BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Keadilan organisasi menurut Bakhshi et al, (2009) bisa didefinisikan yaitu

PENGARUH KEADILAN ORGANISASI PADA KEPUASAN KERJA TERHADAP TURNOVER INTENTION

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ketidakpuasannya akan pekerjaannya saat ini. Keinginanan keluar atau turnover

BAB I PENDAHULUAN. dan Kuncoro, 2013). Tingkat turnover yang tinggi dapat menimbulkan dampak

Dwisvimiar, Inge Keadilan Dalam Perspektif Filsafat Hukum. Jurnal Dinamika Hukum. 11(3), h:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kompetitif dengan mendorong sebuah lingkungan kerja yang positif (Robbins dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori pertukaran sosial menurut Staley dan Magner (2003) menyatakan

BAB III METODE PENELITIAN. Indomobil Nissan Mlati. Subyeknya ialah karyawan pada PT. Wahana Sumber

PENGARUH KEADILAN ORGANISASI PADA KEPUASAN KERJA DAN TURNOVER INTENTION KARYAWAN BPR DI KABUPATEN TABANAN

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat di dalam diri mereka. Sumber daya manusia juga harus

BAB II KAJIAN PUSTAKA. organisasi tersebut (Mathis & Jackson, 2006). Menurut Velnampy (2013)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Organizational Citizenship Behavior. Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Ping & Yue (2010) mendefinisikan leader-member exchange atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Teori yang menghubungkan konsep kepuasan kerja dengan keadilan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kepuasan kerja merupakan salah satu studi yang secara luas dipelajari

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (Mahdi et al., 2012). Widjaja et al. (2011) mengungkapkan bahwa proses turnover

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intention to quit adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diperhatikan, dijaga, dan dikembangkan. Organizational Citizenship Behaviour

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori motivasi Vroom (1964) tentang cognitive of motivation menjelaskan mengapa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pandangan karyawan ketika mereka telah diperlakukan dengan baik oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. agara diperoleh tenaga kerja yang puas akan pekerjaannya. Fungsi MSDM. dikelompokkan atas tiga fungsi, yaitu (Husein, 2002) :

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Kerja. sebuah evaluasi karakteristiknya. Rivai & Sagala (2009) menjelaskan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai pengaruh lingkungan seperti lingkungan psikologis, pengaruh sosial,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia yang kompetitif akan terlahir dari dunia

BAB I PENDAHULUAN. tantangan-tantangan yang berkaitan dengan down-sizing, restrukturisasi,

BAB II KAJIAN PUSTAKA Definisi Keinginan Untuk Keluar (Turnover intention) Sutanto dan Gunawan (2013) mengemukakan bahwa turnover intention

BAB I PENDAHULUAN. paling penting dimiliki oleh suatuperusahaan, karena keberhasilan organisasi

BAB I PENDAHULUAN. efisien dalam menunjang tercapainya tujuan organisasi (Rusmayanti, 2013).

BAB 2 KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB V PENUTUP. keadilan organisasional pada employee engagement. Peneliti melakukan. disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

BAB 2 LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA Organizational Citizenship Behavior

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperlakukan dengan baik oleh organisasi, mereka akan cenderung bersikap dan

BAB I PENDAHULUAN. turnover intention serta karyawan terlibat perilaku kerja kontraproduktif.

BAB I PENDAHULUAN. terkait dalam perbaikan kinerja perusahaan. Pada dasarnya setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. PLN merupakan sumber kehidupan bagi seluruh umat manusia. Sumber Daya. adanya peran aktif SDM tidak berarti apa-apa.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda. Kepuasan itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi yang penuh persaingan. Ritel adalah salah satu cara pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. hanya pada sektor usaha yang berorientasi pada laba, sektor pendidikan juga

BAB I PENDAHULUAN. meninggalkan pekerjaannya.turnover intention harus disikapi sebagai suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Industri perbankan di Indonesia merupakan salah satu faktor pendukung

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TURNOVER INTENTION (KEINGINAN BERPINDAH) KARYAWAN PADA PERUSAHAN JASA KONSTRUKSI

