BAB I PENDAHULUAN. Sayuran organik dapat diartikan sebagai semua sayuran yang ditanam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Konsumsi makanan sehat merupakan salah satu inovasi yang hadir

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pola hidup sehat semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian organik merupakan teknik budidaya pertanian tanpa. menggunakan bahan-bahan kimia.tujuan utama pertanian organik adalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi besar untuk dikembangkan. Potensi tersebut meliputi nilai ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. majunya gizi pangan, masyarakat semakin sadar akan pentingnya sayuran sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Potensi pasar dan peluang dalam pengembangan budidaya sayuran di

BAB I PENDAHULUAN. makanan organik. Permintaan terhadap produk-produk organik di seluruh dunia

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sayuran organik ini diharapkan dapat bermanfaat bagi produsen dan super market

I. PENDAHULUAN. lainnya, baik dalam bentuk mentah ataupun setengah jadi. Produk-produk hasil

METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan

BAB I PENDAHULUAN. akibat eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan. Eksploitasi ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pangsa pasar pangan organik meningkat dengan pesat didunia. Hal

BAB I PENDAHULUAN. buah-buahan dan sayur-sayuran adalah cara yang baik dalam mewujudkan gaya

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

BAB I PENDAHULUAN. produk-produk pertanian yang dibutuhkan masyarakat untuk mencukupi

Suplemen Majalah SAINS Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Dewasa ini, masyarakat sebagai konsumen utama produk hasil

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan jika terjadi pertumbuhan

I PENDAHULUAN. Masyarakat mulai menyadari bahaya memakan makanan yang. mengandung bahan-bahan kimia sintetis terutama sayur-sayuran yang dapat

M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional.hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. belajar biologi tidak hanya berasal dari buku saja, melainkan seperti proses

I. PENDAHULUAN. yang cocok untuk kegiatan pertanian. Disamping itu pertanian merupakan mata

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gayatri Anggi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dan berusaha, memberi sumbangan pada pengembangan wilayah. Misi. memberi sumbangan yang besar kepada pembangunan nasional (Abdoel

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Program pembangunan nasional yang dilaksanakan pada berbagai sektor

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

BAB I LATAR BELAKANG. pandang. Sudut pandang pertama dilihat berdasarkan lingkungan eksternalnya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik

ACARA 4. ASPEK PEMASARAN

Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur

I. PENDAHULUAN. melaksanakan usaha-usaha yang paling baik untuk menghasilkan pangan tanpa

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2002). konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal.

BAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan sayur organik menjadi satu di antara pilihan bagi masyarakat

POTENSI PERTANIAN PEKARANGAN*

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Pada Tahun (Miliar Rupiah)

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Sayuran Organik

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. faktor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dilihat dari

PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN RUMAH SECARA VERTICULTURE SEBAGAI SARANA UNTUK BUDIDAYA SAYURAN DI DUSUN PANJANG KECAMATAN TANAH TUMBUH KABUPATEN BUNGO

Permasalahan Dalam Pengembangan Pertanian Organik. Amaliah, SP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran

I. PENDAHULUAN. Buah naga merupakan buah yang berkhasiat bagi kesehatan. Beberapa khasiat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang subur tanahnya dan berada di

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada anak-anak membuat anak buta setiap tahunnya

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pertanian modern atau pertanian anorganik merupakan pertanian yang

BUDIDAYA SAYURAN. Paramita Cahyaningrum Kuswandi Program Pengabdian Masyarakat Jur. Pend. Biologi FMIPA UNY 2014

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Empiris Ubi Jalar

BUDI DAYA. Kelas VII SMP/MTs. Semester I

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam pembangunan. Indonesia, yaitu sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sejak tahun Sentra produksi ubi jalar adalah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Proyeksi konsumsi kedelai nasional

METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. setelah diolah secara minimal. Sebutan untuk beraneka jenis sayuran disebut

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Perilaku Konsumen dan Proses Keputusan Pembelian

BAB I PENDAHULUAN. biologi tanah untuk mengoptimalkan produksi tanaman (Budiasa, 2014). Pertanian

I PENDAHULUAN

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Komoditas Caisin ( Brassica rapa cv. caisin)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi berarti peluang pasar internasional bagi produk dalam negeri dan

BAB I PENDAHULUAN. plastik tetapi menggunakan tas yang ramah lingkungan, dan terlebih lagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang

Analisis Tataniaga Kubis (Brasica Olereacea) Organik Bersertifikat Di Nagari Koto Tinggi Kecamatan Baso Kabupaten Agam

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BIDANG KEGIATAN: PKM- KEWIRAUSAHAAN

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. komoditi pertanian, menumbuhkan usaha kecil menengah dan koperasi serta

