LAKIP BBPSEKP Tahun 2013

dokumen-dokumen yang mirip
LOKA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN MEKANISASI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN TAHUN 2014

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN I 2014 KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

KATA PENGANTAR. Jakarta, 22 Januari 2015 Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Ir. Saut P. Hutagalung, M.Sc

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

BAB II PERENCANAAN KINERJA

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

2.1 Rencana Strategis

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) 2014

TIM PENYUSUN : Dr. Ir. Achmad Poernomo, M.App.Sc. Dr. Ir. Aryo Hanggono, DEA. Minhadi Noer Sjamsu.S.T, M.E. Catur Pramono Adi.S.Pi, M.

LAPORAN INTERIM TRIWULAN IV TA 2014

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN III 2014 KATA PENGANTAR

down mengandung makna bahwa perencanaan ini memperhatikan pula

KATA PENGANTAR. L a k i p T r i w u l a n I I I D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D J P B TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA TA Loka Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2014 Direktur Pengolahan Hasil. Dr. Ir. Santoso, M.Phil

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INTANSI PEMERINTAH

TIM PENYUSUN. Petrus Rani Pong Masak, S.Pi, M.Si. Aditia Farman, A.Md. Norma Tri Utami, A.Md

KATA PENGANTAR. L a k i p T r i w u l a n I I D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D J P B TAHUN 2014

KATA PENGANTAR. L a k i p T r i w u l a n 1 D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D J P B TAHUN 2014

BBPPBL Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Budidaya Laut Institute for Mariculture Research And Development

1. Jumlah pegawai berdasarkan Jabatan : Jabatan Eselon II sebanyak 1 orang, Jabatan

TIM PENYUSUN. Petrus Rani Pong Masak, S.Pi, M.Si. Noor Bimo Adhiyudanto, S.Si. Aditia Farman, A.Md. Norma Tri Utami, A.Md

DIREKTORAT USAHA BUDIDAYA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LP2BRL TRIWULAN III TAHUN 2015

L A K I P D J P B T r i w u l a n I I I TAHUN 2014 KATA PENGANTAR

Sambutan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2015 Direktur Produksi, Ir. Coco Kokarkin Soetrisno,M.Sc

KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 SEKRETARIAT BKIPM

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret Sekretaris Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan. Abdur Rouf Syam

: Dr. Fayakun Satria, S.Pi., M.App.Sc. : Riswanto, S.Kel Agus Arifin Sentosa, S.Pi

PORTOFOLIO DIREKTORAT KESEHATAN IKAN DAN LINGKUNGAN

L A K I P D J P B T r i w u l a n I TAHUN 2014 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) Penyusun:

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i RINGKASAN... ii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

TIM PENYUSUN. Penanggungjawab Penyusun

TIM PENYUSUN PENANGGUNG JAWAB : Prof. Dr. Ir. Brata Pantjara, M.P. KONTRIBUTOR :

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2015

KATA PENGANTAR. LakilLToshiLaporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Tahun 2014 III-

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

KATA PENGANTAR LAPORAN KINERJA 2017

DAFTAR PENYUSUN. Penasehat : Penanggung Jawab : Ketua Tim Penyusun : Tim Penyusun : Penerbit : Kepala PusatPenelitian dan Pengembangan

TIM PENYUSUN : Dr. Imron, S.Pi, M.Si KONTRIBUTOR : Noor Bimo Adhiyudanto, S.Si. Warsono, S.A.P. Nunuk Listiyowati, S.Pi. Sunarso, S.

3.1 Prestasi Kinerja

PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/I/2016

BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT

L a k i p D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a, K K P

LKj - BKIPM 2014 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

LAPORAN KINERJA SUPM NEGERI PARIAMAN TAHUN 2016

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I. PENDAHULUAN

LaporanAkuntabilitas KinerjaInstansiPemerintah

L A P O R A N K I N E R J A

Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2016 Balai Penelitian Observasi Laut

LAPORAN REVIEW SOP SEMESTER II 2016

PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/VIII/2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I

Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2016 Balai Penelitian dan Observasi Laut

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR

February 15, 2016 BAPPEDA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DRAFT RENCANA STRATEGIS

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN ANGGARAN 2012

LAPORAN KINERJA (LKJ) INSTANSI PEMERINTAH TRIWULAN III

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BKIPM 2013 KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II TAHUN 2015 BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2013

BAB I PENDAHULUAN I-1. Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat PenangananPelanggaran Tahun 2014

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN SIDOARJO

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 01/PJ.

Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Badan Karantina Ikn, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah,

KATA PENGANTAR. Pasuruan, Januari 2015 INSPEKTUR KABUPATEN PASURUAN. Ir. DWITONO MINAHANTO Pembina Utama Muda NIP

PEDOMAN PENYUSUNAN PK BPS

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

13. Untuk pencapaian kinerja program yang terbagi dalam 2 (dua) program, terlihat nilai pencapaian kinerjanya sebagai berikut :

RENCANA STRATEGIS PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN PENERBANGAN DAN ANTARIKSA

SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 56/KEP-DJPSDKP/2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Perencanaan dan Perjanjian Kinerja EKSEKUTIF SUMMARY

Transkripsi:

LAKIP BBPSEKP Tahun 2013 BALAI BESAR PENELITIAN SOSIAL EKONOMI KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTRIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2014

TIM PENYUSUN : Indra Sakti, SE,MM Dr. Armen Zulham Retno Widihastuti, M.Kesos Retno Erlina Rahmawati, S.Si Titin Hasanah, A.Md Giri Rohmad Barokah, S.Pi Tengku Ardiansyah, A.Md Rizki Herdiansyah BALAI BESAR PENELITIAN SOSIAL EKONOMI KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTRIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2014

KATA PENGANTAR P uji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas izin dan rahmat- Nya penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (BBPSEKP) Tahun 2013 dapat diselesaikan. Laporan ini merupakan wujud transparansi dan akuntabilitas Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam melaksanakan berbagai kewajiban pembangunannya, serta sebagai bentuk pertanggungjawaban BBPSEKP dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam kaitannya dengan terselenggaranya good governance. Laporan Akuntabilitas Kinerja BBPSEKP Tahun 2013 ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang berbagai capaian kinerja yang telah dicapai, baik makro maupun mikro serta langkahlangkah pelaksanaan kebijakan dan program penelitian sosial ekonomi kelautan dan perikanan. Sangat disadari bahwa laporan ini belum secara sempurna menyajikan prinsip transparansi dan akuntabilitas seperti yang diharapkan, namun setidaknya masyarakat dan berbagai pihak yang berkepentingan dapat memperoleh gambaran tentang hasil hasil penelitian sosial ekonomi kelautan dan perikanan. Berkat dukungan dan kerja keras dari seluruh jajaran, program dan kegiatan penelitian sosial ekonomi kelautan dan perikanan dapat mencapai kemajuan yang cukup besar. Hal ini menjadi modal dasar untuk lebih memperbanyak kegiatan-kegiatan penelitian secara inovatif di masa yang akan datang, sehingga sumber daya yang dimiliki dapat dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus disampaikan kepada semua pihak atas tenaga dan pikirannya sehingga laporan ini dapat disusun dan diterbitkan. Jakarta, Pebruari 2014 Kepala Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Indra Sakti, SE, MM i

DAFTAR ISI Tim Penyusun Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Ikhtisar Eksekutif Hal i ii iv vi vii I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Tugas dan Fungsi BBPSEKP 2 1.3. Struktur Organisasi BBPSEKP 2 1.4. Keragaan SDM BBPSEKP (Kekuatan SDM) 3 1.5 Sistematika LAKIP 6 II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1. Rencana Strategis BBPSEKP 2010-2014 7 2.2. Sasaran Strategis dan Rencana Kerja Tahunan BBPSEKP TA 2013 8 2.3. Penetapan Kinerja BBPSEKP Tahun 2013/Perjanjian Kerja 13 III. AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. Pengukuran/Pengelolaan Kinerja (Sistematika Pengukuran) IKU BBPSEKP 15 3.2. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) BBPSEKP Tahun 2013 17 3.3. Evaluasi dan Analisis Kinerja: 20 3.3.1. SS 1. Meningkatnya kesejahteraan Masyarakat Kelautan dan Perikanan 21 IKU 1. Nilai Tukar Nelayan 21 IKU 2. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan 30 IKU 3. Rata-rata Pendapatan Pengolah & Pemasar (KK/bulan) 31 IKU 4. Rata-rata Pendapatan Petambak Garam (KK/bulan) 32 IKU 5. Pertumbuhan PDB Perikanan 36 3.3.2. SS 2. Meningkatnya pemanfaatan hasil Penelitian Sosek KP oleh Masyarakat KP IKU 6. Jumlah jejaring dan kemitraan BBPSEKP 40 IKU 7. Jumlah hasil Penelitian Sosek KP yang diadopsi oleh masyarakat KP IKU 8. Jumlah Pengguna hasil Penelitian Sosek KP (Kelompok) 41 3.3.3. SS 3. Tersedianya Kebijakan Kelautan dan Perikanan yang Implementatif 42 IKU 9. Presentase jumlah usulan rekomendasi kebijakan BBPSEKP yang dijadikan bahan kebijakan terhadap total hasil kajian 39 39 42 IKU 10. Jumlah Rekomendasi Kebijakan Sosek KP 43 ii

IV. IV. IKU 11. Persepsi masyarakat KP terhadap kebijakan yang diterbitkan KKP (dalam skala likert 1-5) 3.3.4. SS 4. Tersedianya jumlah data dan informasi ilmiah Sosek KP 45 IKU 12. Jumlah data dan informasi ilmiah Sosek KP 46 IKU 13. IKU 14. IKU 15. Jumlah karya tulis ilmiah Sosek KP Jumlah Publikasi Sosial Ekonomi di Lingkup BBPSEKP Frekuensi pertemuaan ilmiah sosial ekonomi KP 3.2.5. SS 5. Terselenggaranya modernisasi sistem produksi kelautan dan perikanan, pengolahan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan yang optimal dan bermutu IKU 16. Jumlah Model Penerapan Kelembagaan KP yang Inovatif 48 3.2.6. SS 6. Terselenggaranya pengendalian Penelitian Sosek KP 49 IKU 17. Prosentase penelitian sosial ekonomi KP mendukung program strategis 3.2.7. SS 7. Tersedianya SDM BBPSEKP yang kompeten dan profesional 49 IKU 18. Indeks Kesenjangan Kompetensi Eselon II dan III 49 IKU 19. IKU 20. Jumlah Profesor Riset Jumlah Peneliti S3 di BBPSEKP IKU 21. Proporsi jumlah pegawai fungsional Balitbang KP dibandingkan dengan total pegawai Balitbang KP 3.2.8. SS 8. Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses lingkup BBPSEKP IKU 22. Service Level Agreement 51 IKU 23. Persepsi user terhadap kemudahan akses (skala likert 1-5) 52 3.2.9. SS 9. Terwujudnya good governance & clean government lingkup BBPSEKP IKU 24. Jumlah rekomendasi aparat pengawas eksternal internal pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi lingkup BBPSEKP IKU 25. Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja BBPSEKP 54 IKU 26. Nilai Inisiatif Anti Korupsi BBPSEKP 56 IKU 27. Nilai Integritas BBPSEKP 57 IKU 28. Nilai Penerapan RB BBPSEKP 57 3.2.10. SS 10. Terkelolanya anggaran secara optimal lingkup BBPSEKP 58 P E N U T U P IKU 29. Persentase penyerapan DIPA Balitbang KP 58 4.1. Kesimpulan 59 4.2. Saran 62 LAMPIRAN 43 46 47 47 48 49 50 50 51 51 53 iii

DAFTAR TABEL Hal 1 Rencana Strategis BBPSEKP 9 2 Rencana KerjaTahunan BBPSEKP 11 3 Penetapan Kinerja BBPSEKP Tahun 2013 13 4 Capaian IKU BBPSEKP Tahun 2013 17 5 Perubahan NTN dan Indeks Penyusunan NTN 22 6 Perkembangan NTN dari bulan Januari s.d Desember Tahun 2013 22 7 Perbandingan data NTN tahun 2013 terhadap realisasi tahun 2012 dan target 2014 23 8 Dinamika harga rata-rata ikan pada tingkat produsen 2013 24 9 Pengeluaran rata-rata menurut struktur biaya pada nelayan pelagis 27 10 Rata-rata nilai tukar nelayan pelagis besar, 2013 29 11 Capaian NTPi Tahun 2013 30 12 Nilai NTN/NTPi tahun 2012 2014 31 13 Pendapatan Rata-rata Pendapatan Pengolah & Pemasar (KK/Bulan) per Provinsi 32 14 Rata-rata pendapatan petambak garam (KK/bulan) 33 15 Pertumbuhan PDB Perikanan 36 16 Pencapaian IKU Ditjen P2HP, 2009-2013 (RpMiliar) 37 17 Pencapaian IKU-6 BBPSEKP, 2012-2013 39 18 Pencapaian IKU-7 BBPSEKP, 2012-2013 40 19 Capaian hasil Penelitian BBPSEKP yang diadopsi oleh masyarakat kelautan dan perikanan 41 20 Pencapaian IKU-8 BBPSEKP, 2012-2013 41 21 Capaian jumlah pengguna hasil penelitiansosek KP 42 22 Pencapaian IKU-9 BBPSEKP, 2012-2013 42 23 Penilaian responden terhadap POKLAHSAR,PUGAR, PUMP Perikanan Tangkap, PUMP Perikanan Budidaya, Program Kapal Inka Mina KKP 45 iv

24 Pencapaian IKU-12 BBPSEKP KP, 2012-2013 46 25 Pencapaian IKU-13 BBPSEKP, 2012-2013 46 26 Pencapaian IKU-14 BBPSEKP, 2012-2013 47 27 Capaian IKU-15 Frekuensi Pertemuan Ilmiah Sosek 2013 47 28 Capaian IKU-16 BBPSEKP, 2012-2013 48 29 IKU Service Level Agreement 51 30 IKU Presepsi User Terhadap Kemudahan Akses Informasi 52 31 Capaian IKU Tingkat Kualitas Akuntabilitas Kinerja KP 54 32 Capaian IKU-26 Nilai Inisatif Anti Korupsi 55 33 Capaian Nilai Integritas BBPSEKP 57 34 35 36 Capaian IKU Nilai Penerapan Reformasi Birokrasi KKP Capaian Presentase Penyerapan DIPA BBPSEKP Alokasi dan Realisasi Anggaran Unit Kerja Eselon 2 BBPSEKP tahun 2013 57 58 58 iv

DAFTAR GAMBAR Hal 1 Struktur Organisasi BBPSEKP 3 2 Total Pegawai BBPSEKP 4 3 Jumlah Pegawai PNS Berdasarkan Golongan 4 4 Jumlah Pegawai PNS Berdasarkan Jabatan 4 5 Jumlah Pegawai PNS Berdasar Tingkat Pendidikan 5 6 Jumlah Pegawai Berdasar Usia 5 7 Peta Strategi BBPSEKP Tahun 2013 8 8 Peta Strategis BBPSEKP TA 2013 21 9 Perkembangan Produktivitas Bulanan Nelayan Pelagis Besar (Kg/ Kapal/ Trip), 2013 24 10 Dinamika Bulanan Indeks yang diterima Nelayan Pelagis Besar, 2013 25 11 Dinamika Bulanan Indeks yang Dibayar Nelayan Pelagis Besar, 2013 25 12 Dinamika Bulanan Proporsi Pengeluaran Nelayan Pelagis Besar, 2013 26 13 Dinamika Bulanan Proporsi Pengeluaran Berdasarkan Struktur Biaya pada Nelayan Pelagis Besar, 2013 14 Proporsi Pengeluaran Berdasarkan Struktur Biaya Menurut Lokasi pada Nelayan Pelagis Besar, 2013 26 27 15 Dinamika Nilai Tukar Bulanan pada Nelayan Pelagis Besar, 2013 28 16 Dinamika Nilai Tukar Bulanan Menurut Lokasi pada Nelayan Pelagis Besar, 2013 29 17 18 Prof. Dr. Ir. Zahri Nasution, M.Si pada Pengukuhan Prof. Riset BBPSEKP TA.2013 Hasil Evaluasi Kinerja Balitbang KP 2010-2013 50 55 vi

IKHTISAR EKSEKUTIF Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (BBPSEKP) merupakan salah satu unit Es.2 yang memiliki fungsi untuk perencanaan dan perumusan bahan kebijakan teknis dan penyerasian program serta kegiatan penelitian strategis sosial ekonomi kelautan dan perikanan; pembinaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi program serta kegiatan penelitian strategis social ekonomi kelautan dan perikanan; pelayanan jasa dan kerjasama penelitian strategis sosial ekonomi kelautan dan perikanan; pelaksanaan diseminasi, komunikasi, dokumentasi dan hasil penelitian; pembinaan dan pengembangan sumberdaya penelitian, dan pelaksanaan urusan keuangan, rumah tangga dan tata usaha. Untuk itu program IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) kelautan dan perikanan didasarkan pada tujuan, sasaran dan target kinerja yang telah ditetapkan baik pada Rencana Strategi (Renstra) Balitbang KP tahun 2010-2014, rencana kerja pemerintah, rencana kinerja tahunan, dan penetapan kinerja tahunan secara konsisten, terus menerus dan berkesinambungan. Tujuan dan sasaran BBPSEKP merupakan tujuan dan sasaran yang menghasilkan output startegis telah tercapai. Hal ini ditunjukan dengan pencapaian output strategis sebagai berikut : Model Penerapan dari target 4 buah, telah mencapai 15 buah (375%); Rekomendasi, dengan target 26 rekomendasi telah tercapai 32 rekomendasi (123,08%); Data dan Informasi, dengan target 11 buah, telah tercapai 14 buah (127.3%); Karya Tulis Ilmiah, dengan target 25 buah, telah tercapai 33 buah (132%). Program dan kegiatan penelitian BBPSEKP tahun 2013 menggunakan dana sebesar Rp 19.297.981.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 18.626.707.117 atau 96.52%. Meskipun capaian kinerja BBPSEKP pada tahun 2013 rata-rata telah melebihi target yang telah ditetapkan, namun masih diperlukan peningkatan kegiatan pada kegiatan litbang sosek, khususnya untuk capaian IKU terkait jejaring dan kerjasama dengan isntansi lain. vii

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industrialisasi Kelautan dan Perikanan merupakan suatu konsep untuk mendorong percepatan dan perluasan pembangunan kelautan dan perikanan. Tujuan tersebut dilakukan dengan memberdayakan komoditas kelautan dan perikanan dari sektpr hulu ke hilir, (KKP,2012). Berkaitan dengan keberhasilan pembangunan kelautan dan perikanan, aspek sosial budaya merupakan aspek penting yang harus diperhatikan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari Granoveter, 1992, bahwa tindakan ekonomi melekat secara nyata dan terus menerus dalam suatu hubungan sosial. Salah satu proposisi dalam hal tersebut adalah tindakan ekonomi berupa aktivitas industrialisasi terbentuk karena bekerjanya kekuatan faktor sosial secara terus menerus. Demikian halnya dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP), telah menetapkan mandatnya pada salah satu Satuan Kerja(Satker) untuk berkontribusi industrialisasi melalui penanganan aspek sosial ekonomi kelautan dan perikanan. Sesuai pada PER.28/MEN/2011 tanggal 26 September 2011, bahwa Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (BBPSEKP) merupakan struktur organisasi dibawah dan bertanggungjawawb langsung kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. BBPSEKP memiliki tugas melaksanakan penelitian strategis sosial ekonomi kelautan dan perikanan meliputi sosial ekonomi pengelolaan sumber daya, pengembangn usaha dan perdagangan internasional, sosial budaya, pengembangan usaha dan perdaganan internasional, sosial budaya, dinamika pembangunan dan implementasi kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan. Sebagai bentuk tanggungjawab sebagai instansi atas pelaksanaan kegiatan, BBPSEKP telah menyusun laporan kinerja instansi yang disebut dengan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999, bahwa laporan tersebut dibuat setiap tahun dan disampaikan ke Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balitbang KP. Hal tersebut menunjukan adanya perwujudan tanggung jawab instansi pemerintah dalam mencapai visi, misi dan tujuan organisasi yang dilaporkan pada akhir tahun. LAKIP BBPSEKP merupakan media evaluasi pencapaian BBPSEKP berdasarkan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang telah ditetapkan sebelumnya. Berkaitan dengan IKU tersebut, pada tahun 2013 menjadi tahun permulaan adanya penyempurnaan pada IKU yang mengacu pada Balanced Scorecard (BSC) dan ditetapkan pada Penetapan Kinerja (Tapja) 2013. Pada IKU tersebut terlihat jelas, kontribusi dari masingmasing level pada tujuan pembangunan KP yaitu kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan. LAKIP BBPSEKP menjadi media pengukuran dan penilaian capaian kinerja pelaksanaan kegiatan BBPSEKP tahun 2013. Dasar hukum LAKIP BBPSEKP meliputi : 1. Ketetapan MPR Nomor XI/MPR/1998 tentang penyelenggaran Negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme. 2. Instruksi Presiden Nomor: 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 1

