BAB IV UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENANGANI STRES SEKOLAH

dokumen-dokumen yang mirip
SATUAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK SIKLUS I

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. langsung, baik secara face to face maupun melalui media (telepon atau

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Secara umum kebiasaan menonton sinetron di SMP Negeri 5 Bandung

I. PENDAHULUAN. kepribadian dan dalam konteks sosial (Santrock, 2003). Menurut Mappiare ( Ali, 2012) mengatakan bahwa masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. terbitan kota Medan seperti Waspada, Posmetro dan lain sebagainya tentang

BAB I PENDAHULUAN. lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain tidak sedikit

TABEL IV Hasil Observasi Awal Perilaku Datang Terlambat Sekolah Sebelum Treatment. Sebelum Treatment Nama Tanggal Waktu Datang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan potensi yang dimiliki oleh masing-masing anak didik. Untuk

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

2015 EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa

BAB III PENYAJIAN DATA. mengajukan beberapa pertanyaan untuk memperoleh data-data yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Seorang Guru merupakan bagian terpenting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan tempat didikan bagi anak anak. Lebih dalam tentang

I. PENDAHULUAN. yang terjadi. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK. Abdul Aziz SMP Negeri 2 Kota Tegal, Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menyajikan hal-hal yang menjadi latar belakang penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Sadar akan hakikatnya, setiap manusia Indonesia di muka bumi ini selalu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hasil akhir dari pendidikan seseorang individu terletak pada sejauh mana hal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perubahan zaman yang semakin pesat ini membawa dampak ke berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Ridwan, Penanganan Efektif Bimbingan Dan Konseling di Sekolah, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1998, hlm.9.

BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. batas kewajaran. Kekerasan yang mereka lakukan cukup mengerikan, baik di

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini banyak permasalahan yang dialami para pelaku pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mental yang terjadi antara masa kanak-kanak dan dewasa. Transisi ini melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan menjadi perilaku yang tidak baik dalam kehidupan sehari-hari. Fenomena

PENGEMBANGAN ISTRUMEN EVALUASI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam

MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU KELAS SEBAGAI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DI SLB MARDI MULYO KRETEK

Sigit Sanyata

BAB I PENDAHULUAN. yaitu keluarga, masyarakat, sekolah dan kelompok sebaya.

PEDOMAN OBSERVASI FENOMENA KORBAN PERILAKU BULLYING PADA REMAJA DALAM DUNIA PENDIIDKAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sepanjang rentang kehidupannya memiliki tahap-tahap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BULLYING & PERAN IBU Penyuluhan Parenting PKK Tumpang, 29 Juli 2017

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TUGAS PADA SISWA KELAS V SDN 5 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. membentuk manusia yang berkualitas, berkompeten, dan bertanggung jawab

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. muncul berbagai tantangan dan persoalan serba kompleksitasnya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. berkembang melalui masa bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa hingga. Hubungan sosial pada tingkat perkembangan remaja sangat tinggi

BAB I PENDAHULUAN. dan berinteraksi dengan orang lain demi kelangsungan hidupnya. Karena pada

DAFTAR PERTANYAAN (Kuesioner) a. Isilah pertanyaan dibawah ini dengan jawaban yang sebenarnya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Siswa Sekolah Menengah Pertama merupakan tahap anak berada pada masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemampuan seseorang mengungkapkan pendapat sangat berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan pengetahuan. Howard L. Kingskey mengatakan bahwa learning is the process

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENERAPAN LATIHAN ASERTIF DALAM MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA YANG MEMILIKI ORANG TUA TUNGGAL (SINGLE PARENT)

2016 HUBUNGAN SENSE OF HUMOR DENGAN STRES REMAJA SERTA IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN. mereka mengubah dirinya sendiri (QS. Ar Ra du/13: 11).

