PRESENTASI KASUS KEPANITERAAN KLINIK JIWA

dokumen-dokumen yang mirip
STATUS PSIKIATRI. II. RIWAYAT PSIKIATRI No. Rekam Medis : Autoanamnesis : Alloanamnesis : A. Keluhan Utama. Autoanamnesis.

LAPORAN PSIKIATRI GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR CAMPURAN

Mata: sklera ikterik -/- konjungtiva anemis -/- cor: BJ I-II reguler, murmur (-) gallop (-) Pulmo: suara napas vesikuler +/+ ronki -/- wheezing -/-

STATUS PASIEN PSIKIATRI. : Hagu Barat Laut, Banda Sakti, Aceh Utara Status Pernikahan : Belum menikah

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing

A. Gangguan Bipolar Definisi Gangguan bipolar merupakan kategori diagnostik yang menggambarkan sebuah kelas dari gangguan mood, dimana seseorang

RIWAYAT PSIKIATRI Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 5 Juni 2013, pukul WIB di Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan.

GANGGUAN MOOD. dr. Moetrarsi SKF., DTM&H, Sp.KJ

EPIDEMIOLOGI MANIFESTASI KLINIS

A. Pemeriksaan penunjang. - Darah lengkap

: Jl. Petamburan 2 RT 03 RW 03 No.10

STATUS PSIKIATRI. Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 11 Februari Suku bangsa /warga Negara : Sunda/ Indonesia

Gangguan Bipolar. Febrilla Dejaneira Adi Nugraha. Pembimbing : dr. Frilya Rachma Putri, Sp.KJ

BIPOLAR. Dr. Tri Rini BS, Sp.KJ

I. IDENTITAS PASIEN RIWAYAT PSIKIATRI

POST TRAUMATIC STRESS DISORDER

LAPORAN KASUS SKIZOFRENIA HEBEFRENIK

LAPORAN KASUS A. ANAMNESA PSIKIATRI 1. IDENTITAS PASIEN

Gangguan Mood/Suasana Perasaan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang

SKIZOFRENIA HEBEFRENIK

SKIZOFRENIA HEBEFRENIK. Siska Nurlaela Dina Astiyanawati Dr. Tuti Wahmurti A.S., dr., Sp.KJ (K)

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.

BAB 1 PSIKIATRI KLINIK

GANGGUAN SKIZOAFEKTIF FIHRIN PUTRA AGUNG

CASE REPORT SESSION. Oleh: Denny Maulana Preseptor: Veranita Pandia, dr., SpKJ (K)

PEMERIKSAAN PSIKIATRI

Rekam Medis Penghuni Panti Sosial

Rekam Medis Penghuni Panti Sosial. Tanggal masuk panti: 25 Mei 2015 Tanggal wawancara: 29 Mei 2015

Rekam Medis Penghuni Panti Sosial. Nama : Tn. B Umur : 47 tahun. Jenis kelamin : Laki-laki Status pernikahan : Menikah

BIPOLAR. oleh: Ahmad rhean aminah dianti Erick Nuranysha Haviz. Preseptor : dr. Dian Budianti amina Sp.KJ

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS PSIKIATRI

LAPORAN KASUS SKIZOFRENIA PARANOID PEMBIMBING : DR. A. SYAIFUL HD, SP.KJ

DEMENSIA VASKULER ONSET LAMBAT (F00.1) Oleh: RENNY ANGGRAINI. Pembimbing : dr. Maisarah Zas, SpKJ

SEORANG LAKI-LAKI 24 TAHUN DENGAN GANGGUAN SKIZOFRENIA HEBEFRENIK (F20.1)

MULTIAKSIAL DIAGNOSIS & PENGANTAR PENULISAN STATUS PSIKIATRI. FK UII, 14 Januari 2016 Tika Prasetiawati KSM Psikiatri RS UGM

Gangguan Suasana Perasaan. Dr. Dharmawan A. Purnama, SpKJ

PEDOMAN DIAGNOSTIK. Berdasarkan DSM-IV-TR, klasifikasi gangguan bipolar adalah sebagai berikut:

1. Dokter Umum 2. Perawat KETERKAITAN : PERALATAN PERLENGKAPAN : 1. SOP anamnesa pasien. Petugas Medis/ paramedis di BP

Sinonim : - gangguan mood - gangguan afektif Definisi : suatu kelompok ggn jiwa dengan gambaran utama tdptnya ggn mood yg disertai dengan sindroma man

Gangguan Mental Terkait Trauma. Pusat Kajian Bencana dan Tindak Kekerasan Departemen Psikiatri FKUI/RSCM

