dokumen-dokumen yang mirip
B. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga

DIAGNOSA DAN RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Mei Vita Cahya Ningsih, S.Kep.,Ns.

Konsep Keluarga. Firdawsyi Nuzula, S.Kp Prodi DIII Keperawatan

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DI KELUARGA

BAB II TINJAUAN TEORI. (dalam Setiadi, 2008).Menurut Friedman (2010) keluarga adalah. yang mana antara yang satu dengan yang lain

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam

KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA DEFINISI KELUARGA

Format Pengkajian Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Pasangan Baru Menikah

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN KELUARGA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah dan ikatan adopsi yang

3. Tanda (S) adalah data subjektif & objektif yang diperoleh dari keluarga secara langsung atau tidak yang mendukung masalah dan penyebab.

DIAGNO DIAG SA NO KEPERAW SA ATAN KEPERAW KELUARGA KELUARG 19/10/2015 1

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA

Metodologi Asuhan Keperawatan

A. Definisi Keluarga Kelurga dapat dipandang sebagai tempat pemenuhan kebutuhan biologis bagi para anggotanya. Dari sudut psikologis keluarga adalah

Asuhan Kebidanan Komunitas I. Mata Kuliah DODIET ADITYA SETYAWAN NIP

BUKU PANDUAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KELUARGA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PENDAHULUAN KELUARGA BINAAN PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN KELUARGA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS RIAU

ASKEP KELUARGA TAHAP LANSIA. RETNO INDARWATI TIM KEPERAWATAN GERONTIK PSIK FKp UNAIR

BAB II KONSEP DASAR. A. Keluarga. Banyak ahli mendefinisikan tentang keluarga sesuai dengan

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KELUARGA TN. S

(Family therapy perspective) 1. Keluarga antara 2. Terbentuknya keluarga baru perkawinan (baru

Asuhan Keperawatan Keluarga pada Lansia Post Operasi Kanker Serviks. (Reproduksi dan Seksualitas) b. Alamat dan telepon : Jalan Pemuda No.

MANAJEMEN SUMBER DAYA KELUARGADALAM LINGKARAN HIDUP KELUARGA. Oleh: As-as Setiawati

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proses penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan

5. Menggambarkan hubungan implementasi perawat terhadap respon pasien dengan masalahnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Departemen Kesehatan (1988, dalam Effendy 1998)

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif,

Perilaku Kesehatan Individu dan Keluarga

BAB III RESUME KEPERAWATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dukungan keluarga menurut Friedman (2010) adalah sikap, tindakan penerimaan

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB III TINJAUAN KASUS. b. Usia : 51 tahun. d. Pekerjaan KK : Buruh lepas (sablonan) e. Alamat : Sambiroto 11 RT 05 RW 07

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA IBU S DI DUSUN SUMBER BENTONG DESA KARANG CEMPAKA DENGAN DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANAK PRASEKOLAH DENGAN GANGGUAN TUMBUH KEMBANG

TINJAUAN KASUS. 1. Nama kepala keluarga (KK) : Tn. S. 2. Usia : 43 tahun. 4. Pekerjaan : Buruh Pabrik ( LIK )

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup sendiri tanpa berhubungan dengan lingkungannya atau dengan

KONSEP IBU. yang sudah bersuami/panggilan yang takzim kepada wanita (Kamus Bahasa. Apabila ibu memamahami dan ingin melaksanakan tugas serta

BAB. I PENDAHULUAN. 1.2 Tujuan A. Tujuan Umum :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ferry Effendi (2009) yang dikutip dari Duval dan Logan.

