Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN:

dokumen-dokumen yang mirip
Prosiding Seminar Nasional Biotik 2016 ISBN:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Vermikompos terhadap Perubahan Kemasaman (ph) dan P-tersedia Tanah ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Mineralisasi N dari Bahan Organik yang Dikomposkan

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA MACAM BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) di POLYBAG

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu

I. PENDAHULUAN. jagung juga digunakan sebagai bahan baku industri, pakan ternak dan industri

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Ultisol merupakan tanah yang bertekstur relatif berat, berwarna merah

Gambar 3. Lahan Hutan di Kawasan Hulu DAS Padang

PERUBAHAN BEBERAPA SIFAT KIMIA TANAH AKIBAT PEMBERIAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT DENGAN METODE LAND APPLICATION

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Beberapa Sifat Kimia Tanah antara lain :

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUN PUSTAKA. Sifat sifat Kimia Tanah. tekstur tanah, kepadatan tanah,dan lain-lain. Sifat kimia tanah mengacu pada sifat

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan

SIFAT KIMIA TANAH LANJUTAN SIFAT KIMIA TANAH

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGUJIAN PUPUK TULANG AYAM SEBAGAI BAHAN AMELIORASI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SORGHUM DAN SIFAT- SIFAT KIMIA TANAH PODZOLIK MERAH KUNING PEKANBARU

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. sesungguhnya bisa dimanfaatkan untuk lahan pertanian (potensial), asalkan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanah marginal merupakan tanah yang potensial untuk pertanian. Secara alami

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PANEN JAHE

PENGARUH DOSIS DAN UKURAN BUTIR PUPUK FOSFAT SUPER YANG DIASIDULASI LIMBAH CAIR TAHU TERHADAP SERAPAN P DAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (Subagyo, dkk, 2000). Namun demikian, tanah Ultisol ini memiliki kandungan

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara di wilayah tropika basah yang sebagian besar

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. yaitu sekitar 51 juta ha (lebih kurang 29% luas daratan Indonesia).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kajian Pemberian Lumpur Sawit dan BFA Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit di Mains Nursery

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Permasalahan Tanah Ultisol dan Upaya Mengatasinya

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays

PENETAPAN KEMASAMAN TANAH BAB I PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. menunjang pertumbuhan suatu jenis tanaman pada lingkungan dengan faktor

I. PENDAHULUAN. kebutuhan unsur hara tanaman. Dibanding pupuk organik, pupuk kimia pada

I. PENDAHULUAN. terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

HASIL DAN PEMBAHASAN

Aplikasi Bahan Amelioran (Asam Humat; Lumpur IPAL Tambang Batu Bara) terhadap Pertumbuhan Tanaman Reklamasi pada Lahan Bekas Tambang Batu Bara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Respon Beberapa Sifat Kimia dan Hasil Tanaman Kakao terhadap Pemberian Pupuk Organik dan Pupuk Hayati

TINJAUAN PUSTAKA. kalium dari kerak bumi diperkirakan lebih dari 3,11% K 2 O, sedangkan air laut

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PERTUMBUHAN DANHASILTANAMAN SEMANGKA (Citrullus vulgaris Schard) PADA BEBERAPA TARAF DOSIS KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

APLIKASI BIOAKTIVATOR ORGADEC PADA PENGOMPOSAN LIMBAH ORGANIK DAN PENGARUHNYA TERHADAP SIFAT KIMIA TANAH ULTISOL PADA PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG

HASIL DA PEMBAHASA. Tabel 5. Analisis komposisi bahan baku kompos Bahan Baku Analisis

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara (USU), Medan pada ketinggian tempat sekitar 25 m dpl. Analisis

I. PENDAHULUAN. sekitar 500 mm per tahun (Dowswell et al., 1996 dalam Iriany et al., 2007).

ANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN SAWAH DI PROVINSI BENGKULU

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tanaman dan kelangsungan hidup mahluk hidup. Karakteristik unsur-unsur dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu ( Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman penting sebagai penghasil

ANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN BUDIDAYA PERTANIAN DI KOTA SEMARANG

PENGARUH PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK ORGANONITROFOS DAN PUPUK KIMIA TERHADAP SERAPAN HARA DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

PEMBERIAN KOMPOS TKS, AMANDEMEN, DAN PUPUK STANDAR PADA TYPIC HAPLUDULT TERHADAP SERAPAN N, P, K, DAN PERTUMBUHAN TANAMAN KEDELAI (Glicyne max L.

