Identifikasi Ragam Aktivitas Outdoor : Karakteristik Pedestrian Mall di Jalan Dalem Kaum, Bandung

dokumen-dokumen yang mirip
Tingkat Kenyamanan Jalur Pejalan Kaki Jalan Asia Afrika, Bandung

BAB I PENDAHULUAN 6. 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Threshold Space sebagai Pendekatan Desain Ruang Terbuka di Kawasan Kota Tua Jakarta

Lingkungan Rumah Ideal

Preferensi Masyarakat dalam Memilih Karakteristik Taman Kota Berdasarkan Motivasi Kegiatan

Moda Transportasi yang Efektif dan Efisien bagi Mahasiswa ITB

Korespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Identifikasi Faktor Kebutuhan Area Transisi :

ANALISIS KESELAMATAN DAN KENYAMANAN PEMANFAATAN TROTOAR BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PEJALAN KAKI DI PENGGAL JALAN M.T. HARYONO KOTA SEMARANG

Kepentingan Ruang Terbuka di dalam Kota

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. keberadaan elemen-elemen fisik atau yang disebut juga setting fisik seiring

Kajian Karakteristik Fisik Kawasan Komersial Pusat Kota

Kebutuhan Area Transisi bagi Pejalan Kakidi Kawasan Pusat Kota Bandung

Kegiatan Joging dan Tempat-Tempat Aktivitas Joging di Lingkungan Kota

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Persepsi Penilaian dan Keinginan Pengunjung terhadap Pasar Dadakan Sunday Morning (Sunmor) di Kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada, D.

Pentingnya Ruang Terbuka di dalam Kota

Penilaian Kinerja Ruang Terbuka Sunken Court ITB

PUSAT PERTOKOAN DENGAN KONSEP PEDESTRIAN MALL DI KOTA PALU

Kajian Angkutan Umum yang Baik terkait Korespondensi Lokasi Tempat Tinggal dan Profesi Komuter

Urban Space, Mall, dan City Walk Ruang Hijau Kota (Ruhiko) atau Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban space)

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Perempatan Ring Road Condong Catur pada Kabupaten Sleman

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai

Perencanaan Kota TEORI URBAN DESIGN 3 (LINGKUNGAN DAN PENUNJANG)

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

KAJIAN PERSEPTUAL TERHADAP FENOMENA DAN KARAKTERISTIK JALUR PEDESTRIAN SEBAGAI BAGIAN DAR1 RUANG ARSITEKTUR KOTA

Potret Kualitas Wajah Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. : Merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat pemerintahan. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di selatan dan barat¹.

Hasil Observasi Karakter Gang di Kawasan Kampung Kota Bantaran Sungai di Babakan Ciamis, Bandung

Kriteria Ruang Publik untuk Masyarakat Usia Dewasa Awal

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2010). Aksesibilitas adalah konsep yang luas dan fleksibel. Kevin Lynch

Bab VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kawasan stasiun Pasar Nguter, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

SHOPPING MALL DENGAN KONSEP CITY WALK DI SEMARANG

BAB VI KESIMPULAN. kemudian didapatkan temuan penelitian. Temuan-temuan penelitian ini

Penataan Kawasan Koridor Komersial pada Jalan Arteri Primer

BAB VI KESIMPULAN. berdasarkan kebutuhan pengguna? 6.1 Penilaian Pengguna Mengenai Komponen Setting Fisik Ruang Terbuka Publik Kawasan Eks MTQ

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

BAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Perngertian Judul

Studi Preferensi dalam Pemilihan Apartemen Ideal

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Suatu Kota Menurut Tanggapan Masyarakat Studi Kasus : Kota Bandung, Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN Deskripsi Judul

Kriteria Fasilitas Olahraga Ideal bagi Masyarakat Perkotaan

Evaluasi Pasca Huni (Post Occupancy Evaluation) pada Taman Lansia di Kota Bandung

ELEMEN FISIK PERANCANGAN ARSITEKTUR KOTA

BAB III TINJAUAN TEMA

Identifikasi Kualitas Penggunaan Ruang Terbuka Publik pada Perumahan di Kota Bandung

Perencanaan Fasilitas Permukiman di Kawasan Periferi Kasus : Kelurahan Sudiang Raya, Kecamatan Biringkanaya, Makassar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Koridor Ruang Kota Layak Huni: Budaya Merampas Ruang Publik?