3. Keputusan Menteri Negara PAN dan RB Nomor: KEP-135/M.PAN/9/2004 tentang Pedoman Umum Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). 4. Peraturan Pemerintah Nomor: 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. 5. Peraturan Menteri Negara PAN dan RB Nomor: 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan AKIP. 6. Keputusan Menteri Negara PAN dan RB Nomor: 25 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi AKIP. 7. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor: 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. 8. Surat Edaran Kementerian PAN dan RB Nomor: 14 Tahun 2013 tentang Penyampaian LAKIP 2013 dan Dokumen PK 2014. 1.2. Tugas dan Fungsi BBPSEKP BBPSEKP dibentuk pada tahun 2011 yang didasarkan pada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (Permen KP) Republik Indonesia Nomor 28/MEN/2011 tanggal 26 September 2011. Sesuai dengan Permen 28/MEN/2011 tersebut, BBPSEKP memiliki tugas utama dalam melaksanakan penelitian strategis sosial ekonomi kelautan dan perikanan meliputi sosial ekonomi pengelolaan sumber daya, pengembangan usaha dan perdagangan internasional, sosial budaya, dinamika pembangunan dan implementasi kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan. Merujuk pada hal tersebut, pada tahun 2013, BBPSEKP telah melaksanakan sejumlah 13 kegiatan penelitian serta penelitian aksi pada 15 lokasi yang didukung oleh kegiatan manajerial baik pada Bagian Tata Usaha, Bidang Pelayanan Teknis, serta Bidang Tata Operasional. Pada pelaksanaannya, BBPSEKP menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : a. Perencanaan dan perumusan bahan kebijakan teknis dan penyerasian program serta kegiatan penelitian strategis sosial ekonomi kelautan dan perikanan. b. Pembinaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi program serta kegiatan penelitian strategis social ekonomi kelautan dan perikanan c. Pelayanan jasa dan kerjasama penelitian strategis sosial ekonomi kelautan dan perikanan. d. Pelaksanaan diseminasi, komunikasi, dokumentasi dan hasil penelitian. e. Pembinaan dan pengembangan sumberdaya penelitian, dan f. Pelaksanaan urusan keuangan, rumah tangga dan tata usaha. 1.3. Struktur Organisasi BBPSEKP Sesuai dengan tugas dan fungsinya, BBPSEKP memiliki susunan organsiasi sebagai berikut : a. Bagian Tata Usaha mempunyai tugas dalam melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga; BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2

b. Bidang Tata Operasional bertugas dalam melaksanakan penyusunan rencana program dan anggaran, pengumpulan data, pemantauan dan evaluasi, serta laporan; c. Bidang Pelayanan Teknis yang bertugas dalam melaksanakan penyiapan kerjasama, pelayanan teknis, jasa, informasi, komunikasi, diseminasi, publikasi hasil penelitian sosial ekonomi kelautan dan perikanan, serta pengelolaan perpustakaan; d. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan penelitian sosial ekonomi kelautan dan perikanan meliputi pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya, pengembangan sistem usaha sosial budaya, kelembagaan, pengembangan model kawasan ekonomi di bidang perikanan tangkap, perikanan budidaya, pengolahan dan pemasaran produk, serta sumber daya laut, pesisir, dan pulaupulau kecil serta kegiatan lain yang sesuai dengan keahlian dan kebutuhan serta tugas masing-masing jabatan fungsional berdasarkan peraturan perundang-undangan. Sesuai Permen 28/MEN/2011, berikut adalah struktur organisasi BBPSEKP. Kepala Balai Besar Kepala Bidang Pelayanan Teknis Kepala Bidang Tata Operasional Kepala Bagian Tata Usaha Kasie. Kerjasama dan Pelayanan Riset Kasie. Publikasi dan Dokumentasi Kasie. Penyiapan Program dan Anggaran Kasie. Monev dan Pelaporan Kasubag Kepegawaian Kasubag Keuangan dan Umum Penanggung Jawab Laboratorium Data Pengelola Perpustakaan Kelompok Jabatan Fungsional Kelti Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan KP Gambar 1 Struktur Organisasi BBPSEKP Kelti Sosial dan Kelembagaan KP Kelti Sistem Usaha dan Pemasaran KP Kelti Perdagangan dan Isu Internasional KP 1.4. Keragaan SDM Balitbang KP (Kekuatan SDM) Tugas dan fungsi BBPSEKP didukung oleh pegawai yang berjumlah 95 orang dengan rincian Dukungan sumber daya manusia pada program/kegiatan penelitian dan pengembangan IPTEK kelautan dan perikanan sesuai dengan golongan terlihat pada grafik 2.1 berikut : Pegawai BBPSEKP terdiri dari PNS 70 (tujuh puluh) orang dan tenaga kontrak sebanyak 25 (dua puluh lima) orang yang terdiri dari satpam 4 (empat)orang, Pramubakti 7 (tujuh) orang, sopir 5 (lima) orang dan staff tenaga kontrak 9 (sembilan) orang. BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 3

25, 26% 70, 74% PNS TENAGA KONTRAK Gambar 2. Total Pegawai BBPSEKP Komposisi PNS 70 (tujuh puluh) orang tersebut terdiri dari Golongan IV berjumlah 13 (tiga belas) orang, Golongan III berjumlah 50 (lima puluh) orang, dan Golongan II berjumlah 7 (tujuh) orang. Dilihat pada Grafik 1.2, maka komposisi PNS pegawai Balitbang KP terbanyak pada Golongan III, dengan presentase 71,4%, sebagai berikut : 10 % 18.6% 71.4% Golongan IV Golongan III Golongan II Gambar 3 Jumlah Pegawai PNS Berdasarkan Golongan Jumlah pegawai BBPSEKP berdasarkan jabatan struktural dan fungsional. Pegawai BBPSEKP yang berstatus sebagai PNS sebanyak 70 (tujuh puluh) orang tersebut berdasarkan jabatan struktural terdiri dari Jabatan Eselon II sejumlah 1 (satu) orang, Eselon III sejumlah 3 (tiga) orang, Eselon IV sejumlah 6 (enam) orang. Sedangkan jumlah pegawai berdasarkan jabatan fungsional yaitu 42 orang. Jumlah tersebut dapat dilihat pada grafik dibawah ini : 21 1 3 6 42 Eselon II Eselon III Eselon IV Fungsional Pelaksana Gambar 4. Jumlah Pegawai PNS Berdasarkan Jabatan BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 4

Dari grafik diatas menunjukan bahwa jumlah pegawai terlihat lebih besar dari jumlah sebenarnya yaitu 73 orang. Hal ini disebabkan oleh adanya pegawai yang memiliki jabatan pada tingkat struktural dan fungsional, meskipun secara penugasan hanya memiliki salah satu dari jabatan tersebut. Pegawai tersebut adalah pada tataran pejabat eselon III berjumlah 2 (dua) orang, dan eselon IV berjumlah 1 (satu) orang. Jumlah pegawai BBPSEKP yang berstatus PNS berdasarkan tingkat pendidikan meliputi S3 sejumlah 7 (tujuh) orang, S2 sejumlah 23 (dua puluh tiga) orang, S1 sejumlah 32 (tiga puluh dua)orang, D3 sejumlah 4 (empat) orang, SLTA sejumlah 3 (tiga) orang, dan SLTP sejumlah 1 (satu) orang. Jumlah tersebut dapat ditunjukan dengan grafik sebagai berikut : 5.7% 4.3% 1.4% 10.0% S3 45.7% 32.9% Gambar 5. Jumlah Pegawai PNS Berdasar Tingkat S2 S1 D3 SLTA SMP Grafik diatas menunjukan bahwa tingkat pendidikan sarjana S1 pada pegawai PNS BBPSEKP adalah memiliki presentase yang lebih besar yaitu sejumlah 45,7%. Jumlah pegawai BBPSEKP menurut usia meliputi usia 25 tahun sejumlah 4 (empat) orang, usia 26-35 tahun sejumlah 46 (empat puluh enam) orang, usia 36-45 tahun sejumlah 22 (dua puluh dua) orang, usia 46-49 tahun sejumlah 4 (empat) orang, usia diatas 50 tahun sejumlah 19 (sembilan belas orang. Jumlah tersebut dapat ditunjukan dengan gambar 6 sebagai berikut : 4, 4% 4, 4% 22, 23% 19, 20% 46, 49% 25 thn 26-35 thn 36-45 thn 46-49 thn > 50 thn Gambar 6. Jumlah Pegawai Berdasar Usia Grafik diatas menunjukan bahwa pegawai BBPSEKP sebagian besar berada pada rentang usia antara 26-35 tahun. Hal ini menunjukan bahwa BBPSEKP didukung oleh pegawai yang tergolong produktif. BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 5

1.5. Sistematika LAKIP LAKIP ini bertujuan untuk mengkomunikasikan pencapaian kinerja BBPSEKP pada tahun 2013, yaitu dengan melakukan analisis atas capaian kinerja (performance results) tahun 2013 terhadap rencana kinerja (performance plans) tahun 2013. Analisis tersebut memungkinkan teridentifikasikannya sejumlah kinerja (performance gap) sebagai umpan balik perbaikan kinerja di masa datang. Sejalan dengan hal tersebut, sistematika penyajian LAKIP adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, menyajikan latar belakang, tugas dan fungsi, dan struktur organisasi. Bab II Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja, menyajikan rencana strategis tahun 2013 dan penetapan kinerja tahunan 2013. Bab III Akuntabilitas Kinerja dan Akuntabilitas Keuangan, menyajikan analisis terhadap capaian kinerja dan keuangan pada tahun 2013. Bab IV Penutup, menyajikan simpulan terhadap pencapaian kinerja di tahun 2013. Lampiran-lampiran BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 6

II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1. Rencana Strategis BBPSEKP 2010-2014 Rencana Strategis (Renstra) BBPSEKP 2010-2014 memuat sasaran capaian selama periode 2010-2014. Sasaran diinterpretasikan pada program dan menjadi acuan dalam penyusunan kegiatan selama tahun 2010-2014. Untuk mencapai perwujudan pada sasaran yang tepat, BBPSEKP telah menyusun sebuah rencana strategis dengan tema Menjadikan Hasil Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan sebagai Basis Kebijakan Pembangunan Kelautan dan Perikanan. Tema tersebut diarahkan untuk dapat menjawab arah kegiatan selama 2010-2014. Pada periode 2010-2014 diharapkan BBPSEKP mampu menempatkan menjadi bagian dari unit kerja Bailtbang KP yang memiliki peran strategis dalam mendukung kebijakan KKP. Adapun kegunaan dari Renstra BBPSEKP yaitu : 1. Untuk menjaga konsistensi arah perencanaan program, serta perencanaan sumberdaya penelitian dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi BBPSEKP; 2. Sebagai acuan dalam penyusunan operasional program dan kegiatan sosial ekonomi KP dalam rangka mendukung tujuan pembangunan sektor kelautan dan perikanan; dan 3. Sebagai dokumen yang dapat digunakan untuk mengkomunikasikan misi, visi, program penelitian sosial ekonomi KP serta kebutuhan sumberdaya kepada stakeholder terkait. Renstra BBPSEKP mengacu pada visi dan misi serta tujuan yang dapat mengantisipasi dinamika lingkungan strategis serta diselaraskan dengan paradigma pembangunan kelautan dan perikanan. 1. Visi BBPSEKP adalah : Menjadi Institusi Penelitian Terdepan pada Bidang Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan dalam Mendukung Pencapaian Target Pembangunan Kelautan dan Perikanan. 2. Misi BBPSEKP yaitu : a. Melaksanakan penelitian sosial ekonomi kelautan dan perikanan yang komprehensif; b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dan mandiri di bidang sosial ekonomi kelautan dan perikanan; c. Merancang dan membangun sarana dan prasarana penelitian sosial ekonomi kelautan dan perikanan dalam mendukung kegiatan penelitian; d. Meningkatkan citra institusi melalui alih teknologi kelautan dan perikanan; e. Memperkuat sistem monitoring dan evaluasi penelitian sosial ekonomi kelautan dan perikanan. 3. Tujuan BBPSEKP adalah : a. Menghasilkan Ilmu Pengetahuan(IPTEK) dan rekomendasi bahan rumusan kebijakan kelautan dan perikanan; BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 7

LEARN & GROWTH PERSPECTIVE INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE CUSTOMER PERSPECTIVE STAKEHOLDER PERSPECTIVE b. Menyiapkan dan meningkatkan kualitas dan kompetensi sumberdaya riset yang handal dan mandiri di bidang sosial ekonomi kelautan dan perikanan; c. Mewujudkan penyelenggaraan urusan tata usaha dan rumah tangga kantor dengan azaz good governance, akuntabel dan transparan; d. Mewujudkan penyelenggaraan urusan tata usaha dan rumah tangga kantor dengan azaz good governance, akuntabel, dan transparan; e. Mewujudkan model percepatan alih teknologi; f. Mewujudkan kinerja yang efektif, efisien dan sinkron dengan program yang ditetapkan. 2.2. SASARAN STRATEGIS DAN RENCANA KERJA TAHUNAN BBPSEKP TA 2013 Peta strategi telah memetakan Sasaran Strategis (SS) ke dalam suatu kerangka hubungan sebab akibat yang menggambarkan keseluruhan perjalanan strategi BBPSEKP. Peta strategi memudahkan BBPSEKP untuk mengkomunikasikan keseluruhan strategi kepada seluruh pejabat/ pegawai menuju tercapainya visi, misi, dan tujuan BBPSEKP. Peta strategi BBPSEKP tahun 2013 yang ditunjukkan dalam Gambar 7 berikut: PETA STRATEGI BBPSEKP Visi : Menjadi Institusi Penelitian Sosial Ekonomi Terdepan Untuk Mencapai Target Pembangunan KP NPSS SS1. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat KP NPIS NKK MASYARAKAT KP SS2. Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian Sosek KP oleh Masyarakat KP PERUMUSAN KEBIJAKAN SS3. Tersedianya kebijakan KP yang implementatif PELAKSANAAN KEBIJAKAN SS4. Tersedianya data dan informasi ilmiah Sosial Ekonomi KP SS5. Terselenggaranya modernisasi sistem produksi KP, pengolahan, dan pemasaran produk KP yang optimal dan bermutu PENGENDALIAN, PENGAWASAN DAN PENEGAKAN HUKUM SS6. Terselenggaranya Pengendalian penelitian Sosial Ekonomi KP HUMAN CAPITAL INFORMATION CAPITAL ORGANIZATION CAPITAL SS7. Tersedianya SDM BBPSEKP yang kompeten dan profesional SS8. Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses di BBPSEKP SS9. Terwujudnya good governance & clean government di BBPSEKP FINANCIAL CAPITAL SS10 Terkelolanya anggaran secara optimal di BBPSEKP 2 Gambar 7 Peta Strategi BBPSEKP Tahun 2013 BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 8

Peta strategi diatas menunjukan target pencapaian tujuan organisasi sesuai visi, misi dan tujuan yang ditetapkan. Metodologi Balanced Scorecard (BSC) pada unit kerja BBPSEKP menunjukan adanya perspective dan sasaran sebagai berikut : 1. Stakeholder Perspective : Sasaran Strategis : Meningkatnya kesejahteraan masyarakat KP 2. Customer Perspective : Sasaran Strategis : Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian Sosek KP oleh Masyarakat KP 3. Internal Process Perspective : Sasaran Strategis : Tersedianya kebijakan KP yang implementatif, Tersedianya data dan informasi ilmiah sosial ekonomi KP, Terselenggaranya modernisasi dalam produksi KP, pengolahan, dan pemasaran produk KP yang optimal dan bermutu, dan terselenggaranya pengendalian penelitian sosial ekonomi KP. 4. Learn & Growth Perspective : Sasaran Strategisnya : Tersedianya SDM BBPSEKP yang kompeten dan professional, Tersedianya informasi yang valid, handal, dan mudah diakses di BBPSEKP, terwujudnya good government dan clean government di BBPSEKP, dan terkelolanya anggaran yang optimal di BBPSEKP. Dari sasaran strategis tersebut terdapat indikator kinerja BBPSEKP sebagai alat ukur keberhasilan sasaran strategis selama tahun 2010-2014 sebagai berikut : Tabel 1. Rencana Strategis BBPSEKP TA.2013 Sasaran Strategis SS1 Meningkatnya kesejahteraan masyarakat KP SS2 Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian Sosek KP oleh masyarakat KP SS3 Tersedianya kebijakan KP yang implementatif IKU Target 2013 1 Nilai tukar nelayan 110 2 Nilai tukar pembudidaya ikan 104 3 Rata-rata pendapatan pengolah & pemasar (KK/bulan) Rp. 1.800.000 4 Rata-rata pendapatan petambak garam (KK/bulan) Rp. 1.800.000 5 Pertumbuhan PDB perikanan 7.00% 6 Jumlah jejaring dan kemitraan BBPSEKP 4 Jumlah hasil penelitian Sosial 7 Ekonomi KP yang diadopsi oleh 4 Masyarakat KP Jumlah pengguna hasil penelitian 8 Sosial Ekonomi KP 5 (Kelompok/Orang) Persentase jumlah usulan 9 rekomendasi kebijakan BBPSEKP yang dijadikan bahan kebijakan 30% terhadap total kajian yang BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 9

Sasaran Strategis SS4 Tersedianya data dan informasi ilmiah Sosial Ekonomi KP SS5 Terselenggaranya modernisasi sistem produksi kelautan dan perikanan, pengolahan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan yang optimal dan bermutu SS6 Terselenggaranya pengendalian penelitian Sosial Ekonomi KP IKU dihasilkan Jumlah rekomendasi kebijakan 10 Sosek KP Persepsi masyarakat KP terhadap 11 kebijakan yang diterbitkan KKP (dalam skala likert 1-5) 12 Jumlah data dan informasi ilmiah Sosial Ekonomi KP 13 Jumlah KaryaTulis Ilmiah yang dihasilkan BBPSEKP 14 Jumlah Publikasi Sosial Ekonomi di Lingkup BBPSEKP 15 Frekuensi pertemuan ilmiah Sosek KP di Lingkup BBPSEKP Jumlah model penerapan kelembagaan KP yang inovatif *) 16 17 Proporsi penelitian Sosial Ekonomi KP mendukung program strategis KKP dibandingkan pengembangan produk prospektif KP lainnya Target 2013 4 4 11 25 12 4 4 80% SS7 Tersedianya SDM BBPSEKP yang kompeten dan profesional SS8 Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses 18 Persentase indeks kesenjangan kompetensi Eselon II dan III di lingkup BBPSEKP 19 Jumlah Professor penelitian di lingkup BBPSEKP 20 Jumlah Peneliti S3 di BBPSEKP Persentase jumlah pegawai 21 Fungsional Peneliti Sosial Ekonomi dibandingkan total pegawai di lingkup BBPSEKP 22 Service Level Agreement (SLA) di lingkup BBPSEKP Persepsi user terhadap kemudahan 23 akses terhadap informasi (skala likert 1-5) Persentase rekomendasi aparat 24 pengawas eksternal internal pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi sosial ekonomi KP 60% BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 10 1 7 42.05% 70% 3 100%

