LAPORAN PENELITIAN DANA PNBP FATEK

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU KECAMATAN KOTA TENGAH KOTA GORONTALO. Sri Sutarni Arifin 1. Intisari

I. PENDAHULUAN. sebagai bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jumlah penduduk yang terus meningkat membawa konsekuensi semakin

INVENTARISASI SERAPAN KARBON OLEH RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA MALANG, JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat di seluruh wilayah Indonesia. Pembangunan-pembangunan

Arahan Optimalisasi RTH Publik Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara

ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA POSO (STUDI KASUS : KECAMATAN POSO KOTA)

Konsep Penataan Ruang Terbuka Hijau di Kota Ponorogo. Dirthasia G. Putri

INFORMASI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI PROVINSI JAMBI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PENDAHULUAN. didirikan sebagai tempat kedudukan resmi pusat pemerintahan setempat. Pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota seringkali menyebabkan terjadinya perubahan kondisi ekologis lingkungan perkotaan yang

2016 KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERD ASARKAN JUMLAH PEND UD UK D I KECAMATAN JATINANGOR KABUPATEN SUMED ANG

ANALISIS RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA MERAUKE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kebutuhan Masyarakat akan Ruang Terbuka Hijau pada Kawasan Pusat Kota Ponorogo

SALINAN BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 5 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2010

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

: JONIGIUS DONUATA : : PERHUTANAN KOTA PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA HUTAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN LAHAN KERING

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. stabilitator lingkungan perkotaan. Kota Depok, Jawa Barat saat ini juga

I. PENDAHULUAN. Keberadaan ruang terbuka hijau saat ini mengalami penurunan yang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan kota baik dari skala mikro maupun makro (Dwihatmojo)

Pengembangan RTH Kota Berbasis Infrastruktur Hijau dan Tata Ruang

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gambar 23. Ilustrasi Konsep (Image reference) Sumber : (1) ; (2) (3)

Arahan Pengembangan RTH Berdasarkan Fungsi Ekologis di Kota Blitar

PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TIPOLOGI KEPEMILIKAN RTH DI PERKOTAAN TOBELO

PERANCANGAN ULANG JALUR HIJAU JALAN BARAT-TIMUR KOTA BARU BANDAR KEMAYORAN. Oleh: Syahroji A

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan oleh proporsi bangunan fisik yang mengesampingkan. keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Biasanya kondisi padat

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Rencana Tata Ruang Wilayah. pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang. Hal tersebut telah digariskan dalam

BAB 4 PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN

Batu menuju KOTA IDEAL

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENDAHULUAN. banyaknya daerah yang dulunya desa telah menjadi kota dan daerah yang

MATA KULIAH PRASARANA WILAYAH DAN KOTA I (PW ) Jur. Perencanaan Wilayah dan Kota FTSP INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi suatu kawasan hunian yang berwawasan ligkungan dengan suasana yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia disetiap tahun semakin meningkat. Hal ini

Gambar 2. Lokasi Studi

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN DESAIN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang

Muhimmatul Khoiroh Dosen Pembimbing: Alia Damayanti, S.T., M.T., Ph.D

BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VI PENUTUP. 1. Kondisi kenyamanan thermal hasil simulasi eksisting: Kondisi eksisting penggal 1,2,3 titik terendah dan tertinggi pagi

Penetuan Tema Ruang Terbuka Hijau Aktif Di Kota Malang Berdasarakan Preferensi Masyarakat

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. permukaan tanah dan atau air (Peraturan Pemeritah Nomor 34 Tahun 2006).

ANALISIS RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DI KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN (Jurnal) Oleh KIKI HIDAYAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Pendahuluan

PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN

Rumah Susun Sewa Di Kawasan Tanah Mas Semarang Penekanan Desain Green Architecture

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK )

ANALISIS DAN SINTESIS

VII. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu Magang

Studi Peran & Efektifitas RTH Publik di Kota Karanganyar Isnaeny Adhi Nurmasari I BAB I PENDAHULUAN

