Penilaian Kriteria Green Building Pada Jurusan Teknik Sipil ITS?

dokumen-dokumen yang mirip
PENILAIAN KRITERIA GREEN BUILDING PADA GEDUNG REKTORAT ITS

Penilaian Kriteria Green Building pada Gedung Teknik Sipil ITS

Penilaian Kriteria Green Building pada Gedung Teknik Sipil ITS

PENGUKURAN KESESUAIAN KRITERIA GREEN BUILDING PADA GEDUNG MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI ITS FRISKARINDI NOOR WAKHIDAH

Penilaian Kriteria Green building pada Gedung Rektorat ITS

PENILAIAN KRITERIA GREEN BUILDING PADA GEDUNG REKTORAT ITS

ANALISA FAKTOR-FAKTOR PENTING PENILAIAN KRITERIA GREEN BUILDING (Studi Kasus Pada Gedung-Gedung Kampus UWKS)

LAMPIRAN. = transmitansi termal fenestrasi (W/m 2.K) = beda temperatur perencanaan antara bagian luar dan bagian dalam (diambil

Perbandingan Perhitungan OTTV dan RETV Gedung Residensial Apartement.

Perbandingan Perhitungan OTTV dan ETTV Gedung Komersial - Kantor

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Sumber Produksi Tenaga Listrik PLN

LAPORAN TUGAS MENGHITUNG NILAI OTTV DI LABTEK IXC

OPTIMASI PENGGUNAAN PENCAHAYAAN ALAMI PADA RUANG KERJA DENGAN MENGATUR PERBANDINGAN LUAS JENDELA TERHADAP DINDING

ANALISA KONSERVASI ENERGI SELUBUNG BANGUNAN BERDASARKAN SNI STUDI KASUS: GEDUNG P1 DAN P2 UNIVERSITAS KRISTEN PETRA SURABAYA

BAB IV: KONSEP Pendekatan Konsep Bangunan Hemat Energi

PENYUSUNAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA (SKKNI) AHLI PENILAI BANGUNAN HIJAU

BAB III TINJAUAN KHUSUS

ANALISA KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KANTOR PEMERINTAH DI SURABAYA

EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG PERKANTORAN RAMAH LINGKUNGAN (GREEN OFFICE BUILDING)

BAB III METODE PENELITIAN

Pemanfaatan Sistem Pengondisian Udara Pasif dalam Penghematan Energi

BAB III TINJAUAN KHUSUS (ELABORASI TEMA) Konsep Bangunan hijau adalah bangunan dimana di dalam perencanaan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perhatian adalah mengenai konsumsi energi dan mengenai penghematan energi.

BAB I PENDAHULUAN. Konsep hijau (green) mengacu kepada prinsip keberlanjutan (sustainability)

Pemilihan Material Fasad pada Malang Convention and Exhibition Centre Sesuai Standar GBCI dengan Perhitungan OTTV

KAJIAN GREEN BUILDING PADA GEDUNG DEKANAT FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

Konservasi energi selubung bangunan pada bangunan gedung.

Laboratorium Kesehatan Masyarakat dengan Kajian Green Building di Universitas Mulawarman Samarinda

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

PENINGKATAN NILAI BANGUNAN HIJAU PADA BANGUNAN TERBANGUN Studi Kasus: Gedung Kampus X

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

ANALISIS KRITERIA PENERAPAN GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

Green Building Concepts

BAB I PENDAHULUAN. baik itu dari sisi produksi maupun sisi konsumsi, yang berbanding terbalik dengan

ABSTRAK. apartemen, Sea Sentosa

Aplikasi Green Building pada Kantor AMG Tower Surabaya

Transfer Termal pada Selubung Bangunan SMPN 1 Plandaan Jombang

DAFTAR ISI ABSTRAK PRAKATA DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR DIAGRAM DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISA ASPEK KEUANGAN PADA PERENCANAAN KLASTER BANGUNAN RUMAH TINGGAL DENGAN KONSEP EFISIENSI ENERGI Roby 1, William 2,Herry 3 dan Soehendro 4

Bab 14 Kenyamanan Termal. Kenyaman termal

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Belakangan ini, tingkat kesadaran global terhadap lingkungan hidup

BAB III TINJAUAN TATA RUANG DALAM, TATA RUANG LUAR, DAN ARSITEKTUR HIJAU

SELUBUNG BANGUNAN VOL. 1. PANDUAN PENGGUNA BANGUNAN GEDUNG HIJAU JAKARTA Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 38/2012. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

KEPENTINGAN DAN IMPLEMENTASI GREEN CONSTRUCTION DARI SISI PANDANG KONTRAKTOR

Science&Learning&Center!di!Universitas!Mulawarman!! dengan!konsep!green&building!

