DAFTAR ISI. ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR LAMPIRAN...v DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii PENDAHULUAN...

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN. Perhitungan Kadar Kadar residu antibiotik golongan tetrasiklin dihitung dengan rumus:

BAB I PENDAHULUAN. Protein hewani menjadi sangat penting karena mengandung asam-asam amino

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. sumber protein fungsional maupun pertumbuhan, terutama pada anak-anak usia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Pemilihan komposisi fase gerak untuk analisis levofloksasin secara KCKT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Fase gerak : dapar fosfat ph 3,5 : asetonitril (80:20) : panjang gelombang 195 nm

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam

DAFTAR ISI HALAMAN KATA PENGANTAR...

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENETAPAN KADAR RESIDU TETRASIKLIN DALAM DAGING AYAM PEDAGING SECARA ADISI STANDAR DENGAN SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Linieritas metode analisis kalsium dalam tanah dengan AAS ditentukan

BAB I PENDAHULUAN.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemilihan Kondisi Optimum Kromatografi Gas untuk Analisis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Daging ayam merupakan sumber protein hewani yang mudah dimasak

Lampiran 1. Gambar Alat KCKT dan Syringe 50 µl. Alat KCKT. Syringe 50 µl. Universitas Sumatera Utara

Prosiding Farmasi ISSN:

Perbandingan fase gerak metanol-air (50:50)

BAB I PENDAHULUAN. Hidrokortison asetat adalah kortikosteroid yang banyak digunakan sebagai

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PROSEDUR KERJA

Volume 5, No. 1, April 2012 PENENTUAN KLORAMFENIKOL DALAM DAGING AYAM BROILER

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan bahan tambahan pangan dewasa ini sangat beragam, dari

HASIL DAN PEMBAHASAN Keberadaan Residu Antibiotik

PERAN ASOHI DALAM PELAKSANAAN IMPORTASI, PRODUKSI DAN DISTRIBUSI ANTIBIOTIKA DI SEKTOR PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi tetapi akibat buruk penggunaan antibiotik sebagai imbuhan pakan

I. PENDAHULUAN. mengandung sejumlah mikroba yang bermanfaat, serta memiliki rasa dan bau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Direktorat Jenderal Peternakan (2011), dalam survey yang

BAB I PENDAHULUAN. menghambat enzim HMG-CoA reduktase. HMG-CoA merupakan pembentuk

VALIDASI METODE ANALISIS RESIDU ANTIBIOTIK TETRASIKLIN DALAM DAGING AYAM PEDAGING SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI DEDEH SURYANI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Usaha peternakan ayam saat ini cukup berkembang pesat. Peredaran daging ayam cukup besar di pasaran sehingga menyebabkan

BAB III METODE PENELITIAN

Budidaya Bebek Peking Sangat Menjanjikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. amino esensial yang lengkap dan dalam perbandingan jumlah yang baik. Daging broiler

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH SUHU PEMANASAN TERHADAP KANDUNGAN RESIDU ANTIBIOTIK DALAM AIR SUSU SAPI

I. PENDAHULUAN. pengetahuan masyarakat tentang gizi yang meningkat. Penduduk Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN. Latar Belakang. tidak saja dapat tumbuh baik di air tawar, namun juga air payau dan laut. Sebagai

PENGANTAR. Latar Belakang. sebagai salah satu sumber pemenuhan kebutuhan protein hewani masyarakat.

PEMAKAIAN ULANG FASA GERAK TETRASIKIAN DALAM ANALISIS ANTIBIOTIKA PADA ALAT KHROMATOGRAFI CAIRAN KINERJA TINGGI RINGKASAN

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Industri perunggasan di Indonesia terutama ayam pedaging (broiler) sangat

I. PENDAHULUAN. Secara alami hewan ternak, khususnya itik memiliki kekebalan alami. yang berfungsi menjaga kesehatan tubuhnya. Kekebalan alami ini

