METODE REGULATORY IMPACT ASSESSMENT (RIA) UNTUK IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

dokumen-dokumen yang mirip
Biro Hukum Kementerian PPN/Bappenas

2016, No Nomor 826, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234) 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (

Good Governance. Etika Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Birokrasi yang berbelit dan kurang akomodatif terhadap gerak ekonomi mulai

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dan pengeluaran yang terjadi dimasa lalu (Bastian, 2010). Pada

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat pada umumnya dikehidupan sehari-hari sangat akrab dengan

Penataan Tatalaksana Dalam Kerangka Reformasi Birokrasi

-34- Tim pelaksana program reformasi birokrasi Sekretariat Kabinet pada tahun 2011 ini adalah sebagai berikut:

ANALISIS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 23 TAHUN 1998 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN METODE RIA (REGULATORY IMPACT ASSESSMENT)

MODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK. USAID Adapt Asia-Pacific

BAB I PENDAHULUAN. birokrasi dalam berbagai sektor demi tercapainya good government. Salah

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini mencerminkan adanya respon rakyat yang sangat tinggi akan permintaan

PANDUAN KOMPETISI INOVASI PELAYANAN PUBLIK KABUPATEN SITUBONDO TAHUN 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. karena perusahaan lebih terstruktur dan adanya pengawasan serta monitoring

L A P O R A N K I N E R J A

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah Undang-Undang No.17 Tahun 2003 Tentang Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa- jasa yang mencakup

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010

2017, No Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indo

PUSANEV_BPHN KEBIJAKAN ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah yang dikelola dan diatur dengan baik akan menjadi pemerintahan

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN MODEL PENELITIAN

NOMOR I t4 TAHUN 2016 TANGGAL : 31 MEI 2OL6 BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA PENGGUNAAN METODE PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMASI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Perkembangan ekonomi global memberikan sinyal akan pentingnya

BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian pada Bab I sampai dengan Bab VI, disusun

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI METODE REGULATORY IMPACT ANALYSIS

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

INOVASI PELAYANAN PUBLIK. Lamongan, 7 Juni 2017 BIRO ORGANISASI SETDA PROV. JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu

Keterbukaan Informasi Publik di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem tata kelola pemerintahan di Indonesia telah melewati serangkain

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah selanjutnya

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2006

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu organisasi.

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Markets Ranked by Corporate Governance Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Sumarto, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 1-2

BAB I. PENDAHULUAN. Pemerintah adalah alat pelaksana pelayanan publik. Pemerintahan hadir

PENINGKATAN KAPASITAS APARAT PENGAWAS INTERNAL DALAM MELAKUKAN AUDIT BERBASIS RESIKO

BAB 1 PENDAHULUAN. industri menengah maupun industri besar. Dalam perkembangannya saat ini nampak jelas

BAB I PENDAHULUAN. bidang agar good governance yang dicita-citakan dapat tercapai. Untuk

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Kata Pengantar BAB 4 P E N U T U P. Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi

Kerangka Kebijakan Pengembangan Dan Pendayagunaan Telematika Di Indonesia

Click to edit Master title style Kuliah Program Magister Profesi Teknologi Pangan IPB

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah good corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kelola perusahaan yang baik dikenal dengan istilah Good Corporate Governance

Implikasi Regulasi Pendidikan Tinggi. Direktorat Kelembagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Mei 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH KUALITAS PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA RUMAH SAKIT GATOEL MOJOKERTO SKRIPSI. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setelah beberapa tahun kemudian atau di tahun 1970-an, fakta

Peran Sistem Informasi Berbasis TIK dalam Upaya Membangun Good University Governance

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dewasa ini, kita dihadapkan pada perubahan arah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun tentang Keuangan Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

Keberadaan ED dalam AIPT

PERANAN ASAS GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN DI INDUSTRI PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. LP2KD Pemprov. Kaltara, 2017

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

Studi kasus untuk merancang intervensi tingkat perusahaan untuk mempromosikan produktivitas dan kondisi kerja di UKM SCORE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan korporasi pada awalnya dibentuk agar badan usaha dapat

MEMBANGUN INKLUSIVITAS DALAM TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Pedoman Penyusunan Rencana Aksi yang Transparan dan Partisipatif

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB. I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

Manajemen Mutu Pendidikan

Brief Note. Edisi 22, Social Marketing Sebagai Strategi Pemberdayaan

Pengelolaan Keuangan Desa Dalam Kerangka Tata Pemerintahan Yang Baik

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 176 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TUGAS MENTERI MUDA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

MEWUJUDKAN TATAKELOLA PEMERINTAHAN DESA

BAB I PENDAHULUAN. hasil pengujian penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan partisipasi masyarakat sebagai elemen penting dalam proses. penyusunan rencana kerja pembangunan daerah.

Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA

BAB I INTRODUKSI. Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi mengenai latar belakang

Bab I Pendahuluan. Gambar I.1 Hasil survei tentang pentingnya TI bagi organisasi

GBPP PELATIHAN TINGKAT KOTA/KABUPATEN

Brief Note. Edisi 20, Mengembangkan Cost Effective CSR

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR PER.16/MEN/2011 TENTANG ANALISIS RISIKO IMPORTASI IKAN DAN PRODUK PERIKANAN

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

Sumba Barat. Demikian halnya dalam konteks pembangunan di Kabupaten Sumba Barat, Master Plan ini juga telah disinergikan dengan rancangan RPJMD 2010

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan, puskemas, dan universitas merupakan beberapa contoh dari

BAB I PENDAHULUAN. Bab pertama yakni bab pendahuluan memuat latar belakang masalah yang

Pertama-tama, perkenanlah saya menyampaikan permohonan maaf dari Menteri Luar Negeri yang berhalangan hadir pada pertemuan ini.

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SEKILAS TENTANG ANALISIS KEBIJAKAN BELANJA PUBLIK/NEGARA

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruhnya terhadap nasib suatu daerah karena daerah dapat menjadi daerah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan nasional erat hubungannya dengan tingkat kesehatan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan para pemegang saham (shareholder) saja dan juga menyebabkan

Transkripsi:

METODE REGULATORY IMPACT ASSESSMENT (RIA) UNTUK IMPLEMENTASI KEBIJAKAN Nuri Andarwulan SEAFAST Center, IPB Southeast Asian Food & Agr. Sci & Tech Center Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB 23 Oktober 2015 Agenda Khusus Pendahuluan: Pengaruh regulasi pada kehidupan masyarakat RIA dalam kerangka Analisis Resiko Learning Outcomes Mampu menjabarkan informasi RIA dalam upaya implementasinya untuk pengambilan kebijakan oleh regulator (pemerintah) Metode Analisis Dampak Regulasi (Regulatory Impact Assessment/Analysis-RIA) Tahap tahap RIA RIA di berbagai negara 1

Pengaruh Regulasi pada Kehidupan Masyarakat Ormas Fungsi Utama Pemerintah mewujudkan kesejahteraan masyarakat Peran pemerintah: Ekonomi Pemerintah Sos-Bud Pengorganisasian masyarakat; siapa melakukan apa: sektor swasta-sektor publik-masyarakat sipil, dan bagaimana pihak-pihak tersebut bekerjasama. Peran untuk pembangunan ekonomi; regulasi untuk bisnis swasta, regulasi untuk pasar, dan sebagainya. Peran untuk pembangunan sosial dan budaya; pendidikan, agama, keamanan sosial, dan sebagainya. Peran Pemerintah Tantangan utama pemerintah adalah bagaimana membuat regulasi yang ada maupun yang akan dibuat mendukung terciptanya iklim yang kondusif bagi masyarakat, dunia usaha, maupun pemerintah dalam melakukan kegiatannya. Tantangan dalam perumusan regulasi adalah bagaimana agar regulasi yang dibuat membuat daerah tetap mempunyai daya saing yang tinggi dibanding daerah lain. Di tingkat nasional, bagaimana regulasi tetap membuat Indonesia mempunyai daya saing di tingkat internasional. Pemerintah dapat menerapkan Regulatory Impact Assessment (RIA) 2

Hambatan dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat : 1. Kemiskinan 2. Pengangguran 3. Daya Saing SOLUSI: Penanggulangan Kemiskinan REGULASI: Masalah utama dunia usaha Pengaruh Regulasi terhadap perekonomian dan daya saing 3

Dampak Regulasi Siapa yang menanggung? Analisis Dampak Regulasi (Regulatory Impact Analysis) dalam kerangka Analisis Resiko 4