MOOD DISORDER. DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A / YUNITA KURNIAWATI, S.Psi., M.Psi dita.lecture.ub.ac.id

GANGGUAN PSIKOTIK TERBAGI. Pembimbing: Dr. M. Surya Husada Sp.KJ. disusun oleh: Ade Kurniadi ( )

BAB III TINJAUAN KASUS. Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo semarang, dengan. Skizofrenia berkelanjutan. Klien bernama Nn.S, Umur 25 tahun, jenis

III. RIWAYAT KESEHATANSEKARANG A.

SKILL LAB. SISTEM NEUROPSIKIATRI BUKU PANDUAN MAHASISWA TEHNIK KETERAMPILAN WAWANCARA

PERAN DUKUNGAN KELUARGA PADA PENANGANAN PENDERITA SKIZOFRENIA

BAB 1 PENDAHULUAN. disertai suatu perubahan pada keseluruhan tingkat aktivitas. 1. Gangguan afektif bipolar adalah salah satu gangguan mood yang

Hamilton Depression Rating Scale (HDRS)

BAB III TINJAUAN KASUS

LAMPIRAN B DATA SUBJEK DAN KEEMPAT ANAK DI RSJ. SOEHARTO MEERJAN

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. penutupan rumah sakit jiwa dan cepatnya pengeluaran pasien tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Istilah obsesi menunjuk pada suatu idea yang mendesak ke dalam pikiran.

LAMPIRAN LAMPIRAN A PANDUAN WAWANCARA

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses berpikir, perilaku, dan persepsi (penangkapan panca indera). Gangguan

Presentasi Kasus Spinal Cord Injury

Definisi Suatu reaksi organik akut dengan ggn utama adanya kesadaran berkabut (clouding of consciousness), yg disertai dengan ggn atensi, orientasi, m

Disusun Oleh : Nurul Iman Pembimbing : dr. Hj. Ni Wayan Ani P, Sp. KJ Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta

Data Administrasi diisi oleh Nama: NPM/NIP:

REFERAT Gangguan Afektif Bipolar

HAMILTON DEPRESSION RATING SCALE (HDRS)

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

RITA ROGAYAH DEPT.PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FKUI

Gangguan Mental Organik (GMO) Oleh : Syamsir Bs, Psikiater Departemen Psikiatri FK-USU

BAB II GAMBARAN UMUM RS GRHASIA YOGYAKARTA

LAMPIRAN. Lampiran 1 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian

Skizofrenia. 1. Apa itu Skizofrenia? 2. Siapa yang lebih rentan terhadap Skizofrenia?

SKIZOFRENIA PARANOID

BAB III TINJAUAN KASUS. 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal di Ruang ketergantungan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

DAFTAR KOMPETENSI KLINIK

Surat Pernyataan Riwayat Kesehatan Calon Mahasiswa Baru Universitas YARSI

STATUS COASS KEBIDANAN DAN KANDUNGAN

CASE REPORT SESSION OSTEOARTHRITIS. Disusun oleh: Gisela Karina Setiawan Abednego Panggabean

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

LAPORAN JAGA 24 Maret 2013

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian : prospektif dengan pembanding internal. U1n. U2n

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Tanggal Masuk RS : 09 Desember 2014

BAB III RESUME KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Suryo Dharmono Bag. Psikiatri FKUI/RSCM

EARLY-ONSET BIPOLAR DISORDERS. Dr. Ika Widyawati, SpKJ(K)

GANGGUAN BIPOLAR PENDAHULUAN

SISTEM KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS GANGGUAN MENTAL DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

BAB III TINJAUAN KASUS

LAPORAN KASUS PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN PENDEKATAN DOKTER KELUARGA DI PUSKESMAS JELAMBAR 1. Edwin

Klasifikasi Gangguan Jiwa menurut PPDGJ III. Dr. Tribowo Tuahta Ginting S, SpKJ SMF Psikiatri RSUP Persahabatan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Gangguan bipolar dulunya dikenal sebagai gangguan manik

Diagnosis & Tatalaksana Gangguan Depresi & Anxietas di Layanan Kesehatan Primer Dr. Suryo Dharmono, SpKJ(K)

Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18. secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari

LAMPIRAN. Depresi. Teori Interpersonal Depresi

TANDA DAN GEJALA KLINIS PSIKIATRIK. Dr. I.A Kusuma Wardani, SpKJ Bag/ SMF Psikiatri RSUP Sanglah Denpasar

Klasifikasi Gangguan Jiwa menurut PPDGJ III Demensia Delirium

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember Paranoid, No Register

Transkripsi:

