Ranjang. Kamu tidur saja. Aku masih belum mengantuk,

dokumen-dokumen yang mirip
Prof. Coen, Guru Besar FKG yang Kaya Penelitian dan Prestasi

Ranjang. Kamu tidur saja. Aku masih belum mengantuk,

Kehidupan itu terlalu penuh dengan kebahagian bagi orang yang menyadarinya Tommy membaca kalimat terakhir dari sebuah novel yang diterbitkan melalui

TEMAN KESUNYIAN BUKU PUISI BAGUS EKO SAPUTRO

Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali:

huh, akhirnya hanya mimpi, ucapnya sambil mengusap dada.

Oleh: Windra Yuniarsih

Dibalik perjuangan seorang "PAPA"

Yang Mencinta dalam Diam

Pertama Kali Aku Mengenalnya

Sayang berhenti menangis, masuk ke rumah. Tapi...tapi kenapa mama pergi, Pa? Masuk Sayang suatu saat nanti pasti kamu akan tahu kenapa mama harus

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN. Naskah Film Dan Sinopsis. Ber Ibu Seekor KUCING

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com


Cinta, bukan satu hal yang patut untuk diperjuangkan. Tapi perjuangan untuk mendapatkan cinta, itulah makna kehidupan. Ya, lalu mengapa...

hijau tuanya, jam tangannya dan topinya. Ia sempat melihat Widya masih sedang membuat sarapan di dapur dekat kamar mandi. Dan pada saat kembali ke

"Apa begitu sulit untuk memulai hidup dengan seorang fotografer?" tanyanya saat aku

MUARA HATI. Sedikit rasa curiga yang sempat terlihat dari matanya, kini hilang tak bersisa. Terlebih saat

Kalau kau mendengar sesuatu, itu akan hanya memudar dan menjadi bagian dari latar belakang.

Getar Rasa... Ada getar rasa yang hadir entah datang dari mana

Arif Rahman

Surat Cinta Untuk Bunda Oleh : Santi Widiasari

Lucu memang.. Aku masih bisa tersenyum manis, melihatmu disana tertawa lepas bersamanya.

Marwan. Ditulis oleh Peter Purwanegara Rabu, 01 Juni :25

Anak laki-laki itu segera mengangkat kakinya. Maaf, ujarnya, sementara si anak

berjalan mengiringi. Pulang kerja, ya? tanya pemuda itu basa-basi. Memang nggak tahu, atau pura-pura nggak tahu, nih? Aku kan masih pakai seragam,

(Aku Melihatnya & Dia Melihatku)

MEMBINGKAI ASA. Tarie Kertodikromo

BAB II RINGKASAN CERITA. sakit dan mengantarkan adik-adiknya ke sekolah. Karena sejak kecil Lina

Senja, Sebuah Kisah Sebuah Cerita

Mata ini sulit terpejam dan pendar-pendar rasa sakit di hati tidak dapat hilang menusuk dan menancap keras.

Satu hal lagi, mereka tahu apa yang terjadi pada keluarga pemilik rumah ini.

Mengapa hidupku jadi seperti ini Tuhan? Aku takkan bisa menikmati kebebasanku seperti dulu lagi.

Adakah ada yang Akan Mendoakan Kita?

IBU - seorang ibu beranak 1 berumur 30 tahun, berkulit putih, rambut hitam pendek - berjalan menuju sebuah BUKU.

Sinar yang Hilang. Ketika Takdir Menyapa 1

Ah sial aku selingkuh!

Kisah Tentangmu. Sebuah kumpulan kisah-kisah tentangmu.. Zhie & Dilla

BAB IV ANALISIS KARYA

Transkrip Wawancara dengan Suami Broken Home

BAB 5 THE LAST WORD IS YOUR NAME

Ruang Rinduku. Part 1: 1

Kisahhorror. Fiksi Horror #1: A Midnight Story. Penerbit Dark Tales Inc.