Yusuf Hasan Baharudin Jurnal Tawadhu Vol. 1 no. 2, 2017

BAB III ASSESSMENT DAN DIAGNOSA PSIKOLOGIS PADA REMAJA YANG HAMIL DI LUAR NIKAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alrefi, 2014 Penerapan Solution-Focused Counseling Untuk Peningkatan Perilaku Asertif

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Proses penelitian tentang profil prokrastinasi akademik siswa dan

BAB II GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 1 CIKANDE

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi di bidang otomotif, setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan dasar yang penting bagi kemajuan di negara kita karena

BAB I PENDAHULUAN. Stres dalam belajar adalah perasaan yang dihadapi oleh seseorang ketika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. didapatkan 10 siswa termasuk dalam kategori sangat rendah dan rendah yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan investasi kemanusiaan yang menjadi tumpuan harapan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PTK. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus.

PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DI SMP NEGERI 1 KUALA KAPUAS. Oleh : Karyanti *

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menurut Kunandar (2009) merupakan investasi Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menjalani peran sebagai penuntut ilmu, mahasiswa pada umumnya selalu

PEROLEHAN SISWA SETELAH MENGIKUTI LAYANAN KONSELING PERORANGAN

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Masyarakat semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan, persoalan-persoalan dalam kehidupan ini akan selalu. pula menurut Siswanto (2007; 47), kurangnya kedewasaan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan tempat utama dimana seorang anak tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, sehingga munculah berbagai alat sebagai hasil pemanfaatan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan mental adalah keadaan dimana seseorang mampu menyadari

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia biasanya dilaksanakan di tingkat SMP dan SMA. Bimbingan dan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tertentu. Siswa SMP dalam tahap perkembangannya digolongkan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain untuk berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku asertif, dalam hal ini teknik yang digunakan adalah dengan Assertif

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan PTK ini dilakukan di kelas V SDN 72 Kota Timur Kota Gorontalo.

LAYANAN KONSELING DI SEKOLAH (KONSEP & PRAKTIK)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. air. Bahasa Indonesia memang diajarkan sejak anak-anak, tetapi model pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kondisi internal, di mana kondisi internal tersebut

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bereproduksi. Masa ini berkisar antara usia 12/13 hingga 21 tahun, dimana 13-14

MENGATASI PERILAKU MEMBOLOS MELALUI PENDEKATAN KONSELING REALITA PADA SISWA KELAS VII Di MTS NU UNGARAN. Oleh M. Andi Setiawan, M.

BAB I PENDAHULUAN. sekitarnya. Berkaitan dengan Pendidikan, Musaheri (2007 : 48) mengungkapkan,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, diantaranya dalam bidang pendidikan seperti tuntutan nilai pelajaran

TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (Djamarah dan Zain, 1996:53).

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 1 PENDAHULUAN. periode ini berbagai perubahan terjadi baik perubahan hormonal, fisik, psikologis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan periode baru didalam kehidupan seseorang, yang

Transkripsi:

BAB IV UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENANGANI STRES SEKOLAH A. Upaya Guru Bimbingan dan Konseling Dalam Menangani Stres Sekolah Seperti telah diketahui bahwa stress adalah fenomena umum yang senantiasa hadir dalam kehidupan manusia. Selagi manusia melakukan interaksi dengan lingkungannya, fenomena stress akan selalu menyertainya. Karena itu tidak ada manusia yang bisa menghidarkan diri dari stress. Bahkan, seseorang yang mengaku tidak mengalami stress sekalipun ketika berhadapan dengan suatu situasi sebenarnya ia tengah dilanda stres. Dengan demikian stres pada hakikatnya tidak bisa dihilangkan sama sekali, kecuali hanya bisa direduksi atau diturunkan intensitasnya, sehingga berada pada batas-batas toleransi atau tidak sampai membahayakan dan menimbulkan dampak yang negatif bagi kehidupan manusia. Karena itu fenomena stres yang dialami oleh remaja harus dipandang sebagai sesuatu yang inheren dari proses perkembangannya. Tetapi ini tidak berarti stress yang dialami peserta didik di sekolah dibiarkan berkembang begitu saja. Sebaliknya stress itu perlu ditanggulangi, ditangani atau 53

