II. METODOLOGI. a) b) Gambar 1 a) Ikan nilem hijau ; b) ikan nilem were.

dokumen-dokumen yang mirip
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk

BAB III BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Bandung pada bulan April hingga Mei 2013.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Induk 3.3 Metode Penelitian

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan 5.2. Struktur Organisasi

BAHAN DAN METODE. Tabel 1. Subset penelitian faktorial induksi rematurasi ikan patin

II. METODOLOGI 2.1 Prosedur Pelaksanaan Penentuan Betina dan Jantan Identifikasi Kematangan Gonad

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

BAB III BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan

PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN TEKNOLOGI PEMIJAHAN IKAN DENGAN CARA BUATAN (INDUCE BREEDING)

METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.

KHAIRUL MUKMIN LUBIS IK 13

Panduan Singkat Teknik Pembenihan Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus) Disusun oleh: ADE SUNARMA

Pematangan Gonad di kolam tanah

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. larva. Kolam pemijahan yang digunakan yaitu terbuat dari tembok sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus var) menurut Kordi, (2010) adalah. Subordo : Siluroidae

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE


II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Persiapan Wadah Persiapan dan Pemeliharaan Induk Peracikan dan Pemberian Pakan

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Balai Benih Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas benih sebar

3 METODOLOGI PENELITIAN

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar

III. METODOLOGI PENELITIAN

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian 2.2 Prosedur Kerja Penelitian Pendahuluan Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Selama Pemuasaan

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 52/MEN/2004 T E N T A N G PELEPASAN VARIETAS IKAN NILA JICA SEBAGAI VARIETAS BARU

II. BAHAN DAN METODE

METODE PENELITIAN. Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

II. BAHAN DAN METODE 2. 1 Rancangan penelitian 2.2 Persiapan wadah 2.3 Penyediaan larva ikan patin

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat.

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar

II. BAHAN DAN METODE 2.1Prosedur Persiapan Wadah Persiapan dan Pemeliharaan Induk Pencampuran dan Pemberian Pakan

Deskripsi. METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus)

II. BAHAN DAN METODE

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 26/MEN/2004 TENTANG PELEPASAN VARIETAS IKAN LELE SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

AQUACULTURE POND BOTTOM SOIL QUALITY MANAGEMENT

genus Barbodes, sedangkan ikan lalawak sungai dan kolam termasuk ke dalam species Barbodes ballaroides. Susunan kromosom ikan lalawak jengkol berbeda

LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS : IMADUDIN ATHIF N.I.M :

III. METODE PENELITIAN

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Derajat Pemijahan Fekunditas Pemijahan

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Alat dan Bahan 2.2 Tahap Penelitian

BAB III BAHAN DAN METODE

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar

II. BAHAN DAN METODE

HASIL DAN PEMBAHASAN

PANDUAN PRAKTIKUM MATA KULIAH TEKNIK PEMBENIHAN IKAN (LUHT 4434)

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

PEMBENIHAN KAKAP PUTIH (Lates Calcarifer)

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.23/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA NIRWANA II

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock)

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 45/MEN/2006 TENTANG

II. BAHAN DAN METODE. Keterangan : Yij = Hasil pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = Nilai tengah

II. BAHAN DAN METODE

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas induk pokok (Parent Stock)

Pembenihan Jambal Siam (Pangasius sutchi )

BAB III BAHAN DAN METODE

Kisi-kisi Soal Uji Kompetensi Program studi Agribisnis Sumberdaya Perairan. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Essensial

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock)

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Teknik pembenihan ikan air laut Keberhasilan suatu pembenihan sangat ditentukan pada ketersedian induk yang cukup baik, jumlah, kualitas dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Clarias fuscus yang asli Taiwan dengan induk jantan lele Clarias mossambius yang

MODUL: PEMELIHARAAN INDUK

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Perancangan Percobaan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar

USAHA PEMBENIHAN IKAN (salah satu faktor penentu di dalam usaha budidaya ikan)

PEMIJAHAN IKAN TAWES DENGAN SISTEM IMBAS MENGGUNAKAN IKAN MAS SEBAGAI PEMICU

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) SAGO

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Derajat Kelangsungan Hidup (SR) Perlakuan Perendaman (%)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock)

EVALUASI KERAGAMAN FENOTIPE TRUSS MORFOMETRIK IKAN NILEM UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN NILEM DESI LESTARI

Ima Yudha Perwira, S.Pi, MP, M.Sc (Aquatic)