III. METODE PENELITIAN. Pembuatan biochar dilakukan di Kebun Percobaan Taman Bogo Lampung Timur.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

Pengaruh Pemberian Pupuk Cair Terhadap Produksi Rumput Gajah Taiwan (Pennisetum Purpureum Schumach)

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ultisol

BAB 3 KIMIA TANAH. Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanah gambut adalah material organik yang terbentuk dari bahan-bahan

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di

PENDAHULUAN. Buah melon (Cucumis melo L.) adalah tanaman buah yang mempunyai nilai

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia produksi nanas setiap tahun mengalami peningkatan seiring

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Beberapa Sifat KimiaTanah Gambut dalam Pot yang Diberi Raw Mix Semen dan Mikroorganisme Efektif M-Bio

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kesuburan Tanah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kedelai (Glycine max L.) merupakan tanaman pangan yang penting sebagai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Analisis Pendahuluan Kompos Kotoran Kelinci

PENGARUH PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAYURAN. Oleh : Eka Dian Kiswati NPM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMBERIAN SLUDGE PALM OIL (SPO) TERHADAP SIFAT KIMIA DAN FISIKA TANAH

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN: 978-602-18962-5-9 PENGARUH JENIS DAN DOSIS BAHAN ORGANIK PADA ENTISOL TERHADAP ph TANAH DAN P-TERSEDIA TANAH Karnilawati 1), Yusnizar 2) dan Zuraida 3) 1) Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jabal Ghafur, Sigli 2,3) Program Studi Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh Email: nizaribr17@yahoo.co.id ABSTRAK Entisol merupakan tanah yang mempunyai Kejenuhan Basa (KB) dan KTK bervariasi; ph bervariasi dari asam, netral, sampai alkalis; dan memiliki rasio C/N<20. Sifat fisika Entisol antara lain permeabilitas umumnya lambat; drainasenya sedang; dan cukup peka terhadap gejala erosi. Kadar bahan organik pada tanah Entisol rendah sehingga ketersediaan hara bagi tanaman juga rendah (Munir,1986). Oleh karena itu, perlu adanya upaya perbaikan supaya tanah Entisol cukup produktif untuk budidaya tanaman pertanian. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan adalah penambahan bahan organik. Berbagai bahan organik yang dapat digunakan antara lain limbah kelapa sawit dan pupuk kandang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis dan dosis bahan organik pada Entisol terhadap ph tanah dan P-tersedia tanah. Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala kemudian dilanjutkan di Laboratorium Penelitian Tanah Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala. Lokasi pengambilan sampel di Desa Kajhu Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 3 ulangan. Faktor pertama yang diteliti adalah jenis bahan organik (B) terdiri dari limbah sawit rasio C/N>30 (B 1 ), limbah sawit rasio C/N<20 (B 2 ), pupuk kandang rasio C/N>30 (B 3 ), dan pupuk kandang rasio C/N<20 (B 4 ). Faktor kedua adalah dosis bahan organik (D) terdiri dari 0 ton ha -1 (D 0 ), 20 ton ha -1 (D 1 ), dan 30 ton ha -1 (D 2 ). Parameter yang diamati adalah ph tanah dan P-tersedia tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan jenis bahan organik berpengaruh nyata terhadap ph tanah dan P- tersedia tanah. Perlakuan dosis bahan organik berpengaruh tidak nyata terhadap ph tanah dan berpengaruh sangat nyata terhadap P-tersedia tanah. Kata Kunci: Bahan Organik, ph Tanah, P-tersedia PENDAHULUAN ntisol merupakan tanah yang mempunyai Kejenuhan Basa (KB) dan KTK bervariasi; ph bervariasi dari asam, netral, sampai alkalis; dan memiliki rasio C/N<20. Sifat fisika Entisol antara lain permeabilitas umumnya lambat; drainasenya sedang; dan cukup peka terhadap gejala erosi. Kadar bahan organik pada tanah Entisol rendah sehingga ketersediaan hara bagi tanaman juga rendah (Munir,1986). Oleh karena itu, perlu adanya upaya perbaikan supaya tanah Entisol cukup produktif untuk budidaya tanaman pertanian. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas Entisol adalah dengan penambahan bahan organik. Berbagai bahan organik yang dapat digunakan antara lain limbah kelapa sawit dan pupuk kandang. Hardjowigeno (2003) berpendapat bahwa pupuk organik selain menambah unsur hara dapat pula memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kapasitas tukar kation, menambah kemampuan tanah menahan air, meningkatkan kegiatan biologi tanah. Yusnizar, Hifnalisa & Fikrinda (2006) menunjukkan bahwa pemberian jenis bahan organik yang mempunyai C/N mendekati C/N tanah (9,98; 12,09; dan 13,58) tidak berpengaruh nyata terhadap total mikroorganisme dan aktivitas mikroorganisme (respirasi) tanah. Keadaan bahan organik yang ditambahkan ke dalam tanah sebagai pupuk atau soil 313