EVALUASI KENYAMANAN THERMAL MESJID AR-RAUDDAH KOTA MEDAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

SEMINAR PROPOSAL TUGAS AKHIR OPTIMASI PENGGUNAAN PENCAHAYAAN ALAMI PADA RUANG KERJA DENGAN MENGATUR PERBANDINGAN LUAS JENDELA TERHADAP DINDING

Pengembangan RS Harum

MEMBANGUN KEBERLANJUTAN DI ORLANDO MAGIC AWAY

Identifikasi Pengaruh Material Bangunan Terhadap Kenyamanan Termal (Studi kasus bangunan dengan material bambu dan bata merah di Mojokerto)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam buku karangan Ellsworth Huntington (1951) yang berjudul principles

1 BAB I PENDAHULUAN. diiringi dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat. Beriringan pula dengan

STUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING

PENCAHAYAAN SEBAGAI INDIKATOR KENYAMANAN PADA RUMAH SEDERHANA YANG ERGONOMIS Studi Kasus RSS di Kota Depok Jawa Barat

Mada Asawidya [ ] Yusronia Eka Putri, ST, MT Christiono Utomo, ST, MT, Ph.D

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Gedung Pascasarjana B Universitas Diponegoro. utama (Tepat Guna

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi tingkat kenyamanan termal manusia terhadap ruang (Frick, 2007:

BAB I PENDAHULUAN. daya secara efisien selama proses pembuatannya hingga pembongkarannya.

KAJIAN KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) DITINJAU DARI ASPEK PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE PADA RUMAH TINGGAL DARI SEGI MATERIAL

PENERUSAN PANAS PADA DINDING GLAS BLOK LOKAL

SELUBUNG BANGUNAN DAN LINGKUNGAN LUAR (PASSIVE COOLING)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Krisis Energi Kebutuhan energi di segala aspek kehidupan manusia saat ini semakin

ASPEK SAINS ARSITEKTUR PADA PRINSIP FENG SHUI

SURVEI TINGKAT KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SUMBER DAN SIKLUS MATERIAL DARI GREENSHIP RATING TOOLS PADA PROYEK KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1 Sumber: Conference on Sustainable Building South-East Asia New Green Opportunities & Challenges 4,5 May 2010.

BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU

DIMENSI IMPLEMENTATIF PERTIMBANGAN ENERGI PADA BANGUNAN PELAYANAN ADMINISTRASI KAMPUS SEBAGAI UPAYA MENUJU BANGUNAN SADAR ENERGI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

OPTIMALISASI KINERJA TERMAL SELUBUNG BANGUNAN PADA DESAIN KAMPUS BARU PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNLAM

BAB V METODOLOGI DAN ALAT PENGUKURAN

DAMPAK PENGGUNAAN DOUBLE SKIN FACADE TERHADAP PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK UNTUK PENERANGAN DI RUANG KULIAH FPTK BARU UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA:

Abstrak. 2. Studi Pustaka. 54 DTE FT USU

BAB III METODE PENELITIAN

Mahasiswa : Dian Pramita Eka Laksmiyanti / Dosen Pembimbing : Ir. IGN Antaryama, Ph.D Dr. Ir. V. Totok Noerwasito, MT

GENETIC ALGORITHM UNTUK MENGOPTIMASI RETURN OF INVESTMENT PADA GREEN BUILDING

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

ANTUSIASME PASAR TERHADAP RUMAH BERKONSEP HIJAU DI CITRALAND SURABAYA

GREENSHIP untuk Gedung Baru Versi 1.1 GREENSHIP New Building

KAJIAN OTTV SELUBUNG BANGUNAN STUDI KASUS ASRAMA PUTRI USU

KEPENTINGAN STANDAR BANGUNAN HIJAU INDONESIA DAN PENGARUH PENERAPANNYA TERHADAP BIAYA PROYEK SELAMA UMUR BANGUNAN

I. PENDAHULUAN. pemanfaatan energi terbarukan menjadi meningkat. Hal ini juga di dukung oleh

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Saran. 159

Transkripsi:

