VI. METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, Kecamatan

IV. METODE PENELITIAN. daerah yang memiliki luas areal yang cukup potensial dalam pengembangan padi

METODE PENELITIAN. Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN. merupakan metode yang digunakan dalam penelitian dengan cara pengamatan

I. PENDAHULUAN. Sensus Penduduk 2010 (SP 2010) yang dilaksanakan pada Mei 2010 penduduk

III. METODE PENELITIAN. dan batasan operasional. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup

HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Persepsi Responden Terhadap Pemanfaatan Limbah Ternak Sapi Perah

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN. Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga,

BAB IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Definisi dan Pengukuran Variabel Definisi dan pengukuran variabel penelitian ini disajikan pada Tabel 3.1.

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

BAB IV METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Energi (KKPE) dari Bank Rakyat Indonesia Cabang Sumedang.

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN. Kawasan ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di kawasan wisata Musiduga terletak di tiga

IV METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang

PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal)

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data 4.3. Metode Pengambilan Sampel

IV METODE PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Pengumpulan Data

menggunakan BLP Organik dan setelah menggunakan BLP Organik.

METODE PENELITIAN. dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Tujuannya

IV. METODELOGI PENELITIAN

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. kandang dan bibit terhadap penerimaan usaha, dengan subjek penelitian peternak

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan metode survey melalui pengamatan langsung di

III METODE PENELITIAN. usahaternak domba bagi hasil. Adapun yang menjadi subjek dari penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional dipergunakan sebagai standar dan ukuran

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

III. METODE PENELITIAN. dianalisis. Menurut Supardi (2005) penelitian deskripsi secara garis besar

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di daerah hulu dan hilir Sungai Musi, yang

BAB III METODE PENELITIAN. Pertanian Bogor (PSP3 IPB) dan PT. Pertani di Propinsi Jawa Timur tahun 2010.

III. METODE PENELITIAN. untuk menciptakan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian untuk

III. METODE PENELITIAN. Semua konsep dan defenisi operasional ini mencakup pengertian yang

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Tugu Utara dan Kelurahan Cisarua,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah peternak sapi perah yang berada di wilayah kerja

METODE PENELITIAN. untuk menjawab tujuan penelitian berdasarkan data yang diperoleh dan dianalisis.

III. METODE PENELITIAN. probiotik maupun non probiotik oleh peternak, dimulai dari pembesaran bibit

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup semua pengertian yang

I. PENDAHULUAN. Kelangkaan sumber bahan bakar merupakan masalah yang sering melanda

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. METODE PENELITIAN. dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Tujuannya

Model Regresi Binary Logit (Aplikasi Model dengan Program SPSS)

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Sukoharjo 1 Kecamatan Sukoharjo

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN. wisata tirta. Lokasi penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 1.

METODE PENELITIAN. Menurut Travers (1978) dalam Umar menjelaskan bahwa metode ini bertujuan

METODE PENELITIAN. deskriptif analisis, pelaksanaan penelitian ini menggunakan studi komparatif,

BAB III METODE PENELITIAN. tercapai. Metode yang nantinya akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan

IV. METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat

IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kabupaten Kota Medan. Lokasi

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, penulis menggunakan dua sumber data, yaitu :

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jawa Barat. Kabupaten Sumedang terletak antara 6 o 44-7 o 83 Lintang Selatan

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Kabupaten Sumedang. Sedangkan, subjek yang diamati dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu 4.2 Metode Penentuan Sampel Desain Penelitian

III. METODE PENELITIAN. untuk memperoleh data dan melaksanakan analisis yang terkait dengan tujuan

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

dimana: n1= jumlah sampel dalam tiap kecamatan

III. METODE PENELITIAN. PUAP, adalah bagian dari pelaksanaan program PNPM-Mandiri melalui

IV. METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBIKAYU

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITAN. Penelitian dilakukan di objek wisata Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta

III. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Usahatani Padi Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus. Sarana. Produksi

ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI GULA KELAPA DI DESA PANERUSAN KULON KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian,

Transkripsi:

