III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni 2013 di

I. PENDAHULUAN. oleh H.K Onnes pada tahun 1911 dengan mendinginkan merkuri (Hg) menggunakan helium cair pada temperatur 4,2 K (Darminto dkk, 1999).

I. PENDAHULUAN. Superkonduktor merupakan suatu bahan dengan konduktivitas tak hingga, karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR-

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium. Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa,

III. METODE PENELITIAN. preparsai sampel dan pembakaran di furnace di Laboratorium Fisika Material

Eksperimen Pembentukan Kristal BPSCCO-2223 dengan Metoda Lelehan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai bulan Agustus Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai selesai. Penelitian dilakukan

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

Eksperimen Pembentukan Kristal BPSCCO-2223 dengan Metode Self-Flux

BAB III METODE PENELITIAN

METODE SOL-GEL RISDIYANI CHASANAH M

Bab III Metodologi Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di beberapa tempat yang berbeda yaitu ; preparasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Desember 2014 sampai dengan Mei

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September hingga Desember 2015 di

Metodologi Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

dengan panjang a. Ukuran kristal dapat ditentukan dengan menggunakan Persamaan Debye Scherrer. Dilanjutkan dengan sintering pada suhu

350 0 C 1 jam C. 10 jam. 20 jam. Pelet YBCO. Uji Konduktivitas IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Ba(NO 3 ) Cu(NO 3 ) 2 Y(NO 3 ) 2

The Effect of Sintering Time on Surface Morfology of Pb-Doped Bi-2223 Oxides Superconductors Prepared by the Solid State Reaction Methods at 840 o C

3.5 Karakterisasi Sampel Hasil Sintesis

Bab III Metoda Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik CSZ-NiO untuk elektrolit padat

METODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian terhidung sejak bulan Juni 2013 sampai dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG BAB I

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab IV Hasil dan Pembahasan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan September 2012

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

METODOLOGI PENELITIAN

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan metode eksperimen murni.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2015 di

Uji Kekerasan Sintesis Sintesis BCP HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Bahan Dasar

Efek Atmosfer Udara dan Oksigen Terhadap Struktur Kristal dan Kristalografi Material Superkonduktor (Bi0,40Pb0,45)Sr2(Ca0,40Y0,70)Cu2Oz

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ketika mendengar kata keramik, umumnya orang menghubungkannya dengan

Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di

I. PENDAHULUAN. Al yang terbentuk dari 2 (dua) komponen utama yakni silika ( SiO ) dan

BAB I PENDAHULUAN. Telah disadari bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus

SINTESIS SUPERKONDUKTOR BSCCO DENGAN VARIASI Bi DAN Pb MELALUI METODE SOL GEL DAN ANALISIS POLA DIFRAKSI SINAR X MENGGUNAKAN METODE RIETVELD FULLPROF

NANOKRISTALISASI SUPERKONDUKTOR (Bi,Pb) 2 Sr 2 CaCu 2 O 8+δ DENGAN METODE PENCAMPURAN BASAH DENGAN VARIASI SUHU DAN WAKTU KALSINASI DAN SINTER

KARAKTERISASI MIKROSTRUKTUR FEROELEKTRIK MATERIAL SrTiO 3 DENGAN MENGGUNAKAN SCANNING ELECTRON MICROSCOPY (SEM)

Bab III Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan energi di dunia akan terus meningkat. Hal ini berarti bahwa

I. PENDAHULUAN. dan kebutuhan bahan baku juga semakin memadai. Kemajuan tersebut memberikan

PENGARUH KONDISI ANNEALING TERHADAP PARAMETER KISI KRISTAL BAHAN SUPERKONDUKTOR OPTIMUM DOPED DOPING ELEKTRON Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai dengan Oktober 2013.

PENGARUH DOPAN Pb TERHADAP FRAKSI VOLUME KRISTAL SUPERKONDUKTOR B(P)SCCO-2212

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan, yaitu pada bulan Oktober 2011

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Januari 2012

XRD ANALYSIS OF Bi-2212 SUPERCONDUCTORS: PREPARED BY THE SELF-FLUX METHOD

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Januari 2015 sampai dengan Juni

Superkonduktor Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

III. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong,

BAB III METODE PENELITIAN. bulan Agustus 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian

I. PENDAHULUAN. kebudayaan manusia. Menurut sejarah, keramik sudah dikenal oleh orang-orang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. sol-gel, dan mempelajari aktivitas katalitik Fe 3 O 4 untuk reaksi konversi gas

Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction

SINTESIS SERBUK MgTiO 3 DENGAN ADITIF Ca DARI BATU KAPUR ALAM DENGAN METODE PENCAMPURAN LARUTAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas

PENGARUH SUHU SINTER TERHADAP KARAKTERISTIK DIELEKTRIK KERAMIK CALCIA STABILIZIED ZIRCONIA (CSZ) DENGAN PENAMBAHAN 0.5% BORON TRIOXIDE (B 2 O 3 )

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.