PENINGKATAN MUTU SAYURAN MELALUI SERTIFIKASI PRIMA 3 PADA KAWASAN PRIMA TANI PAAL MERAH KOTA JAMBI. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada jaman sekarang persaingan ritel dalam penjualan produk semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini permintaan dan kebutuhan konsumen mengalami perubahan dari waktu

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. pertanian dalam arti luas mencakup perkebunan, kehutanan, peternakan dan

I. PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor penentu produksi. Selama ini untuk mendukung

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

KEADAAN UMUM SUPER INDO. berkembang di Indonesia sejak tahun 1997 melalui kemitraan antara Salim Group,

I. PENDAHULUAN. pangan. Beraneka bahan pangan seperti sayuran, buah-buahan, umbi-umbian, dan

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dalam era globalisasi akan semakin mengarahkan sistem

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

Tahun Bawang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Baiq Rein (2010), makanan tradisional merupakan makanan yang

PENGARUH JARAK TANAM PADA BUDIDAYA TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) SECARA ORGANIK (MAKALAH) Oleh : Fuji Astuti NPM

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar, setiap perusahaan berusaha menarik perhatian konsumen melalui. pemberian informasi tentang produk yang ditawarkan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sayuran organik dapat diartikan sebagai semua sayuran yang ditanam secara organik. Menurut Ahmad (2008), sayuran organik diperoleh dari hasil budidaya secara organik tanpa menggunakan pupuk kimia sintetis (Urea dan KCl), pestisida, herbisida, insektisida, fungisida, dan bahan kimia lain sehingga dalam pembudidayaannya hanya menggunakan pupuk organik, misalnya pupuk kandang dan kompos. Selain itu, bibit sayuran organik juga tidak boleh berasal dari hasil rekayasa genetik. Sayuran organik memiliki beberapa keunggulan dibandingkan sayuran non organik. Sayuran organik mengandung 50% lebih banyak antioksidan dari sayuran non organik sehingga dapat menurunkan resiko penyakit kanker dan jantung. Keunggulan lain dari sayuran organik yaitu meningkatkan kekebalan tubuh, memiliki rasa lebih renyah, lebih manis, umur simpan lebih lama, dan terhindar dari residu kimia sintetis (pestisida dan pupuk kimia sintetis) yang dapat menyebabkan penyakit berbahaya seperti kanker (Litbang, 2015). Dewasa ini, terjadi perubahan pola hidup dimasyarakat. Perubahan pola hidup dimasyarakat tersebut membentuk gaya hidup baru bernama gaya hidup sehat. Gaya hidup mencerminkan pola konsumsi masyarakat. Oleh karena itu, gaya hidup sehat membuat masyarakat untuk mengkonsumsi makanan sehat seperti sayuran organik. 1

2 Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), gaya hidup sehat telah berkembang dengan munculnya komunitas yang bergerak di bidang sayuran organik, bernama Pasar Organik Jogja (POJOG). POJOG adalah komunitas produsen dan pedagang produk pangan lokal dan organik. Pasar ini juga mempunyai beberapa petani binaan di daerah Kopeng dan Kaliurang untuk produksi sayuran salad, di Magelang untuk produksi beras, serta di Kulon Progo untuk produksi ketela. Sayuran organik yang dijual di komunitas ini beraneka ragam seperti bayam, wortel, kentang, kacang panjang, dan lainnya. Selain menjual sayuran organik, POJOG menjual makanan olahan dari sayuran tersebut seperti gado-gado. Komunitas ini juga menyebarkan edukasi kepada masyarakat yang tertarik menanam sayuran organik di pekarangan sendiri dengan cara memberikan pelatihan dan ketrampilan. Sebagai produsen dan pedagang sayuran organik, POJOG tentu menginginkan produknya dapat menjangkau semua kalangan masyarakat. Selain sebagai bagian dari proses penjualan, POJOG juga ingin mengajak masyarakat untuk memulai gaya hidup sehat dengan mengkonsumsi sayuran organik namun, hal tersebut tersebut terkendala sistem pemasaran yang ada. Saat ini sistem pemasaran POJOG hanya terbatas secara online (instagram, facebook, blackberry messager) dan pasar komunitas yang diadakan pada hari Rabu Minggu berlokasi di beberapa tempat berbeda. Di satu sisi, terdapat produsen sayuran organik lain di DIY bernama Tani Organik Merapi (TOM). TOM merupakan usaha yang mewadahi petani-petani organik di lereng merapi khususnya daerah Wukirsari, Cangkringan, Sleman,

