PENYEBUTAN BILANGAN PADA MASYARAKAT MAUMERE, SIKKA, NUSA TENGGARA TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn :

Analisis Kesalahan Mahasiswa Pendidikan Matematika Dalam Menyelesaikan Soal Pertidaksamaan Pada Mata Kuliah Kalkulus I

IG.A.K. Wardani (2009: 10.7), yang menyatakan bahwa: Pemerintah telah berupaya keras meningkatkan profesionalitas

ARTIKEL JURNAL. Oleh: Ahmad HeruWibowo NIM

DEKAK-DEKAK. Fungsi alat peraga : - Menjelaskan nilai tempat - Memperagakan operasi penjumlahan dan pengurangan pada bilangan asli

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Skripsi Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI HITUNG BILANGAN CACAH

BAB I BILANGAN. Skema Bilangan. I. Pengertian. Bilangan Kompleks. Bilangan Genap Bilangan Ganjil Bilangan Prima Bilangan Komposit

PENERAPAN ALAT PERAGA PERKALIAN MONTESSORI UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD

ANALISIS TINGKAT KESULITAN SOAL PEMECAHAN MASALAH DALAM BUKU SISWA MATEMATIKA WAJIB SMA KELAS X KURIKULUM 2013

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

PENINGKATAN KREATIFITAS BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN TEMATIK PADA SISWA KELAS RENDAH ARTIKEL. Oleh SRI ASTUTI F

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN REKA CERITA GAMBAR

PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN PERKALIAN MENGGUNAKAN MEDIA KOTAKMATIKA DI KELAS IV SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN OLEH MISLAH NIM F

Name : Subject : Matematika = x 20 =... x...

Miftahul Ayu et al., Pembentukan Karakter Konsisten dan Teliti Siswa SMP...

PENGGUNAAN METOE TANYA JAWAB DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Linda Syarif 1, Zulfa Amrina 1, Syafni Gustina Sari 1. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

BAB I PENDAHULUAN. Lintang Selatan dan Bujur Timur merupakan salah

Mengenal Bilangan Bulat

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY LEARNING

Pengembangan Instrumen Pengukuran Kompleksitas Soal Kontekstual Matematika

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU KELAS DALAM MENCAPAI HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING DI SD NEGERI BINJAI

TESIS Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Menempuh Gelar Magister. Disusun oleh: Ferdillasari Prima Kurniawati Sukarno S

PENERAPAN ALAT PERAGA MONTESSORI UNTUK MENGIDENTIFIKASI MINAT BELAJAR SISWA KELAS 3 SD PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN EMPAT DIGIT

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 132 TAHUN 2016 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017

ABSTRAK. Kaca kunci: lesson study, profesionalisme guru

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 03/PMK.07/2007 TENTANG

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS V SD MUHAMMADIYAH 11 MANGKUYUDAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI I TRUCUK DENGAN MEDIA BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG PECAHAN MELALUI PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK

ETNOMATEMATIKA PADA PENANGGALAN JAWA TERKAIT ARITMETIKA DI DESA YOSOMULYO. Leni Ofta Agustina 1, Sunardi 2, Susanto 3

GEOMETRI DAN PELUANG DALAM PERMAINAN BAS-BASAN SEDERHANA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBILANG MATEMATIKA DENGAN KARTU BILANGAN TERHADAP SISWA TUNARUNGU KELAS 1 SEMESTER I DI SLB N KENDAL TAHUN 2012/2013

Program Studi PGSD, Universitas Sebelas Maret

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI RANCANGAN INKUIRI TESIS

BUPATI LOMBOK TENGAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA BAHASA INGGRIS MELALUI BERNYANYI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

PENERAPAN STRATEGI EVERYONE IS A TEACHER HERE

PEMAHAMAN KONSEP PERBANDINGAN SISWA SMP BERKEMAMPUAN MATEMATIKA RENDAH

ANALISIS TINGKAT KESULITAN SOAL PEMECAHAN MASALAH DALAM BUKU SISWA PELAJARAN MATEMATIKA SMP KELAS VII KURIKULUM 2013

ISMIYATI MARFUAH S

PENGGUNAAN MEDIA DIORAMA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI

PENERAPAN METODE CHEST WORDS

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS AL QUR AN DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MUHAMMADIYAH 9 GEMUH PONDOK PESANTREN DARUL ARQAM 4 KENDAL TESIS