BAB I PENDAHULUAN. mengadaptasikan keinginan-keinginan dengan kenyataan-kenyataan yang

BAB I PENDAHULUAN. psikososial anggota keluarga dan mentransmisikan tuntutan dan nilai-nilai. dari masyarakat (Friedman,1998).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan gizi tetapi juga masalah perlakuan seksual terhadap anak (sexual abuse),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ASKEP KELUARGA BARU MENIKAH

PENGERTIAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN adalah tugas - tugas yang harus dilakukan oleh seseorang dalam masa-masa tertentu sesuai dengan norma-norma masyar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STRATEGI COPING IBU DALAM MENJALANI PERAN SEBAGAI ORANG TUA TUNGGAL SKRIPSI

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL KEPUTUSASAAN DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan hasrat seksual, dan menjadi lebih matang. Pernikahan juga

BAB I PENDAHULUAN. diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diagnosa menderita kanker leher rahim (Groom,2007). Kanker leher rahim ini menduduki

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Individu pada hakikatnya selalu mengalami proses pertumbuhan dan

BAB III RESUME KASUS KEPERAWATAN. Pengkajian awal dilakukan pada hari senin, tanggal

KONSEP DIRI OIeh: Purwanta, S.Kp., M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TEORISTIS

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS (CMHN)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan kesehatan masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan menjadi tempat yang penting dalam perkembangan hidup seorang manusia.

TINJAUAN PUSTAKA Kesiapan menikah

BAB I PENDAHULUAN. parkawinan akan terbentuk masyarakat kecil yang bernama rumah tangga. Di

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ANXIETAS DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

KELUARGA SEBAGAI UNIT PELAYANAN KESEHATAN. Dr. H. Fahrurazi, M. Kes

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PROSES KEPERAWATAN KELUARGA. SITI ZAHARA NASUTION, S.Kp. Fakultas Kedokteran Program Studi Keperawatan Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PUSKESMAS TULUNGAGUNG DENGAN KASUS HIPERTENSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tujuan yang ingin dicapai oleh anak dapat terwujud. Motivasi anak dalam meraih

BAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN oleh: Dr. Lismadiana,M.Pd

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku

Gambaran Dukungan Keluarga dalam Meningkatkan Kesehatan Anggota Keluarganya di Wilayah Kabupaten Pekalongan

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress) di dalam satu atau lebih. fungsi yang penting dari manusia (Komarudin, 2009).

MASA DEWASA Dewasa Awal ( tahun ) Dewasa Madya ( tahun ) Dewasa Akhir ( di atas 60 tahun )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga memiliki tanggung jawab terbesar dalam pengaturan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Menikah dan kuliah sama pentingnya, secara sederhana bisa digambarkan,

4. PENGKAJIAN 1) DATA UMUM Nama kepala keluarga Alamat kepala keluarga Pekerjaan kepala keluarga Pendidikan kepala keluarga Genogram

Bab 1. Pendahuluan. Ketika anak tumbuh didalam keluarga yang harmonis, ada satu perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam membangun hidup berumah tangga perjalanannya pasti akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpasang-pasangan. Allah SWT telah menentukan dan memilih jodoh untuk

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN RESIKO BUNUH DIRI DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

Transkripsi:

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Ditulis pada Kamis, 24 Maret 2016 02:38 WIB oleh damian dalam katergori Keluarga tag Laporan pendahuluan, keluarga http://fales.co/blog/laporan-pendahuluan-asuhan-keperawatan-keluarga.html 1. Pengertian Keluarga           Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama melalui ikatan perkawinan dan kedekatan emosi yang masing-masing mengidentifikasi diri sebagai bagian dari keluarga (Ekasari, 2000). Menurut Duval, 1997 (dalam Supartini, 2004) mengemukakan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial setiap anggota. Bailon, 1978 (dalam Achjar, 2010) berpendapat bahwa keluarga sebagai dua atau lebih individu yang berhubungan karena hubungan darah, ikatan perkawinan atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dalam peranannya dan menciptakan serta mempertahankan budaya. Keluarga adalah suatu sistem sosial yang dapat menggambarkan adanya jaringan kerja dari orang-orang yang secara regular berinteraksi satu sama lain yang ditunjukkan oleh adanya hubungan yang saling tergantung dan mempengaruhi dalam rangka mencapai tujuan (Leininger, 1976). Jadi dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, hubungan darah, hidup dalam satu rumah tangga, memiliki kedekatan emosional, dan berinteraksi satu sama lain yang saling ketergantungan untuk menciptakan atau mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial setiap anggota dalam rangka mencapai tujuan bersama. 1. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga           Tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga menurut Duval 1985 dan Friedman 1998, ada 8 tahap tumbuh kembang keluarga, yaitu : 1. Tahap I    : Keluarga Pemula Keluarga pemula merujuk pada pasangan menikah/tahap pernikahan. Tugas perkembangan keluarga saat ini adalah membangun perkawinan yang saling memuaskan, menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis, merencanakan keluarga berencana. 1. Tahap II  : Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi sampai umur 30 bulan) Tugas perkembangan keluarga pada tahap II, yaitu membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit, mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran orang tua kakek dan nenek dan mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar masing-masing pasangan. 1. Tahap III  : Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berumur 2-6 tahun) Tugas perkembangan keluarga pada tahap III, yaitu memenuhi kebutuhan anggota keluarga, mensosialisasikan anak, mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak yang lainnya, mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga dan luar keluarga, menanamkan nilai dan norma kehidupan, mulai mengenalkan kultur keluarga, menanamkan keyakinan beragama, memenuhi kebutuhan bermain anak.