OLEH : DEWI SARIANA P

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Konsep tentang Locus of control pertama kali dikemukakan oleh Rotter

DESKRIPSI PENYEBAB TURNOVER PEKERJA KONSTRUKSI DI SURABAYA DARI SUDUT PANDANG MANAJER

BAB I PENDAHULUAN. berjalansecara berkesinambungan, maka sangat dibutuhkan karyawan yang dapat

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia sangat berperan dalam usaha organisasi dalam mencapai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. khusus dan pengkajian yang lebih mendalam karena bagaimanapun juga dalam suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri bahan bangunan di Indonesia terus berkembang pesat seiring meningkatnya kondisi perekonomian nasional,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan atau organisasi berusaha meningkatkan serta

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh orang yaitu karyawan dalam organisasi dapat memberikan sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian kinerja (Performance Appraisal) adalah suatu proses yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam era globalisasi ini persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DETERMINAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. X MEDAN. BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan

BAB I PENDAHULUAN. gigi. Setiap roda gigi mempenyuai tugas masing masing, tetapi harus saling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi kunci utama dari sekian banyak

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Organisasi modern meyakini bahwa manusia merupakan faktor penting

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2006), kepuasan kerja

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai lembaga dengan fungsi strategis dalam bidang kehakiman dan peradilan,

BAB II TINJAUAN TEORI. karyawan yang handal. Proses ini tidak hanya membutuhkan biaya dari sisi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dukungan dan keterlibatan karyawan.perhatian terhadap perbedaan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. apabila ditunjang oleh sumber daya manusia yang berkualitas. serta biaya baru dalam merekrut karyawan baru.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh kinerja

BAB I PENDAHULUAN. mampu untuk bekerja sama dan membantu rekan kerja serta melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sejak akhir abad ke-20 sampai awal abad ke-21 ini, sudah tidak asing lagi kita

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kerja sebagai sumberdaya manusia (SDM) utama perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia dan perilaku organisasi (Colquitt et al., 2001). Keadilan sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. karyawan dan organisasi yang berimplikasi terhadap keputusan untuk bertahan

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Disamping itu pula, pekerjaan semakin sulit untuk didapatkan.

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan hampir disemua sektor

BAB I PENDAHULUAN. mampu berperilaku secara bertujuan. Bagi perusahaan atau organisasi yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Society For Human Resource Management (SHRM) tahun 2002 menemukan bahwa

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dalam mencapai tujuan secara

BAB I PENDAHULUAN. tersebutlah yang membuat para pengusaha sadar akan nilai investasi karyawan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan di semua aspek kehidupan manusia karena berbagai permasalahan

PENETAPAN PANITIA PENGUJI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut werther (2002:5). Yang menyatakan bahwa Kunci memenangkan. senantiasa melakukan investasi untuk merekrut, menyeleksi dan

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang efektif dan efisien

Transkripsi:

7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keadilan Organisasi Memahami keadilan organisasi secara teoritis pada dasarnya akan menguraikan variabel ini ke dalam unsur-unsur yang membentuknya seperti : pengertian, dan dampak dari keadilan organisasi. Berikut akan diuraikan teori keadilan organisasi ke dalam bahasan mengenai pengertian, dan dampak keadilan organisasi. a. Pengertian Keadilan Organisasi Karyawan merupakan modalitas sumber daya manusia yang penting dalam suatu organisasi ataupun perusahaan. Perlakuan manajer terhadap karyawan akan sangat mempengaruhi perilaku karyawan sebanding dengan perlakuan manajer baik secara interpersonal maupun organisatoris. Salah satu bentuk perlakuan manajer yang akan direspon karyawan untuk menentukan sikap dan perilaku adalah perlakuan yang dirasakan adil dalam membagi 7