PRESENTASI KASUS KEPANITERAAN KLINIK JIWA Bi Polar Disorder Pembimbing : dr. Agnes, SpKJ Penyusun: Andrew Lukman / 07120110067 SANATORIUM DHARMAWANGSA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PELITA HARAPAN 1

I. Identitas Pasien : Nama : Tn. M Usia : 51 tahun. Agama : Islam. Tempat/tanggal lahir : Bogor, Oktober 1964. Anak ke dari : 5 dari 9 bersaudara. Pendidikan terakhir : SMA. Status : Udah menikah. Alamat : Bogor. Dokter yang merawat : dr. R.B, SpKJ. No. rekam medis : 112. 14. xx. Tanggal masuk rumah sakit : 1 Augustus 2015. Riwayat perawatan : Perawatan ke tiga. II. Riwayat Psiakiatrik Anamnesis diperoleh dari : Anamnesis secara autoanamnesis pada tanggal 12 dan 16 November 2015. A. Keluhan Utama Pasien emosi sering berubah-ubah, dan kadang pasien terlihat lemas. B. Riwayat Gangguan Sekarang Pasien datang ke Sanatorium Dharmawangsa pada tanggal 1 Augustus 2015 atas permintaan keluarga untuk dirawat dengan alasan pasien suka marah-marah ke orang di sekitarnya. Pada catatan medis pasien juga dikatakan selama di rumah pasien sering marah-marah, emosi sering berubah-ubah, dan kadang pasien terlihat lemas. Selain itu, keluarga mengeluhkan kualitas tidur pasien yang kurang. Pasien mengaku pasien dibawa ke Sanatorium Dharmawangsa dalam keadaan sadar bersama keluarganya dan mengaku ia dibawa ke Sanatorium Dharmawangsa karena sering marah-marah. Pasien mengaku sebelumnya pernah ada fase dimana ia senang berlebihan, self-esteem yang tinggi, ngobrol lebih banyak dan kebutuhan tidur berkurang. Fase senang berlibihan tersebut di ngalami pasien dalam jangka waktu 2 minggu sebelumnya. 2

Pasien menyangkal adanya keinginan untuk bunuh diri. Pasien sering kali mengurung diri, dan nafsu makan menurun. Pasien menyangkal pernah melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh orang lain dan mendengar suara-suara aneh. Pasien juga menyangkal adanya rasa cemas atau rasa takut pada suatu hal atau tempat-tempat yang ramai. Pasien jarang berkomunikasi dengan pasien-pasien lain di Sanatorium Dharmawangsa. Dalam kesehariannya, pasien hanya keluar kamar pada jam makan (dimana pasien sering kali makan sendiri), pergi ke kamar mandi dan merokok selain hal tersebut pasien hanya di dalam kamar untuk tidur karena mengantuk. Pasien merupakan orang yang tertutup sehingga pasien jarang berkomunikasi dengan orang lain. C. Riwayat Gangguan Sebelumnya 1. Riwayat Gangguan psikiatri Pasien sebelumnya pernah dirawat dua kali dengan di Sanitorium Darmawangsa pada tahun 2012 dan 2013. Pasien meminum obat dengan pengawasan dan hasilnya adanya perubahan dari sakit pasien. Tetapi karena pasien tidak ingin kontrol maka pasien kembali. 2. Riwayat Gangguan Medis Pasien sebelumnya ada riwayat cholesterol tetapi tidak di kontrol. 3. Riwayat Penggunaan zat psikoaktif (NAPZA) Pasien tidak mengkonsumsi NAPZA atau minuman beralkohol. D. Riwayat Kehidupan Pribadi 1. Riwayat Prenatal dan perinatal Pasien lahir atermn, dalam keadaan normal, selama kehamilan ibu pasien dalam keadaan sehat. Pasien lahir melalui persalinan normal dengan bantuan bidan. Berat badan saat lahir ±3.5 kg. 2. Riwayat masa kanak awal (0-3 tahun) Pasien tumbuh dan berkembang normal sesuai dengan usianya. 3. Riwayat masa kanak pertengahan (3-11 tahun) Pasien tumbuh dan berkembang normal sesuai dengan usianya. Pasien bergaul dengan teman-teman sebayanya dengan baik. 4. Riwayat masa akhir (pubertas) dan remaja Pasien dapat bersosialiasi dan berinteraksi dengan baik. 5. Riwayat masa dewasa Pasien merupakan lulusan SMA di dan tidak masuk kuliah. E.Riwayat pekerjaan 3