Sasaran Strategis SS9 Terwujudnya good governance & clean government lingkup BBPSEKP SS10 Terkelolanya anggaran secara optimal di lingkup BBPSEKP IKU 25 Nilai AKIP BBPSEKP Target 2013 Nilai AKIP A 26 Nilai Inisiatif anti korupsi BBPSEKP 6.75 27 Nilai integritas BBPSEKP 8 28 Nilai Penerapan RB BBPSEKP 75 Persentase penyerapan DIPA 29 Balitbang KP 95% Penuangan dari Renstra BBPSEKP Tahun 2010-2014 diatas dituangkan ke dalam rencana kinerja tahunan sesuai tabel berikut ini : Sasaran Strategis SS1 Meningkatnya kesejahteraan masyarakat KP SS2 Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian Sosek KP oleh masyarakat KP SS3 Tersedianya kebijakan KP yang implementatif SS4 Tersedianya data dan informasi ilmiah Sosial Ekonomi KP Tabel 2. Rencana Kerja Tahunan BBPSEKP IKU Target 2013 1 Nilai tukar nelayan 110 2 Nilai tukar pembudidaya ikan 104 3 Rata-rata pendapatan pengolah & pemasar (KK/bulan) Rp. 1.8 juta 4 Rata-rata pendapatan petambak garam (KK/bulan) Rp. 1.8 juta 5 Pertumbuhan PDB perikanan 7.00% 6 Jumlah jejaring dan kemitraan BBPSEKP 4 Jumlah hasil penelitian Sosial 7 Ekonomi KP yang diadopsi oleh 4 Masyarakat KP Jumlah pengguna hasil penelitian 8 Sosial Ekonomi KP 5 (Kelompok/Orang) Persentase jumlah usulan rekomendasi kebijakan BBPSEKP 9 yang dijadikan bahan kebijakan 30% terhadap total kajian yang dihasilkan 10 Jumlah rekomendasi kebijakan Sosek KP 4 Persepsi masyarakat KP terhadap 11 kebijakan yang diterbitkan KKP 4 (dalam skala likert 1-5) 12 Jumlah data dan informasi ilmiah Sosial Ekonomi KP 11 13 Jumlah KaryaTulis Ilmiah yang dihasilkan BBPSEKP 25 14 Jumlah Publikasi Sosial Ekonomi di Lingkup BBPSEKP 12 15 Frekuensi pertemuan ilmiah Sosek 4 BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 11

Sasaran Strategis SS5 Terselenggaranya modernisasi sistem produksi kelautan dan perikanan, pengolahan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan yang optimal dan bermutu SS6 Terselenggaranya pengendalian penelitian Sosial Ekonomi KP 16 IKU KP di Lingkup BBPSEKP Jumlah model penerapan kelembagaan KP yang inovatif *) 17 Proporsi penelitian Sosial Ekonomi KP mendukung program strategis KKP dibandingkan pengembangan produk prospektif KP lainnya Target 2013 4 80% SS7 Tersedianya SDM BBPSEKP yang kompeten dan profesional SS8 Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses SS9 SS10 Terkelolanya anggaran secara optimal di lingkup BBPSEKP 18 Persentase indeks kesenjangan kompetensi Eselon II dan III di lingkup BBPSEKP 19 Jumlah Professor penelitian di lingkup BBPSEKP 20 Jumlah Peneliti S3 di BBPSEKP Persentase jumlah pegawai 21 Fungsional Peneliti Sosial Ekonomi dibandingkan total pegawai di lingkup BBPSEKP 22 Service Level Agreement (SLA) di lingkup BBPSEKP Persepsi user terhadap kemudahan 23 akses terhadap informasi (skala likert 1-5) Persentase rekomendasi aparat 24 pengawas eksternal internal pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi lingkup BBPSEKP 25 Nilai AKIP BBPSEKP 60% 1 7 42.05% 70% 3 100% Nilai AKIP A(2) 26 Nilai Inisiatif anti korupsi BBPSEKP 6.75 27 Nilai integritas BBPSEKP 8 28 Nilai Penerapan RB BBPSEKP 75 29 Persentase penyerapan DIPA Balitbang KP 95% BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 12

2.3. Penetapan Kinerja BBPSEKP Tahun 2013/Perjanjian Kerja Penetapan Kinerja (Tapja) BBPSEKP tahun 2013 menetapkan target kinerja yang akan dicapai dalam bentuk kontrak kinerja antara Kepala BBPSEKP dengan Kepada Balitbang KP. Pada kontrak kinerja tersebut memuat adanya SS, dan IKU, serta target dari IKU. Sedangkan target IKU ditetapkan pada pertengahan tahun 2013 adalah sebagai berikut : Sasaran Strategis SS1 Meningkatnya kesejahteraan masyarakat KP SS2 Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian Sosek KP oleh masyarakat KP SS3 Tersedianya kebijakan KP yang implementatif SS4 Tersedianya data dan informasi ilmiah Sosial Ekonomi KP SS5 Terselenggaranya modernisasi sistem produksi kelautan dan perikanan, pengolahan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan yang optimal dan Tabel 3 Penetapan Kinerja (Tapja) BBPSEKP Tahun 2013 IKU Target 2013 1 Nilai tukar nelayan 110 2 Nilai tukar pembudidaya ikan 104 3 Rata-rata pendapatan pengolah & pemasar (KK/bulan) Rp. 1.8 juta 4 Rata-rata pendapatan petambak garam (KK/bulan) Rp. 1.8 juta 5 Pertumbuhan PDB perikanan 7.00% 6 Jumlah jejaring dan kemitraan BBPSEKP 4 Jumlah hasil penelitian Sosial 7 Ekonomi KP yang diadopsi oleh 4 Masyarakat KP Jumlah pengguna hasil penelitian 8 Sosial Ekonomi KP 5 (Kelompok/Orang) Persentase jumlah usulan rekomendasi kebijakan BBPSEKP 9 yang dijadikan bahan kebijakan 30% terhadap total kajian yang dihasilkan 10 Jumlah rekomendasi kebijakan Sosek KP 4 Persepsi masyarakat KP terhadap 11 kebijakan yang diterbitkan KKP 4 (dalam skala likert 1-5) 12 Jumlah data dan informasi ilmiah Sosial Ekonomi KP 11 13 Jumlah KaryaTulis Ilmiah yang dihasilkan BBPSEKP 25 14 Jumlah Publikasi Sosial Ekonomi di Lingkup BBPSEKP 12 15 Frekuensi pertemuan ilmiah Sosek KP di Lingkup BBPSEKP 4 Jumlah model penerapan kelembagaan KP yang inovatif *) 16 BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 13 4

Sasaran Strategis bermutu SS6 Terselenggaranya pengendalian penelitian Sosial Ekonomi KP IKU 17 Proporsi penelitian Sosial Ekonomi KP mendukung program strategis KKP dibandingkan pengembangan produk prospektif KP lainnya Target 2013 80% SS7 Tersedianya SDM BBPSEKP yang kompeten dan profesional SS8 Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses SS9 SS10 Terkelolanya anggaran secara optimal di lingkup BBPSEKP 18 Persentase indeks kesenjangan kompetensi Eselon II dan III di lingkup BBPSEKP 19 Jumlah Professor penelitian di lingkup BBPSEKP 20 Jumlah Peneliti S3 di BBPSEKP Persentase jumlah pegawai 21 Fungsional Peneliti Sosial Ekonomi dibandingkan total pegawai di lingkup BBPSEKP 22 Service Level Agreement (SLA) di lingkup BBPSEKP Persepsi user terhadap kemudahan 23 akses terhadap informasi (skala likert 1-5) Persentase rekomendasi aparat 24 pengawas eksternal internal pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi lingkup BBPSEKP 25 Nilai AKIP BBPSEKP 60% 1 7 42.05% 70% 3 100% Nilai AKIP A 26 Nilai Inisiatif anti korupsi BBPSEKP 6.75 27 Nilai integritas BBPSEKP 8 28 Nilai Penerapan RB BBPSEKP 75 29 Persentase penyerapan DIPA Balitbang KP 95% Penetapan kinerja BBPSEKP Tahun 2013/Perjanjian Kinerja merupakan bentuk komitmen yang disepakati antara Kepala BBPSEKP dengan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP). Penetapan kinerja Balitbang KP Tahun 2013/Perjanjian kinerja ini memuat sasaran, indikator kinerja utama (IKU) dan target. Indikator kinerja utama (IKU) tersebut merupakan salah satu dukungan program penelitian dan pengembangan Iptek kelautan dan perikanan tahun 2013 dengan anggaran awal sebesar Rp. 29.292.889.000,- dan menjadi Rp. 19.297.981.000, karena adanya penghematan dan realokasi tunjangan kinerja. BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 14

III. AKUNTABILITAS KINERJA 1. PENGUKURAN/PENGELOLAAN KINERJA (SISTEMATIKA PENGUKURAN) IKU BBPSEKP a. NILAI KINERJA KESELURUHAN (NKK) Untuk mengukur capaian kinerja organisasi BBPSEKP menggunakan penilaian dengan istilah Nilai Kinerja Keseluruhan (NKK). Komponen perhitungan NKK terdiri dari atas 2 (dua) unsur, yaitu : Nilai Pencapaian Sasaran Strategis (NPSS) dan Nilai Pencapaian Inisiatif Strategis (NPIS). NKK diperoleh dari penjumlahan antara Nilai Pencapaian Sasaran Strategis (NPSS) dengan Nilai Pencapaian Inisiatif Strategis (NPIS). Adapun status NKK mempunyai nilai toleransi 10% yang ditentukan oleh nilai indeks sebagai berikut : Baik Sedang Buruk Indeks Capaian > 190 % Indeks Capaian = 190% Indeks Capaian < 190 % Pencapaian kinerja keseluruhan ditentukan oleh beberapa faktor antara lain : Pencapaian kinerja dikatakan buruk jika NPSS buruk dan NPIS buruk, Pencapaian kinerja dikatakan sedang (jika : NPSS buruk dan NPIS baik, NPSS baik dan NPIS buruk, atau NPSS sedang dan NPIS sedang), dan Pencapaian kinerja dikatakan baik jika NPSS dan NPIS baik a. NILAI PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS (NPSS) NPSS merupakan nilai yang menunjukan konsolidasi dari seluruh Nilai Sasaran Strategis (NSS) dalam satu perspektif. Status capaian perspektif yang ditunjukan dengan warna merah/kuning/hijau (buruk/baik/sedang) ditentukan oleh perbandingan antara nilai perspektif dengan bobot perspektif dengan indeks toleransi 10%. Adapun status capaian perspektif ditentukan oleh nilai indeks sebagai berikut: Baik Sedang Buruk Indeks Capaian > 90 % Indeks Capaian = 90% Indeks Capaian < 90 % Penentuan bobot didasarkan pada kebutuhan dan prioritas program BBPSEKP. Penentuan bobot ini bersifat fleksibel yang disesuaikan dengan karakteristik organisasi serta mempertimbangkan prioritas perspektif yang menjadi fokus organisasi. Besaran bobot untuk 4 perspektif pada lingkup BBPSEKP adalah : Perspektif Stakeholder sebesar 40%, Perspektif Customer sebesar 20%, Perspektif Internal Process sebesar 10%, dan Perspektif Learn and Growth sebesar 30%. Sedangkan besaran bobot untuk 3 perspektif pada lingkup BBPSEKP adalah : Perspektif Customer sebesar 30%, Perspektif Internal Process sebesar 20%, dan Perspektif Learn and Growth sebesar 50%. Bobot perspektif stakeholder ditetapkan paling besar mengingat tujuan utama pengukuran kinerja berada pada perspektif ini. Selain itu, penetapan anggaran berbasis kinerja (Performance Based Budgeting/PBB) pada umumnya juga dikaitkan dengan IKU pada perspektif ini. Pertimbangannya adalah IKU final yang ingin dicapai oleh BBPSEKP telah terefleksi secara kuantitatif pada perspektif stakeholder. Sebagaimana perspektif stakeholder, bobot perspektif learning and growth juga dihitung sama besarnya. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa perspektif inilah yang merupakan cikal bakal penentu kinerja BBPSEKP secara keseluruhan dalam jangka panjang. Penetapan perspektif internal process yang kecil bukan BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 15

didasarkan pada kurangnya peranan perspektif ini dalam meningkatkan kinerja unit, akan tetapi perspektif ini merupakan tindak lanjut dari keberhasilan kinerja perspektif learning and growth. Untuk perspektif customer, sebagaimana fungsi organisasi publik yaitu memberikan pelayanan, maka diberikan bobot moderate mengingat sebagian customer juga merupakan stakeholder. c. NILAI PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS (NPSS) NPSS adalah nilai yang menunjukan konsolidasi dari seluruh IKU di dalam satu Sasaran Strategis (SS). Status capaian SS yang ditunjukan dengan warna merah/kuning/hijau (buruk/sedang/baik) ditentukan oleh NPSS. Untuk menghitung NPSS perlu diperhatikan bobot masing-masing IKU terhadap SS tersebut dengan indeks toleransi 10%. Sistem pembobotan yang digunakan didasarkan atas tingkat validitas IKU seperti Tabel berikut : No Validitas IKU Bobot 1 Lead input 0,1 2 Lead proses 0,2 3 Lag output 0,3 4 Lag outcome 0,4 Adapun status capaian NPSS ditentukan oleh nilai indeks sebagai berikut: Baik Sedang Buruk Indeks Capaian > 90 % Indeks Capaian = 90% Indeks Capaian < 90 % d. NILAI PENCAPAIAN INISIATIF STRATEGIS (NPIS) NPIS merupakan nilai yang diberikan atas pelaksanaan inisiatif strategis (IS) yang melekat pada suatu IKU tertentu. Status pencapaian inisiatif strategis (baik, sedang dan buruk) ditentukan berdasarkan jumlah inisiatif strategis yang dilakukan 100% dibanding dengan total inisiatif strategis yang berada dalam 1 (satu) IKU yang sama. Adapun status capaian IS ditentukan oleh nilai indeks sebagai berikut: Baik Sedang Buruk Indeks Capaian > 90 % Indeks Capaian = 90% Indeks Capaian < 90 % Adapun langkah-langkah melakukan pengukuran kinerja adalah sebagai berikut : 1. Menentukan dan mensepakati standar status kinerja untuk NSS, NKP, dan NPSS KLASIFIKASI MAXIMIZE MINIMIZE STABILIZE STATUS NSS / NKP / NPSS (Toleransi 10%) X<90% X>90% X>90% atau X<90% Buruk X=90% X=90% - Sedang X 90% X 90% X=90% Baik Dalam melakukan pengukuran kinerja harus menentukan klasifikasi target indikator kinerja diantaranya adalah : Maximixe adalah Semakin tinggi pencapaian dari target maka kinerja semakin baik; BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 16

Minimize adalah Semakin rendah pencapaian dari target maka kinerja semakin baik; Stabilize adalah semakin stabil (tidak naik dan tidak turun) pencapaian dari target maka kinerja semakin baik. 2. Menentukan dan mensepakati standar status kinerja untuk NPIS KLASIFIKASI MAXIMIZE MINIMIZE STABILIZE STATUS NPIS (Toleransi 10%) X<90% X>90% X>90% atau X<90% Buruk X=90% X=90% - Sedang X 90% X 90% X=90% Baik 3.2. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) BBPSEKP Tahun 2013 Pada tahun 2013, BBPSEKP telah melakukan perubahan dan penyesuaian Indikator Kinerja Utama (IKU) yang mengacu pada metodologi Balanced Scorecard (BSC). Berkaitan dengan hal tersebut, capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) ditetapkan pada stakeholders perspective, customer perspective, internal process perspective dan learn & growth perspective. Berdasarkan penetapan target pada setiap indikator kinerja tersebut, Pada dasarnya, BBPSEKP telah mencapai keberhasilan yang cukup signifikan. Karena sebagian besar target IKU telah tercapai, Capaian Sasaran Strategis (SS) dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) tahun 2013 yang mengacu Balanced Scorecard (BSC) dapat dilihat pada tabel 4 sebagai berikut : Tabel 4. Capaian IKU BBPSEKP Tahun 2013 Sasaran Strategis IKU Satuan Target Realisasi % Klasifikasi STAKEHOLDER PERSPECTIVE SS1 Meningkatnya kesejahteraan masyarakat KP CUSTOMER PERSPECTIVE SS2 Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian Sosek KP oleh masyarakat KP 1 Nilai Tukar Nelayan Indeks 110 104.46 94.96 Maximize 2 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan Nilai 104 104.70 100,67 Maximize 3 Rata-rata Pendapatan Pengolah & Pemasar Rp 1,800,000 1.800.000 102,56 Maximize (KK/bulan) 4 Rata-rata Pendapatan Petambak Garam Rp 1,800,000 2.819.466 120 Maximize (KK/bulan) 5 Pertumbuhan PDB Perikanan Persen 7,00 6.86 98 Maximize 6 7 8 SS3 9 Jumlah jejaring dan kemitraan BBPSEKP Jumlah hasil penelitian Sosial Ekonomi KP yang diadopsi oleh Masyarakat KP Jumlah Pengguna hasil penelitian Sosial Ekonomi KP (Kelompok/Orang) Persentase jumlah usulan rekomendasi kebijakan Buah 4 1 25 Maximize Buah 4 4 100 Maximize Kelom pok Orang 5 13 260 Maximize % 30 54 150 Maximize BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 17

Sasaran Strategis IKU Satuan Target Realisasi % Klasifikasi BBPSEKP yang dijadikan bahan kebijakan terhadap total kajian yang dihasilkan 10 Jumlah rekomendasi kebijakan Sosek KP Buah 4 40 1000 Maximize Persepsi masyarakat KP Maximize 11 terhadap kebijakan yang 4 diterbitkan KKP (dalam Jumlah 4 100 skala likert 1-5) INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE SS4 Tersedianya data dan informasi ilmiah Sosial Ekonomi KP SS5 Terselenggaran ya modernisasi sistem produksi kelautan dan perikanan, pengolahan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan yang optimal dan bermutu SS6 Terselenggaran ya modernisasi sistem produksi kelautan dan perikanan, pengolahan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan yang optimal dan bermutu 12 13 14 15 16 17 Jumlah data dan informasi ilmiah Sosial Ekonomi KP Jumlah KaryaTulis Ilmiah yang dihasilkan BBPSEKP Jumlah Publikasi Sosial Ekonomi di Lingkup BBPSEKP Frekuensi pertemuan ilmiah Sosek KP di Lingkup BBPSEKP Jumlah Model Penerapan Kelembagaan KP yang Inovatif Proporsi penelitian Sosial EKonomi KP mendukung program strategis KKP dibandingkan pengembangan produk prospektif KP lainnya Buah 11 14 127 Maximize Buah 25 39 156 Maximize Buah 12 31 258 Maximize Kali 4 4 100 Maximize 4 15 375 Maximize % 80 76 95 Maximize BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 18

Sasaran Strategis IKU Satuan Target Realisasi % Klasifikasi SS7 Tersedianya Persentase indeks kesenjangan kompetensi SDM BBPSEKP 18 Eselon II dan III di lingkup % 60 60 100 Maximize yang kompeten BBPSEKP dan profesional Jumlah Professor 19 penelitian di lingkup BBPSEKP Orang 1 1 100 Maximize 20 Jumlah Peneliti S3 di BBPSEKP Orang 7 7 100 Maximize Persentase jumlah pegawai Fungsional Peneliti Sosial 21 Ekonomi dibandingkan total pegawai di lingkup BBPSEKP % 42.05 66 157 Maximize LEARNING & GROWTH PERSPECTIVE SS8 Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses lingkup BBPSEKP SS9 Terwujudnya good governance & clean government lingkup BBPSEKP SS10 Terkelolanya anggaran secara optimal lingkup BBPSEKP 22 Service Level Agreement Persen 70 70 100 Maximize 23 24 25 26 Persepsi user terhadap kemudahan akses terhadap informasi (skala likert 1-5) Presentase rekomendasi aparat pengawas eksternal internal pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi lingkup BBPSEKP Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja BBPSEKP Nilai Inisiatif anti korupsi BBPSEKP Jumlah 4 3.8(4) 100 Maximize Persen 100 100 100 Maximize Jumlah NILAI AKIP A NILAI AKIP A 100 Maximize Nilai 6.75 7.6 100 Maximize 27 Nilai Integritas BBPSEKP Nilai 8 8 100 Maximize 28 Nilai Penerapan RB BBPSEKP Nilai 29 Persentase penyerapan DIPA BBPSEKP 75 (Setara Level 4) 77.56 100 Maximize Persen 95 96.52 100 Maximize BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 19

3.3 Evaluasi dan Analisis Kinerja Evaluasi dan analisis capaian kinerja pada tahun 2013 dilakukan melalui pengukuran kinerja dengan menggunakan formulir pengukuran kinerja sesuai peraturan menteri negara pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi nomor 29 tahun 2010 tentang pedoman penyusunan penetapan kinerja dan pelaporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Pengukuran kinerja digunakan sebagai alat dasar untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan program sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi badan penelitian dan pengembangan kelautan dan perikanan. Pengukuran kinerja dimaksud merupakan hasil dari suatu penilaian yang didasarkan pada indikator kinerja utama (IKU) yang telah diidentifikasi agar sasaran-sasaran strategis dan tujuan strategis yang telah ditetapkan dalam peta strategi BBPSEKP yang menjadi penetapan kinerja tahun 2013 yang dapat tercapai. Sebelum melakukan evaluasi dan analisis capaian kinerja berdasarkan Balanced Scorecard (BSC) yang mulai diterapkan pada triwulan III dan IV 2013 BBPSEKP juga telah melakukan evaluasi dan analisis capaian kinerja pada sasaran strategis (SS) dan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang disusun pada awal tahun 2013 yaitu sampai dengan triwulan II. Capaian Sasaran Strategis (SS) dan Indikator Kinerja Utama (IKU) BBPSEKP tahun 2013 dari 10 SS dan 29 IKU yang telah selesai dilakukan evaluasi dan analisis adalah sebagai berikut: 1. 10 SS dan 18 IKU berstatus hijau atau di atas target; dan 2. 10 IKU berstatus kuning atau memenuhi target; 3. 1 IKU berstatus merah atau dibawah target BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 20

