V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM WILAYAH

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Pugung memiliki luas wilayah ,56 Ha yang terdiri dari

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 48

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut:

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

BAB V GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Wilayah

BAB III KERJA SAMA PENGAIRAN SAWAH DI DESA KEDUNG BONDO KECAMATAN BALEN KABUPATEN BOJONEGORO. Tabel 3.1 : Batas Wilayah Desa Kedung Bondo

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur.

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Propinsi Jawa Tengah. Luas wilayah Desa Banyuroto adalah 623,23 ha, dengan

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan

V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

Analisis Sosial Ekonomi Masyarakat Petani Kecamatan Randangan Kabupaten Pohuwato Darmiati Dahar, Fatmawati Universitas Ichsan Gorontalo ABSTRAK

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Banjararum terletak sekitar 26 km dari Puasat Pemerintahan Kabupaten Kulon

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Blora merupakan kabupaten yang berada di Provinsi Jawa

III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. perkebunan, khususnya pada sektor tanaman karet. Penduduk di Desa Negeri

I. PENDAHULUAN. kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak

Tz 1 = (28,4 0,59 x h ) o C

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Karangsambung, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Desa ini memiliki luas

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Gambaran Umum Kecamatan Leuwiliang

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Keadaan Geografis. Secara geografis Kabupaten Jepara terletak antara sampai

GAMBARAN UMUM. dan berpenduduk jiwa dengan luas wilayah 90,58 km 2. Kecamatan Raman. Utara memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

Transkripsi:

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Citapen Lokasi penelitian tepatnya berada di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor, tercatat bahwa Kabupaten Bogor terdiri dari 40 Kecamatan, 428 Desa/Kelurahan, 3.639 rukun warga, 14.403 rukun tetangga yang terdapat dalam registrasi. Luas lahan yang dimiliki Desa Citapen menurut ekosistem di WKBP3K Ciawi pada tahun 2009 yaitu seluas 393,0 Ha dengan rincian lahan basah sederhana seluas 115 Ha, lahan basah tadah hujan 38 Ha dan lahan kering iklim basah seluas 240 Ha. Jarak jangkauan ke kantor kecamatan ±10 Km, dan jarak ke ibu kota kabupaten ±25 Km. Sedangkan jarak ke Pasar Teknik Umum (TU) Induk Kemang ±25 Km, jarak ke Pasar Induk Jakarta ±60 dengan alat transportasi lancar. Wilayah desa Citapen berada pada ketinggian tempat antara 450 m dpl sampai dengan 800 mdpl. Drainase baik dan sangat cocok untuk diusahakan berbagai jenis tanaman pangan, hortikultura dan juga pemeliharaan ternak. Secara topografi Iklim di wilayah desa Citapen adalah beriklim tropis/basah dengan suhu rata rata antara 20 o C sampai 32 o C dengan keasaman tanah (ph) antara 4,5 sampai 7. Menurut ekosistem yang ada, pemanfaatan lahan sawah dan darat bisa ditanami sepanjang tahun/tidak ada lahan bera. Jenis tanah latosol, andosol, inseptisol sehingga cocok untuk ditanami berbagai komoditi tanaman. Jumlah penduduk desa Citapen adalah 8.491 orang yang terdiri dari 4.481 orang laki-laki dan 4.410 orang perempuan. Jumlah Kepala Keluarga (KK) adalah 2.105 dan jumlah KK Tani 1.684 KK atau sekitar 80% dari KK yang ada, bermata pencaharian di sektor pertanian. 5.2 Keadaan Penduduk dan Mata Pencaharian Penduduk merupakan salah satu indikator penting dari perkembangan dan pembangunan suatu wilayah, sehingga perlu laju pertumbuhan penduduk perlu diperhatikan dengan baik. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi akan mencerminkan laju pertumbuhan angkatan kerja yang tinggi pula. Salah satu 42