International Fash on Institute di Jakarta

PENATAAN JALUR PEJALAN KAKI PADA KORIDOR JALAN MALIOBORO BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG LAPORAN TUGAS AKHIR

Evaluasi Purna Huni pada Ruang Terbuka Publik di

Analisis Faktor-faktor Penyebab Membeli Apartemen

BAB I PENDAHULUAN Kawasan Ampel (Koridor Jalan Nyamplungan - Jalan Pegirian)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang


BAB III DESKRIPSI PROYEK

Penilaian Jalur Pedestrian oleh Masyarakat Urban dan Kriteria Jalur Pedestrian yang Ideal Menurut Masyarakat

Sustainable Waterfront Develepmont sebagai Strategi Penataan Kembali Kawasan Bantaran Sungai

Kriteria Taman Kota Sebagai Sistem Rona

Pengaruh Penggunaan Skylight & Sidelight pada Shopping Mall terhadap Perilaku Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Stephen Carr dibedakan menjadi¹: pagar, tanaman, dan berlokasi dijalan utama pusat kota.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

ARAHAN PENYEDIAAN RUANG PEJALAN KAKI DI KAWASAN ALUN-ALUN LOR KOTA SURAKARTA TUGAS AKHIR

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Aspek Arsitektur Kota dalam Perancangan Pasar Tradisional

PENATAAN KORIDOR GATOT SUBROTO SINGOSAREN SURAKARTA SEBAGAI KAWASAN WISATA

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

BAB V PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STASIUN LRT

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kondisi Sistem Setting dan Livabilitas Ruang Terbuka Publik di Lapangan Puputan

Konsep Pengembangan Ruang Terbuka Publik Pantai Bahari, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PARKIR PADA SISI JALAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KAPASITAS JALAN (STUDI KASUS: DI JALAN MATARAM YOGYAKARTA) TUGAS AKHIR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari penelitian dinamika aktifitas di ruang pejalan kaki di Jalan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi bertambah banyaknya kebutuhan akan sarana dan prasarana

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

2015 STASIUN TRANSIT MONORELBERBASIS SISTEMTRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan menjawab sasaran yang ada pada bab pendahuluan. Makam merupakan salah satu elemen penting pembentuk sebuah

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK AKTIVITAS PEDAGANG KAKI LIMA DI PASAR YAIK SEMARANG (Studi Kasus : Persepsi Pengunjung Dan Pedagang) TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. daerah maka akan bertambah pula taraf hidup masyarakat di daerah tersebut. Hal

REVIEW PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KAWASAN SANGKURUN KOTA KUALA KURUN

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN KORIDOR JALAN JEND. SUDIRMAN, PURWOKERTO BAB I PENDAHULUAN

BAB 4. TINJAUAN UMUM KAWASAN KAMBANG IWAK PALEMBANG

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

Rumah Impian Mahasiswa

Pola Aktivitas Pada Ruang Publik Taman Trunojoyo Malang

Pola Aktivitas Pemanfaatan Ruang Luar Kawasan Wisata Songgoriti Batu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Hubungan Karakteristik Penduduk dengan Pemilihan Ruang Publik di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara

Transkripsi:

TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Identifikasi Ragam Aktivitas Outdoor : Karakteristik Pedestrian Mall di Jalan Dalem Kaum, Bandung Devi Johana Tania, Witanti Nur Utami Program Studi Magister Rancang Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK), ITB. Abstrak Ruang publik di perkotaan merupakan ruang yang dapat menampug berbagai macam aktivitas yang terjadi akibat adanya penggunaan fungsi pada ruang. Kehadiran ruang terbuka publik di perkotaan dapat melahirkan ragam aktivitas outdoor. Aktivitas outdoor dapat terbagi menjadi necessary activities, optional activities, dan social activities. Pedestrian mall pada Jalan Dalem Kaum merupakan ruang terbuka publik yang di dalamnya terdapat ragam aktivitas yang dapat dilakukan, mengingat berada di koridor dengan fungsi penggunaan lahan sekitarnya yaitu komersial. Artikel ini disusun untuk mengidentifikasi ragam aktivitas outdoor berdasarkan karakter pedestrian mall pada Jalan Dalem Kaum, Bandung. Untuk itu dilakukan penelitian bersifat deskriptif yang dilaksanakan dengan cara observasi karakter pedestrian mall serta ragam aktivitas outdoor yang dapat dilakukan. Dari hasil analisis diketahui bahwa aktivitas yang terjadi pada pedestrian mall dengan karakter full mall, didapat bahwa ketiga ragam aktivitas, necessarry activities, optional activities, dan social activities dapat terjadi secara bersamaan dalam satu waktu. Dari ketiga ragam aktivitas tersebut, yang paling mendominasi adalah necessary activities. Kata-kunci: aktivitas, outdoor, pedestrian mall Pengantar Seiring dengan perkembangan kota, ruang publik menjadi sebuah kebutuhan dalam perkotaan. Ruang publik (public space) yang seringkali dipergunakan oleh masyarakat perkotaan sebagai ruang aktivitas outdoor yaitu ruang terbuka publik (external public space) seperti streets, public squares, parks. Ruang tersebut merupakan ruang terbuka yang dapat menampung berbagai aktivitas manusia pada area terbuka (Carmona, Matthew, Tim Heath, et al, 2003). Jalan sebagai salah satu jenis ruang terbuka publik linear, merupakan elemen ruang kota yang sangat penting keberadaannya dalam mendukung kebutuhan atau penggunaan oleh warganya (Rossi dalam Arifin, Zainal; Ikaputra; Saifullah, A.;, 2004). Salah satu elemen pada jalan yang menunjang keberadaan ruang terbuka publik adalah jalur pejalan kaki atau jalur pedestrian Pedestrian mall sebagai ruang terbuka publik linier di perkotaan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Berdasarkan jenisnya yaitu Full Pedestrian Mall, Semi Mall, dan Transit Mall (Rubenstein, 1992). Masing-masing tipe tersebut tentunya memiliki ragam aktivitas yang berbeda-beda bergantung kepada karakteristik sebuah ruang. Kota Bandung memiliki Pedestrian Mall di Jalan Dalem Kaum dengan fungsi sekitarnya yaitu fungsi komersial. Pedestrian Mall tersebut digunakan untuk ber-bagai aktivitas outdoor, seperti halnya untuk berjualan, duduk santai, dan sekaligus berjalan-jalan sambil melihat etalase pertokoan. Ragam aktivitas tersebut merupakan aktivitas yang memang seharusnya dapat dilakukan di ruang luar atau yang biasa disebut dengan outdoor activities (Gehl, 1987). Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 D 039