PERHATIAN TESIS WA ROSIDAH. Studi Pendidikan Dasar. Program

KemampuanMemahami Makna Kata Siswa PAUD Cempaka Putih Kelas A di Desa Banyuputih

KEMAMPUAN GURU BIOLOGI SMA DALAM PENYUSUNAN PENILAIAN AUTENTIK (AUTHENTIC ASSESMENT) SEBAGAI EVALUASI PEMBELAJARAN

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN BAGI HASIL DANA PERIMBANGAN KEPADA DESA DI KABUPATEN BADUNG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 88 TAHUN 2014 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 1994 TENTANG TUNJANGAN PEMERIKSA PAJAK, AGEN, STATISTISI, DAN PENYULUH PERINDUSTRIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2000 TENTANG

134 Ayo Belajar Matematika Kelas IV

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 58 TAHUN 2009 TENTANG TUNJANGAN PENINGKATAN KINERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS TERHADAP SOAL-SOAL OPEN ENDED

PENERAPAN DISCOVERY LEARNING DIPADU READING ASSIGNMENT UNTUK MENINGKATKAN SCIENTIFIC WRITING SKILLS SISWA KELAS X MIA 4 SMA MUHAMMADIYAH 1 KARANGANYAR

Mengenal Bilangan Bulat

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 1 LIMBOTO DALAM MENYELESAIKAN SOAL PADA MATERI HIMPUNAN JURNAL

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN COOPERATIVE LEARNING TIPE BAMBOO DANCING DI SEKOLAH DASAR PONTIANAK UTARA

REMEDIASI DENGAN METODE PEER TUTORING

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI METODE SINEKTIK UNTUK SISWA KELAS V SD NEGERI JLABAN

Andrefi Purjiningrum 1, Siti Wahyuningsih 2, Rukayah 2

ANALISIS KEMAMPUAN KOGNITIF MAHASISWA MATEMATIKA DALAM MENYELESAIKAN SOAL STRUKTUR ALJABAR II

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI TEKNIK PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

Arif Priyanto et al., Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika...

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X

ABSTRAK. Kata Kunci: Berbicara, Pendekatan komunikatif, viii

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.63/MEN/2011 TENTANG

SKRIPSI. Oleh: APRIANA SRI HARTANTI K

C. Melawati. et. al. JRPK Vol. 4 No. 1 Desember 2014

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA SEMEN PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN JURNAL ILMIAH

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat Memperoleh Drajat Sarjana Strata 1 (S.1) Oleh: Anis Laksa Dewi NIM :

AKTIVITAS METAKOGNISI DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS V SD N 03 SINGOSARI TAHUN AJARAN 2016/2017

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE KATA LEMBAGA SISWA KELAS I SD KARANGGAYAM ARTIKEL JURNAL

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DI SMA NEGERI KOTA YOGYAKARTA

ANALISIS KEMANDIRIAN SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENERAPKAN TEORI BELAJAR HUMANISTIK

ABSTRAK Hj. Luluk Atirotu Zahroh, M.Pd.

KEPUTUSAN NOMOR KEP.38/MEN/2009 TENTANG PENCADANGAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NASIONAL LAUT SAWU DAN SEKITARNYA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

ALUR PIKIR GURU MATEMATIKA DALAM MEMBELAJARKAN SUATU KOMPETENSI DASAR DI KELAS VII SMP (STUDI KASUS PADA GURU MATEMATIKA SMP NEGERI 1 KARANGANYAR)

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR BOLA BASKET MELALUI METODE PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS VII-3

Perpangkatan dan Akar

PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR OPERASI PENGURANGAN BILANGAN MENGGUNAKAN MEDIA REALIA SISWA KELAS II SDN 01 MENTEBAH

DERAJAT PEMAHAMAN KONSEP FUNGSI PADA SISWA KELAS VIII DITINJAU DARI KONSEP HIMPUNAN (PENELITIAN DILAKUKAN DI SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN AJARAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 1 RANDANGAN KABUPATEN POHUWATO SKRIPSI OLEH IMRAN RAHIM

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 152 /PMK.07/2007 TENTANG

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYEBUTKAN BILANGAN 1 SAMPAI 20 MELALUI BERMAIN KARTU ANGKA PADA ANAK TK ASRI NGAWEN, BLORA

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN INDUKTIF PADA SISWA KELAS IV

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERIAN BAGI HASIL DANA PERIMBANGAN KEPADA DESA DI KABUPATEN BADUNG

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE GLENN DOMAN UNTUK

Pengembangan Sumber Daya Manusia Pada Masyarakat Pesisir Pantai Di Kabupaten Kepulauan Sangihe JESSICA PRISCA HUMUNE PATAR RUMAPEA NOVIE PALAR