LEARN & GROWTH PERSPECTIVE INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE CUSTOMER PERSPECTIVE STAKEHOLDER PERSPECTIVE PETA STRATEGI BBPSEKP Visi : Menjadi Institusi Penelitian Sosial Ekonomi Terdepan Untuk Mencapai Target Pembangunan KP NPSS SS1. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat KP NPIS NKK MASYARAKAT KP SS2. Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian Sosek KP oleh Masyarakat KP PERUMUSAN KEBIJAKAN SS3. Tersedianya kebijakan KP yang implementatif PELAKSANAAN KEBIJAKAN SS4. Tersedianya data dan informasi ilmiah Sosial Ekonomi KP SS5. Terselenggaranya modernisasi sistem produksi KP, pengolahan, dan pemasaran produk KP yang optimal dan bermutu PENGENDALIAN, PENGAWASAN DAN PENEGAKAN HUKUM SS6. Terselenggaranya Pengendalian penelitian Sosial Ekonomi KP HUMAN CAPITAL INFORMATION CAPITAL ORGANIZATION CAPITAL FINANCIAL CAPITAL SS7. Tersedianya SDM BBPSEKP yang kompeten dan profesional SS8. Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses di BBPSEKP SS9. Terwujudnya good governance & clean government di BBPSEKP SS10 Terkelolanya anggaran secara optimal di BBPSEKP 2 Gambar 8 Peta Strategis BBPSEKP TA 2013 3.3.1 Stakeholder Perspective A. Sasaran Strategis1 : Meningkatnya kesejahteraan masyarakat KP IKU 1. Nilai Tukar Nelayan (NTN) Nilai Tukar Nelayan (NTN) mulai dihitung sejak Juli 2008 dengan data awal yang di-release adalah data bulan Mei 2008, bertepatan dengan dipergunakannya Tahun dasar baru Nilai Tukar Petani (NTP) Tahun 2007. NTN yang di-release setiap bulan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) adalah gabungan indikator kesejahteraan nelayan dan pembudidaya ikan. NTN dapat dijadikan indikator dini untuk kebijakan peningkatan kesejahteraan nelayan. Hal ini sesuai dengan sifat datanya yang bisa disajikan bulanan dari hasil pemantauan terhadap harga-harga produsen perikanan dan harga-harga yang dibayar nelayan dan pembudidaya ikan untuk keperluan rumah tangganya dan keperluan produksi perikanan. Data NTN sesuai dengan sifatnya yang berasal dari pemantauan harga maka juga berfungsi sebagai alat pengukur kemampuan daya tukar dari barang-barang hasil produksi perikanan dengan barang-barang yang dibeli oleh nelayan/ pembudidaya ikan dalam hal kecepatan peningkatan harganya. Dengan penyajian yang rutin secara bulanan maka NTN menjadi early warning system bagi kebijakan pengendalian harga terutama bagi barang dan jasa yang diperlukan nelayan/pembudidaya ikan untuk BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 21

memproduksi hasil perikanannya, sehingga nelayan/pembudidaya ikan mempunyai kemampuan tukar yang baik, yang pada akhirnya membuat nelayan/pembudaya ikan merasakan peningkatan kesejahteraannya. Pengertian Arti Angka Indeks NTN : Formulasi NTN : I NTN I NTN : Nilai Tukar Nelayan It : Indeks harga yang diterima petani Ib : Indeks harga yang dibayar nelayan t b x 100 NTN > 100, berarti nelayan/pembudidaya ikan mengalami peningkatan daya beli karena kenaikan harga produksi lebih besar dari kenaikan harga input produksi dan konsumsi rumahtangganya. NTN = 100, berarti nelayan/pembudidaya ikan mengalami impas. Kenaikan/ penurunan harga produksinya sama dengan persentase kenaikan/penurunan harga input produksi dan barang konsumsi rumahtangganya NTN < 100, berarti nelayan mengalami defisit/penurunan daya belinya, karena kenaikan harga produksi relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga input produksi dan barang konsumsi rumahtangganya. NTN merupakan indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli nelayan skala kecil di pedesaan dan juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk perikanan dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTN, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli nelayan. NTN diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima nelayan terhadap indeks harga yang dibayar nelayan. Tabel5 Perubahan NTN dan Indeks Penyusunan NTN IKU Target 2013 Realisasi 2013 (%) NTN (Tahun dasar 2012 per Nov-Des) 110,00 102,55 93,23 NTN (Tahun dasar 2007 per Jan-Okt) 110 105,32 95,75 *) NTN Bidang Perikanan Tangkap dengan tahun dasar 2012 (2012: 100) Data di atas menunjukkan bahwa pada Tahun 2013 rata-rata Nilai Tukar Nelayan (NTN) adalah 102,55 % atau 93,23% nilai ini lebih rendah dari angka target yang ditetapkan, dimana pada tahun 2013 ditetapkan angka NTN sebesar 110. Tabel 6 Perkembangan NTN dari bulan Januari s.d Desember Tahun 2013 Bulan 2013 % It Ib NTN Nas Ubah Tahun Dasar 2007 (2007 : 100) Jan 143,86 136,14 105,67 0,18 Feb 144,11 136,73 105,39-0,26 Mar 137,28 136,73 105,19-0,19 Apr 144,33 137,33 105,10-0,09 Mei 144,74 137,40 105,34 0,23 Jun 145,38 137,95 105,38 0,04 BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 22

Bulan 2013 % It Ib NTN Nas Ubah Jul 149,74 142,02 105,44 0,05 Agst 151,07 143,19 105,50 0,06 Sep 150,76 143,30 105,21-0,27 Okt 150,80 143,70 104,94-0,26 Nov 150,81 143,86 104,83-2,38 Tahun Dasar 2012 (2012 : 100) Des 111,10 108,23 102,66 0,21 Kenaikan NTN tertinggi terjadi pada Januari yakni 105,67 dan yang terendah pada November yaitu sebesar 104,834. Pada Desember 2013 nilai NTN bidang perikanan tangkap sebesar 102,66 lebih besar dari NTPi yaitu 101,52. Nilai gabungan antara NTN dan NTPi yang disingkat dengan NTNP sebesar 101,98. Jika dibandingkan dengan target pada RPJM 2014 dimana NTN sudah mencapai 112, maka capaian NTN sampai dengan tahun 2013 ini telah mencapai 91,66% dari yang ditargetkan. Tabel 7. Perbandingan data NTN tahun 2013 terhadap realisasi tahun 2012 dan target 2014 Realisasi Realisasi Target % Realisasi 2013 thdp IKU 2012 2013 2014 2012* Target 2014 NTN 105,37 103,31 112,00 98,04 % 92,24 Desember 2013 telah dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTN dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergesaran pola produksi perikanan dan pola produksi konsumsi rumah tangga perikanan di perdesaan, serta perluasan cakupan. Perbedaan antara NTN tahun dasar 2007=100 dengan NTN tahun 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTN (2012=100) juga mengalami perluasan pada NTP sub sektor perikanan menjadi NTN dan NTPI agar perhitungan indeks dapat dijaga ketepatannya. Selain itu perluasan dengan penghitungan di 33 Provinsi termasuk Provinsi DKI Jakarta. Dukungan BBPSEKP terhadap peningkatan Nilai Tukar Nelayan (NTN) adalah dengandilakukan kegiatan penelitian BBPSEKP tahun 2013 yang dikaitkan dengan perhitungan NTN, melalui kegiatan Panelkanas. Akan tetapi capaian kegiatan tersebut lebih rendah dari target 2013 sejumlah 104. Berdasarkan bobot validasi iku maka nilainya 0,3 dengan koefisien 0,2 dan skor per iku 0,189. Data dari pelaksanaan kegiatan Panelkanas tahun 2013 salah satunya adalah menghitung adanya NTN. Perhitungan data NTN pada pelaksanaan kegiatan Panelkanas di BBPSEKP hanya dilakukan pada beberapa lokasi yaitu Bitung, Padang dan Malang. Berdasarkan data produksi dari bulan Januari 2013 sampai dengan Agustus 2013 diketahui bahwa produksi pada awal tahun masih relatif rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa sebab diantaranya adalah kondisi cuaca yang kurang baik dan sumberdaya ikan yang masih langka. Kondisi ini dapat diidentifikasi sebagai musim paceklik ikan bagi usaha penangkapan pelagis besar. Produksi secara bertahap mulai mengalami peningkatan pada bulan Mei dan mencapai puncaknya pada Bulan Juli. Rata-rata produksi pada saat bulan Juli mencapai 637 Kg/ Kapal/ bulan jauh diatas bulan Januari yang hanya sebesar 283 Kg/ kapal/ bulan (Gambar 9). BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 23

Jumlah (Kg) / Quantity (Kilos) 1800.00 1600.00 1400.00 1200.00 1000.00 800.00 600.00 400.00 200.00 0.00 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Bulan / Month Bitung Padang Malang Gabungan Gambar 9. Perkembangan Produktivitas Bulanan Nelayan Pelagis Besar (Kg/ Kapal/ Trip), 2013 Figure 1. Month Productivity Progression of Big Pelagic Fishermen (Kilos/Fleet/Trip), 2013 Sumber: Data Primer, 2013 (diolah) / Source: Primary data, 2013 (processed) Data di atas diketahui bahwa pada perikanan pelagis besar, turun naiknya produksi pada tingkat lokal tidak selalu berpengaruh terhadap harga ikan. Hal ini disebabkan oleh sebagian komoditas pelagis besar termasuk sebagai komoditas ekspor. Pengaruh produksi terhadap harga ditentukan oleh permintaan dan penawaran pada pasar global. Dari tiga lokasi pengamatan, hanya Kota Bitung yang harga jual produknya sangat tergantung pada pasar ekspor. Sementara pada lokasi Padang dan Malang masih berorientasi pada pasar lokal sehingga lebih dipengaruhi oleh produksi pada tingkat lokal. Perkembangan rata-rata harga ikan menurut bulan dan lokasi tersaji pada Tabel 8 Tabel 8. Dinamika Harga Rata-rata Ikan pada Tingkat Produsen, 2013 Average of Price Fish Dynamic on Producer Level, 2013 Kota Bitung (Rp) / Kota Padang (Rp) / Kota Malang / Bulan / Month Bitung City (IDR) Padang City (IDR) Malang City Gabungan (Rp) / Combination Januari / January 35.145 26.038 22.500 26.783 Februari / February 33.932 26.635 22.000 26.775 Maret / March 31.495 27.698 13.555 25.249 April / April 33.192 29.295 15.667 26.935 Mei / May 32.504 24.560 19.636 24.821 Juni / June 33.877 25.528 20.437 25.824 Juli / July 33.857 28.413 22.593 27.899 Agustus / August 27.729 28.130 20.780 26.091 Sumber: Data Primer, 2013 (diolah) / Source: Primary data, 2013 (processed) Perkembangan indeks yang diterima berdasarkan produksi dan harga yang diterima oleh nelayan menunjukkan pola yang relatif meningkat dari titik awal pengamatan di bulan Januari 2013. Kondisi BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 24

Indeks / Index Indeks / Index tersebut mengindikasikan bahwa kondisi paceklik sangat mempengaruhi indeks yang diterima oleh nelayan. Hal ini sejalan dengan kritik Apriliani et al (2012) terkait perhitungan NTN oleh BPS dimana NTN hanya dipengaruhi oleh perkembangan harga sementara komponen produksi dianggap tetap. 160.00 140.00 120.00 100.00 80.00 60.00 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Indeks yang Diterima (IT) Bulan / Month Linear (Indeks yang Diterima (IT)) Gambar 10. Dinamika Bulanan Indeks yang diterima Nelayan Pelagis Besar, 2013 Month Dynamic of Big Pelagic Fishermen Received Index, 2013 Sumber: Data Primer, 2013 (diolah) / Source: Primary data, 2013 (processed) Indeks nilai tukar yang dibayar oleh nelayan dapat dilihat bahwa perkembangan nilai yang diterimadiikuti pula oleh kenaikan indeks yang dibayar. Hal ini disebabkan oleh pengeluaran responden yang semakin besar untuk biaya operasional melaut. Semakin banyak trip yang dilakukan semakin besar pula biaya yang dikeluarkan. Selain itu kenaikan biaya operasional dipengaruhi pula oleh kenaikan harga BBM pada bulan Juni 2013. Pada saat tersebut terlihat bahwa ada lompatan kenaikan biaya operasional yang cukup tinggi. Berdasarkan data BPS, diketahui bahwa terjadi inflasi yang cukup besar setelah kenaikan BBM pada beberapa kelompok pengeluaran misalnya bahan makan sebesar 5,46% dan transportasi komunikasi dan jasa keuangan sebesar 9,6%. 130.00 120.00 110.00 100.00 90.00 80.00 70.00 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Bulan / Month Indeks yang Dibayar (IB) Linear (Indeks yang Dibayar (IB)) Gambar 11. Dinamika Bulanan Indeks yang Dibayar Nelayan Pelagis Besar, 2013 Month Dynamic of Big Pelagic Fishermen Paid Index, 2013 Sumber: Data Primer, 2013 (diolah) / Source: Primary data, 2013 (processed) BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 25

Persentase / Percentage Indeks / Index Diantara kelompok pengeluaran yang menyusun indeks yang dibayar, diketahui bahwa kenaikan indeks tertinggi terjadi pada kelompok pengeluaran biaya produksi khususnya yang terkait dengan pengeluaran operasional kapal. Terjadi beban pengeluaran yang lebih besar terhadap biaya produksi bila dibandingkan dengan pengeluaran rumah tangga. Bila dilihat dari proporsi pengeluaran responden, diketahui pula bahwa pengeluaran terbesar ternyata adalah untuk biaya produksi. Proporsi tersebut semakin besar pada bulan Mei, Juni, Juli seiring dengan semakin intensifnya usaha penangkapan ikan pada bulan-bulan tersebut (Gambar 11). 100% 140.00 130.00 120.00 110.00 100.00 90.00 80.00 70.00 60.00 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Bulan / Month Total Pengeluaran (A+B) A. Pengeluaran Rumah Tangga B. Biaya Produksi Gambar 12. Dinamika Bulanan Proporsi Pengeluaran Nelayan Pelagis Besar, 2013 Expenditure Proportion Month Dynamic of Big Pelagic Fishermen, 2013 Sumber: Data Primer, 2013 (diolah) / Source: Primary data source 2013 80% 60% 40% 20% 0% Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Bulan / Month A.1. Pengeluaran Non Pangan A.2. Pengeluaran Pangan B.1. Biaya Variabel B.2. Biaya tetap Gambar 13. Dinamika Bulanan Proporsi Pengeluaran Berdasarkan Struktur Biaya pada Nelayan Pelagis Besar, 2013 Expenditure Proportion Month Dynamic Based Cost Struktur at Big Pelagic Fishermen, 2013 Sumber: Data Primer, 2013 (diolah) / Source: Primary data, 2013 (processed), BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 26

Persentase / Percentage Berdasarkan Gambar 14, diketahui bahwa secara keseluruhan pengeluaran usaha memiliki proporsi yang lebih besar (71%) dibandingkan dengan pengeluaran rumah tangga (29%). Atas dasar tersebut kenaikan biaya pada komponen biaya produksi yang meliputi biaya tetap dan biaya variabel akan memiliki pengaruh yang lebih kuat terhadap indeks yang dibayar oleh nelayan. Bila dilihat pada masing-masing lokasi, rata-rata proporsi pengeluaran nelayan perbulan cukup bervariasi. 100% 80% 60% 40% 20% 0% Gambar 14. Proporsi Pengeluaran Berdasarkan Struktur Biaya Menurut Lokasi pada Nelayan Pelagis Besar, 2013 Expenditure Proportion Based on Cost Structure By Location on Big Pelagic Fishermen, 2013 Sumber: Data Primer, 2013 (diolah) / Source: Primary data, 2013 (processed) Lokasi Bitung memiliki proporsi biaya produksi (biaya tetap dan biaya variable) mencapai 76,4 % dan merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan lokasi lainnya. Sementara pada lokasi Padang dan Malang secara berturut-turut adalah 36,7 % dan 64,4%. Proporsi pengeluaran rumah tangga terbesar terlihat pada lokasi Padang khususnya untuk pengeluaran pangan. Hal ini sejalan dengan kebiasaan masyarakat kota Padang yang cenderung konsumtif untuk pengeluaran pangan. Misalnya konsumsi daging yang jauh diatas rata-rata nasional. Berdasarkan Data Dinas Pertanian Peternakan dan Kehutanan Kota Padang (2007) konsumsi daging di Kota Padang mencapai 11,37 Kg/Kapita/Hari, sedangkan rata-rata nasional konsumsi daging pada tahun 2014 hanya sebesar 4,38 Kg/Kapita/Hari (Survei Sosial Ekonomi Nasional, 2007 2013 dalam Deptan, 2014). Bitung Padang Malang Lokasi / Location A1. Pengeluaran NON PANGAN A.2. Pengeluaran PANGAN B.1. Biaya Variabel B.2. Biaya tetap Tabel 9. Pengeluaran Rata-rata Menurut Struktur Biaya pada Nelayan Pelagis Besar, 2013 Average of Expenditure Based Cost Structure on Big Pelagic Fishermen, 2013 Kategori Pengeluaran / Expenditure Category Kota Bitung (Rp) / Bitung City Kota Padang (Rp) / Padang City Kota Malang / Malang City (IDR) (IDR) Total Pengeluaran (A+B) / Expenditure Total (A+B) 9.854.346 15.850 270 14 513.744 BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 27

Indeks / Index Kategori Pengeluaran / Expenditure Category Kota Bitung (Rp) / Bitung City (IDR) Kota Padang (Rp) / Padang City (IDR) Kota Malang / Malang City A. Total Pangan Non Pangan (A1+A2) / A. Food and Non Food Total (A1+A2) 2.328.712 4.231 389 5.171.486 A1. Pengeluaran NON PANGAN / A.1 Non Food Expenditure 934.192 547.483 2.372.333 A.2. Pengeluaran PANGAN / A.2. Food Expenditure 1.394.521 3.683.906 2.799.153 B. Pengeluaran BIAYA PRODUKSI (B1+B2) / B. Cost Production Expenditure (B1+B2) 7.525.633 5.809.440 9.342.258 B.1. Biaya Variabel (Rp/Bulan/Kapal) / B.1. Variable Cost (IDR/Month/Fleet) 6.826.600 4.596.615 7.092.258 B.2. Biaya tetap (Rp/Bulan/Kapal) / B.2. Fixed Cost (IDR/Month/Fleet) 699.033 1.212.825 2.250.000 Sumber: Data Primer, 2013 (diolah) / Source: Primary data, 2013 (processed) Nilai Tukar Nelayan Pelagis Besar Tradisional Dinamika bulanan NTN menunjukkan nilai indeks yang rendah pada periode bulan Januari sampai dengan Mei. Hal ini disebabkan oleh kondisi penangkapan ikan yang sulit dilakukan. Cuaca buruk seperti seperti angin kencang dan gelombang tinggi menjadi alasan berkurangnya usaha penangkapan. Kondisi cuaca tersebut dipengaruhi oleh datangnya musim barat yang terjadi sejak bulan November 2012. Peningkatan NTN mulai terjadi semenjak bulan Mei dan mengalami puncak pada bulan Juli. Pada bulan Agustus NTN kembali tertekan karena dua hal yaitu kegiatan penangkapan yang sedikit berkurang dan kenaikan biaya operasional akibat kenaikan BBM pada akhir bulan Juni 2013. 150.00 140.00 130.00 120.00 110.00 100.00 90.00 80.00 70.00 60.00 Rata2 2013 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Bulan / Month NTN Indeks yang Dibayar (IB) Indeks yang Diterima (IT) Linear (NTN) Linear (NTN) Gambar 15. Dinamika Nilai Tukar Bulanan pada Nelayan Pelagis Besar, 2013 Exchange Rate Month Dynamic on Big Pelagis Fishermen, 2013 Ket : Rata-rata 2013 = 100 / Description: 2013 average = 100 Sumber: Data Primer, 2013 (diolah) / Source: Primary data, 2013 (processed) BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 28