TUGAS AKHIR 118 PEREMAJAAN RUMAH SUSUN PEKUNDEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

Momentum, Vol. 11, No. 2, Okt 2015, Hal ISSN , e-issn KETERSEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK KOTA PACITAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERENCANAAN TAMAN KOTA SEBAGAI SALAH SATU ATRIBUT KOTA HIJAU DI KECAMATAN GEDEBAGE, BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. lahan terbangun yang secara ekonomi lebih memiliki nilai. yang bermanfaat untuk kesehatan (Joga dan Ismaun, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, jasa, dan industri. Penggunaan lahan di kota terdiri atas lahan

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERUMAHAN GRAHA RAYA KECAMATAN SERPONG DAN PONDOK AREN FEBBY LESTARI A

BAB I PENDAHULUAN. Fristiawati, 2015 PENGEMBANGAN TAMAN RA. KARTINI SEBAGAI RUANG REKREASI PUBLIK DI KOTA CIMAHI

Tabel 19. Selisih Serapan dan Emisi Karbon Dioksida. (ton) ,19 52,56 64,59 85,95 101, , , ,53

PEMANFAATAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DI KELURAHAN WAWOMBALATA KOTA KENDARI TUGAS AKHIR

TINJAUAN PUSTAKA. secara alami. Pengertian alami disini bukan berarti hutan tumbuh menjadi hutan. besar atau rimba melainkan tidak terlalu diatur.

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang

BAB IV ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG RUANG TERBUKA DI KELURAHAN TAMANSARI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dimensi ekonomi dibandingkan dengan dimensi ekologi. Struktur alami sebagai tulang punggung Ruang Terbuka Hijau harus dilihat

Disajikan oleh: LIA MAULIDA, SH., MSi. (Kabag PUU II, Biro Hukum, Kemen PU)

BAB III. Penelitian inii dilakukan. dan Danau. bagi. Peta TANPA SKALA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kawasan perkotaan di Indonesia cenderung mengalami permasalahan

TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Sekolah

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2002 TENTANG HUTAN KOTA

BAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang

METODOLOGI 3.1 Lokasi dan waktu

Transkripsi:

LAPORAN PENELITIAN DANA PNBP FATEK ANALISIS PEMANFAATAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA GORONTALO TIM PENELITI 1. SRI SUTARNI ARIFIN, S.Hut., M.Si. NIDN 0005027807 2. MUHAMMAD RIJAL SYUKRI, S.T., M.Si. NIDN 0013127704 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO NOVEMBER 2014 0

1

RINGKASAN Penyediaan Ruang Terbuka Hijau untuk wilayah perkotaan sangat penting, mengingat fungsinya dalam memberikan manfaat ekologis, sosial budaya, arsitektural dan ekonomis. Posisi RTH seharusnya memiliki fungsi yang sangat penting dalam proses pembangunan suatu wilayah, bukan hanya sebagai elemen pelengkap dalam wilayah perkotaan. Keberadaan Ruang Terbuka Hijau tidak hanya dibutuhkan terpenuhi secara kuantitas namun seharusnya terpenuhi secara kualitas. Pembangunan RTH seharusnya sejalan dengan pemanfaatan dari ruang terbuka hijau tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemanfaatan ruang terbuka hijau sesuai dengan fungsinya serta mengidentifikasi masalah dalam pemanfaatan RTH. Penelitian ini dianalisis secara spasial kondisi fisik RTH melalui kajian lokasi, jenis vegetasi dan infrastruktur RTH lainnya. Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan studi kasus pada dua lokasi Ruang Terbuka Hijau yaitu Taman Kota dan Lapangan Taruna Remaja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas area bervegetasi untuk taman kota adalah 16,59 % atau 812,45 m 2 dan Lapangan Taruna Remaja 1.450,85 m 2 atau 9,82%. Ruang Terbuka Hijau tersebut belum berfungsi secara ekologis karena luas area bervegetasi masih sangat minim sehingga perlu dilakukan penambahan vegetasi, dan perbanyak variasi jenis tanaman yang ada. Kata kunci : Ruang Terbuka Hijau (RTH), pemanfaatan, fungsi 2