ANALISIS TINGKAT KETERLAKSANAAN PENILAIAN BERBASIS KELAS PADA MATA PELAJARAN IPA FISIKA KELAS VII SMP NEGERI PEKANBARU

Teams Achievement Division (STAD) pada mata pelajaran Matematika materi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu aspek penting dan vital

ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI ALJABAR BAGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 SALATIGA

Transkripsi:

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PENYEBUTAN BILANGAN PADA MASYARAKAT MAUMERE, SIKKA, NUSA TENGGARA TIMUR Cecilia Heru Purwitaningsih Mahasiswa Magister Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma cecilia.purwita@gmail.com ABSTRACT. This study aimed to determine the mention of numbers in Maumere society as a basis for drafting lesson plan for for first grade elementary school students. The method used in this research is descriptive qualitative method that aims to reveal the phenomenon in a real situation. Data collected in the form of qualitative data, relating to the mention of numbers in the community in Maumere, NTT. Subjects were 3 people in Maumere. The collection of data obtained by observation and interviews. Data were analyzed through the process, namely (1) transcription, (2) determining the topics of data, (3) ) determining the categories of data, and (4) conclusion. The results of the study is the description of the mention of numbers and number systems that exist in society Maumere, East Nusa Tenggara, then used as a basis for drafting lesson plan for first grade elementary school students. Keywords: number, number system, Sikka. ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui penyebutan bilangan pada masyarakat Maumere sebagai landasan dalam pembuatan rancangan pembelajaran bagi siswa kelas I Sekolah Dasar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk mengungkapkan fenomena dalam keadaan yang sebenarnya. Data yang dikumpulkan berupa data kualitatif, yang berkaitan dengan penyebutan bilangan pada masyarakat di Maumere, NTT. Subjek penelitian adalah 3 orang di Maumere, Sikka. Pengumpulan data diperoleh dengan observasi dan wawancara. Data dianalisis melalui proses, yaitu (1) transkripsi, (2) penentuan topik-topik data, (3) penentuan kategori data, dan (4) penarikan kesimpulan. Hasil penelitian berupa deskripsi mengenai penyebutan bilangan dan sistem bilangan yang ada pada masyarakat Maumere, Sikka, Nusa Tenggara Timur yang kemudian dijadikan landasan dalam pembuatan rancangan pembelajaran bagi siswa kelas I Sekolah Dasar. Kata Kunci: peyebutan bilangan, sistem bilangan, Sikka. 1. PENDAHULUAN Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau. Salah satu pulau kecil berpenghuni adalah Pulau Besar. Pulau Besar terletak di Desa Kojagete, Alok Timur, Sikka, Nusa Tenggara Timur. Untuk sampai ke Pulau Besar dapat ditempuh dengan menggunakan perahu motor dari daratan Maumere Flores selama kurang lebih 3 jam. Sarana transportasi yang terbatas dan cara

Penyebutan Bilangan pada Masyarakat Maumere 350 menjangkaunya tidak mudah menyebabkan Pulau Besar termasuk daerah terpencil. Komunikasi dengan dunia luar relatif sulit karena jaringan seluler hanya ada di beberapa titik, itupun hilang muncul. Hal ini berpengaruh pada penyelenggaraan pendidikan yang berada di Pulau Besar. Di Pulau ini belum ada taman kakak-kanak (TK) sehingga anak yang ingin bersekolah langsung masuk ke jenjang Sekolah Dasar (SD). Guru harus mengetahui faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran agar tujuan dari pembelajaran tersebut dapat tercapai (Wahyuni, 2013). Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah budaya yang ada dalam masyarakat dimana siswa berada. Bahasa merupakan unsur yang ada dalam suatu budaya masyarakat, sehingga bahasa yang digunakan oleh siswa mempengaruhi proses siswa dalam memahami materi pelajaran. Menjadi tantangan tersendiri bagi guru saat mengajar di Pulau Besar karena sebagian besar anak didik baru yang duduk di kelas I belum lancar berbahasa Indonesia. Masyarakat Pulau Besar dalam berkomunikasi sehari-hari menggunakan bahasa Sikka (bahasa Maumere), termasuk anak-anak. Dalam bahasa Sikka terdapat penyebutan bagi bilangan. Mereka sering menggunakan untuk menyebutkan kuantitas barang misalnya banyak jagung, banyak batu, dan lainlain. Etnomatematika mengkaji cara sekelompok orang dari budaya tertentu dalam memahami, mengekspresikan, dan menggunakan konsep-konsep yang dipandang oleh peneliti sebagai sesuatu yang matematis (Burton, 1996). Etnomatematika menjadi penghubung antara budaya dan matematika. Dalam penelitian ini akan dikaji bagaimana peyebutan bilangan dan sistem bilangan pada masyarakat Maumere sehingga dapat menjadi dasar bagi guru dalam pembuatan rancangan pembelajaran bagi siswa kelas I Sekolah Dasar terutama siswa di Pulau Besar yang belum fasih berbahasa Indonesia. 2. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk mengungkapkan fenomena dalam keadaan yang sebenarnya. Data yang dikumpulkan berupa data kualitatif, yang berkaitan dengan