Indeks / Index Perbandingan dinamika bulanan indeks NTN antar lokasi menunjukkan kondisi yang bervariasi antar satu lokasi dengan lokasi lainnya. Lokasi yang cukup ekstrem terjadi di Malang yang mewakili WPP 573. Pada awal tahun hampir tidak ada penangkapan oleh nelayan di Malang akibat banyaknya tenaga kerja atau anak buah kapal (ABK) yang pulang ke kampung halaman semenjak memasuki musim barat. Penangkapan hanya dilakukan oleh tenaga kerja lokal dan tenaga kerja yang tinggal selama masa musim barat. Para ABK mulai kembali dari kampung halaman kegiatan penangkapan sudah mulai dapat dilakukan sejak bulan Mei 2014. Lokasi Padang dan Bitung memiliki kondisi yang relatif sama. Kegiatan penangkapan terus dilakukan meskipun memasuki musim barat. Oleh karena itu pada dua lokasi tersebut NTN tidak jatuh terlalu dalam pada awal-awal tahun. Pergerakan NTN relatif stabil sepanjang waktu pengamatan meski terjadi dinamika antar bulan. 250.00 200.00 150.00 100.00 50.00 0.00 Rata2 2013 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Bulan / Month NTN Gabungan NTN Bitung NTN Padang NTN Malang Bitung Gambar 16. Dinamika Nilai Tukar Bulanan Menurut Lokasi pada Nelayan Pelagis Besar, 2013 Exchange Rate Month Dynamic By Location on Big Pelagic Fishermen, 2013 Ket : Rata-rata 2013 = 100 / Description: 2013 average = 100 Sumber: Data Primer, 2013 (diolah) / Source: Primary data, 2013 (processed) Tabel 10. Rata-rata Nilai Tukar pada Nelayan Pelagis Besar, 2013 Exchange Rate Average On Big Pelagic Fishermen, 2013 Kategori / Category Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agt a. Indeks yang DIterima b. Indeks yang Dibayar c. NTN 76,49 96,66 79,14 120,47 99,43 121,15 96,44 95,12 101,39 73,28 96,91 75,62 110,81 94,31 117,50 124,06 110,11 112,67 118,36 106,50 111,15 80,08 100,96 79,31 Padang a. Indeks yang DIterima b. Indeks yang Dibayar 94,23 85,05 92,41 81,27 100,86 88,65 97,05 98,31 92,58 114,79 117,72 114,79 107,81 118,43 96,95 110,80 BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 29

c. NTN 110,79 113,71 113,77 98,72 102,55 102,55 91,04 87,50 Malang a. Indeks yang DIterima b. Indeks yang Dibayar c. NTN 1,82 54,88 3,32 4,24 56,87 2,41 25,87 88,51 29,23 55,39 95,53 57,98 115,84 107,92 107,34 185,35 141,15 131,32 258,90 133,00 194,66 154,42 122,14 126,43 Gabungan a. Indeks yang DIterima b. Indeks yang Dibayar c. NTN 68,93 79,64 86,54 69,93 80,26 98,98 82,89 89,51 92,61 81,58 96,61 84,45 102,70 102,33 100,36 134,53 125,05 107,58 144,43 119,94 120,42 105,50 106,67 98,90 Sumber: Data Primer, 2013 (diolah) / Source: Primary data, 2013 (processed) IKU 2. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) Tabel 11 Capaian NTPi Tahun 2013 IKU Target Realisasi % 1 NTPi )* 104 104,7 100,67 Ket: *: Angka Triwulan III 2013 NTPi merupakan rasio antara seluruh penerimaan (revenue) dibanding seluruh pengeluaran (expenditure) pembudidaya ikan. Selain itu, juga digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan pembudidaya ikan dan merupakan ukuran kemampuan keluarga pembudidaya ikan untuk memenuhi kebutuhan subsistennya. Hingga bulan Oktober 2013 NTPi masih tergabung dalam penghitungan NTN dengan menggunakan penghitungan tahun dasar 2007. Sejak November 2013 NTPi telah terpisah dengan NTN dengan perhitungan tahun dasar 2012. Nilai NTPi/NTN hingga Oktober 2013 (berdasarkan perhitungan tahun dasar 2007) sebesar 105,37 dan NTPi November Desember 2013 dengan tahun dasar 2012, terjadi penurunan NTPi dengan rata-rata sebesar 101,65. Berdasarkan data di atas bila NTPi tersebut dirata-rata dari Januari Desember 2013 maka dapat disimpulkan nilai sementara NTPi 2013 sebesar 104.70. Nilai target NTPi sebesar 105 pada tahun 2014 telah dapat dicapai ditahun 2013 (TW III). Nilai tukar di atas 100 ini menunjukkan bahwa nelayan/pembudidaya mengalami surplus, dalam artian bahwa harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya atau pendapatan nelayan/pembudidaya naik lebih besar dari pengeluarannya. Dengan asumsi volume produksi sama, maka nilai NTN >100 menunjukkan kesejahteraan nelayan/pembudidaya meningkat. Nilai NTPi/NTN dari tahun 2012 hingga tahun 2013 sebagaimana pada tabel dibawah. BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 30

Tabel 12. Nilai NTN/NTPi tahun 2012 2014 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan IKU 2012 2013* 2014 - Target ** 104 105 - Realisasi 105,37 104,70 - Prosentase 100,67 Ket: * angka sementara, NTPi Januari- Oktober dihitung berdasarkan tahun dasar 2007, sedangkan NTPi November Desember 2013 dihitung berdasarkan tahun dasar 2012. ** belum ditentukan targetnya Tabel 12 di atas menunjukan bahwa pada Tahun 2013 nilai NTPi melebihi target, jika dibandingkan dengan tahun 2012, realisasi NTPi mengalami penurunan yakni 105,37 (2012) menjadi 104,70 (2013), sedangkan untuk tahun 2014 target NTPi sebesar 105. Dukungan BBPSEKP terhadap output KKP terkait NTPi tersebut adalah dengan dilakukankegiatan Panelkanas tahun 2013. Hasil data yang didapatkan menunjukkan bahwa NTPi berfluktuasi dengan kecenderungan yang menurun dibandingkan tahun dasar. Hal ini disebabkan oleh produktifitas yang menurun sehingga indeks yang diterima mengalami penurunan. IKU 3. Rata-rata pendapatan pengolah & pemasar (KK/bulan) Pendapatan adalah penerimaan bersih seseorang, baik berupa uang kontan maupun natura sebagai hasil penjualan pengolah dan pemasar setelah dikurangi biaya-biaya produksi. Selain itu, pendapatan juga dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat secara relatif dan merupakan ukuran kemampuan keluarga nelayan dan pembudidaya ikan untuk memenuhi kebutuhannya. Target rata-rata pendapatan pengolah dan pemasar tahun 2013 adalah Rp 1,8 Juta per KK/Bulan. Capaian rata-rata pendapatan pengolah dan pemasar dihitung dari pendapatan penerima program PUMP- P2HP sebagai dampak dari sasaran program penerima bantuan PUMP-P2HP. Berdasarkan sampel kelompok pada 100 Kabupaten/Kota di 29 Provinsi penerima PUMP-P2HP, diperoleh hasil perhitungan rata-rata pendapatan pengolah dan pemasar sebesar Rp 2.297.705,- per KK/Bulan. Program PUMP-P2HP dalam bentuk bantuan langsung masyarakat yang dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan kelompok untuk mengembangkan usahanya, dapat memberikan dampak peningkatan pendapatan diatas upah rata-rata minimum nasional tahun 2013 sebesar Rp 1.434.906,- per KK/Bulan. IKU ini didefinisikan sebagai rata rata uang yang diterima oleh Kepala Keluarga Pengolah dan atau Pemasar dari aktivitas usahanya selama satu periode. Teknik menghitungnya dengan menggunakan rumus sebagai berikut : BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 31

Menghitung Rata-rata pendapatan pengolah & pemasar (KK/bulan)dengan rumus: P = Pendapatan (Rupiah) X = Uang yang diterima Kepala Keluarga Y = Jumlah Kepala Keluarga Tabel 13. Pendapatan Rata-rata Pendapatan Pengolah & Pemasar (KK/Bulan) per Provinsi IKU Target Realisasi % Rata-rata pendapatan pengolah & pemasar (KK/bulan). Rp1,800.000 Rp 2,297.705 127,78 Berdasarkan Tabel 3.9 diatas, Target rata-rata pendapatan pengolah dan pemasar tahun 2013 adalah Rp 1,800.000 per KK/Bulan. Capaian rata-rata pendapatan pengolah dan pemasar dihitung dari pendapatan penerima program PUMP-P2HP sebagai dampak dari sasaran program penerima bantuan PUMP-P2HP. Angka capaian pada tabel di atas berdasarkan sampel kelompok pada 100 Kabupaten/Kota di 29 Propinsi Penerima PUMP P2HP diperoleh hasil rata-rata pendapatan Rp. 2,297.705 per KK/bulan. Dengan adanya program PUMP-P2HP dalam bentuk bantuan langsung masyarakat yang dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan kelompok untuk mengembangkan usahanya, dapat memberikan dampak peningkatan pendapatan diatas upah rata-rata minimum nasional tahun 2013 sebesar Rp 1.434.906,- per KK/Bulan. Dukungan BBPSEKP terhadap peningkatan Rata-rata pendapatan pengolah & pemasar (KK/bulan) adalah melaluikegiatan Evaluasi Dampak PNPM KP terkait perkiraan dampak kegiatan Pokhlasar. BBPSEKP telah melakukan kajian evaluasi dampak PNPM Mandiri KP yang secara umum baru memanfaatkan data yang tersedia dari Ditjen pelaksana. Dari data yang tersedia dapat disimpulkan bahwa bantuan PNPM MAndiri KP dapat memberikan dampak positif terhadap penerimanya, namun demikian, kajian mendalam masih perlu dilakukan dengan melakukan survey yang terprogram. Adapun kinerja outcome PNPM Mandiri KP terhadap kelompok pengolah dan pemasar adalah mencapai peningkatan sebesar 57%. IKU 4. Rata-rata pendapatan petambak garam (KK/bulan) IKU ini didefinisikan sebagai rata-rata pendapatan usaha masyarakat Kelautan per orang/bulan. Teknik menghitungnya yaitu : Menccari data jumlah produksi garam Mencari data harga pasar Rumus untuk menghitung rata-rata pendapatan usaha garam rakyat sebagai berikut (Rp.) : Jumlah Produksi x Harga Pasar / 12 bulan BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 32

IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yangdiharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapun deskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut: Tabel 14.Rata-rata pendapatan petambak garam (KK/bulan) IKU Target Realisasi % Rata-rata pendapatan petambak garam (KK/bulan). Rp1,8 juta Rp2,8 juta Rata-rata pendapatan petambak garam per-kepala Keluarga/bulan yang masuk dalam KUGAR dihitung dari jumlah pendapatan petambak garam penerima Program PUGAR selama musim panen dibagi lama bulan produksi. Laporan 42 Kabupaten/Kota penerima PUGAR 2013, diketahui bahwa lama masa produksi rata rata secara nasional sekitar 3,19 bulan, termasuk masa persiapan, masa evaporasi dan pemanenan, dan pemulihan lahan. Daerah daerah tertentu yang menggunakan sistem perebusan memiliki masa produksi yang lebih variatif dan lama, misalnya Aceh Utara yang mulai memproses sejak pertengahan Januari Desember 2013. Perhitungan pendapatan menggunakan beberapa variabel, yakni:luas lahan PUGAR;Produksi Nasional;Produktifitas PUGAR per hektar per musim;penjualan garam (estimasi nilai produksi);total biaya (TC) baik operasional maupun investasi;pendapatan bersih; danlama bulan dalam satu kali periode produksi (musim). Harga garam bervariasi antara satu daerah dengan daerah lainnya, dan setelah pengolahan data (lihat tabel pengolahan) diketahui bahwa per hektar lahan mampu menghasilkan pendapatan bersih sebesar Rp. 3.660.859,93. Petambak PUGAR mengolah/mendayagunakan lahan antara 0,5 s/d 1 Ha. Dengan luasan lahan 20.870,82 Ha dan jumlah total petambak sebanyak 31.432, maka per petambak rata rata mengolah lahan sebesar 0,77 Ha, sehingga pendapatan per petambak sebesar Rp. 0,77 x Rp. 3.660.859,93 = Rp. 2.819.466. Dukungan BBPSEKP terhadap peningkatan rata-rata pendapatan pengolah garam (KK/bulan) adalah melalui kegiatan Penelitian tentang Aspek Sosial Ekonomi Pengembangan Garam Industri dan Produk Garam Derivatif. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada beberapa lokasi antara lain yaitu Kabupaten Pati (lokasi sentra garam intensifikasi), dan Kabupaten Sumenep (lokasi garam intensifikasi), dan Kabupaten Jeneponto(lokasi penyangga garam intensifikasi). Metode penelitian yang digunakan adalah kombinasi kuantitatif-kualitatif untuk memperoleh pemahaman yang paling baik mengenai pengembangan usaha garam industri dan produk turunannya berbasis garam rakyat di Indonesia. Kabupaten Pati terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara pengolah yang mempunyai kapasitas produksi dibawah 6 ton/hari, 6-15 ton/hari dan diatas 15 ton/hari. Hal yang mempengaruhi adalah jumlah peralatan yang dimiliki. Sebagian besar pengolah garam konsumsi memiliki SNI tapi sudah BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 33

tidak diperpanjang lagi, rata-rata SNI mereka sudah kadaluarsa. Kualitas garam yang dihasilkan berbeda, untuk produsen < 6 ton/hari masih lebih kuning dibandingkan yang kualitas produksinya diatas 6 ton/hari dan lebih dalam bentuk garam briket saja karena permintaan pasarnya. Harga jual garam halus dan garam briket cukup beragam, garam briket dengan ukuran sama akan tetapi harga jual per pak nya berbeda, harga garam briket dengan ukuran 2,5 kg/pak pada beberapa kelompok usaha UD Sumber Makmur Rp. 2.500,-/pak, UD Cemerlang Rp. 3.500,-/pak, UD Kaliyan ukuran 3 kg/pak harganya Rp. 6.000,-/pak. Analisis Usaha Pengolahan Garam Konsumsi Per Bulan di Kabupaten Pati Tahun 2013 basis perhitungan per bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 No Kegiatan UD Sumber Makmur UD Cemerlang UD WM. Putra II UD Empat Permata UD Permata Laut KBU Jago UD Kaliyan Perusah aan Talenta Raya Kapasitas Produksi 15 ton /hari 11 ton /hari 5 ton /hari 3,3 ton /hari 10 ton /hari 2,5 ton /hari 30 ton /hari 6 ton/ hari TOTAL BIAYA 210.290.3 33 120.320.22 0 81.835.220 35.207. 667 138.546. 947 45.7 96.0 31 325.55 3.542 82.119.5 87 TOTAL PENDAPATAN 476.700. 000 258.443.00 0 154.18 0.000 101.400. 000 276.238.000 106. 678. 000 716.85 7.143 174.200.000 Keuntungan usaha perbulan 266.409.6 67 138.122.78 0 72.344.780 66.192.3 33 137.691. 053 60.8 81.9 69 391.30 3.601 92.080. 413 Sumber : Data primer diolah, 2013 Data diatas menunjukkan bahwa terdapat delapan kelompok usaha yang melakukan kegiatan pengolahan garam di Kabupaten Pati. Rata-rata pendapatan pengolah garam yang mereka peroleh pada Tahun 2013 adalah sejumlah Rp. 283.087.000,-/bln dengan keuntungan rata-rata usaha perbulan sebesar Rp. 153.128.324. Sumenep merupakan salah satu lokasi yang juga terdapat beberapa pengolah garam konsumsi, akan tetapi kegiatan usaha pengolahan garam konsumsi masih terbatas dari jumlah produksi dan teknologinya.kabupaten Sumenep mempunyai dua unit pengolahan garam konsumsi, satu unit yang sudah skala usaha dan satu unit lagi yang masih skala pembinaan masyarakat. UD Bina Usaha sudah 10 tahun dalam usaha pengolahan garam di Kabupaten Sumenep. Produk yang dihasilkan antara lain garam krosok dan garam halus. Garam krosok dijual dengan karung dengan harga Rp. 600/kg, sedangkan garam halus di BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 34

jual dengan ukuran 0,25 kg dan 0,5 kg dengan harga masing-masing Rp. 1.400/kg. Secara total, UD Bina Usaha dapat memasarkan 1.100 ton/bulan garam krosok, 400.000 bungkus garam 0,25 kg dan 200.000 bungkus garam 0,5 kg yang kesemuanya itu tesebar di pasar lokal. Berikut adalah analisis pengolahan garam di Kabuapten Sumenep tahun 2013. Analisis Usaha Pengolahan Garam Perbulan di Kabupaten Sumenep Tahun 2013 basis perhitungan perbulan 1 2 No Kegiatan UD Sumber Makmur PBM Cahaya Abadi Kapasitas Produksi 25 ton /hari 100 kg/hari Garam Halus TOTAL BIAYA 389.262.357 2.797.245 TOTAL PENDAPATAN 778.220.000 5.000.000 Keuntungan usaha perbulan 388.957.643 2.202.755 Sumber: Data Primer dianalisis, 2013 Dari data diatas, diketahui bahwa usaha pengolahan garam per bulan mencapai pendapatan Rp. 391.610.000,-/bulan, dengan keuntungan perbulan sebesar Rp. 195.580.199 pada Tahun 2013. Lokasi Jeneponto, hanya memiliki 2 (dua) perusahaan pengolahan garam. Satu dari Koperasi Garam Mekar dan satunya lagi dari usaha pengolahan kecil (Gerbang Mas). Kapasitas pengolahan Koperasi Garam Mekar sekitar 12 ton/bulan dan pengolahan Gerbang Mas sekitar 5 ton/bulan. Pengolahan Gerbang Mas hanya memiliki mesin pencampur iodium saja sehingga garam krosok yang dihasilkan di tambak garam hanya diberi iodium saja. Koperasi Garam Mekar mempunyai fasilitas yang lebih lengkap dimulai dari pencucian, penghancuran, pengeringan, yodisasi hingga ke pengepakan. Hal ini mempengaruhi biaya produksinya, sehingga biaya produksi koperasi jauh lebih besar dibandingkan dengan biaya produksi Gerbang Mas. Harga jual garam beryodium Gerbang Mas lebih tinggi (Rp. 3.000/kg) dibandingkan dengan Koperasi Garam Mekar (Rp. 2.300/kg). Dilain pihak, Koperasi yang lebih besar menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi. Berikut adalah analisis usaha pengolahan garam di Kabuapten Jeneponto. Analisis Usaha Pengolahan Garam Perbulan di Kabupaten Jeneponto Tahun 2013 basis perhitungan pertahun per kg No Kegiatan Gerbang Mas Koperasi Kapasitas Produksi 5 ton /bulan 12 ton / bulan TOTAL BIAYA 34.252.400 168.575.856 TOTAL PENDAPATAN 166.000.000 319.200.000 Keuntungan usaha perbulan 131.747.600 150.624.144 Sumber: Data Primer dianalisis, 2013 Dari data tersebut diatas dapat diketahui bahwa pendapatan rata-rata per bulan untuk pengolahan garam pada Tahun 2013 adalah Rp. 242.600.000/bulan. IKU 5. Pertumbuhan PDB Perikanan BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 35

