BAB II TINJAUN UMUM TENTANG PENGADILAN NEGERI BANGKINANG. A. Sejarah Berdirinya Pengadilan Negeri Bangkinang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGADILAN NEGERI BANGKINANG. A. Sejarah Berdiri Pengadilan Negeri Bangkinang

BAB II TINJAUN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdiri Pengadilan Negeri Bangkinang

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Pengadilan Negeri Tanjung Balai Karimun

Tugas Pokok dan Fungsi. Andrie Irawan, SH., MH Fakultas Hukum Universitas Cokroaminoto Yogyakarta

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGADILAN NEGERI DUMAI

PENGGUGAT/ KUASANYA. Ketua Pengadilan Negeri menunjuk Majelis Hakim, dan Panitera menunjuk Panitera Pengganti. Kepaniteraan

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B MANUAL MUTU PENJAMINAN MUTU PENGADILAN

STANDART OPERASIONAL KEPANITERAAN

BAB II PROFIL PENGADILAN NEGERI MEDAN

ADMINISTRASI PERKARA KEPANITERAAN PERDATA DI PENGADILAN NEGERI SIBOLGA

ALUR PENDAFTARAN GUGATAN PERMOHONAN DI PENGADILAN NEGERI

STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PENANGANAN PERKARA PIDANA ACARA BIASA PADA PENGADILAN NEGERI TENGGARONG

BAGAN ALUR PROSEDUR PENDAFTARAN PERKARA GUGATAN

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PENGADILAN NEGERI. tempat mengadakan Transaksi (pekan atau pasar) untu k melakukan jual beli

Hukum Acara Perdata Pertemuan Ke-2

TATA CARA PEMERIKSAAN ADMINISTRASI PERSIDANGAN

Sekitar Kejurusitaan

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM

STANDAR.OPERASIONAL.PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA NO. URAIAN KEGIATAN WAKTU PENYELESAIAN KETERANGAN

BAGAN ALUR PROSEDUR PENDAFTARAN PERKARA GUGATAN

BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA

STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PENANGANAN PERKARA PERDATA PADA PENGADILAN NEGERI TENGGARONG

1. S O P KEPANITERAAN PIDANA

Petugas / Penanggung Jawab. Waktu Penyelesaian. No Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan. Ket

NO. URAIAN KEGIATAN WAKTU PENYELESAIAN KETERANGAN

LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI KAYUAGUNG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA PENGADILAN NEGERI TANAH GROGOT. No AKTIVITAS PROSEDUR WAKTU

V. STANDARD OPERATING PROCEDURES ( SOP ) KEPANITERAAN PERDATA

BIAYA PERKARA UNDANG-UNDANG NO. 50 TAHUN 2009

PENGADILAN NEGERI ARGA MAKMUR Jln. Jend. Sudirman No. 226 (0737) , Home Page:

Makalah Peradilan Tata Usaha Negara BAB I PENDAHULUAN

ADMINISTRASI PERKARA PENGADILAN NEGERI SIBOLGA

W11-A15/45/HK.05.01/I/2014 Tanggal Pembuatan Tanggal Revisi Tanggal Efektif Disahkan oleh

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA ANCANGAN

W11-A15/45/HK.05.01/I/2014 Tanggal Pembuatan Tanggal Revisi Tanggal Efektif Disahkan oleh

BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PERDATA PASCA SIDANG

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Tentang URAIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PEGAWAI PENGADILAN AGAMA MAGELANG. : Drs. H. MUSLIKIN, MH N I P :

JOB DESCRIPTION. Oleh : Ari Qurniawan

STANDAR PELAYANAN KEPANITERAAN PIDANA

HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA

Tentang URAIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PEGAWAI PENGADILAN AGAMA MAGELANG. : Mokhamad Farid, S.Ag, M.H. N I P :

Tentang URAIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PEGAWAI PENGADILAN AGAMA MAGELANG. : MUSTAQIMAH, S.Ag. N I P : : Panitera Muda Gugatan

PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA

4. SOP KEPANITERAAN PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PADA PENGADILAN NEGERI SEMARANG

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013

I. BIDANG ADMINISTRASI 1.1 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) ADMINISTRASI PERKARA PADA PENGADILAN NEGERI KELAS II SUKADANA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERAMPASAN ASET TINDAK PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Tinggi.). 7. Berkas perkara yang telah ditetapkan Majelis Panitera Muda Pidana,