351 C. H. Purwitaningsih penyebutan bilangan pada masyarakat di Maumere, NTT. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian akan dilakukan pada masyarakat Pulau Besar atau masyarakat Maumere yang menggunakan bahasa Sikka. Subjek penelitian adalah 3 orang di Maumere, Sikka. Pengumpulan data diperoleh dengan observasi dan wawancara. Data dianalisis melalui proses, yaitu (1) transkripsi, (2) penentuan topik-topik data, (3) penentuan kategori data, dan (4) penarikan kesimpulan. Hasil penelitian berupa deskripsi mengenai penyebutan bilangan dan sistem bilangan yang ada pada masyarakat Maumere, Sikka, Nusa Tenggara Timur yang kemudian dijadikan landasan dalam pembuatan rancangan pembelajaran bagi siswa kelas I Sekolah Dasar. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan disajikan tentang hasil penelitian yang diperoleh yaitu tentang penyebutan bilangan dan sitem bilangan yang digunakan pada Masyarakat Maumere. 3.1 Penyebutan Bilangan pada Masyarakat Maumere Dalam kehidupan sehari-hari, Masyarakat Maumere menggunakan bilangan untuk menentukan kuantitas barang-barang atau sesuatu yang mereka gunakan. Berikut disajikan dalam Tabel 1. penyebutan bilangan cacah yang digunakan oleh masyarakat Maumere. Tabel 1. Penyebutan bilangan pada Masyarakat Maumere Lambang Bilangan Penyebutan Bilangan pada Masyarakat Maumere 0 Nelar 1 Ha 2 Rua 3 Telu 4 Hutu

Penyebutan Bilangan pada Masyarakat Maumere 352 5 Lima 6 Ena 7 Pitu 8 Walu 9 Hiwa 10 Pulu 11 Pulu ha wot ha 12 Pulu ha wot rua dan seterusnya 20 Pulu rua 21 Pulu rua wot ha 30 Pulu telu dan seterusnya 100 Ngasu ha 101 Ngasu ha wot ha dan seterusnya 125 Ngasu ha pulu rua wot lima 200 Ngasu rua 1000 Riwu dan seterusnya 10.000 Riwu pulu ha 12.500 Riwu pulu ha wot rua ngasu lima 100.000 Riwu ngasu ha 999.000 Riwu ngasu hiwa pulu hiwa wot hiwa 999.999 Riwu ngasu hiwa pulu hiwa wot hiwa ngasu hiwa pulu hiwa wot hiwa

353 C. H. Purwitaningsih 3.2 Sistem Bilangan pada Masyarakat Maumere Dalam bahasa Sikka terdapat penyebutan untuk bilangan cacah 0-10, terdapat pula sebutan untuk puluhan (pulu), ratusan (ngasu), ribuan (riwu). Pada Masyarakat Maumere digunakan penyebutan bilangan basis bilangan sepuluh. Saat menyebutkan sebelas (11) mereka menggunakan pulu ha wot ha, satu puluhan lebih satu satuan, pulu ha yang berarti sepuluh, wot yang berarti lebih, dan ha yang berarti satu. Penyebuatan seratus dua puluh lima (125) yaitu ngasu ha pulu rua wot lima, satu ratusan dua puluhan lebih 5 satuan. Penyebutan dua ribu lima ratus (2.500) yaitu riwu rua ngasu lima, dua ribuan lima ratusan. Saat menyebutkan bilangan ribuan, puluh ribuan, dan ratus ribuan, maka akan digunakan kata riwu diawal penyebutan. Misalnya sembilan ratus delapan puluh tujuh ribu (987.000) yaitu riwu ngasu hiwa pulu walu wot pitu. Sembilan ratus delapan puluh tujuh ribu enam ratus lima puluh empat (987.654) yaitu riwu ngasu hiwa pulu walu wot pitu ngasu ena pulu lima wot hutu. Bilangan cacah terbesar yang dapat disebutkan dalam bahasa Sikka adalah 999.999 yaitu riwu ngasu hiwa pulu hiwa wot hiwa ngasu hiwa pulu hiwa wot hiwa, untuk menyebutkan juta sudah dalam bahasa Indonesia. 3.3 Contoh Pembelajaran dengan Memperhatikan Aspek Bahasa Sikka Dalam penelitian ini disajikan beberapa contoh strategi pembelajaran matematika bagi siswa sekolah dasar kelas I. Beberapa contoh strategi pembelajaran dengan memperhatikan aspek Bahasa Sikka dapat dilihat dilihat dalam Tabel 2. berikut : Tabel 2. Strategi pembelajaran matematika dengan memperhatikan aspek bahasa Sikka Strategi Pembelajaran Membilang 1-10 dengan buah jambu. Aktifitas Guru Mempersiapkan minimal 10 buah jambu. Memberikan kesempatan bagi Aktifitas Siswa Memperhatikan yang dilakukan guru. Membilang dengan Bahasa