Air mataku berlinang-linang sewaktu dokter mengatakan

atas apa yang telah ia lakukan untuk Busuk Webzine dan komunitas musik underground di Indonesia, khususnya di kampung halamannya di Balikpapan, Kalima

.satu. yang selalu mengirim surat

Seseorang yang sedang di landa kebingungan itu mendadak tak dapat lagi mengungkapkan kata dalam hati ketika menyadari betapa ia sedang merasakan

Dwi Ferlina PERI PALSU. Penerbit NulisBuku.com

Primer Amor. One could fall in love many times during the course of lifetime, but the first rush of love always holds a special place in our hearts

Adam Aksara MENANTI CINTA. Penerbit. Nulisbuku.com

Belajar Memahami Drama

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN

Tresno Bapak. Saya menghabiskan hari pertama untuk keliling kota bersama Big Bro, maklum

Stupid Love. June 21 st, 2013

Awalnya aku biasa saja tak begitu menghiraukannya, karena aku menganggap, dia sedang melampiaskan

LAMPIRAN A-1 SKALA DEPRESI PADA REMAJA

CINTA TELAH PERGI. 1 Penyempurna

CHAPTER 1. There s nothing left to say but good bye Air Supply

2. Gadis yang Dijodohkan

LOVE STORY. Kisahnya beberapa tahun yang lalu.

WASIAT SEGELAS PASIR. Oleh: Agus Setiawan. Copyright 2013 by Agus Setiawan. Penerbit. Nulis Buku. Desain Sampul: Welly Huang. Diterbitkan melalui:

KESAKSIAN SAYA MENINGGALKAN ISLAM

Hy sobat, sebelumnya aku belum memperkenalkan diri, aku kekey lebih. tepatnya Keyla Syakira. Sebenarnya aku bisa dibilang siswi yang lumayan aktif

Aku belajar bahwa tawa dan airmata bukan sesuatu yangg memalukan, Aku mau menjadi rajawali yang siap setiap saat melewati badai hidup dan tak akan

BAB III GAMBARAN SUBJEK DAN HASIL PENELITIAN

MENGHAYATI PERAN AYAH

S a t u DI PAKUAN EXPRESS

Ketika mimpi menjadi sebuah bayangan, aku menanyakan "kapan ini akan terwujud?" Mungkin nanti, ketika aku telah siap dalam segalagalanya

Alkitab untuk Anak-anak. memperkenalkan. Yakub si Penipu

It s a long story Part I

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

Hingga akhirnya, hadirlah Kala yang saat ini menjadi sahabat terbaikku. Kala, yang tengah duduk di sampingku. Bagaimana ujian pendadaranmu tadi?

LIFE HISTORY. Note : II (12-18 tahun) Nama : Tetni br Tarigan Usia : 16 tahun

Minho JiYeon Reminiscence

Aku tau apa yang kau rasakan, John. Rumah ini adalah hasil jerih payah kita selama ini. Tapi aku tak mau John, jika harus tinggal disini lagi.

Tidak, sayang. Nanti kau sakit, tegas Maya sambil mengusap rambut Amanda yang panjang terurai.

dia tak pernah melepas cadar yang menutupi wajah cantiknya.

Ditulis oleh Ida Ar-Rayani Selasa, 30 Juni :03 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 18 Agustus :13

CATATAN KECIL MASA SEKOLAH. dan cerita-cerita lainnya

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Yakub si Penipu

Bab 5 PENUTUP. 1. Faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya kebencian Hd. a. Ayah Hd melakukan poligami. contoh yang baik bagi anaknya.

Sahabat Terbaik. Semoga lekas sembuh ya, Femii, Aldi memberi salam ramah. Kemarin di kelas sepi nggak ada kamu.

Pada suatu hari saat aku duduk di bangku sudut sekolah, tiba-tiba seseorang menepuk pundakku dari belakang.

MEREKA YANG PERNAH HILANG BY. HAMDATUN NUPUS

Di Pantai Pasir Putih

Lingkungan Sehat, Nyaman Dilihat, Gairah Meningkat!

- Sebuah Permulaan - - Salam Perpisahan -

Tekadku Karena Mimpiku

Ahli Ibadah dengan Pelacur yang Cantik Jelita Sebuku Roti Penebus Dosa

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

Sore yang indah bergerak memasuki malam. Langit yang bertabur warna keemasan mulai menghitam dengan taburan bintang-bintang. Aku masih duduk di kursi

Menurut saya, televisi itu sangat mendidik. Setiap kali seseorang menyalakannya, saya pindah ke ruang sebelah dan membaca buku.

P A D A M U E M B U N

PROLOG. Semua orang memiliki kisah dramanya masingmasing, yang tidak akan pernah sama dengan kisah hidup orang lainnya.