VALIDASI METODE ANALISIS PENENTUAN KADAR HIDROKINON DALAM SAMPEL KRIM PEMUTIH WAJAH MELALUI KLT-DENSITOMETRI

I. PENDAHULUAN. dan ekonomis. Permintaan terhadap daging ayam semakin bertambah seiring

I. PENDAHULUAN. Non-nutritive feed additive merupakan suatu zat yang dicampurkan ke. dalam ransum ternak dengan bermacam-macam tujuan misalnya, memacu

ANALISIS RESIDU ANTIBIOTIKA SPIRAMISIN DALAM DAGING AYAM SECARA KHROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT)

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

BAB I PENDAHULUAN. analgetik dan antipiretik disamping jenis obat lainnya. Jenis obat tersebut banyak

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi

PENDAHULUAN. Latar Belakang. bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia. Peningkatan kebutuhan

I. PENDAHULUAN. dan perkembangan pengetahuan masyarakat tentang gizi. Tingkat konsumsi

I. PENDAHULUAN. hasil produksi pengembangan ayam broiler akan semakin tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2008, beberapa produk susu dan olahannya yang berasal dari Cina

TINGGI SKRIPSI. Oleh: repository.unisba.ac.id

TESIS PENENTUAN RESIDU DAN PENGARUH PEMANASAN TERHADAP KANDUNGAN ANTIBIOTIK YANG TERDAPAT DALAM DAGING AYAM YANG BEREDAR DI PASAR KOTA MEDAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun

Gambar 1. Alat kromatografi gas

I. PENDAHULUAN. cukup sempurna karena mengandung zat zat gizi yang lengkap dan mudah

I. PENDAHULUAN. Ayam pedaging merupakan salah satu ternak penghasil daging yang. Ayam pedaging merupakan ternak yang paling ekonomis bila

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. MACAM DAN SUMBER PANGAN ASAL TERNAK

III. BAHAN DAN METODE

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

BAB I PEDAHULUAN. banyak terdapat ternak sapi adalah di TPA Suwung Denpasar. Sekitar 300 ekor sapi

VALIDASI METODE ANALISIS TABLET LOSARTAN MERK B YANG DITAMBAH PLASMA MANUSIA DENGAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK

I. PENDAHULUAN. ayam broiler. Ayam broiler merupakan jenis unggas yang berkarakteristik diantara

Perkembangan Harga Daging dan Telur Ayam

DAFTAR ISI.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH. DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN..

ANALISIS KADAR NITRIT PADA SOSIS SAPI DI PASAR MODERN KOTA GORONTALO. Nurnaningsi Yalumini, Rama P Hiola, Ramly Abudi 1

I. PENDAHULUAN. juga mengandung beberapa jenis vitamin dan mineral. Soeparno (2009)

PENGEMBANGAN STRIP TES BERBASIS REAGEN ASAM SULFANILAT DAN 1-NAFTOL UNTUK DETEKSI PENGAWET NITRIT PADA SAMPEL KORNET DAGING SAPI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Furosemid merupakan obat golongan loop diuretik yang banyak digunakan

PENDAHULUAN Latar Belakang

Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan bahan kimia sebagai bahan tambahan pada makanan (food

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan analisis obat semakin dikenal secara luas dan bahkan mulai

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. banyak diminati di kalangan masyarakat, hal ini disebabkan rasa

I. PENDAHULUAN. atau ayam yang kemampuan produksi telurnya tinggi. Karakteristik ayam petelur

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

Transkripsi:

DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR LAMPIRAN...v DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii PENDAHULUAN...1 BAB I TINJAUAN PUSTAKA...4 1.1 Tinjauan Antibiotik...4 1.1.1 Definisi Antibiotik...4 1.1.2 Mekanisme Kerja Antibiotik...4 1.1.3 Pengolongan Antibiotik...5 1.2 Tinjauan Tetrasiklin...5 1.2.1 Struktur Tetrasiklin...6 1.2.2 Pemerian Tetrasiklin...6 1.2.3 Pengertian Tetrasiklin...6 1.2.4 Mekanisme Kerja...7 1.2.5 Kegunaan...7 1.2.6 Farmakokinetika...8 1.2.7 Resistensi...8 1.3 Pemakaian Tetrasiklin Pada Ternak...9 1.3.1 Residu Tetrasiklin Pada Ternak...9 1.3.2 Efek Residu Antibiotik Dalam Produk Ternak...10 1.4 Struktur Hati Ayam...10 1.5 Tinjauan Alat...11 1.5.1 Sejarah...11 1.5.2 Kegunaan...11 1.5.3 Prinsip Kerja...12 1.5.4 Skema Alat...13 1.6 Tinjauan Fitokimia...13 1.6.1 Definisi Ekstraksi...13 1.6.2 Ekstraksi Fase Padat...13 1.7 Tinjauan Metode Validasi...14 1.7.1 Ketepatan (Akurasi)...15 1.7.2 Presisi...16 1.7.3 Batas Deteksi (limit of detection, LOD)...17 1.7.4 Batas kuantifikasi (Limit of Quantificattion, LOQ)...18 1.7.5 Linearitas...19 1.7.6 Uji Kesusaian Sistem...19 iii

BAB II METODOLOGI PENELITIAN...20 BAB III BAHAN DAN ALAT...22 3.1 Alat...22 3.2 Bahan...22 BAB IV PROSEDUR PENELITIAN...23 4.1 Pembuatan Larutan Baku...23 4.2 Pembuatan Larutan Trikloroasetat 20%...23 4.3 Pembuatan Larutan Buffer Mc IIIvaine...23 4.4 Pembuatan Metanol 5%...23 4.5 Pembuatan Larutan Metanol Oksalat...24 4.6 Pembuatan Larutan Fase Gerak...24 4.7 Proses Ekstraksi Sampel...24 4.8 Uji Lenearitas...25 4.9 Penentuan Batas Konsentrasi Terendah...25 4.10 Uji Kesesuaian Sistem...25 4.11 Akurasi...26 4.12 Presisi...26 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN...27 5.1 Preparasi Sampel...27 5.2 Pengujian Sampel...28 5.3 Uji Kesesuaian Sistem...29 5.4 Uji Linearitas...30 5.5 Akurasi...31 5.6 Presisi...32 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...33 6.1 Kesimpulan...33 6.2 Saran...33 DAFTAR PUSTAKA...34 iv

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1.1. Uji Kesesuaian Sisitem... 37 2.1. Perhitungan Koefisien Variansi... 38 3.1. Perhitungan Akurasi... 39 4.1. Perhitungan Presisi... 40 5.1. Kurva Kalibrasi Dan Luas Area... 41 6.1. Perhitungan Kadar... 42 7.1. Gambar Kromatogram Sampel A... 43 7.2. Gambar kromatogram Sampel A + Standar... 43 8.1. Gambar kromatogram sampel B... 44 8.2. Gambar kromatogram sampel B + Standar... 44 9.1. Gambar kromatogram sampel C... 45 9.2. 10.1. 10.2. 10.3 Gambar kromatogram sampel C + Standar... Gambar kromatogram standar 0,1 ppm... Gambar kromatogram standar 0,3 ppm Gambar kromaogram standar 0,5 ppm... 45 46 46 47 10.4. Gambar kromaogram standar 1 ppm 47 10.5. Gambar kromaogram standar 2 ppm 48 10.6. Gambar kromaogram standar 3 ppm 48 10.7. Gambar kromaogram standar 4 ppm 48 v

DAFTAR TABEL Tabel V.2. V.3. Data Perhitungan Akurasi... Data Perhitungan Presisi... Halaman 31 32 vi

DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1.2.1. Struktur kimia tetrasiklin... 6 1.5.4. Instrumen KCKT... 13 V.1. Kurva kalibrasi antara standar tetrasiklin dengan luas area 30 vii