VI. METODE PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Desa Haurngombong, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa kawasan tersebut memiliki potensi usahaternak sapi perah dengan pemanfaatan limbah kotoran ternak sapi sebagai pupuk, biogas dan penghasil energi listrik. Berdasarkan data Dinas Peternakan Jawa Barat tahun 2011 jumlah populasi sapi di Kabupaten Sumedang sebanyak 33.328 ekor Sapi. Upaya pemanfaatan limbah kotoran sapi menjadi biogas belum dilaksanakan oleh seluruh peternak di kawasan tersebut 4. Proses pengumpulan data primer dengan menggunakan kuesioner dilakukan mulai dari bulan Juni 2012 hingga Juli 2012. Dalam kurun waktu tersebut peneliti melakukan pengumpulan data dan observasi secara langsung dalam rangka menjawab tujuan penelitian. 4.2 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan dan wawancara langsung menggunakan kuesioner kepada responden yang merupakan sejumlah peternak usahaternak biogas dan peternak yang tidak memanfaatkan limbah kotoran sapi menjadi biogas (peternak non-biogas), aparat pemerintah daerah setempat dan rumah tangga pengguna biogas yang tinggal di sekitar lokasi usahaternak. Data tersebut mencakup karakteristik responden dan data meliputi biaya dan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan responden dalam pengelolaan usahaternak dan 4 http://info-sumedang.blogspot.com/2010_06_01_archive.html diakses pada tanggal 25 Desember 2011. 24

pemanfaatan limbah kotoran ternak menjadi biogas. Data sekunder diperoleh melalui studi literatur dan data dari Dinas Peternakan Kabupaten Sumedang, Pemerintahan Daerah Kabupaten Sumedang tingkat kabupaten, kecamatan maupun desa, Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sumedang, serta instansi lainnya yang terkait. 4.3 Metode Pengambilan Contoh Pengambilan Sampel untuk responden menggunakan teknik purposive Random sampling. Pada teknik tersebut, sampel yang diambil harus memiliki kriteria atau penilaian tertentu sesuai dengan masalah yang sedang dibahas dalam penelitian. Responden yang dipilih dalam penelitian ini adalah peternak biogas dan peternak non-biogas, pemerintah dari bagian Dinas Peternakan Kabupaten, pemerintahan setempat dan masyarakat pengguna biogas di sekitar lokasi tempat usahaternak sapi perah. Metode purposive dilakukan karena sampel yang dipilih sesuai dengan data potensi, lokasi, jenis pengelolaan limbah usahaternak sapi sekitar kawasan tersebut. Jumlah minimum responden ditentukan berdasarkan syarat minimum untuk pengolahan data dengan menggunakan metode regressi linear (model Logistik), sehingga hasil yang diperoleh memiliki tingkat validitas yang tinggi. Total responden pada penelitian ini sebanyak 59 peternak dan 34 orang masyarakat pengguna biogas non-peternak di sekitar lokasi usahaternak (Tabel 3). Tabel 3. Jumlah Responden berdasarkan Penggunaan Biogas Keterangan Jumlah Responden (orang) Persentase (%) Peternak Biogas 32 34 Peternak non biogas 27 29 Pengguna biogas non-peternak 34 37 Total Responden 93 100 Sumber : Data Primer (diolah), 2012 25

Pengambilan contoh di lapangan dipengaruhi oleh kesediaan dan waktu luang dari responden. Wawancara dengan menggunakan kuesioner di Desa Haurngomong dilakukan pada sore hari di tempat penyetoran susu hasil pemerahan dikarenakan pada sore hari merupakan waktu luang peternak dan rumah tangga pengguna biogas untuk istirahat dan berada di rumah. Wawancara beberapa respoden dilakukan setelah kegiatan penyuluhan, sebagian lagi dilakukan dengan kunjungan langsung ke lokasi usahaternak. Kunjungan langsung ke lokasi usahaternak untuk mewawancarai peternak bertujuan untuk observasi langsung secara obyektif terhadap kondisi lingkungan kandang usahaternak. 4.4 Metode dan Analisis Data Data dan informasi yang didapat, diolah dengan bantuan komputer. Data dan informasi yang didapat dari hasil kuesioner dan data sekunder dikelompokkan terlebih dahulu ke dalam komponen tertentu seperti: komponen biaya, penerimaan, dan sebagainya. Penelitian ini menggunakan analisis secara kuantitatif dan kualitatif. Data primer diperoleh dari wawancara dengan menggunakan kuesioner kepada peternak dan Rumah Tangga pengguna biogas yang tinggal di sekitar usahaternak sapi perah, sedangkan data sekunder diperoleh dari dinas pertanian kabupaten sumedang, dinas peternakan Kabupaten Sumedang, serta studi literatur lainnya yang mendukung penelitian ini. Metode kuantitatif digunakan untuk menganalisis pendapatan usahaternak dari segi penerimaan dan biaya serta pengeluaran energi responden dengan menggunakan program microsoft excel 2007. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan dalam mengelola limbah ternak sapi perah menjadi biogas diolah 26