No Oedipus Complex Keterangan Dialog dalam novel Halaman Ya Tidak. Kemudian ayah itu, selalu tidak sabar, akan lompat dari kedua orang tua yang tidak

JUDUL FILM: Aku Belum Mati tapi Tidak Hidup

Karya Kreatif Tanah Air Beta

Alkitab untuk Anak-anak. memperkenalkan. Yakub si Penipu

Saya Sebenarnya Yang Pertama Masuk Dalam Katagori Anak Spesial Yang Terpadu Dalam Sistem Pendidikan Utama Di Australia. Saya Di Beri Penghargaan

Puzzle-Puzzle Fiksi. Inilah beberapa kisah kehidupan yang diharapkan. menginspirasi pembaca

Transkripsi:

Ranjang Aku memandang langit dari balik jendela kaca berteralis. Jendela yang terbuka itu berengsel pada bagian atas. Malam larut, aku tak takut dengan angin. Beberapa bintang bisa kulihat dengan jelas. Ranjang yang kududuki menjadi bukti bahwa terkadang aku menghayati bintang sebelum beranjak tidur lelap. Pintu kamar dibuka. Istriku masuk lalu dengan mantap memelukku dari belakang. Yang, aku ngantuk ucapnya manja sambil menggesek-gesekkan keningnya di pundakku. Semilir bertiup. Tapi aku tetap belum ingin memakai baju. Kamu tidur saja. Aku masih belum mengantuk, Dia lalu menjadikan pahaku bantal. Aku membelai-belai rambutnya. Istriku yang berkulit gelap dan tiga tahun lebih tua itu begitu indah dalam pandanganku. Bahkan aku selalu menganggap dia lebih indah dari pada langit dan bintang. Kami baru mengganti ranjang. Ranjang baru yang kokoh dan berkayu jati telah berdiri sambil berbaring di kamar kami sejak seminggu yang lalu. Ranjang lama telah kuberikan pada salah seorang kerabat. Sebenarnya, ranjang lama memiliki banyak kenangan. Tak hanya kenangan tentang aku dan istriku. Tapi juga kenangan-kenanganku dengan ibu, juga kakakku. Dulu, ranjang lamaku tidak berada di lantai atas seperti halnya ranjang baruku sekarang. Aku memindahkannya ber tahun tahun yang lalu ketika kamar tempat ranjang lama itu akan dijadikan Ibu sebagai ruang makan. Maka ranjang lama itu pun naik ke lantai atas dan baru seminggu yang lalu kembali turun dan masuk ke rumah salah seorang kerabat. Sedikit cerita tentang perpindahan ranjang lama dari bawah ke

atas. Aku membongkar ranjang lama itu dengan bersusah payah. Kasur kupindah. Ternyata rangka ranjang dipaku semua. Palu serta obeng dan kunci L membantuku memerlancar pembongkaran. Setelah berhasil kubongkar, ranjang itu kubawa ke atas sekeping demi sekeping batang rangka-nya. Lalu kupasang dengan bersusah payah juga. Ternyata merangkai lebih sukar daripada membongkar. Saking sukarnya, aku harus memanggil kakakku untuk membantu. Akhirnya, ranjang berhasil kami rangkai. Dan ranjang yang kami rangkai itu sudah tak lagi di kamarku sejak seminggu yang lalu. Ranjang itu sudah bertengger di salah satu ruang di rumah salah seorang kerabat. Ranjang itu telah tergantikan oleh ranjang jati yang berdiri sambil berbaring di kamarku sekarang, sejak seminggu yang lalu. Aku mengecup kening istriku. Nampaknya dia sudah agak pulas. Dia super pencemburu. Apalagi aku lebih muda. Dia takut aku kepincut perempuan yang lebih muda. Dulu ketika masih berpacaran, hampir setiap hari dia menghujatku sebagai playboy atau tukang jelalatan hanya karena aku sering mengirim puisi untuk teman-teman perempuanku. Kembali pada kisah ranjang lama ku. Ranjang itu adalah peninggalan terakhir ibuku yang meninggalkan rumah. Meja makan, lemari es, lemari pakaian dan segala perabot rumah warisan ibu sudah meninggalkan rumah lebih dulu. Ada yang ke rumah keluarga atau kerabat seperti ranjang itu, ada yang ke rumah teman atau tetangga, ada yang ke panti asuhan, dan ada pula yang masuk tempat sampah karena usia yang tua. Melihat ranjang baru yang nampak kokoh membuatku teringat Ibu. Ibu ku yang kokoh dan kuat. Yang disiplin seperti prajurit militer. Yang suka kerapian dan kebersihan sebagaimana seharusnya umat Muhammad SAW, sosok yang paling dicintainya. Ibu ku adalah seorang yang pemberani. Dia akan berkata tidak, jika itu tidak. Atau ya, jika itu ya. Siapapun yang harus