1. Tahap IVÂ Â : Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua usia 6-13 tahun)

Tugas perkembangan keluarga tahap IV, yaitu mensosialisasikan anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya, mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga, membiasakan belajar teratur, memperhatikan anak saat menyelesaikan tugas sekolah. 1. Tahap VÂ Â : Keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13-20 tahun) Tugas perkembangan keluarga pada tahap V, yaitu menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan mandiri, memfokuskan kembali hubungan perkawinan, berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak, memberikan perhatian, memberikan kebebasan dalam batasan tanggung jawab, mempertahankan komunikasi terbuka dua arah. 1. Tahap VIÂ Â : Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak pertama sampai anak terakhir yang meninggalkan rumah) Tahap ini adalah tahap keluarga melepas anak dewasa muda dengan tugas perkembangan keluarga antara lain : memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang didapat dari hasil pernikahan anak-anaknya, melanjutkan untuk memperbaharui dan menyelesaikan kembali hubungan perkawinan, membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami dan istri. 1. Tahap VII : Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan atau pensiunan) Tahap keluarga pertengahan dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini juga dimulai ketika orang tua memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir pada saat pasangan pensiun. Tugas perkembangannya adalah menyediakan lingkungan yang sehat, mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arah dengan lansia dan anak-anak, memperoleh hubungna perkawinan yang kokoh. 1. Tahap VIIIÂ Â Â Â Â Â Â Â Â Â : Keluarga dalam tahap pensiunan dan lansia Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun terutama berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan lain meninggal. Tugas perkembangan keluarga adalah mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan, menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun, mempertahankan hubungan perkawinan, menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan dan mempertahankan ikatan keluarga antara generasi. 1. Tipe Keluarga 2. Menurut Maclin, 1988 (dalam Achjar, 2010) pembagian tipe keluarga, yaitu : 3. Keluarga Tradisional 1)Â Â Â Â Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak yang hidup dalam rumah tangga yang sama. 2)Â Â Â Â Keluarga dengan orang tua tunggal yaitu keluarga yang hanya dengan satu orang yang mengepalai akibat dari perceraian, pisah, atau ditinggalkan. 3)Â Â Â Â Pasangan inti hanya terdiri dari suami dan istri saja, tanpa anak atau tidak ada anak yang tinggal bersama mereka. 4)Â Â Â Â Bujang dewasa yang tinggal sendiri 5)Â Â Â Â Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami sebagai pencari nafkah, istri tinggal di rumah dengan anak sudah kawin atau bekerja. 6)Â Â Â Â Jaringan keluarga besar, terdiri dari dua keluarga inti atau lebih atau anggota yang tidak menikah hidup berdekatan dalam daerah geografis.