dengan metode analisis regressi linear logistik menggunakan program Statistics SPSS 17. Metode kualitatif dengan analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis persepsi dan dampak sosial dan lingkungan dari pemanfaatan limbah ternak sapi perah. Analisis dampak sosial dan lingkungan pada penelitian ini tidak hanya dianalisis berdasarkan data hasil kuesioner dan data sekunder yang terkait, tetapi peneliti melakukan metode observasi langsung secara obyektif di lokasi penelitian. Matriks metode analisis data dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Matriks Metode Analisis Data No. Tujuan Penelitian Sumber Data Metode Analisis Data 1. Meganalisis persepsi responden terhadap pemanfaatan limbah kotoran ternak 2. Analisis Dampak Ekonomi terhadap Pendapatan dan pengeluaran energi responden 3. Analisis Dampak sosial dan lingkungan pemanfaatan limbah kotoran ternak sapi sebagai biogas 4. Analisis komparatif usahaternak biogas dan usahaternak non biogas 5. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan peternak dalam pemanfaatan biogas Sumber: Penulis (2012) 4.4.1 Analisis Persepsi Responden Data Primer (wawancara menggunakan kuesioner) Data Primer (wawancara menggunakan kuesioner) Data Primer (wawancara menggunakan kuesioner) dan observasi langsung secara obyektif Data Primer (wawancara menggunakan kuesioner) Data Primer (wawancara menggunakan kuesioner) Analisis Deskriptif dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 Analisis Deskriptif dan pendapatan (pendekatan penerimaan dan pengeluaran Rumah Tangga usahaternak) Analisis Deskriptif dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 Analysis comparative withwithout approach Model Regressi Logistik menggunakan Program SPSS Statistics 17 Analisis persepsi terhadap responden dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif dengan menggunakan kuesioner. Dalam hal ini peneliti bertujuan untuk mengetahui persepsi responden yakni: persepsi peternak terhadap pemanfaatan limbah kotoran ternak menjadi produk sampingan yang bernilai 27

ekonomi dan persepsi masyarakat terhadap penggunaan biogas untuk bahan bakar minyak dan energi listrik biogas. 4.4.2 Identifikasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Peternak dalam Pemanfaatan Biogas 4.4.2.1 Model Regresi Logistik Juanda (2009), Pendekatan yang digunakan untuk menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi peternak dalam mengambil keputusan memanfaatkan limbah kotoran sapi menjadi biogas yaitu, dengan menggunakan pendekatan model regressi logistik. Fungsi distribusi logistik (kumulatif), yang sudah digunakan secara luas dalam meganalisis fenomena yang terjadi, persamaan regressi logistik dapat dilihat pada persamaan (4.1), sebagai berikut:... (4.1) Untuk kemudahan pemaparan, persamaan dituliskan menjadi:... (4.2) Dimana : Pi Y Xi β 1 β 2 = peluang individu dalam mengambil keputusan (probabilitas) = variabel keputusan = variabel bebas = intersep = koefisien regressi e = bilangan dasar logaritma natural (e = 2,718) Z i = β 1 + β 2 X 1 Persamaan (4.2) merupakan fungsi distribusi logistik (kumulatif), dari persamaan di atas, jika (P i ) probabilitas peternak dalam usahaternak Biogas, maka 28