Pasien berkerja sebagai kariyawan. F. Riwayat Kehidupan Beragama Sebelum sakit, pasien merupakan orang yang rajin sholat tetapi semenjak sakit pasien tidak sholat. G. Riwayat Kehidupan sosial/aktivitas Sebelum dirawat di Sanatorim Dharmawangsa, pasien merupakan orang yang dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan baik. Sekarang ini, pasien tampak menjadi pendiam dan tidak mau bergaul dengan pasien lain dan perawat. Pasien sehari-hari hanya tidur di dalam kamar dan sesekali keluar kamar untuk makan, ke kamar mandi dan merokok. H. Riwayat Pelanggaran Hukum Pasien mengaku tidak pernah terlibat dalam proses pengadilan yang berkaitan dengan hukum. J. Riwayat Keluarga Pasien merupakan anak ke lima dari sembilan bersaudara dengan keadaan ekonomi yang cukup. Ayah pasien adalah wiraswasta dan ibu pasien merupakan ibu rumah tangga. Di keluarga pasien hanya pasien yang menderita penyakit seperti ini. Ayah dan ibu pasien sudah tidak ada. Ayah pasien meninggal pada tahun 1990 karena stroke, dan ibu pasien meninggal pada tahun 2010 karena sakit perut. Silsilah keluarga 4

: Laki-Laki : Perempuan : Tn. M Ayah : Nama Pekerjaan Agama Hubungan dengan pasien Ibu : Nama Pekerjaan Agama Hubungan dengan pasien : Bpk. MA : wiraswasta : islam : ayah kandung : Ny. K : Ibu rumah tangga : islam : ibu kandung K. Situasi Kehidupan Ekonomi Sekarang Pasien tinggal bersama keluarganya di rumah. Untuk keperluan sehari-hari dan obatobatan ditanggung oleh keluarga pasien. Hubungan pasien dengan keluarganya cukup baik dan koorperatif. L.Persepsi Pasien tentang Diri dan Kehidupannya Pasien merasa dirinya sering marah-marah dan dibawa ke Sanatorium Dharmawangsa agar cepat sembuh dan selama di Sanatorium Dharmawangsa pasien merasa membaik. III. Status Mental A. Deskripsi Umum 1. Penampilan Pasien tampak rapi, rambut agak sedikit berantakan, pasien menggunakan baju kaos putih dan celana pendek hitam. Pasien termasuk pasien yang menjaga kebersihan diri. Pasien memiliki tubuh yang agak gemuk dan wajah pasien sesuai dengan usianya. Pasien bersikap ramah dan kooperatif terhadap pemeriksa. Sebelum dianamnesa, pasien sedang duduk di depan kamarnya. 2. Perilaku dan aktivitas psikomotor 5

Sebelum, saat, dan sesudah wawancara pasien tenang. 3. Sikap terhadap pemeriksa Pasien kooperatif, terapi pasif terhadap pemeriksa. B. Pembicaraan Pasien berbicara spontan, lancar, jelas, dan menjawab sesuai pertanyaan pemeriksa. Pasien tidak banyak bercerita tentang dirinya. C. Mood dan Afek 1. Mood : Hipothym 2. Afek : datar 3. Gangguan Persepsi (Persepsi Panca Indra) 1. Ilusi : Tidak ditemukan 2. Halusinasi : Tidak ditemukan 3. Depersonalisasi : Tidak ditemukan 4. Derealisasi : Tidak ditemukan 5. Proses Pikir 1. Arus pikir : a. Produktivitas : Pasien hanya menjawab apa yang ditanyakan. b. Kontinuitas : tidak terganggu c. Hendaya berbahasa : tidak terganggu 2. Isi Pikir : a. Preokupasi : tidak ditemukan b. Waham :tidak di temukan c. Fobia : tidak ditemukan d. Ideas of Influence : tidak ditemukan e. Ideas of reference : tidak ditemukan f. Ideas of Broadcasting : tidak ditemukan g. Thought Insertion : tidak ditemukan h. Thought withdrawal : tidak ditemukan. 6. Sensorium dan Kognisi 1. Kesadaran : Kesadaran Neurologis : Compos Mentis 6