54 dikelola dengan baik, sehigga menjadi stress yang positif yang menantang peserta didik untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan diri, serta kesejahterahaan hidup dapat tetap terpelihara. 1 Dalam upaya menanggulangi atau menangani problem stres sekolah peserta didik, sekolah sebagai institusi pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting. Upaya guru BK disini lebih kepada proses pemecahan masalah siswa dengan memberikan bimbingan dan konseling, karena peranan guru BK di SMPN 1 Cikande yaitu guru BK mampu merasakan keadaan klien seperti kebutuhan, keinginan, dan emosional siswa, guru BK mampu menciptakan suasana hangat, guru BK dapat menerima siswa apa adanya tanpa membeda-bedakan, guru BK dapat memberi rasa aman terhadap siswa, dan guru BK mempunyai rasa empati terutama pada siswa yang mempunyai masalah, baik masalah akademik maupun non akademik. Dalam hal ini Upaya guru bimbingan konseling dalam menangani stres sekolah di kalangan siswa mempunyai 2 cara yaitu: konseling individu dan konseling kelompok. 1 Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, p. 301

55 1. Konseling Individu konseling individu merupakan proses pemberian bantuan kepada klien secara tatap muka antara konseor dengan konseli secara individual bertujuan unuk mengembangkan pribadi klien serta klien dapat mengantisipasi masalah-masalah yang dihadapinya. 2 Konseling individu yang dilakukan oleh guru BK kepada siswa anatara lain : a) Faktor Lingkungan Hal ini dirasakan oleh salah satu siswa SMPN 1 Cikande yang bernama DF yang saat ini duduk di kelas VIII E. DF sangat terganggu oleh keadaan lingkungan sekolah, dimana keadaan lingkungan ini dapat membuat DF tidak merasakan kenyamanan ketika berada di sekolah. Seperti keadaan sekolah yang terlalu dekat dengan jalan raya sehingga mengganggunya belajar dan berakibat belajar tidak kondusif dan sulit berkonsentrasi, kurangnya kebersihan WC, kelas, dan kurangnya keamanan. 3 Dalam membimbing dan menangani kasus di atas akibat tekanan lingkungan yang dirasakan oleh siswa/siswi, hal yang pertama dilakukan kali dilakukan guru BK adalah (1) memanggil siswa/siswi yang bersangkutan dengan tujuan untuk membantu siswa/siswi agar tidak mengatasi dengan hal negatif. (2) Guru 2 Sofyan S. Willis, Konseling Individual, (Bandung: Alfabeta, 2011), p. 158 3 DF Siswa kelas VIII E, Wawancara, Senin 05 Oktober 2015

56 BK bersikap proaktif dalam memberikan pelayanan pada siswa atau konseli, sehingga siswa yang mengalami stres sekolah mendapat bantuan dalam memahami masalah yang dialaminya. (3) Guru BK memberikan konseling individual kepada siswa (konseli) untuk membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak. (4) Guru BK mengajarkan siswa/siswi berbagai strategi coping stress sesuai dengan masalah yang dialami siswa dengan tujuan siswa/siswi dapat memecahkan masalah dalam menghadapi stres sekolah. 4 b) Faktor Bullying Seperti halnya yang dialami oleh salah satu siwa SMPN 1 Cikande yang bernama AR sekarang duduk di kelas VIII F. AR yang selalu diganggu saat ia belajar dan dikucilkan dihadapan teman-temanya oleh kelompok teman sebayanya. Ketika AR berada di sekolah ia tidak selalu merasakan kenyamanan dan keamanan seperti teman-teman yang lainnya, melainkan selalu ada rasa kecemasan dan ketakutan yang dirasakannya. 5 Dalam menangani stres sekolah akibat faktor bullying yang dirasakan oleh siswa/siswi, hal yang pertama dilakukan kali dilakukan guru BK adalah memanggil siswa/siswi yang bersangkutan dengan tujuan untuk membantu siswa/siswi agar tidak mengatasi dengan hal negatif 4 Wawancara dengan Suratningsih, (Guru Bimbingan dan Konseling), Sabtu, 28-02-2015, 09:30. 5 AR siswa kelas VIII F, Wawancara