(1- P i ) adalah probabilitas usahaternak non-biogas, dirumuskan melalui persamaan berikut:... (4.3) Persamaan dapat dituliskan,... (4.4) Persamaaan (4) ditransformasikan ke dalam persamaan logaritma natural (Ln), yaitu::... (4.5) Persamaan (4.5) merupakan model persamaan Logit atau model regressi Logistik. Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi pengambilan keputusan peternak dalam memanfaatkan limbah kotoran ternak menjadi biogas adalah adalah jenis kelamin (X1), umur (X2), tingkat pendidikan formal (X3), jumlah tanggungan keluarga (X4), lama berusahaternak (X5), keikutsertaan kelompok ternak (X6), jumlah ternak (X7), dan pemahaman mengenai biogas (X8). Hubungan antara variabel-variabel tersebut dengan pengambilan keputusan peternak dalam pemanfaatan limbah ternak menjadi biogas dapat dirumuskan dalam bentuk persamaan model logit, sebagai berikut:.. (4.6) Dimana: Li Pi = persamaan logaritma = peluang individu dalam mengambil keputusan usahaternak biogas (1-Pi) = peluang individu dalam mengambil keputusan usahaternak non-biogas 29

Zi β 0 = keputusan peternak = intersep β i X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 X 6 X 7 X 8 = parameter peubah X i = jenis Kelamin = umur = tingkat pendidikan formal = jumlah tanggungan keluarga = lama berusahaternak = keikutsertaan kelompok ternak = jumlah ternak = tingkat pemahaman mengenai biogas Regressi linear model Logit tersebut digunakan untuk menentukan faktorfaktor apa saja yang mempengaruhi keputusan peternak dalam memanfaatkan limbah kotoran sapi menjadi biogas. Hipotesis dari faktor-faktor yang diduga mempengaruhi keputusan peternak dalam memanfaatkan limbah kotoran ternak menjadi biogas adalah sebagai berikut: 1. Jenis kelamin Pembuatan dan operasional teknis pembuatan biogas tergolong pekerjaan yang cukup berat, sehingga sebaiknya dilakukan oleh pria dan umumnya berumur produktif. Jenis kelamin responden diharapkan positif (nilai dummy pria= 1 dan wanita = 0 ). 2. Umur Peternak yang masih muda atau dalam umur produktif memiliki tenaga dan semangat dibandingkan dengan peternak dengan umur sudah tidak produktif 30

(non produktif). Berdasarkan hipotesis ini diharapkan bernilai negatif dengan asumsi kecenderungan semakin muda semakin positif. 3. Tingkat Pedidikan Formal Peternak Tingkat Pendidikan Formal Peternak diharapkan bernilai positif. Semakin tinggi tingkat pendidikan peternak maka semakin tinggi dorongan dalam memanfaatkan limbah menjadi biogas. 4. Lama usahaternak Diharapkan bernilai positif, semakin lama maka pengalaman dalam melakukan usahaterak sapi perah dan penanganan limbah semkin lebih baik. 5. Jumlah ternak Diharapkan bernilai positif semakin banyak ternak yang dimiliki maka semakin banyak jumlah limbah yang dihasilkan dan semakin tinggi potensi dalam pengembangan biogas. 6. Jumlah Tanggungan Keluarga Diharapkan bernilai positif, semakin banyak anggota keluarga maka semakin tinggi kebutuhan energi yang diperlukan maka semakin tinggi pula potensi untuk memanfaatkan energi alternatif seperti biogas. 7. Keikutsertaan kelompok peternak Diharapkan bernilai positif, keikutsertaan kelompok akan meningkatkan dorongan dalampemanfaatan biogas dengan adanya wadah organisasi yang mendukung. Variabel keikutsertaan kelompok peternak ini merupakan variabel dummy dengan X 7 = 1 jika peternak merupakan anggota kelompok peternak sedangkan X 7 = 0, jika peternak bukan anggota kelompok peternak. 31

8. Pemahaman peternak mengenai biogas Diharapkan positif dengan semakin tingginya pemahaman mengenai biogas maka kecenderungan untuk memanfaatkan limbah menjadi biogas pun semakin tinggi pula. Asumsi dan hipotesis yang digunakan dalam variabel ini terdiri dari 4 kemungkinan nilai variabel X 8, antara lain: X 8 =1 jika peternak tidak mengetahui mengenai biogas, X 8 = 2 jika peternak memiliki tingkat pemahaman kurang paham/tahu, X 8 = 3 jika peternak paham mengenai pengetahuan biogas, dan jika X 8 = 4 jika peternak sangat paham terhadap pengetahuan biogas. 4.4.2.2 Pengujian Model dan Pendugaan Selang Kepercayaan Koefisien Prediksi/dugaan model linear logistik (4.6) diperoleh, langkah selanjutnya menguji apakah model logistik tersebut secara keseluruhan dapat menjelaskan keputusan pilihan kualitatif (Y). hipotesis yang diuji dalam hal ini adalah: H 0 : β 1 =β 2 = β 3 =...=β k H 1 : minimal ada β i 0, untuk i= 1,2,3...k (model tidak dapat menjelaskan) (model dapat menjelaskan) Statistik uji yang digunakan adalah dengan likelihood ratio, yaitu rasio fungsi kemungkinan Model UR (lengkap) terhadap fungsi kemungkinan model R (H 0 benar). Statistik Uji G dibawah ini menyebar menurut sebaran khi-kuadrat dengan derajat bebas (k-1)...(4.7) Jika menggunakan taraf nyata α, hipotesis H 0 ditolak (model signifikan ) jika : Statistik-G> X 2 α,k-1 32