Kesadaran psikiatrik : tidak terganggu 2. Intelegensia : rata-rata 3. Orientasi : Waktu : tidak terganggu, pasien mengetahui hari serta tanggal saat wawancara dan mengetahui tanggal ia masuk ke Sanatorium Dharmawangsa. Tempat : tidak terganggu, pasien mengetahui bahwa ia sedang dirawat di Sanatorium Dharmawangsa. Orang : Tidak terganggu, pasien mengingat nama dokter yang merawatnya, para perawat, pasien lain, dan pemeriksa. Situasi : tidak terganggu, pasien dapat mengetahui situasi yang sedang terjadi di lingkungannya. 4. Memori : Segera : tidak terganggu, pasien dapat mengulang nama pemeriksa. Jangka pendek : tidak terganggu, pasien dapat menceritakan kegiatan yang ia lakukan kemarin beserta tempatnya, dan menu makanan kemarin Jangka menegah : tidak terganggu, pasien dapat menceritakan kegiatan yang ia lakukan beberapa bulan sebelum ia dirawat di rumah sakit. Jangka panjang : tidak terganggu, pasien dapat mengingat nama-nama dan hubungan keluarganya dengan baik. 5. Konsentrasi dan perhatian : terganggu, pasien bingung ketika hitung mundur dari 100 di kurangi 7 (100-7=95, 95-7= 89, 89-7=81). 6. Kemampuan membaca dan menulis: tidak terganggu, pasien dapat membaca dan menulis dengan baik. 7

7. Kemampuan visuospasial: terganggu o Pikiran abstrak : tidak terganggu, pasien dapat mengerti pribahasa dan ungkapan yang diajukan oleh pemeriksa. o Kemampuan menolong diri sendiri : o Tidak terganggu, dalam kesehariannya pasien dapat melakukan kegiatan sehari-sehari seperti mandi, makan, dan mengganti pakaian sendiri tanpa bantuan orang lain. 7. Pengendalian Impuls Tidak terganggu 8. Judgment dan Tilikan Derajat 5 Pasien sadar bahwa dirinya sakit tetapi tidak bisa menerapkan dalam mengatasinya 9. Taraf Dapat Dipercaya : Secara keseluruhan keterangan pasien dapat dipercaya. IV. Pemeriksaan Fisik A. Status Internus Keadaan umum : baik Kesadaran : Compos Mentis Tekanan darah : 150/80 Nadi : 82x/menit Suhu badan : tidak diperiksa Frekuensi pernapasan: 17x/menit Tinggi badan : 175cm Berat Badan : 84 kg BMI : 27.4 (overweight) Kepala : Bentuk normal, rambut pendek hitam ada uban. Mata : Sklera ikterik (-/-), konjungtiva anemisalnya (-/-) Hidung : bentuk normal, tidak ada secret. Telinga : Bentuk normal, fungsi pendengaran baik. Mulut : Kebersihan rongga mulut baik. Jantung : tidak dilakukan. Paru-Paru : tidak dilakukan. Abdomen : tidak dilakukan. Ekstremitas atas : tidak ada kelainan. Ekstremitas bawah : tidak ada kelainan. 8

B. Status Neurologik Saraf kranialis (I-XII) Rangsang meningeal Peningkatan TIK Pupil : Tidak dilakukan. : Tidak dilakukan. : Tidak dilakukan. : bulat, isokor, diameter kurang lebih 3 mm, reflex cahaya +/+ Pemeriksaan oftalmoskopik : tidak dilakukan Motorik : Tidak dilakukan Sensibilitas : baik Fungsi luhur : bahasa dan kognitif tidak terganggu Gangguan khusus lainnya : tidak ditemukan Kesan : kondisi medis secara umum dalam batas normal. V. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan laboratorium tanggal 1 Augustus 2015 Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal Hemoglobin 11.7 (L) g/dl 13 16 Jumlah leukosit 6.2 Ribu/μl 5 10 Hitung Jenis Basofil 0 % <1 Eosinofil 1 % 1 3 Batang 1 % 2 6 Segment 60 % 50-70 Limfosit 33 % 20 40 Monosit 5 % 2 8 Laju Endap Darah 20 mm/jam <15 Jumlah trombosit 190 Ribu/μl 150 400 Fungsi Hati Protein total 6.8 g/dl 6 8 Albumin 4.1 g/dl 3.5 5.0 Globulin 2.7 g/dl 2.3 3.5 SGOT SGPT SGOT 28 U/l <31 SGPT 24 U/l <31 Karbohidrat Glukosa sewaktu 127 mg/dl <180 Fungsi Ginjal Ureum 21 Mg/dl 10 50 BUN 10 Mg/dl 7 22 Creatinine 0.6 Mg/dl 0.5 1.4 Lain-lain Asam urat 4.1 Mg/dl 3.4 7 VI. Ikhtisar Penemuan Bermakna 9

