PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 31 MARET 2007 (Dalam Jutaan Rupiah)

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 30 SEPTEMBER 2007 DAN 2006 (Dalam Jutaan Rupiah)

NERACA PER 31 MARET 2005 & 2004 (Dalam Jutaan Rupiah) NO POS - POS

No. 14/ 35 /DPNP Jakarta, 10 Desember 2012 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA

KONSOLIDASI POS-POS. Des 2005 Des 2004 Des 2005 Des 2004 AKTIVA 41,215 28,657

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM. PT BANK BALI Tbk ( Induk Perusahaan ) Per 31 Maret 2002 dan 2001.

NERACA TRIWULANAN Tanggal : 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

NERACA TRIWULANAN Tanggal : 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012

NERACA KONSOLIDASI. Tanggal 30 September 2002 dan ( Dalam jutaan rupiah )

LAPORAN KEUANGAN. d. Pinjaman yang diberikan dan piutang Utang akseptasi Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo )

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA PER 30 SEPTEMBER 2003 & 2002

LAPORAN KEUANGAN. NERACA BANK BENGKULU PER 31 DESEMBER 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (dalam jutaan rupiah) BANK. BANK No. POS - POS

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan Neraca STANDARD CHARTERED BANK WISMA STANDARD CHARTERED,.JL.SUDIRMAN KAV 33 A, Telp.

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

5,854 4, a. Surat berharga 187 1, b. Kredit 371, , c. Lainnya 12,630 14,

3 KAS 4 GIRO PADA BANK INDONESIA 5 GIRO PADA BANK LAIN. MAR' 2009 MAR' 2008 ( Juta Rp ) ( Juta Rp ) Valuta Asing Rupiah

PT Bank Rabobank International Indonesia PENGURUS BANK

PT Bank Rabobank International Indonesia

Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Fergus John Murphy - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto

BANK SHINHAN INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 (dalam jutaan rupiah) No. POS - POS 31 Mar

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Desember 2012 dan 2011 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS. 31 Dec Dec 2011

NERACA KONSOLIDASIAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Pada Tanggal 31 Agustus 2017 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Robert Jan Van Zadelhoff *) - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

PENGURUS BANK PEMILIK BANK

Laporan Keuangan Triwulanan 30 September 2009

Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Fergus John Murphy - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 AGUSTUS (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 AGUSTUS 2017

PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA PER 31 DESEMBER 2003 & 2002

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS. 31 Mar Dec 2012

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL,Tbk SEPTEMBER 2011 DAN 2010

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 31 Maret 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 28 Februari 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 30 September 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Pada Tanggal 31 Juli 2017 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Pada Tanggal 30 April 2018 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS

- 7. Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo )

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

NERACA KONSOLIDASI Tanggal 30 Juni 2002 dan 2001 ( Dalam jutaan rupiah )

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN Per 31 Maret 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 11/SEOJK.03/2015 TENTANG TRANSPARANSI DAN PUBLIKASI LAPORAN BANK UMUM KONVENSIONAL


LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Pada Tanggal 30 November 2017 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 31 Desember 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 31 Oktober 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 31 Januari 2017

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS 1. Giro 126,249, Tabungan 150,395, Simpanan berjangka 176,843, Dana investasi revenue sharing

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS 1. Giro 140,517, Tabungan 169,907, Simpanan berjangka 177,035, Dana investasi revenue sharing

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS 1. Giro 127,892, Tabungan 151,961, Simpanan berjangka 171,717, Dana investasi revenue sharing

Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 JANUARI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 JANUARI 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MARET (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 MARET 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 28 FEBRUARI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 28 FEBRUARI 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 APRIL (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 APRIL 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MEI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 MEI 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 JUNI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 JUNI 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 JANUARI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 JANUARI 2018

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 28 FEBRUARI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 28 FEBRUARI 2018

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MARET (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 MARET 2018

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 DESEMBER (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 DESEMBER 2016

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 DESEMBER (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 DESEMBER 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 AGUSTUS (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 AGUSTUS 2016

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 AGUSTUS (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 AGUSTUS 2015

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

Transkripsi:

10. Pendapatan Bunga yang Masih Akan Diterima Bunga atas : Kredit yang diberikan 17,634 9,961 Efek-efek 625 625 Penempatan pada bank lain - 214 Jumlah 18,259 10,800 Pendapatan bunga yang masih akan diterima dalam mata uang asing sebesar ekuivalen Rp 607 juta dan Rp 444 juta pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010. 11. Aktiva Tetap Perubahan selama tahun berjalan/ Changes during the year 1 Januari 30 September 2011 Penambahan Pengurangan 2011 Biaya perolehan: Tanah 7,328 505-7,833 Bangunan 111,889 7,170 (24,258) 94,801 Perbaikan aset yang disewa 11,334 1,294 (294) 12,334 Inventaris kantor 33,227 5,159 38,386 Kendaraan 22,597 4,726 (624) 26,699 Aset dalam Penyelesaian 3,268 - (3,268) - Jumlah 189,643 18,854 (28,444) 180,053 Akumulasi penyusutan dan amortisasi: Bangunan 15,233 3,958 (3,910) 15,281 Perbaikan aset yang disewa 1,375 474-1,849 Inventaris kantor 22,645 3,963-26,608 Kendaraan 8,596 3,277 (335) 11,539 Jumlah 47,849 11,672 (4,245) 55,277 Nilai Buku 141,794 124,776

Perubahan selama tahun berjalan/ Changes during the year 1 Januari 31 Desember 2010 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 2010 Biaya perolehan: Tanah 7,328 - - - 7,328 Bangunan 69,531 15,550 (12,109) 38,917 111,889 Perbaikan aset - yang disewa 4,477 6,857 - - 11,334 Inventaris kantor 25,030 8,450 (253) 33,227 Kendaraan 14,828 8,822 (1,053) 22,597 Aset dalam penyelesaian 33,674 8,511 - (38,917) 3,268 Jumlah 154,868 48,190 (13,415) - 189,643 Akumulasi penyusutan dan amortisasi: Bangunan 11,755 3,478 - - 15,233 Perbaikan aset yang disewa 939 436 - - 1,375 Inventaris kantor 19,294 3,604 (253) - 22,645 Kendaraan 6,190 3,070 (664) - 8,596 Jumlah 38,178 10,588 (917) - 47,849 Nilai Buku 116,690 141,794 Beban penyusutan dan amortisasi adalah sebesar Rp 11.672 juta dan Rp 10.588 juta masing-masing untuk tahun 2011 dan 2010. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aktiva yang dipertanggungkan. Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai atas aktiva tersebut pada tanggal 30 September 2011 dan 2010. 12. Aktiva Lain - lain Biaya dibayar dimuka 30,569 15,886 Agunan yang diambil alih - bersih 5,759 9,152 Properti terbengkalai - bersih - 898 Uang jaminan 2,617 2,670 Lain-lain 33,730 9,818 Jumlah - Bersih 72,675 38,424 Pada tanggal 30 September 2011 dan 2010, agunan yang diambil alih disajikan setelah dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar Rp 5.795 juta dan Rp 6.369 juta. Pada tanggal 30 September 2011 dan 2010, properti terbengkalai sebesar Rp 166 juta dan Rp 1.797 juta disajikan setelah dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai masingmasing adalah sebesar Rp 166 juta dan Rp 899 juta. 2

13. Liabilitas Segera Pada tanggal 30 September 2011 dan 2010 liabilitas segera merupakan liabilitas sehubungan dengan transaksi kliring dan transfer. 14. Simpanan Giro 735,954 507,940 Tabungan 405,938 267,083 Deposito berjangka 3,868,799 2,850,662 Jumlah 5,010,691 3,625,685 a. Giro terdiri dari : Pihak yang berelasi Rupiah 34,934 8,173 Mata uang asing 3,727 13,395 Jumlah 38,661 21,568 Pihak ketiga Rupiah 462,918 359,043 Mata uang asing 234,375 127,329 Jumlah 697,293 486,372 Jumlah 735,954 507,940 b. Tabungan Rupiah Pihak yang berelasi 4,513 2,801 Pihak ketiga 401,425 264,282 Jumlah 405,938 267,083 3

c. Deposito berjangka terdiri atas : Pihak yang berelasi Rupiah 31,801 80,820 Mata uang asing 4,128 6,060 Jumlah 35,929 86,880 Pihak ketiga Rupiah 3,615,609 2,552,515 Mata uang asing 217,261 211,267 Jumlah 3,832,870 2,763,782 Jumlah 3,868,799 2,850,662 Klasifikasi deposito berjangka berdasarkan jangka waktu: 2011 2010 Pihak yg Pihak yg berelasi Pihak ketiga Jumlah berelasi Pihak ketiga Jumlah 1 bulan 35,929 2,675,944 2,711,873 61,365 2,008,977 2,070,342 3 bulan 0 714,021 714,021 2,000 424,198 426,198 6 bulan 0 318,103 318,103 3,750 197,869 201,619 12 bulan 0 124,802 124,802 19,765 132,738 152,503 Jumlah 35,929 3,832,870 3,868,799 86,880 2,763,782 2,850,662 15. Simpanan dari Bank Lain Pihak Ketiga Rupiah Deposito berjangka 18,614 125,711 Giro 4,962 5,947 Call money - - Jumlah 23,576 131,658 Mata uang asing Call money - - Jumlah 23,576 131,658 Giro dari bank lain merupakan simpanan dalam mata uang Rupiah dan tanpa bunga. 16. Estimasi kerugian Komitmen dan Kontinjensi Estimasi kerugian atas transaksi komitmen dan kontinjensi dalam kegiatan usaha Perusahaan adalah sebagai berikut: 4

Rupiah Fasilitas kredit yang belum digunakan 9,859 5,755 Irrevocable L/C - 24 Bank garansi 405 378 Jumlah 10,264 6,157 Mata uang asing Fasilitas kredit yang belum digunakan 46 5 Irrevocable L/C 646 508 Bank garansi 218 361 Jumlah 910 874 Jumlah 11,174 7,031 Kolektibilitas Irrevocable L/C dan Bank Garansi pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 adalah lancar, sedangkan kolektibilitas kredit yang belum digunakan pada tanggal 30 September 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: Rupiah Lancar 1,041,642 515,732 Dalam perhatian khusus 87 2 Kurang lancar - 43 Diragukan 50 1,517 Macet 11 - Jumlah 1,041,790 517,294 17. Liabilitas Lain-lain Bunga yang masih harus dibayar 14,541 11,237 Setoran jaminan 2,560 2,438 Premi Penjaminan Pemerintah 0 784 Lain-lain 26,323 8,986 Jumlah 43,424 23,445 18. Modal Saham Modal dasar serta modal ditempatkan dan disetor Perusahaan pada tanggal 30 September 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: Modal Dasar Modal dasar Perusahaan adalah sebesar Rp 1.000.000 juta yang terdiri dari 10.000.000.000 lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp 100 per lembar pada tanggal 30 September 2011 dan 2010. 5

Modal Ditempatkan dan Disetor PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Nama Pemegang Saham Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Saham Modal Disetor Saham Modal Disetor Johnny Wiraatmadja 2,519,321,029 251,932 1,803,468,493 180,347 PT Mitra Wada Kencana 556,706,008 55,671 556,706,008 55,671 PT Blue Cross Indonesia 160,770,310 16,077 160,770,310 16,077 PT BCA Finance - - Suganda Setiadi Kurnia 6,916,981 692 6,916,981 692 Syamsuar Halim 5,680,461 568 5,680,461 568 Sjerra Salim 51,495,306 5,150 51,495,306 5,150 Masyarakat 455,985,788 45,599 1,171,837,874 117,184 Jumlah 3,756,875,883 375,688 3,756,875,433 375,688 Persentase kepemilikan saham Perusahaan pada tanggal 30 September 2011 dan 2010 adalah: Nama Pemegang Saham Jumlah Persentase Jumlah Persentase Saham Kepemilikan Saham Kepemilikan Johnny Wiraatmadja 2,519,321,029 67.06% 1,803,468,943 48.00% PT Mitra Wada Kencana 556,706,008 14.82% 556,706,008 14.82% PT Blue Cross Indonesia 160,770,310 4.28% 551,060,004 14.67% PT BCA Finance - Suganda Setiadi Kurnia 6,916,981 0.18% 6,916,981 0.18% Syamsuar Halim 5,680,461 0.15% 5,680,461 0.15% Sjerra Salim 51,495,306 1.37% 51,495,306 1.37% Masyarakat 455,985,788 12.14% 781,548,180 20.80% Jumlah 3,756,875,883 100.00% 3,756,875,883 100.00% 19. Pendapatan Bunga Rupiah Kredit 285,857 187,854 Efek-efek 32,510 31,308 Penempatan pada bank lain 8,070 4,793 Giro pada Bank Indonesia 1,323 0 Jumlah 327,760 223,956 Mata uang asing Kredit 13,601 5,093 Efek-efek 88 0 Penempatan pada bank lain 322 330 Giro pada Bank Indonesia 0 0 Jumlah 14,012 5,423 Jumlah 341,771 229,379 6

20. Beban Bunga Deposito berjangka 178,919 125,128 Tabungan 11,798 8,670 Giro 10,580 5,165 Premi Penjaminan Pemerintah - - Simpanan dari bank lain 4,620 - Lainnya - 2,231 Jumlah 205,917 141,194 21. Beban Gaji dan Tunjangan Gaji dan upah 53,770 36,720 Honorarium 966 371 Lainnya 9,558 10,745 Jumlah 64,294 47,836 Rincian gaji dan bonus atas kelompok direksi, dewan komisaris dan komite audit adalah sebagai berikut : 30 September 2011 Jumlah Pegawai Gaji Tunjangan Bonus Jumlah Dewan Komisaris 4 772,403,000 267,049,275 81,250,000 1,120,702,275 Direksi 5 2,212,112,000 5,024,068,205 445,782,109 7,681,962,314 Komite Audit 2 90,000,000 - - 90,000,000 Pejabat Eksekutif 41 8,536,975,004 2,696,553,583 988,815,806 12,222,344,393 Jumlah 52 11,611,490,004 7,987,671,063 1,515,847,915 21,115,008,982 30 September 2010 Jumlah Pegawai Gaji Tunjangan Bonus Jumlah Dewan Komisaris 4 652,410,000 130,812,048-783,222,048 Direksi 5 2,456,061,792 2,785,127,642 170,725,592 5,411,915,026 Komite Audit 2 90,000,000 - - 90,000,000 Pejabat Eksekutif 35 4,842,703,569 1,494,023,300 644,073,202 6,980,800,071 Jumlah 46 8,041,175,361 4,409,962,990 814,798,794 13,265,937,145 7

22. Beban Umum dan Administrasi PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Penyusutan dan amortisasi 11,419 7,408 Prasarana - - Publikasi - - Imbalan pasti pasca kerja - - Perbaikan dan pemeliharaan 2,941 11,637 Sewa kantor 5,314 1,871 Barang dan jasa 16,192 15,119 Asuransi 7,835 9,602 Latihan dan pendidikan 2,941 1,817 Lain-lain 10,168 5,810 Total 56,808 53,263 23. Pendapatan Non-Operasional Keuntungan atas penjualan agunan yang diambil alih - bersih 816 2,475 Keuntungan atas penjualan aset tetap - bersih 3,459 625 Lain-lain 487 1,313 Jumlah 4,761 4,412 24. Beban Non-Operasional Terdiri dari beban-beban yang dikeluarkan sehubungan dengan denda, pemeliharaan agunan yang diambil alih dan lain-lain. 25. Pajak Penghasilan Pajak kini 8,113 6,252 Pajak tangguhan - Jumlah 8,113 6,252 8

26. Laba per Saham Dasar PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Laba bersih Laba bersih untuk perhitungan laba per saham dasar 24,340 18,756 Jumlah saham Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa untuk perhitungan laba per saham 3,757 2,973 Laba per saham dasar 6.48 6.31 27. Sifat dan Transaksi Pihak Berelasi Sifat Pihak Berelasi Pihak-pihak berelasi adalah karyawan kunci, individu (perorangan) dan perusahaan yang mempunyai keterkaitan kepemilikan atau kepengurusan secara langsung maupun tidak langsung dengan Perusahaan. Adapun pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut: a. Hubungan pemegang saham Johnny Wiraatmaja, Syamsuar Halim, PT Blue Cross Indonesia dan PT Mitra Wadah Kencana. b. Hubungan kepemilikan/pemegang saham yang sama PT Bali Securities, PT Millenium Pharmacon Int l Tbk, PT Danpac Investindo, PT Blue Cross Indonesia, Standard Commerce Serv., PT Danpac Pharma, dan PT Inti Adhigriya Bahana. c. Hubungan kepengurusan Dana Pensiun Multicor. d. Hubungan keluarga dengan pemegang saham dan pengurus PD Pancar Pelangi Sakti, PT OTP (Sawmill), PT. Anugerah Prima Perdana, PT Hutan Bersama, PT Nusa Kencana Abadi, PT Mega, PT Bina Plaspac Indonesia, PT Putera Kusuma Perkasa, PT Jabalu Media Internusa, PT Asuransi Purwanjasa, PT Galic Bina Mada, PT Duta Indah Propertindo, PT Gerbangraya Alam Permai dan PT Bumipurati Alamlestari. e. Hubungan manajemen dan karyawan kunci Perusahaan. Transaksi-transaksi Pihak pihak Berelasi Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perusahaan juga melakukan transaksi-transaksi tertentu dengan pihak-pihak berelasi. Transaksi-transaksi tersebut telah dilaksanakan dengan persyaratan yang sama dengan yang berlaku bagi pihak ketiga, kecuali pinjaman yang diberikan kepada karyawan. Tidak terdapat transaksi dengan pihak berelasi baik yang langsung atau tidak langsung berhubungan dengan kegiatan usaha utama Perusahaan, yang didefinisikan sebagai transaksi benturan kepentingan berdasarkan peraturan BAPEPAM- LK No. IX.E.1 Benturan Kepentingan. 9

a. Transaksi aktiva dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut: Persentase Persentase Jumlah Terhadap Jumlah Jumlah Terhadap Jumlah Aset Aset % % Aset Kredit PT Anugrah Prima Perdana 6,369 0.11 10,377 0.24 PT Jabalu Media Internusa 5,418 0.10 7,100 - Teddy Salim 2,303 0.04 3,428 0.16 PT Pancar Pelangi Sakti 1,475 0.03 1,762 0.08 PT Graha Sinar Mandiri - - - PT Transpacific Investama - - - Lain-lain (dibawah Rp 1.000 juta) 12,358 0.22 13,262 0.30 27,924 0.49 35,929 0.78 b. Transaksi liabilitas dengan pihak pihak berelasi adalah sebagai berikut: Persentase Persentase Jumlah Terhadap Jumlah Jumlah Terhadap Jumlah Kewajiban Kewajiban % % Kewajiban Simpanan 72,537 0.01 111,512 0.04 Jumlah 72,537 0.01 111,512 0.04 28. Komitmen dan Kontinjensi Perusahaan memiliki tagihan dan liabilitas komitmen dan kontinjensi dengan rincian sebagai berikut: KOMITMEN Kewajiban Komitmen Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum digunakan 1,041,790 517,294 Kewajiban membeli kembali aktiva bank yang dijual - - Irrevocable L/C 64,569 53,162 Akseptasi Wesel Impor atas dasar L/C berjangka 1,279 - Jumlah Kewajiban Komitmen 1,107,638 570,456 KONTINJENSI Tagihan Kontinjensi Pendapatan bunga dalam penyelesaian 4,275 6,369 Kewajiban Kontinjensi Bank garansi yang diberikan 48,096 73,695 Kewajiban Kontinjensi - Bersih 43,821 67,326 10

29. Aset dan Kewajiban dalam Mata Uang Asing a. Posisi Devisa Neto (PDN) Berikut adalah posisi devisa neto perusahaan : 2011 Neraca dan Rekening Administratif Mata Uang Aktiva Liabilitas Nilai Bers ih Dol a r Amerika Serikat 420,381 423,588 3,207 Dol a r Singa pura 35,929 29,662 6,267 Dolar Hongkong - - - Dolar Australia - - - Euro 10,043 10,070 27 Yen Jepa ng 804 114 690 467,157 463,434 10,191 2010 Neraca dan Rekening Adminis tratif Mata Uang Aktiva Liabilitas Nilai Bers ih Dol a r Ame ri ka Seri ka t 367,337 366,136 1,201 Dol a r Si nga pura 17,330 13,914 3,416 Dol a r Hongkong 1-1 Dola r Aus tralia 92-92 Euro 5,243 5,374 131 Yen Je pa ng 14 110 96 390,017 385,534 4,937 30. Manajemen Risiko Kegiatan usaha Perusahaan sebagai bank senantiasa dihadapkan pada risiko-risiko yang berkaitan erat dengan fungsinya sebagai lembaga intermediasi. Oleh karena itu, kegiatan operasional Perusahaan dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan kerugian bagi Perusahaan. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003, Perusahaan tidak memiliki kompleksitas yang tinggi atas penerapan manajemen risiko. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 tentang perubahan atas Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003, bank umum konvensional diwajibkan untuk menerapkan delapan (8) jenis resiko dan lima (5) peringkat penetapan penilaian peringkat risiko yang mulai berlaku sejak 1 Juli 2010. a. Pengelolaan Risiko Kredit Penyaluran kredit Perusahaan berlandaskan pada prinsip kehati-hatian, peraturan Bank Indonesia, dan kebijakan perkreditan yang disusun oleh manajemen. Komite Kredit merupakan komite tertinggi yang membantu Direksi dalam pengawasan pengelolaan risiko melalui keputusan dan rekomendasi yang dikeluarkannya. Secara periodik, Komite Kredit melakukan rapat antara lain untuk memantau BMPK dan kualitas kredit, serta kecukupan 11

penyisihan penghapusan aktiva. Perusahaan selalu memonitor penyebaran risiko yang timbul sejalan dengan pertumbuhan sektor ekonomi dimana Perusahaan melakukan kegiatan bisnisnya. Batasan ditetapkan secara spesifik berdasarkan nasabah dan sektor industri untuk menghindari konsentrasi risiko kredit yang berlebihan. Batasan tersebut juga diterapkan bagi nasabah individu atau korporasi b. Pengelolaan Risiko Pasar Risiko ini disebabkan oleh pergerakan variabel pasar yang dapat merugikan portofolio yang dimiliki Perusahaan yaitu suku bunga dan nilai tukar. Ruang lingkup manajemen risiko pasar antara lain meliputi aktivitas fungsional kegiatan treasuri, dan investasi dalam bentuk surat berharga, penyediaan dana dan kegiatan pendanaan. Asset and Liability Committee (ALCO) merupakan komite yang membantu Direksi dalam mengawasi dan mengelola risiko pasar. Perusahaan juga menetapkan kebijakan limit terhadap aktivitas treasuri untuk menghindari terjadinya konsentrasi portofolio pada suatu instrumen ataupun counterparty tertentu, sehingga terjadi diversifikasi pengelolaan aktiva dan liabilitas. c. Pengelolaan Risiko Likuiditas Risiko likuiditas merupakan risiko yang antara lain disebabkan ketidakmampuan Perusahan memenuhi liabilitas yang telah jatuh waktu. Pengelolaan risiko likuiditas dilakukan melalui suatu strategi likuiditas antara lain mencakup penetapan pricing dan gapping terhadap sumber dana dan kredit, analisis kecukupan modal serta investasi Perusahaan dalam portofolio dan surat berharga. Perusahaan senantiasa memelihara kemampuannya untuk melakukan akses pasar uang dengan memelihara hubungan dengan bank-bank koresponden. d. Pengelolaan Risiko Operasional Perusahaan berupaya mengantisipasi serta mengendalikan seluruh factor yang berpotensi menimbulkan risiko operasional, antara lain dengan memastikan bahwa setiap personil memiliki kualifikasi dan terlatih untuk fungsi yang dilakukan dan memastikan bahwa seluruh aktivitas operasional dilakukan berdasarkan hukum dan prosedur yang telah ditentukan. e. Pengelolaan Risiko Hukum Perusahaan selalu memastikan bahwa seluruh kegiatan dan hubungan kerja dengan pihak ketiga telah didasarkan pada aturan maupun prasyarat yang dapat melindungi kepentingan Perusahaan dari segi hukum termasuk tuntutan dari pihak eksternal. f. Pengelolaan Risiko Kepatuhan Risiko kepatuhan dapat berdampak pada pengenaan denda dan sanksi ataupun kehilangan reputasi Perusahaan. Untuk itu, Perusahaan melakukan pemantauan terhadap keselarasan atas seluruh aktivitas di lingkungan Perusahaan terhadap peraturan dan ketentuan eksternal maupun kebijakan dan prosedur internal. Peran Satuan Kerja Kepatuhan dan Good Corporate Governance merupakan hal penting, khususnya dalam memastikan dipatuhinya ketentuan-ketentuan eksternal dan internal terhadap keputusan-keputusan bisnis yang diambil. 12

g. Pengelolaan Risiko Reputasi PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Risiko reputasi dapat berdampak langsung pada berkurangnya kepercayaan nasabah sehingga jumlah nasabah ataupun pendapatan Perusahaan menurun. Dalam mengelola risiko reputasi, Perusahaan berupaya untuk menjaga reputasi dengan memberikan pelayanan terbaik dengan menangani keluhan dan memberikan kepuasan kepada nasabah untuk menghindari munculnya keluhan tersebut di media massa. h. Pengelolaan Risiko Strategik Resiko strategik timbul antara lain disebabkan adanya penetapan dan pelaksanaan strategi yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang tepat responsifnya bank terhadap perubahan eksternal. Dalam mengelola strategik, Perusahaan melakukan identifikasi pada fungsional tertentu seperti perkreditan, treasuri dan investasi serta operasional dan jasa. Perusahaan melakukan pencatatan perubahan kinerja akibat tidak terealisasinya pelaksanaan strategi, melakukan pengendalian keuangan untuk melakukan pemantauan realisasi dengan target yang tercapai. Penilaian risiko Perusahaan yang disampaikan kepada Bank Indonesia dilakukan melalui proses self-assessment untuk menghasilkan profil risiko yang terdiri dari inherent risk yaitu risiko yang melekat pada aktivitas bank dan risk control system yaitu pengendalian terhadap risiko inheren. Sesuai dengan kriteria ukuran dan kompleksitas usaha Perusahaan berdasarkan peraturan Bank Indonesia yang berlaku, maka penilaian risiko dilakukan hanya terhadap lima jenis risiko yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuditas, risiko operasional dan risiko kepatuhan. 31. Informasi Segmen Segmen Usaha Informasi segmen Perusahaan disajikan berdasarkan jenis kegiatan usahanya, yakni pemasaran, kredit, treasuri, dan ekspor-impor. Kegiatan usaha tersebut menjadi dasar pelaporan informasi segmen primer Perusahaan, sebagai berikut: 30 September 2011 Pemasaran Kredit Treasuri Ekspor-impor Jumlah Aset Aset Segmen 426,086 3,875,110 1,038,815 1,266 5,341,277 Aset yang Tidak Dapat Dialokasikan 321,496 Jumlah Aset 5,662,773 Kewajiban Kewajiban Segmen 5,042,405 11,464 23,576 5,108 5,082,553 Kewajiban yang Tidak Dapat Dialokasikan 34,460 Jumlah Kewajiban 5,117,012 13

31 Desember 2010 Kredit Treasuri Ekspor-impor Jumlah Aset Aset Segmen 454,062 2,915,407 725,150 3,278 4,097,897 Aset yang Tidak Dapat Dialokasikan 256,563 Jumlah Aset 4,354,460 Kewajiban Kewajiban Segmen 3,662,038 5,760 131,658 6,987 3,806,443 Kewajiban yang Tidak Dapat Dialokasikan 26,597 Jumlah Kewajiban 3,833,040 Pendapatan 30 September 2011 Pemasaran Kredit Treasuri Ekspor-Import Jumlah Pendapatan Bunga 20,447 300,009 21,315-341,771 Pendapatan Operasional Lainnya 14,972 17,408 7,503 1,694 41,577 Jumlah Pendapatan 35,418 317,417 28,818 1,694 383,348 Beban Beban Bunga 201,298 4,620-205,917 Beban Operasional Lainnya 4,328 12,870 5,159 1,783 24,140 Jumlah Beban 205,626 12,870 9,779 1,783 230,057 Hasil Segmen Bersih (170,207) 304,547 19,040 (88.38) 153,291 Pendapatan dan Beban Operasional yang Tidak Dapat Dialokasikan (125,326) Pendapatan Operasional Bersih 27,965 Pendapatan Non-Operasional 4,761 Beban Non-Operasional 274 Laba Sebelum Pajak 32,453 Beban Pajak 8,113 Laba Bersih 24,340 Pendapatan 30 September 2010 Pemasaran Kredit Treasuri Ekspor-Import Jumlah Pendapatan Bunga 112,169 197,308 54,168-363,645 Pendapatan Operasional Lainnya 23,111 10,057 77,943 663 111,774 Jumlah Pendapatan 135,280 207,365 132,111 663 475,419 Beban Beban Bunga 272,995-2,464-275,460 Beban Operasional Lainnya 29,419 7,503 1,540 38,462 Jumlah Beban 272,995 29,419 9,967 1,540 313,922 Hasil Segmen Bersih (137,715) 177,947 122,143 (877.11) 161,498 Pendapatan dan Beban Operasional yang Tidak Dapat Dialokasikan 139,554 Pendapatan Operasional Bersih 21,944 Pendapatan Non-Operasional 4,412 Beban Non-Operasional 1,348 Laba Sebelum Pajak 25,008 Beban Pajak 6,252 Laba Bersih 18,756 14