pengujian faktor mana (β i 0) yang berpengaruh nyata terhadap pilihannya, perlu uji statistik lanjut. Dalam hal ini menguji signifikansi dari parameter koefisien secara parsial dengan statistik Uji wald yang serupa dengan statistik uji-t atau uji-z dalam regresi linear biasa. Hipotesis statistik yang diuji adalah: H 0 : β i = 0 untuk i= 1,2,3...k (peubah X i tidak berpengaruh nyata) H 1 : β i 0 (peubah X i berpengaruh nyata) Statistik Uji yang digunakan adalah:... (4.8) Dimana : = koefisien regressi = standard error of β (galat kesalahan dari β) Penggunaan uji terhadap komponen pengujian merupakan langkah untuk mendapatkan hasil penelitian yang memiliki tingkat validitas yang tinggi. 4.4.3 Analisis Pendapatan Analisis pendapatan usahaternak digunakan untuk menggambarkan faktor keuntungan usaha saat ini. Pendapatan dapat didefinisikan sebagai selisih antara penerimaan total dengan biaya total, atau dapat dirumuskan sebagai berikut: Dimana: TR = Total penerimaan (total revenue) TC = Total Biaya (total cost) 33

Penerimaan usahaternak (Total Revenue-TR) adalah perkalian antara produksi yang diporoleh (Y) dengan harga jual (Py). Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut: (Soekartawi, 1995) Dimana: TR = Penerimaan total Y = Produksi yang diperoleh Py = Harga jual Aplikasi dari rumus di atas jika digunakan dalam penelitian ini maka persamaan menjadi: TR = TR tunai + TR non tunai Dimana : TR = tunai + non tunai TR = (Y 1. Py 1 + Y 2. Py 2 + Y 3. Py 3 ) + (Y 4. Py 4 + Y 5. Py 5 +Y 6. Py 6 ) TR tunai TR non tunai Y 1. Py 1 = Penerimaan yang diperoleh peternak secara tunai = Penerimaan peternak yang diperhitungkan = perkalian antara jumlah susu yang dijual (liter) dengan harga jual yang berlaku (Rp/liter) Y 2. Py 2 = perkalian antara jumlah pupuk yang dijual (kg) dengan harga pupuk jual yang berlaku (Rp/kg) Y 3. Py 3 = perkalian antara jumlah pedet (ekor) yang dijual dengan harga jual pedet (Rp/ekor) Y 4. Py 4 = perkalian antara jumlah susu yang dikonsumsi oleh keluarga (liter) dengan harga jual susu yang berlaku 34

(Rp/liter) Y 5. Py 5 = perkalian antara jumlah pupuk (kg) yang digunakan untuk lahan pertanian sendiri dengan harga jual pupuk yang berlaku (Rp/kg) Y 6. Py 6 = manfaat dari penggunaan biogas yang dikonversi dari jumlah penghematan pengeluaran energi peternak setelah melakukan pemanfaatan biogas untuk keperluan memasak. Total penerimaan usahaternak dalam penelitian ini dikonversikan dalam jangka waktu satu bulan (penerimaan usahaternak perbulan). Total biaya yang dikeluarkan usahaternak sapi perah per bulan dibedakan menjadi dua bagian yaitu: biaya tunai dan non tunai. Identifikasi dan perhitungan dari total penerimaan dan total biaya digunakan untuk melihat pendapatan yang diperoleh peternak dalam kurun waktu satu bulan. Analisis pendapatan usahaternak muncul akibat adanya pemanfaatan limbah kotoran ternak sapi yang berbeda diantara peternak sapi di Desa Haurngombong. Analisis pendapatan tersebut dapat dilihat manfaat ekonomi pemanfaatan limbah ternak sapi menjadi biogas dengan melihat margin atau perbedaan tingkat pendapatan yang diterima oleh masing-masing usahaternak sehingga dapat diperoleh share (%) manfaat limbah ternak sapi terhadap total pendapatan usaha ternak sapi tersebut. Dalam penentuan nilai total penerimaan dan total biaya usahaternak non-tunai diperoleh dari hasil konversi dari hasil penggunaan biogas atau listrik dengan konversi nilai terhadap rupiah dengan tingkat harga yang berlaku di lokasi penelitian. 35