Science based Risk Assessment Risk Management Policy based Hazard Identification Hazard Characterisation Exposure Assessment Risk Characterisation Risk Evaluation Option Assessment Option Implementation Monitoring & Review Risk Communication Interactive exchange of information and opinions concerning risks RIA: Regulatory Impact Assessment/Analysis Risk Evaluation Option Assessment Option Implementation Monitoring & Evaluation 5

Siklus Proyek EVALUASI KAJIAN Monitoring IMPLEMENTASI PERENCANAAN PROGRAM 11 Metode Analisis Dampak Regulasi 6

Metode Analisis Dampak Regulasi (Regulatory Impact Assessment/RIA) merupakan salah satu cara yang banyak digunakan di negara maju untuk: mengkaji permasalahan dan kebutuhan akan kebutuhan suatu regulasi, menghitung untung ruginya (analisis manfaat dan biaya), mempertimbangkan berbagai alternatif solusi atas masalah yang diidentifikasi. Konsultasi kepada berbagai pemangku kepentingan (stakeholders) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari metode ini. Metode ini terbukti efektif untuk meningkatkan iklim usaha di Korea Selatan, Vietnam, China, Australia, dan Amerika Serikat, sehingga Organisasi Pembangunan dan Kerjasama Ekonomi (OECD) mendorong penggunaannya di berbagai negara lainnya. Definisi: Analisis Dampak Regulasi RIA adalah alat evaluasi kebijakan, sebuah metode yang bertujuan menilai secara sistematis pengaruh negatif dan positif regulasi yang sedang diusulkan ataupun yang sedang berjalan. RIA juga berfungsi sebagai alat pengambilan keputusan, suatu metode yang secara sistematis dan konsisten mengkaji pengaruh yang ditimbulkan oleh tindakan pemerintah, dan mengkomunikasikan informasi kepada para pengambil keputusan 7

Definisi: Analisis Dampak Regulasi RIA pada dasarnya digunakan untuk menilai suatu regulasi dalam hal: relevansi antara kebutuhan masyarakat dan sasaran kebijakan, kebutuhan terhadap intervensi pemerintah efisiensi antara input dan output, efektifitas antara sasaran kebijakan dan hasil, dan keberlanjutan antara kebutuhan masyarakat dan hasil sebelum diterapkannya atau dirubahnya suatu regulasi. Good Practices: Analisis Dampak Regulasi 1. Ada dukungan atau komitmen politik. 2. Analisis dilakukan oleh regulator. 3. Publikasi hasil RIA RIAS (RIA Statement) 4. Ada quality control. 8

Good Practices: Analisis Dampak Regulasi 1. Ada dukungan atau komitmen politik Bentuk komitmen politik yang mengharuskan untuk menerapkan RIA bisa datang dari Presiden, Perdana Menteri, atau Kabinet. Good Practices: Analisis Dampak Regulasi 2. Analisis dilakukan oleh regulator Regulator merupakan pihak yang paling tepat untuk melakukan RIA. Pada prinsipnya, pihak yang akan membuat regulasi harus bisa membuktikan bahwa regulasi yang dikeluarkan mempunyai manfaat yang lebih besar daripada beban biaya yang harus ditanggung oleh masyarakat secara keseluruhan. 9

Good Practices: Analisis Dampak Regulasi 3. Publikasi hasil RIA RIAS Walaupun tidak semua negara mempublikasikan hasil RIA, namun sebagian besar negara mempublikasikannya. Regulasi yang dirumuskan melalui proses yang transparan, dan melibatkan partisipasi masyarakat, akan efektif dan memperoleh dukungan dari masyarakat dan para stakeholders. Good Practices: Analisis Dampak Regulasi 4. Ada quality control Keberadaan lembaga pengawas merupakan hal penting dalam implementasi RIA. Negara-negara yang telah menerapkan RIA selalu mempunyai lembaga yang mengontrol kualitas dari setiap regulasi yang akan diterapkan. 10