PRAKATA Kegiatan Penelitian dengan judul Analisis Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Kota Gorontalo merupakan kegiatan penelitian pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilaksanakan melalui pembiayaan PNBP Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo. Laporan penelitian ini disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan kegiatan tersebut, yang disertai dengan dokumen logbook keuangan dan logbook kegiatan sebagai dokumen pendukung. Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih 4 (empat) bulan dari bulan September Desember 2014, dengan target luaran utama dapat dilihat pada ringkasan pada bagian sebelumnya. Besar harapan kami agar penelitian sejenis dapat terus terlaksana baik dari pihak fakultas maupun universitas dan dapat dilanjutkan ataupun diimplementasi dalam pembangunan wilayah yang terkait. Gorontalo, 1 Desember 2014 Tim Peneliti, Ketua Sri Sutarni Arifin, S.Hut, M.Si. 3

DAFTAR ISI Halaman Pengesahan... 1 Ringkasan... 2 Prakata... 3 Daftar Isi... 4 Daftar Gambar... 5 Daftar Lampiran... 6 Bab I Pendahuluan... 7 1.1. Latar Belakang... 7 1.2. Keutamaan Penelitian... 7 Bab II Tinjauan Pustaka... 8 Bab III Tujuan dan Manfaat Penelitian... 10 3.1. Latar Belakang... 10 3.2. Keutamaan Penelitian... 10 Bab IV Metode Penelitian... 11 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian... 11 4.2. Alat dan Bahan... 11 4.3. Metode Penelitian... 11 4.4. Cara Penelitian dan Analisis... 12 4.5. Luaran yang Diharapkan... 12 4.6. Bagan Alur Penelitian... 13 Bab V Hasil dan Pembahasan Penelitian... 14 5.1. Taman Kota... 14 5.2. Lapangan Taruna Remaja... 16 Daftar Pustaka... 19 Lampiran 4

DAFTAR GAMBAR 5.1. Vegetasi pada Taman Kota... 13 5.2. Site Plan Taman Kota... 14 5.3. Site Plan Lapangan Taruna Remaja... 15 5.4. Jenis Vegetasi di Lapangan Taruna Remaja Kota Gorontalo... 15 5

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Peta Ruang Terbuka Hijau Kota Gorontalo... 19 Lampiran 2. Peta Ruang Terbuka Lokasi Studi Kasus... 20 Lampiran 3. Personalia Tenaga Peneliti dan Kualifikasi... 21 6