Tabel 5. Penerimaan Usahaternak Uraian Tunai Non-tunai Nilai Penjualan output utama (Rp) a Penjualan output sampingan a. Penjualan pupuk organik b b. Biogas (Rp) - c c. Energi listrik (Rp) - d d. Lainnya e Produksi limbah (Rp.) - - f= (b+c+d) Penjualan alat dll (karung bekas, - g komponen lainya) Penjualan ternak (Rp) - h Total Penerimaan Usahaternak (Rp) i=a+b+c+d+e+ f+g+h Total Biaya usahaternak( Rp.) j Pendapatan usahaternak sapi (Rp) Sumber: Sanjaya (2010) 4.4.4 Analisis Pengeluaran Energi Analisis pengeluaran energi responden ini menggambarkan penghematan akibat adanya penggunaan biogas sebagai pengganti BBM dan gas elpiji serta energi listrik yang dapat dihasilkan dari biogas tersebut. Pengeluaran responden ini terdiri dari komponen-komponen biaya yang dikeluarkan oleh tiap rumah tangga peternak dan pengguna biogas non peternak di Desa Haurngombong. Komponen pengeluaran tersebut meliputi biaya penggunaan bahan minyak, sekam padi, kayu bakar dan gas elpiji sebelum dan setelah dalam kurun waktu satu bulan. Analisis pengeluaran rumah tangga yang dikeluarkan rumah tangga akibat adanya penggunaan biogas dan energi listrik dapat menghemat anggaran pengeluaran rumah tangga responden. Dalam hal ini untuk mengetahui nilai pemanfaatan dan pengurangan pengeluaran rumahtangga responden dilakukan studi komparatif diantara usahaternak yang memanfaatkan limbah ternak menjadi biogas dengan yang tidak memanfaatkanya menjadi biogas (analysis comparative with-without approach). 36

Dimana selisih dari nilai keduanya merupakan nilai manfaat yang diperoleh dari pemanfaatan limbah ternak menjadi biogas yang bernilai ekonomi. Keterangan : = penghematan pengeluaran Energi C 0 = total pengeluaran responden sebelum pemanfaatan biogas C 1 = total pengeluaran responden setelah pemanfaatan biogas 4.4.5 Analisis Dampak Sosial dan Lingkungan dari Pemanfaatan Limbah Ternak Sapi perah Dampak sosial dalam penelitian ini dianalisis berdasarkan data hasil kuesioner dan wawancara responden mengenai perubahan kondisi sosial dan lingkungan di sekitar usahaternak pada saat sebelum dan setelah dilakukanya pemanfaatan limbah ternak sapi perah di Desa Haurngombong. Parameter yang digunakan untuk menganalisis Dampak sosial pemanfaatana limbah dibedakan atas perubahan perilaku peternak dan non peternak yang dianalisis secara Deskriptif. Dampak lingkungan dari pemanfaatan limbah ternak sapi perah dianalisis secara deskriptif berdasarkan hasil kuesionerdan observasi langsung secara obyektif mengenai kondisi lingkungan di sekitar usahaternak. Pemanfaatan limbah ternak untuk pembuatan biogas pada prinsipnya menganut sistem zero waste dengan konsep pertanian terpadu (bio cycle farming/bcf) yang melibatkan budidaya tanaman dan peternakan. Zero waste atau nir-limbah merupakan aktivitas meniadakan limbah dari proses produksi dengan cara pengelolaan proses yang terintegrasi dengan meminimalisasi limbah yang terbentuk (Sulaeman, 2008). 37