Hasil output perikanan dalam suatu perekonomian dengan tidak mempertimbangkan pemiliki faktor produksi dan hanya menghitung total produksi dalam suatu perekonomian. Teknik menghitungnya dengan menggunakan rumus sebagai berikut : PDB = pengeluaran rumah tangga (C) + pengeluaran pemerintah (G) + Pengeluaran investasi (I) + (ekspor impor) IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yangdiharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapun deskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut: Tabel 15Pertumbuhan PDB Perikanan IKU Target (%) Realisasi % Pertumbuhan PDB Perikanan 7 6,9 98,57 Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kelautan dan perikanan, termasuk didalamnya pengolahan dan pemasaran hasil perikanan, adalah meningkatnya nilai PDB perikanan. Pertumbuhan PDB Perikanan dari tahun ke tahun selalu meningkat, hal tersebut menggambarkan bahwa kemampuan sumberdaya perikanan sebagai andalan dalam perekonomian nasional. PDB perikanan diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa perikanan yang diproduksi dalam jangka waktu tertentu (per tahun). Adapun angka persentase pertumbuhan PDB Perikanan diperoleh dengan membandingkan nilai PDB Perikanan (berdasarkan harga konstan) tahun 2013 dibandingkan dengan nilai PDB Perikanan tahun 2012. Pertumbuhan PDB perikanan tahun 2013 ditargetkan mencapai 7%. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, pertumbuhan PDB perikanan berdasarkan harga konstan tahun 2000 dalam kurun waktu setahun terakhir meningkat sebesar 6,9%, yakni Rp 57.702,6 Miliar pada tahun 2012 menjadi Rp 61.661,2 Miliar pada tahun 2013, atau tercapai 98,57% dari target yang telah ditetapkan. Sama halnya dengan pertumbuhan pada periode tahun 2013 dengan tahun sebelumnya, selama kurun waktu 2009-2013, pertumbuhan PDB perikanan meningkat rata-rata sebesar 14,83% per tahun dan merupakan rata-rata tertinggi dalam sektor pertanian secara umum. Dalam dua tahun terakhir PDB perikanan tumbuh di atas rata-rata nasional dan dalam 4 tahun terakhir memiliki rata-rata pertumbuhan tertinggi dalam sektor pertanian secara umum. Hal ini menunjukkan bahwa perikanan memegang peranan strategis dalam mendorong pertumbuhan pada PDB kelompok pertanian secara umum, maupun pada PDB Nasional. Berikut adalah tabel pencapaian IKU-2 Ditjen P2HP pada tahun 2013. BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 36

Berdasar harga konstan thn 2000 At 2000 Constant Prices Berdasar harga berlaku At current prices Tabel 16. Pencapaian IKU-2 Ditjen P2HP, 2009-2013 (Rp Miliar) LAPANGAN USAHA INDUSTRIAL ORIGIN 2009 2010 TAHUN - YEAR 2011 2012*) 2013**) Kenaikan rata-rata (%) Increasing average 2009-2013 Kelompok Pertanian / Agriculture Group 857 196.8 985 470.5 1 091 447.1 1 193 452.9 1 311 037.3 11.23 a. Tanaman Bahan Makanan / Food Crops 419 194.8 482 377.1 529 967.8 574 916.3 621 832.7 10.40 b. Tanaman Perkebunan / Estate Crops 111 378.5 136 048.5 153 709.3 162 542.6 175 248.4 12.17 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya / Livestock & Its product 104 883.9 119 371.7 129 297.7 145 720.0 165 162.9 12.04 d. K e h u t a n a n / Forestry 45 119.6 48 289.8 51 781.3 54 906.5 56 994.2 6.02 e. P e r i k a n a n / Fisheries 176 620.0 199 383.4 226 691.0 255 367.5 291 799.1 13.38 PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) / Gross Domestic Product 5 606 203.4 6 446 851.9 7 419 187.1 8 229 439.4 9 083 972.2 12.85 PDB TANPA MIGAS / GDP Without Oil & Gas 5 141 414.4 5 941 951.9 6 795 885.6 7 588 322.5 8 416 039.5 13.13 Persentase PDB Perikanan / Fisheries GDP Sharring Persentase terhadap kelompok pertanian / To Agriculture group 20.60 20.23 20.77 21.40 22.26 Persentase terhadap PDB / To GDP 3.15 3.09 3.06 3.10 3.21 Persentase terhadap PDB tanpa Migas / To GDP Without Oil & 3.44 3.36 3.34 3.37 3.47 Kelompok Pertanian / Agriculture Group 295 883.8 304 777.1 315 036.8 328 279.7 339 890.2 3.53 a. Tanaman Bahan Makanan / Food Crops 149 057.8 151 500.7 154 153.9 158 910.1 161 969.5 2.10 b. Tanaman Perkebunan / Estate Crops 45 558.4 47 150.6 49 260.4 52 325.4 54 903.0 4.78 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya / Livestock & Its product 36 648.9 38 214.4 40 040.3 41 918.6 43 914.0 4.63 d. K e h u t a n a n / Forestry 16 843.6 17 249.6 17 395.5 17 423.0 17 442.5 0.88 e. P e r i k a n a n / Fisheries 47 775.1 50 661.8 54 186.7 57 702.6 61 661.2 6.59 PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) / Gross Domestic Product 2 178 850.4 2 314 458.8 2 464 566.1 2 618 938.4 2 770 345.1 6.19 PDB TANPA MIGAS / GDP Without Oil & Gas 2 036 685.5 2 171 113.5 2 322 653.1 2 481 796.7 2 636 976.0 6.67 Pertumbuhan PDB Year on Year (Y on Y) Perikanan/ Fisheries 4.2 6.0 7.0 6.5 6.9 14.83 Kelompok Pertanian / Agriculture Group 4.0 3.0 3.4 4.2 3.5 PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) / Gross Domestic Product 4.6 6.2 6.5 6.3 5.8 PDB TANPA MIGAS / GDP Without Oil & Gas 5.0 6.6 7.0 6.9 6.3 Sumber / Source : Badan Pusat Statistik / Statistics of Indonesia Keterangan : *) : Angka sementara / Preliminary Figures **) : Angka sangat sementara / Very preliminary figures ***) : Angka sangat sangat sementara / Very very preliminary figures Apabila pencapaian indikator kinerja pertumbuhan PDB perikanan sebesar 6,86% di tahun 2013 ini dibandingkan dengan target jangka menengah sebagaimana tercantum pada Renstra 2010-2014, maka pencapaian pada indikator kinerja ini telah mencapai 94,63% dibandingkan dengan target sampai dengan tahun 2014 sebesar 7,25%. Pencapaian sasaran strategis 1, yaitu meningkatnya kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan, salah satunya didukung oleh kegiatan antara lain (1), Pengembangan usaha pengolahan hasil perikanan; (2) Pengembangan usaha pasca panen nonkonsumsi hasil kelautan dan perikanan; (3) Peningkatan serapan pasar domestik hasil perikanan; (4) Peningkatan dan perluasan akses pasar ekspor hasil kelautan dan perikanan; (5) Peningkatan investasi pengolahan dan pemasaran hasil perikanan; dan (6) Pengembangan uji terap ragam produk dan alat pasca panen dan pemasaran hasil kelautan dan perikanan. Melalui berbagai kegiatan di atas diharapkan dapat terwujud peningkatan daya saing produk perikanan dan ketahanan pangan. Dukungan BBPSEKP dalam pertumbuhan PDB adalah dengan dilakukan kegiatan penelitian terkait Strategi Pertumbuhan PDB Perikanan. Model yang telah dikembangkan BBPSEKP terrsebut dilakukan dengan penggolongan berbagai kegiatan ekonomi di Indonesia ke dalam 75 kelompok komoditas. Kegiatan ekonomi di sektor KP pun disertakan dalam pemodelan ini. Namun karena adanya keterbatasan BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 37

sumberdaya yang terdapat di BBPSEKP, maka model ini baru mampu mengakomodir 10 (sepuluh) kelompok komoditas KP saja. Kesepuluh kelompok tersebut adalah : Kode Kelompok Komoditas 23 Tuna 24 Tongkol 25 Cakalang 26 Perikanan laut 27 Patin 28 Perikanan Budidaya 29 Udang 33 Garam Kasar 35 Ikan Kering dan Asin 36 Ikan Olahan dan Awetan Simulasi yang dilakukan pada model ekonomi KP Indonesia 2008 menggunakan asumsi target pertumbuhan PDB sektor KP sebesar 7%. Simulasi yang dilakukan terdiri dari 11 simulasi.simulasi 1-10 dilakukan untuk mengetahui besaran pertumbuhan final demand yang diperlukan untuk mencapai target pertumbuhan PDB, sedangkan simulasi 11 khusus dilakukan untuk mengetahui berapa besaran pertumbuhan final demand yang diperlukan untuk mencapai target pertumbuhan PDB KP. Dan dari hasil simulasi tersebut diperoleh data bahwa untuk mencapai pertumbuhan PDB KP sebesar 7% perlu adanya pertumbuhan final demand sebagai berikut : Simulasi Kelompok Komoditas Pertumbuhan Demand 1 Tuna 1107% 2 Tongkol 1593% 3 Cakalang 1128% 4 Ikan Laut 84% 5 Patin 1108% 6 Ikan Darat 68% 7 Udang 147% 8 Garam 3315% 9 Ikan Asin 150% 10 Ikan Olahan dan Awetan 82% 11 Seluruh Komoditas KP 18% Sedangkan besaran Peningkatan Nilai Demand Komoditas KP yang diperlukan untuk Menciptakan Pertumbuhan PDB KP sebesar 7% : Komoditas Peningkatan Final Demand Komoditas KP (Rp.000) % Peningkatan Final Demand Peningkatan Produksi Komoditas KP (Rp.000) % Peningkatan Output Peningkatan PDB KP (Rp.000) Pertumbuhan PDB KP BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 38

Tuna 487.855 17.903 689.555 16 499.535 15.57 Tongkol 338.867 17.903 478.969 16 346.980 15.57 Cakalang 478.655 17.903 676.551 16 490.114 15.57 Ikan Laut 6.397.505 17.903 9.086,831 16 6.582.783 15.54 Patin 487.798 17.903 599.832 14 467.568 13.80 Ikan Darat 7.941.725 17.903 9.718.294 16 7.575.372 16.19 Udang 3.754.453 17.903 7.230.692 15 5.043.205 14.73 Garam 159.960 17.903 167.453 27 141.898 26.66 Ikan Asin 3.805.332 17.903 4.142.441 15 1.745.961 14.53 Ikan Olahan dan Awetan Seluruh Komoditas KP 7.408.505 17.903 8.123.361 13 2.209.860 13.10 31.260.656 40.918.979 25.103.276 7.00 Dari hasil simulasi yang dilakukan juga dapat diambil kesimpulan bahwa untuk target pertumbuhan PDB KP sebesar 7% dinilai memungkinkan untuk dicapai. Untuk mecapai target tersebut maka KKP perlu menggulirkan program yang dapat mendorong peningkatan final demand terhadap semua komoditas KP secara serentak, sebesar 18% untuk masing-masing komoditas. Selanjutnya peningkatan final demand tersebut akan diserap oleh rumah tangga, swasta dan diekspor ke luar negeri. 3.3.2 Sasaran Strategis 2 : Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian BBPSEKP oleh Masyarakat Kelautan dan Perikanan IKU 6. Jumlah jejaring dan kemitraan BBPSEKP Jejaring dan kemitraan hasil penelitian BBPSEKP merupakan salah satu kunci pemanfaatan hasil penelitian BBPSEKP oleh user atau pengguna. Jejaring dan kemitraan ini dibangun melalui proses koordinasi antara BBPSEKP dengan calon pengguna. Jejaring dan kemitraan BBPSEKP telah dibangun dari tahun 2006 atau semenjak BBPSEKP telah berdiri. Berkaitan dengan kerjasama BBPSEKP yang melibatkan masyarakat kelautan dan perikanan, dihitung dengan teknik yaitu : akumulasi jumlah jejaring dan kemitraan BBPSEKP (s/d tahun berjalan). IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapun deskripsi capaian atas IKU ini dari BBPSEKP sebagai berikut: BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 39

Tabel 17. Pencapaian IKU-6 BBPSEKP, 2012-2013 No Rincian Output Target 2012 Capaian 2012 Target 2013 Capaian 2013 Target 2014 1 Jumlah jejaring dan kemitraan BBPSEKP 4 7 4 1 3 Dari tabel 17 diatas dapat dilihat bahwa jumlah jejaring dan kemitraan BBPSEKP pada tahun 2013 memiliki capaian yang lebih rendah yaitu 25% atau sejumlah 1 (satu) jejaring dari target sejumlah 4 (empat). Dan jika dibandingkan dengan tahun 2012, capaian tahun 2013 lebih rendah atau terdapat selisih capaian sejumlah 85% atau 6 (enam) jejaring atau kemitraan. Sehingga berdasarkan bobot validasi IKU, capaian jejaring pada tahun 2013 hanya mencapai 0.2, dengan koeifisien 0.25, serta skor sejumlah 0.0625. Berikut adalah hasil jejaring BBPSEKP dengan instansi lain dari tahun 2012-2013 : Tahun 2012 meliputi : 1. Perjanjian Kerjasama dengan Dinas Perikanan Daerah Istimewa Yogyakarta 2. Perjanjian Kerjasama dengan Dinas Perikanan Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur 3. Perjanjian Kerjasama dengan Dinas Perikanan dan Kelautan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat; 4. Perjanjian Kerjasama dengan Dinas Perikanan dan Kelautan, Kabupaten Lamongan, Jawa Tengah; 5. Perjanjian Kerjasama dengan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah; 6. Perjanjian Kerjasama dengan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Subang, Jawa Barat; 7. Perjanjian Kerjasama dengan Dinas Perikanan dan Kelautan, Kabupaten Gunung Kidul, Jawa Tengah Perjanjian Kerjasama Tahun 2013 : 1. Perjanjian Kerjasama dengan Dinas Perikanan dan Kelautan, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah Dengan belum tercapainya sejumlah 3 (tiga) target jejaring tersebut, BBPSEKP membuat target capaian jejaring dan kemitraan sejumlah 3 (tiga) pada tahun 2014. Jika dinilai berdasarkan validasi IKU, bobot IKU pada tahun 2013 adalah mencapai 0.2, dan koefisien sebesar 0.25, dan skor IKU sebesar 0.625. IKU 7. Jumlah hasil Penelitian BBPSEKP yang diadopsi oleh Masyarakat KP IKU ini didefinisikan sebagai IPTEK yang disebarkan oleh BBPSEKP, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui berbagai media, kepada masyarakat pengguna. Teknik menghitungnya yaitu jumlah hasil penelitian BBPSEKP yang diadopsi oleh masyarakat setiap tahun. IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapun deskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut: Tabel 18 Pencapaian IKU-7 BBPSEKP, 2012-2013 No Rincian Output Target 2012 Capaian 2012 Target 2013 Capaian 2013 Target 2014 1 Jumlah hasil Penelitian Sosial Ekonomi KP yang diadopsi oleh Masyarakat KP 4 6 4 4 1 BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 40

Dari tabel 18 di atas terlihat bahwa capaian jumlah hasil penelitian BBPSEKP yang diadopsi oleh masyarakat KP pada tahun 2013 adalah sejumlah 4 buah atau sejumlah 100%. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, capaian hasil adopsi lebih rendah sejumlah 2 (dua) atau terdapat selisih 25%. Hal tersebut diakibatkan adanya kebijakan penentuan pada sumber adopsi. Bahwasannya pada tahun 2013 ditentukan bahwa sumber adopsi BBPSEKP merupakan kegiatan litbang yang menghasilkan model penerapan kelembagaan KP dengan keragaman tipologi. Jika dihitung berdasarkan bobot validasi IKU, capaian hasil adopsi output tersebut adalah mencapai 0.3 dengan koefisien dan skor per IKU 0.375. Berikut adalah capaian hasil adopsi oleh masyarakat KP : Tabel 19 Capaian hasil penelitian BBPSEKP yang diadopsi oleh masyarakat kelautan dan perikanan No Kegiatan Litbang KP Lokasi Pengembangan Ekonomi Kawasan Berbasis Iptek KP (KIMBis) dengan Tipologi Kabupaten 1 Perikanan Tangkap Laut Indramayu Pengembangan Ekonomi Kawasan Berbasis Iptek KP (KIMBis) dengan Tipologi Kabupaten 2 Budidaya Subang Pengembangan Ekonomi Kawasan Berbasis Iptek KP (KIMBis) dengan Tipologi Kabupaten 3 PUD Wonogiri Pengembangan Ekonomi Kawasan Berbasis Iptek KP (KIMBis) dengan Derivatif Kabupaten 4 Garam Pati Sedangkan pada tahun 2014, BBPSEKP menentukan target jumlah penelitian sosek KP yang diadopsi oleh masyarakat KP sejumlah 1 (satu). IKU 8. Jumlah pengguna hasil Penelitian BBPSEKP (Kelompok/Orang) IKU ini didefinisikan sebagai anggota masyarakat KP yang menerima IPTEK secara langsung dari BBPSEKP maupun pengguna yang mendapatkan IPTEK secara tidak langsung di sekitar kawasan kelompok sasaran. Teknik menghitungnya yaitu jumlah pengguna (kelompok/orang) yang telah memanfaatkan IPTEK hasil kegiatan BBPSEKP setiap tahun. IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapun deskripsi capaian atas IKU ini dari BBPSEKP sebagai berikut: Tabel 20 Pencapaian IKU-8 BBPSEKP, 2012-2013 No Rincian Output Target 2012 Capaian 2012 Target 2013 Capaian 2013 Target 2014 1 Jumlah pengguna hasil penelitian BBPSEKP 4 6 5 13 19 Dari Tabel 20 di atas terlihat bahwa capaian jumlah pengguna hasil penelitian BBPSEKP pada tahun 2013 adalah lebih besar dari target yang ditentukan atau tercapai 260%. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, capaian tersebut lebih tinggi 7 (tujuh) pengguna atau 117%. Kenaikan jumlah pengguna hasil litbang KP disebabkan oleh ada beberapa kelompok masyarakat KP yang secara tidak langsung memperoleh introduksi teknologi KP, telah mengintroduksikan teknologi yang serupa dengan kelompok yang menerima paket teknologi secara langsung. BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 41

Berdasarkan validasi IKU, bobot jumlah pengguna tersebut adalah mencapai 0.3. Dengan nilai koefisien 0.375, dan skor iku 0.975. Adapun capaian tersebut adalah memiliki rincian sebagai berikut : Tabel 21 Capaian Jumlah Pengguna Hasil Penelitian BBPSEKP PROVINSI KAB/KOTA PENGGUNA IPTEK YANG DIADOPSI Jawa Barat Kab. Subang 9 Kelompok - Pengembangan Ekonomi Kawasan Berbasis Iptek KP (KIMBis) Jawa Tengah Kab. Tegal 2 Kelompok - Pengembangan Ekonomi Kawasan Berbasis Iptek KP (KIMBis) Jawa Timur Kab. Pacitan 1 Kelompok - Pengembangan Ekonomi Kawasan Berbasis Iptek KP (KIMBis) NAD Kab. Banda Aceh 1 Kelompok - Pengembangan Ekonomi Kawasan Berbasis Iptek KP (KIMBis) Dengan demikian, secara keseluruhan dukungan IKU untuk mencapai SS2 adalah berupa jumlah jejaring dan kemitraan BBPSEKP dengan bobot 0.2 dan skor IKU 0.0625, jumlah hasil penelitian sosial ekonomi KP yang diadopsi oleh masyarakat KP dengan bobot 0.3 dan skor IKU 0.375, serta jumlah pengguna hasil penelitian sosial ekonomi KP dengan bobot 0.3 dan skor IKU 0.975. Sehingga secara keseluruhan bobot IKU tersebut adalah 0.8, dengan skor IKU 141% dan mencapai total perspektif pada Nilai Pencapaian Sasaran Strategis (NPSS) berjumlah 110% atau Baik. 3.3.3. Sasaran Strategis 3 : Tersedianya kebijakan kelautan dan perikanan yang implementatif IKU 9. Presentase jumlah usulan rekomendasi kebijakan BBPSEKP yang dijadikan bahan kebijakan terhadap total kajian yang dihasilkan IKU ini didefinisikan sebagai hasil kegiatan penelitian sosial ekonomi kelautan dan perikanan, termasuk di dalamnya adalah hasil kepakaran atau buah pikiran para pakar atau peneliti sosek disampaikan secara resmi dan tertulis kepada Balitbang KP. Teknik menghitungnya yaitu jumlah rekomendasi hasil kajian Sosek KP yang dijadikan bahan kebijakan : jumlah total rekomendasi sosek. IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapun deskripsi capaian atas IKU ini dari BBPSEKP sebagai berikut: Tabel 22 Pencapaian IKU-9 BBPSEKP, 2012-2013 No Rincian Output Target 2012 Capaian 2012 Target 2013 Capaian 2013 Target 2014 1 Presentase jumlah Rekomendasi Sosek KP yang dijadikan bahan kebijakan terhadap total kajian yang dihasilkan 20% 24% 30% 50% 33% Dari tabel 22 dapat diperhatikan bahwa capaian presentase jumlah kajian yang dijadikan bahan kebijakan terhadap total kajian yang dihasilkan sampai TA 2013 sebesar 50% atau lebih tinggi dari target yang ditetapkan sebesar 30%. Tingginya jumlah kajian yang dijadikan bahan kebijakan terhadap total BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 42

kajian yang dihasilkan adalah adanya kebutuhan hasil rekomendasi BBPSEKP yang cukup mendukung pembuatan kebijakan KP. Dan jumlah capaian tersebut adalah lebih tinggi dari tahun 2012. Jika diukur berdasarkan validasi IKU, bobot IKU tersebut adalah 0.1 dengan koefisien 0.2 dan skor 0.36. Adapun hasil pengukuran TA 2013 pada IKU rekomendasi Sosek KP yang menjadi bahan kebijakan di KKP adalah sebagai berikut: 1. Inovasi Kelembagaan Masyarakat Perikanan dalam Mendukung Penyebaran IPTEK dalam Pengentasan Kemiskinan; 2. Dampak Terkini Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyakl (BBM) terhadap Kinerja Usaha nelayan dan Budidaya Ikan; 3. Suppply Chain Analysis Pengembangan Patin Pasupati di Tulungagung, Jawa Timur; 4. Dampak perubahan Ekonomi Global terhadap Sektor KP; 5. Kajian Dampak Implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN terhadap Sektor Kelautan dan Perikanan; 6. Strategi Mendorong Pertumbuhan PDB Sektor Kelautan dan Perikanan; 7. Persepsi Masyarakat terhadap Kebijakan/Program KP. 8. Pentingnya Dukungan Maluku Sebagai MLIN Dalam Keberhasilan Program Industrialisasi; 9. Disparitas Herger Ikan dan Strategi Penetrasi Pasar; 10.Estimasi Dampak Kesepakatan Sidang WTO Terhadap Sektor KP di Indonesia 11. Peningkatan Nilai Tukar Nelayan dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) 12.Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Perikanan Budidaya Melalui PUMP Perikanan Budidaya Sebagai Implementasi PNPM Mandiri KP. IKU 10. Jumlah Rekomendasi Kebijakan Sosek KP IKU ini didefinisikan sebagai jumlah hasil penelitian yang menghasilkan rekomendasi kebijakan sosek KP. IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dengan teknik menghitung yaitu jumlah rekomendasi hasil penelitian sosek KP pada setiap tahun. Pada tahun 2013, jumlah rekomendasi yang dihasilkan pada BBPSEKP adalah sejumlah 40 buah dari target sejumlah 4 (empat) buah. Sedangkan pada tahun 2012 adalah telah dihasilkan 11 naskah rekomendasi dari target sejumlah 7 (tujuh) rekomendasi, atau telah tercapai 157%. Dengan demikian capaian pada tahun 2013 adalah jauh lebih tinggi dari tahun 2012. Berdasarkan validasi IKU, capaian jumlah rekomendasi tersebut memiliki bobot 0.1 dengan koefisien 0.2, dan skor IKU 2. Sedangkan rincian dari jumlah rekomendasi tersebut secara jelas dapat dilihat pada lembar lampiran. Atas hasil capaian tersebut, target rekomendasi kebijakan sosek KP pada tahun 2014 ditentukan sejumlah 4 (empat) rekomendasi. IKU 11. Persepsi masyarakat KP terhadap kebijakan yang diterbitkan KKP (dalam skala likert 1-5) IKU ini didefinisikan sebagai tingkat penilaian masyarakat terhadap penerapan kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan ukuran skala likert 1-5. Teknik menghitungnya yaitu survey persepsi masyarakat terhadap kebijakan KKP. IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapun deskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut: Persepsi masyarakat terhadap program Kementerian Kelautan dan Perikanan dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang akurat dari penerima bantuan dari program yang dirancang oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. Program yang diidentifikasi meliputi Program Usaha Mina Pedesaan (PUMP): PUMP-Perikanan Tangkap, PUMP-Perikanan Budidaya, PUMP-Pengolahan dan Program Bantuan Kapal INKA MINA. BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 43

Pengumpulan data dilakukan pada beberapa lokasi, oleh beberapa tim peneliti dari Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (BBPSEKP) sebagai kegiatan tambahan pada saat melakukan kegiatan penelitian. Pengumpulan data Program Pengolah dan Pemasar Hasil Perikanan (POKLAHSAR) dilakukan di Subang, Gresik, Wonogiri, Brebes, Aceh, dan Maros. Data untuk Program PUGAR dikumpulkan dari lokasi: Sumenep, Indramayu, Brebes, dan Jeneponto. Sementara itu informasi untuk Program PUMP Perikanan Tangkap dikumpulkan dari Aceh, Jambi (Kerinci), Sibolga, Sumatera Selatan, Gunung Kidul, Subang, Brebes, Maros dan Nusa Tenggara (Kec. Lembata). Persepsi responden terhadap PUMP perikanan Budidaya diperoleh dari responden di Aceh, Kerinci, Sibolga, Sumatera Selatan, Gresik, Subang, Purwakarta, Brebes, Sumbawa, Flores Maros. Dan program yang terakhir adalah program Kapal INKA MINA yang diperoleh dari Sulawesi Tengah dan Gunung Kidul, Sibolga, NTT (Flores). Survey belum dilakukan pada lokasi Program Desa Pesisir Tangguh (PDPT), karena tidak ada kegiatan penelitian yang berada pada lokasi PDPT. Penelitian tentang Persepsi Masyarakat terhadap Program Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) merupakan jenis penelitian evaluatif. Sebagaimana pendapat yang dikemukakan Usman, dkk (2009) bahwa penelitian evaluatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu program atau mengetahui keefektifan pelaksanaan suatu program. Penelitian evaluatif dilakukan dengan pengumpulan data lapangan apa adanya yang kemudian dibandingkan dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan pada IKU Balitbang KP. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus Hingga November 2013 dengan beberapa lokasi penelitian yang terdapat Program Pengolah dan Pemasar Hasil Perikanan (POKLAHSAR) yaitu di Subang, Gresik, Wonogiri, Brebes, Aceh, dan Maros. Program PUGAR di lokasi Sumenep, Indramayu, Brebes, dan Jeneponto. Sementara itu untuk Program PUMP Perikanan Tangkap dilakukan di Aceh, Jambi (Kerinci), Sibolga, Sumatera Selatan, Gunung Kidul, Subang, Brebes, Maros dan Nusa Tenggara (Kec. Lembata). PUMP Perikanan Budidaya dilakukan di Aceh, Kerinci, Sibolga, Sumatera Selatan, Gresik, Subang, Purwakarta, Brebes, Sumbawa, Flores Maros. Dan program yang terakhir adalah program Kapal INKA MINA di Sulawesi Tengah dan Gunung Kidul, Sibolga, NTT (Flores). Survey belum dilakukan pada lokasi Program Desa Pesisir Tangguh (PDPT), karena tidak ada kegiatan penelitian yang berada pada lokasi PDPT. Pada penelitian evaluatif ini, strategi yang digunakan adalah metode survey. Metode survey menurut Singaribuan (1992) merupakan metode pengambilan sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data. Pada penelitian evaluatif ini metode survey dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada responden dan dilakukan pengisian secara langsung dengan didampingi oleh peneliti. Sedangkan pada pengumpulan data, digunakan kuesioner berupa angket tertutup yaitu berupa jawaban yang dapat dipilih dengan 5 (lima) alternatif jawaban dengan skala likert. Data yang sudah diperoleh kemudian dianalisis dengan metode analisis statistik sederhana. Informasi yang diperoleh melalui kuesioner kemudian diolah dan dijelaskan secara deskriptif. Deskripsi penjelasan tersebut terkait dengan persepsi masyarakat terhadap Program Usaha Mina Pedesaan (PUMP): PUMP-Perikanan Tangkap, PUMP-Perikanan Budidaya, PUMP-Pengolahan dan Program Bantuan Kapal INKA MINA. Contoh : Program Pengolah dan Pemasar Hasil Perikanan (POKLAHSAR) Kebijakan pengembangan usaha Kelompok Pengolah dan Pemasar (POKLAHSAR) merupakan suatu program pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. Pemberdayaan usaha ini merupakan langkah strategis dalam meningkatkan dan BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 44

memperkuat dasar kehidupan perekonomian rakyat Indonesia, khususnya melalui penyediaan lapangan kerja dan mengurangi kesenjangan sosial serta tingkat kemiskinan pada masyarakat. Kebijakan Pengembangan usaha Kelompok Pengolah dan Pemasar Hasil Perikanan (POKLAHSAR) melalui Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) P2HP dalam kerangkan PNPM Mandiri Kelautan dan Perikanan bertujuan untuk menumbuhkembangkan wirausaha mikro kecil pengolahan dan pemasaran hasil perikana menjadi wirausaha yang mandiri dan berdaya saing. Secara keseluruhan PUMP-P2HP telah membina kurang lebih 3.408 POKLAHSAR yang tersebar pada seluruh provinsi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap Program Pengolah dan Pemasar Hasil Perikanan (POKLAHSAR) yang dilakukan di berbagai lokasi. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengisi daftar pertanyaan, kepada responden di setiap lokasi dan pertanyaan tersebut dikalsifikasi menjadi 3 kelompok, yaitu: kesesuaian program dengan kebutuhan masyarakat; keuntungan program untuk masyarakat; dan program dapat meningkatkan produksi dan harga, dengan klasifikasi jawaban penilaian sangat buruk hingga sangat baik (skala 1-5). Data hasil penilaian responden terhadap POKLAHSAR disajikan pada Tabel 23 dibawah ini. Tabel 23 Penilaian responden terhadap POKLAHSAR,PUGAR, PUMP Perikanan Tangkap, PUMP Perikanan Budidaya, Program Kapal Inka Mina KKP Klasifikasi Pertanyaan Nilai Maksimum (Jawaban) Nilai Ratarata (Jawaban) Persentase (%) Kesesuaian Program dengan Kebutuhan Masyarakat 5 3,8 75% Keuntungan Program untuk Masyarakat 5 4 80% Program dapat Meningkatkan Produksi dan 5 3,3 67% Herger Keterangan : 1. Survey dilakukan di berbagai lokasi Keterangan Keterangan Lokasi survey Kerinci-Jambi, Gunung Jidul-Yogyakarta, Bada Aceh-NAD, Sumbawa-NTB, Gresik-Jatim, Wonogiri-Jateng, Jeneponto-Sulsel Data pada Tabel 23 menunjukkan penilaian responden terhadap program POKLAHSAR, PUGAR, PUMP Perikanan Tangkap, PUMP Perikanan Budidaya, Program Kapal Inka Mina. Nilai rata-rata jawaban responden terhadap kesesuaian program sebesar 3,8, hal ini menunjukkan bahwa program POKLAHSAR, PUGAR, PUMP Perikanan Tangkap, PUMP Perikanan Budidaya, Program Kapal Inka Mina cukup sesuai dengan kebutuhan masyarakat dalam mengembangkan usahanya dengan persentase penilaian sebesar 75%. Menurut responden program POKLAHSAR, PUGAR, PUMP Perikanan Tangkap, PUMP Perikanan Budidaya, Program Kapal Inka Mina dapat memberikan keuntungan untuk masyarakat dengan persentase penilaian sebesar 80% (nilai rataan 4), dan persepsi responden terhadap program ini untuk meningkatkan produksi dan harga adalah pada rata-rata 3,3 atau 67% dari skala 100. Dari hasil tersebut diperoleh ratarata persepsi masyarakat terhadap kebijakan KKP adalah 3.8 atau 4. Jika berdasarkan validasi IKU, bobot IKU jumlah persepsi masyarakat terhadap kebijakan yang diterbitkan KKP (dalam skala likert) adalah 0.3 dengan koefisien dan skor IKU 0.6. Sehingga secara keseluruhan, dukungan IKU untuk mencapai SS3 adalah berupa jumlah rekomendasi kebijakan Sosek KP yang dijadikan bahan kebijakan terhadap total kajian yang dihasilkan BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 45

dengan bobot 0.3 dan skor IKU 0.36, jumlah rekomendasi kebijakan sosek KP dengan bobot 0.1 dan skor IKU 2, serta persepsi masyarakat terhadap kebijakan yang diterbitkan KKP dengan bobot 0.3 dan skor IKU 0.6. Dengan demikian, secara keseluruhan bobot IKU adalah mencapai 0.5 dengan total skor IKU 296%, dan mencapai total perspektif pada Nilai Pencapaian Sasaran Strategis (NPSS) sejumlah 296% atau berpredikat Baik. 3.3.4. Sasaran Strategis 4 : Tersedianya jumlah data dan informasi ilmiah Sosial Ekonomi KP IKU 12. Jumlah data dan informasi ilmiah Sosial Ekonomi KP Data dan informasi ilmiah merupakam salah satu bukti hasil penelitian BBPSEKP. IKU ini didefinisikan sebagai data informasi ilmiah sosial ekonomi penelitian yang telah disusun dalam bentuk paket informasi. Teknik menghitungnya yaitu jumlah data dan informasi ilmiah sosial ekonomi KP yang sudah disampaikan secara resmi oleh Kepala Satker kepada Kepala Balitbang KP. IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapundeskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut: Tabel 24 Pencapaian IKU-12 BBPSEKP KP, 2012-2013 No Rincian Output Target 2012 Capaian 2012 Target 2013 Capaian 2013 Target 2014 1 Jumlah data dan informasi ilmiah sosial ekonomi KP 11 11 11 14 11 Dari Tabel 24 di atas dapat dilihat bahwa jumlah data dan informasi ilmiah BBPSEKP pada tahun 2013 mengalami peningkatan capaian dari jumlah yang ditargetkan yaitu sebesar 127 %. Sedangkan untuk tahun 2012 telah memenuhi target yang ditetapkan. Jika dibandingkan antara Tahun 2012 dan 2013 maka selisih capaian sejumlah 27 %. Sehingga berdasarkan bobot validasi IKU, capaian data dan informasi ilmiah tahun 2013 mencapai 0.1 dengan koefisien 0.25 serta skor sejumlah 0.318.Pencapaian tahun 2013 yang melebihi target maka pada tahun 2014 BBPSEKP membuat target capaian sejumlah 11. IKU 13. Jumlah karya tulis ilmiah (KTI) IKU ini didefinisikan sebagai tulisan yang disusun berdasarkan data dan informasi yang dihasilkan dari kegiatan sosek KP yang telah diterbitkan pada suatu jurnal atau prosiding. Teknik menghitungnya yaitu jumlah karya tulis ilmiah yang sudah diterbitkan dan disampaikan secara resmi oleh Kepala Satker kepada Kepala Badan.IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yangdiharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapun deskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut: No Tabel 25 Pencapaian IKU-13 BBPSEKP, 2012-2013 Rincian Output Target 2012 Capaian 2012 Target 2013 Capaian 2013 Target 2014 1 Jumlah karya tulis ilmiah sosek KP 25 47 25 39 25 BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 46

Dari Tabel25 di atas terlihat bahwa capaian jumlah karya tulis ilmiah pada tahun 2013 sudah mencapai 39 dari target sebanyak 25 paket atau sebanyak 156 %, akan tetapi jika dibandingkan dengan tahun 2012, maka capaian 2013 jauh lebih rendah dengan selisih 32 %. Berdasarkan validasi iku maka jumlah karya tulis ilmiah adalah 0,1 dengan koefisien 0.25 dan skor iku 0,39. Adapun beberapa judul penelitian yang dihasilkan pada Tahun 2014 baru akan diusulkan untuk menjadi karya tulis ilmiah sosek KP pada tahun yang akan datang. Target yang akan dicapai pada tahun 2014 adalah 25. IKU 14. Jumlah Publikasi Sosial Ekonomi di Lingkup BBPSEKP IKU publikasi didefinisikan sebagai berbagai publikasi cetak yang diterbitkan oleh BBPSEKP. Teknik menghitung adalah jumlah publikasi cetak yang diterbitkan oleh BBPSEKP pada setiap tahun.pada tahun 2012-2013, publikasi yang diterbitkan oleh BBPSEKP adalah sejumlah : No Rincian Output Tabel 26. Capaian IKU 14 Jumlah Publikasi BBPSEKP 2013 Target 2012 Capaian 2012 Target 2013 Capaian 2013 Target 2014 1 Jumlah publikasi sosial ekonomi KP 10 10 12 31 14 Dari data tersebut diatas, dapat diketahui bahwa pada tahun 2012 capaian yang di hasilkan sesuai target, sementara pada tahun 2013 capaian IKU untuk publikasi telah melebihi 19 paket dari target yang ditentukan atau sebesar 258 %. Capaian ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jika diukur berdasarkan validasi iku maka bernilai 0,1 dengan koefisien iku 0,25 dan skor per iku 0,645. Adapun target yang akan dicapai pada tahun 2014 adalah 14 publikasi sosial ekonomi KP. IKU 15. Frekuensi Pertemuan Ilmiah Sosial Ekonomi KP di Lingkup BBPSEKP IKU ini didefinisikasn sebagai jumlah pertemuan terkait ilmiah sosial ekonomi kelautan dan perikanan yang diselenggarakan oleh BBPSEKP. Teknik menghitungnya adalah jumlah pertemuan ilmiah sosial ekonomi KP yang diselenggarakan oleh BBPSEKP.Pada tahun 2010-2013 diselenggarakan pertemuan ilmiah sebagai berikut : No Tabel 27. Capaian IKU 15Frekuensi Pertemuan Ilmian Sosek 2013 Rincian Output Target 2012 Capaian 2012 Target 2013 Capaian 2013 Target 2014 1 Jumlah pertemuan ilmiah sosial ekonomi KP 4 4 4 4 4 Dari data tersebut diatas, dapat diketahui bahwa untuk tahun 2013, kegiatan terkait pertemuan ilmiah sosial ekonomi KP sudah diselenggarakan sesuai dengan target yang direncanakan. Kegiatan tersebut adalah meliputi : BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 47

1. Temu Sains Kebijakan dan Pasar (TSKP) (2010-2014); 2. Seminar Internal BBPSEKP (2010-2014) 3. Seminar Nasional Sosial Ekonomi KP (2010-2014) 4. Workshop Hasil Penelitian Sosial Ekonomi KP (2011-2014). Capaian kegiatan sesuai target yaitu 100 %, capaian ini sama dengan tahun sebelumnya. Jika dilihat bobotnya berdasarkan validasi iku senilai 0,1 dengan koefisien 0,25 dan skor per iku 0,25. Sedangkan pada tahun 2014 capaian yang ditargetkan untuk pertemuan ilmiah sosial ekonomi KP adalah 4. Sehingga secara keseluruhan capaian SS4 2013 adalah mencapai NPSS sebesar 160% atau memiliki predikat Baik. 3.3.5. Sasaran Strategis 5 : Terselenggaranya Modernisasi Sistem Produksi KP, pengolahan, dan pemasaran produk KP yang optimal dan bermutu IKU 16. Jumlah Model Penerapan Kelembagaan KP yang inovatif IKU ini didefinisikan sebagai hasil kegiatan litbang BBPSEKP. yang akan dipergunakan dalam mengembangkan sistem produksi, pengolahan dan pemasaran berbasis IPTEK berupa model penerapan kelembagaan IPTEK. IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Teknik menghitungnya adalah : Jumlah hasil kegiatan pengembangan kelembagaan kelautan dan perikanan IPTEK berupa model penerapan. Adapun deskripsi capaian atas IKU ini dari BBPSEKP sebagai berikut: Tabel 28. Pencapaian IKU-16 BBPSEKP, 2010-2013 No Rincian Output Target 2012 Capaian 2012 Target 2013 Capaian 2013 Target 2014 1 Jumlah model penerapan kelembagaan inovatif 4 8 4 15 4 Dari Tabel 26 di atas terlihat bahwa capaian jumlah model penerapan kelembagaan yang inovatif pada tahun 2013 memiliki capaian yang lebih tinggi dari target yang ditentukan yaitu 15 atau 375%. Hal tersebut menunjukan bahwa capaian model penerapan kelembagaan tersebut lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Jika diukur berdasarkan validasi IKU, bobot IKU mencapai 0.3 dengan koefisien 1, dan skor IKU 3,75. Hal tersebut menunjukan bahwa untuk mencapai SS5 yaitu terselenggaranya modernisasi sistem produksi KP, pengolahan, dan pemasaran produk KP yang optimal dan bermutu adalah didukung oleh jumlah model penerapan kelembagaan yang inovatif dengan total bobot 0.3 dan skor IKU 375%, sehingga capaian NPSS adalah sebesar 375% atau memiliki predikat Baik. Dan untuk tahun 2014, target capaian jumlah model penerapan kelembagaan inovatif ditentukan sejumlah 4 (empat). 3.3.6. Sasaran Strategis 6 : Terselenggaranya pengendalian Sosek KP IKU 17. Prosentase penelitian Sosial Ekonomi KP mendukung program strategis IKU ini didefinisikan sebagai Kegiatan-kegiatan litbang KP yang dilakukan dalam rangka mendukung program strategis KKP seperti program industrialisasi, minapolitan, blue economy. Teknik menghitungnya BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 48