1. Keluarga non tradisional 2. Keluarga dengan orang tua yang mempunyai anak tetapi tidak menikah (biasanya terdiri dari ibu dan anaknya). 3. Pasangan suami istri yang tidak menikah dan telah mempunyai anak

4.    Keluarga gay/ lesbian adalah pasangan yang berjenis kelamin sama hidup bersama sebagai pasangan yang menikah 5. Keluarga kemuni adalah rumah tangga yang terdiri dari lebih satu pasangan monogamy dengan anak-anak, secara bersama menggunakan fasilitas, sumber dan mempunyai pengalaman yang sama. 6. Menurut Allender dan Spradley (2001) 7. Keluarga tradisional 1)    Keluarga Inti (Nuclear Family) yaitu keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan anak kandung atau anak angkat 2)    Keluarga besar (extended family) yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya kakek, nenek, paman, dan bibi 3)    Keluarga dyad yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak 4)    Single parent yaitu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak kandung atau anak angkat, yang disebabkan karena perceraian atau kematian. 5)    Single adult yaitu rumah tangga yang hanya terdiri dariseorang dewasa saja 6)    Keluarga usia lanjut yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri yang berusia lanjut. 1. Keluarga non tradisional 1)    Commune family yaitu lebih dari satu keluarga tanpa pertalian darah hidup serumah 2)    Orang tua (ayah/ ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup bersama dalam satu rumah 3)    Homoseksual yaitu dua individu yang sejenis kelamin hidup bersama dalam satu rumah tangga 1. Menurut Carter dan Mc Goldrick (1988) dalam Setiawan dan Darmawan (2005) 2. Keluarga berantai (sereal family) yaitu keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti. 3. Keluarga berkomposisi yaitu keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama-sama. 4. Keluarga kabitas yaitu keluarga yang terbentuk tanpa pernikahan 5. Fungsi Keluarga           Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarganya : Fungsi keluarga menurut Friedman (1998) dalam Setiawati dan Darmawan (2005), yaitu:  1. Fungsi afektif Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan pemeliharaan kepribadian anggota keluarga. 1. Fungsi sosialisasi Fungsi sosialisasi bercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi pada anak, membentuk nilai dan norma yang diyakini anak, memberikan batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak, meneruskan nilai-nilai budaya anak.

1. Fungsi perawatan kesehatan Fungsi perawatan kesehatan keluarga merupakan fungsi keluarga dalam melindungi keamanan dan kesehatan seluruh anggota keluarga serta menjamin pemenuhan kebutuhan perkembangan fisik, mental, dan spiritual, dengan cara memelihara dan merawat anggota keluarga serta mengenali kondisi sakit tiap anggota keluarga. 1. Fungsi ekonomi Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang, pangan, dan papan, dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber daya keluarga. 1. Fungsi biologis Fungsi biologis bukan hanya ditujukan untuk meneruskn keturunan tetapi untuk memelihara dan membesarkan anak untuk kelanjutan generasi selanjutnya. 1. Fungsi psikologis Fungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih saying dan rasa aman/ memberikan perhatian diantara anggota keluarga, membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga dan memberikan identitas keluarga. 1. Fungsi pendidikan Fungsi pendidikan diberikan keluarga dalam rangka memberikan pengetahuan, keterampilan membentuk perilaku anak, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa mendidik anak sesuai dengan tingkatan perkembangannya. 1. Tugas Keluarga Tugas keluarga merupakan pengumpulan data yang berkaitan dengan ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan. Asuhan keperawatan keluarga mencantumkan lima tugas keluarga sebagai paparan etiologi/ penyebab masalah dan biasanya dikaji pada saat penjajagan tahap II bila ditemui data malaadapti pada keluarga. Lima tugas keluarga yang diaksud adalah: 1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, termasuk bagaimana persepsi keluarga terhadap tingkat keparahan penyakit, pengertian, tanda dan gejala, factor penyebab dan persepsi keluarga terhadap masalah yang dialami keluarga. 2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, termasuk sejauh mana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah, bagaimana masalah dirasakan keluarga, bagaimana keluarga menanggapi masalah yang dihadapi, adakah rasa takut terhadap akibat atau adakah sifat negative dari keluarga terhadap masalah kesehatan, bagaimana system pengambilan keputusan yag dilakukan keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit. 3. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, seperti bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakitnya, sifat, dan perkembangan perawatan yang diperlukan, sumber-sumber yang ada dalam keluarga serta sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit. 4. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan seperti pentingnya hygiene sanitasi bagi keluarga, upaya pencegahan penyakit yang dilakukan keluarga. Upaya pemeliharaan lingkungan yang dilakukan keluarga, kekompakan anggota keluarga dalam menata lingkungan dalam dan lingkungan luar rumah yang berdampak terhadap kesehatan keluarga. 5. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan, seperti kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan, keberadaan fasilitas kesehatan yang ada, keuntungan keluarga terhadap penggunaan fasilitas kesehatan, apakah pelayanan kesehatan terjangkau oleh keluarga, adakah pengalaman yang kurang baik yang dipersepsikan keluarga. 6. Teori Asuhan Keperawatan Keluarga 7. Pengkajian Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk mengukur keadaan klien (keluarga) dengan menangani norma-norma kesehatan keluarga maupun sosial, yang merupakan system terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk mengatasinya. (Effendy, 1998) Pengumpulan data dalam pengkajian dilakukan dengan wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi. Pengkajian asuhan keperawatan keluarga menurut teori/model Family Centre Nursing