Penilaian Kriteria Green Building Pada Jurusan Teknik Sipil ITS? KRISIS ENERGI Kebutuhan Persediaan PENGHEMATAN ENERGI GREEN BUILDING ECO CAMPUS PENERAPAN GEDUNG T.SIPIL TIDAK DI DESAIN DENGAN KONSEP GB

Perpustakaan UI, Depok Gedung BCA, Jakarta

TUJUAN : Mengetahui hasil pengukuran rating kriteria green building berdasarkan standar nasional Greenship. BATASAN MASALAH : 1. Penelitian ini hanya mengidentifikasi rating/sertifikat berdasarkan kriteria Green Building standar GBCI ( Green Building Council Indonesia). 2. Obyek yang dinilai adalah gedung perkuliahan yang meliputi Ruang J, I dan E Jurusan Teknik Sipil ITS. 3. Penilaian akan dilakukan hanya pada beberapa kriteria saja sesuai dengan tingkatan keutamannya, dan keterbatasan waktu.

Inggris Amerika Australia Indonesia BREEAM LEED Green Star Greenship

Contoh Aplikasi Green Building : Hearst Tower, New York Gedung Diamond Malaysia

PENELITIAN TERDAHULU JUDUL DETAIL PENULIS Penelitian ini menjelaskan tentang Asawidya kriteria yang paling penting menurut pelaku konstruksi dalam (2011) menerapkan kriteria green construction dan untuk mengetahui tingkat kepedulian para pelaku konstruksi mengenai penerapan green construction pada industri konstruksi di Surabaya, dengan melakukan survey kepada para pelaku kosntruksi. Analisis Kriteria Penerapan Green Construction Pada Proyek Konstruksi di Surabaya Identifikasi Kriteria Kinerja Sustainable Buiding Pada Gedung H, Kampus ITS, Surabaya Kajian Penerapan Prinsip Prinsip Green Building Studi Kasus : Kampus Kementrian Pekerjaan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan identifikasi kriteria bagi kinerja sustainable building gedung H kampus ITS Sukolilo. Dengan melakukan survey kepada orang-orang yang berkompeten di bidangnya dan pernah menggunakan gedung tersebut Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan konsep green building pada desain Gedung Kementrian Pekerjaan Umum. Kriteria yang ditinjau meliputi Desain Tata Guna Lahan, Desain Ruang Terbuka Hijau, Desain Sirkulai Dan Parkir, Desain Manajemen Sampah,Desain Bentuk dan Orientasi Bangunan, Desain Sistem Pengelolaan Air, Penggunaan Teknologi Ramah Lingkungan. Prayogo (2011) Hartanto (2011)

Daftar Kriteria Green Building Mengidentifikasi dan menganalisa kriteria Green Building yang dianggap paling utama. Pengukuran Kriteria Analisa Data Pengukuran Penilaian Rating Green Building JTS

No Kriteria Green Building MEAN SD KUADRAN 1 Site Selection 3,200 1,135 KW3 2 Water Fixtures 3,400 0,516 KW4 3 Thermal Comfort 4,000 0,667 KW1 4 Rainwater Harvesting 3,600 0,699 KW4 5 Site Landscaping 4,100 0,876 KW2 6 CO2 Monitoring 3,000 0,816 KW4 7 Storm Water Management 3,900 0,876 KW2 8 Environmentally Friendly Processed Product 2,800 0,919 KW3 9 Natural Lighting 4,200 0,632 KW1 10 Ventilation 4,300 1,059 KW2 11 Regional Material 3,200 0,919 KW3 12 Advance Waste Management 3,600 0,699 KW4 13 Water Use Reduction 4,300 0,675 KW1 14 Micro Climate 3,900 0,876 KW2 15 Non ODS Us age 4,200 0,919 KW2 16 Alternative Water Resource 4,100 0,568 KW1 17 Energy Efficiency Measure 4,100 0,738 KW1 18 Water Efficiency landscaping 3,600 0,699 KW4 19 Community Accessibility 3,200 1,033 KW3 20 Chemical Pollutants 4,100 0,994 KW2 21 On Site Renewable Energy 3,900 0,876 KW2 22 Certified Wood 2,800 1,229 KW3 23 Water Recycling 3,900 0,876 KW2 24 Pollution of construction Activity 3,600 0,516 KW4 25 Building and Material 3,500 1,354 KW3 26 Public Transportation 3,100 0,876 KW3 27 Visual Comfort 4,100 0,738 KW1 28 Climate Change Impact 3,200 0,919 KW3 29 Acoustic Level 3,200 0,919 KW3 30 Bicycle 3,500 0,707 KW4 31 Environmental Tobacco Smoke Control 4,100 1,101 KW2 MEAN : 3,668 0,852 KW 1 : MEAN > SD < KW 2 : MEAN > SD > KW 3 : MEAN< SD > KW 4 : MEAN < SD <