Bpk. M datang atas permintaan keluarga untuk dirawat dengan alasan pasien sering marah-marah, emosi sering berubah-ubah, kadang pasien terlihat pasif, dan kualitas tidur kurang. Pasien mengaku ia sakit sering marah-marah dan pernah di rawat dua kali sebelumnya dengan alasan yang sama. Pasien mengaku sebelumnya pernah ada fase dimana ia senang berlebihan, self-esteem yang tinggi, ngobrol lebih banyak dan kebutuhan tidur berkurang. Pasien jarang terlihat berkomunikasi dengan pasien-pasien lain. Pada status mental kemampuan visuospasial terganggu. Judgment dan Tilikan pasien derajat 5. VII. Formulasi Diagnostik Aksis I : Berdasarkan Ikhtisar Penemuan Bermakna, kasus ini menurut PPDGJ-III digolongkan ke dalam Gangguan Jiwa F31.4 Bipolar afektif, dengan episode depresi tanpa gejala psikotik karena adanya gejala gangguan konsentrasi, pasien pasif, social withdrawal, tidur berlebihan dan kelihatan lemas. Tetapi pasien sebelumnya ada gejala senang berlebihan, self-esteem yang tinggi, ngobrol lebih banyak dan kebutuhan tidur berkurang. Aksis II : Tidak ada diagnosis Aksis III : Pasien ada riwayat 272.0 kolesterol Aksis IV : kehilangan kedua orangtuanya. Aksis V : Berdasarkan skala Global Assessment of Functioning (GAF), kasus ini pada saat dievaluasi mempunyai skala GAF current 61-70 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik).. GAF Highest Level Past Year (HLPY) 71 (gejala sementara dan dapat diatasi). VIII. Evaluasi Multiaksial Aksis I : F31.4 Bipolar afektif, dengan episode depresi tanpa gejala psikotik Aksis II : tidak ada diagnosis Aksis III : 272.0 Penyakit kolesterol tinggi Aksis IV : kehilangan kedua orangtuanya Aksis V : GAF current : 61-70 IX. Daftar Problem 1. Organobiologik Pasien menderita penyakit kolesterol. 2. Psikologik 10

Pasien memiliki gangguan konsentrasi, pasien pasif, social withdrawal, tidur berlebihan dan kelihatan lemas. 3. Sosial / Keluarga / Budaya Pasien kehilangan kedua orangtuanya X. Prognosis A. faktor-faktor yang mendukung ke arah prognosis baik : Pasien tidak mengalami gangguan mental organik. Pasien tidak menggunakan obat-obatan terlarang. Pasien kooperatif dengan dokter pemeriksa dan mau minum obat secara teratur saat dirawat di Sanatorium Dharmawangsa. B. Faktor-faktor yang mendukung ke arah prognosis buruk : Pasien tidak bersosialisasi Kesimpulan prognosisnya adalah dubia ad malam. XI. Terapi A. Psikofarmaka o Persidal : 2mg 2x1 tab Risperidone (antipsikotik atipikal) o Lithium karbonat 200mg 2x1 tab Frimania (Mersifarma) untuk gejala mania o Agomelatine 25mg 1x1 tab Valdoxon (antidepressant) B. Psikoterapi oedukasi keluarga : Keluarga pasien diberikan edukasi tentang pentingnya memberikan support kepada pasien. Pemberitahuan tentang keadaan dan proses pemulihan yang memerlukan waktu yang lama dan disiplin dari pasien harus diketahui oleh keluarga sehingga keluarga bisa mengambil peran dalam proses penyembuhan pasien. C. Sosioterapi o Pasien diajak untuk bergaul dengan pasien lain lebih sering, sehingga ia tidak o menyendiri. Pasien diajak untuk ikut beraktivitas bersama dengan pasien lain (bermain, menggambar, dan lain-lain) 11