Identifikasi Ragam Aktivitas Outdoor Berdasarkan Karakteristik Pedestrian Mall di Jalan Dalem Kaum, Bandung Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ragam aktivitas (outdoor activies) yang terjadi berdasarkan karakter pedestrian mall yang ada pada Jalan Dalem Kaum Bandung. Berdasarkan pengetahuan akan ragam aktivitas tersebut penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan bagi peneliti terkait perilaku pejalan kaki dalam menggunakan ruang terbuka publik khususnya berkaitan dengan aktivitas outdoor. Metode Metode Pengumpulan Data Metode dalam penulisan ini menggunakan metode penelitian deskriptif, yang dilakukan untuk menguraikan berbagai fenomena dan hasil keterkaitan antara fenomena yang satu dengan yang lainnya (Clarke, 2005). Fenomena yang dimaksud dalam penelitian ini yakni terkait aktivitas masyarakat dalam menggunakan dan memanfaatkan ruang publik, khususnya pedestrian mall. Data dikumpulkan dengan cara pengumpulan data primer dan data sekunder. Adapun pengumpulan data primer dilakukan dengan cara observasi dan pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara studi literatur terkait karakteristik pedestrian mall dan variabel outdoor activities dengan tujuan untuk dapat menjelaskan dan menginterpretasikan fenomena dan gambaran yang terjadi terkait ragam aktivitas di ruang luar (outdoor activities) berdasarkan karakteristik pedestrian mall. Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan adalah analisis data kualitatif. Analisis data kualitatif dilakukan dengan cara menginterpretasikan hasil temuan, asumsi yang digunakan, serta penggunaan sudut pandang teori (Creswell, 2007) terkait pedestrian mall dan outdoor activities Pendekatan analisis kualitatif ini dilakukan dengan pendekatan Case Study, peneliti melakukan eksplorasi hasil pengamatan terhadap wilayah studi terkait fenomena, isu, kejadian, aktifitas (Creswell, 2007) terhadap pengguna pedestrian mall. D 040 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 Analisis dan Interpretasi Analisis dan interpretasi dilakukan dimulai dari pengenalan karakteristik pedestrian mall yang ada di Jalan Dalem Kaum dan identifikasi ragam aktivitas ruang luar (outdoor) yang terjadi. Karakteristik Pedestrian Mall Berdasarkan karakteristiknya pedestrian mall terbagi menjadi tiga jenis, yaitu Full Mall, Semi Mall, dan Transit Mall (Rubenstein, 1992). Pada Jalan Dalem Kaum, pedestrian mall yang ada merupakan pedestrian dengan karakter full mall. Berikut merupakan penjelasan jenis pedestrian mall berdasarkan karakterstiknya. Tabel 1. Karakteristik Pedestrian Mall Berdasarkan Jenisnya No Jenis Karakteristik 1 Full Mall 2 3 Semi Mall Transit Mall Sumber: Rubenstein, H. M., 1992 Menutup suatu jalan yang sebenarnya difungsikan untuk kendaraan, dan diubah menjadi jalan untuk pejalan kaki atau plaza dengan jenis perkerasan yang berbeda, dan dilengkapi dengan pepohonan, penerangan dan elemen ruang luar lainnya Jumlah lalu lintas dan kendaraan parkir dikurangi, jalur untuk pejalan kaki diperluas serta dilengkapi dengan taman dan pepohonan, penerangan dan elemen luar lainnya. Memindahkan kendaraan pribadi dan kendaraan angkutan dari jalan yang sudah ada, dan hanya mengizinkan sarana transportasi umum seperti bus, taxi dan kendaraan umum lainnya pada jalan tersebut. Parkir ditepi jalan (on-street parking) dilarang, jalur pejalan kaki diperbesar dan dilengkapi juga elemen. ruang luar seperti paving, bangku dan tempat duduk, pohonpohon, pencahayaan buatan, patung, air mancur Koridor jalan di Jalan Dalem Kaum pada mulanya merupakan kawasan komersial yang padat akan kendaraan parkir on-street dan pedagang kaki lima yang pada akhirnya mengakibatkan kemacetan lalu lintas di sekitar kawasan tersebut. Dalam momentum peringatan Asia-Afrika tahun 2015, Jalan Dalem Kaum