SOP PENYELESAIAN PERKARA PERDATA GUGATAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pelayanan Perkara Perdata

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2008 Tentang PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

PENETAPAN KETUA PENGADILAN NEGERI BIAK TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG HUKUM ACARA PERDATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DRAFT 16 SEPT 2009 PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon banding:

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG PENGADILAN PAJAK

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA

PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PIDANA

Berkas Perkara Buku Register Induk Perkara Gugatan Perangkat Komputer Alat Tulis Pencatatan dan Pendataan:

Pengadilan Agama Krui Jl.Mawar No. 10 Way Mengaku

STANDARD OPERATION PROCEDURE (SOP) PROSES PENDAFTARAN DAN PEMERIKSAAN PERKARA DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA

SOP PENERIMAAN PERKARA PENINJAUAN KEMBALI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

copy dan hard copy serta pengajuan permohonan praperadilan sesuai dengan wilayah hukum di Pengadilan Negeri Takengon ; 3 Penerimaan

KEJURUSITAAN PENGADILAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

1. Menerima surat permohonan sita sebanyak para pihak ditambah 3 eksemplar termasuk soft copynya. Dari Pemohon sita

UNDANG-UNDANG Nomor: 7 TAHUN 1989 Tentang PERADILAN AGAMA Tanggal: 29 DESEMBER 1989 (JAKARTA) LN 1989/49; TLN NO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PENGADILAN NEGERI BANJARNEGARA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGADILAN NEGERI SLAWI

PUTUSAN /Pdt.G/2013/PA.Ppg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI KAYUAGUNG

BAB IV ANALISIS STUDI KASUS PUTUSAN HAKIM

PANDUAN WAWANCARA. proses mediasi terhadap perkara perceraian? b. Apa ada kesulitan dalam menerapkan model-model pendekatan agama?

PENGADILAN NEGERI TENGGARONG Jalan Ahmad Yani No.16 Telp T E N G G A R O N G

PUTUSAN Nomor /Pdt.G/2013/PA.Ppg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

1. Menerima surat permohonan sita sebanyak para pihak ditambah 3 eksemplar termasuk soft copynya. Dari Pemohon sita

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01 TAHUN Tentang

BAB III. Upaya Hukum dan Pelaksanaan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara. oleh Pejabat Tata Usaha Negara

MEMUTUSKAN. Menetapkan

SOP PERKARA EKSEKUSI RIIL

PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA. Oleh: NY. BASANI SITUMORANG, SH., M.Hum. (Staf Ahli Direksi PT Jamsostek)

PENGADILAN NEGERI BANJARNEGARA

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

SKEMA SOP KEPANITERAAN PIDANA

Tahap pemanggilan para pihak. 1. Aturan umum

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI PUBLIK DI PENGADILAN

BAB II VERSTEK DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF

2015, No tidaknya pembuktian sehingga untuk penyelesaian perkara sederhana memerlukan waktu yang lama; d. bahwa Rencana Pembangunan Jangka Mene

BERITA NEGARA. No.711, 2013 MAHKAMAH AGUNG. Penyelesaian. Harta. Kekayaan. Tindak Pidana. Pencucian Uang. Lainnya PERATURAN MAHKAMAH AGUNG

Drs. H. Zulkarnain Lubis, MH BAGIAN KEPANITERAAN Judul SOP Pelaksanaan Persidangan Perkara Gugatan Cerai Talak

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG PENGADILAN PAJAK

FUNGSI MAHKAMAH AGUNG DALAM MENERIMA PENINJAUAN KEMBALI SUATU PERKARA PIDANA 1 Oleh: Eunike Lumi 2

PENGADILAN NEGERI JAKARTA BARAT SOP PENYELESAIAN BERKAS PERKARA GUGATAN

Transkripsi:

BAB II TINJAUN UMUM TENTANG PENGADILAN NEGERI BANGKINANG A. Sejarah Berdirinya Pengadilan Negeri Bangkinang Pengadilan Negeri Bangkinang berdiri pada bulan Desember tahun 1076, sebelum berdirinya Pengadilan Negeri Bangkinang yang wilayah hukumnya meliputi wilayah: Kabupaten Kampar masih dibawahi oleh Pengadilan Negeri Pekanbaru atau dengan kata lain wilayah Kabupaten Kampar termasuk kedalam wilayah Hukum Pengadilan Negeri Pekanbaru. 19 Seiring dengan perkembangan zaman dan perkembangan Hukum serta dengan meningkatnya pembangunan disegala bidang, maka pemerintah Kabupaten Kampar berkesimpulan bahwa dibumi Kabupaten Kampar sudah sangat diperlukan sekali Lembaga Peradilan yaitu Pengadilan Negeri yang berkedudukan di Ibukota Kabupaten Kampar yang wilayah hukumnya meliputi seuruh wilayah Kabupaten Kampar. 20 Kemudian pemerintah Kabupaten Kampar mengadakan koordinasi dengan Instansi yang terkait diantaranya kejaksaan Negeri Bangkinang dan POLRES Kampar yang pada waktu itu sudah berdiri di Kabupaten Kampar yang pada waktu itu sudah berdiri di Kabupaten Kampar serta Pemangku Hukum Adat Kampar atau yang lebih dikenal Pemangku Adat limo koto, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar mengusulkan kepada pemerintah pusat. Departemen Kehakiman pada waktu itu agar di Wilayah Kabupaten 19 Dokumentasi Sejarah Berdirinya dan Struktur Pengadilan Negeri Bangkinang, h. 11 20 Ibid 11 1

2 Kampar dapat didirikan atau dibentuk Pengadilan yang wilayah Hukumnya meliputi wilayah Kabupaten Kampar. 21 Setelah Pemerintah Pusat mengadakan meneliti dari segala instansi, tingkat kejahatan Pidana dan sengketa-sengketa Perdata, sengketa tanah adat yang tidak lagi bias diselesaikan secara adat, maka Pemerintah Pusat berkesimpulan bahwa di Kabupaten sudah sepantasnya didirikan Pengadilan Negeri. 22 Praktisnya pada tanggal 26 Desember 1976 maka di wilayah Kabupaten Kampar dibentuk/didirikan Pengadilan Negeri yang wilayah hukumnya meliputi Kabupaten Kampar yang diberi nama Pengadilan Negeri Bangkinang Kelas II B. 23 Setelah itu Pengadilan Negeri Bangkinang dengan sarana dan prasananya serta tenaga-tenaga khusus yang ada bekerja sebagaimana mestinya sehingga di Kabupaten Kampar Penegakan hukum sudah dapat berjalan sebagaimana mestinya. 24 Akhir-akhir ini sebagaimana diketahui di Negara Republik Indonesia terjadilah perkembangan disegala bidang sehingga Kabupaten Kampar berdasarkan pemekaran, dipecah menjadi tiga Kabupaten yaitu Kabupaten Kampar, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Pelalawan, yang mana wilayah Hukumnya masih dibawahi Pengadilan Negeri Bangkinang. 25 Pada tanggal 9 Agustus 2004 wilayah Kabupaten Rokan Hulu telah berdiri dan terbentuk Pengadilan Negeri Pasir Pengarain yang wilayah 21 Ibid 22 Ibid 23 Ibid 24 Ibid 25 Ibid

3 hukumnya meliputi wilayah Kabupaten Rokan Hulu sekarang ini Pengadilan Negeri Bangkinang membawahi dua Kabupaten Kampar Kabupaten Pelalawan. 26 B. Struktur Organisasi Pengadilan Negeri Bangkinang. Pengadilan Negeri Bangkinang mempunyai mempunyai tiga ruang siding yang memeriksa perkara, antara lain ruang siding induk yang bias digunakan untuk memeriksa perkara pidana,, sedangkan ruang siding yang duanya dipergunakan untuk memeriksa perkara perdata. Adapun jumlah hakim sekarang yang menangani kasus perdata dan pidana sejumlah 9 orang yakni: 1. Sriendang. A.N. SH. MH 2. Eliwarti. SH 3. Bambang Ariyanto. SH. MH 4. Safri. SH 5. Abdullah Latif. SH 6. Putu Agus Wanto. SH 7. Ader Nurhapi. SH 8. Edwin. SH 9. Lilin Evelin. SH 27 Sedangkan tugas-tugas pokok dari struktur pengadilan negeri bangkinang adalah: 26 Inur, (Jaksa Penuntut Umum Pengadilan Negeri Bangkinang), wawancara di Pengadilan Negeri BangkinangTanggal 20 Januari 2014 27 Dokumentasi Pengadilan, op. cit, h. 11