Tahap-tahap RIA Tahap-tahap RIA Regulatory Impact Analysis (RIA) merupakan proses analisis dan pengkomunikasian secara sistematis terhadap kebijakan, baik kebijakan baru maupun kebijakan yang sudah ada. Implementasi Metode RIA: metode RIA mencakup kegiatan analisis dan pengkomunikasian; obyek metode RIA adalah kebijakan, baik berbentuk peraturan ataupun non-peraturan; metode RIA dapat diterapkan untuk kebijakan baru maupun untuk kebijakan yang sudah ada. 11

Tahap-tahap RIA sebagai Proses: 7 Langkah 1. Identifikasi dan analisis masalah terkait kebijakan. Langkah ini dilakukan agar semua pihak, khususnya pengambil kebijakan, dapat melihat dengan jelas masalah apa sebenarnya yang dihadapi dan hendak dipecahkan dengan kebijakan tersebut. Pada tahap ini, sangat penting untuk membedakan antara masalah (problem) dengan gejala (symptom), karena yang hendak dipecahkan adalah masalah, bukan gejalanya. 2. Penetapan tujuan. Setelah masalah teridentifikasi, selanjutnya perlu ditetapkan apa sebenarnya tujuan kebijakan yang hendak diambil. Tujuan ini menjadi satu komponen yang sangat penting, karena ketika suatu saat dilakukan penilaian terhadap efektivitas sebuah kebijakan, maka yang dimaksud dengan efektivitas adalah apakah tujuan kebijakan tersebut tercapai ataukah tidak. Tahap-tahap RIA sebagai Proses: 7 Langkah 3. Pengembangan berbagai pilihan/alternatif kebijakan untuk mencapai tujuan. Setelah masalah yang hendak dipecahkan dan tujuan kebijakan sudah jelas, langkah berikutnya adalah melihat pilihan apa saja yang ada atau bisa diambil untuk memecahkan masalah tersebut. Dalam metode RIA, pilihan atau alternatif pertama adalah do nothing atau tidak melakukan apa-apa, yang pada tahap berikutnya akan dianggap sebagaikondisi awal (baseline) untuk dibandingkan dengan berbagai opsi/pilihan yang ada. Pada tahap ini, penting untuk melibatkan stakeholders dariberbagai latar belakang dan kepentingan guna mendapatkan gambaran seluas-luasnya tentang opsi/pilihan apa saja yang tersedia. 12

Tahap-tahap RIA sebagai Proses: 7 Langkah 4. Penilaian terhadap pilihan alternatif kebijakan, baik dari sisi legalitas maupun biaya (cost) dan manfaat (benefit)-nya. Setelah berbagai opsi/pilihan untuk memecahkan masalah teridentifikasi, langkah berikutnya adalah melakukan seleksi terhadap berbagai pilihan tersebut. Proses seleksi diawali dengan penilaian dari aspek legalitas, karena setiap opsi/pilihan tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Untuk pilihan-pilihan yang tidak bertentangan dengan peraturan perundangundangan yang berlaku, dilakukan analisis terhadap biaya (cost) dan manfaat (benefit) pada masing-masing pilihan. Tahap-tahap RIA sebagai Proses: 7 Langkah 4. Penilaian terhadap pilihan alternatif kebijakan, baik dari sisi legalitas maupun biaya (cost) dan manfaat (benefit)-nya. Secara sederhana, biaya adalah hal-hal negatif atau merugikan suatu pihak jika pilihan tersebut diambil, sedangkan manfaat adalah hal-hal positif atau menguntungkan suatu pihak. Biaya atau manfaat dalam hal ini tidak selalu diartikan uang. Oleh karena itu, dalam konteks identifikasi biaya dan manfaat sebuah kebijakan, perlu dilakukan identifikasi tentang siapa saja yang terkena dampak dan siapa saja yang mendapatkan manfaat akibat adanya suatu pilihan kebijakan (termasuk kalau kebijakan yang diambil adalah tidak melakukan apa-apa atau do nothing). 13