bertentangan dengannya, seberapapun hebat orang itu, jika memang harus berseberangan, dia akan berseberangan dan menentang. Meski cara menentangnya tidak dengan cara yang keras atau kasar. Sebab dia juga cerdas dan cerdik, sehingga kala berbeda pendapat dengan seseorang pun, dia tidak pernah dibenci orang tersebut. Karena kemampuan komunikasinya mumpuni, meski dia tak pernah mengenyam pendidikan jurusan komunikasi maupun bahasa. Kemampuan komunikasi macam ibuku itu, dimiliki istriku juga. Ada beberapa lagi kesamaan mereka. Di antaranya adalah hidung yang tak mancung, dan rasa cinta kasih mereka padaku yang bagai tak bertepi. Kalau tentang perbedaan, tentu sangat banyak. Yang paling mencolok adalah perbedaan warna kulit mereka. Ibuku lebih terang. Tinggi badan mereka juga beda sekitar lima belas sentimeter, ibuku hanya satu koma empat meter tinggi badannya lebih rendah dari pada istriku. Ada lagi perbedaan mereka yang cukup mencolok sekaligus menarik. Yaitu kebiasaan ketika tidur. Satu kali pun, aku tak pernah mendengar ibuku mengigau, sedangkan istriku, lumayan sering dia berbicara sendiri dengan mata tertutup dan tak dalam keadaan sadar. Pernah dia memanggil-memanggil nama beberapa perempuan. Ketika sudah terbangun, kutanyakan padanya tentang siapa mereka. Dijawabnya bahwa mereka adalah teman-teman kos-nya di masa kuliah dulu. Dia bilang, sedang kangen pada teman-temannya tersebut. Pernah dan beberapa kali pula dia menangis dalam tidurnya. Kalau sudah begini, aku tak menunggu dia terbangun untuk menanyakan apa yang telah terjadi padanya. Aku membangunkannya, menyapu wajahnya dengan handuk kecil basah, meminumkannya segelas air putih, lalu bertanya tentang mimpi yang menghinggapinya. Dia lalu menampar dan mencubit pipiku.

Memukuli dadaku dengan kepalnya yang lembut. Lalu memelukku masih dengan air mata yang mengalir. Ternyata dia bermimpi aku meninggalkannya demi perempuan yang dia anggap lebih muda, cantik, dan segar. Aku tersenyum mendengarnya. Ini menggelikan, namun sedikit ironi. Intinya, dia akan mengigau bila teringat dengan sesuatu yang membuatnya terkenang-kenang atau terngiang-ngiang begitu dalam. Entah itu tentang masa lalu, atau masa depan yang dikhawatirkannya, atau tentang apapun yang sempat menyita perhatiannya. Dingin malam menyapa semakin mesra namun terasa benar kandungan penyakitnya. Aku menutup jendela. Mencium dan sedikit menggigit pipi istriku yang agak berisi. Lalu membenarkan posisi tidurnya. Dia sempat membuka mata indahnya sedikit, namun lalu tidur kembali dengan lelap. Aku biasa tak menutup tirai jendela bila malam. Namun lampu kumatikan. Sehingga orang dari luar tak bisa melihat kami yang sedang pulas. Lagipula, jenis kaca jendela kami memang riben. Tak tembus jika melihat dari luar, tapi terang jika melihat dari dalam. Aku sering terpesona jika memandangi istriku yang sedang tidur. Dia benar-benar anugrah. Aku sangat bahagia bisa memilikinya. Dia sangat kucintai. Dia juga sangat mencintaiku. Sayang, Ibuku tak bisa atau belum sempat melihatku hidup berbahagia dengan istriku itu. Ibuku meninggal di usia yang sudah cukup tua. Enam puluh tahun. Kala itu aku berumur setengahnya. Aku memang termasuk agak terlambat menikah. Dia pun sejatinya berharap aku sudah beristri di usia maksimal dua puluh tujuh tahun. Dulu, ketika aku masih berumur dua puluh tahunan, kami sering berdiskusi perihal perempuan yang diinginkan Ibu untuk menjadi istriku. Yo, carilah istri yang sholehah, beriman bertakwa pada Alloh. Kalo bisa yang orang tuanya kaya dan berbudi. Sebab