314 Karnilawati, dkk. amandement sangat berpengaruh pada mineralisasi dan immobilisasi. Penyusun bahan organik terutama Karbon (C) dan Nitrogen (N), keduanya berfungsi sebagai pembentuk jaringan tanaman. Apabila bahan organik yang digunakan mempunyai rasio C/N dibawah 20 menunjukkan terjadinya mineralisasi, apabila bahan organik mempunyai rasio C/N lebih besar 30 berarti terjadi immobilisasi, sedangkan jika di antara 20-30 berarti mineralisasi seimbang dengan immobilisasi (Tisdale & Nelson, 1975 dalam Hanafiah, 2005). Pada rasio C/N diatas 30 (awal dekomposisi), N tersedia diimmobilisasi kedalam sel-sel mikrobia untuk memperbanyak diri, kemudian dengan meningkatnya aktivitas mikrobia mineralisasi N juga meningkat tetapi sebagian N digunakan oleh mikrobia untuk untuk perbanyakan dirinya. Pada rasio C/N di bawah 30, selaras dengan menipisnya cadangan bahan organik yang mudah dirombak sebagian mikrobia mati dan N penyusun sel segera mengalami mineralisasi melepaskan N dan hara lain, sehingga ketersediaan N meningkat. Oleh karena itu, rasio C/N awal suatu bahan organik yang akan didekomposisikan mempengaruhi laju penyediaan N dan hara-hara lain (Hanafiah, 2005). Kesuburan tanah selain ditentukan oleh sifat kimia dan fisika juga sangat ditentukan oleh sifat biologi. Adanya mikroorganisme menyebabkan terjadinya interaksi biologis yang dinamis dan menimbulkan reaksi biokimia yang beragam dalam proses perombakan bahan organik, sintesis senyawa baru, pelapukan batuan dan penyediaan hara bagi tanaman (Rao, 1994). Berdasarkan uraian tersebut diatas maka perlu dilakukan suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui bifat kimia tanah berupa ph tanah dan P-tersedia tanah akibat pemberian jenis dan dosis bahan organik pada Entisol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jenis dan dosis bahan organik pada Entisol terhadap ph tanah dan P- tersedia tanah. METODE PENELITIAN Tempat Penelitian Tempat Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Penelitian Tanah Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Bahan dan Alat Penelitian Bahan yang digunakan yaitu Entisol dari Desa Kajhu Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar, limbah sawit berupa tandan kosong kelapa sawit diperoleh dari Aceh Utara, pupuk kandang, urea (45 % N), SP-36 (36 % P 2 O 5 ), KCl (60 % K 2 O). Alat yang digunakan adalah ayakan berdiameter lubang 2 mm, gelas ukur, polybag ukuran tinggi 19,5 cm dan diameter 25 cm, timbangan analitik, ph meter, labu erlenmeyer, serta peralatan gelas yang diperlukan untuk analisis di laboratorium. Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari 2 faktor yaitu: 1. Jenis Bahan Organik (B) yang terdiri dari 4 taraf yaitu: B 1 = Limbah Sawit rasio C/N>30 B 2 = Limbah Sawit rasio C/N<20 B 3 = Pupuk Kandang rasio C/N>30 B 4 = Pupuk Kandang rasio C/N<20 2. Dosis Bahan Organik (D) yang terdiri dari 3 taraf yaitu: D 0 = 0 ton ha -1 D 1 = 20 ton ha -1 D 2 = 30 ton ha -1 Dengan demikian diperoleh sebanyak 12 perlakuan, dan setiap perlakuan diulang 3 kali sehingga terdapat 36 satuan percobaan. Adapun susunan perlakuannya dapat dilihat pada Tabel.1