D. Terapi Problem Organobiologik o Rendapid 10mg 1x1 tab (Untuk kolesterol) XII. Diskusi Kriteria diagnosis Bipolar sesuai DSM IV-TR: Bipolar: A. Terpenuhinya kriteri Episode Mania dan Episode Depresif Mayor (kecuali durasinya) hampir setiap hari dalam periode sedikitnya 1 minggu. B. Kekacauan mood ini mampu merusak fungsi pekerjaan atau aktifitas sosial dengan sesama, atau dibutuhkan awat inap utk mencegah tindakan membahayakan diri sendir atau orang lain, atau adanya gambaran psikotik. C. Gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari zat (medikasi,penyalahgunaan obat, atau terapi lainnya) atau kondisi medis umum (misalnya, hipertiroid). Bipolar I: Fase manik yang lebih signifikan dari fase depresi Bipolar II: Fase depresi berulang di sertai fase hipomanik Major Depressive Disorder A. Adanya 5 atau lebih gejala-gejala berikut yang telah berlangsung dalam 2 minggu yang sama dan menunjukan perubahan dari fungsi sebelumnya dimana salah satunya adalah mood depresif atau kehilangan minat atau rasa senang. 1. Mood depresi berlangsung sepanjang hari pada hampir setiap hari sebagaimana dikeluhkan secara subjektif (merasa sedih atau hampa) atau diamati orang lain (terlihat berlinangan airmata). 2. Kehilangan minat atau kesenangan yang nyata pada semua atu hampir semua aktifitas sepanjang hari hampir setiap hari. 3. Penurunan berat badan yang bermakna tanpa diet atau peningkatannya (perubahan berat badan lebih dari 5% sebulannya) atau adnay peningkatan atau penurunan nafsu makan. 4. Insomnia atau hipersomnia pada hampir setiap harinya. 5. Agitasi atau retardasi psikomotor pada hampir tiap hari (yang dapat diamati orang lain bukan hanya perasaan subjektif restlessness atau lamban). 12

6. Fatigue atau kehilangan tenaga pada hampir setiap harinya. 7. perasaan tidak berharga atau rasa bersalah berlebihan atau inappropriate pada hampir setiap harinya. (bukan hanya menyesali atau merasa berbeban degan keadaanya). 8. Kehilangan kemampuan berpikir atau berkonsentrasi atau membuat keputusan pada hampir setiap harinya (sebagaimana yang dirasakan atau diamati orang lain). 9. pikiran berulang tentang kematian ( bukan hanya perasaan takut mati), bunuh diri tanpa perencanaan atau usaha bunuh diri atau adanya rencana spesifik mengakhiri hidup. B. Gejala tidak memenuhi kriteri episode campuran. C. Gejala menyebabkab penderitaaan yang bermakna klinis atau hambatan sosial, pekerjaan atau area penting kehidupan lainnya. E.Gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari zat (medikasi,penyalahgunaan obat) atau kondisi medis umum (misalnyaalnya hipotiroid) F. Gejala-gejala tidak termasuk: keadaan dukacita (misalnyaalnya. kematian seseorang yang dicintai), atau menetap lebih dari 2 bulan, atau dikarakterisir oleh gangguan fungsional yan nyata, preokupasi ttg pikiran tdk berharga,ide bunuh diri, gejala-gejala psikotik atau retardasi psikomotor. Episode Manic A. Adanya periode nyata dari mood elevasi,expansif atau irritable yang abnormal dan menetap sedikitnya 1 minggu ( atau lebih singkat dimana harus rawat inap). B. Selama periode kekacauan mood diatas terdapat 3 gejala menetap (atau lebih atau 4 jika moodnya hanya irritable) dan pada derajat yang bermakna dari: a) rasa harga diri meningkat atau kebesaran. b) kebutuhan tidur berkurang (misalnya. merasa telah berisitirahat walaupun hanya tidur 3 jam). c) lebih aktif bicara dari biasanya atau dorongan kuat bicara terus-menerus. d) lompat gagasan atau pikiran dirasakan seperti berpacu. e) disatraktibilitas ( perhatian terlalu mudah berpindah ke stimuli external yang tidak penting atau berkaitan). f) peningkatan intensitas aktifitas yang bertujuan (apakah disekolah, tempat kerja, lingkungan sosial, atau aktifitas sexual) atau agitasi psikomotor. g) keterlibatan berlebihab dlm aktifitas yang menyenangkan dimana berpotensi menimbulkan konsekuensi yang menyakitkan (misalnya. kesenangan tak tertahankan utk berbelanja, perilaku sexual yang takabur, atau penanaman modal tanpa perhitungan) 13