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau pada wilayah perkotaan disyaratkan dalam Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang sebesar 30 % dari luas wilayah. Penyediaan Ruang Terbuka Hijau untuk wilayah perkotaan sangat penting, mengingat fungsinya dalam memberikan manfaat ekologis, sosial budaya, arsitektural dan ekonomis. Posisi RTH seharusnya memiliki fungsi yang sangat penting dalam proses pembangunan suatu wilayah, bukan hanya sebagai elemen pelengkap dalam wilayah perkotaan. Keberadaan Ruang Terbuka Hijau saat ini terus kembangkan melalui berbagai program pemerintah baik pusat maupun daerah untuk mencapai amanat yang disyarakatkan dalam peraturan perundangan. Namun, peningkatkan luasan RTH tersebut tidak sejalan dengan kualitas pemanfaatannya. Ruang Terbuka Hijau yang telah ada (RTH eksisting) tidak sepenuhnya dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya. Keberadaan Ruang Terbuka Hijau tidak hanya dibutuhkan terpenuhi secara kuantitas namun seharusnya terpenuhi secara kualitas. Pembangunan RTH seharusnya sejalan dengan pemanfaatan dari ruang terbuka hijau tersebut. Ruang Terbuka Hijau di Kota Gorontalo khususnya di pusat aktivitas masyarakat masih terbatas dan hanya terdiri dari beberapa taman kota. Namun kondisi taman tersebut tidak sepenuhnya dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat. 1.2. Keutamaan Penelitian Melalui penelitian ini diharapkan luaran yang berupa hasil analisis pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau baik berupa taman kota maupun sarana olahraga dalam berdasarkan fungsi ekologis, sosial budaya, estetika dan ekonomis. Penelitian ini akan memberikan informasi tentang masalah yang menjadi kendala sehingga ruang terbuka hijau belum dimanfaatkan sebagaimana mestinya. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Purnomohadi (2006), Ruang Terbuka Hijau (RTH) memiliki fungsi dasar yaitu : 1. Fungsi bio-ekologis (fisik), yang member jaminan pengadaan RTH menjadi bagian dari sistem sirkulasi udara (paru-paru kota), pengatur iklim mikro, agar sistem sirkulasi udara dan air secara alami dapat berlangsung lancar, sebagai peneduh, produsen oksigen, penyerap air hujan, penyedia habitat satwa, penyerap (pengolah) polutan media udara, air dan tanah serta penahan angin. 2. Fungsi sosial ekonomi (produktif) dan budaya yang mampu menggambarkan ekspresi budaya lokal, RTH merupakan media komunikasi warga kota, tempat rekreasi, tempat pendidikan dan penelitian. 3. Pendukung ekosistem perkotaan; produsen oksigen, tanaman berbunga, berbuah dan berdaun indah, serta bisa menjadi bagian dari usaha pertanian, kehutanan dan lain-lain. 4. Fungsi estetis; meningkatkan kenyamanan, memperindah lingkungan kota baik dari skala mikro (halaman rumah, lingkungan permukiman) maupun skala makro (landsekap kota secara keseluruhan). Ditinjau dari salah satu fungsinya, taman kota dapat di analogikan sebagai paru-paru alam yang memiliki peranan penting dalam menjaga kualitas udara. Di berbagai belahan dunia, lahan dengan ragam tanaman dan pepohonan yang tertata canti ini, berperan pula sebagai elemen penting yang menjelma sebagai symbol sosialisai kemasyarakatan yang cukup kuat. Fungsi taman kota dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Fungsi Hidrologis Taman kota yang meupakan ruang terbuka hijau mendapat peran dalam membantu fungsi hidrologis dan hal penyerapan air dan mereduksi potensi banjir. Pepohonan melalui perakarannya, mampu meresapkan air ke dalam tanah, sehingga pasokan air dalam tanah ( water shaving ) semakin meningkat dan jumlah aliran limpasan air juga berkuran yang akan mengurangi terjadinya banjir. Diperkirakan, untuk setiap 1 8

hektar ruang terbuka hijau, mampu menyimpan 900 m3 air tanah per-tahun, dengan demikian potensi kekeringan sumur penduduk di musim kemarau dapat di atasi. 2. Fungsi kesehatan Taman yang penuh dengan pohon, dapat di analogikan sebagai paru2 kota dan merupakan produsen oksigen yang belum tergantikan fungsinya. Setiap 1 hektar ruang terbuka hijau diperkirakan mampu menghasilkan 0,6 ton oksigen guna di konsumsi 1500 penduduk per-hari sehingga dapat bernafas dengan lega. 3. Fungsi ekologis Yaitu sebagai penjaga kualitas lingkungan kota. Bahkan rindangnya taman dengan banyak buah dan biji2an merupakan habitat yang baik bagi burung2 untuk tinggal, sehingga dapat mengundang burung2 untuk berkembang biak. Penelitian yang telah dilakukan Penataan Ruang Terbuka Hijau Kota (Indraswara, 2006) Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Permukiman (Syukri, 2013) Pengembangan Ruang Terbuka Hijau Perkotaan (Lihawa, dkk., 2013) Penelitian yang diusulkan Usulan Penelitian : Analisis Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Kota Gorontalo Penelitian yang akan datang 1. Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Tingkat Pencemaran pada wilayah Perkotaan 2. Perubahan Pemanfaatan Lahan pada Kawasan Perkotaan 9

BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 3.1. Tujuan Penelitian Penelitian ini disusun dengan tujuan untuk menganalisis pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau berdasarkan fungsinya. Analisis kesesuaian taman kota yang ada di wilayah Kota Gorontalo berdasarkan salah satu fungsinya yaitu fungsi ekologis. Hasil penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana taman kota yang ada memberikan fungsi ekologis bagi wilayah disekitarnya. Tujuan lain dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada pada taman kota sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana peruntukannya. Identifikasi permasalahan ini didasarkan pada fungsi Ruang Terbuka Hijau serta aturan yang telah ditetapkan dalam perundang-undangan 3.2. Manfaat Penelitian Manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah adanya informasi tentang analisis kesesuaian pemanfaatan taman kota yang telah ada dan paling sering dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan masyarakat Kota Gorontalo. Melalui penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah Kota Gorontalo dapat merencanakan pengembagan dan penataan Ruang Terbuka Hijau khususnya taman kota selanjutnya. 10