57 1) Guru BK bersikap proaktif dalam memberikan pelayanan pada siswa atau konseli, sehingga siswa yang mengalami stres sekolah mendapat bantuan dalam memahami masalah yang dialaminya. 2) Guru BK memberikan konseling individual dengan memberi arahan kepada siswa agar berfikir positif ketika mengalami suatu masalah, lihatlah dari sisi terangnya. Karena dalam setiap masalah pasti ada sesuatu yang dapat kamu petik dan kamu pelajari untuk membuat dirimu menjadi pribadi yang lebih baik lagi. 6 3) Guru BK memberikan penegasan kepada siswa yang ngebully agar tidak melakukan hal tersebut dikemudian hari. Hal ini juga pernah dialami siswa yang bernama AG yang saat ini duduk di kelas VIII B, AG setiap harinya jarang sekolah tanpa keterangan dengan alasan AG merasakan kecemasan dan ketakutan. AG selalu diganggu oleh teman sekelas dan kakak kelasnya selain itu juga AG tidak masuk sekolah karena membolos dengan alasan AG diancam oleh kakak kelasnya yang berinisial SM, SM mengancam jika AG esok hari tidak membelikan SM rokok AG akan dipukuli. Dalam hal ini guru BK berupaya memberikan konseling individu AG mengenai ancaman yang membuat AG 6 Wawancara dengan Suratningsih

58 tidak nyaman disekolah, untuk memberanikan diri mengadu pada wali kelas, para guru, maupun guru BK karena hal demikian dapat menggangu AG dalam belajar. 7 Ketika AG berada di sekolah, AG tidak selalu merasakan kenyamanan dan keamanan seperti teman-teman yang lainnya, melainkan selalu ada rasa kecemasan dan ketakutan yang dirasakannya. Dalam menangani stres sekolah akibat tekanan yang dirasakan oleh siswa/siswi, hal yang pertama dilakukan kali dilakukan guru BK adalah memanggil siswa/siswi yang bersangkutan dengan tujuan untuk membantu siswa/siswi agar tidak mengatasi dengan hal negatif: 1) Guru BK memberikan konseling individual, dalam hal ini guru BK memberikan konseling individual terhadap siswa (konseli) dengan memberikan motivasi, arahan-arahan kepada siswa agar berfikir positif ketika mengalami suatu masalah, lihatlah dari sisi terangnya. Karena dalam setiap masalah pasti ada sesuatu yang dapat kamu petik dan kamu pelajari untuk membuat dirimu menjadi pribadi yang lebih baik lagi.dan untuk memberanikan diri mengadu pada wali kelas, para guru, maupun guru BK. 7 AG siswa kelas VIII D, Wawancara

59 2) Guru BK bekerja sama dengan pihak sekolah lainnya untuk mengawasi dan memperbaiki perilaku pelaku penekanan dengan cara bijak dan menekan siswa tersebut agar tidak melakukan hal tersebut. 3) Guru BK pun memberikan Konseling individual kepada SM agar tidak mengulangi kebiasaan yang dapat merugikan dan membahayakan orang lain, dan memberikan keterangan bahayanya merokok. 8 c) Faktor Guru Seperti yang dialami oleh beberapa siswa SMPN 1 Cikande yang bernama DA dan RR yang saat ini duduk dikelas IX A dan IX D, mereka merasakan kecemasan dan ketakutan ketika mereka mengikuti pelajaran IPA. Dikarenakan guru tersebut selalu marah, membentak, menyalahkan dan hanya memberikan hukuman di depan siswa\siswi ketika mereka tidak menyelesaikan tugas dengan kurang benar dalam mengajaran suatu mata pelajaran dan kurang suka terhadap penyampaian materi yang berbelit-belit dan kurang paham bahasanya. 9 Dalam menangani stres sekolah akibat faktor guru yang dirasakan oleh siswa/siswi, hal yang pertama dilakukan kali dilakukan guru BK adalah memanggil siswa/siswi yang bersangkutan dengan tujuan untuk membantu siswa/siswi agar tidak mengatasi dengan hal negatif : 8 Wawancara dengan Suratningsih 9 DA kelas IX A dan RR kelas IX D, Wawancara