mengalami transformasi fungsi, hal tersebut akibat adanya revitalisasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung, sehingga koridor Jalan Dalem Kaum yang tadinya adalah koridor yang padat akan parkir on-street dan pedagang kaki lima berubah mejadi area ruang terbuka publik yaitu Pedestrian Full Mall. Pedestrian Full Mall tersebut diberikan dengan cara menutup jalan yang sebelumnya difungsikan sebagai jalur mobilitas kendaraan menjadi tempat berjalan kaki. (a) Sebelum Revitalisasi Devi Johana Tania a. Necessary Activity (aktivitas penting) yaitu orang yang memiliki kegiatan rutin atau kegiatan inti yang harus dilaksanakan dalam segala kondisi, seperti berbelanja, bekerja, bersekolah dan juga kegiatan penting lainnya seperti pergerakan menuju halte bus, berjalan menuju tempat kerja dan lain sebagainya. b. Optional Activity (aktivitas pilihan). Aktivitas ini memiliki tingkat prioritas di bawah aktivitas penting atau necessary activity. Aktivitas ini terjadi bergantung terhadap lingkungan fisik disekitar pengguna seperti contoh kita dapat berjalan-jalan pada sore hari ataupun membaca Koran di teras rumah, namun kita dapat membatalkannya jika cuaca tidak mendukung. c. Social Activity (aktivitas sosial). Aktivitas ini lebih menekankan pada kejadian-kejadian atau kegiatan-kegiatan terkait dengan interaksi sosial baik dalam bentuk kontak fisik maupun kontak pasif. Kegiatan ini pada umumnya dapat terjadi secara bersamaan dengan aktivitas penting dan juga aktivitas pilihan. (b) Setelah Revitalisasi Gambar 1. Kondisi Koridor Jalan Dalem Kaum Saat Sebelum Revitalisasi dan Setelah Revitalisasi Dengan demikian, kehadiran pedestrian mall pada Jalan Dalem Kaum menjadi upaya yang sangat baik dalam menambah ruang terbuka publik (public space) di perkotaan sehingga masyarakat dapat memanfaatkan ruang ter-sebut sebagai tempat melakukan aktivitas dan berinteraksi. Gambar 2. Pedestrian Mall Sebagai Wadah Social Activities Salah satu foto di atas menjelaskan pedestrian mall yang dapat digunakan untuk melakukan aktivitas sosial, adapun aktivitas tersebut didukung dengan keberadaan elemen street furniture, salah satunya yaitu bangku. Ragam Aktivitas Outdoor (Outdoor Activities) Menurut Jan Gehl dan bukunya Life Between Buildings (1987) ragam aktivitas luar ruangan dibagi menjadi tiga kategori inti, antara lain: Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 D 041

Identifikasi Ragam Aktivitas Outdoor Berdasarkan Karakteristik Pedestrian Mall di Jalan Dalem Kaum, Bandung Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di Jalan Dalem Kaum didapatkan tiga ragam aktivitas outdoor yaitu aktivitas penting (necessarry activities), aktivitas pilihan (optional activities) dan aktivitas sosial (social activities). Gambar 3. Pemetaaan Aktivitas di Kawasan Studi Aktivitas outdoor yang paling mendominasi di koridor Jalan Dalem Kaum adalah aktivitas penting (Necessary Activity) yang dapat terlihat dari pergerakan orang yang bekerja pada tokotoko yang ada di koridor Jalan Dalem Kaum dan juga para pembeli dari toko-toko tersebut (kegiatan berbelanja). Gambar 4. Aktivitas Berbelanja Sebagai Contoh Necessary Activities Gambar 5. Aktivitas Berfoto Sebagai Contoh Optional Activities Selain itu aktivitas outdoor yang pada umumnya terjadi pada koridor Jalan Dalem Kaum adalah aktivitas yang bergantung pada kondisi fisik kawasan (optional activity). Aktivitas pilihan (optional) pada sebuah ruang bergantung kepada kualitas fisik maupun kondisi alam seperti pertimbangan cuaca. Berdasarkan hasil observasi, didapat bahwa pengunjung tidak banyak terlihat melakukan aktivitas di koridor Jalan Dalem Kaum pada saat matahari terik. Kondisi yang sama pun terjadi saat para pengunjung lebih memilih berjalan kaki di selasar toko pada saat hujan turun. Atraksi seperti badut ataupun kegiatan berfoto D 042 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016