Tahap-tahap RIA sebagai Proses: 7 Langkah 5. Pemilihan kebijakan terbaik. Analisis Biaya-Manfaat kemudian dijadikan dasar untuk mengambil keputusan tentang opsi/pilihan apa yang akan diambil. Opsi/pilihan yang diambil adalah yang mempunyai manfaat bersih (net benefit), yaitu jumlah semua manfaat dikurangi dengan jumlah semua biaya, terbesar. 6. Penyusunan strategi implementasi. Langkah ini diambil berdasarkan kesadaran bahwa sebuah kebijakan tidak bisa berjalan secara otomatis setelah kebijakan tersebut ditetapkan atau diambil. Dengan demikian, pemerintah dan pihak lain yang terkait tidak hanya tahu mengenai apa yang akan dilakukan, tetapi juga bagaimana akan melakukannya. Tahap-tahap RIA sebagai Proses: 7 Langkah 7. Partisipasi masyarakat di semua proses. Semua tahapan tersebut di atas harus dilakukan dengan melibatkan berbagai komponen yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan kebijakan yang disusun. Komponen masyarakat yang mutlak harus didengar suaranya adalah mereka yang akan menerima dampak adanya kebijakan tersebut (key stakeholder). 14

Tahap RIA RIA di Berbagai Negara 15

RIA di Indonesia Reformasi regulasi di Indonesia perlu dilakukan dengan tujuan antara lain: untuk meningkatkan daya saing (competitiveness) dapat menjadi dasar bagi program-program lain, seperti privatisasi dan kebijakan kompetisi, untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, meningkatkan konsultasi publik. 16

RIA di Indonesia RIA di Indonesia 17

Kesimpulan 7 Langkah ke depan 1. Ada dukungan politik; praktik terbaik di beberapa Negara yang lebih dulu menerapkan RIA, seperti Amerika Serikat, Inggris dan Canada, menunjukkan bahwa dukungan atau komitmen politik memainkan peranan penting dalam implementasi RIA. Tanpa dukungan politik yang kuat, proses RIA tidak akan berjalan mulus dan hasil RIA kemungkinan tidak akan diimplementasikan. Pada akhirnya, semua akan tergantung pada regulator sebagai pengambil kebijakan. 2. Ada standar mutu yang jelas; hasil RIA harus dapat dipertanggungjawabkan kepada semua pihak terutama kepada stakeholder yang terkena regulasi. Oleh karena itu, standar mutu yang jelas mutlak diperlukan agar tim RIA di berbagai daerah dan tingkatan pemerintahan dapat mempunyai pedoman yang sama dengan standar mutu yang baik. Kesimpulan 7 Langkah ke depan 3. Mengembangkan metodologi yang fleksibel dan layak; sebuah metodologi mutlak diperlukan dalam kegiatan RIA. Namun metodologi yang kaku dan sulit diimplementasikan oleh regulator hanya akan menyebabkan seolah-olah RIA menjadi beban pekerjaan dan tidak menarik minat regulator untuk melakukannya. Oleh karena itu, mengembangkan metodologi yang fleksibel dan layak sangat diperlukan agar regulator memandang bahwa RIA merupakan langkah yang mudah dan logis, serta dianggap sebagai sesuatu yang baik dan sudah seharusnya dilakukan. 4. Mengembangkan sebuah struktur kelembagaan; pengembangan struktur kelembagaan akan berpengaruh besar terhadap perkembangan RIA di Indonesia. Praktik terbaik di Inggris dan Canada menunjukkan bahwa pengembangan kelembagaan dengan membentuk berbagai lembaga oversight berpengaruh terhadap kualitas RIA yang dihasilkan. 18

Kesimpulan 7 Langkah ke depan 5. 6. 7. Melakukan konsultasi publik; konsultasi publik merupakan bagian penting pada setiap tahapan RIA. Oleh karena itu, melakukan diskusi dengan berbagai pihak, terutama stakeholders yang terkait regulasi, merupakan keharusan dalam setiap proses RIA yang dilakukan. Melakukan komunikasi informasi; Komunikasi informasi juga memegang peranan besar dalam proses RIA. Setiap laporan RIA harus dikomunikasikan kepada seluruh stakeholders sehingga terjadi transparansi dan akuntabilitas dari setiap laporan RIA yang dihasilkan. Membangun keahlian dan keterampilan di kalangan regulator; seiring dengan perkembangan waktu, persoalan yang dihadapi regulator terkait dengan kebijakan publik yang akan dikaji juga semakin berkembang. Oleh karena itu keahlian dan keterampilan regulator juga perlu selalu dikembangkan. Dengan demikian, regulator yang melakukan RIA dapat mengikuti perkembangan persoalan yang harus dipecahkan yang semakin hari cenderung semakin kompleks 19