indikator keberhasilan pembangunan suatu wilayah adalah dengan melihat pertumbuhan ekonomi dan sumber daya manusia yang handal di wilayah tersebut. Jumlah penduduk di Desa Citapen pada tahun 2009 mencapai 8.496 jiwa, dimana penduduk perempuan berjumlah 4.054 jiwa dan jumlah penduduk lakilaki sebanyak 4.442 jiwa. Desa Citapen jumlah penduduk laki-laki lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan dengan persentase 52,3 persen untuk laki-laki dan 47,7 persen untuk perrempuan. Sebagian besar penduduk Desa Citapen baik laki-laki maupun perempuan berada pada usia produktif, yaitu usia antara 14 sampai 45 tahun. Jumlah penduduk laki-laki pada usia produktif adalah 2.443 jiwa atau 55 persen dan penduduk perempuan pada usia produktif berjumlah 2.229 jiwa atau 54,98 persen. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di Desa Citapen dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Jumlah Penduduk Desa Citapen Menurut Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2009 Golongan Umur Laki-laki (Jiwa) Perempuan (Jiwa) Laki-laki Perssentase (%) Perempuan 0-14 Tahun 1332 1013 29,99 24,99 14-45 Tahun 2443 2229 55,00 54,98 > 46 Tahun 667 812 15,02 20,03 Jumlah 4442 4054 100,00 100,00 Sumber : Data Kependudukan Kecamatan Ciawi Tahun (2009), diolah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk kemajuan, pertumbuhan dan perkembangan suatu daerah, serta merupakan faktor utama untuk peningkatan sumber daya manusia (SDM). Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan akan berimplikasi pada keadaan sumber daya manusia baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya, karena semakin tinggi tingkat pendidikan yang dicapai maka semakin tinggi kemampuan ekonomi, sosial, dan budaya serta kemampuan sumber daya manusianya. Tingkat pendidikan di Desa Citapen dapat digolongkan menjadi beberapa jenjang pendidikan diantaranya adalah belum sekolah, tidak pernah sekolah, SD tidak tamat, SD, SLTP, SLTA, Diploma 1,2,3 dan Sarjana. 43

Pada tahun 2009 penduduk di Desa Citapen didominasi oleh penduduk yang tamat SD yaitu sebanyak 1.312 jiwa atau sebesar 35,06 persen. Sedangkan yang belum sekolah sebanyak 967 jiwa atau sebesar 25,84 persen, jumlah penduduk yang tidak tamat jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) adalah 125 jiwa atau sebesar 3,34 persen, sedangkan jumlah penduduk yang tamat jenjang pendidikan SLTP adalah 783 jiwa atau sebesar 20,92 persen, untuk jumlah penduduk yang tamat jenjang pendidikan SLTA sebanyak 493 jiwa atau sebesar 13,17 persen, kemudian untuk jumlah penduduk yang tamat jenjang pendidikan akademi (DIII) adalah 29 jiwa atau 0,77 persen dan untuk jumlah penduduk yang tamat jenjang pendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 33 jiwa atau sebesar 0,88 persen. Kondisi masyarakat Desa Citapen berdasarkan tingkat pendidikan pada tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Jumlah Penduduk Desa Citapen Berdasarkan tingkat Pendidikan Tahun 2009 No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) % 1 Belum Sekolah 967 25,84 2 Usia 7-45 tahun tidak pernah sekolah 0 0,00 3 SD tidak tamat 125 3,34 4 Tamat SD/Sederajat 1312 35,06 5 SLTP/Sederajat 783 20,92 6 SLTA/Sederajat 493 13,17 7 Diploma (1,2,3) 29 0,77 8 S-1, S-2, S-3 33 0,88 Jumlah Penduduk 3742 100,00 Sumber : Pemerintah Kabupaten Bogor Kecamatan Ciawi (2009), diolah Mata pencaharian penduduk Desa Citapen sebagian besar adalah sebagai petani tanaman pangan dan buruh tani. Faktor ini disebabkan dengan keadaan alam di wilayah ini yang subur sehingga cocok untuk lahan pertanian dan kondisi alam dengan ketinggian tempat 450 sampai 700 DPL, dimana kondisi ini sangat cocok untuk aktivitas pertanian, khususnya pertanian dataran tinggi termasuk untuk budidaya sayuran dan padi, walaupun terdapat juga beberapa wilayah yang 44