4 1. Tugas dan Wewenang Ketua Pengadilan Menetapkan atau menentukan hari-hari tertentu untuk melakukan persidangan, menetapkan panjar biaya perkara, dalam hal ini penggugat atau tergugat tidak mampu, ketua dapat mengezinkan untuk ber acara secara predeo, membagi perkara gugatan dan permohonan kepada hakimhakim untuk disidangkan, memerintahakan Jurusita untuk melakukan pemanggilan melaksanakan somasi, berwewenang menangguhkan Eksekusi untuk jangka waktu tertentu dalam hal gugatan perlawanan dan juga permohonan peninjaun kembali hanya atas perintah Ketua Mahkamah Agung, memerintahkan pemimpin serta mengawasi Eksekusi sesuai dengan ketentuan yang berlaku, menetapkan biaya jurusita, biaya Eksekusi, menetapkan pelaksanaan lelang, tempat pelaksanaan lelang, kantor lelang negara sebagai pelaksana lelang, melaksanakan putusan serta merta, menyelesaikan permohonan kewarganegaraan, dapat mendelegasikan wewenangnya kepada wakil ketua sesuai dengan ketentuan yang ada. 28 2. Tugas dan Wewenang Wakil Ketua Pengadilan Melaksanakan tugas ketua apabila ketua berhalangan, melaksanakan tugas yang dilegasikan oleh ketua pengadilan kepadanya, dalam hal ketua mendelegasikan wewenang pembagian perkara permohonan harus membagikan kepada hakim secara merata. 29 28 Ibid 29 Ibid

5 3. Tugas dan Wewenang Hakim Menetapkan hari sidang, menetapkan sita jaminan, bertanggung jawab atas kebenaran berita acara persidangan dan menandatangani sebelum sidang berikutnya, mengemukakan pendapat dalam dalam musyawarah, menyiapkan memaraf naskah putusan lengkap untuk di ucapkan, hakim menandatangani putusan yang sudah di ucapkan dalam persidangan. 30 4. Tugas dan Wewenang Panitera Membantu hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang pengadilan, bertanggung jawab atas penulisan berkas perkara, putusan, dokumen, akta, buku daftar, biaya perkara, uang titipan pihak ketiga, surat-surat bukti dan surat-surat lainnya yang disimpan di kepaniteraan, mengatur tugas panitera, panitera muda dan panitera pengganti, menerima serta membuat daftar semua perkara, membuat salinan putusan, memberitahukan putusan verstek, membuat akta, melegalisir surat-surat bukti yang diajukan dipersidangan, mengirimkan berkas perkara yang dimohon banding, kasasi, peninjaun kembali (PK). 31 5. Tugas dan Wewenang Wakil Panitera Membantu hakim mencatat jalannya persidangan, membantu panitera untuk langsung membina, meneliti dan mengawasi pelaksanaan 30 Ibid 31 Ibid

6 tugas adminnistrasi perkara, melaksanakan tugas panitera apabila panitera berhalangan atau tugas yang didelegasikan kepadanya. 32 6. Tugas dan Wewenang Panitera Muda Perdata Membantu hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang di persidangan, melaksanakan administrasi perkara, mempersiapkan persidangan perkara, menyiapkan berkas yang masih berjalan dan urusan lain yang berhubungan dengan perdata, memberi nomor register setiap perkara yang diterima dikapaniteraan, menyerahkan salinan putusan kepada pihak-pihak yang berperkara, menyiapkan berkas banding, kasasi dan peninjaun kembali (PK), menyerahkan arsip ke panitera mud a hukum. 33 7. Tugas Wewenang Panitera Muda Hukum Panitera pengganti membantu hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya persidangan, mengkaji, mengumpulkan dan mengolah data, menyajikan stastik perkara, menyusun laporan perkara, menyiapkan arsip, berkas perkara daftar notaris, penasehat hukum, dan pemohon Kewarganegaraan serta tugas lain yang diberikan berdasarkan peraturan perundang-undangan. 34 8. Tugas dan Wewenang Panitera Pengganti Membantu hakim dalam hal membuat penetapan hari sidang, membuat penetapan sita jaminan, membuat berita acara persidangan, 32 Ibid 33 Ibid 34 Ibid

