FASE PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN MANUSIA

dokumen-dokumen yang mirip
Teori Sigmund Freud. Sejarah hidup, Struktur Kepribadian dan Perkembangan Psikoseksual. Fitriani, S. Psi., MA. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, KERANGKA TEORI

Periodisasi Perkembangan Peserta Didik

Freud s Psychoanalytic Theories

PSIKOLOGI UMUM 1. Aliran Psikoanalisa

Psikologi Kepribadian I Sejarah Psikoanalisa Dasar & Teori Sigmund Freud

Dinamika kepribadian / Prinsip Motivasional. Ego cemas karena tuntutan id dan superego. 1. Dorongan-dorongan a. Seks b. Agresi 2.

Rentang Perkembangan Manusia UMBY

BAB II TINJAUAN TEORI TERKAIT. di bedakan menjadi sebagai berikut: (Sarwono, 2009)

Pandangan Teori Perkembangan Psikoanalisis menurut Sigmund Freuds

BAB II LANDASAN TEORI. Psikologi Tokoh Eko Prasetyo dalam Novel Jangan Ucapkan Cinta Karya

Perkembangan Manusia

PENDEKATAN- PENDEKATAN/ALIRAN DALAM PSIKOLOGI

TAHAPAN PERKEMBANGAN MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. seorang anak mengalami berbagai fase sesuai dengan umur. mereka masing masing sehingga mencerminkan bahwa

BERBAGAI PENDEKATAN DALAM PSIKOLOGI

PEMBENTUKAN KARAKTERISTIK ANAK Oleh: Farida, M.Si

SEX EDUCATION. Editor : Nurul Misbah, SKM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian

Psikologi Kepribadian I. Psikologi Psikologi

PENGERTIAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN adalah tugas - tugas yang harus dilakukan oleh seseorang dalam masa-masa tertentu sesuai dengan norma-norma masyar

Perkembangan Individu

Erikson berpendapat bahwa perkembangan manusia melalui tahap tahap. psikososial dan tahap tahap perkembangan tersebut terus berlanjut sampai

Psikologi Kepribadian I. Psikologi Psikologi

KONSEPTUAL MODEL KEPERAWATAN JIWA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Perilaku Seksual Pranikah

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Psikologi Kepribadian I Teori Personologi Henry Murray

PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN


KEPRIBADIAN IA KURNIATI

Psikologi Kepribadian

Bab 2. Landasan Teori. Tokoh-tokoh tersebut tidak saja berfungsi untuk memainkan cerita, tetapi juga berperan

BAB I PENDAHULUAN. tampak pada pola asuh yang diterapkan orang tuanya sehingga menjadi anak

Dasar-Dasar Perilaku Manusia O L E H M U N A E R A W A T I, S. P S I, M. S I

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Segala sesuatu di muka bumi ini diciptakan Allah secara berpasangan.

Teori Personaliti Sigmund Freud / Erikson Perubahan personaliti individu berdasarkan Teori Personaliti Sigmund Freud / Erikson.

Pertemuan 4. Dra. Sri Hastuti Handayani, Psi., M.Si

TINJAUAN PUSTAKA BAB II 2.1. HIV/AIDS Pengertian HIV/AIDS. Menurut Departemen Kesehatan (2014), HIV atau

AJI SARAS WANTO ( ENO RINAWATI ( ) MEGA AYU SETYANA ( ) RAHARDHIKA ADHI N ( )

MODUL PERKULIAHAN. Psikologi Perkembangan 1

PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

Psikologi Kepribadian I. Psikologi Psikologi

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA PUTRI. Skripsi

2015 IMPLEMENTASI PENDIDIKAN SEKSUAL UNTUK ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. seksual umumnya dibahas seolah-olah hanya merupakan karakteristik individu,

Ilmu Perkembangan Anak Universitas Negeri Yogyakarta. Oleh : Yulia Ayriza

Selamat Membaca, mempelajari dan Memahami Materi e-learning Rentang Perkembangan Manusia I

Psikologi Kepribadian I Object Relation Theories

KONSEP TUMBUH KEMBANG

PSIKOLOGI UMUM 1. Aliran Neo-Freudian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut terjadi akibat dari kehidupan seksual remaja yang saat ini semakin bebas

BAB II KAJIAN TEORI. dibaca dalam media massa. Menurut Walgito, (2000) perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. Menurut Clarke-Sweart & Friedman (dalam Hendriati 2006) masa remaja

BAB 1 PENDAHULUAN. namun saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. (Hidayat dalam Ernawati

Psikologi Kepribadian I

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) Perkawinan merupakan salah satu titik permulaan dari misteri

BAB I PENDAHULUAN. Sejak pertama kali kita dilahirkan, kita langsung digolongkan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibicarakan. Hal ini dimungkinkan karena permasalahan seksual telah

Setelah akhir dari perkuliahan ini, mahasiswa mampu mengembangkan lingkungan pendidikan yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi peserta

PERKEMBANGAN REMAJA DAN PERMASALAHANNYA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan fisik dan juga kelainan fisik yang sering disebut tunadaksa.