Friedman (1988), meliputi 7 komponen pengkajian yaitu : 1. Data Umum 1)Â Â Â Â Identitas kepala keluarga 2)Â Â Â Â Komposisi anggota keluarga 3)Â Â Â Â Genogram 4)Â Â Â Â Tipe keluarga 5)Â Â Â Â Suku bangsa 6) Â Â Â Â Â Agama 7)Â Â Â Â Status sosial ekonomi keluarga 1. Aktifitas rekreasi keluarga 1)Â Â Â Â Riwayat dan tahap perkembangan keluarga 2)Â Â Â Â Tahap perkembangan keluarga saat ini 3)Â Â Â Â Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi 4)Â Â Â Â Riwayat keluarga inti 5)Â Â Â Â Riwayat keluarga sebelumnya 1. Lingkungan 1)Â Â Â Â Karakteristik rumah 2)Â Â Â Â Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal 3)Â Â Â Â Mobilitas geografis keluarga 4)Â Â Â Â Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat 5) Â Â Â System pendukung keluarga 1. Struktur keluarga 1)Â Â Â Â Pola komunikasi keluarga 2)Â Â Â Â Struktur kekuatan keluarga

4)Â Â Â Â Nilai dan norma keluarga 1. Fungsi keluarga 1)Â Â Â Â Fungsi afektif 2)Â Â Â Fungsi sosialisasi 3)Â Â Â Â Fungsi perawatan kesehatan 1. Stress dan koping keluarga 1)Â Â Â Â Stressor jangka panjang dan stressor jangka pendek serta kekuatan keluarga 2)Â Â Â Â Respon keluarga terhadap stress 3)Â Â Â Â Strategi koping yang digunakan 4)Â Â Â Â Strategi adaptasi yang disfungsional 1. Pemeriksaan fisik 1)Â Â Â Â Tanggal pemeriksaan fisik dilakukan 2)Â Â Â Â Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota keluarga 3)Â Â Â Â Aspek pemeriksaan fisik mulai dari vital sign, rambut, kepala, mata, mulut, THT, leher, thoraks, abdomen, ekstremitas atas dan bawah, system genetalia 4)Â Â Â Â Kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik 1. Harapan keluarga 1)Â Â Â Â Terhadap masalah kesehatan keluarga 2)Â Â Â Â Terhadap petugas kesehatan yang ada Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan saat pengkajian menurut Supraji (2004) yaitu: 1. Membina hubungan baik Dalam membina hubungan yang baik, hal yang perlu dilakukan antara lain, perawat memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah tamah, menjelaskan tujuan kunjungan, meyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di keluarga, menjelaskan luas kesanggupan bantuan perawat yang dapat dilakukan, menjelaskan kepada keluarga siapa tim kesehatan lain yang ada di keluarga.