60 1) Guru BK bersikap proaktif dalam memberikan pelayanan pada siswa atau konseli, sehingga siswa yang mengalami stres sekolah mendapat bantuan dalam memahami masalah yang dialaminya. 2) Guru BK memberikan konseling individual bertujuan untuk memberikan arahan-arahan, motivasi,dan membesarkan hati siswa/siswi supaya anak tidak jadi stres berkepanjangan karena masalah itu. 3) Guru BK mendiskusikannya dengan kepala sekolah dan guru yang bersangkutan dirasa tidak kooperatif. Dan pastikan siswa/siswi mendapatkan perlakuan yang lebih baik setelah pembicaraan ini bukan justru sebaliknya. 10 d) Faktor Konflik Hal ini dirasakan pula oleh salah satu siswa SMPN 1 Cikande, salah satunya siswa itu bernama HN (perempuan) yang saat ini duduk di kelas VIII F. HN merasakan kebingungan dan bimbang harus menentukan pilihan, apakah meneruskan sekolah atau membantu orangtuanya bekerja. Pada saat yang bersamaan ia merasakan takut dan cemas bila teman-temannya akan menjauhinya karena kesalah pahaman yang ia lakukan terhadap temannya. 11 10 Wawancara dengan Suratningsih 11 HN siswi kelas VIII F, Wawancara

61 Dalam menangani stres sekolah akibat tekanan yang dirasakan oleh siswa/siswi, yang dilakukan guru BK adalah: 1) Guru BK mmberikan konseling individual dengan memberi arahan kepada siswa agar berfikir positif ketika mengalami suatu masalah, lihatlah dari sisi terangnya. Karena dalam setiap masalah pasti ada sesuatu yang dapat kamu petik dan kamu pelajari untuk membuat dirimu menjadi pribadi yang lebih baik lagi.. 2) Guru BK mendiskusikanny dengan orangtua masalah yang siswa rasakan ketika berada disekolah. Dan dari pembicaraan ini orangtua mampu memberikan semangat kepada siswa agar lebih fokus dalam belajar dan jangan memikirkan masalah yang lain. 3) Guru BK mengajarkan siswa/siswi berbagai strategi coping stres dengan tujuan siswa/siswi dapat memecahkan masalah dalam menghadapi stres sekolah. 12 2. Konseling Kelompok Konseling kelompok merupakan Suatu proses pemberian bantuan kepada individu melalui suasana kelompok yang memungkinkan individu dapat 12 Wawancara dengan Suratningsih

62 mengembangkan wawasan dan pemahaman yang diperlukan tentang masalah tertentu. Konseling kelompok yang dilakukan guru BK kepada siswa bernama RDW (kelas VII D), DA (kelas IX A), AG (kelas VIII D), AR (kelas VIII F), GK (kelas VII F), RR (kelas IX A), RA (kelas VIII I), AC (kelas VIII E), KA (kelasvii H), DF (kelas VIII E) dan HN (kelas VIII F). Mereka merasakan kebingung bagaimana menghilangkan dan meredakan rasa cemas dan takut terhadap diri mereka, sehingga rasa cemas dan takut itu membuat mereka merasakan stres. Dalam hal ini guru BK melakukan konseling kelompok dengan membahas tentang cara untuk mengatasi kecemasan ataupun stres yang baik dan benar tujuan agar mereka dapat mengubah pola fikir yang negatif menjadi positif, dan mereka pun tidak mengatasinya dengan cara negatif. Hal ini juga dialami siswa yang bernama RDW (siswa kelas IX C), AC (siswa kelas VIII F), SR (siswi IX kelas I) dan NK (siswi kelas VIII D). Mereka merasa kebingungan dalam menyelesaikan tugas mata pelajaran yang berbeda-beda memberikan tugas (PR) yang diberikan begitu banyak dan pada hari yang sama harus