Gambar 10. Skema peralatan pada SEM III. METODE PENELITIAN. Untuk melaksanakan penelitian digunakan 2 jenis bahan yaitu

Bab IV Hasil dan Pembahasan

ANALISIS FASA KARBON PADA PROSES PEMANASAN TEMPURUNG KELAPA

I. PENDAHULUAN. Seiring kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. dibutuhkan suatu material yang memiliki kualitas baik seperti kekerasan yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik-Fisik Universitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini mengungkapkan metode penelitian secara keseluruhan yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Suhu Sinter Terhadap Struktur Kristal

BAB III METODE PENELITIAN. Tahapan Penelitian dan karakterisasi FT-IR dilaksanakan di Laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Karena tujuan dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan metode screen printing melalui proses :

LOGO. STUDI EKSPANSI TERMAL KERAMIK PADAT Al 2(1-x) Mg x Ti 1+x O 5 PRESENTASI TESIS. Djunaidi Dwi Pudji Abdullah NRP

ABSTRAK. Kata Kunci: Superkonduktor Bi2Sr2(Ca1,5Nd0,25Gd0,25)Cu3Oz, wet-mixing, nanopartikel, sintering, ferromagnetik, XRD, TEM, VSM.

THE EFFECT OF Pb DOPANT ON THE VOLUME FRACTION OF BSCCO-2212 SUPERCONDUCTING CRYSTAL

I. PENDAHULUAN. rumah tangga dan bahan bangunan, yang selanjutnya keramik tersebut dikenal

II. TINJAUAN PUSTAKA. walaupun tanpa adanya sumber tegangan (Rusdi, 2010). Suatu superkonduktor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Densitas Abu Vulkanik Milling 2 jam. Sampel Milling 2 Jam. Suhu C

Transkripsi:

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di Laboratorium Fisika Material FMIPA Unila, Laboratorium Kimia Instrumentasi FMIPA Unila, Laboratorium PT Semen Batu Raja, dan karakterisasi menggunakan SEM dan XRD dilakukan di Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (P3GL) Bandung. B. Alat dan Bahan Penelitian Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari neraca sartorius digital, alat penggerus (pastle dan mortar), spatula, tungku pemanas (furnace), cawan (crussible), alat pressing, cetakan sampel (die), X-Ray Diffraction (XRD), dan Scanning Electron Microscopy (SEM). Bahan dasar yang digunakan dalam penelitian ini berupa bahan oksida karbonat dengan tingkat kemurnian yang tinggi yaitu: Bi 2 O 3 (99,9%), PbO (99,9%), SrCO 3 (99,9%), CaCO 3 (99,95%), dan CuO (99,999%).

26 C. Komposisi Bahan Komposisi bahan awal untuk membuat 3 gram sampel superkonduktor BSCCO-2223 dengan doping Pb (BPSCCO-2223) pada kadar Ca = 2,10 fraksi mol dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Komposisi bahan BPSCCO-2223 dengan kadar CaCO 3 = 2,10. Bahan Fraksi Massa hitung untuk 3 gram sampel Bi 2 O 3 1,60 0,9272 PbO 0,40 0,2220 SrCO 3 2,00 0,7344 CaCO 3 2,10 0,5228 CuO 3,00 0,5936 Total 3,0000 D. Preparasi Sampel Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode reaksi padatan (solid state reaction method) yang terdiri dari penggerusan, peletisasi (pressing), serta pemanasan (kalsinasi dan sintering). Diagram alir penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 9.

27 Penimbangan Penggerusan dan peletisasi Kalsinasi dengan suhu 800 o C selama 10 jam Penggerusan dan peletisasi Sintering selama 20 jam dengan variasi suhu Ts = 840 o C, 845 o C, 850 o C, dan 855 o C Karakterisasi X-Ray Diffraction (XRD) Scanning Electron Microscopy (SEM) Gambar 9. Diagram alir penelitian 1. Penimbangan Bahan dasar yang digunakan dalam penelitian terlebih dahulu ditimbang sesuai dengan takaran yang telah ditentukan. Semua bahan yang telah ditimbang ditempatkan pada wadah tersendiri.