C. Gejala-gejala diatas tidak memenuhi kriteri episode campuran. D. Kekacauan mood ini mampu merusak fungsi pekerjaan atau aktifitas sosial dengan sesama, atau dibutuhkan awat inap utk mencegah tindakan membahayakan diri sendir atau orang lain, atau adanya gambaran psikotik. E. Gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari zat (medikasi,penyalahgunaan obat, atau terapi lainnya) atau kondisi medis umum (misalnya, hipertiroid). Episode Hipomanik A. Adanya periode nyata dari mood elevasi, expansif atau irritable yang abnormal dan menetap sedikitnya 4 hari yang mana jelas berbeda dengan mood non-depresi lazimnya. B. Selama periode kekacauan mood diatas terdapat 3 gejala memnetap (atau lebih atau 4 jika moodnya hanya irritable) dan pada derajat yang bermakna dari: 1. rasa harga diri meningkat atau kebesaran. 2. kebutuhan tidur berkurang (misalnya. merasa telah berisitirahat walaupun hanya tidur 3 jam). 3. lebih aktif bicara dari biasanya atau dorongan kuat bicara terus-menerus. 4. lompat gagasan atau pikiran dirasakan seperti berpacu. 5. disatraktibilitas (perhatian terlalu mudah berpindah ke stimuli external yang tidak penting atau berkaitan). 6. peningkatan intensitas aktifitas yang bertujuan (apakah disekolah, tempat kerja, lingkungan sosial, atau aktifitas sexual) atau agitasi psikomotor. 7. keterlibatan berlebihab dlm aktifitas yang menyenangkan dimana berpotensi menimbulkan konsekuensi yang menyakitkan (misalnya. kesenangan tak tertahankan utk berbelanja, perilaku sexual yang takabur, atau penanaman modal bisnis tanpa perhitungan) C. Episode dimaksud berhubungan dengan nyatanya perubahan fungsi yang tidak sesuai dengan ketika tidak adanya gejala. D. Gangguan mood dan perubahan fungsi diatas dapat diamati sesama. E. Episodenya tidak cukup kuat merusak fungsi pekerjaan atau aktifitas sosial dengan sesama, atau dibutuhkan awat inap, atau adanya gambaran psikotik. F. Gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari zat (medikasi,penyalahgunaan obat, atau terapi lainnya) atau kondisi medis umum (mis, hipertiroid). Cyclothymia A. Sering munculnya periode gejala hipomania dan depresi yang tidak memnuhi kriteria episode depresi mayor sedikitnya selama 2 tahun. 14

B. Selama periode 2 tahun diatas, dan tidak pernah bebas dari gejala kriteria A lebihdari 2 bulan. C. Tidak pernah ada episode depresi mayor, mania, atau campuran pada 2 tahun pertama gangguan. D. Gejala kriteria A tidak dapat digolongkan sebagai skizoafektif dan bertumpang tindih dgn ggn skizofrenia, skizofreniform, waham atau psikotik tak tertentukan. E. Gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari zat (medikasi, penyalahgunaan obat) atau kondisi medis umum F. Gejala diatas menyebabkan penderitaan dan hambatan bermakna klinis dlm fungsi sosial, pekerjaan atau area fungsional penting lainnya Diagnosis penyakit pasien ini adalah Bipolar I. Hal-hal yang mendukung kearah diagnosis pada pasien ini adalah gangguan konsentrasi, pasien pasif, social withdrawal, tidur berlebihan dan kelihatan lemas. Tetapi pasien sebelumnya ada gejala senang berlebihan, self-esteem yang tinggi, ngobrol lebih banyak dan kebutuhan tidur berkurang (dalam periode 2 minggu). Pasien memenuhi kriteria Bipolar I karena ada gejala gangguan konsentrasi, pasien pasif, social withdrawal, tidur berlebihan dan kelihatan lemas dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan (3 tahun). Tetapi pasien ada riwayat fase manik dimana ia ada gejala senang berlebihan, self-esteem yang tinggi, ngobrol lebih banyak dan kebutuhan tidur berkurang dalam jangka waktu 2 minggu. Pada pasien ini dipilih diagnosis banding Bipolar II karena pada pasien ini ditemukan adanya gangguan konsentrasi, pasien pasif, social withdrawal, tidur berlebihan dan kelihatan lemas dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan (3 tahun). Dengan fase manik dimana pasien senang berlebihan, self-esteem yang tinggi, ngobrol lebih banyak dan kebutuhan tidur berkurang dalam jangka waktu 2 minggu. Karena jangka waktu 2 minggu Bipolar II bisa di singkirkan. Pada pasien ini dipilih diagnosis banding Cyclothymia karena ditemukannya gangguan konsentrasi, pasien pasif, social withdrawal, tidur berlebihan dan kelihatan lemas dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan (3 tahun). Yaitu munculnya periode gejala hipomania dan depresi yang tidak memnuhi kriteria episode depresi mayor sedikitnya 15

selama 2 tahun. Tetapi pasien sudah ngalami fase Major Depressive Disorder dan fase manik dalam 2 tahun awal gejalanya, jadi diagnosis Cyclothymia bisa di singkirkan. XIII. Tindak Lanjut (Follow Up) Subjektif : pasien tidak memiliki keluhan Objektif : social withdrawal, sering tidur, lemas Assessmen : Fase depresi Perencanaan : obat-obatan anidepresant, mood stabilizer 16