bagaimanapun, bibit bebet bobot itu perlu, meski bukan utama. Cari yang cantik yang muda juga. Jadi saat kamu tua dia bisa merawat kamu dia berpetuah kala itu sambil menonton televisi. Kami memang biasa berbincang di depan TV yang menyala. Ah, aku tak mau sampai dirawat bu. Aku pengen sehat sampai tua. Sehat sampai mati Makanya itu cari istri yang kuat dan beberapa tahun di bawahmu. Supaya selalu bisa giat dan lincah melayani kamu. Satu lagi pesanku; jika istrimu itu suka bekerja, jangan kamu halangi. Jangan kamu suruh dia berhenti bekerja. Kasihan wanita kalau harus dikekang kegemarannya berkegiatan atau bekerja tambah Ibuku yang memang seorang mantan karyawati di sebuah perusahaan milik negara. Ibuku yang tua memang senang dan giat bekerja. Sampai usia pensiun lima puluh lima tahun, dia masih bersemangat mencari nafkah. Padahal waktu itu, aku sudah bisa mandiri secara finansial bahkan sudah sanggup memenuhi kebutuhannya. Dia suka beraktifitas, dan aku pun tak ingin menghalang-halanginya. Yo, sayangi kakakmu. Dia perempuan yang wajib kamu sayangi di dunia ini setelah Ibu. Hormati dia. Jangan kamu menikah sebelum dia menikah. Tak baik membiarkan kakak perempuan masih perawan sementara adiknya sudah berijabkabul. Tentu, aku akan selalu menyayangi dan menghormati kakakku. Aku pun akan selalu menjaganya. Ketika akan menikah pun aku telah meminta ijin padanya. Mengingat usia istriku yang sudah tiga puluh tiga kala itu, aku harus mengambil keputusan. Aku kasihan pada istriku yang waktu itu masih berstatus pacar. Aku memohon ijin dari kakak untuk menikah lebih dulu. Dia mengijinkan, meski nampak agak berat. Lalu dia memutuskan pisah rumah denganku. Rumah kami dipasrahkannya pada aku dan istri. Sementara dia ke luar kota. Sebuah kota kecil kampung halaman kami. Di sana dia bekerja sebagai pemilik toko kelontong dan kepala Taman kanakkanak. Semua modal usahanya didapat dariku. Sampai sekarang, dia belum jua menikah. Dia berdalih telah mendapat kepuasan batin yang teramat sangat ketika melihat anak-anak polos di

sekolah yang dikelolanya dan atau ketika melayani pelanggan dengan ramah di toko nya. Aku memandang telapak kaki istriku yang mengagumkan. Di mataku, tak ada satu mili pun dari bagian badan istriku yang tidak membuatku terpana. Jari-jarinya yang mungil. Rambutnya yang hitam lurus panjang, bibirnya yang tak tipis dan tak tebal, benar-benar ciptaan yang luar biasa. Kadang aku menyesal, mengapa dulu aku tak lekas melamar dan menikahinya. Padahal kami sudah berpacaran sepuluh tahun sebelum akhirnya menikah. Jika dua tahun lebih awal saja aku menikah, ibuku tentu sempat melihat aku berbahagia dengannya. Entah mengapa, waktu itu aku selalu merasa belum siap untuk memerkenalkannya pada Ibu. Bahkan sampai akhir hayat, Ibu tak tahu jika aku sudah memiliki pacar. Aku pun merebahkan badanku di ranjang yang baru seminggu berada di kamar kami. Ranjang yang lebih kokoh daripada ranjang kami yang lama. Ranjang yang menjadi saksi bisu atas apapun yang kami lakukan di kamar. Ranjang yang menjadi saksi bisu betapa gemar aku melamun di muka jendela sebelum akhirnya tidur dibelai mimpi. Sayang lagi haus? nih nyusu dulu, jangan nangis lagi ya istriku kembali mengigau sedang menyusui bayi. Igauannya tentang bayi adalah yang pertama semenjak kami memiliki ranjang baru. Namun bukan berarti ini yang pertama sejak kami menikah. Dia sedang merindukan seorang anak. Sudah tujuh tahun kami menikah, dan belum dikaruniai putra ataupun putri. Tanda-tanda kehamilan pun tak pernah ada. Kami telah memeriksakan diri ke berbagai ahli, mereka menyuruh kami tetap sabar menunggu dan berusaha. Sebab, berdasar pemeriksaan mereka, semua organ reproduksi kami dinyatakan sehat.