KESEHATAN REPRODUKSI DALAM PERSPEKTIF GENDER. By : Basyariah L, SST, MKes

BAB II LANDASAN TEORITIS

ASPEK SEXUALITAS DALAM KEPERAWATAN. Andan Firmansyah, S.Kep., Ns.

LAPORAN PELATIHAN KESEHATAN REPRODUKSI BAGI REMAJA DISABILITAS

IMPLEMENTASI KONSELING PSIKOANALISIS UNTUK MENGURANGI KECEMASAN. Oleh:

KUESIONER KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PONDOK PESANTREN GEDONGAN KABUPATEN CIREBON

PSIKOLOGI SEPANJANG HAYAT

BAB I PENDAHULUAN. bergaul, bersosialisasi seperti masyarakat pada umumnya. Tidak ada salahnya

BAB I PENDAHULUAN. etika-moral. Perkembangan anak sangat penting untuk diperhatikan karena akan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan anak selanjutnya (Nursalam dkk, 2008).

Carl Jung. Analytical Psychology. Asumsi

BAB II LANDASAN TEORI. Keluarga menurut Ahmadi (1991:20) merupakan kelompok primer yang paling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembentukan kepribadian akan sangat ditentukan pada masa

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa sembuh, menimbulkan kecacatan dan juga bisa mengakibatkan kematian.

TAHAP PERKEMBANGAN ANAK USIA TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam proses kehidupan manusia mengalami tahap-tahap perkembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya pendidikan seks untuk anak dan remaja sangat perlu, peran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ensiklopedia indonesia, perkataan perkawinan adalah nikah;

HUBUNGAN LAMA PERAWATAN PASIEN DENGAN MOTIVASI KEBUTUHAN SEKSUAL LAKI-LAKI USIA TAHUN DI RUMAH SAKIT UMUM ISLAM KUSTATI SURAKARTA

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. saya sedang melakukan penelitian tentang Efektifitas PIK-KRR Terhadap Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Istilah ini menyangkut hal-hal pribadi dan dipengaruhi oleh banyak aspek kehidupan

Dr. J anprasetyo, SpKJ (K) USIA SEKOLAH & IDENTIFIKASI TUGAS

erotis, sensual, sampai perasaan keibuan dan kemampuan wanita untuk menyusui. Payudara juga dikaitkan dengan kemampuan menarik perhatian pria yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup sendiri tanpa berhubungan dengan lingkungannya atau dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia selama hidupnya pasti mengalami perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. dewasa. Oleh karena itu, orang dewasa merupakan individu yang. bersama dengan orang dewasa lainnya (Hurlock, 2004).

BAB II KAJIAN TEORI. yangmempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa teori akan dipaparkan dalam bab ini sebagai pendukung dari dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nadia Aulia Nadhirah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dasar perilaku perkembangan sikap dan nilai kehidupan dari keluarga. Salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau keinginan yang kuat tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada

KETIDAKSANTUNAN BERBAHASA DI LINGKUNGAN SEKOLAH. Wahju Maharini SMP Negeri 3 Ngawi

Transkripsi:

FASE PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN MANUSIA Fase fase Kepribadian Sigmund Freud yakin bahwa struktur dasar kepribadian sudah terbentuk pada usia 5 tahun dan perkembangan kepribadian sesuda usia 5 tahun sebagian besar hanya merupakan perkembangan dari struktur dasar saat terbentuknya kepribadian seseorang. Freud membagi perkembangan kepribadian seseorang menjadi 3 tahap, yakni : 1. Tahap Infatil ( 0 5 tahun ) Pada tahap ini paling menentukan dalam membentuk kepribadian seseorang. Perkembangan kepribadian pada fase ini ditentukan oleh perkembangan insting seks, terkait dengan perkembangan biologis seseorang. Tahap ini dibagi dalam 3 fase : Fase Oral ( usia 0 1 tahun ) Pada fase ini mulut merupakan daerah pokok dinamis yang dipilih oleh insting. Makan dan minum menjadi sumber kenikmatan. Kenikmatan yang diperoleh dari aktivitas menyuap atau menelan (oral incorporation personality) dan menggigit (oral agression) dipandang sebagai prototype dari bermacam sifat pada masa mendatang. Oral incorporation personality pada masa dewasa akan menjadi orang yang senang/terobsesi mengumpulkan pengetahuan/harta benda, gampang ditipu, serta mudah menelan perkataan orang lain. Sedangkan oral