PENDAHULUAN Di Indonesia peternakan merupakan salah satu komoditas dasar untuk memenuhi kebutuhan gizi maupun kesehatan pada manusia, diantaranya peternak ayam yang selalu menyuplai ayam ke pasar-pasar, baik pasar tradisional maupun pasar swalayan. Daging ayam merupakan sumber protein hewani yang secara ekonomi terjangkau dan merupakan produk yang paling banyak di konsumsi masyarakat Indonesia. Di kota Bandung jumlah produksi setiap tahunnya selalu meningkat karena kebutuhan masyarakat akan daging ayam tersebut. Berdasarkan data BPS kota Bandung banyaknya produksi daging ayam pada tahun 2010 yaitu 1,59 x 10 6 kg dan pada tahun 2011 yaitu 17,0 x 10 6 kg. Daging ayam yang beredar di kota Bandung sebagian besar berasal dari ayam pedaging. Ayam pedaging mampu tumbuh cepat sehingga dapat menghasilkan daging dalam waktu relatif singkat, yaitu 5-7 minggu. Ayam pedaging memiliki peran penting sebagai sumber protein hewani asal ternak (Resnawati, 2005:714-748). Penambahan antibiotik ke dalam pakan ternak bertujuan untuk meningkatkan laju pertumbuhan berat badan atau memperbaiki laju efisiensi pakan Penggunaan obat-obatan tersebut meningkat tajam, khususnya pada sapi potong dan ayam pedaging untuk mempercepat laju pertumbuhan bobot badan (Sinaga, 2004). Salah satu antibiotik yang banyak digunakan adalah golongan tetrasiklin untuk menghambat sintesis protein bakteri. Penggunaan antibiotik tersebut harus sesuai dengan aturan karena bila menyalahi aturan akan menimbulkan residu pada 1

2 produk ternak. Residu antibiotik dapat menimbulkan bahaya pada manusia yang mengkonsumsinya, seperti alergi, keracunan, gagalnya pengobatan akibat resistensi, dan gangguan jumlah mikroflora dalam saluran pencernaan (Murdiati, 1997). Pemberian antibiotika pada hewan dalam peternakan skala besar umumnya diberikan melalui air minum dan dapat diikuti dengan pemberian antibiotika melalui pakan. Umumnya pemberian antibiotika yang diberikan pada ayam lebih banyak diberikan secara massal dibandingkan pemberian secara individual. Hal ini dilakukan untuk membuat hewan tetap produktif meskipun mereka hidup dalam kondisi berdesakan dan tidak higienis (Martaleni, 2007). Hampir semua pabrik pakan menambahkan obat hewan berupa antibiotika ke dalam pakan komersial, sehingga sebagian besar pakan komersial yang beredar di Indonesia mengandung antibiotika. Apabila peternak yang menggunakan pakan tersebut tidak memperhatikan aturan pemakaiannya, diduga kuat produk ternak mengandung residu antibiotika yang dapat mengganggu kesehatan manusia, antara lain berupa resistensi terhadap antibiotika tertentu, reaksi alergi dan kemungkinan keracunan (Yuningsih, 2004). Oleh karena itu residu-residu tersebut perlu mendapat perhatian yang serius, penggunaan antibiotik sebagai imbuhan pakan sudah merupakan kebiasaan yang di lakukan peternak ayam yang bertujuan untuk meningkatkan laju pertumbuhan yang berdampak positif pada peningkatan produktivitas ternak (Meyer, 1997).

3 Hati mempunyai tempat pengikatan senyawa-senyawa yang tidak bisa didetoksikasi atau tidak bisa dieksresikan, keadaan tersebut menyebabkan kadar residu obat termasuk antibiotik dalam hati menjadi lebih tinggi di bandingkan kadar residu dalam jaringan lain (Lu, 1995;Doull`s, 1996). Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah; Apakah hati ayam yang beredar di pasarpasar kawasan Coblong Kota Bandung mengandung tetrasiklin melebihi batas maksimum yang ditetapkan SNI (Standar Nasional Indonesia). Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pengkonsumsi maupun pembeli daging ayam agar lebih berhati-hati dan cermat dalam mengkonsumsi hati ayam, dan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya.