BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH VARIABEL KOMPAKSI TERHADAP MODULUS ELASTISITAS KOMPOSIT Al/SiC p DENGAN PERMUKAAN PARTIKEL SiC TERLAPISI ZnO

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

Gambar A.1. Fix Dies.

KOMPAKTIBILITAS KOMPOSIT ISOTROPIK Al/Al 2 O 3 DENGAN VARIABEL WAKTU TAHAN SINTER

STUDI SIFAT MEKANIK KOMPOSIT ALUMINIUM BERPENGUAT NANO SILIKA (Al/SiO2) HASIL FABRIKASI DENGAN METALURGI SERBUK

dimana p = massa jenis zat (kg/m 3 ) m= massa zat (kg) V= Volume zat (m 3 ) Satuan massa jenis berdasarkan Sistem Internasional(SI) adalah kg/m 3

Gambar Modulus elastisitas berdasarkan porositas terukur pada material komposit Al/SiC p tanpa terlapisi dan terlapisi ZnO

Pembuatan dan Karakteristik Komposit Polimer Berpenguat Bagasse

Pengaruh Kadar TiO 2 Terhadap Kekuatan Bending Komposit Serbuk Al/TiO 2

Karakterisasi Bentuk Partikel SiC yang Dilapisi dengan MgAl 2 O 4 Berdasarkan Variabel Konsentrasi Ion Logam

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI DAN PROSES PENDINGINAN TERHADAP KARAKTERISTIK MAGNET BARRIUM FERRITE (Dyah Sawitri, ST, MT; Ratih Resti Astari)

PENGARUH MEDIA PENCAMPUR TERHADAP ASPEK MEKANIK KOMPOSIT Al/SiC

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PENGARUH PELAPISAN PERMUKAAN PARTIKEL SiC DENGAN OKSIDA METAL TERHADAP MODULUS ELASTISITAS KOMPOSIT Al/SiC

Dinamika 3 TIM FISIKA FTP UB. Fisika-TEP FTP UB 10/16/2013. Contoh PUSAT MASSA. Titik pusat massa / centroid suatu benda ditentukan dengan rumus

LAPORAN PRAKTIKUM PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGAN, DAN PENGENCERAN

Karakterisasi Bentuk Partikel SiC yang Dilapisi dengan MgAl 2 O 4 Berdasarkan Variabel Konsentrasi Ion Logam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium. Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik CSZ-NiO untuk elektrolit padat

METALURGI SERBUK. By : Nurun Nayiroh

BAB III ANALISA TEORETIK

PEMBUATAN ALUMINIUM BUSA MELALUI PROSES SINTER DAN PELARUTAN SKRIPSI

BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT. terbuat dari acrylic tembus pandang. Saluran masukan udara panas ditandai dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen.

Lampiran 1. Rancangan Pintu Air dari Bahan Fiberglass

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan September 2012

BAB 4 KAJI PARAMETRIK

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September hingga Desember 2015 di

Diketik ulang oleh : Copyright Bank Soal OLIMPIADE IPA, MATEMATIKA, FISIKA, BIOLOGI, KIMIA, ASTRONOMI, INFORMATIKA, dll UNTUK

KARAKTERISASI BENTUK PARTIKEL SiC YANG DILAPISI DENGAN MgAl 2 O 4 BERDASARKAN VARIABLE KONSENTRASI ION LOGAM

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2013 TINGKAT PROPINSI

III. METODE PENELITIAN

Gambar 10. Skema peralatan pada SEM III. METODE PENELITIAN. Untuk melaksanakan penelitian digunakan 2 jenis bahan yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen.

III. METODE PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di beberapa tempat yang berbeda yaitu ; preparasi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di

TERMODINAMIKA TEKNIK II

Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Performansi Mesin Pendingin 1)

3 Metodologi penelitian

ROTASI Volume 8 Nomor 1 Januari

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai bulan Agustus Penelitian

SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL (OSN) 2007 Bidang studi : FISIKA Tingkat : SMA Waktu : 4 jam

PENGARUH PELAPISAN OKSIDA SiO 2 PADA PERMUKAAN PARTIKEL SiC TERHADAP KUALITAS IKATAN ANTARMUKA KOMPOSIT Al-SiC

KAJI NUMERIK PORTABLE PORTABLE COLD STORAGE TERMOELEKTRIK TEC

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni 2013 di

GETARAN PEGAS SERI-PARALEL

Bab III Metodologi Penelitian

STRUKTUR MIKRO DAERAH LAMINASI KOMPOSIT LAMINAT HIBRID Al/Al 2 O 3 -Al/ SiC DENGAN VARIASI WAKTU TAHAN SINTER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI PENAMBAHAN MgO SAMPAI 2 % MOL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK KERAMIK KOMPOSIT Al 2 O 3 ZrO 2

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di

BAB III METODE ANALISIS

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Januari 2015 sampai dengan Juni

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari 2013, dilaksanakan di

PENGARUH VARIASI SUHU SINTERING PADA KOMPOSIT Al-Mg-Si TERHADAP KEKUATAN DENGAN TEKNIK METALURGI SERBUK

MENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI

Gambar 2.1 Pembagian Komposit Berdasarkan Jenis Penguat [2]

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, VOLUME DAN KEPADATAN LALU LINTAS RUAS JALAN SILIWANGI SEMARANG

Contoh 1. = 3, 75 cm 3 Ditanya : m Jawab : m = ρv = 19,3 x 3,75 = 27,375 gra m

Pengaruh Fraksi Volume Serat Buah Lontar terhadap Kekuatan Tarik dan Kekuatan Impak Komposit Bermatrik Polyester

Bab III Metodologi Penelitian

BAHAN KUIS PRA-UTS MEKANIKA, Oktober 2011

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Desember 2014 sampai dengan Mei

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MAGNET PERMANEN BAO.(6-X)FE2O3 DARI BAHAN BAKU LIMBAH FE2O3

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1)

BAB VI SUHU DAN KALOR

Getaran adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Oktober 2014 sampai dengan April 2015 di

SOAL SELEKSI TAHUN 2003 ( TINGKAT NASIONAL )

PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT

PERFORMANSI MESIN REFRIGERASI KOMPRESI UAP TERHADAP MASSA REFRIGERAN OPTIMUM MENGGUNAKAN REFRIGERAN HIDROKARBON

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2015 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Percobaan, fabrikasi dan pengambilan data pada penelitian ini dilakukan di

SINTESIS KERAMIK Al 2 TiO 5 DENSITAS TINGGI DENGAN ADITIF MgO

BAB III METODE PENELITIAN. bulan Agustus 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan material keramik komposit LSM-YSZ-GDC

LAMPIRAN B PERHITUNGAN

PENENTUAN e/m Kusnanto Mukti W/ M Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta

Edi Santoso1; Harjo Seputro2; Eka Puji Himawan 3

PENGARUH KOMPOSISI KAOLIN TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN BENDING PADA KOMPOSIT FLY ASH- KAOLIN

Titik Leleh dan Titik Didih

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. PENDAHULUAN Tujuan utaa dari penelitian tentang koposit lainat hibrid ini adalah eneukan etode baru pebuatan koposit lainat hibrid dala asa padat. Partikel SiC dan Al 2 O 3 yang digunakan adalah partikel yang telah dilapisi dengan oksida loga spinel dengan proses elektroless plating. Pada daerah antaruka lainasi juga ditabahkan HNO 3 (69%) untuk eicu unculnya oksida etastabil yang akan ebantu proses lainasi. Variabel raksi olue penguat, teperatur dan waktu tahan sinter diaati pengaruhnya terhadap kualitas lainasi lainat hibrid. 3.2. PERALATAN DAN BAHAN 3.2.1. Alat Peralatan yang dibutuhkan dala penelitian ini antara lain : 1. Tibangan Digital OHAUS, berungsi untuk penibangan assa bahan 2. Mortar, wadah untuk proses pencapuran 3. Beker glass dan gelas ukur 4. Magnetik stirrer, untuk proses pencapuran basah 5. Alat kopaksi CARVER odel #3925 sebagai alat kopaksi 6. Furnace dengan aku (10-3 Torr) dengan Rotary Pup ME 4R, Carbolite Barnstead Therolyne Furnace 7. Mikroskop Optik, untuk elihat perukaan bahan secara ikro(uji etalograi). 8. SEM-EDAX, untuk pengujian struktur ikro sapel (LEO tipe 420, Metalurgi UI) 9. X-RD, untuk pengujian asa lapisan SiC dan Aluina aupun pada daerah lainasi 10. Uji CTE, Theral Dilatoeter Analyzer Merk : Harrop Model TA-700 Seri 5712 (LIPI Fisika Serpong) 50

11. HRSEM, EDAX (S-4100H, Departeen adanced aterial & Nanostructure, Kagoshia Uniersity, Jepang) 3.2.2 Bahan Penelitian Bahan bahan yang dibutuhkan dala pernelitian tugas akhir ini antara lain : 1. Serbuk Aluiniu Merck dengan densitas 2,7 gr/c 3, bentuk partikel rata-rata dendritik, ukuran rata-rata 45 µ dan odulus elastisitas 72 Gpa. Titik leleh 660 o C dan nilai CTE 2,1.10 6 / o C 2. Serbuk Silikon Karbida dengan ukuran 220 esh dengan densitas rata-rata 2,9 gr/c 3, odulus elastisitas 380 GPa dan bentuk rata-rata partikel adalah polygonal 3. Serbuk Al 2 O 3 AlCOA, 99% jenis α-aluina dengan densitas 3,8 gr/c 3 dan odulus elastisitas 400GPa dengan ukuran partikel 63-65µ. Titik leleh Al 2 O 3 1750 o C dan CTE 4,7.10 6 / o C 4. HNO 3 (69%), sebagai edia untuk coating dan pelapisan daerah lainasi 5. Magnesiu sebagai bahan pelapisan 6. Etanol 90% (CH 3 COOH), sebagai pelarut polar saat pencapuran basah / wet ixing dan luida dala pengukuran sinter density dengan archiedes. 7. Serbuk Zinc Strearat (ZnO), sebagai peluas eiliki densitas 1,09 gra/c 3, teperatur leleh 130 O C. 3.3. PEMBUATAN BAHAN PELAPIS PARTIKEL Al 2 O 3 DAN SiC 3.3.1. Pebersihan Partikel SiC Partikel SiC dibersihkan dengan enggunakan ultrasonic cleaner. Etanol 90% dituangkan pada tabung gelas ukur 500 l selanjutnya partikel SiC diasukkan ke dala gelas ukur dan dilakukan pebersihan selaa 30 enit. Dengan proses yang saa di ulang sapai 3x sapai kondisi cairan etanol bening. Setelah proses pebersihan partikel SiC dikeringkan dala oen teperatur 125 0 C sapai kering sepurna. Partikel Al 2 O 3 tidak ebutuhkan perlakukan pebersihan karena erupakan α-al 2 O 3 urni. 51

3.3.2. Pebuatan Larutan Pelapisan Larutan pelapis dibuat dengan encapurkan aluniu serbuk 0,5 gr dengan serbuk Mg 0,1 gr kedala HNO 3 sebesar 40 l. Proses pencapuran untuk pebuatan larutan pelapis ini dilakukan dengan enggunakan agnetic stirrer sehingga dihasilkan larutan yang bening dan jernih 3.3.3. Proses Pelapisan Aluina dan SiC yang telah dibersihkan dengan ultrasonic cleaner dan dikeringkan selanjutnya dilapisi dengan larutan eleektrolit yang telah dibuat diatas. Setiap larutan sesuai standar diatas digunakan untuk elapisi aluina aupun SiC sebanyak 16 gra dengan pengadukan selaa sekitar 30 enit. Capuran yang telah dikeringkan dipanaskan bertahap dari 200 0 C selaa 1 ja lalu dilanjutkan 400 0 C selaa 2 ja, dengan reaksi sebagaiana persaaan 2.3. Partikel SiC yang telah terdeposisi selanjutnya dikeringkan didala dapur dengan teperatur 200 o C untuk enghilangkan sisa asa NO - 3 yang terdapat pada SiC. Selanjutnya SiC dipanaskan kebali pada teperatur 400 o C untuk ebentuk asa etastabil MgAl 2 O 4 dengan pengikatan O 2- dari reaksi oksidasi oleh SiC yaitu berupa SiO 2. Cara yang saa dilakukan juga untuk proses pelapisan partikel Al 2 O 3. Proses pelapisan partikel secara skeatis dapat terlihat pada Gabar 3.1 berikut : SiC dibersihkan dengan Ultrasonic Cleaner. Al 2 O 3 tidak perlu dibersihkan Preparasi Material Penguat Pebuatan larutan pelapis Pencelupan penguat kedala larutan pelapis Penguapan larutan pelapis Pengujian SEM dan XRD Preparasi Material Penguat HNO 3 (40l)+Al (0,5gr)+Mg(0,01) - Magnetic stirrer & peanas 200 0 C selaa 1 ja lalu dilanjutkan 400 0 C selaa 2 ja Analisis Bentuk dan Fasa pada daerah lapisan Gabar 3.1. Diagra alir penelitian 52

3.4. PEMBUATAN KOMPOSIT LAMINAT HIBRID Al/Al 2 O 3 -Al/SiC 3.4.1. Penentuan Fraksi Volue Penguat dan Matrik Tahap selanjutnya adalah pebuatan koposit laina isotropik dengan penguat Aluina dan SiC yang telah dilapisi. Proses pebuatan koposit lainat hibrid ini dilakukan dengan proses etalurgi serbuk. Sapel koposit lainat hibrid yang dibuat berbentuk persegi panjang dengan diensi tinggi 7 c x 1c x 0,1c = 0,7 c 3. Sehingga, olue total koposit yang harus dihasilkan > 0,7 c 3. Bahan yang digunakan adalah Aluiniu (ρ = 2,7 gr/c 3 ), SiC (ρ = 2,9 gr/c 3 ) dan Al 2 O 3 (ρ = 3,0 gr/c 3 ) dengan perbandingan raksi olue asingasing sebagai berikut : Tabel III.1. Fraksi Volue penguat koposit laina hibrid Lapisan 1 Lapisan 2 Al/SiC (%) [Konstan] Al/Al 2 O 3 (%) [Variabel] V SiC V Al V Al 2 O 3 V Al 10 90 10 90 10 90 20 80 10 90 30 70 10 90 40 60 20 80 10 90 20 80 20 80 20 80 30 70 20 80 40 60 30 70 10 90 30 70 20 80 30 70 30 70 30 70 40 60 40 60 10 90 40 60 20 80 40 60 30 70 40 60 40 60 Untuk Koposit Laina gabungan aka perhitungan raksi Volue (V ) dengan perhitungan tersendiri. pertaa kita asusikan bahwa koposit laina adalah koposit isotropik tunggal (bukan laina) naun distribusi penguat tidak hoogen. Al sebagai atrik dan SiC sebagai penguat. Maka assa atrik 53

gabungan adalah Al 1 +Al 2 (Al 1 adalah assa Al untuk SiC; Al 2 adalah assa Al untuk Al 2 O 3 ). Al 2 Al 1 Volue Al Total = Massa Al Total / ρ Al, Volue SiC = Massa SiC / ρ SiC Volue Total (Al+SiC) = V Al Total +V SiC V SiC = V SiC/ V Tot(Al+ SiC) Selanjutnya koposit Al/SiC diasusikan sebagai atrik bagi Al 2 O 3 Penentuan assa serbuk atrik Al, iller SiC dan Al 2 O 3 dengan ; Massa bahan dapat ditentukan elalui ruusan berikut; V = ; V = ρ = ; V c = ; ρ = ; ρ c c ρ = = ρ V = ρ c jadi ; = V. c. ρ ; = V. c. ρ diana V = raksi olue penguat (%), V = raksi olue atrik (%), c = olue koposit (c 3 ), = olue iller (c 3 ), = olue atrik (c 3 ), = assa iller, = assa atrik, ρ = assa jenis iller (gr/c 3 ), ρ = assa jenis atrik (gr/c 3 ). Perhitungan untuk raksi olue 90 % Al 10 % SiC = 10% x 0,7 c 3 x 2.9gr/c 3 = 0.203 gra. = 90% x 0,7 c 3 x 2,7 gr/c 3 = 1.701gra. 54

V/Vo SiC (%) Tabel III.2 Koposisi Massa Al/Al 2 O 3 -Al/SiC Massa Al Massa SiC V/Vo Al 2 O 3 (%) Massa Al 10 1,701 0,203 10 1,701 0,266 10 1,701 0,203 20 1,512 0,532 10 1,701 0,203 30 1,323 0,798 10 1,701 0,203 40 1,134 1,064 20 1,512 0,406 10 1,701 0,266 20 1,512 0,406 20 1,512 0,532 20 1,512 0,406 30 1,323 0,798 20 1,512 0,406 40 1,134 1,064 30 1,323 0,609 10 1,701 0,266 30 1,323 0,609 20 1,512 0,532 30 1,323 0,609 30 1,323 0,798 30 1,323 0,609 40 1,134 1,064 40 1,134 0,812 10 1,701 0,266 40 1,134 0,812 20 1,512 0,532 40 1,134 0,812 30 1,323 0,798 40 1,134 0,812 40 1,134 1,064 Massa Al 2 O 3 55

Tabel III. 3. Fraksi Volue Penguat SiC dan Al 2 O 3 Pada koposit laina hybrid Al/SiC-Al/Al 2 O 3 V SiC 10 20 30 40 V Al 2 O 3 M SiC MAl1 M Al 2 O 3 M Al2 ρ Al (gr/c3) ρ SiC (gr/c3) Al Tot Al Tot (c 3 ) SiC (c 3 ) V Tot (c 3 ) V SiC 10 0,203 1,701 0,266 1,701 2,7 2,9 3,402 1,26 0,07 1,33 0,052 20 0,203 1,701 0,532 1,512 2,7 2,9 3,213 1,19 0,07 1,26 0,055 30 0,203 1,701 0,798 1,323 2,7 2,9 3,024 1,12 0,07 1,19 0,058 40 0,203 1,701 1,064 1,134 2,7 2,9 2,835 1,05 0,07 1,12 0,062 10 0,406 1,512 0,266 1,701 2,7 2,9 3,213 1,19 0,14 1,33 0,105 20 0,406 1,512 0,532 1,512 2,7 2,9 3,024 1,12 0,14 1,26 0,111 30 0,406 1,512 0,798 1,323 2,7 2,9 2,835 1,05 0,14 1,19 0,117 40 0,406 1,512 1,064 1,134 2,7 2,9 2,646 0,98 0,14 1,12 0,125 10 0,609 1,323 0,266 1,701 2,7 2,9 3,024 1,12 0,21 1,33 0,157 20 0,609 1,323 0,532 1,512 2,7 2,9 2,835 1,05 0,21 1,26 0,166 30 0,609 1,323 0,798 1,323 2,7 2,9 2,646 0,98 0,21 1,19 0,176 40 0,609 1,323 1,064 1,134 2,7 2,9 2,457 0,91 0,21 1,12 0,187 10 0,812 1,134 0,266 1,701 2,7 2,9 2,835 1,05 0,28 1,33 0,210 20 0,812 1,134 0,532 1,512 2,7 2,9 2,646 0,98 0,28 1,26 0,222 30 0,812 1,134 0,798 1,323 2,7 2,9 2,457 0,91 0,28 1,19 0,235 40 0,812 1,134 1,064 1,134 2,7 2,9 2,268 0,84 0,28 1,12 0,250 ρ Al 2 O 3 (gr/c3) Al 2 O 3 (c 3 ) Tot 2 (c 3 ) V Al 2 O 3 3,8 0,07 1,4 0,05 3,8 0,14 1,4 0,1 3,8 0,21 1,4 0,15 3,8 0,28 1,4 0,2 3,8 0,07 1,4 0,05 3,8 0,14 1,4 0,1 3,8 0,21 1,4 0,15 3,8 0,28 1,4 0,2 3,8 0,07 1,4 0,05 3,8 0,14 1,4 0,1 3,8 0,21 1,4 0,15 3,8 0,28 1,4 0,2 3,8 0,07 1,4 0,05 3,8 0,14 1,4 0,1 3,8 0,21 1,4 0,15 3,8 0,28 1,4 0,2 56

3.4.2. Proses Pencapuran Matrik Aluiniu dan penguat SiC dicapur dengan proses pencapuran basah dengan penabahan etanol sebanyak 20l untuk setiap kali proses dan diaduk dengan agnetik stirrer hingga seluruh etanol enguap. Pencapuran Aluiniu dengan Al 2 O 3 dialkukan dengan cara yang saa. Capuran ini selanjutnya dikeringkan dala dapur dengan teperatur 200 o C selaa 1 ja dan 400 o C selaa 15 enit. Setelah kering digerus engunakan ortar agar partikel tidak berekatan (teraggloerasi). 3.4.3. Proses Kopaksi Sebelu elakukan proses kopaksi, cetakan dibersihkan dengan kertas gosok 500 esh dan 1000 esh, selanjutnya diolesi dengan Zinc-stearat pada dinding cetakan. Serbuk capuran Al dan SiC untuk ebentuk lapisan pertaa diasukkan ke dala cetakan dan dilakukan penekanan dengan gaya sebesar 15 kn dengan waktu tahan 10 enit. Kopaksi yang digunakan adalah single pressing dala keadaan cold copacting di lingkungan atosir. Seprotkan/lapisi bagian atas bakalan lapisan pertaa yang telah terbentuk tanpa elepaskannya dari cetakan, dengan enggunakan HNO 3 sebanyak 2 tetes (0.2 l) dengan enggunakan pipet. Tabahkan serbuk capuran Al+Al 2 O 3 untuk ebentuk lapisan kedua. Berikan kopaksi akhir sebesar 25 kn, dengan waktu penahanan 10 enit 3.4.4. Proses Sinter Bakalan green density koposit lainat hibrid selanjutnya diletakkan dala acuu chaber dan udara dala acuu chaber dipopa dengan popa rotari hingga encapai tingkat keakuan 10-3 torr. Selanjutnya dilakukan proses pre-sintering sapai teperatur dala chaber yang terukhur elalui terokopel encapai 200 0 C, dan waktu tahan 20 enit, dan dilanjutkan 400 0 C dengan waktu tahan 20 enit. Proses teperatur sinter yang pertaa 500 0 C dengan waktu tahan 2 ja. Proses teperatur sinter pada penelitian ini dilakukan tiga besaran teperatur sinter yaitu 500, 550 dan 600 0 C dan waktu tahan sinter berariati 2, 4, dan 6 ja. Seua ariabel sinter digunakan pada asing-asing koposisi Al/SiC-Al/Al 2 O 3. 57