Penyebutan Bilangan pada Masyarakat Maumere 354 Membaca lambang bilangan 1-10 dengan menggunakan kartu lambang bilangan. siswa untuk membilang dengan menggunakan Bahasa Sikka. Memberikan contoh membilang dengan Bahasa Indonesia. Mempersiapkan kartu lambang bilangan 1-10. Memperlihatkan kartu lambang bilangan kepada siswa. Sikka. Menirukan membilang dengan Bahasa Sikka. Memperhatikan yang dilakukan guru. Memperhatikan yang dilakukan guru. Menyanyikan lagu tentang penyebutan bilangan dengan Bahasa Sikka dan Bahasa Indonesia. Menggunakan kartu untuk membelajarkan nilai tempat. Membacakan lambang bilangan dengan Bahasa Sikka. Membacakan lambang bilangan dengan Bahasa Indonesia. Membuat atau mempersiapkan lagu. Memberikan contoh menyanyikan lagu yang disipkan. Mempersiapkan kartu yang terdiri dari ratusan, puluhan, dan satuan. Menjelaskan berdasarkan sistem bilangan masyarakat Maumere dengan memperagakan kartu. Menjelaskan berdasarkan sistem bilangan yang Memperhatikan kartu yang ditunjukkan oleh guru dan membaca lambang bilangan yang diperlihatkan. Memperhatikan kartu yang ditunjukkan oleh guru dan membaca lambang bilangan yang diperlihatkan dengan menirukan saat guru membacakan. Menirukan guru bernyanyi dan menyanyikan sendiri-sendiri di depan kelas. Mengamati dan melakukan ulang yang dilakukan guru. Mengamati dan melakukan

355 C. H. Purwitaningsih digunakan secara nasional dengan memperagakan kartu. ulang yang dilakukan guru. 4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Masyarakat Maumere memiliki penyebutan bilangan dan sistem bilangan yang mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa menjadi faktor yang mempengaruhi proses tercapainya tujuan pembelajaran matematika. Guru diharapkan dapat membuat rancangan pembelajaran dengan memperhatikan aspek bahasa. 4.2 Saran Dalam mengkaji aspek matematika dalam suatu budaya tertentu, dalam hal ini adalah aspek bahasa, perlu dikaji lebih lanjut bagaimana masyarakat mengunakannya dalam kegiatan sehari-hari. Dapat dikaji contoh nyata, saat masyarakat menggunakan unsur yang ada dalam budaya yang dianggap matematis oleh peneliti. Dapat dilaksanakan rencana pembelajaran dengan memperhatikan aspek bahasa Sikka untuk siswa-siswa sekolah dasar di Pulau Besar, yang dapat dikaji dalam penelitian selanjutnya untuk mengetahui efektifitas pembelajaran tersebut. UCAPAN TERIMAKASIH Dalam penelitian ini peneliti mengucapkan terima kasih terutama kepada tiga orang subjek yang telah berkenan untuk diwawancarai, dan kepada rekanrekan yang telah memberikan dukungan untuk melaksanakan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Barton, W. D., Ethnomathematics: Exploring Cultural Diversity in Mathematics, A thesis submitted in partial fulfilment of the requirements for the degree of Doctor of Philosophy in Mathematics Education, The University of Auckland, 1996.

Penyebutan Bilangan pada Masyarakat Maumere 356 Wahyuni, A. dkk, Peran Etnomatematika dalam Membangun Karakter Bangsa, Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, Yogyakarta, 2009.