8 imbalan, menerapkan aturan dan hubungan interpersonal. Keadilan organisasi dalam ketiga bentuk tersebut akan berpengaruh terhadap sikap positif maupun negatif karyawan sebanding dengan perlakuan keadilan organisasi yang mereka rasakan. Keadilan organisasi merupakan cerminan dari peran keadilan terhadap persepsi karyawan (Al-Zu bi, 2010). Menurut (Yulianto 2006) ketika karyawan merasa diperlakukan adil, maka mereka akan mempunyai sikap dan perilaku yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan untuk keberhasilan perubahan, bahkan di bawah kondisi sulit sekalipun, begitupun sebaliknya. (Bakhshi, dkk. 2009) menyebutkan keadilan organisasi terbentuk dari tigapersepsi keadilan, yaitu: procedural justice, distributive justice dan interactionaljustice. Procedural justice menurut (Al-Zu bi 2010) lebih berfokus pada keadilanaturan dan prosedur yang digunakan untuk membagikan hasil. Kepuasan kerjaakan dipengaruhi oleh procedural justice karena kepuasan pegawai dapat terciptamelalu proses diambil dan didistribusikannya sebuah keputusan atau kebijakanperusahaan (Warner, dkk., 2005). Karyawan tidak hanya memberikan reaksiterhadap hasil-hasil yang mereka dapatkan, namun juga terhadap proses-prosesbagaimana mereka mendapatkan hasil-hasil tersebut (Nowakowski dan Conlon,2005). Distributive justicemenjelaskan mengenai alokasi hasil-hasil yangkonsisten, seseorang akan mendapatkan hasil-hasil dan penghargaan sesuaidengan kontribusi yang diberikan (Foley, dkk., 2005). Hubbel dan Assad (2005) mengemukakan distributive justice behubungan dengan persepsi keadilan yangberasal dari hasil-hasil yang diterima oleh seseorang. Ni Kadek Lisna Yunita, Pengaruh Keadilan Organisasi dan. Interactional

9 justice memperlihatkan prediksi yang kuat terhadap kepuasan seseorang pada atasannya (Nowakowski dan Conlon, 2005). Interactional justice berhubungan dengan keadilan yang dirasakan seseorang ketika diperlakukan dengan adil oleh orang lain, yang berhungan dengan relasi individual dengan atasannya (Belanger, dkk., 2006). Persepsi keadilan interactional lebih berfokus pada tingak mana pegawai diinformasikan tepat waktu dan sesuai kebenaran yang ada tentang keputusan utama perusahaan yang menyangkut hak dan kewajiban karyawan itu sendiri (Cheng, dkk., 2011). (Al-Zu bi, 2010) menjelaskan dimensi-dimensi yang terkait dengan keadilan organisasi adalah : 1). Procedural Justice Procedural justice, diukur dari presepsi responden procedural justice terkait dengan keadilan yang dirasakan karyawan terhadap mekanisme pengambilan keputusan yang melibatkan pegawai sehingga dapat meningkatkan ketepatan informasi dan mengurangi terjadinya bias pendapat pengawai, dan proses dari pendekatan itu sendiri diantaranya ialah job description, atasan mendengarkan masalah karyawan sebelum membuat keputusan, atasan mencari informasi yang akurat dan komplit sebelum membuat keputusan, atasan menyediakan informasi tambahan sebelum dibutuhkan oleh karyawan, keputusan kerja diterapkan secara konsisten dan karyawan bebas berpendapat terhadap keputusan kerja.

10 2). Distributive Justice Distributive Justice, diukur dari presepsi responden distributive justice terkait dengan keadilan yang pada outcome yang dirasakan karyawan diantaranya ialah jadwal kerja yang wajar, gaji sesuai dengan jabatan karyawan atau posisi, beban kerja yang wajar, penghargaan dan tanggung jawab yang wajar sesuai dengan posisi karyawan tersebut bekerja. 3). Interactional Justice Interactional Justice, diukur dari presepsi responden Interactional Justice terkait dengan perasaan pegawai yang kebutuhannya telah ikut dipertimbangkan dalam sebuah kebijakan, serta adanya penjelasan tentang kebijakan tersebut oleh atasan kepada karyawan diantaranya ialah perlakuan atasan saat membuat keputusan kerja, atasan mempertimbangkan hak-hak karyawan, implikasi dari keputusan dan justifikasi untuk keputusan kerja. b. Dampak Keadilan Organisasi Keadilan organisasi merupakan hal yang sangat penting dalam suatu perusahaan maupun organisasi ketika pada suatu perusahaan terdapat ketidak adilan maka akan memberikan dampak yang negatif terhadap perusahaan tersebut ataupun sebaliknya ketika pada suatu perusahaan karyawan merasakan keadilan maka akan memberikan dampak yang positif pada perusahaan tersebut. Dampak negatif yang diperoleh perusahaan bila karyawan merasakan ketidak adilan adalah menurunnya kinerja, demo karyawan, tingginya tingkat kemangkiran dan turnover karyawan (Budiaorto et al., dalam Putra dan Putra 2014) sedangkan dampak

11 positif yang akan diperoleh perusahaan bila karyawan merasakan keadilan adalah kepuasan kerja, semakin tinggi kepuasan seorang karyawan semakin rendah minat mereka untuk meninggalkan organisasi menurut (Kristanto, dkk 2014). 2. Kepuasan Kerja Kepuasan kerja berdasarkan kajian teori akan diuraikan ke dalam sub bagian; pengertian, faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan dampak kepuasan kerja. Selanjutnya pemaparannya sebagai berikut. a. Pengertian Kepuasan Kerja Kepuasan kerja merupakan dambaan setiap individu yang sudah bekerja.masingmasing karyawan memililki tingkat kepuasan yang berbeda sesuai dengan nilai yang dianutnya. Semakin banyak aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan karyawan maka semakin tinggi pula kepuasan yang dirasakan. Kepuasan kerja yang dimaksud adalah perilaku positif yang ditunjukan karyawan dalam merespon semua perlakuan, keputusan, dan kebijakan yang dilakukan perusahaan (Sidharta et al., 2011). Sedangkan menurut (Handoko, 2008). Kepuasan kerja adalah suatu keadaan emosional individu, dimana pekerjaan tersebut menyenangkan atau tidak menyenangkan menurut persepsi dan pandangan karyawan itu sendiri. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini nampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya.(boles et al,. 2007) dan (Azeem,. 2010), menjelaskan beberapa dimensi kepuasan kerja beserta dengan indikatornya sebagai berikut : 1.) Beban kerja merupakan sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh karyawan seperti pekerjaan memberikan rasa keberhasilan,

12 pekerjaan menarik, puas dengan pekerjaan, dan melakukan sesuatu yang berharga dalam pekerjaan. 2.) Gaji merupakan pemberian imbalan terhadap hasil kerja karyawan seperti gaji sesuai dengan beban kerja, perusahaan memberikan gaji lebih baik daripada pesaing, dan gaji yang adil pada seluruh karyawan. 3.) Kenaikan jabatan merupakan kesempatan bagi karyawan untuk terus maju dan berkembang sebagai bentuk aktualisasi diri seperti puas dengan promosi yang adil, perusahaan memberikan kesempatan untuk maju, jabatan yang cukup bagi karyawan yang ingin maju, dan adanya kesempatan untuk dipromosikan. 4.) Pengawas merupakan kemampuan atasan untuk menunjukkan perhatian dan memberikan bantuan ketika karyawan mengalami kesulitan bekerja seperti atasan selalu mendengarkan ide dan saran, atasan selalu bersikap adil, dan atasan selalu memberikan pujian. 5.) Rekan kerja merupakan sejauh mana karyawan mampu menjalin persahabatan dan saling mendukung dalam lingkungan kerja seperti rekan kerja selalu mendahulukan kepentingan bersama, rekan kerja sangat menyenangkan, rekan kerja sangat bersahabat, dan rekan kerja siap membantu saat dibutuhkan. b. Faktor-Faktor Kepuasan Kerja Salah satu faktor untuk melihat kepuasan kerja pekerja adalah dapat melalui kompensasi. Seperti yang diungkapkan (Afrida,dkk 2014) bahwa pemberian kompensasi oleh perusahaan terhadap pekerja merupakan cara perusahaan untuk meningkatkan prestasi kerja, motivasi, semangat kerja, dan kepuasan kerja pekerja. Kompensasi yang