3 Yogyakarta. TOM membantu petani mulai dari membuat jadwal tanam, cara bercocok tanam secara organik, membuat pupuk organik, hingga pemasaran hasil pertaniannya. Saat ini TOM dan mitra petani tersebut memiliki 24 komoditas sayuran yang ditanam seperti buncis, brokoli, sawi, kangkung, dan selada. Berbeda dengan POJOG, sayuran organik dari TOM tersebut didistribusikan ke retail modern yang ada di DIY seperti Super Indo, Carefour, Hero, Pamela I, dan Indogrosir. Namun, saat ini TOM hanya dapat memenuhi sekitar 70% permintaan pasar retail modern (Sugiyarto, 2015). Dalam menjalankan sebuah usaha tentunya penting melakukan suatu pengembangan. Produsen harus mampu merebut hati konsumen supaya perusahaannya tetap bertahan dan berkembang. Dalam kondisi seperti ini kepuasan konsumen mempunyai peranan yang cukup penting bagi perusahaan karena secanggih atau sebagus apapun produk yang dihasilkan oleh perusahaan, jika konsumen tidak menyukainya, baik karena terlalu mahal atau terlalu rumit dalam penggunaannya, maka produk tersebut tidak ada artinya. Pada kenyataan lain bisa saja konsumen tidak ingin membeli merek tertentu karena produknya kurang bermutu, pernah dikecewakan dalam pelayanan pada saat atau pasca pembelian, atau merek tersebut hanya tersedia di tempat-tempat tertentu saja. Fenomena ini menunjukkan bahwa untuk memuaskan konsumen bukan merupakan suatu permasalahan yang sederhana tetapi merupakan permasalahan yang kompleks dan saling terkait (Ishak, 2005). Adanya potensi pasar yang cukup besar di DIY mendorong POJOG dan TOM untuk meningkatkan usahanya. Kepuasan konsumen menjadi hal yang harus

4 diperhatikan oleh produsen sayuran organik karena dengan memenuhi kepuasan konsumen, produsen dapat menjaring konsumen sebanyak-banyaknya dan menguasai pasar. Untuk itu perlu dilakukan upaya-upaya yang dapat memuaskan konsumen dalam memenuhi kebutuhan pangan khususnya sayuran organik. Salah satunya dengan mengetahui atribut yang mempengaruhi kepuasan konsumen. Apabila atribut tersebut diketahui, produsen dapat membuat kombinasi atribut yang sesuai dengan keinginan konsumen, memperbaiki mutu produk sayuran organik, memperluas jangkauan pemasaran, menyempurnakan produk yang dihasilkan dimasa yang akan datang, serta mengedukasi konsumen tentang pentingnya mengkonsumsi sayuran organik sebagai gaya hidup sehat sehingga mampu meningkatkan kepuasan konsumen. Oleh karena itu, penelitian mengenai Analisis Atribut Mutu Pemasaran Sayuran Organik pada Dua Tipe Pasar yang Berbeda perlu dilakukan.

5 B. Rumusan Masalah 1. Apa saja atribut mutu pemasaran sayuran organik pada retail modern? 2. Apa saja atribut mutu pemasaran sayuran organik pada pasar komunitas? 3. Atribut mana saja yang mempengaruhi kepuasan konsumen pada retail modern dan pasar komunitas? C. Batasan Masalah 1. Penelitian ini dilakukan pada dua tipe pasar berbeda yang ada di DIY. Untuk retail modern yaitu di 8 Super Indo DIY sebagai tempat pemasaran sayuran organik dari TOM dan pasar komunitas dilakukan di POJOG. 2. Responden yang dilibatkan adalah semua kalangan yang pernah membeli sayuran organik di kedua pasar tersebut. Produk sayuran organik TOM dapat dibeli melalui gerai Super Indo DIY (daftar tempat dapat dilihat di Bab III) sedangkan produk sayuran organik POJOG dapat dibeli di setiap keberadaan pasar organik. 3. Konsumen retail modern yang dimaksud adalah orang yang pernah membeli secara langsung sayuran organik produksi TOM di gerai Super Indo DIY. 4. Konsumen pasar komunitas yang dimaksud adalah orang yang pernah membeli sayuran organik secara langsung maupun online di POJOG.

6 D. Tujuan Penelitian 1. Mengidentifikasi atribut mutu pemasaran sayuran organik pada retail modern dan pasar komunitas. 2. Menganalisis atribut mutu pemasaran sayuran organik yang berpengaruh terhadap kepuasan konsumen pada retail modern dan pasar komunitas. E. Manfaat Penelitian 1. Membantu produsen menentukan kombinasi atribut mutu pemasaran yang dapat memuaskan konsumen 2. Membantu produsen untuk meningkatkan dan memperbaiki atribut mutu pemasaran sayuran organik 3. Meningkatkan penjualan sayuran organik pada masing-masing tipe pasar.