Tabel 1. Susunan Perlakuan No Perlakuan Jenis Bahan Organik Pengaruh Jenis dan Dosis Bahan Organik pada Entisol... 315 Dosis (ton ha -1 ) (gr polybag -1 ) 1. B 1 D 0 Limbah Sawit rasio C/N>30 0 0 2. B 1 D 1 Limbah Sawit rasio C/N>30 20 50 3. B 1 D 2 Limbah Sawit rasio C/N>30 30 75 4. B 2 D 0 Limbah Sawit rasio C/N<20 0 0 5. B 2 D 1 Limbah Sawit rasio C/N<20 20 50 6. B 2 D 2 Limbah Sawit rasio C/N<20 30 75 7. B 3 D 0 Pupuk Kandang rasio C/N>30 0 0 8. B 3 D 1 Pupuk Kandang rasio C/N>30 20 50 9. B 3 D 2 Pupuk Kandang rasio C/N>30 30 75 10. B 4 D 0 Pupuk Kandang rasio C/N<20 0 0 11. B 4 D 1 Pupuk Kandang rasio C/N<20 20 50 12. B 4 D 2 Pupuk Kandang rasio C/N<20 30 75 Pelaksanaan Penelitian Sebelum bahan organik digunakan terlebih dahulu dilakukan analisis rasio C/N. Bahan organik yang digunakan adalah mempunyai rasio C/N sesuai perlakuan. Jika rasio C/N bahan organik tersebut belum sesuai dengan perlakuan maka dilakukan pengomposan terlebih dahulu. Pembuatan kompos dilakukan secara alami. Hasil analisis C-organik (%) limbah sawit rasio C/N>30 dan C/N<20 serta pupuk kandang rasio C/N>30 dan C/N<20 adalah 29,72; 16,89; 39,1; dan 24,73. Hasil analisis N-total (%) limbah sawit rasio C/N>30 dan C/N<20 serta pupuk kandang rasio C/N>30 dan C/N<20 adalah 0,99; 1,26; 1,0; dan 1,85. Penyiapan Tanah Tanah yang dipakai adalah tanah lapisan atas (0-20 cm) yang telah dibersihkan dari akarakar tanaman dan kotoran lainnya, lalu dikeringanginkan dan diayak dengan ayakan berdiameter lubang 2 mm. Bahan organik diberikan dengan cara dicampurkan dengan tanah yang telah dipersiapkan didalam polybag sesuai dengan perlakuan. Penyiapan media untuk mengamati ph tanah dan P-tersedia tanah Entisol dilakukan dengan memasukkan sebanyak 500 gr tanah BKU (kadar air = 3 %) kedalam timba kecil selanjutnya diinkubasi selama 45 hari. Parameter yang diamati Pengambilan sampel untuk pengamatan ph tanah dan P-tersedia tanah diambil dari tanah yang sudah diinkubasi selama 45 hari, kemudian sampel tersebut dikeringanginkan. Metode yang digunakan untuk mengamati ph tanah dan P-tersedia tanah masing-masing adalah metode elektrometrik dan Bray II. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Jenis dan Dosis Bahan Organik terhadap ph Tanah pada Entisol perlakuan jenis bahan organik pada Entisol berpengaruh nyata terhadap ph tanah, tetapi perlakuan dosis bahan organik berpengaruh tidak nyata terhadap ph tanah. Rata-rata nilai ph tanah akibat perlakuan jenis dan dosis bahan organik pada Entisol disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Rata-Rata Nilai ph Tanah Akibat Perlakuan Jenis dan Dosis Bahan Organik pada Entisol. Perlakuan ph H 2 O Jenis Bahan Organik Limbah Sawit rasio C/N > 30 8,06 (a) Limbah Sawit rasio C/N < 20 8,00 (a) Pupuk Kandang rasio C/N > 30 8,19 (b) Pupuk Kandang rasio C/N < 20 8,22 (b) BNT 0,05 0,16