7 mengetik putusan, melaporkan pada penitera muda untuk dicatat dalam buku register perkara baik penundaan hari sidang ataupun perkara-perkara yang sudah putus berikut amar putusannya, menyerahakan berkas perkara kepada panitera muda perdata bila sudah selesai diminutasi, panitera pengganti membantu hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya persidangan. 35 9. Tugas dan Wewenang jurusita Melaksanakan semua perintah yang diberikan oleh ketua pengadilan, ketua sidang dan panitera, melaksanakan semua perintah yang diberikan oleh ketua pengadilan, ketua sidang dan panitera, menyampaikan pengumuman-pengumuman, tugas-tugas, proses dan pemberitahuan putusan menurut cara-cara berdasarkan undang-undang, melakukan penyitaan atas perintah ketua pengadilan negeri dan dengan teliti melihat lokasi batas-batas tanah yang disita berdasarkan surat-surat yang sah apabila menyita tanah, membuat berita acara penyitaan yang salinan resminya diserahkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan antara lain kepada Badan Petahanan Nasional bila terjadi penyitaan tanah (PP. 10/196.jo Pasal 198-199 HIR), melakukan penawaran pembayaran uang titipan pihak ketiga serta membuat berita acara, melaksanakan tugasnya diwilayah Pengadilan Negeri yang bersangkutan. 36 Demikian struktur dan cara-cara perkara secara periode Pengadilan Negeri Bangkinang secara teratur dan terorganisir dengan baik. 35 Ibid 36 Ibid

8 C. Wewewang Pengadilan Negeri Bangkinang Pengadilan Negeri adalah suatu Pengadilan (yang umum) yang memeriksa dan memutuskan perkara dalam tingkat pertama dari segala perkara perdata dan perkara pidana untuk semua golongan penduduk. 37 Didalam kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) di atur tentang wewenang Pengadilan Negeri itu sebahagian di atur dalam pasal 84, 85, 86 Pasal 84: 1. Pengadilan Negeri berwewenang mengadili perkara mengenai tindak pidana yang dilakukan dalam daerah hukumnya. 2. Pengadilan Negeri yang di dalam daerah hukumnya terdakwa bertempat tinggal, berdiam terakhir, ditempat ia diketemukan atau ditahan, hanya berwewenang mengadili perkara terdakwa tersebut, apabila tempat kediaman sebagian besar saksi yang dipanggil lebih dekat pada tempat Pengadilan Negeri itu dari pada tempat kedudukan Pengadilan Negeri yang didalam daerahnya tindak Pidana itu dilakukan. 3. Apabila seorang terdakwa melakukan beberapa dalam daerah hukum sebagai Pengadilan Negeri, maka tiap Pengadilan Negeri masing-masing berwewenang mengadili perkara pidana itu. 4. Terhadap beberapa perkara pidana yang satu sama lain ada sangkut pautnya dan dilakukan oleh seorang dalam daerah hukum sebagai Pengadilan Negeri, diadili oleh masing-masing Pengadilan Negeri dengan ketentuan dibuka kemungkinan penggabungan perkara tersebut. 37 Ibid

9 Maksud ayat 1 diatas adalah untuk menegaskan Pengadilan mana yang berwenang mengadili tindak Pidana yang bersangkutan. Kewenangan seperti ini disebut kewenangan relative atau distributie van rechtsmacht.(pembagian kekuasaan). Bila ayat 1 diatas dihubungkan dengan ayat 2, tampaklah bahwa ketentuan tersebut mengandung asas locus delicti (te mpat pelanggaran atau kejahatan dilakukan) terbatas, yaitu Pengadilan Negeri yang berwenang mengadili adalah Pengadilan Negeri dalam wilayah tindak pidana itu dilakukan. Terbatas disini maksudnya dibatasi oleh ketentuan sebagaimana yang terdapat dalam ayat Duanya. Ayat 2 diatas merupakan pembatasan / pengecualian dari pada ayat 1 yang dipakai sebagai ukuran kewenangan adalah Pengadilan Negeri tempat kediaman sebagian besar saksi yang dipanggil. Ayat 3 menyatakan bahwa pasal ini masih memerlukan penjelasan dan operasionalisasi lebih lanjut, karena ketentuan tersebut mengisyaratkan kemungkinan terjadinya Jurisdictie Rechtsmacht (kekuasaan mengadili). Persengketaan yurisdiksi secara potensial dapat terjadi, sebab tidak diuraikan tentang urutan wewenang mengadili bagi masing-masing Pengadilan Negeri yang berkepentingan. 38 Ayat 4 ini mengisyaratkan permasalahan yang dapat ditimbulkan oleh ayat 3 plus permasalahan baru, yaitu kemungkinan terjadinya penggabungan perkara. Pasal 85: 38 Ibid