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Kota Gorontalo mulai bulan September 2014 Desember 2014. Pemilihan lokasi di Kota Gorontalo didasarkan pada alasan bahwa wilayah ini merupakan salah satu kawasan perkotaan dengan tingkat pembangunan cukup cepat. Kondisi ini menyebabkan Kota Gorontalo memiliki permasalahan perkotaan yang cukup mendesak terkait dengan penurunan kualitas lingkungan. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian/penelitian terkait dengan pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau yang tersedia pada wilayah ini. Ruang Terbuka Hijau yang akan dianalisis nantinya difokuskan pada taman kota yang terdapat di pusat Kota Gorontalo. 4.2. Alat dan Bahan Alat bantu dalam pengukuran lahan seperti, GPS Alat cetak peta dan dokumen lainnya : Plotter, printer dan kelengkapannya Alat tulis menulis : pulpen, kertas Peta Dasar dan peta-peta tematik lainnya Program desain grafis dan pemetaan Kelengkapan yang Menunjang a. Penyediaan pelaksana lapangan (staf ahli dan surveyor ) b. Penyediaan peralatan survey c. Pengumpulan data sekunder dan data primer d. Kelengkapan administrasi 4.3. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Metode pengumpulan data meliputi studi literatur, pengumpulan data penduduk, peta-peta dasar. 2. Survey awal yang bersifat observasi untuk melihat kondisi aktual Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang telah ada. 11

3. Mengumpulkan informasi melalui kuisioner pada para pengunjung/penggunan RTH 4. Menginventarisir jenis vegetasi yang terdapat pada RTH untuk menganalisis fungsi ekologisnya. 5. Mengumpulkan informasi mengenai peraturan dan kebijakan terkait dengan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Perkotaan khususnya untuk RTH Publik. 4.4. Cara Penelitian dan Analisis Setelah mengidentifikasi lokasi dan kondisi RTH, maka dilakukan pengumpulan data referensi dasar seperti : 1) Peta Administrasi Wilayah Merupakan peta tentang wilayah Kota Gorontalo untuk menggambarkan pembagian wilayah secara administratif beserta batasannya serta aksesibilitas yang ada di dalamnya seperti jaringan jalan. 2) Peta Ruang Terbuka Hijau Eksisting Memberikan informasi tentang lokasi ruang terbuka hijau yang ada di Kota Gorontalo 3) Data jumlah penduduk Jumlah penduduk untuk menentukan penggunan RTH didasarkan pada kebutuhannya 4.5. Luaran yang diharapkan Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap, tahap pertama berupa pengukuran pada area ruang terbuka hijau untuk medapatkan hasil area bervegetasi dan non vegetasi. Sedangkan tahap kedua merupakan proses identifikasi jenis vegetasi yang ada gambaran site plan kawasan RTH. Melalui penelitian ini diharapkan diperoleh data dan informasi tentang pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kota Gorontalo yang nantinya dapat menjadi masukan bagi pemerintah kota dalam pengembangan RTH. Hasil penelitian ini nantinya akan dipublikasikan pada jurnal nasional tidak terakreditasi dan sebagai pengayaan bahan ajar pada mata kuliah Ilmu Lingkungan pada Prodi Arsitektur serta Pengantar Pemugaran Lingkungan Perkotaan pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo. 12

4.6. Bagan Alur Penelitian Persiapan, survey awal Pengumpulan Data Fisik Pengumpulan Data Sosial Ekonomi Pengolahan dan Analisis Data - Data Hasil Analisis Fisik RTH - Site plan kawasan - Data Hasil Analisis Sosial Penyusunan Laporan Hasil penelitian Seminar Hasil 13