1. Pengkajian awal

Pengkajian ini terfokus sesuai data yang diperoleh dari unit pelayanan kesehatan yang dilakukan. Â 1. Pengkajian lanjutan (tahap kedua) Pengkajian lanjutan adalah tahap pengkajian untuk memperoleh data y6ang lebih lengkap sesuai masalah kesehatan keluarga yang berorientasi pada pengkajian awal. Disini perawat perlu mengungkapkan keadaan keluarga hingga penyebab dari masalah kesehatan yang penting dan paling dasar. 2Â Â Â Â Â Â Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggunakan dan menggambarkan respons manuasia. Dimana keadaan sehat atau perubahan pola interaksi potensial/actual dari individu atau kelompok dimana perawat dapat menyusun intervensi-intervensi definitive untuk mempertahankan status kesehatan atau untuk mencegah perubahan (Carpenito, 2000). Untuk menegakkan diagnosa dilakukan 2 hal, yaitu: 1. Anallisa data Mengelompokkan data subjektif dan objektif, kemudian dibandingkan dengan standar normal sehingga didapatkan masalah keperawatan. 1. Â Â Â Â Â Perumusan diagnosa keperawatan Komponen rumusan diagnosa keperawatan meliputi: 1)Â Â Â Â Masalah (problem) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota keluarga. 2)Â Â Â Â Penyebab (etiologi) adalah kumpulan data subjektif dan objektif. 3)Â Â Â Â Tanda (sign) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau tidak langsung atau tidak yang emndukung masalah dan penyebab. Dalam penyusunan masalah kesehatan dalam perawatan keluarga mengacu pada tipologi diagnosis keperawatan keluarga yang dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu: 1)Â Â Â Â Diagnosa sehat/wellness/potensial Yaitu keadaan sejahtera dari keluarga ketika telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat digunakan. Perumusan diagnosa potensial ini hanya terdiri dari komponen Problem (P) saja dan sign /symptom (S) tanpa etiologi (E). 2)Â Â Â Â Diagnosa ancaman/risiko Yaitu masalah keperawatan yang belum terjadi. Diagnosa ini dapat menjadi masalah actual bila tidak segera ditanggulangi. Perumusan diagnosa risiko ini terdiri dari komponen problem (P), etiologi (E), sign/symptom (S). 3)Â Â Â Â Diagnosa nyata/actual/gangguan Yaitu masalah keperawatan yang sedang dijalani oleh keluarga dan memerlukn bantuan dengan cepat.

Perumusan diagnosa actual terdiri dari problem (P), etiologi (E), dan sign/symptom (S). Perumusan problem (P) merupakan respons terhadap gangguan pemenuhan kebutuhan dasar. Sedangkan etiologi mengacu pada 5 tugas keluarga. Dalam Friedman (!998) diagnosa-diagnosa keperawatan pilihan NANDA yang cocok untuk praktek keperawatan keluarga seperti tabel dibawah ini: Kategori Diagnosa NANDA Diagnosa Keperawatan Persepsi kesehatan-pola manajemen kesehatan Manajemen kesehatan yang dapat di ubah Perilaku mencari sehat Kognitif-pola latihan Kerusakan penatalaksanaan lingkungan rumah Kurang pengetahuan Peran-pola persepsi Konflik keputusan Berduka antisipasi Berduka disfungsional Konflik peran orang tua isolasi social Perubahan dalam proses keluarga Peran-pola hubungan Perubahan penampilan peran Risiko perubahan dalam menjadi orang tua Perubahan menjadi orang tua Risiko terhadap kekerasan Koping keluarga potensial terhadap pertumbuhan Koping pola â pola toleransi terhadap stress Koping keluarga tidak efektif : menurun Koping keluarga tidak efektif : kecacatan Â

1. Perencanaan

          Perencanaan adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk dilaporkan dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi (Efendy,1998).           Penyusunan rencana perawatan dilakukan dalam 2 tahap yaitu pemenuhan skala prioritas dan rencana perawatan (Suprajitmo, 2004). 1. Skala prioritas Prioritas didasarkan pada diagnosis keperawatan yang mempunyai skor tinggi dan disusun berurutan sampai yang mempunyai skor terendah. Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga harus didasarkan beberapa criteria sebagai berikut : 1. Sifat masalah (actual, risiko, potensial) 2. Kemungkinan masalah dapat diubah 3. Potensi masalah untuk dicegah 4. Menonjolnya masalah  Skoring dilakukan bila perawat merumuskan diagnosa keperawatan telah dari satu proses skoring menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh Bailon dan Maglay (1978) dalam Effendy (1998). Kriteria                Bobot                Skor Sifat masalah                1                Aktual        = 3 Risiko        = 2 Potensial    = 1 Kemungkinan masalah untuk dipecahkan                2                Mudah        = 2 Sebagian    = 1 Tidak dapat = 0