13 diterima pekerja pada umumnya digunakan untuk memenuhi kebutuhannya secara maksimal, baik berupa makan, minum, pakaian, tempat tinggal, dan sebagainya. Dengan terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan pekerja melalui pemberian kompensasi dapat memberikan kepuasan kerja bagi pekerja yang bersangkutan (Syah, 2013). c. Dampak Kepuasan Kerja Dampak perilaku kepuasan kerja telah banyak dikaji dan diteliti.beberap hasil penelitian tentang dampak kepuasan kerja terhdap peroduktivitas, ketidakhadiran, keluarnya pengawai dan dampak terhadap kesehatan. 1) Dampak Terhadap Produktivitas Pada mulanya orang berpendapat bahwa prosuktivitas dapat di naikkan dengan menaikkan kepuasan kerja.hubungan antara produktivitas dan kepuasan kerja sangat kecil. Vroom di kutip dalam (Edy Sutrisno, 2014) mengatakan bahwa produktivitas dipengaruhi oleh banyak faktor-faktor moderator di samping kepuasan kerja. 2) Dampak Terhadap Ketidak hadiran Dan Keluarnya Tenaga Kerja Ketidak hadiran dan berhenti kerja merupakan jenis jawaban-jawaban yang secara kualitatif berbeda. Menurut Steers dan Rhodes di kutip dalam (Edy Sutrisno, 2014) mereka melihat adanya dua faktor pada perilaku hadir, yaitu motivasi untuk hadir dan kemampuan untuk hadir. Mereka percaya bahwa motivasi untuk hadir dipengaruhi oleh kepuasan kerja dalam kombinasi dengan tekanan-tekanan internal dan eksternal untuk datang pada pekerjaan. 3) Dampak Terhadap Kesehatan Salah satu temuan yang penting dari kajian yang dilakukan oleh Kornhauser di kutip dalam (Edy Sutrisno, 2014) tentang kesehatan mental dan kepuasan kerja, ialah

14 untuk semua tingkatan jabatan, presepsi dari tenaga kerja bahwa pekerjaan mereka menuntut penggunaan efektif dan kecakapan-kecakapan mereka berkatian dengan skor kesehatan mental yang tinggi. 3. Turnover Intention Turnover intention berdasarkan kajian teori akan diuraikan ke dalam sub bagian; pengertian, faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan dampak dari turnover intention. Selanjutnya pemaparannya sebagai berikut. a. Pengertian Turnover Intention Turnover karyawan atau perputaran karyawan adalah suatu istilah untuk mengukur berapa banyak karyawan yang pergi untuk meninggalkan perusahaan karena suatu dan lain sebab. Manajemen sumber daya manusia yang baik dan efisien dapat meminimalkan turnover intention dan meningkatkan kinerja karyawan. Turnover dapat berupa pengunduran diri, perpindahan keluar unit organisasi, pemberhentian atau kematian anggota organisasi, keinginan untuk meninggalkan suatu organisasi umumnya didahului oleh niat karyawan yang dipicu antara lain oleh ketidak puasan karyawan terhadap pekerjaan serta rendahnya komitmen karyawan untuk mengikatkan diri pada organisasi (Jimad, 2011). Senada dengan pendapat (Rivai dan Sagala 2011), voluntary turnover intention merupakan keinginan pekerja untuk berhenti dari perusahaan karena ingin pindah ke lain perusahaan, selain itu melakukan kegiatan pengembangan untuk mempersiapkan pencegahan voluntary turnover.