II. BAHAN DAN METODE

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.66/MEN/2011 TENTANG

II. METODELOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Alat dan Bahan 2.3 Tahap Penelitian

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Molekuler Jurusan

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar

Transkripsi:

II. METODOLOGI 2.1 Materi Uji Sumber genetik yang digunakan adalah ikan nilem hijau dan ikan nilem were. Induk ikan nilem hijau diperoleh dari wilayah Bogor (Jawa Barat) berjumlah 11 ekor dengan bobot betina 335,75+92,80 g dan bobot jantan 243,75+7,5 g. Sedangkan induk ikan nilem were diperoleh dari wilayah Tasikmalaya (Jawa Barat) berjumlah 13 ekor dengan bobot betina 140+12,25 g dan bobot jantan 111,17+8,23 g. Sebelum dilakukan pemijahan buatan, ikan jantan dan betina dipelihara secara terpisah selama 30 hari dalam 2 bak terpal berukuran 3 m x 1 m x 0,6 m yang berbeda dan diberi pakan pelet terapung dengan kadar protein 30% secara restriction dengan feeding rate 3% serta pakan tambahan berupa Azolla pinnata. a) b) Gambar 1 a) Ikan nilem hijau ; b) ikan nilem were. 2.2 Prosedur Penelitian 2.2.1 Pemijahan Buatan Ikan Nilem Hijau Kegiatan pemijahan penting dilakukan untuk mendapatkan truebreed nilem hijau (HH). Truebreed nilem hijau merupakan keturunan hasil perkawinan antar nilem hijau. Truebreed dipelihara hingga berumur 40 hari dalam lingkungan terkontrol dan dilakukan pengukuran fenotipe morfometrik yang dibandingkan dengan fenotipe morfometrik induk nilem hijau untuk mendapatkan nilai heritabilitas. Induk diberok selama tiga hari sebelum dipijahkan. Pemberokan jantan dan betina dilakukan pada akuarium percobaan berukuran 80 cm x 40 cm x 30 cm. Kemudian dilakukan perangsangan pematangan gonad dengan penyuntikan secara

intramuscular di bagian punggung menggunakan ovaprim sebanyak 2 kali berjarak waktu 6 jam. Dosis ovaprim yang digunakan adalah 0,5 ml/kg untuk induk betina, dan 0,3 ml/kg untuk induk jantan. Selanjutnya dilakukan pengurutan (stripping) untuk mengeluarkan sperma pada ikan jantan dan sel telur pada ikan betina setelah 4 jam dari penyuntikan kedua. Stripping ikan jantan dilakukan lebih dulu sebelum pengurutan induk betina. Sperma hasil stripping dimasukkan ke dalam syringe yang berisi larutan fisiologis (NaCl 0,9%) lalu dicampur dengan sel telur dalam wadah dan diaduk dengan bulu ayam. Setelah itu, ditambahkan air untuk mengaktifkan sperma, diaduk kembali dan didiamkan selama satu menit sehingga terjadi pembuahan. Sperma yang masih tersisa dalam wadah dibuang. 2.2.2 Penetasan Telur Telur yang telah dibuahi dengan sperma selanjutnya ditebar dalam akuarium berukuran 80 cm x 40 cm x 30 cm yang sudah diisi air dengan volume 64 L dan diaerasi sebelumnya serta diberi bahan kimia el baju 0,02 ppm untuk mencegah tumbuhnya jamur, kemudian diinkubasi hingga telur menetas. Telur menetas menjadi larva selama 24 jam pada suhu 25-27 0 C. 2.2.3 Pemeliharaan Larva Pada kehidupan awal larva, kuning telur merupakan sumber energinya yang akan diserap habis kira-kira selama 96 jam. Larva ikan diberi pakan berupa kuning telur selama 6 hari yang diberikan sebanyak 3 kali sehari. Selanjutnya larva diberi pakan berupa cacing rambut selama 15 hari, kemudian dilanjutkan dengan pemberian ransum pakan buatan. Pakan diberikan secara at satiation. Setelah 40 hari pemeliharaan dilakukan pengukuran fenotipe masing-masing 30 sampel dalam 2 kali ulangan. Ikan nilem ditebar dalam akuarium dengan padat tebar 20 ekor/l. 2.3 Parameter Uji 2.3.1 Koefisien Keragaman Koefisien keragaman biasanya digunakan untuk membandingkan keragaman dua populasi atau lebih. Koefisien keragaman diperoleh dengan cara membagi nilai simpangan baku dengan rataan populasi, dapat dinyatakan dengan persamaan berikut (Noor 1996 dalam Wuwungan 2009) : 4