28 2. Penggerusan Setelah ditimbang, semua bahan dicampur dan digerus menggunakan mortar dan pastle secara manual sehingga bahan halus (penggerusan dilakukan secara bertahap selama ± 15-20 jam). Penggerusan bertujuan untuk meningkatkan homogenitas dan memperluas permukaan kontak agar reaksi dapat berlangsung secara stoikiometri. Dengan demikian, terjadi peningkatan efektivitas reaksi padatan yang membentuk benih-benih senyawa (prekursor). 3. Peletisasi Peletisasi bertujuan untuk meningkatkan reaksi padatan agar partikel bahan campuran tersusun rapat dan padat. Sehingga apabila diberi perlakuan panas yang tepat, akan terjadi proses difusi atom dan terbentuk ikatan yang kuat antar partikel. Peletisasi merupakan proses memadatkan serbuk sehingga tercetak dalam bentuk lingkaran dengan ukuran tertentu. Pada penelitian ini peletisasi dilakukan menggunakan alat pressing dengan kekuatan 8 ton. 4. Kalsinasi Kalsinasi adalah sebuah proses pemanasan yang dilakukan di bawah titik leleh suatu sampel dengan tujuan untuk membuang komposisi yang tidak diperlukan. Untuk kalsinasi dilakukan pada suhu 800 C selama 10 jam. Diagram kalsinasi dapat dilihat pada Gambar 10.

29 T ( o C) Gambar 10. Diagram kalsinasi. 5. Sintering Sampel hasil kalsinasi belum sempurna, karena adanya porositas, penangkapan gas sekitar, dan kecilnya luas permukaan kontak, maka sampel perlu digerus ulang dan di press ulang. Sintering merupakan proses pemanasan pada suhu tertentu untuk menghasilkan fase tertentu. Sebelum proses sintering, permukaan kontak antar partikel dimaksimalkan dengan melakukan pengepress-an, sehingga bentuk awal material yang dipadatkan dapat dipertahankan dari penyusutan maupun pengembangan. Faktor fisika yang paling mempengaruhi sintering adalah temperatur. Pada penelitian ini variasi suhu sintering dilakukan Ts = 840 C, 845 C, 850 C, dan 855 C selama 20 jam. Secara khusus, proses yang terjadi selama sintering adalah necking antara butiran-butiran dan selanjutnya perubahan porositas. Untuk diagram proses sintering dapat dilihat pada Gambar 11.

30 T ( o C) Ts Gambar 11. Diagram sintering. E. Karakterisasi Superkonduktor hasil sintesis kemudian dikarakterisasi menggunakan X-Ray Diffraction (XRD) dan Scanning Electron Microscopy (SEM). 1. X-Ray Diffraction (XRD) Karakterisasi menggunakan XRD bertujuan untuk melihat dan mempelajari fase-fase yang terbentuk, serta menganalisis tingkat kemurnian fase (fraksi volume, derajat orientasi, dan impuritas). Pola XRD diperoleh dengan menembak sampel menggunakan sumber Cu-Kα dengan panjang gelombang 1,54 Å. Data difraksi diambil dalam rentang 2θ = 5 sampai 80, dengan modus scanning continu dan step size sebesar 2θ = 0,05 serta waktu 2 detik per step. Dari spektrum XRD terlihat adanya puncak-puncak intensitas yang terdeteksi dengan sudut difraksi 2θ. Tingkat kemurnian fase BPSCCO-2223 yang terbentuk dapat diperoleh dengan menghitung fraksi volume, derajat orientasi, dan impuritas yang terkandung dalam sampel, berdasarkan rumus sebagai berikut:

31 (3.1) (3.2) (3.3) Keterangan: Fv P I I total = Fraksi volume fase Bi-2223 = Derajat orientasi = Impuritas = Intensitas total I(2223) = Intensitas fase BSCCO-2223 I(00l) = Intensitas fase h = k = 0 dan l bilangan genap Spektrum XRD hasil pengukuran dicocokkan dengan spektrum XRD BPSCCO-2223 yang dihasilkan oleh Mannabe (1988) seperti ditunjukkan pada Gambar 12. Gambar 12. Spektrum XRD serbuk BPSCCO-2223 (Mannabe, 1988)

32 2. Scanning Electron Microscopy (SEM) Scanning Electron Microscopy (SEM) digunakan untuk menganalisis struktur mikro dari bahan superkonduktor. Hal ini dilakukan untuk melihat bentuk grain sampel. Karena bahan superkonduktor memiliki konduktivitas yang cukup besar, maka sampel tidak perlu di-coating dengan emas (Au) ataupun karbon (C), tetapi cukup menempelkan sampel pada holder menggunakan pasta perak.