15 b. Faktor-faktor Turnover Intention Beberapa penelitian terdahulu yang menjelaskan berbagai faktor faktor dari Turnover Intention: 1) Employee Dissatisfaction and Turnover Crises in the Malaysian Hospitality Industry (Rasmi, 2013) yang menyatakan bahwa penyebab turnover adalah ketidakpuasan pekerjaan, gaji dan kondisi lingkungan pekerjaan. 2) Labor Turnover in the Sugar Industry in Kenya. European (Orwa, 2012) yang menyatakan bahwa masalah gaji adalah penyebab utama adanya keinginan berpindah karyawan, penyebab selanjutnya adalah minimnya promosi, kondisi pekerjaan dan gaya kepemimipinan 3) The Turnover Intentions for Construction Engineers (Shun, 2011) yang menyatakan bahwa Faktor utama penyebab karyawan memiliki keinginan untuk berpindah adalah gaji dan promosi serta komitmen terhadap perusahaan. c. Dampak Turnover Intention Turnover intention merupakan salah satu bentuk perilaku karyawan yang mengacu pada keputusan karyawan untuk meninggalkan pekerjaannya (Anshari dan Kuncoro, 2013). Tingkat voluntary turnover yang tinggi dapat menyebabkan dampak yang negatif bagi perusahaan serta biaya pelatihan dan rekrutmen kembali yang meningkat (Ahsan dkk.,2013). Voluntary turnover intention yang inggi akan menyebabkan biaya tambahan pada penarikan dan pelatihan, menurunnya produktivitas serta merusak moral karyawan (Ardana dkk., 2012). Voluntary turnover intention cenderung menyebabkan sikap-sikap yang berdampak negatif bagi perusahaan, yang biasa ditunjukkan dengan mencari alternatif

16 pekerjaan yang lebih menguntungkan, kurang antusias dengan pekerjaan, sering mengeluh, merasa tidak senang dengan pekerjaannya dan menghindar dari tanggung jawab (Sari, 2013). Turnover intention ini merupakan petunjuk kestabilan karyawan. Semakin tinggi turnover, berarti semakin sering terjadi pergantian karyawan dan tentu hal ini akan merugikan perusahaan karena meliki dampak pada perusahaan yang memiliki tingkat turnover intention yang tinggi, dan jelas turnover yang tinggi pada suatu bidang dalam suatu organisasi ataupun perusahaan, menunjukkan bahwa bidang yang bersangkutan perlu diperbaiki kondisi kerjanya atau cara pembinaannya. B. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil 1. Taheri, The study of Keadilan menemukan Fatemeh., and organizational organisasi adanya pengaruh Soltani, E. Justice Effect On yang signifikan dan 2013 Job Sstidfaction and positif dari Organizational Citizenship Behavior. keadilan organisasi terhadap kepuasan kerja. 2. Fatimah, O., The Relationships Keadilan menemukan Amiraa, A M., between Organisasi adanya pengaruh and Halim, F Organizational yang signifikan dan W. 2011. Justice, positif dari

17 Organizational Citizenship Behavior and Job keadilan organisasi terhadap kepuasan kerja. Satisfaction. No Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil 3. Sareshkeh, Impact of Kepuasan bahwa semakin S.K., Organizational Kerja tinggi rasa keadilan Ghaziani, Justice Perceptions yang dirasakan F.G., and on Job Satisfaction karyawan maka Tayebi, S.M. and Organizational akan diikuti dengan 2012 Commitment: The semakin Iranian Sport meningkatnya Federations kepuasan karyawan Perspective. tersebut. 4. Lai, Ming- Self Efficacy, Kepuasan Mendapatkan hasil Cheng., Chen, Effort, Job Kerja bahwa variabel Yen-Chun. Performance, Job kepuasan kerja 2012 Satisfaction, and berpengaruh Turnover Intention: negatif dan The Effect of Personal signifikan terhadap turnover intention Characteristic on Organization

18 Performance. No Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil 6. Namara, Pengaruh Keadilan Turnover menemukan Sares. 2013. Organisasi dan intention variabel keadilan Kepribadian Afektif distributif dan Terhadap Tingkat keadilan prosedural Keinginan Turnover Karyawan Di PT Aisin Indonesia. memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap turnover intentionsedangkan keadilan interaksional memiliki hubungan yang negatif dan tidak terhadap signifikan turnover