dengan para badut pun ikut terhenti begitu juga dengan kegiatan berjualan oleh para pedagang kaki lima ilegal akan terhenti jika Satuan Polisi Pamong Praja melakukan pemeriksaan pada koridor Jalan Dalem Kaum. Social activity pada koridor Jalan Dalem Kaum dapat terjadi secara bersamaan dengan necessary activity dan juga optional activity. Ragam kegiatan ini lebih terlihat pada area timur koridor Jalan Dalem Kaum pada area ini terdapat fasilitas berupa tempat duduk yang dapat digunakan pengunjung untuk berinteraksi. Selain dari pada itu kegiatan sosial (social activities) juga terjadi pada sekitaran toko dan juga pedagang kaki lima, kegiatan sosial yang terjadi merupakan interaksi antara penjual dan pembeli seperti kegiatan tawar menawar, kegiatan antar para penjual seperti bermain catur, dan juga interaksi antar pengunjung koridor Jalan Dalem Kaum. Kesimpulan Berdasarkan identifikasi ragam kegiatan outdoor pada kawasan pedestrian dengan karakter full mall, didapat bahwa aktivitas yang paling mendominasi adalah aktivitas penting (necessary activity) dengan komponen aktivitas seperti berbelanja. Hal tersebut didukung oleh kondisi di sekitar koridor yang merupakan kawasan komersial. Ragam aktivitas yang terjadi pada pedestrian mall mengindikasikan bahwa aktivitas outdoor dapat terjadi bersamaan di satu waktu kejadian, akan tetapi jenis aktivitasnya dapat berbedabeda, hal ini berkaitan dengan karakterisitik pedestrian mall yaitu full mall, semi mall, dan transit mall. Komponen aktivitas yang terjadi pada pedestrian full mall belum tentu akan sama pada pedestrian dengan karakteristik semi mall maupun transit mall. Jika pedestrian mall merupakan transit mall, aktivitas yang terjadi akan didominasi oleh aktivitas pilihan (optional), contohnya seperti agenda menunggu kendaraan umum, hal tersebut dikarenakan pedestrian mall dengan jenis transit mall memiliki karakteristik Devi Johana Tania yang berbeda dengan pedestrian full mall. Pedestrian mall dengan jenis transit mall memiliki karakteristik bahwa koridor jalan tidak hanya digunakan untuk pejalan kaki tetapi digunakan juga untuk pergerakan kendaraan bermotor khususnya sarana transportasi publik. Berdasarkan penjelasan di atas, pada dasarnya, kajian akan jenis aktivitas outdoor yang dapat dilakukan pada pedestrian mall dapat bermacam-macam, hal tersebut bergantung kepada karakter wilayah studi dan karakteristik ruang publlik, dalam hal ini pedestrian mall. Penelitian terkait ragam aktivitas outdoor berdasarkan karakteristik pedestrian mall ini hanya terbatas pada tipe pedestrian full mall, sehingga hasil yang dikaji bersifat terbatas. Sebagai pengembangan ilmu lebih lanjut ragam aktivitas outdoor yang dikaji dapat dilakukan secara komparatif antara pedestrian full mall, semi mall, dan transit mall, sehingga pemetaan akan komponen aktivitas berdasarkan jenis aktivitas outdoor dapat lebih bervariasi. Aktivitas outdoor pun dapat dikaji lebih dalam dengan mengkaitkan ragam aktivitas terhadap kontribusinya akan hubungan sosial yang tercipta akibat adanya interaksi antar masyarakat di dalam ruang publik. Dengan demikian, penelitian tersebut dapat dikaji lebih lanjut sehingga dapat berkontribusi terhadap pengetahuan mengenai aktivitas outdoor pada ruang terbuka publik di perkotaan khususnya pada pedestrian mall. Daftar Pustaka Arifin, Zainal;, Ikaputra; Saifullah, A;. (2004). Arahan Penataan Ruang Jalan Sebagai Ruang Publik Pada Kawasan Komersial Kajian Pada Setting Elemen Fisik dan Aktivitas. TEKNOSAINS, 17 (3), 383-394. Carmona, Matthew;, Tim Heath; OC, Taner;, Steve Tiesdell;. (2003). Public Places Urban Spaces: The Dimension of Urban Design. Oxford: Architectural Press. Clarke, R. J. (2005). Research Models and Methodologies. Retrieved September 13, 2016, Online di: http://www.uow.edu.au/content/groups/public/@we b/@commerce/documents/doc/uow012042.pdf Creswell, J. W. (2007). Qualitative Inquiry & Research Design:Choosing Among Five Approaches. Thousand Oaks, California: Sage Publications, Inc. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 D 043

Identifikasi Ragam Aktivitas Outdoor Berdasarkan Karakteristik Pedestrian Mall di Jalan Dalem Kaum, Bandung Gehl, J. (1987). Life Between Buildings:Using Public Space. London: Island Press. Rubenstein, H. M. (1992). Pedestrian Malls, Streetscapes, and Urban Spaces. USA: John Wiley & Sons, Inc. D 044 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016