dijadikan wilayah perkebunan, perikanan dan peternakan. Sehingga masyarakat Desa Citapen lebih memilih menjadi petani sebagai mata pencaharian. Penduduk di Desa Citapen yang bermata pencaharian sebagai petani adalah sebanyak 535 jiwa atau 24 persen. Maka sektor ini merupakan sumber pendapatan utama yang menopang hidup masyarakat di Desa Citapen. Adapun mata pencaharian dengan persentase terkecil adalah jenis pekerjaan TNI/Polri yaitu sebanyak 2 jiwa atau hanya 0,1 persen. Kondisi penduduk Desa Citapen berdasarkan mata pencahariannya dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Jumlah Penduduk Desa Citapen Menurut Mata Pencaharian Tahun 2009 Jenis Pekerjaan Jumlah penduduk (Jiwa) Persentase (%) Petani Tananman Pangan 535 24,0 Peternak 66 3,0 RTP Perikanan 111 5,0 Perkebunan 89 4,0 Pedagang 245 11,0 TNI/Polri 2 0,1 PNS 17 0,8 Jasa 312 14,0 Buruh Tani 223 10,0 Lain-lain 631 28,3 Total 2231 100,0 Sumber : Data kependudukan Kecamatan Ciawi (2009), diolah 5.3. Karakteristik Petani Contoh Petani responden dalam penelitian ini adalah petani yang berusahatani cabai merah keriting yang ada di Desa Citapen, dimana responden yang dipilih adalah petani yang melakukan musim tanam antara Oktober 2010 sampai dengan Januari 2011, hal ini dilakukan agar informasi yang diperoleh dari hasil wawancara lebih akurat. Beberapa karakteristik responden yang dianggap penting meliputi status usaha, umur, pendidikan, luas lahan, pengalaman dalam usahatani cabai merah keriting dan kepemilikan lahan. Karakteristik tersebut dianggap penting karena selain mempengaruhi pelaksanaan usahatani terutama dalam 45

pelaksanaan teknik budidaya yang nantinya akan berpengaruh terhadap produksi, juga diperlukan untuk melihat bagaimana pengaruhnya terhadap biaya, penerimaan dan pendapatan usahatani serta produktivitas tanaman cabai merah keriting. 5.3.1 Status Usaha Seluruh petani yang menjadi responden menjadikan bertani sebagai mata pencaharian utama. Selain karena kondisi lahan yang cocok untuk dijadikan lahan pertanian juga disebabkan karena kebiasaan yang secara turun temurun dari orang tua yang sejak kecil dilatih bertani, maka sebagian besar penduduknya hanya memiliki keahlian sebagai petani. status usahanya dapat dilihat pada Tabel 9. Karakteristik petani responden dilihat dari Tabel 9. Karakteristik Responden Petani Cabai Merah Keriting di Desa Citapen Berdasarkan Status Usaha Status Usaha Jumlah Responden (orang) Persentase (%) Utama 29 97 Sampingan 1 3 5.3.2 Umur Petani cabai merah keriting di Desa Citapen, berdasarkan tingkat umurnya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu responden petani di bawah 20 tahun, 21-50 tahun, dan kelompok usia 51 tahun keatas. Jumlah petani responden pada usia 21 50 tahun yakni sebanyak 26 orang atau 87 persen, sedangkan sisanya untuk petani pada usia lebih dari 51 tahun yaitu sebanyak 4 orang atau 13 persen. Gambaran tersebut memperlihatkan bahwa kegiatan bertani banyak dilakukan oleh penduduk yang berusia produktif, yang mana pada usia tersebut mereka masih mempunyai kekuatan fisik yang memadai dan semangat yang tinggi, sehingga dapat melakukan kegiatan pertanian dengan baik. Sedangkan untuk usia lebi dari 51 tahun, kemampuan fisiknya sudah terbatas, walaupun apabila dilihat dari segi pengalaman, memungkinkan pada usia ini memiliki 46

pengalaman yang jauh lebih banyak. Data mengenai karateristik petani responden berdasarkan umur dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Karakteristik Responden Petani Cabai Merah Keriting Berdasarkan Umur Kelompok Umur Jumlah Responden (orang) Persentase (%) < 20 0 0 21 50 26 87 > 51 4 13 5.3.3 Pendidikan Tingkat pendidikan memiliki pengaruh dalam melaksanakan kegiatan usahatani, baik cara terhadap cara pengelolaan secara teknis ataupun terhadap manajemen kegiatan usahatani dan penyerapan teknologi baru, dengan tingkat pendidikan yang tinggi diharapkan para petani mampu menjalankan kegiatan usahataninya dengan lebih baik, karena didukung oleh pengetahuan dan wawasan yang semakin luas. Tingkat pendidikan cukup berpengaruh dalam pelaksanaan usahatani cabai merah keriting, termasuk dalam tingkat penyerapan teknologi baru. Petani yang memiliki tingkat pendidikan yang terbatas, pada umumnya menggunakan teknologi secara sederhana dan turun temurun dalam kegiatan usahataninya. Tingkat pendidikan petani responden terdiri dari Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) serta Sekolah Menengah Atas (SMA). Sebagian besar petani responden yang menjadi petani cabai merah keriting adalah dengan tingkat pendidikan SD yaitu sebanyak 22 orang atau 73 persen, SLTP sebanyak 3 orang atau 10 persen dan SMA sebanyak 5 orang atau 17 persen. Karakteristik dari petani cabai merah keriting yang menjadi responden di Desa Citapen berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 11. 47