Diagra pebuatan koposit lainat hibrid Al/SiC-Al 2 O 3 adalah sebagaiana Gabar 3.2 berikut : Menibangan Massa berdasarkan raksi olue Etanol 20 l, Pengadukan dengan Magnetik strirrer, 15 enit Preparasi SerbukMatrik Al, Penguat Al 2 O 3 dan SiC Pencapuran Bahan Lapisan I Al + SiC(10, 20,30 & 40%) Pencapuran Bahan Lapisan II Al + Al 2 O 3 (10, 20, 30 dan 40%) Kopaksi Bahan Lapisan I 15 kn, HT : 5 enit Pelapisan daerah lainasi HNO 3, 0,2 l Kopaksi Akhir laina 25 KN, HT : 10 enit Sintering Presinter 200oC, 1 Ja, Sintering 500, 550, 600 o C, 2,4,6 ja, P = 10-3 Torr Pengukuran densitas & Uji Bending Analisis Mikrostruktur MO, dan SEM Analisis Fasa XRD ` Kesipulan Gabar 3.2 Diagra alir penelitian koposit laina t hibrid Al/Al 2 O 3 -Al/SiC 58

Sehingga dihasilkan koposit lainat hibrid Al/SiC-Al/Al 2 O 3 seperti Gabar 3.3 dan dilakukan analisa siat ekanik aupun ikrostrukturnya : Al/SiC Al/Al 2 O 3 Gabar 3.3. Ilustrasi koposit lainat hibrid Al/SiC-Al/Al 2 O 3 3.5. ANALISA SIFAT FISIS, MEKANIK, MIKROSTRUKTUR KOMPOSIT LAMINAT HIBRID Al/SiC-Al/Al 2 O 3 3.5. 1. Analisa Densitas Sinter Pengujian densitas koposit lainat hibrid Al/SiC-Al/Al 2 O 3 dilakukan dengan dengan etode Archiedes. Pertaa dilakukan enentukan asa kering sapel uji k dengan enggunakan digital balance, dan ditentukan berat kering sapel enggunakan spring balance (1 N) W k. Selanjutnya berat sapel dala air diukur dengan spring balance (1 N) sebagai W b. Selisih antara (W k W b ) berupakan gaya apung zat cair pada benda. Gaya apung zat cair saa dengan berat air (W a ) yang dipindahkan akibat tercelupnya benda, diana W a = ρ aie V a g. Jadi olue air V a = W a /ρ aie, olue air tersebut saa dengan olue benda uji (V c ). Karena asa benda uji sudah diketahui ( k ) akan densitas sinter koposit ρ s = k /V c. 3.5.2. Analisa Mikrostruktur Koposit Proses pengaatan ikrostruktur enggunakan Scanning Electrone Microscope (SEM) dan High Resolusi SEM (HR-SEM), pada arah lainasinya. Perbesaran dilakukan antara 500, 1500 dan 2000X. Pengaatan eleen-eleennya yang ada pada koposit dilakukan pada titik pengaatan pada daerah atrik, anataruka atrik-penguat dan daerah penguat. 59

3.5.3. Pengaatan Fasa Pada Koposit Lainat Hibrid Al/SiC-Al/Al 2 O 3 Pengaatan ase-ase yang terbentuk pada koposit enggunakan X-Ray Diraction (XRD) dengan cakupan sudut diraksi 2θ antara 0 100 0. Interpretasi puncakpuncak dari bidan kristal yang terjadi dicari dan dicocokkan dengan data base kristalograi. Prediksi ase-ase yang terbentuk berdasarkan data eleen-eleen dari pengujian EDS dari SEM. 3.5.4. Uji Bending 3 titik Pengujian bending ini dialkukan untuk engetahui kualitas ikatan antar kainasi. Hasil uji bending berupa nilai deleksi(lengkungan sapel) yang diukur dengan laser pada siste Maytec GbH. Nilai deleksi ini selanjutnya digunakan untuk enentukan odulus elastisitas koposit hasil eksperien. 60