316 Karnilawati, dkk. Perlakuan ph H 2 O Dosis Bahan Organik 0 ton ha -1 8,21 20 ton ha -1 8,09 30 ton ha -1 8,04 BNT 0,05 - Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom yang sama berbeda nyata dengan uji BNT 0,05 Tabel 2 menunjukkan bahwa ph tanah akibat perlakuan jenis bahan organik pupuk kandang rasio C/N>30 dan C/N<20 berbeda nyata dengan ph tanah akibat perlakuan jenis bahan organik limbah sawit rasio C/N>30 dan C/N<20. Hal ini diduga karena bahan organik pupuk kandang lebih cepat mengalami dekomposisi dibandingkan dengan limbah sawit yang sangat lambat terdekomposisi. Pengaruh nyata dari pemberian bahan organik pupuk kandang terhadap ph menunjukkan bahwa penambahan bahan organik kedalam tanah dapat menaikkan ph tanah. Peningkatan ph disebabkan adanya pengaruh hasil dari proses dekomposisi bahan organik pupuk kandang yang diberikan. Hasil perombakan tersebut akan menghasilkan kation-kation basa yang mampu meningkatkan ph. Menurut Soepardi (1983) dalam Gandainc (2009) hasil akhir sederhana dari perombakan bahan organik antara lain kation-kation basa seperti Ca, Mg, K, dan Na. Pelepasan kation-kation basa ke dalam larutan tanah akan menyebabkan tanah jenuh dengan kation-kation tersebut dan pada akhirnya akan meningkatkan ph tanah. Selanjutnya Richie (1989) dalam Gandainc (2009) menyatakan bahwa peningkatan ph akibat penambahan bahan organik karena proses mineralisasi dari anion organik menjadi CO 2 dan H 2 O atau karena sifat alkalin dari bahan organik tersebut. Jadi dapat dikatakan bahwa pemberian bahan organik dapat meningkatan ph tanah namun besarnya peningkatan tersebut sangat tergantung dari kualitas bahan organik yang digunakan. perlakuan dosis bahan organik pada Entisol berpengaruh tidak nyata terhadap ph tanah. Hal ini diduga karena penambahan bahan organik dengan dosis 0, 20, dan 30 ton ha -1 belum memberikan dampak yang berbeda terhadap reaksi tanah, karena adanya buffer capacity tanah (kapasitas penyangga tanah). Pengaruh Jenis dan Dosis Bahan Organik terhadap P-tersedia tanah pada Entisol pemberian jenis bahan organik berpengaruh nyata terhadap P-tersedia tanah. Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai P-tersedia tanah akibat perlakuan pupuk kandang rasio C/N<20 berbeda nyata dengan nilai P-tersedia tanah akibat perlakuan limbah sawit rasio C/N>30, limbah sawit rasio C/N<20, dan pupuk kandang rasio C/N>30. Hal ini diduga karena pupuk kandang rasio C/N<20 lebih cepat melapuk dibandingkan dengan pupuk kandang rasio C/N>30 (pupuk kandang rasio C/N > 30 memerlukan waktu pelapukan lebih lama dibandingkan dengan pupuk kandang rasio C/N<20 untuk penyediaan fosfor) serta limbah sawit yang sukar melapuk terutama karena mengandung lignin dan selulosa. Hal ini sesuai dengan pendapat Hakim et al. (1986) yang menyatakan bahwa berdasarkan kecepatan reaksi dekomposisi bahan organik dapat dikelompokkan menjadi senyawa yang cepat dan lambat terdekomposisi. Gula, zat pati, dan protein sederhana adalah bahan organik yang mudah terdekomposisi, sedangkan lignin, selulosa, dan lemak lebih lambat terdekomposisi. Kemudahan dekomposisi bahan organik berkaitan erat dengan rasio kadar hara. Secara umum, makin rendah rasio antara C dan N di dalam bahan organik akan semakin mudah dan cepat mengalami dekomposisi.