Tabel 11. Karakteristik Responden Petani Cabai Merah Keriting Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Jumlah Responden (orang) Persentase (%) SD 22 73 SLTP 3 10 SMA 5 17 5.3.4 Pengalaman dalam Usahatani Cabai Merah Keriting Pengalaman dalam usahatani dapat mempengaruhi kemampuan dalam mengelola usahatani, dengan pengalaman yang cukup lama petani memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap usahatani yang dijalankannya. Pemahaman yang lebih baik tersebut dapat berupa kemampuan dalam menentukan dan mengorganisasikan faktor produksi yang digunakan ataupun dalam bentuk penanganan masalah yang dihadapi secara baik. Tingkat pengalaman yang dimiliki oleh seorang petani, dapat dilihat dari berapa lama petani tersebut terjun dalam kegiatan usahatani. Sebagian besar petani memiliki pengalaman dalam usahatani cabai merah keriting cukup lama, karena mata pencaharian bertani adalah usaha turun temurun. Dengan demikian, secara teknis para petani ini sudah sangat mengetahui apa yang harus dilakukan apabila terdapat masalah, baik hama ataupun penyakit yang dihadapi dalam usahatani cabai merah keritingnya. Adapun lama pengalaman bertani pada petani responden Desa Citapen dibagi menjadi tiga yaitu pengalaman bertani kurang dari 5 tahun yakni sebanyak 5 orang atau 17 persen, pengalaman bertani antara 5 sampai dengan 10 tahun yakni sebanyak 9 orang atau 30 persen dan pengalaman bertani lebih dari 10 tahun sebanyak 16 orang atau 53 persen. Karakteristik responden petani cabai merah keriting berdasarkan pengalaman bertaninya dapat dilihat pada Tabel 12. 48

Tabel 12. Karakteristik Responden Petani Cabai Merah Keriting Berdasarkan Pengalaman Bertani Pengalaman Bertani (Tahun) Jumlah Responden (orang) Persentase (%) < 5 5 17 5-10 9 30 > 10 16 53 5.3.5 Luas Areal Usahatani Cabai Merah Keriting Petani responden di Desa Citapen memiliki luas lahan yang diusahakan untuk usahatani cabai merah keriting cukup beragam, yaitu antara 0,06 5 hektar dengan rata-rata luas lahan sebesar 0,837 hektar. Persentase luas lahan tertinggi berada pada kategori luas lahan antara 0,5 1 hektar, yaitu sebesar 63 persen atau sebanyak 19 orang dari total petani responden, sedangkan luas lahan kuran dari 0,5 hektar sebesar 10 persen atau sebanyak 3 orang dan untuk luas lahan lebih dari satu hektar sebesar 27 persen atau sebanyak delapan orang. Karakteristik sebaran responden berdasarkan luas lahannya dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Karakteristik Responden Petani Cabai Merah Keriting Berdasarkan Luas Lahan Luas Lahan (Hektar) Jumlah (orang) Persentase (%) < 0,5 3 10 0,5-1 19 63 > 1 8 27 5.3.6 Status Kepemilikan Lahan Sebagian besar petani responden, merupakan petani penyewa dengan persentase 77 persen atau sebanyak 23 orang, dan 23 persen atau sebanyak 7 orang dengan petani dengan status kepemilikan lahan sebagai pemilik. Lahan yang dimiliki oleh petani ada yang berasal dari hasil membeli sendiri dan adapula yang berasal dari warisan yang telah menjadi hak milik. Karakteristik petani 49

cabai merah keriting dapat dilihat berdasarkan status kepemilikian lahannya dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Karakteristik Responden Petani Cabai Merah Keriting Status Kepemilikan Lahan Status Kepemilikan Jumlah Responden (orang) Persentase (%) Pemilik 7 23 Penyewa 23 77 50