63 selesai dan merasa takut.jika mereka tidak dapat menyelesaikan tugas tersebut dan mengadapi ujian akhir semester (UAS) dikarenakan takut mendapatkan nilai kecil. 13 Dalam menangani siswa yang stres sekolah akibat tugas-tugas yang begitu banyak, kecemasan mengadapi ujian akhir semester (UAS) dikarenakan takut mendapatkan nilai kecil antara lain sebagai berikut: (1) Guru BK memberikan konseling kelompok dengan materi manfaatkan waktu seleh pulang sekolah, tujuannya agar mereka dapat bisa mengubah diri mereka sendiri memanfaatkan waktu dan mengartur waktu setelah pulang sekolah sebaik mungkin untuk mengerjakan tugas tersebut. (2) Guru BK memberikan jadwal kegiatan harian dirumah, jadwal ini membantu siswa agar mudah mengatur waktu dimana ia harus mengerjakan tugasnya dan waktu unuk dia bermain. Tujuannya agar terbiasa dalam mengatur waktu untuk bermain dan belajar, dan agar dapat lebih menghargai waktunya. (3) Guru BK memberikan pembagian kelompok untuk kegiatan belajar kelompok kepada setiap siswa/siswi yang terdiri dari 6 orang yaitu 2 orang laki-laki dan 4 orang perempuan. Dengan tujuan meringankan dan memudahkan siswa mengerjakan tugas. (4) Guru 13 RDW, GK siswa kelas VII dan AC, RA siswa kelas VIII, Wawancara

64 BK bekerja sama dengan orangtua siswa, orangtua harus membantu anak mengatur prioritas jadwaj rutinnya di rumah. 14 Dalam kegiatan konseling kelompok guru BK juga membuat langkahlangkah kegiatan bimbingan kelompok yaitu: (1) Tahap pembukaan terdiri dari menerima secara terbuka dan mengucapkan terima kasih, berdoa, menjelskan pengertian konseling kelompok, menjelasakan tujuan konseling kelompok, menjelasakan cara pelaksanaan konseling kelompok, menjelasakan asas-asas konseling kelompok, dan melaksanakan perkenalan dilanjutkan rangkaian nama. Tujuan tahap pembukaan untukterbentuknya suasana interaksiantar anggota kelompok yang kondusif untuk mencapai tujuan kegiatan. (2) Tahap transisi (peralihan) terdiri dari menjelasakan kembali kegiatan konseling kelompok, tanya jawab tentang kesiapan anggota kelompok untuk kegiata lebih lanjut, mengenali suasan apabila anggota kelompok secara keseluruha /sebagian belum siap untuk memasuki tahap berikutnya, dan mengatasi suasana tersebut, dan memberi contoh masalah pribadi yang dapat dikemukakan dan dibahas dalam kelompok. Tujuan tahap transisi (peralihan) untuk memantapkan kesiapan angota kelompok untuk masuk pada 09:30. 14 Wawancara dengan Suratningsih, (Guru Bimbingan dan Konseling), Sabtu, 28-02-2015,