Alternatife Water Resource Energy Efficiency Measure Thermal Comfort Visual Comfort Natural Lightning Water Use Reduction Penilaian Kriteria Green Building pada Gedung JTeknik Sipil ITS

Pemanfaatan sumber daya air lain KRITERIA PENGUKURAN Wawancara & Pengamantan langsung Belum Ada Pemanfaatan Air PENILAIAN

KRITERIA Menetapkan nilai OTTV sesuai SNI 03-6389-2000 yaitu maksimal sebesar 45 W/m2 OTTV (Overall Thermal Transfer Value) adalah angka yang menunjukkan perolehan panas akibat radiasi matahari yang melewati per meter persegi luas selubung bangunan. PENGUKURAN OTTV = α [(Uw x ( 1 - WWR)] x TDek + ( SC x WWR x SF) + ( Uf x WWR x ΔT)

Balok beton 250mm Kaca Bening 6mm Plesteran Semen 12mm Dinding Bata 200mm 0,6 m Arah Bahan Luas (m2) 1,2 m 2,74 m Konduksi Panas Melalui Dinding Tdek (K) U (W/m2.K) α Sub Tot U Batu bata 200mm 36 10 3,680688 0,55 728,776 U Balokbeton 25/60 cm - - - - - B Batu bata 200mm 58,86 10 3,680688 0,55 1191,549 B Balokbeton 25/60 cm 19,44 10 5,792 0,535 602,391 S Batu bata 200mm 36 10 3,680688 0,55 728,776 S Balokbeton 25/60 cm - - - - - T Batu bata 200mm 83,64 10 3,680688 0,55 1693,190 T Balokbeton 25/60 cm - - - - - TOTAL : 233,94 TOTAL : 4944,683 Konduksi Panas Melalui Kaca Arah Bahan Luas (m2) SC SF Faktor Sub Tot U Kaca bening 6mm - - - - - B Kaca bening 6mm 36,9 0,3 243 1,25 3362,51 S Kaca bening 6mm T Kaca bening 6mm 26,52 0,3 112 1,25 1113,84 TOTAL: 63,42 TOTAL : 4476,35 Transmitansi Panas Melalui Kaca Arah Bahan Luas (m2) AT U (W/m2.K) Faktor U Kaca bening 6mm B Kaca bening 6mm 36,9 5 2,89 1 533,205 S Kaca bening 6mm 0 T Kaca bening 6mm 26,52 5 5,8928212 1 781,388 TOTAL : 63,42 TOTAL : 1314,59 Tot Gambar Detail Selubung Bangunan Gedung J OTTV = 10735,63 / 360,78 =23,49 W/m 2

Menetapkan perencanaan kondisi termal ruangan secara umum pada suhu 25 o C dan kelembaban relatif udara 60%. KRITERIA PENGUKURAN Kenyamanan thermal pada ruangan kelas T.Sipil sudah memenuhi kriteria PENILAIAN

Sumber : Buku Ilmu Fisika Bangunan 2011

No Ruang Suhu (C) Kelembaban 1 E-101 27,9 54% 2 E-102 24,6 57% 3 I-101 27,8 49% 4 I-102 27,5 52% 5 I-103 27,1 50% 6 J-101 26,4 48% 7 J-102 27,1 68% 8 J-103 27,3 61% No Ruang Suhu (C) Kelembaban 1 E-101 27,3 45% 2 E-102 27,8 38% 3 I-101 26,2 48% 4 I-102 25,9 33% 5 I-103 26,5 46% 6 J-101 26,8 53% 7 J-102 27,5 53% 8 J-103 25,6 34%