19 intention 7. Sugianto 2011 Pengaruh Keadilan Turnover Menemukan bahwa Terhadap intention variabel keadilan Keinginan Untuk distributif dan Keluar Komitmen Dengan keadilan prosedural memiliki pengaruh Organisasi Sebagai yang signifikan dan Variabel Mediasi negatif terhadap (Studi Pada PT Pos turnover intention Indonesia Yogyakarta) Cabang karyawan. (Rokhman, 2011). C. Hipotesis 1. Pengaruh Keadilan Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Meningkatkan kepuasan kerja karyawan dapat dilakukan dengan adanya prosedur dan hasil yang adil di dalam lingkungan kerja (Hasmarini, 2008). Apabila keadilan diberikan oleh suatu perusahaan terhadap karyawannya maka secara tidak langsung karyawan merasa puas terhadap kerjanya karena tidak ada perbandingan diantara mereka. (Taheri, 2013) menemukan adanya pengaruh yang signifikan dan positif dari keadilan organisasi terhadap kepuasan kerja. (Fatimah, 2011) juga menemukan pengaruh yang signifikan dan positif dari keadilan organisasi terhadap kepuasan kerja.

20 Menurut (Sareshkeh, 2012) menyimpulkan bahwa semakin tinggi rasa keadilan yang dirasakan karyawan maka akan diikuti dengan semakin meningkatnya kepuasan karyawan tersebut. Berdasarkan penjelasan diatas maka hipotesis pertama dirumuskan sebagai berikut. H1 : Keadilan organisasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja. 2. Pengaruh Keadilan Organisasi Terhadap Turnover intention (McKnightet,.al. 2009) menyatakan bahwa keadilan yang diterima pekerja di tempat kerja dapat mempengaruhi keinginan untuk melakukan turnover. Ketika suatu perusahaan tidak mampuh memberikan suatu keadilan di perusahaan terhdap karyawannya makan akan muncul rasa keinginan berpindah kerja dikarenakan karyawan merasa adanya perbedaan kebijan yang diberikan oleh pimpinan. (Sugianto, 2011) menemukan bahwa variabel keadilan distributif dan keadilan prosedural memiliki pengaruh yang signifikan dan negatif terhadap turnover intention karyawan. Keadilan prosedural dan keadilan distributif juga memiliki pengaruh yang signifikan dan negatif terhadap turnover intention pada penelitian yang dilakukan (Rokhman, 2011). (Namara, 2013) menemukan variabel keadilan distributif dan keadilan prosedural memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap turnover intention sedangkan keadilan interaksional memiliki hubungan yang negatif dan tidak signifikan terhadap turnover intention, hal ini berarti tingginya tingkat keadilan organisasi yang dirasakan karyawan akan menurunkan tingkat turnover intention pada karyawan tersebut. Berdasarkan penjelasan diatas maka hipotesis kedua dirumuskan sebagai berikut. H2 : Keadilan organisasi berpengaruh negatif terhadap turnover intention.

21 3. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Turnover intention Menurut (Bakoticet,.al. 2013) kepuasan kerja dapat dilihat dengan menunjukan rasa nyaman serta memiliki pengalaman yang positif di dalam pekerjaannya. Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi turnover intention karyawan, dimana munculnya ketidak puasan akan menyebabkan keinginan untuk keluar pada diri karyawan (Ardana et,.al 2012.) (Menurut Johan dalam Putra dan Putra 2014) selain berdampak pada produktivitas, kepuasan kerja juga memiliki dampak terhadap ketidak hadiran dan keluarnya tenaga kerja. Penelitian yang dilakukan (Janget,.al. 2012), (Laiet,.al. 2012) dan (Ucho et.,al. 2012) mendapatkan variabel kepuasan kerja berpengaruh negatif terhadap turnover intention. Berdasarkan penjelasan diatas maka hipotesis ketiga dirumuskan sebagai berikut. H3 : Kepuasan kerja berpengaruh negatif terhadap turnover intention

22 D. Model Penelitian Pada gambar 1 dapat dilihat model penelitian yang menunjukkan hubungan variabel Keadilan Organisasi, Kepuasan Kerja Dan Turnover Intention. H2 H1 H3 Gambar 2.1 Model Penelitian.