yaitu nilai prosentase kegiatan Sosek KP dalam mendukung program strategis KKP (industrialisasi, minapolitan, blue economy). IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapun deskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut: Pada tahun 2013, Persentase litbang BBPSEKP mendukung program strategis KKP adalah sebesar 77 persen. Dukungan tersebut ditunjukkan dengan kegiatan litbang sejumlah 10 (sepuluh) kegiatan dari jumlah total kegiatan litbang sebanyak 13 kegiatan. Kegiatan yang mendukung industrialisasi sebanyak 3 (tiga) kegiatan, yang mendukung minapolitan sebanyak 4 (empat) kegiatan dan yang mendukung blue economy sebanyak 3 (tiga) kegiatan. Sedangkan pada tahun 2012, balitbang belum menentukan target pada output tersebut, sehingga capaian tahun 2013 tidak dapat dibandingkan dengan capaian pada tahun sebelumnya. Berdasarkan validasi IKU, bobot yang dicapai adalah mencapai 0.3 dengan koefisien sejumlah 1 dan skor IKU 0.95. Dengan demikian secara keseluruhan, untuk mencapai SS6 berupa terselenggaranya pengendalian Sosek KP ditentukan oleh presentase penelitian Sosial Ekonomi KP yang mendukung program strategis dengan bobot 0.3 dan skor per IKU sejumlah 0.95. atau 95%, sehingga capaian NPSS adalah 95% atau memiliki predikat Baik karena terdapatnya toleransi capaian sebesar 10%. Sedangkan tahun 2014, target IKU untuk mendukung SS6 tersebut adalah telah ditentukan sebesar 4 (empat). 3.3.7 Sasaran Strategis 7 : Tersedianya SDM BBPSEKP yang kompeten dan profesional IKU 18. Indeks Kesenjangan Kompetensi Eselon II dan III Indeks Kesenjangan Kompetensi adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara kompetensi yang dibutuhkan untuk satu jabatan tertentu dan kompetensi yang dimiliki oleh pejabat tersebut. Teknik menghitungnya yaitu : Menentukan kompetensi yang dibutuhkan untuk satu jabatan tertentu Melakukan pengukuran dengan membandingkan dengan kompetensi yang dimiliki oleh pejabat tersebut dengan rumus : kompetensi pejabat sekarang dibanding kompetensi yang dibutuhkan dikali 100 persen IKU ini menggunakan klasifikasi minimize, dimana capaian yang diharapkan adalah kurang dari target yang ditetapkan. Adapun deskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut: Hasil pengukuran terhadap kompetensi pejabat di lingkup BBPSEKP, menunjukkan nilai indeks kesenjangan sebesar 60%. Indeks tersebut tercapai sesuai target yang ditetapkan. Capaian kinerja iku ini didukung oleh beberapa kegiatan seperti : 1). Assesment 2). Analisa beban kerja untuk pejabat Eselon II, III, dan IV lingkup Balitbang KP yang dilakukan oleh bagian Kepegawaian dan Hukum, 3). Transformasi budaya kerja BBPSEKP untuk pejabat Eselon II, III, dan IV guna meningkatkatan kemampuan manajerial, 4). Memetakan standar kompetensi jabatan, dan 5). Mengusulkan kebutuhan diklat. Hasil kegiatan ini dapat diketahui kesenjangan kompetensi (competency gap) pada setiap pejabat eselon II dan III. Kompetensi merupakan kombinasi keterampilan, pengetahuan dan sikap yangkompleks yang ditunjukkan oleh seorang anggota organisasi yang sangat penting bagi terselenggaranya fungsi organisasi secara efektif dan efisien.kombinasi keterampilan, pengetahuan, perilaku dan atribut personal yang terobservasi dan mampu memberikan kontribusi dalam meningkatkan kinerja seorang pegawai dan kesuksesan organisasi. Dari target 60% nilai kinerjanya telah dicapai 56,68 atau tercapai 114,01 (IKU minimize). Kesenjangan ini akan diturunkan melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan pegawai. Data tersebut adalah adopsi pada data KKP, mengingat pada lingkup satker BPSEKP belum dilakukan pengukuran secara khusus. Target dari IKU tersebut merupakan penetapan target yang diawali pada tahun 2013, dan telah ditentukan target pada tahun 2014 sebesar 50%, sehingga diharapkan akan berkurang kesenjangannya. Adapun bobot IKU berdasarkan validasi IKU adalah sebesar 0.3 dengan koefisien dan skor IKU sebesar 0.3. BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 49

IKU 19. Jumlah Profesor Riset pada Lingkup BBPSEKP IKU ini didefinisikan sebagai Peneliti BBPSEKP yang telah memenuhi syarat untuk diusulkan dan ditetapkan menjadi Profesor Riset. Teknik menghitungnya yaitu jumlah peneliti BBPSEKP yang diusulkan dan ditetapkan menjadi profesor riset. IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Gambar 17. Prof. Dr. Ir. Zahri Nasution, M.Si pada Pengukuhan Profesor Riset Balitbang KP Tahun 2013 Pada tahun 2013, peneliti BBPSEKP yang telah dikukuhkan sebagai professor riset yaitu Prof. Dr. Ir. Zahri Nasution, M.Si, sebagai Profesor Riset Bidang Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, dengan judul orasi Pengembangan Kelembagaan Nelayan dalam Pengelolaan Perikanan Peraiaran Umum Daratan. Output tersebut merupakan capaian pada target pertama untuk jumlah profesor riset. Jika berdasarkan validasi IKU, bobot IKU mencapai 0.3 dan demikian pula dengan koefisien dan skor IKU. Dan pada tahun 2014 ditentukan IKU tersebut sejumlah 1 (satu). IKU 20. Jumlah peneliti S3 di BBPSEKP. IKU ini didefinisikan sebagai jumlah peneliti yang telah mengikuti jenjang pendidikan S3. Teknik menghitungnya adalah jumlah peneliti BBPSEKP yang telah mengikuti jenjang pendidikan S3. Pada tahun 2013, jumlah peneliti yang telah mengikuti pendidikan S3 adalah sejumlah 7 (tujuh) orang, atau telah tercapai sejumlah 100%. Demikian halnya dengan tahun 2012, bahwa pada tahun 2012 telah dicapai sejumlah 4 (empat) dari target yang ditentukan juga sejumlah 4 (empat). Dengan demikian, capaian pada tahun 2013 lebih tinggi dari target tahun sebelumnya. Jika didasarkan validasi IKU, bobot IKU adalah mencapai 0.2, dengan koefisien dan skor IKU yang sama. Sedangkan untuk tahun 2014 telah ditentikan target capaian sejumlah 8 (delapan). IKU 21. Presentase jumlah pegawai fungsional BBPSEKP dibandingkan dengan total pegawai BBPSEKP IKU ini didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah pegawai fungsional BBPSEKP dengan jumlah total pegawai BBPSEKP keseluruhan. Teknik menghitungnya dengan menggunakan rumus sebagai berikut : BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 50

Keterangan PJabfung P Jabfung Jml Tot Jabfung Peg. x100% = Proporsi jumlah pegawai fungsional litbang KP Jml = Jumlah fungsional litbang KP Jabfung Tot = Jumlah total pegawai Balitbang KP Peg. IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapun deskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut: Pada tahun 2013 proporsi jumlah pegawai fungsonal BBPSEKP dibandingkan dengan total pegawai BBPSEKP adalah sebesar 65.71 persen (46 orang), dengan jumlah pegawai fungsional BBPSEKP (peneliti, pustakawan, dan pranata komputer). Jika berdasarkan validasi IKU, bobot IKU dan koefisien mencapai 0.1, dengan skor pada IKU 0.17. Dengan demikian, pada capaian NPSS tersedianya SDM BBPSEKP yang kompeten dan profesional didukung oleh capaian IKU presentase indeks kesenajngan Eselon II dan III di lingkup BBPSEKP dengna bobot dan skor IKU 0.3, jumlah prifessor penelitian di lingkup BBPSEKP memiliki bobot IKU, koefisien, dan skor IKU 0.2 dan presentase jumlah pegawai fungsional BBPSEKP sejumlah bobot dan koefsiesn 0.1 dan skor pada IKU sejumlah 0.174. Dan secara keseluruhan bobot IKU adalah 0.9 dengan skor IKU sejumlah 106% atau berpredikat Baik. 3.3.8 Sasaran Strategis 8 : Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses lingkup BBPSEKP IKU 22. Service Level Agreement BBPSEKP Perjanjian Tingkat Layanan (Service Level Agreement/SLA) adalah Tingkat layanan yang diberikan oleh penyedia layanan terhadap pengguna layanan dalam hal akses informasi dengan sasaran tersedianya informasi kelautan dan perikanan yang valid, handal dan mudah diakses dengan capaian kinerja sebagai berikut : Tabel 29 IKU Service Level Agreement IKU Target (%) Realisasi (%) % Service Level Agreement 70% 99,20% 141,71% Pada tahun 2013 tingkat layanan SLA menargetkan sebesar 70 % (tujuh puluh persen) dan terealisasi sebesar 99,20 % atau tingkat capaiannya 141,77%. Dari sisi pemakai (klien) berarti menjamin aspek ketersediaan (availability) informasi sehingga pihak klien merasa terbantu dengan ketersediaan layanan yang diberikan oleh BBPSEKP secara mudah, handal dan valid. Metode yang digunakan untuk menghitung SLA adalah sebagai berikut: Jumlah waktu Layanan yang diberikan Tingkat Layanan = ------------------------------------------------------- X 100 % Jumlah waktu layanan dalam setahun BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 51

SLA di BBPSEKP dihitung berdasarkan penyediaan sarana aksesabilitas data dan informasi yang menggunakan IT (Information Technology) dalam hal ini data dan infromasi yang terdapat pada web site BBPSEKP yang dihitung melalui jaringan koneksi internet yang berfungsi selama setahun dan akses aplikasi sistem informai oleh publik dalam 24 jam sehari. Berdasarkan penjelasan tersebut dilakukan perhitungan SLA sbb : 1. SLA koneksi internet (Bandwidth) yang diberikan pihak ISP untuk BBPSEKP = 99,5 %; (kontrak Bandwidth) 2. Toleransi layanan ISP kepada BBPSEKP = 100 % - 99,5 % = 0,5 % atau = 12 Jam 3. Jumlah waktu layanan dalam setahun = 365 hari = 8.760 Jam 4. Gangguan jaringan internet dari ISP selama tahun 2013 sebanyak 3 kali = 5,59 Jam 5. Gangguan jaringan internet di jaringan BBPSEKP selama tahun 2013 sebanyak 70 kali, waktu perbaikan dirata-ratakan setiap kali = 40 menit = 70 x 40 = 2.800 menit = 46,67 Jam 6. Total Gangguan di Jaringan Internet BBPSEKP selama 2013 = 5,59 + 46,67 + 12 = 64.26 Jam 7. Jumlah waktu layanan yang diberikan = 8.760 64.26 = 8.695.74 JAM 8. SLA tahun 2013 sesuai Rumus adalah : 8.695.74 Tingkat Layanan = ------------------------ X 100 = 99,26 % 8.760,00 Bila dibandingkan dengan target tahun 2013 sebesar 70% maka indikator tahun 2013 telah tercapai. Meskipun capaian 2013 telah melampaui target, akan tetapi indikator ini harus selalu dimonitor dan dikendalikan karena lebih banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal. Penghitungan ini adalah awal ditentukannya target dari IKU terkait SLA, sehingga tidak dapt dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sedangkan untuk tahun 2014 tingkat layanan ditargetkan sejumlah 75%. Jika dihitung berdasarkan validasi IKU, bobot IKU adalah mencapai 0.3, dengan koefisien dan skor IKU sejumlah 1. IKU 23. Persepsi user terhadap kemudahan akses informasi(skala likert 1-5) Layanan informasi ke masyarakat dilakukan melalui website www.bbrse.litbang.go.id dengan harapan masyarakat dapat mengetahui lebih banyak informasi, khususnya tentang penelitian di bidang sosial ekonomi kelautan dan perikanan serta mengembangkan hasil penelitiannya untuk bisa diimplementasikan pada pembangunan kelautan dan perikanan serta berperan juga sebagai inovator dan motivator kebijakan KKP. Penilaian ini dilakukan dengan menggunakan hasil jejak pendapat melalui kuesioner dengan satu kepercayaan bahwa data dan informasi tersebut memberikan kontribusi positif bagi penggunanya yang meliputi kemudahan akses internet dan kepraktisan untuk membuka web site serta kelengkapan data dan informasi pada web site BBPSEKP. Capaian 2013 dari IKU ini adalah sebagai berikut. Tabel. 30 IKU Persepsi User Terhadap Kemudahan Akses IKU Target (%) Realisasi (%) % Persepsi user terhadap kemudahan akses informasi (skala likert 1-5) 3 3 100% BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 52

Metode penghitungan Persepsi user terhadap kemudahan akses (skala likert 1-5) adalah sebagai berikut: 1) Menyusun/membuat kuesioner berdasarkan skala likert dari beberapa aspek yang akan dinilai; 2) Skala yang digunakan adalah : a) (1) = Sangat tidak puas b) (2) = Tidak puas c) (3) = Cukup d) (4) = Puas e) (5) = Sangat puas 3) Kuesioner diisi oleh pengguna layanan dengan metoda sampling; 4) Tingkat kepuasan dinilai berdasarkan rekapitulasi hasil penilaian pada kuesioner. Capaian persepsi user terhadap kemudahan akses di BBPSEKP telah mencapai target yang ditetapkan. Karena persepsi user ini banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu kepuasan pengguna terhadap web site BBPSEKP maka perlu dilakukan peningkatan terhadap kemudahan akses internet, kepraktisan untuk membuka web site dan kelengkapan data/informasi pada web site BBPSEKP. Dari hasil pengukuran tersebut diperoleh hasil bahwa kemudahan akses informasi pada sosek KP adalah 3 (cukup). Sedangkan apabila dihitung berdasarkan validasi IKU, bobot IKU adalah sebesar 0.3, dengan koefisien dan skor IKU sebesar 1. Secara keseluruhan dari capaian IKU SLA dan persepsi user terhadap kemudahan akses terhadap informasi (skala likert 1-5) merupakan pendukung tercapainya SS 8 atau tersedianya informasi yang valid, handal, dan mudah diakses di BBPSEKP. Pada capaian IKU SLA dan persepsi user terhadap kemudahan akses terhadap informasi yang memiliki masing-masing bobot 0.3 dan skor 1, memberikan hasil pada nilai SS8 adalah 100% atau memiliki predikat Baik mengingat terdapat toleransi 10% pada pencapainnya. 3.3.9. Sasaran Strategis 8: Terwujudnya good governance & clean government lingkup BBPSEKP IKU 24. Jumlah rekomendasi aparat pengawas eksternal internal pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi lingkup BBPSEKP. Opini BPK atas laporan Keuangan KKP meningkat dari Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Paragraf Penjelasan (WTP DPP) menjadi WTP. Opini adalah pernyataan profesional pemeriksa mengenai kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan yang didasarkan pada 4 kriteria. Teknik menghitungnya yaitu pemberian opini atas laporan keuangan KKP sepenuhnya dilaksanakan oleh BPK-RI. Penghitungan didasarkan atas 4 kriteria: kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintah, kecukupan pengungkapan (adequate disclosures), kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan efektifitas sistem pengendalian intern Kriteria WTP: penyimpangan yang material < 1-3% total anggaran KKP. IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapun deskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut: Jumlah rekomendasi Aparat Pengawas Internal dan Eksternal Pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi termasuk Indikator Kinerja Utama dengan target maximize, yaitu semakin tinggi pencapaian dari target maka kinerja semakin baik. Target jumlah rekomendasi Aparat Pengawas Internal dan Eksternal Pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi tahun 2013 adalah 100%, dengan capaian sebesar 100%. Persentase capaian BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 53

terhadap target adalah 100%, sehingga dapat disimpulkan bahwa IKU tersebut telah memenuhi target tahun 2013. Jumlah rekomendasi Aparat Pengawas Internal dan Eksternal Pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi adalah prosentase atas tindak lanjut rekomendasi hasil temuan APIEP terhadap total rekomendasi yang ada di BBPSEKP. Metode penghitungan yang digunakan adalah sebagai berikut: APIEP rekom TL x100% Tot rekom Keterangan : =Jumlah rekomendasi aparat pengawas internal dan eksternal pemerintah (APIEP) yang APIEP ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi di BBPSEKP; rekom TL =Jumlah rekomendasi APIEP yang telah ditindaklanjuti; Tot rekom =Total rekomendasi APIEP Pada tahun 2013, jumlah temuan BBPSEKP adalah 7 (tujuh) hal dengan tindak lanjut sejumlah 21 hal. Dan sampai perkembangan tahun 2013, telah ditindaklanjuti secara keseluruhan (100%). Sedangkan dari pihak eksternal tidak terdapat temuan dari BPK dan BPKP. Sehingga pada capaian tindak lanjut rekomendasi APIEP adalah sesuai dengan target yang ditentukan pada tahun 2013. Sebagaimana capaian pada tahun sebelumnya atau 2012, target pada tahun 2014 adalah juga ditentukan sebesar 100% untuk tindak lanjut rekomendasi APIEP. Sedangkan jika dinilai berdasarkan validasi IKU, bobot IKU adalah sebesar 0.1, dengan koefisien dan skor IKU sebesar 0.76. IKU 25. Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja KP (Nilai AKIP BBPSEKP) Tabel 31 Capaian IKU Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja BBPSEKP IKU Tahun 2013 Target Realisasi % Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja BBPSEKP (NIlai AKIP BBPSEKP) Nilai AKIP A (77.50) Nilai AKIP A (80.25) 103 IKU ini didefinisikan sebagai penilaian Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi atas akuntabilitas kinerja KKP. Akuntabilias kinerja yaitu perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/ kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah di amanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/ target kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara periodik. Teknik menghitungnya yaitu : Pemberian penilaian atas AKIP KKP dilaksanakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dengan indikator-indikator sebagai berikut: Perencanaan Kinerja dengan bobot 35%; Pengukuran Kinerja dengan bobot 20%; Pelaporan Kinerja dengan bobot 15%; Evaluasi kinerja dengan bobot 10%; Pencapaian Kinerja dengan bobot 20%. BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 54

Masing-masing indikator tersebut memiliki sub indikator. Gambar. 18.Hasil Evaluasi Kinerja Balitbang KP 2010-2013 IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapun deskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut: Pada tahun 2013, penilaian AKIP BBPSEKP termasuk dalam predikat A (nilai hasil evaluasi 80,25%) yang berarti akuntabel, berkinerja baik dan memailiki sistem manajemen kinerja yang baik. Adapun nilai hasil evaluasi adalah sebagai berikut: perencanaan 32,53%, Pengukuran kinerja 17,96%, Pelaporan kinerja: 12,63%, dan capaian kinerja: 17,13%. Capaian tersebut telah sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu nilai AKIP A. Nilai tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2012 yang mendapatkan kriteria B (77,98%). Hampir seluruh aspek penilaian hasil evaluasi AKIP Balitbang KP meningkat, kecuali aspek pelaporan kinerja yang turun menjadi 12,63% dibandingkan dengan nilai pada tahun 2012 sebesar 13,43%. Peningkatan tertinggi terjadi pada aspek capaian kinerja yang meningkat dari 15,30% di tahun 2012, menjadi 17,13% di tahun 2013. Diikuti dengan aspek pengukuran kinerja yang meningkat dari 16,82% di tahun 2012 menjadi 17,96 di tahun 2013 dan aspek perencanaan dari 32,53% di tahun 2012 menjadi 32,43% di tahun 2013. Melihat rekam jejak nilai AKIP sejak tahun 2011 hingga 2013, terdapat peningkatan yaitu mendapatkan kriteria C pada tahun 2011, kriteria B pada tahun 2012 dan A pada tahun 2013, peningkatan yang cukup signifikan, terutama dari tahun 2011 ke tahun 2012. Langkah-langkah strategis yang telah dilakukan dalam meningkatkan nilai AKIP antara lain adalah melaksanakan pengukuran kinerja dan pelaporannya berdasarkan petunjuk pelaksanaan pengukuran output dan outcome serta peningkatan kualitas capaian kinerja. Berkenaan dengan nilai AKIP Balitbang KP tersebut, BBPSEKP sebagai salah satu satker penentu kinerja didalamnya. Jika dihitung dengan validasi IKU pada BBPSEKP, bobot IKU tersebut sebesar 0.3, dengan koefisien dan skor IKU sebesar 0.23. BBPSEKP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 55