Pengaruh Jenis dan Dosis Bahan Organik pada Entisol... 317 Tabel 3. Rata-rata nilai P-tersedia tanah akibat perlakuan jenis dan dosis bahan organik pada Entisol. P-tersedia tanah Perlakuan (ppm) Jenis Bahan Organik Limbah Sawit rasio C/N > 30 2,81 (a) Limbah Sawit rasio C/N < 20 3,06 (a) Pupuk Kandang rasio C/N > 30 2,75 (a) Pupuk Kandang rasio C/N < 20 3,77 (b) BNT 0,05 0,68 Dosis Bahan Organik 0 ton ha -1 1,83 (a) 20 ton ha -1 3,52 (b) 30 ton ha -1 3,94 (b) BNT 0,05 0,59 Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom yang sama berbeda nyata dengan uji BNT 0,05 perlakuan dosis bahan organik pada Entisol berpengaruh sangat nyata terhadap P-tersedia tanah. Tabel 3 menunjukkan bahwa P-tersedia tanah akibat perlakuan dosis bahan organik 20 ton ha -1 dan 30 ton ha -1 berbeda nyata dengan P-tersedia tanah akibat perlakuan dosis bahan organik 0 ton ha -1 (tanpa perlakuan bahan organik). Hal ini diduga akibat semakin tinggi dosis bahan organik yang diberikan maka semakin tinggi jumlah P-tersedia dalam tanah. P-tersedia tanah akibat perlakuan dosis bahan organik berbeda nyata dengan P-tersedia tanah tanpa perlakuan bahan organik. Pemberian bahan organik menyebabkan P larut dalam tanah, sehingga P-tersedia tanah lebih tinggi, sedangkan perlakuan tanpa bahan organik memberikan nilai P-tersedia lebih rendah karena tidak ada penambahan P dari bahan organik. Nilai P-tersedia tanah setelah perlakuan (Tabel 2) lebih tinggi dibanding P-tersedia tanah sebelum mendapat perlakuan (0,86 ppm), tetapi kadar P-tersedia tanah masih pada kriteria sangat rendah. Menurut (Hakim et al., 1986) bahan organik dapat mempengaruhi ketersediaan fosfat melalui dekomposisi yang menghasilkan asam-asam organik, baik pengaruh langsung maupun pengaruh tidak langsung dari penambahan bahan organik terhadap meningkatnya jumlah P-tersedia. Pengaruh tidak langsung terjadi karena anion-anion organik mempunyai sifat dapat mengikat Ca dari larutan tanah (Ca-P), kemudian membentuk senyawa kompleks yang sukar larut. Dengan demikian konsentrasi ion Ca yang bebas dalam larutan tanah berkurang sehingga dapat meningkatkan P tersedia tanah. Gambar 1. Hubungan Dosis Bahan Organik dengan P-tersedia pada Beberapa Jenis Bahan Organik

318 Karnilawati, dkk. Nilai P-tersedia pada perlakuan jenis bahan organik limbah sawit dan pupuk kandang meningkat, dengan semakin meningkatnya taraf dosis yang diberikan (Gambar 1). KESIMPULAN Perlakuan jenis bahan organik pada Entisol berpengaruh nyata terhadap ph tanah DAFTAR PUSTAKA Gandainc, 2009. Pengaruh Pemberian Jenis dan dosis bahan organik http://gandainc. blogspot.com/2008/09/pengaruh pemberian-jenis-dan dosis.html(jumat, 23 Januari 2009). Hakim, N. M. N. Nyakpa, A. M. Lubis, S. G. Nugroho, M. R. Saul, M. A. Diha, Go Ban Hong & H. H. Bailey, 1986. Dasardasar Ilmu Tanah. Universitas Presindo, Jakarta. Hanafiah, K. A. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Hardjowigeno, S. 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Presindo, Jakarta. dan berpengaruh tidak nyata terhadap P- tersedia. Perlakuan dosis bahan organik pada Entisol berpengaruh tidak nyata terhadap ph tanah dan berpengaruh sangat nyata P-tersedia tanah. Tidak terdapat interaksi yang nyata antara perlakuan jenis dan dosis bahan organik terhadap ph tanah dan P-tersedia tanah. Munir, M. 1996. Tanah-tanah Utama di Indonesia. PT. Dunia Pustaka Jaya, Jakarta. Rao, S. N. S. 1994. Mikroorganisme Tanah dan Pertumbuhan Tanaman, Universitas Indonesia Press, Jakarta. Yusnizar, Hifnalisa & Fikrinda. 2006. Populasi dan Aktivitas Mikroorganisme Rhizosfer Kedelai pada Entisol Akibat Pemberian Bahan Organik dan Pupuk Hayati. Jurnal Agrista Vol 10 (2) : 52-58.