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian dilaksanakan selama kurang lebih 4 (empat) bulan dengan mengambil sampel pada 2 (dua) lokasi Ruang Terbuka Hijau yang sering menjadi pusat aktivitas masyarakat Kota Gorontalo. Survey dan analisis dilakukan pada Taman Kota dan Lapangan Taruna Kota Gorontalo. Berdasarkan hasil pengukuran dan analisis pada kedua lokasi tersebut maka diperoleh hasil sebagai berikut : 5.1. Taman Kota Kota Gorontalo saat ini baru memiliki 3 (tiga) Ruang Terbuka Hijau jenis taman kota yaitu Taman Kota, Taman Buah dan Taman Lahilote. Hingga saat ini taman yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat umum adalah Taman Kota yang terletak di Jl. Jaksa Agung Suprapto. Luas taman kota ini adalah 4.897,62 m 2 atau 0,489 hektar. Data hasil pengukuran untuk kawasan taman kota menunjukkan bahwa hasil luas area yang bervegetasi adalah 812,45 m 2 atau 16,59 persen dari luas total taman. Sedangkan luas area yang tidak bervegetasi yaitu 4.085,17 m 2 atau 83,42 persen. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008, tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan disyaratkan bahwa luas area bervegetasi pada taman kota adalah sebesar 80-90 persen dari luas total taman. Mengacu pada aturan tersebut, persentase luas area bervegetasi dan non vegetasi pada taman kota saat ini belum memenuhi syarat yang telah ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi ekologis taman kota belum terpenuhi pada kawasan ini. Luas area pada taman kota yang sebagian besar masih berupa permukaan beton (paving block) perlu dilakukan penambahan area vegetasi dengan menambahkan pohon dan tanaman hias lainnya. Selain itu, analisis pemanfaatan taman kota yang didasarkan pada fungsi lainnya yaitu memberikan nilai estetika yang pada umumnya didasarkan pada komposisi tanaman yang bervariasi dari tanaman peneduh (pohon), tanaman buah, perdu, tanaman hias dan rumput masih sangat terbatas. Hal ini dapat dilihat pada komposisi tanaman yang terdapat pada taman kota sebagai berikut : 14

1. Trembesi/Ki Huj ujan (Samanea saman) 2. Palem Raja (Roys oystonea regia) 3. Pucuk Merah (Ol Oleina syzygium) 4. Asoka (Ixora ind ndica) 5. Iris Kuning (Neom eomarica gracilis) Komposisi tanamann yang ada pada taman kota yaitu pohon pene eneduh yang Trembesi yang terdiri dari ri 9 pohon dan tersebar pada sudut-sudut area ttaman kota dan Palem Raja memanjan ang pada salah satu sisi bagian barat taman. Jen enis vegetasi yang ada hanya didomina inasi oleh kedua jenis vegetasi tersebut, sedang angkan jenis lainnya hanya terdapat dalam da jumlah sedikit dan tidak disertai denga gan vegetasi penutup permukaan tanahh seperti rumput dan sejenisnya. Sebagian besa esar vegetasi dibatasi oleh pembatas beto ton dan pagar besi. Gambar 5.1. 5. Vegetasi pada Taman Kota Gorontalo Salah satu fungsi Ru uang Terbuka Hijau yaitu fungsi sosial dan ekon onomi telah sesuai dengan peruntukan an taman kota. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya b masyarakat yang berkunjun ung ke taman ini serta berbagai event yang sering ngkali dibuat pada area taman kota ini. in Kondisi ini menunjukkan bahwa masyara rakat sudah memahami dan tertarik untuk un memanfaatkan taman kota sebagai tempa pat rekreasi keluarga. 15

Gambar 5.2. Site Plan Taman Kota Gorontalo 5.2. Lapangan Taruna Remaja Lapangan olahraga dan alun-alun termasuk dalam salah satu jenis Ruang Terbuka Hijau di perkotaan. Kota Gorontalo memiliki lapangan di pusat kota yang menjadi salah satu pusat kegiatan masyarakat kota yaitu Lapangan Taruna Remaja. Lapangan ini terdiri atas taman, lapangan tennis dan lapangan basket. Luas total lapangan Taruna Remaja adalah 14.778,40 m 2 atau 1,4 ha. Luas area yang bervegetasi adalah 1.450,85 m 2 atau 9,82 persen dari luas total Lapangan, sedangkan sisanya adalah area dengan permukaan yang tertutup beton sebesar 13.327,55 m 2 atau 90,18 persen. Persentase perbandingan antara luas area yang tertutup vegetasi dengan area tanpa vegetasi pada RTH Lapangan Taruna Remaja sama halnya dengan kondisi RTH taman kota yang telah dibahas sebelumnya. Perbandingan antara area bervegetasi dan area yang tidak bervegetasi belum sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan sehingga Ruang Terbuka Hijau ini belum memberikan fungsi ekologis seperti memberikan suplai oksigen yang cukup, sebagai resapan air, menciptakan iklim mikro serta memperlancar sirkulasi udara dan air. 16