10 Dalam hal keadaan daerah tidak mengizinkan suatu Pengadilan Negeri untuk mengadili suatu perkara, maka atas usul Ketua Pengadilan Negeri atau Kepala Kejaksaan Negeri yang bersangkutan, Mahkamah Agung menguusulkan kepada Mentri Kehakiman untuk menetapkan atau menunjuk Pengadilan Negeri lain dari pada yang tersebut pada pasal 84 untuk mengadili perkara yang dimaksud. Dalam penjelasan tersebut diatas, dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan keadaan daerah tidak mengizinkan ialah antara lain tidak amannya daerahatau adanya bencana alam. Pasal 86: Apabila seseorang meakukan tindak pidana diluar negeri yang dapat diadili menurut hokum Republik Indonesia, maka Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang berwenang mengadilinya. Pasal 86 diatas menyebutkan bahwa Kitab Undang-Undang Hukum Pidana kita menganut asas personalitas aktif dan asas personalitas pasif, yang memberikan kemungkinan bahwa tindak pidana yang dilakukan diluar negeri dapat diadili menurut Kitab Undang-Undang hukum Pidana Republik Indonesia, dengan maksud agar jalannya Peradilan terhadap Pidana tersebut dapat mudah dan lancar, maka ditunjuk Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang berwenang mengadilinya. 39 Dari urain diatas dapat di ambil kesimpulan wewenang Pengadilan Negeri itu adalah: 39 C.S.T. Kansil. SH, Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, (Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 2004), cet. II, h. 39-41

11 1. Wewenang Mutlak (Kompetensi Absolut) Wewenang mutlak yaitu: wewenang badan Pengadilan dalam memeriksa jenis perkara tertentu yang secara tidak dapat diperiksa oleh Pengadilan lain, baik dalam lingkungan Peradilan yang sama (Pengadilan Negeri atau Pengadilan Tinggi), maupun dalam lingkungan peradilan lain (Pengadilan Negeri, Pengadilan Agama). Jadi kompetensi absolut ini menyangkut masalah dengan materi hukum yang menjadi wewenang dari suatu Pengadilan. 2. Wewenang Nisbi (kompetensi Relatif) Wewenang nisbi yaitu kepada Pengadilan Negeri manakah gugatan atau tuntutan hak itu diajukan?pertanyaan ini menyangkut dengan pembagian kekuasaan kehakiman ataupun yang dinamakan dengan wewenang nisbi dari pada Hakim.Kompetensi relative diatur dalam pasal 118 HIR (pasal 142 RBG) yang berkaitan dengan wilayah hokum suatu Pengadilan. Sebagai asas ditentukan bahwa Pengadilan Negeri tempat tergugat tinggal (mempunyai alat berdomisili), yang berwenang memeriksa gugatan atau tuntutan hak: actor sequitor forum rei (pasal 118 ayat; 1 HIR, pasal 142 ayat 1 RBG ), dimana gugatan harus diajukan pada Pengadilan Negeri tempat tergugat tinggalnya yang nyata tidak dikenal atau tergugat tidak terkenal maka gugatan diajukan pada Pengadilan Negeri ditempat tergugat sebenarnya tinggal (Pasal 118 ayat 1 HIR, pasal 142 ayat 1 RBG).

12 Pengadilan Negeri berkedudukan di kotamadya atau Ibukota Kabupaten, sedangkan Penngadilan Tinggi berkedudukan di Ibukota Propinsi dan daerah hukumnya meliputi wilayah Propinsi, dan Mahkamah agung berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia. Dari keterangan diatas dijelaskan pula bahwa daerah hokum Pengadilan negeri Bangkinang Kelas II B yang wilayah hukumnya meliputi wilayah Kabupaten Kampar dan Kabupaten Pelalawan. 40 40 Ibid

13 STRUKTUR ORGANISASI PENGADILAN NEGERI BANGKINANG S.E.M.A.R.I NOMOR 5 TAHUN 1996 TANGGAL 13 AGUSTUS 1996 SK. MENKEH RI No : M.00. Ketua Wakil Ketua Majelis Hakim Panitera/Sekretaris Wakil Panitera Sub Kepaniteraan Muda Perdata Pidana/Panitera Kepegawaian Sub Kepaniteraan Perdata/Panitera Muda Perdana Sub Kepaniteraan Hukum/Panitera Muda Hukum Sub Bagian Kepegawaian Kelompok Fungsional Kepaniteraan 1. Paitera Pengganti 2. Juru Sita/Juru Sita Pengganti