Menetapkan perencanaan tingkat pencahayaan ruangan sesuai yang dianjurkan SNI 03-6197-2000 KRITERIA PENGUKURAN Kenyamanan visual pada ruangan kelas T.Sipil sudah memenuhi kriteria PENILAIAN

Sumber : SNI 03-6197-2000 Ruang Lampu menyala (lux) Lampu setengah menyala (lux) E-101 350,7 189,7 E-102 314,0 164,9 I-101 393,0 234,3 I-102 389,7 210,0 I-103 391,3 223,5 J-101 366,8 199,5 J-102 404,3 181,2 J-103 353,0 155,5 Ruang Lampu menyala (lux) Lampu setengah menyala (lux) E-101 354,7 195,3 E-102 374,8 193,3 I-101 328,7 201,5 I-102 307,3 145,0 I-103 316,0 182,5 J-101 345,7 171,3 J-102 357,2 176,5 J-103 360,2 183,8 Ruang Lampu menyala (lux) Lampu setengah menyala (lux) E-101 238,8 162,9 E-102 247,6 174,4 I-101 289,0 196,3 I-102 283,2 192,3 I-103 290,5 201,8 J-101 320,7 129,3 J-102 325,3 134,3 J-103 328,8 148,0

Pemanfaatan cahaya alami, sebagai alat bantu penerangan minimal sebesar 300 lux KRITERIA PENGUKURAN Pemanfaatan cahaya alami T.Sipil belum memenuhi kriteria PENILAIAN Ruang Lampu mati (lux) Lampu mati (lux) Lampu mati (lux) PAGI SIANG SORE E-101 38,6 40,2 2-3 E-102 23,3 54,2 2-3 I-101 141,2 32,8 2-3 I-102 113,3 22,7 2-3 I-103 124,8 22,8 2-3 J-101 73,0 19,2 2-3 J-102 173,7 30,3 2-3 J-103 28,8 44,8 2-3 Penilaian Kriteria Green Building pada Gedung JTeknik Sipil ITS

Penghematan penggunaan air tanpa mengurangi jumlah kebutuhan per orang sesuai SNI 03-7065-2005 KRITERIA PENGUKURAN Metode pendekatan jumlah penghuni Belum terlihat adanya penghematan air pada Gedung T.Sipil PENILAIAN

No. Penggunaan gedung Pemakaian air Satuan 1 Rumah tinggal 120 Liter/penhuni/hari 2 Rumah susun 100 Liter/penhuni/hari 3 Asrama 120 Liter/penhuni/hari 4 Rumah Sakit 500 Liter/tempat tidur pasien/hari 5 Sekolah Dasar 40 Liter/siswa/hari 6 SLTP 50 Liter/siswa/hari 7 SMU/SMK dan lebih tinggi 80 Liter/siswa/hari 8 Ruko/Rukan 100 Liter/penghuni dan pegawai/hari 9 Kantor/Pabrik 50 Liter/pegawai/hari 10 Toserba 5 Liter/m2 Pemakaian air ITS tiap bulan (liter) Biaya ITS tiap bulan Pemakaian air T.Sipil tiap bulan (liter) Biaya T.Sipil tiap bulan 10141000 Rp75.270.940 341751,7 Rp2.536.631 10186000 Rp75.336.940 343268,2 Rp2.538.855 10222000 Rp75.401.740 344481,4 Rp2.541.039 10222000 Rp75.401.740 344481,4 Rp2.541.039 10153000 Rp75.264.540 342156,1 Rp2.536.415 SNI 03-7065-2005 Grafik Biaya Air