CV SD x CV = koefisien keragaman SD = simpangan baku x = rata-rata 2.3.2 Hubungan Interpopulasi Nilem Hijau dan Nilem Were Hubungan interpopulasi digunakan untuk mengukur kemiripan karakter dari nilem hijau dan nilem were berdasarkan jenis ikan dan karakter fenotipe morfometrik. Parameter ini dianalisis secara hirarki berdasarkan derajat kemiripan dalam grafik dendogram. 2.3.3 Kualitas Air Parameter kualitas air yang diamati meliputi Total Amonia Nitrogen (TAN), oksigen terlarut, derajat keasaman (ph) dan suhu. Pemantauan suhu dilakukan setiap hari sedangkan parameter lainnya diukur pada awal dan akhir percobaan. 2.3.4 Truss Morfometrik Karakterisasi truss morfometrik dilakukan pada truebreed nilem hijau berumur 40 hari, induk nilem hijau dan induk nilem were, yaitu dengan melakukan pengukuran panjang jarak yang menghubungkan titik-titik truss pada bagian tubuh yang sudah dipetakan menggunakan penggaris. Setiap karakter truss morfometrik pada pengukuran ini dibagi dengan panjang standar ikan. Tubuh ikan dipetakan menjadi 4 bagian (A, B, C, D), yaitu kepala, badan bagian depan dan badan bagian belakang, serta ekor, dan terdapat 10 titik truss (Gambar 2) yaitu : 1) sirip dada, 2) mulut, 3) sirip perut, 4) insang, 5) sirip pangkal anal, 6) sirip pangkal punggung, 7) sirip ujung anal, 8) sirip ujung punggung, 9) sirip bawah pangkal ekor, dan 10) sirip atas pangkal ekor. Setelah masing-masing truss di seluruh badan ikan dihubungkan maka akan diperoleh 21 karakter truss morfometrik yang dapat menggambarkan keragaman antara ikan nilem hijau dan nilem were. 5

B3 C3 A3 A2 A5 A6 B5 B6 A4 B4 C5 A1 B1 D3 D6 C4 D5 D4 C6 C1 D1 Gambar 2 Truss morfometrik ikan nilem (Mulyasari 2010). A1 : Jarak antara titik bawah sirip dada dengan titik akhir sirip perut A2 : Jarak antara titik bawah sirip dada dengan titik di ujung mulut A3 : Jarak antara titik di ujung mulut dengan titik tengah antara kepala dan A4 : Jarak antara titik tengah antara kepala dan dengan titik akhir sirip perut A5 : Jarak antara titik akhir sirip perut dengan titik di ujung mulut A6 : Jarak antara titik bawah sirip dada dengan titik tengah antara kepala dan B1 : Jarak antara titik akhir sirip perut dengan titik awal sirip anal B3 : Jarak antara titik tengah antara kepala dan dengan titik awal B4 : Jarak antara titik awal dengan titik awal sirip anal B5 : Jarak antara titik awal sirip anal dengan titik tengah antara kepala dan B6 : Jarak antara titik awal dengan titik akhir sirip perut C1 : Jarak antara titik awal sirip anal dan titik akhir sirip anal C3 : Jarak antara titik awal dengan titik akhir C4 : Jarak antara titik akhir dengan titik akhir sirip anal C5 : Jarak antara titik akhir sirip anal dengan titik awal C6 : Jarak antara titik awal sirip anal dengan titik akhir D1 : Jarak antara titik akhir sirip anal dengan titik awal bawah sirip ekor D3 : Jarak antara titik akhir dengan titik awal atas sirip ekor D4 : Jarak antara titik awal atas sirip ekor dengan titik awal bawah sirip ekor D5 : Jarak antara titik awal bawah sirip ekor dengan titik akhir D6 : Jarak antara titik akhir sirip anal dengan titik awal atas sirip ekor 6

2.3.5 Heritabilitas Heritabilitas adalah keragaman total (yang diukur dengan ragam) dari suatu sifat yang diakibatkan oleh pengaruh genetik. Teknik yang digunakan untuk mengukur heritabilitas adalah melalui regresi anak-tetua (parents-offspring regression). Anak (benih) menjadi pembanding dengan hanya satu tetua, maka yang digunakan yaitu (Tave 1992) : h 2b h 2 b = heritabilitas = koefisien nilai regresi 2.4 Analisis Data Data penelitian dianalisis menggunakan Microsoft Excel 2007, Minitab 14, dan analisis MANOVA (Levene s Test) pada selang kepercayaan 95% menggunakan program SPSS 16.0. 7