Potensi masalah untuk dicegah                1                Tinggi        = 3 Cukup        = 2 Rendah      = 1 Menonjolnya masalah                1                Segera diatasi = 2 Tidak segera diatasi = 1 Tidak dirasakan adanya masalah = 0  Proses scoring dilakukan untuk setiap diagnosa keperawatan : Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikaitkan dengan bobot Jumlahkan skor untuk semua criteria Skor tertinggi berarti prioritas (skor tertinggi 5) 1. Rencana Langkah pertama yang dilakukan adalah merumuskan tujuan keperawatan. Tujuan dirumuskan untuk mengetahui atau mengatasi serta meminimalkan stressor dan intervensi dirancang berdasarkan tiga tingkat pencegahan. Pencegahan primer untuk memperkuat garis pertahanan fleksibel, pencegahan sekunder untuk memperkuat garis pertahanan sekunder, dan pencegahan tersier untuk memperkuat garis pertahanan tersier (Anderson & Fallune, 2000). Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka panjang mengacu pada bagaimana mengatasi problem/masalah (P) di keluarga. Sedangkan penetapan tujuan jangka pendek mengacu pada bagaimana mengatasi etiologi yang berorientasi pada lima tugas keluarga. Adapun bentuk tindakan yang akan dilakukan dalam intervensi nantinya adalah sebagai berikut :

1. Menggali tingkat pengetahuan atau pemahaman keluarga mengenai masalah 2. Mendiskusikan dengan keluarga mengenai hal-hal yang belum diketahui dan meluruskan mengenai intervensi/interpretasi yang salah. 3. Memberikan penyuluhan atau menjelaskan dengan keluarga tentang faktor-faktor penyebab, tanda dan gejala, cara menangani, cara perawatan, cara mendapatkan pelayanan kesehatan dan pentingnya pengobatan secara teratur. 4. Memotivasi keluarga untuk melakukan hal-hal positif untuk kesehatan.

5. Memberikan pujian dan penguatan kepada keluarga atas apa yang telah diketahui dan apa yang telah dilaksanakan. 6. Pelaksanaan Pelaksanaan dilaksanakan berdasarkan pada rencana yang telah disusun. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga yaitu :  1. Sumber daya keluarga 2. Tingkat pendidikan keluarga 3. Adat istiadat yang berlaku 4. Respon dan penerimaan keluarga 5.    Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga.  1. Evaluasi  Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil implementasi dengan criteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Kerangka kerja valuasi sudah terkandung dalam rencana perawatan jika secara jelas telah digambarkan tujuan perilaku yang spesifik maka hal ini dapat berfungsi sebagai criteria evaluasi bagi tingkat aktivitas yang telah dicapai (Friedman,1998) Evaluasi disusun mnggunakan SOAP dimana : S : ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subyektif oleh keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan. O : keadaan obyektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan pengamatan yang obyektif. A : merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon subyektif dan obyektif. P : perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis (Suprajitno,2004) DAFTAR PUSTAKA Achjar, K.A.2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Sagung Seto Allender, JA & Spradley, B. W. 2001. Community as Partner, Theory and Practice Nursing. Philadelpia : Lippincott Anderson.E.T & Mc.Farlane.J.M.2000.Community Health and Nursing, Concept and Practice. Lippincott : California Carpenitti, L. J. 2000. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta :EGC Effendy,N.1998.Dasar-dasar keperawatan Kesehatan Masyarakat.Jakarta :EGC Friedman,M.M.1998.Family Nursing Research Theory and Practice,4th Edition.Connecticut : Aplenton Iqbal,Wahit dkk.2005.ilmu Keerawatan Komunitas 2 Teori dan Aplikasi dalam Praktek Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik, Keluarga.Jakarta : EGC

Suprajitno.2004.Asuhan Keprawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktek.Jakarta :EGC Wright dan Leakey.1984.Penderita Obesitas.Jakarta : PT Pustaka Raya