32. Informasi Lainnya a. Posisi rasio kecukupan modal pada tanggal 30 September 2011 dan 30 September 2010 masing-masing sebesar 13,12% dan 21,16%. Rasio kecukupan modal per 30 September 2011 dan 2010 dihitung sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia. Jumlah Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) 30 Sep 2011 30 Sep 2010 30 Des 2010 Rp 000.000 Rp 000.000 Rp 000.000 untuk risiko kredit 4,293,128 2,380,510 2,912,933 Modal inti 525,323 494,413 486,671 Modal pelengkap 53,936 32,675 34,807 Jumlah modal inti dan pelengkap 579,259 527,088 521,478 Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) yang tersedia untuk risiko kredit 13.49% 22.14% 17.90% Jumlah ATMR untuk risiko pasar 120,581 110,155 9,821 Modal inti yang dialokasikan untuk mengantisipasi risiko pasar 0 - Jumlah modal 579,259 527,088 521,478 ATMR untuk risiko kredit atas seluruh surat berharga dalam trading book yang telah diperhitungkan risiko spesifik 0 0 7,360 Total ATMR risiko kredit dan risiko pasar 4,413,709 2,490,665 2,922,754 Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum yang tersedia setelah memperhitungkan risiko kredit dan risiko pasar 13.12% 21.16% 17.84% b. Rasio aset produktif yang bermasalah dan aset non produktif bermasalah terhadap total aset produktif dan aset non produktif pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 masing-masing adalah sebesar 1,31% dan 1,90%. c. Aset produktif bermasalah terhadap total aset produktif pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 masing-masing adalah 1,17% dan 1,60%. d. Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) aset keuntungan terhadap aset produktif pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 masing-masing adalah 1,48% dan 1,55%. e. Rasio Non-Performing Loan (NPL) Perusahaan (secara bruto) pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 adalah masing-masing sebesar 1,66% dan 2,08%, sedangkan secara neto masing-masing adalah sebesar 1,00% dan 1,12%. 33. Jaminan Pemerintah Terhadap Liabilitas Pembayaran bank Umum Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No.179/KMK.017/2000 tanggal 26 Mei 2000, sebagaimana diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 84/KMK.06/2004 tanggal 27 Pebruari 2004 dan No. 189/KMK.06/2004 tanggal 8 April 2004, Pemerintah menjamin liabilitas 15

tertentu dari bank berdasarkan program penjaminan yang berlaku bagi bank umum. Jaminan Pemerintah berlaku hingga 21 September 2005 berdasarkan Undang-undang No.24 tanggal 22 September 2004, efektif sejak tanggal 22 September 2005. Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) dibentuk untuk menjamin liabilitas tertentu bank-bank umum berdasarkan program penjaminan yang berlaku. 34. Penerbitan Standar Akuntansi Keuangan Baru Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan, Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntanasi Keuangan (ISAK). Standar-standar akuntansi keuangan tersebut akan berlaku efektif sebagai berikut: Periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011 PSAK 1. PSAK 1 (Revisi 2009), Penyajian Laporan Keuangan 2. PSAK 2 (Revisi 2009), Laporan Arus Kas 3. PSAK 3 (Revisi 2010), Laporan Keuangan Interm 4. PSAK 4 (Revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri 5. PSAK 5 (Revisi 2009), Segmen Operasi. 6. PSAK 7 (Revisi 2010), Pengungkapan Pihak-Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa 7. PSAK 8 (Revisi 2010), Peristiwa Setelah Periode Pelaporan 8. PSAK 12 (Revisi 2009), Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama 9. PSAK 15 (Revisi 2009), Investasi Pada Entitas Asosiasi 10. PSAK 19 (Revisi 2010), Aset Tidak Berwujud 11. PSAK 22 (Revisi 2010), Kombinasi Bisnis 12. PSAK 23 (Revisi 2010), Pendapatan 13. PSAK 25 (Revisi 2009), Kebijakan Akuntansi, Perubahan Entitas Akuntansi, dan Kesalahan 14. PSAK 48 (Revisi 2009), Penurunan Nilai Aset 15. PSAK 57 (Revisi 2009), Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi 16. PSAK 58 (Revisi 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan 35. Perkembangan Terakhir Standar Akuntansi Keuangan dan Peraturan Lainnya Periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012 PSAK 1. PSAK 10 (Revisi 2010), Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing 1. PSAK 18 (Revisi 2010), Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya 2. PSAK 24 (Revisi 2010), Imbalan Kerja 16

3. PSAK 46 (Revisi 2010), Akuntansi Pajak Penghasilan Perusahaan masih mengevaluasi dampak penerapan PSAK dan ISAK, di atas dan dampaknya terhadap laporan keuangan. 17