Gambar 5.3. Site Plan Lapangan Taruna Remaja Kota Gorontalo Komposisi vegetasi di Lapangan Taruna Remaja sebagian besar didominasi oleh tanaman mahoni (Swietenia mahagoni) yang membentuk jalur mengelilingi area lapangan. Sedangkan area taman berada di sekitar patung Nani Wartabone ciri khas pusat Kota Gorontalo. Vegetasi lain yang terdapat pada area taman adalah Pinang Merah (Areca vestiaria) dan terdapat 1 (satu) pohon beringin (Ficus benyamina) pada sudut lapangan serta vegetasi lainnya seperti Palem Raja (Roystonea regia). Vegetasi yang ada pada area lapangan ini belum terdapat tanaman perdu dan rumput sebagai penutup permukaan tanah, serta jumlah vegetasi yang masih sangat terbatas sehingga produksi oksigen masih sangat terbatas. Gambar 5.4. Jenis Vegetasi di Lapangan Taruna Remaja Kota Gorontalo 17

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan pada Ruang Terbuka Hijau dengan melakukan studi kasus pada dua pada Taman Kota di Jalan Jaksa Agung Suprapto dan Lapangan Taruna Remaja, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Ruang Terbuka Hijau (Taman Kota dan Lapangan Taruna Remaja) yang ada di Kota Gorontalo belum memberikan fungsi ekologis yang optimal berdasarkan luas area dan jumlah vegetasi yang tersedia. 2. Ruang Terbuka Hijau tersebut memiliki luas area bervegetasi masih sangat minim yaitu 16,59 % untuk taman kota dan 9,82% untuk Lapangan Taruna Remaja. Hal ini tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008, tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan yang mensyaratkan luas area bervegetasi untuk taman kota 80 90% dari luas total area. 3. Area Taman Kota dan Lapangan taruna sebagian besar permukaannya tertutup beton (paving block) sehingga menghalangi sirkulasi air. 6.2. Saran Melalui penelitian ini diharapkan pada Pemerintah Kota Gorontalo khususnya dapat menyusun atau membuat regulasi yang terkait dengan pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau dengan mengoptimalkan fungsinya. Hal ini mendorong agar pembangunan Ruang Terbuka Hijau di wilayah perkotaan dapat memberikan manfaat yang lebih optimal baik dari segi ekologis, estetika maupun sosial ekonomi. Selain itu, diperlukan penambahan jumlah vegetasi dalam berbagai jenis seperti : pohon peneduh, pohon buah, tanaman perdu/semak dan rumput sebagai penutup permukaan area Ruang Terbuka Hijau. Penelitian yang terkait dengan pemanfaatan dan pengembangan Ruang Terbuka Hijau dapat lebih ditingkatkan sehingga dapat mendukung program pembangunan berwawasan lingkungan. 18

DAFTAR PUSTAKA Budihardjo, Eko. 2003. Kota Berwawasan Lingkungan. Bandung. Alumni Indraswara, M. Sahid. 2006. Penataan Ruang Terbuka Hijau Kota (Studi Kasus Taman Menteri Supeno/Taman KB Semarang), Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan Permukiman Vol. 5 No. 1 Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan Perda No 40 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Gorontalo Purnomohadi, Ning, 2006, Ruang Terbuka Hijau Sebagai Unsur Utama Tata Ruang Kota, Dirjen Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta. Undang-undang No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang. 19

Lampiran 1. Peta Ruang Terbuka Hijau Kota Gorontalo 20

Lampiran 2. Peta Ruang Terbuka Hijau lokasi Studi Kasus Taman Kota Lapangan Taruna Remaja 21