No 1 a. b. d. e. 2 Krite ria Energy Efficiency Measure Tiap penurunan 3 W/m2 dari nilai OTTV 45 W/m2 (SNI 03-6389-2000) mendapatkan nilai 1 poin sampai maks 5 poin Menggunakan lampu dengan daya pencahayaan sebesar 30%, yang lebih hemat daripada daya pencahayaan yang tercantum dalam SNI 03-6197-2000 Zonasi pencahayaan untuk seluruh ruang kerja yang dikaitkan dengan sensor gerak Penempatan tombol lampu dalam jarak pencapaian tangan pada saat buka pintu Natural Lightning Pengggunaan cahaya alami secara optimal sehingga minimal 30% luas lantai yang a. digunakan untuk bekerja mendapatkan intensitas cahaya alami minimal sebesar 300lux Jika butir satu dipenuhi lalu ditambah dengan adanya lux sensor untuk otomatisasi b. pencahayaan buatan apabila intensitas cahaya alami kurang dari 300lux, didapatkan tambahan nilai 2 poin 4 Water Use Reduction Konsumsi air bersih dengan jumlah 80% dari sumber primer tanpa mengurangi jumlah a. kebutuhan per orang sesuai dengan SNI 03-7065-2005 seperti pada tabel terlampir Setiap penurunan konsumsi air bersih dari sumber primer sebesar 5% sesuai dengan b. acuan pada poin 1 akan mendapatkan nilai 1 dengan nilai maks sebesar 7 poin 5 Alternatife Water Resource Meggunakan salah satu dari tiga alternatif a. sebagai berikut: air kondensasi AC, air bekas wudu, atau air hujan. 6 Visual Comfort Menggunakan lampu dengan iluminasi (tingkat a. pencahayaan) ruangan sesuai SNI 03-6197- 2000 Tabel 1 7 Thermal Comfort Menetapkan perencanaan kondisi termal b. ruangan secara umum pada suhu 25oC dan kelembababan relatif 60%. TOTAL : Point (Greenship) Point (Gedung T.Sipil ) 5 5 1 1 1 0 1 1 2 0 2 0 1 1 7 0 1 0 1 0 1 1 23 9

Dari pengukuran penilaian kriteria green building yang telah dilakukan pada Gedung Teknik Sipil ITS terhadap 6 kriteria green building yang dianggap paling utama menurut para akademisi, dan dilakukan pengukuran pada setiap kriterianya, yaitu Thermal Comfort, Visual Comfort, Energy Efficieny Measure, Alternatife Water Resource, Water Use Reduction dan Natural Lightning dapat disimpulkan bahwa tingkat rating sertifikasi Green Building pada gedung Teknik Sipil ITS adalah sebesar 43%.

Kriteria Green Building yang belum diterapkan dengan baik pada gedung Teknik Sipil ITS adalah Natural Lightning, Water Use Reduction dan Alternative Water Resource dari beberapa kriteria yang dianggap paling utama dan diukur dalam penelitian Tugas Akhir ini.

TERIMA KASIH

SNI 03-6389-2000 OTTV = α [(Uw x ( 1 - WWR)] x TDek + ( SC x WWR x SF) + ( Uf x WWR x ΔT) OTTV = harga perpindahan termal menyeluruh pada dinding luar yang memiliki arah atau orientasi tertentu (W/m 2 ). α = absorbtansi radiasi matahari ( Tabel 4.5 & 4.6) Uw = Transmitansi termal dinding tak tembus cahaya (W/m 2.K). WWR = Perbandingan luas jendela dengan luas seluruh dinding luar pada orientasi yang ditentukan. TDek = Beda temperatur ekuivalen (K) (Tabel 4.7) SF = Faktor radiasi matahari (W/m 2 ) (Tabel 4.9) SC = Koefisien peneduh dari sistem tenestrasi. Uf = Transmitansi termal fenetrasi (W/m 2.K). ΔT = Beda temperatur perencanaan antara bagian luar dan bagian dalam (diambil 5K).

TATA CARA PENGUKURAN SNI 16-7062-2004 : 1. Menentukan titik pengukuran : Dalam penelitian ini penentuan titik pengukuran dilakukan dengan penerangan umum, dimana Luas ruangan kelas Teknik Sipil ITS yang berkisar antara 10 meter 100 meter persegi dibagi menjadi 12 titik pengukuran. 2.Pengukuran dilakukan dalam keadaan sesuai dengan kondisi tempat pekerjaan dilakukan: - Pintu ruangan (Kondisi tertutup atau terbuka) - Lampu ruangan (Kondisi mati atau menyala) 3. Tata cara pengukuran : -Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor. -Bawa alat ketempat titik pengukuran yang telah ditentukan, baik pengukuran untuk intensitas penerangan setempat atau umum.