65 tahap inti (penanganan). (3) Tahap kegiatan (inti) yang terdiri dari menjelaskan masalah pribadi yang hendaknya dikemukakan oleh anggota kelompok, mempersilahkan anggota untuk mengemukakan masalah pribadi masing-masing secara bergantian, memiliki/menetapkan masalah yang akan dibahas, membahas masalah terpilih secara tuntas, selingan (diisi dengan permainan), dan menegaskan komitmen anggota yang masalahnya telah dibahas (apa yang akan dilakukan berkenaan adanya pembahasan demi terentaskan masalahnya). Tujuan tahap kegiatan (inti) adalah terbahasnya topik hingga anggota kelompokmemiliki pemahaman dan pengertian yang baik. Dalam konseling kelompok, tujuannya adalahpemecahan masalah individual setiap anggota kelompok. (4) Tahap pengakhiran yang terdiri dari menjelasakan bahawa konseling kelompok akan diakhiri, anggota memberikan kesan dan menilai kemjuan yang dicapai masing-masing, pembahasan kegiatan lanjutan, pesan serta tanggapan anggota, ucapan terima kasih, berdoa, dan perpisahan.tujuan tahap pengakhiran untuk mengevaluasi perubahan yang dicapai oleh setiap anggotakelompok dan menetapkan kegiatan lanjutan yang diperlukan secara individual. 15 2014. 15 Dokumen, SATLAN (Satuan Layanan) Konseling Kelompok, SMPN 1 Cikande tahun 2013-

66 B. Hasil Penanganan Guru Bimbingan dan Konseling dalam Menangani Stres Sekolah Guru bimbingan dan konseling dalam menangani stres sekolah di kalangan siswa, sudah pasti mempunyai keinginan untuk memperoleh sebuah tujuan yang baik sesuai dengan apa yang diinginkan oleh guru BK. Meskipun hasil yang dicapai dari guru bimbingan dan konseling memberikan penanganan masalah stres sekolah di kalangan siswa tidak mencapai 100%, setidaknya guru bimbingan dan konseling sudah memberikan yang terbaik untuk peserta didik. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, responden mendapatkan penanganan problem stres sekolah yang dialami oleh responden dari guru bimbingan dan konseling (konselor). Adapun hasil penanganan guru bimbingan dan konseling dalam menangani stres sekolah yang dialami siswa/siswi adalah sebagai berikut: 1. Setelah AG mendapatkan penanganan dari guru bimbingan dan konseling, dia rajin masuk sekolah dan tidak takut lagi dengan ancaman dari teman-teman yang selalu membuat dia tidak merasakan kenyamanan ketika berada disekolah. 16 16 AG siswa kelas VIII D, Wawancara

67 2. Setelah AC mendapatkan penanganan dari guru bimbingan dan konseling, ia bisa mengatur jadwal untuk mengerjakan tugas dan dapat mengurangi rasa kecemasannya ketika dia mengikuti ujian akhir sekolah (UAS). Pada semester genap tahun 2015 ia mendapatkan juara ke dua saat semester sebelumnya ia mengalami prestasinya menurun. 17 3. Setelah RR mendapatkan penanganan dari guru bimbingan dan konseling, ia dapat mengurangi rasa ketakutan dan kecemasan ketika mengikuti mata pelajaran di kelas. Guru pengajar pada mata pelajaran tersebut lebih mengurangi emosionalnya ketika dia sedang berhadapan dengan siswa/siswi dan guru tersebut paham mengenai perlakuannya selama ini bisa berdampak buruk terhadap peserta didiknya. 18 4. Setelah RDW mendapatkan penanganan dari guru bimbingan dan konseling, ia paham tentang mengatasi masalah stres yang ia alami sesuai dengan masalahnya. Jika ia mempunyai masalah belajar ataupun masalah pribadi dan 17 AC siswa kelas VIII E, Wawancara 18 RR siswa kelas IX D, Wawancara

68 yang lainnya, ia harus menceritakan kepada orang yang terdekat seperti orangtua, teman sebaya, wali kelas, dan guru bimbingan dan konseling. 19 5. Setelah HN mendapatkan penanganan dari guru bimbingan dan konseling, ia bisa memahami arti sebuah kehidupan yang ia jalani dimana dia ingin membantu orang tuanya bekerja sedangkan ia masih sekolah. HN bisa membantu orang tuanya dengan cara menabung dengan menyisihkan uang sakunya. 20 19 RDW siswa kelas VII D, Wawancara 20 HN siswa kelas VIII F, Wawancara