Lampiran 3. Personalia Tenaga Peneliti dan Kualifikasi No Nama/NIDN Posisi Bidang Ilmu 1 Sri Sutarni Arifin/ 0005027807 2 Muh. Rijal Syukri/ 0013127704 Ketua Peneliti Anggota Pemb. Wilayah Rancang Kota Alokasi Uraian Tugas Waktu (jam) 110 Bertanggung jawab pada seluruh kegiatan penelitian Menganalisis data sekunder dan hasil pengukuran di lapangan 110 Melakukan survey dan pengambilan data di lapangan bersama surveyor Membuat site plan lokasi penelitian 22

Lampiran 4. Draft Jurnal 23

24

25

Lampiran 5. Biodata Tim Peneliti I. Ketua Peneliti A. Identitas Diri 1. Nama lengkap dan Gelar : Sri Sutarni Arifin, S.Hut., M.Si. 2. Jenis Kelamin : Perempuan 3. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli 4. NIP : 197802052008122003 5. NIDN : 0005027807 6. Tempat/ Tgl Lahir : Lawo, Soppeng / 5 Februari 1978 7. E-mail : srisutarni.arifin@ung.ac.id 8. Nomor Telepon : 081241190014 B. Riwayat Pendidikan S1 Universitas Hasanuddin Makassar Program Studi Manajemen Hutan 1996-2001. S2 Universitas Hasanuddin Makassar Program Studi Perencanaan dan Pengembangan Wilayah 2003-2005. C. Pengalaman Bidang Penelitian Dan Kegiatan Ilmiah Bidang Penelitian No Uraian Penelitian Tahun 1. Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam menganalisis kesesuaian pemanfaatan lahan pada kawasan hutan Kabupaten 2001 Jeneponto 2. Faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan pemanfaatan lahan 2011 pada kawasan hutan di Kabupaten Soppeng 3. Pengembangan Ruang Terbuka Hijau Perkotaan 2013 4. Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Kec. Kota Tengah Kota Gorontalo 2014 Bidang Kegiatan Ilmiah 1 2 3 Peserta seminar nasional sociotecnopreneurship oleh MITI Workshop penyusunan peta hijau di Kota Gorontalo Sebagai nara sumber pada kegiatan identifikasi Ruang Terbuka Hijau di Kota Gorontalo 2012 2012 2012 Gorontalo, 1 Desember 2014 Peneliti Utama Sri Sutarni Arifin, S.Hut.,M.Si. NIP. 197802052008122003 26

II. Anggota Peneliti A. Identitas 1. Nama lengkap dan Gelar : Muhammad Rijal Syukri, S.T., M.Si. 2. Jenis Kelamin : Laki-laki 3. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli 4. NIP : 197712132008011006 5. NIDN : 0013127704 6. Tempat/ Tgl Lahir : Ujung Pandang, 13 Desember 1977 7. Email : muhammad.rijalsyukri@ung.ac.id B. Riwayat Pendidikan S1 Universitas Hasanuddin Makassar Jurusan Teknik Arsitektur 1996-2002. S2 Universitas Hasanuddin Makassar Program Studi Perencanaan dan Pengembangan Wilayah 2003-2006. C. Pengalaman Bidang Penelitian Dan Kegiatan Ilmiah Bidang Penelitian No Uraian Penelitian Tahun 1. Desain Lembaga Pemasyarakatan Anak di Kota Makassar 2002 2. Partisipasi masyarakat dalam perbaikan permukiman kumuh di 2006 Kel. Rappokalling Kec. Tallo Kota Makassar 3. Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Permukiman di 2013 Kelurahan Tenilo Kota Gorontalo 4. Pengembangan Ruang Terbuka Hijau Perkotaan 2013 5. Penataan Jalur Hijau Jalan di Kota Gorontalo 2014 Bidang Kegiatan Ilmiah 1 Peserta seminar nasional sociotecnopreneurship oleh MITI 2 Peserta Kongres Nasional Perumahan dan Permukiman II 3 Training of Trainer (TOT), Pembimbing Penalaran Mahasiswa 2012 2009 2008 Gorontalo, 1 Desember 2014 Anggota Peneliti Muhammad Rijal Syukri, S.T.,M.Si. NIP. 197712132008011006 27