesaan di wilayah sasaran di Kecamatan Menggala setelah dana PNPM-Mandiri Pedesaan digulirkan mengalami peningkatan (meningkat). Hal ini berarti kegiatan PNPM Mandiri Pedesaan di Kecamatan Menggala telah memberikan dampak yang cukup signifikan di bidang kualitas lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Total 91

skor jawaban responden adalah sebesar 230, dengan nilai rata-rata yaitu 3,83 atau masuk dalam kategori baik/tinggi. Hal ini didasarkan dari kualitas program yang telah dijalankan menunjukkan peningkatan yang signifikan, pembangunan fasilitas dan kebutuhan masyarakat telah efektif dilaksanakan di Kecamatan Menggala. c. Kepedulian dan partisipasi Untuk mengetahui tingkat kepedulian dan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan PNPM-Mandiri Pedesaan di Kecamatan Menggala, dapat dilihat pada Tabel 42 berikut: Tabel 42. Tanggapan responden tentang kepedulian dan partisipasi swadaya masyarakat sangat tinggi dalam mensinergikan bantuan dari pemerintah (matching fund) Jawaban Responden Frekuensi Total Persentase Sangat peduli 5 13 65 21,67 Peduli 4 33 132 55,00 Kurang peduli 3 11 33 18,33 Tidak peduli 2 3 6 5,00 Sangat tidak peduli 1 0 0 0,00 Jumlah 60 236 100,00 Rata-Rata 3,93 Berdasarkan Tabel 42, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 33 orang (55,00%) menyatakan bahwa masyarakat peduli dan partisipatif dalam mensinergikan bantuan dari pemerintah (matching fund). Hal ini berarti bahwa masyarakat cukup peduli dan selalu berpartisipatif dalam mensinergikan bantuan dari pemerintah dalam bentuk PNPM Mandiri Pedesaan di Kecamatan Menggala. Total skor jawaban responden adalah sebesar 236, dengan nilai rata-rata yaitu 3,93 atau masuk dalam kategori baik/tinggi. 92

93 d. Kemampuan mengindikasi Untuk mengetahui kemampuan mengindikasi dari pihak masyarakat sebagai sasaran program PNPM-Mandiri Pedesaan di Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang, dapat dilihat pada Tabel 43 berikut: Tabel 43. Tanggapan responden tentang institusi kemasyarakatan mempunyai kemampuan dalam mengidentifikasi permasalahan dan potensi masyarakat kampung Jawaban Responden Frekuensi Total Persentase Sangat mampu 5 14 70 23,33 Mampu 4 30 120 50,00 Kurang mampu 3 14 42 23,33 Tidak mampu 2 2 4 3,34 Sangat tidak mampu 1 0 0 0,00 Jumlah 60 236 100,00 Rata-Rata 3,93 Berdasarkan Tabel 43, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 30 orang (55,00%) menyatakan bahwa institusi kemasyarakatan mampu mengidentifikasi permasalahan dan potensi masyarakat kampung. Hal ini berarti masyarakat sudah mempunyai persiapan secara teknis dalam mengidentifikasi setiap permasalahan dan potensi yang dimiliki oleh masyarakat di Kecamatan Menggala. Total skor jawaban responden adalah sebesar 236, dengan nilai rata-rata yaitu 3,93 atau masuk dalam kategori baik/tinggi. Hal ini didasarkan dari setiap pengajuan proposal kegiatan telah direncanakan terlebih dahulu secara matang dengan melakukan konsultasi dengan fasilitator kecamatan maupun pihak BPMPKK Kabupaten Tulang Bawang sebagai wakil pemerintah.

94 e. Kemampuan mengidentifikasi Untuk mengetahui tingkat kemampuan masyarakat dalam mengidentifikasi permasalahan dalam pelaksanaan program PNPM-Mandiri di Kecamatan Menggala, dapat dilihat pada Tabel 44 berikut: Tabel 44. Tanggapan responden tentang kemampuan dalam mengidentifikasi permasalahan Jawaban Responden Frekuensi Total Persentase Sangat mampu 5 13 65 21,67 Mampu 4 33 132 55,00 Kurang mampu 3 11 33 18,33 Tidak mampu 2 3 6 5,00 Sangat tidak mampu 1 0 0 0,00 Jumlah 60 236 100,00 Rata-Rata 3,93 Berdasarkan Tabel 44, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 33 orang (55,00%) menyatakan bahwa masyarakat mampu mengidentifikasi setiap permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan PNPM-Mandiri Pedesaan di Kecamatan Menggala. Hal ini bahwa masyarakat di Kecamatan Menggala selaku objek pelaksana PNPM Mandiri Pedesaan memiliki persiapan dalam menghadapi permasalahan yang muncul. Total skor jawaban responden adalah sebesar 236, dengan nilai rata-rata yaitu 3,93 atau masuk dalam kategori baik/tinggi. Hal ini dapat dilihat dari hasil temuan masyarakat selalu sinkron dengan hasil temuan aparat pengawas BPMPKK Kabupaten Tulang Bawang, dengan demikian masyarakat mampu mengidentifiksi setiap permasalahan yang muncul dengan baik.