agression ditandai oleh kesenangan berdebat dan sikap sarkatik/merusak, bersumber dari sikap protes bayi dengan menggigit ibunya dalam menyusui. Tahap ini secara khusus ditandai oleh berkembangnya perasaan ketergantungan, mendapat perlindungan dari orang lain, khususnya ibu. Pada fase ini harus mulai diperhatikan cara mendidik dan mengarahkan, karena dengan adanya pola asuh yang salah maka hal negatif akan berdampak di usia dewasanya. Fase Anal ( usia 1 3 tahun ) Pada fase ini, dubur menjadi daerah pokok aktivitas dinamis. Freud yakin bahwa toilet training dalah bentuk mulai dari belajar memuaskan diri dan ego, kebutuhan pemuasan diri dalam bentuk kenikmatan sesudah buang air besar dapat mengatasi hambatan sosial/tuntutan sosial, hambatan kontrol diri (self contol) dan penguasaan diri (self mastery) saat usia dewasa. Dampak toilet training terhadap kepribadian di masa depan tergantung kepada sikap dan metode orang tua dalam melatih. Anal retentiveness personality adalah prototype tingkahlaku keras kepala dan kikir. Anal exspulsiveness personality adalah prototype sifat ketidakteraturan/ jorok, destruktif, semaunya sendiri, atau kekerasan dan kekejaman. Dimasa yang akan datang dengan toilet training yang baik dan benar akan mendorong seorang individu dewasa yang kreatif dan produktif. Fase Phalis ( usia 3 5 tahun ) Pada fase ini alat kelamin merupakan daerah organ terpenting, perkembangan terpenting adalah timbulnya oedipus complex, yang diikuti

fenomena castration anxiey (pada laki-laki) dan penis envy (pada perempuan). Oedipus complex adalah ketertarikan individu kepada orang tua yang berlawanan jenis serta permusuhan terhadap orang tua sejenis. Diusia dewasa, dapat dilihat seorang individu lebih menyukai pasangan yang usianya jauh lebih tua/ jauh lebih muda. Namun pada wanita hal ini tidak diekspresikan karena hambatan realistik pemuasan seksual itu sendiri. 2. Tahap Latent ( 5 12tahun ) Pada fase ini, anak mengalami periode perbedaan impuls seksual. Penurunan minat seksual akibat dari tidak adanya daerah organ baru yang dimunculkan oleh perkembangan biologis, fase ini lebih sebagai fenomena biologis. Disini anak mengembangkan kemampuan fase sebelumnya, yakni mengganti kepuasan libido dengan kepuasan nonseksual, khusunya dibidang atletik, intelektual, keterampilan, dan hubungan dengan teman sebaya. Fase ini ditandai dengan percepatan pembentukan super ego dan sifat narsistik. Bimbingan orang tua kepada anak sebaiknya bersikap sebagai pembimbing, dan mendorong libido seks anaknya ke arah nonseksual, sehingga anak akan lebih berprestasi dibidang yang mereka jalani. 3. Tahap Genital ( diatas 12 tahun ) Pada fase ini, impuls seks mulai disalurkan ke obyek di luar, seperti berpartisipasi dalam kegiatan kelompok, menyiapkan karir, cinta lain jenis, perkawinan, dan keluarga. Terjadi perubahan dari anak yang narsistik menjadi

dewasa yang berorientasi sosial dan realistik. Fase ini berlanjut sampai tutup usia. Fase ini ditandai dengan kemasakan tanggung jawab seksual sekaligus tanggung jawab sosial, mengalami kepuasan melalui hubungan cinta heteroseksual tanpa diikuti dengan perasaan bersalah. Berikut beberapa ambaran tingkah laku orang dewasa yang masak, ditinjau dari dinamika kepribadian Freud : Menunda Kepuasan Dilakukan karena obyek pemuas yang belum tersedia, lebih sebagai upaya memperoleh tingkat kepuasan yang lebih besar pada masa yang akan datang. Misalnya seseorang yang memiliki kepribadian yang telah dewasa. Tanggung jawab Kontrol tingkah laku dilakukan oleh individu berlangsung efektif, tidak lagi harus mendapat bantuan kontrol dari lingkungan, ada kesadaran dalam diri individu tersebut. Pemindahan atau sulimasi Mengganti kepuasan seksual menjadi kepuasan dalam bidang seni, budaya, dan keindahan. Bagi seorang individu dewasa akan mempunyai kemampuan untuk pemindahan atau sulimasi kepuasan seksual dalam bidang kegiatan di luar dirinya. Memiliki kelompok Terlibat dalam organisasi sosial, politik, dan kehidupan sosial yang harmonis merupakan ciri individu dewasa. Mereka menyukai kehidupan berkelompok dan mempunyai komunitas tertentu.

Dengan memahami fase-fase perkembangan kepribadian individu maka anda akan mampu bersikap dan mensikapi perkembangan seorang individu lain. Seseorang dewasa hendaknya tidak memaksakan kehendak, situasi, suasana, dan kondisi kepribadian dewasa kepada seorang anak. Sumber : Buku PERSONALITY DEVELOPMENT PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN (Herlambang Susatyo)